DAKOTA BANDUNG
SKRIPSI
Oleh :
ANDRI SANTOSO
NIM. 1.05.06.066
Sistem Informasi Absensi adalah salah satu sistem informasi yang diterapkan
oleh Borma Toserba Dakota untuk melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran
para pegawai. Selain itu untuk memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya
kepada pimpinan segala hal yang berhubungan dengan kedisiplinan karyawan berupa
absensi kehadiran kerja. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk
mengetahui Peranan dari Sistem Informasi Absensi Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan di Borma Toserba Dakota Bandung
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif
dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui implementasi dari Sistem
Informasi Absensi yang kini sedang berjalan di Borma Toserba Dakota Bandung ini,
dapat dilihat dari Flow Map, Diagram Konteks (DK) dan Data Flow Diagram (DFD)
yang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
penyebaran kuesioner. Analisis kuantitatif menggunakan statistik analisis Korelasi
Pearson, Koefisien Determinasi, dan Uji Z untuk menguji hipotesis dengan bantuan
aplikasi SPSS 15.0 For Windows.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diperoleh kesimpulan
bahwa tanggapan responden terhadap Sistem Informasi Absensi dinyatakan BAIK
dan Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dikategorikan BAIK pula,
dihasilkan tingkat korelasi Sedang dan Searah serta signifikan dalam meningkatkan
disiplin kerja karyawan dengan persentase peranan yang dihasilkan oleh Sistem
Informasi Absensi terhadap disiplin kerja karyawan yaitu sebesar 40,0% dan sisanya
60,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti yaitu motivasi, insentif
karyawan dan gaya kepemimpinan. Dalam uji hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan uji z, didapatkan nilai Zhitung sebesar 4,651 dan Ztabel sebesar 2,58 untuk
α = 1 %, maka dapat diketahui bahwa H0 ada pada daerah penolakan, berarti H1
diterima atau Sistem Informasi Absensi berperan Terhadap Disiplin Kerja di Borma
Toserba Dakota.
i
ABSTRACT
The method used in this study is descriptive and verifikatif with quantitative
approach. To know the implementation of Attendance Information System which is
now under way in Borma Dakota Department Store Bandung, can be seen from the
Flow Map, Context Diagram (DK) and Data Flow Diagrams (DFD) is. Data
collection techniques using observation techniques, interviews, and questionnaires.
Quantitative analysis using the statistical analysis the Pearson Correlation,
Coefficient of Determination, and the Z test to test the hypothesis with the aid of SPSS
15.0.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah untuk pimpinan
umat, Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu memberikan teladan, yang
sahabat, keluarga, dan para mujahid yang selalu membantu perjuangan Beliau.
DAKOTA BANDUNG”.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta
bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, pada
iii
serta saran dalam penyelesaian Skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan
Indonesia.
Sistem Informasi.
4. Ibu Citra Noviyasari, S.Si.,MT selaku Dosen Wali MI-2 yang telah banyak
5. Ibu Wahyuni S.Si.,MT. selaku Dosen Penguji I sidang skripsi yang telah
6. Ibu Novrini Hasti S.Si, M.Si, selaku Dosen Penguji II sidang skripsi yang
iv
BANDUNG Bandung yang telah banyak membantu penulis dalam
10. Penyusunan Laporan Tugas Akhir tidak lepas dari dukungan semua pihak,
Deni, Defri, Aditya Surahman, Yuliandi Aditya, Hagana, Andi ,Via, Evi &
yang lainnya )
11. Buat Hagana Maranai, S.Kom. dan Keluarga, terima kasih atas bantuannya
selama ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga Allah SWT
v
Bandung, Februari 2011
Penulis,
Andri Santoso
NIM. 1.05.06.066
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
vii
2.1.1. Pengertian Sistem .............................................................. 11
viii
3.2.3. Sumber Data Dan Teknik Penarikan Sampel .................... 55
ix
4.2. Tanggapan Responden Terhadan Sistem Informasi dan Disiplin
Kerja...........................................................................................83
Pendidikan. .......................................................... 83
Kelamin ................................................................ 84
Perkawinan........................................................... 85
Usia. ..................................................................... 86
Kerja..................................................................... 87
Dakota ................................................................................ 97
x
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
Pernyataan 1 ....................................................................................... 89
Pernyataan 2 ....................................................................................... 89
Pernyataan 3 ....................................................................................... 90
Pernyataan 4 ....................................................................................... 91
xiii
4.10. Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Basis Data Item
Pernyataan 5 ....................................................................................... 92
Pernyataan 6 ....................................................................................... 93
Pernyataan 7 ....................................................................................... 94
Pernyataan 8 ....................................................................................... 95
xiv
4.22. Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Kepatuhan
4.28. Hasil Uji Validitas Sistem Informasi Absensi (X) ............................. 109
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era modern saat ini Sistem komputer banyak berperan di segala bidang.
pada informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Oleh karena itu diperlukan suatu
teknologi informasi yang cukup baik dan kompeten sehingga dapat dipercaya guna
perusahaan tersebut.
perusahaan dapat terbantu dalam berbagai bidang yang dikehendaki guna kemajuan
perusahaan. Hal ini membantu pula suatu perusahaan dalam persaingan global. Maka
perusahaan. Hal ini juga diterapkan oleh BORMA TOSERBA Dakota Bandung.
proses absensi bagi karyawan. Serta dalam rangka pembinaan pegawai khususnya
1
2
untuk melakukan evaluasi dan monitoring kehadiran para pegawai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dengan kata lain adalah untuk melihat tingkat disiplin para
karyawan. Selain itu sistem dibuat untuk keperluan penghitungan gaji karyawan
kontrak yaitu dengan melihat kehadiran tiap bulan serta dari jam masuk serta jam
keluar kantor para karyawan tersebut. Yang terpenting dengan adanya sistem absensi
oleh teknologi mesin berupa Scanner. Scanner merupakan sebuah alat pendeteksi
dengan menggunakan sinar infra merah yang menscan rangkaian kode berupa garis –
garis yang disebut barcode. Dimana dalam barcode ini berisi data yang dapat diolah
kembali guna berbagai keperluan. Sistem ini telah diterapkan sejak tahun 2005.
