Batavia merupakan nama Latin dari tanah Batavia pada zaman kekaisaran Romawi. Tanah
Batavia didiami oleh suku Jermanik yang bermukim di tepi Sungai Rhein. Para ahli sejarah
memperkirakan suku tersebut mendiami kota Nijmegen, Belanda.
Belanda begitu mengagungkan nenek moyangnya yang merupakan keturunan suku Batavia.
Hingga Belanda merasa perlu mengabadikan kebesaran nama Batavia di setiap tanah jajahannya,
termasuk Jakarta Indonesia.
Nama Batavia dipakai sejak sekitar tahun 1621 sampai tahun 1942, ketika Hindia Belanda jatuh
ke tangan Jepang. Sebagai bagian dari de-Nederlandisasi, nama kota diganti menjadi Jakarta.
foto:
istimewa
Tak hanya di Jakarta, Belanda juga menamai koloninya di Suriname dan New York Amerika
Serikat.
Penggunaan kata Betawi sebagai suatu suku asli yang mendiami kota Jakarta, mulai populer
setelah berdirinya Perkoempoelan Kaoem Betawi yang lahir pada tahun 1923. Sehingga
dianggap kata Betawi berasal dari kata Batavia yang merupakan pemberian Belanda. Padahal
bukan!
Tumbuhan guling Betawi atau cassia glauca, famili papilionaceae yang merupakan jenis tanaman
perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta kokoh. Dahulu kala jenis batang
pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau.
Tanaman guling Betawi banyak tumbuh di Nusa Kelapa dan beberapa daerah di pulau Jawa dan
Kalimantan. Sementara di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, guling Betawi disebut Kayu Bekawi.
Ada perbedaan pengucapan kata “Betawi” dan “Bekawi” pada penggunaan kosakata “k” dan “t”
antara Kapuas Hulu dan Betawi Melayu, dan ini biasa terjadi dalam bahasa Melayu, seperti kata
tanya apakah atau apatah yang memiliki persamaan makna atau arti.
Kemungkinan nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan ada kemungkinan
benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini
memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti
Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi. “Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada
hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan” Sehingga Kata
“Betawi” bukanlah berasal dari kata “Batavia” yang merupakan nama lama dari Kota Jakarta
pada masa Hindia Belanda. Dikarenakan nama Batavia lebih merujuk kepada wilayah asal nenek
moyang orang Belanda.
Jadi kesimpulannya, jauh sebelum Belanda datang ke Jakarta dan menamainya menjadi Batavia.
Suku bangsa Betawi sudah lama mendiami kota Jakarta. Bahkan beberapa sumber mengatakan
suku Betawi sudah ada jauh pada zaman batu atau masa prasejarah.
Jawaban pendek:
penjajahan VOC di indonesia karena Coen adalah orang yang merebut Jayakarta
dari Banten dan mendirikan Batavia, menindak tegas perlawanan terhadap monopoli
VOC dan menghalau Sultan Agung dari Mataram yang hendak menaklukkan Batavia.
Jawaban panjang:
Gubernur Jenderal Hindia Belanda selama dua periode, dari tahun 1618 hingga
VOC pada awal masa jabatan Coen hanya berupa perusahaan dagang
dan beberapa kantor dagang di Banten dan Jayakarta. Coen merebut Jayakarta dari
kesultanan Banten dalam pertempuran pada tahun 1619. Diatas reruntuhan kota ini
diacuhkan penduduk Maluku karena memang merugikan mereka. Coen menganggap ini
rempah-rempah penuh di Maluku, terutama di pulau Banda. Pada tahun 1621, Coen
memimpin serangan ke pulau Banda dengan menggunakan serdadu Belanda dan tentara
bayaran dari Jepang. Sekitar 15000 penduduk Banda yang menentang monopoli VOC
ketika Sultan Agung dari Mataram berusaha menaklukkan kota ini pada tahun 1628
dan 1629. Batavia memiliki benteng kuat dan dilindungi oleh kanal dan dapat
disuplai dari laut. Ini mempuat kepungan Sultan Agung gagal menaklukkan
militer terhadap rakyat Indonesia ini kemudian ditiru oleh pejabat VOC lainya
Nama Batavia berasal dari suku Batavia, sebuah suku Jermanik yang bermukim di tepi Sungai
Rhein pada Zaman Kekaisaran Romawi. Bangsa Belanda dan sebagian bangsa Jerman adalah
keturunan dari suku ini.. Semula Coen ingin menamakan kota ini sebagai Nieuwe Hollandia,
namun De Heeren Zeventien di Belanda memutuskan untuk menamakan kota ini menjadi
Batavia, untuk mengenang orang Batavia (para leluhurnya yang merupakan suku batavia).