dengan proses kerja yang tidak begitu rumit. Mula – mula mesin Scanner menscan
barcode yang ada pada ID Card, yang dibuat dan diberikan pada saat karyawan mulai
bekerja di BORMA Dakota. Lalu data yang ada pada ID Card akan langsung masuk
pada Sistem yang ada untuk mengolah absensi. Adapun masalah yang ada pada
Sistem yang diterapkan di BORMA Dakota Ini yaitu, sering tidak terbacanya barcode
pada mesin Scanner. sehingga membuat karyawan memerlukan waktu yang lama
untuk mengabsen, dan terkadang tidak bisa mengabsen sama sekali dikarenakan
kondisi ID Card sudah tidak baik lagi. Faktor yang menyebabkan itu terjadi adalah
karena kurangnya pemahaman mereka tentang Sistem absensi yang ada. Sehingga
Yang dimana harus dijaga agar kondisinya tetap baik. Selain itu masalah lainya
adalah bahwa admin yang berperan untuk mengoperasikan Sistem. Tidak terlalu
paham akan Sistem yang digunakan. Hanya paham sekedar input absensi saja, tidak
untuk proses data yang lain seperti edit, tambah, hapus, maupun membuat laporan
absen. Hanya si pembuat Sistem yang benar – benar paham terhadap Sistem yang
ada. Sehingga terkadang bila ada karyawan yang sakit atau lupa mengabsen si admin
tidak bisa mengubah data yang telah masuk. Dia harus menunggu si pembuat Sistem.
Bila pembuat Sistem tidak ada data tidak bisa diubah sehingga dapat merugikan
karyawan.
merupakan faktor penting dalam setiap organisasi baik dalam pemerintah maupun
ataupun instansi secara efektif dan efisien. karyawan yang menjadi penggerak dan
Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang baik bukan hal yang
mudah utuk dilaksanakan. Faktor yang sangat penting untuk mencapai produktivitas
kerja yang tinggi adalah pelaksanaan disiplin kerja dari para karyawan. Karena hal
tersebut merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan dan kemajuan dalam
Hasibuan,2002: 193 ).
Disiplin kerja disini adalah mengenai disiplin waktu kerja, dan disiplin dalam
menaati peraturan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Dengan adanya kesadaran
disiplin dan efektifitas kerja. Maka suatu produktivitas kerja juga akan tercapai.
Kedisiplinan bukan hanya indikasi adanya semangat dan kegairahan kerja. Melainkan
perlu bersikap lemah dalam menghadapi karyawan. Seorang pemimpin yang lemah
bukan hanya akan mengacaukan jalannya perusahaan tetapi juga akan kehilangan rasa
hormat dari para bawahannya. Selama perusahaan telah mempunyai peraturan dan
yang maksimal. Baik itu disiplin waktu, tata tertib, ataupun peraturan yang telah
Bandung belum berjalan dengan baik dan belum dilakukan dengan kesadaran diri
dan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini dapat dilihat dari persentase keterlambatan
dari 110 karyawan di BORMA Dakota dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
1 Pertama 24 18,32 %
2 Kedua 18 13,74 %
3 Ketiga 16 12,21 %
4 Keempat 27 20,62 %
kata lain mentaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan supaya
tujuan kantor dan intansi dapat berjalan lancar. Berdasarkan Uraian diatas, penulis
Bandung”.
berikut :
1. Masih terjadinya keterlambatan karyawan dalam jam masuk kantor dan terlalu
cepat pulang kantor, hal ini dikarenakan didalam Sistem tidak tersedianya
2. Apabila ada pegawai yang sakit dihari tersebut admin tidak bisa mengubah data
yang telah masuk. Karena yang menjadi admin adalah karyawan biasa, sehingga
tidak dilengkapi kemampuan untuk dapat merubah data. Hanya pembuat sistem
yang bisa mengubah data. Hal ini dapat merugikan karyawan. Karena karyawan
tersebut akan dianggap tidak masuk atau alpa pada hari tersebut.
berikut:
Dakota Bandung.
7
menggunakan Scanner dan disiplin kerja. yang nantinya akan digunakan untuk
Bandung
literatur ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi penulis sendiri,
I. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna serta
II.Bagi Karyawan
sebagai berikut :
kedisiplinan dalam hal apapun, terutama mengenai dampak Sistem Absensi Scanner
bagi peneliti lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung mengenai
3. Bagi Penulis
dan pelaksanaan disiplin kerja karyawan, serta membandingkan antara fakta dengan
Bandung Dakota, dalam hal ini penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas,
agar pembahasan dan penyusunan dapat di lakukan secara terarah dan tercapai
10
dengan tujuan yang di harapkan serta untuk menghindari meluasnya masalah, maka
batasan masalah yang ada yaitu penelitian dilakukan hanya pada karyawan di
Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Dampak Sistem Informasi Absensi
Adapun jadwal Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Tahun 2011
Bulan
Agustus September Oktober November
No Kegiatan
Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan dan
Pengajuan Proposal
2 Observasi Objek
Penelitian
3 Pengumpulan dan
analisis Data
4 Penyusunan Laporan
Penelitian / Skripsi
11
18
BAB II
sistem”.
11
12
merupakan suatau kumpulan dari sub sistem atau jaringan kerja yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
1. Komponen Sistem
2. Batas Sistem
13
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka
4. Penghubung Sistem
5. Masukan Sistem
6. Keluaran Sistem
7. Pengolahan Sistem
8. Sasaran Sistem
sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan berguna.
Penghubung
Subsistem
Boundary
Subsistem Subsistem
Boundary
Subsistem Subsistem
Bentuk umum dari sistem terdiri dari atas masukan (input), proses, dan keluaran
(output). Dalam bentuk umum sistem ini biasa melakukan satu atau lebih masukan
yang akan diproses dan menghasilkan keluaran sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya.
abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
manusia. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam,
dijalankan. Sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Sistem
17
lingkungan luarnya.
Pada konsep dasar ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi informasi,
Informasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting di dalam organisasi.
Suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, sehingga
“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan
saat ini atau mendatang”.
Definisi Informasi menurut Jogiyanto (2005:589 ) adalah :
“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”
Definisi data menurut Jogiyanto (1999:2 )
“Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian – kejadian yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengamatan
keputusan”.
Kejadian – kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.
Kejadian nyata (fact) adalah berupa suatu object nyata seperti tempat –
tempat, orang – orang, yang betul – betul terjadi.”
18
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna. Data
yang diolah melalui suatu model informasi. Penerima akan menerima informasi
tersebut dan membuat keputusan serta diwujudkan dengan suatu tindakan yang
berarti menghasilkan suatu tindakan yang membuat sejumlah data kembali. Data
tersebut akan ditanggap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan
sebagai berikut. Adapun gambar siklus informasi tersebut dapat dilihat pada
PROSES (MODEL)
OUTPUT
INPUT (data)
(information)
DASAR DATA
DATA
PENERIMA
(ditangkap)
PROSES Keputusan
(tindakan) Tindakan
1. Akurat (accurat)
Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena
3. Relevan (relevance)
yang membutuhkan.
“Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen
dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.” (Al-
Bahra Bin Ladjamudin 2005:13).
“Sistem adalah setiap kumpulan dari komponen atau sub-sistem yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Menurut (Jogiyanto 2003:8) sistem informasi adalah:
“Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem dalam organisasi yang
merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, tehnologi, media, prosedur-
prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi
penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada
manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal
sebagai suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.”
sebagai berikut :
satu kesatuan yang utuh yang terbentuk dari sub-sub sistem dalam mengolah data
Hal ini diharapkan sistem informasi dapat dijadikan sebagai bahan untuk
Suatu sistem meiliki karakteristik atau sifat tertentu yaitu diantaranya adalah
Lingkungan luar sistem adalah apapun yang terdapat diluar batas sistem
tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk
mendapatkan keluaran.
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian atau sistem itu sendiri sebagai
8. Sasaran (objective)
Suatu sistem pasti memiliki tujuan (goal) atau sasaran (objective). Jika
suatu sistem tidak memiliki sasaran atau tujuan, maka operasi sitem tidak akan
ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dikatakan berhasil apabila dapat mencapai sasaran ataupun tujuan dari sistem
itu sendiri.
23
2.1.5. Scanner
gambar dari objek yang discan tersebut dan dikirimkan ke komputer dalam
bentuk digital.
struktur, seperti tulisan, warna, gelap, terang, dan bentuk benda. Setelah itu
scan dapat berupa gambar, maupun data (file, teks, dokumen). hasil scan
24
tinta magnetic atau magnetic ink character recognition (MICR) dan optical
data reader. MICR reader biasanya digunakan untuk transaksi cek pada
suatu bank, yang ditulis dengan tinta magnetic yang hanya bisa dibaca
dengan perangkat MICR dan tidak bisa dibaca dengan mata manusia.
Optical Data Reader hamper seperti MICR, namun lebih fleksibel yang
reader, barcode wand dan Optical Mark Recognition (OMR) reader. OCR
reader dapat membaca dokumen baik yang ditulis dengan huruf cetak
atau gudang untuk membaca label data barang dalam bentuk (font)
membaca label data barang yang berbentuk kode-kode barang (bar), yang
sistem absensi. OMR reader banyak digunakan untuk penilaian tes (test
scoring), jawaban dari tes diberikan pada kertas mark sense form, yang
2.1.6. Barcode
kumpulan data optik yang dibaca mesin. Sebenarnya, kode batang ini
mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat
Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri
dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode
batang.
lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai Auto ID Data Capture
perusahaan.
pembaca kode batang atau dipindai dari sebuah gambar oleh perangkat
perangkat lunak pemindai untuk kode 2D, dan perangkat sejenis tersedia
adaptor. Jenis ketiga adalah USB kode batang scanner, yang merupakan
scanner, karena scanner kode batang ini memiliki keuntungan yaitu tidak
Kode batang terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di
Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis “1”, yang sedang
“2”, yang lebih tebal “3”, dan yang paling tebal “4”. Setiap digit angka
Amerika dan Kanada adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-
yang spesifik.
dengan benar.
2.2.1. Disiplin
pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu
pada pikiran dan watak untuk menghasilkaan kendali diri, kebiasaan untuk patuh,
dll. Disiplin dalam kaitannya dengan koreksi atau sanksi terutama diperlukan
dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi yang
melanggar tata tertibdapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa koreksi
ketertiban dan keteraturan berarti orang yang disiplin adalah yang mampu
bekerja dapat mematuhi tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan. Dengan
ditetapkannya peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, diharapkan agar para
berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya
Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan
dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, kesediaan adalah suatu sikap,
tingkah laku, dan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.
(Hasibuan, 2002 : 193) Berdasrkan dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa disiplin kerja adalah sikap pada pegawai untuk berperilaku sesuai dengan
Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari
hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia
akan menghasilkan disiplin yang lemahdan tidak bertahan lama. Disiplin akan
tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan
1. Adanya hasrat yang kuat untuk melaksanakan sepenuhnya apa saja telah
3. Adanya ketaatan.
tersebut diharapkan sebagian besar peraturan ditaati oleh para karyawan, bekerja
efektif dan efesien serta dapat meningkatkan produktivitasnya. Oleh karena itu
perusahaan, maka tindakan disiplin merupakan langkah terakhir yang bisa diambil
penurunan pangkat atau gaji (reductions in rank or pay) dan pemecatan (firing).
31
penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan oleh pengurangan anggaran atau
232).
lainnya sudah diatasi, seperti mengenai rancangan pekerjaan (job design), seleksi,
1. Ketepatan waktu
yaitu :
1. Disiplin Preventif
para karyawan agar secar sadar mentaati berbagai standart dan aturan, sehingga
32
dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran. Lebih utama dalam hal
ini adalah dapat ditumbuhkan “ Self Dicipline” pada setiap karyawan tanpa
memungkinkan iklim yang penuh disiplin kerja tanpa paksaan tersebut perlu
kiranya standart itu sendiri bagi setiap karyawan, dengan demikian dicegah
2. Disiplin Korektif
menghindari pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini dapat berupa suatu
3. Disiplin Progresif
2004 : 25) :
1. Disiplin Pribadi
33
Disiplin pribadi sebagai perwujudan disiplin yang lahir dari kepatuhan atas
2. Disiplin Kelompok
Disiplin kelompok sebagai perwujudan yang lahir dari sikap taat, patuh
3. Disiplin Nasional
Disiplin nasional yakni wujud disiplin yang lahir dari sikap patuh yang
disiplin reventif yang timbul dari diri sendiri atas dasar kerelaan dan kesadaran.
Akan tetapi dalam kenyataan selalu mengatakan bahwa disiplin itu lebih banyak
disebabkan adanya paksaan dari luar dan hak-hak karyawan sudah menjadi alat
juga dalam penelitian ini jenis-jenis disiplin kerja yang dikaji adalah disiplin
perilaku untuk karyawan bermasalah atau karyawan yang tidak produktif. Disiplin
yang terbaik adalah jelas disiplin diri, karena sebagian beasr orang memahami apa
34
pendekatan dalam disiplin kerja karyawan (Mathis dkk, 2002: 314) adalah :
tanpa perlu hukuman. Dalam pendekatan ini fokusnya adalah pada penemuan
fakta dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diharapkan, dan bukannya
Kesulitan utam dengan pendekatan positif terhadap disiplin adalah jumlah waktu
yang sangat lama untuk melatih para supervisor dan manajer yang diperlukan.
peringatan lisan dan tulisan sebelum berlanjut ke PHK. Dengan demikian, disiplin
pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga secara adil dapat diterima. Pada
umumnya sebagai pegangan menajer meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis
sanksi disiplin kerja terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, dan
a. Tingkat jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan / pekerjaan yang
diberikan sebelumnya.
perusahaan.
b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan, harian,
b. Teguran Tertulis
yang baik pula, sehingga dapat menekan kerugian perusahaan dalam hal
kehilangan kedisiplinan para karyawan.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi absensi dapat
proses absensi menjadi lebih mudah. Sistem ini menggunakan Scanner sebagai
penginput data yang nantinya akan di proses sistem menjadi suatu data, yang
penilaian karyawan.
38
informasi absensi ini dibuat untuk memudahkan proses absensi. Namun sistem
informasi yang ada di borma ini masih kurang memenuhi standar yang baik.
Sebagai contoh dalam prosedur yang digunakan masih kurang memenuhi syarat.
Di dalam sistem ini tidak ada prosedur pembatasan jam kerja. Hal ini membuat
sering terjadinya keterlambatan dan lebih cepat pulang kantor. Dalam masalah
admin pun masih ada kendala. Yang menjadi admin hanya karyawan biasa. Bukan
orang yang benar – benar paham akan sistem jadi bila ada masalah pada sistem,
kriteria. Hal ini dapat dilihat dari teori Abdul Kadir tentang sistem informasi dan 5
komponen sistem :
berikut:
dan printer
informasi
4. Basis data (Database), sekumpulan tabel, hubungan dll yang berkaitan dengan
penyimpangan data.
- komponen diatas.
tersebut akan tercapai jika efektivitas kerja karyawan yang terus meningkat,
Efektifitas kerja dapat ditunjang dengan sistem yang baik. Selain itu faktor yang
Disiplin kerja di Borma Dakota belum dapat dikatakan baik karena masih
saja ada penyimpangan dalam jam kerja. Dalam satu minggu saja, lebih dari 10%
karyawan Borma yang terlambat masuk kerja. Ini sangat disayangkan karena
tanggung jawab dalam diri karyawan akan segala kewajibannya. Bila hal ini sudah
dan pengawasan disiplin kerja karyawan perlu dilaksanakan secara terus menerus
dan konsisten. Salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai alat pengawasan dan
dievaluasi. Untuk evaluasi itu maka dibutuhkan kriteria – kriteria disiplin kerja
1. Ketepatan Waktu
Tepat diartikan bahwa tidak ada selisih sedikitpun, tidak kurang dan
keadaan tepat tidak ada selisih sedikitpun bila waktu yang ditentukan
tiba.
maksimal.
Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar
ditetapkan tersebut. Kesetiaan disini berarti sikap taat dan patuh dalam
disetujui bersama dan terhadap peraturan dan tata tertib yang telah
ditetapkan.
Hubungan antara sistem absensi dan disiplin kerja diungkapkan oleh Flippo
(2001: 27)
42
Var X Var Y
Sistem Informasi Absensi Disiplin Kerja Karyawan
1.4. Hipotesis
3.1.Objek Penelitian
Pada tahun 1977 berdirilah kios ukuran kurang lebih 3 X 5 meter dijalan
Dr Setia Budhi No.148 Bandung. Lalu sedikit demi sedikit mengalami kemajuan
dan menjadi toko dengan ukuran kurang lebih 5 X 20 meter dengan nama toko
Bandung, dan Jl.Dakota Pada tahun 1995. mengalami perubahan nama. Yang
Ditengah tengah krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997,
Borma super market tetap kokoh.Walaupun disana sini banyak perusahaan yang
gulung tikar akibat dari krisis moneter tersebut. Bahkan Borma super market
sekarang Borma yang ada dalam managemen Dakota group ada 11 tempat. Dan
Borma keseluruhan yang ada dikota Bandung dan kabupaten Bandung berjumlah
22 diberbagai tempat.
44
45
Borma Dakota sendiri berdiri 15 Desember 1995. Dengan Luas lahan 528
meter persegi. serta jumlah karyawan 30 orang dan jumlah Staff 3 orang.
Dakota Menjadi Borma pusat setelah pada tahun 1997 atau tepatnya pada bulan
Agustus 1997 kantor pusat / HO BORMA Group pindah dari alamat yang lama
yaitu ruko Taman Kopo Indah I. Ke Jln Dakota 109 Bandung. bergabung menjadi
satu dengan cabang Dakota, dan menjadi Dakota Group dengan Borma Dakota
tersebut diantaranya pada bulan agustus 1997 cabang Dakota diadakan Renovasi /
perluasan lahan dari luas sebelumnya 528 meter persegi menjadi 1032 meter
persegi. Pada bulan September 2002 cabang Dakota kembali di lakukan Renovasi
dan penambahan lahan dari luas.1032 meter persegi menjadi .1941 meter persegi.
Bulan Agustus 2007 cabang Dakota kembali di lakukan renovasi dan perluasan
lahan dari luas sebelumnya 1941 meter persegi menjadi 3141 meter persegi
sampai dengan sekarang. Kini Borma Dakota mempunyai lebih dari seratus
Misi dan Visi Borma adalah “ SELALU MURAH SETIAP HARI “. Itulah visi
BORMA. Semboyan dari Misi dan Visi Borma untuk menarik konsumen. Artinya
46
Manager Keuangan
Manager Merchandise
Manager personalia
Manager operasional
General
Manager
Manager
Keuangan
Store Manager
Supervisor
Kepala Bagian
Karyawan/
Karyawati
Gambar 3.1
1. General Manager
- perusahaan.
- perusahaan.
48
perkembangan perusahaan.
2. Manager Keuangan
kegiatan usaha.
hasil produksi.
3. Manager Merchandising
4. Manager Personalia
menjadi:
Ordering
Schedule
Training
- Merekrut karyawan
5. Manager Operasional
manager
6. Store Manager
perusahaan
perusahaan cabang
7. Supervisor
8. Kepala bagian
9. Karyawan / Karyawati
memperoleh data, baik berupa data primer maupun sekunder yang digunakan
untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan
yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di
kumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang
telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.
variabel yang akan diukur dan diuji dalam penelitian ini merupakan variabel-
hubungan sebab akibat. Variabel yang satu memberi pengaruh atau dipengaruhi
Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang
Absensi scanner .
diteliti, maka yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Disiplin Kerja
Untuk lebih jelasnya, operasional variabel penelitian ini dapat di lihat pada
Skala
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Pengukuran
Sistem “Sistem informasi Hardware Tingkat Ordinal
Informasi adalah sistem yang ketahanan dalam
Absensi mencakup sejumlah penggunaan
(Variabel X) komponen (manusia, jangka panjang
komputer, teknologi
informasi dan prosedur
kerja), dan ada sesuatu Tingkat Ordinal
yang diproses (data kecepatan dalam
menjadi informasi) membantu
melalui komponen pemrosesan
pengolahan data
54
Tingkat Ordinal
keakuratan data
di dalam sistem.
Prosedur Penggambaran Ordinal
proses input
data ke dalam
sistem.
Penggambaran Ordinal
output yang
dihasilkan dari
sistem.
Disiplin Kerja Disiplin kerja adalah Ketepatan Waktu Tingkat
(Variabel Y) kesadaran dan kesesuaian
kesediaan seseorang jam kerja Ordinal
menaati semua kantor
peraturan dan norma-
norma sosial yang Tingkat Ordinal
berlaku. Kesesuaian
(Hasibuan, 2002 : 193) batas waktu
dalam
menyelesaika
n pekerjaan
Tingkat Ordinal
kepatuhan
karyawan
terhadap
peraturan
Memiliki tanggung Tingkat tanggung Ordinal
jawab yang tinggi jawab terhadap
pekerjaan yang
dibebankan
Tingkat Ordinal
kesungguhan
dalam
menyelesaikan
tugas
a. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek
yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu perusahaan
b. Data sekunder adalah data yang telah tersusun dalam bentuk dokumen-
Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah data
primer. Menurut Sugiyono (2007: 193) menjelaskan mengenai data primer bahwa
sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.
3.2.3.2. Populasi
merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan
memungkinkan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
57
sampel yang diambil dari populasi itu. Karena dengan menggunakan sampel dari
populasi tersebut sudah dapat mewakili data yang ada pada populasi, dan
akan dijadikan sampel memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih atau
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
Random sampling adalah sampel yang diambil dari suatu populasi dan
setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
memenuhi beberapa syarat yaitu: (1). Harus tersedia daftar kerangka sampling,
(2). Sifat populasi harus homogen, (3). Keadaan populasi tidak terlalu tersebar
sampel yang tingkat homogenitasnya tinggi untuk populasi dibawah 100 dapat
dipergunakan sebagai sampel sebesar 50%, dan di atas seribu sebesar 15%. Dan
untuk jaminan agar lebih representatif ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit
demi sedikit lagi dari jumlah matematis tadi. Selanjutnya Soeharto mengatakan
Bandung sebesar 110 orang, maka dari jumlah tersebut sampel yang akan diambil
dalam penelitian ini menjadi sebanyak 55 karyawan, yaitu 50% dari seluruh staf
mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari BORMA TOSERBA
Dakota Bandung).
yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data
tersebut nantinya akan dihitung secara statistik Kuesioner tersebut berisi daftar
penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data mengenai peranan
Abdurrahman (2004:191) yang dimaksud dengan Skala Ordinal adalah skala yang
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial”.
pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang
Tabel 3.2
Skor pernyataan positif
Tabel 3.3
Skor pernyataan negatif
yang diajukan oleh peneliti merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian.
Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur
yang digunakan. Apabila alat ukur yang digunakan tidak valid atau tidak dapat
yaitu uji validitas dan uji realibitas. Jika validitas dan realibilitas tidak diketahui,
dan realibilitas mencakup mutu seluruh proses pengambilan data sejak konsep
pengujian yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu
merupakan pengujian yang menyangkut pada ketepatan alat ukur itu sendiri.
61
ukur yang digunakan ditinjau dari standar yang berlaku pada saat digunakan.
r = koefisien korelasi
N = jumlah sampel
Uji validitas data dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas data dan derajat
kebenaran (valid atau tidaknya suatu item pernyataan pada kuesioner yang
diberikan pada responden) dari suatu proses pengumpulan data pada instrument
penelitian. Kita juga menetapkan nilai kritisnya sebesar 0,3 artinya jika koefisiensi
korelasi bernilai > 0,3 maka butir dinyatakan valid (Bambang S. Soedibjo,
2005:74).
untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil
pengukuran dapat dipercaya. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah α-
a = reliabilitas instrumen
t 2 = varian total
yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum
berubah.
ataupun grafik.
ada atau tidaknya hubungan linier antara variabel bebas (X) dan
n XY X Y
r
n X X n Y Y
2 2 2 2
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Banyaknya sampel
sangat kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga
Tabel 3.4
b. Koefisien Determinasi
Kd = r² x 100%
(Sumber: Jonathan, 2005:72)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
atas maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya
yaitu hipotesis nol (Ho) yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternatif
mengatakan bahwa :
67
“Bila sampel lebih besar dari 25, maka distribusinya akan mendekati
z rs n 1
Kriteria uji Z adalah z hitung > z table maka H0 ditolak dan H1 diterima yang
didapat dari tabel distribusi z dengan = 0,01 (1%), apabila z hitung ≤ z table maka
H0 diterima dan H1 ditolak yang didapat dari table distribusi z dengan = 0,01
a. Jika z hitung > z table , maka H0 ditolak, berarti H1 diterima atau Sistem
Gambar 3.2
Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipótesis
Sumber Sugiyono (2009:185)
BAB IV
Bandung
Gambar 4.1
Mesin Scanner
menggunakan Scanner bertipe Wand yang berguna untuk menscan data pada
Barcode yang di scan ada pada ID Card yang dimiliki setiap karyawan. Id
69
70
Gambar 4.2
ID Card
Kode batang terdiri dari garis hitam dam putih. Ruang putih di antara garis-
Ada perbedaan ketebalan garis. Garis paling tipis “1”, yang sedang “2”, yang
Setiap digit angka terbentuk dari urutan empat angka. 0 = 3211, 1 = 2221, 2 =
Standar kode batang retail di Eropa dan seluruh dunia kecuali Amerika dan Kanada
adalah EAN (European Article Number) – 13. EAN-13 standar terdiri dari:
Kode negara atau kode sistem: 2 digit pertama kode batang menunjukkan
Manufacturer Code: Ini adalah 5 digit kode yang diberikan pada manufacturer
Check Digit atau Checksum: Digit terakhir dari kode batang, digunakan untuk
Pada ID Card Karyawan Borma terdiri dari 13 Digit code batang dengan 4 digit
sebagai pengenal identitas karyawan dan 9 digit lainnya merupaka digit default.
BORMA Dakota.
1. Tampilan Login
Software Absensi ini memiliki 2 kode login. Dimana kode login diperuntukan
untuk Admin dan pembuat sistem .Admin diberi user dan password untuk menjadi
operator pada saat proses absensi. Dan juga untuk dapat mengolah data absensi untuk
pembuatan laporan absen. Sedangkan pembuat sistem bertujuan sebagai orang yang
memaintenance sistem.
72
Gambar 4.3
Tampilan Login
Gambar 4.4
Tampilan Utama Absensi Pegawai
Tampilan menu utama Software Absensi diatas dapat diakses setelah Admin
atau pembuat sistem melakukan proses login. Setelah proses login selesai maka
secara otomatis pula data absensi keryawan ditarik dari server kedalam software
absensi. Di dalam menu utama tersebut terdapat 3 menu bar yaitu menu attendance
Gambar 4.5
Tampilan Menu Attendance
Di dalam tampilan menu ini memiliki fungsi untuk menginput data absensi
para karyawan. Dengan cara menginputkan data yang ada pada Barcode ID Card ke
dalam sistem. Dengan menggunakan Scanner. Setelah proses absensi selesai diinput
kemudian akan di update ke dalam server maupun database yang nanti akan diolah
menjadi laporan.
Dalam menu ini berisi tabel – tabel yang berisi data – data tentang
kepegawaian. Seperti jadwal kerja karyawan, shift kerja, dan data diri pegawai.
74
Gambar 4.6
Jadwal Kerja
Gambar 4.7
Shift Kerja
Gambar 4.8
Data Diri Karyawan
75
Gambar 4.9
Tampilan Menu Laporan
dalam menu ini terdapat tombol print yang langsung diakses oleh printer
Laporan ini berisi data kehadiran rinci sejumlah karyawan tertentu dan pada
tanggal tertentu. Laporan juga berdasarkan divisi dimana dia ditempatkan apakah
food atau kosmetik dan sebagainya. Tampilan cetak laporan bisa dilihat pada gambar
4.9.
76
Gambar 4.10
Cetak Laporan
1. Nama Karyawan
2. Jabatan
3. Divisi
6. Keterangan
Gambar 4.11
Keterlambatan dan kelebihan jam kerja
Pada tampilan ini berisi keterangan dalam sebulan tentang berapa lama
dia terlambat dan berapa kelebihan jam kerjanya. Data ini akan dijadikan
kepada admin
data absensinya
admin mengarsipkannya
terbentuk dari hasil analisis dokumen dan analisis prosedur. Diagram prosedur sistem
FLOWMAP
Input Data
Pegawai
Cetak ID Card
ID Card ID Card
Data Base
Membuat Data
Absensi
Mmbuat Laporan
Absensi
Mengarsip laporan
Absensi
Perorangan
Gambar 4.12
Flowmap Sistem Informasi Absensi yang Sedang Berjalan
80
Diagram konteks adalah diagram tingkat atas yaitu diagram global dari sebuah
sistem informasi yang menggambarkan aliran dari entitas luar dan entitas dalam.
DATA PEGAWAI
SCANNER LAPORAN
ABSENSI
SOFTWARE ABSENSI
KARYAWAN PIMPINAN
SCANNER
Gambar 4.13
Diagram Konteks Yang Sedang Berjalan
Digram alur data yaitu menggambarkan sistem yang ada pada diagram
konteks menjadi beberapa proses utama yang terjadi antara entitas yang terlibat dalam
sistem informasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
81
Data Absensi
Karyawan
Data Pegawai
1. 4. Data Absensi
Input Data Data Id Membuat Data
Pegawai Absensi
3.
Data Menscan ID Data
Pegawai Card Absensi
6. Membuat
Laporan Data
Absensi
5. Perorangan
ID Card 2. Membuat
Cetak ID Card Rekapitulasi
Data ID
Card
Data Absensi
8.
9. Data Laporan Absensi
Membuat
Laporan Data Absensi Cetak Laporan Keseluruhan
Laporan Data
Keseluruhan Data Absensi
Absensi
Keseluruhan
Keseluruhan
Pimpinan
Gambar 4.14
DFD Level 1 yang berjalan
memaparkan temuan – temuan sistem absensi ini. Hardware yang digunakan berupa 2
82
unit komputer pentium IV. Dengan Ram 128 MB,Vga 64 MB 32 Bit,dan Harddisk 20
GB. dimana masing - masing berperan sebagai Client & Sever. 2 unit komputer ini
khusus digunakan untuk keperluan absensi saja. Pada komputer Client dilengkapi
dengan 2 buah Scaner. Scaner yang digunakan adalah yang berjenis Wand. Software
MySQL Server. Alur proses absensi cukup sederhana. Secara garis besar hanya
menscan Barcode yang ada pada ID Card, lalu data yang ada pada ID Card langsung
masuk ke dalam komputer. Nantinya data akan diproses. dan data hasil prosesnya
yang sedang berjalan ini dari segi peralatan. Bahwa Scanner yang digunakan sering
rusak dan sedikit ketinggalan zaman. Dikarenakan adanya alat penunjang sistem
absensi yang lebih modern seperti, Fingerprint maupun Pemindai Retina. Dengan
Scanner ini masih adanya kemungkinan untuk menitipkan absen pada teman.
Komputer yang digunakan pun masih menggunakan model lama. Yang performanya
masih kurang baik, Sehingga dalam proses pengolahan data menjadi lama. Dan
Karyawan
Sistem Infomasi Absensi terhadap disiplin kerja karyawan pada BORMA Toserba
responden berdasarkan pendidikan, jenis kelamin, status, usia, dan lama bekerja.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frequensi Persentase
D1 18 32,7%
D3 24 43,6%
S1 13 23,6%
S2/S2
Jumlah 55 100%
Dari tabel 4.1 dapat dilihat dari 55 orang responden diperoleh frekuensi
atau sederajat sebanyak 24 orang dengan presentase 43,6%, frekuensi responden yang
Dakota Bandung mayoritas tingkat D3, yang artinya mayoritas karyawan BORMA
Toserba Dakota Bandung memiliki latar belakang pendidikan yang Menengah. Hal
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
Frequensi Persentase
Kelamin
Laki - Laki 33 60,0%
Perempuan 22 40,0%
Jumlah 100%
Toserba Dakota Bandung yang terpilih sebagai responden sebanyak 55 orang tidak
terbatas pada jenis kelamin tertentu. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Namun tidak berbeda jauh
jumlah responden antara laki – laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan BORMA
DAKOTA dalam perekrutan karyawan lebih memilih kinerja daripada jenis kelamin.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari hasil jawaban
69,1%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini memiliki status belum menikah. Hal ini terjadi dikarenakan mayoritas
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frequensi Persentase
< 20 Tahun 13 23,6%
20 - 30 Tahun 33 60,0%
30 - 40 Tahun 8 14,5%
40 - 50 Tahun 1 1,8%
> 50 Tahun
Jumlah 100%
Dari tabel 4.4 dapat dilihat dari 55 orang responden diperoleh frekuensi
responden yaitu usia dibawah 20 tahun sebanyak 13 orang dengan presentase 23,6%,
orang dengan presentase 1,8%. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas usia
bahwa karyawan yang bekerja di BORMA Toserba Dakota Bandung umumnya ada
dalam usia yang produktif. Dan pada usia lainnya yaitu diatas 30 tahun yang hanya
minoritas. Banyak yang menjadi staff dikarenakan BORMA DAKOTA dalam proses
kenaikan jabatan. Dipilih berdasarkan pengalaman kerja dan loyalitas yang banyak
dimiliki oleh orang diatas 30 tahun. Dalam hal ini telah bekerja lama di BORMA.
Untuk mengetahui karakteristik responden Masa Kerja dapat dilihat pada tabel
Tabel 4.5
Karakteristik responden Berdasarkan Masa Kerja
Lama Bekerja Frequensi Persentase
< 1 Tahun 17 30,9%
1 - 5 Tahun 26 47,3%
5 - 10 Tahun 11 20,0%
10 - 15 Tahun
> 15 Tahun 1 1,8%
Jumlah 100%
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat dari 55 orang responden, diperoleh
yang bekerja 17 orang atau 30,9%, 1-5 tahun sebanyak 26 orang atau 47,3%, 5-10
tahun sebanyak 11 orang atau 20,0%, dan responden yang masa bekerjanya lebih dari
lebih dari 15 tahun sebanyak 1 orang dengan presentase 1,8%. Dari kondisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan telah mempunyai masa kerja antara
10-15 tahun, yang menandakan para karyawan mempunyai loyalitas yang tinggi
terhadap perusahaan. Hal tersebut terjadi karena BORMA DAKOTA yang telah
Dakota Toserba
Scanner dan ID Card Jarang Sekali Rusak dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
89
Tabel 4.6
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Hardware
Item Pernyataan 1
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 1 sebesar 31,0%, dan yang setuju 58,2
%. Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa
Scanner dapat dengan cepat membaca ID Card dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Hardware
Item Pernyataan 2
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 2 sebesar 20,0%, dan yang setuju 63,6
%. Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa
Sistem absensi lambat dalam memproses data absensi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.8
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Software
Item Pernyataan 3
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 3 sebesar 45,5%, dan yang setuju 30,9 %.
91
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa
Data yang dihasilkan sistem absensi akurat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.9
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Software
Item Pernyataan 4
Berdasarkan frequensi diatas, dapat diketahui bahwa tanggapan responden yang tidak
setuju terhadap item pernyataan 4 sebesar 12,7%, dan yang setuju 69,1 %. Maka
dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa data yang
yaitu sistem absensi menyimpan data dengan baik dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.10
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Basis Data
Item Pernyataan 5
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 5 sebesar 7,3%, dan yang setuju 76,4 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa
yaitu Data yang ada pada sistem absensi akurat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
93
Tabel 4.11
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Basis Data
Item Pernyataan 6
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 6 sebesar 7,2%, dan yang setuju 80,0 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa data
Penginputan data pada sistem absensi sulit dimengerti dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
94
Tabel 4.12
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Prosedur
Item Pernyataan 7
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 7 sebesar 52,7%, dan yang setuju 20,0 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa
Proses output data yang dihasilkan sistem absensi dapat dimengerti dapat dilihat pada
Tabel 4.13
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Prosedur
Item Pernyataan 8
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 8 sebesar 16,4%, dan yang setuju 58,1 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden setuju bahwa
Keseluruhan
absensi di Borma Toserba Dakota Bandung secara keseluruhan. dapat dilihat pada
Tabel 4.14
Data Jawaban Responden Terhadap Sistem Absensi
Jawaban Responden Total
Tanggapan
1 2 3 4 5 6 7 8
3 1 3 1 0 1 8 0 17
Sangat Tidak Setuju
14 10 22 6 4 3 21 9 89
Tidak Setuju
6 9 13 10 9 7 15 14 83
Netral
21 22 13 24 27 32 8 24 171
Setuju
11 13 4 14 15 12 3 8 72
Sangat Setuju
55 55 55 55 55 55 55 55 440
Total
Sumber : Data yang keseluruhan (2011)
Tabel 4.15
Analisis Terhadap Keseluruhan Variabel X
Skor Total Persentase
Tanggapan Rata-Rata
1 2 3 4 5 6 7 8
Total 188 201 172 209 218 216 188 196 1588 100%
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui dari persentase sangat tidak setuju
dan tidak setuju sebesar 20,5% dari keseluruhan tanggapan responden. Dan dari
gabungan persentase setuju dan sangat setuju sebesar 63,9%. Sedangkan untuk
tanggapan netral tidak dihitung. Karena yang dijadikan acuan hanya yang
97
menyatakan pendapat. Agar dapat diketahui bagaimana tanggapan tentang hal yang
Toserba.
1 yaitu Saya tepat waktu dalam masuk kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.16
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Ketepatan Waktu
Item Pernyataan 1
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 1 sebesar 3,6%, dan yang setuju 85,5 %.
98
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan tepat
2 yaitu Saya Tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaan saya dapat dilihat pada
Tabel 4.17
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Ketepatan Waktu
Item Pernyataan 2
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 2 sebesar 7,3%, dan yang setuju 78,2 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan tepat
Tabel 4.18
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Pemanfaatan & Penggunaan
Peralatan
Item Pernyataan 3
tidak setuju terhadap item pernyataan 3 sebesar 1,8%, dan yang setuju 81,8 %. Maka
Tabel 4.19
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Pemanfaatan & Penggunaan
Peralengkapan
Item Pernyataan 4
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 4 sebesar 80,0%, dan yang setuju 7,3 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan
Jawaban responden terhadap Indikator Hasil kerja yang memuaskan dengan item
pernyataan 5 yaitu Saya dapat menyelesaikan semua pekerjaan saya dapat dilihat
Tabel 4.20
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Hasil Kerja Yang
Memuaskan
Item Pernyataan 5
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 5 sebesar 25,4%, dan yang setuju 74,5 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan
Jawaban responden terhadap Indikator Hasil kerja yang memuaskan dengan item
Tabel 4.21
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Hasil KerjaYang
Memuaskan
Item Pernyataan 6
tidak setuju terhadap item pernyataan 6 sebesar 1,8%, dan yang setuju 89,0 %. Maka
item pernyataan 7 yaitu Saya loyal terhadap Perusahaan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
103
Tabel 4.22
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 7 sebesar 7,3%, dan yang setuju 69,1 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan
item pernyataan 8 yaitu Saya tidak menjalankan peraturan perusahaan dapat dilihat
Tabel 4.23
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Kepatuhan Terhadap Tata
Tertib
Item Pernyataan 8
Sangat Setuju 1 0 0
Setuju 2 3 5,5
Netral 3 7 12,7
Tidak Setuju 4 26 47,3
Sangat Tidak Setuju 5 19 34,5
Total 55 100,0
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 8 sebesar 81,8%, dan yang setuju 5,5 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan
Jawaban responden terhadap Indikator Tanggung jawab yang tinggi dengan item
pernyataan 9 yaitu Saya tidak bertanggung jawab kepada perusahaan saya dapat
Tabel 4.24
Sangat Setuju 1 0 0
Setuju 2 3 5,5
Netral 3 1 1,8
Tidak Setuju 4 29 52,7
Sangat Tidak Setuju 5 22 40,0
Total 55 100,0
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 9 sebesar 92,7%, dan yang setuju 5,5 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan
Tabel 4.25
Kategori Jawaban Responden Terhadap Indikator Tanggung Jawab Yang
Tinggi
Item Pernyataan 10
yang tidak setuju terhadap item pernyataan 10 sebesar 3,6%, dan yang setuju 87,3 %.
Maka dapat disimpulkan dari tabel diatas sebagian besar responden menyatakan
Keseluruhan
Kerja di Borma Toserba Dakota Bandung secara keseluruhan. dapat dilihat pada data
Tabel 4.26
Data Jawaban Responden Terhadap Disiplin Kerja
Pernyataan Total
Tanggapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Netral 6 8 9 7 7 3 13 7 1 5 66
Setuju 32 36 37 3 33 39 26 3 3 34 246
Sangat Setuju 15 7 8 1 8 10 12 0 0 14 75
Total 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 550
Sumber : Data yang keseluruhan (2011)
Tabel 4.27
Analisis Terhadap Keseluruhan Variabel Y
Skor Total Persentase
Tanggapan Rata- Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat Tidak
0 0 0 0 60 1 1 95 110 0 267 12,2%
Setuju 30,0%
9,0%
Netral 18 24 27 21 21 9 39 21 3 15 198
44,1%
Setuju 128 144 148 6 132 156 104 6 6 136 966
61,0%
Sangat Setuju 75 35 40 1 40 50 60 0 0 70 371 16,9%
Total 188 201 172 209 218 216 188 196 235 225 2192 100%
setuju dan tidak setuju sebesar 30,0% dari keseluruhan tanggapan responden. Dan
dari gabungan persentase setuju dan sangat setuju sebesar 61,0%. Sedangkan untuk
108
tanggapan netral tidak dihitung. Karena yang dijadikan acuan hanya yang
menyatakan pendapat. Agar dapat diketahui bagaimana tanggapan tentang hal yang
baik. Karena kebanyakan responden berpendapat positif. Yang berarti Disiplin kerja
maka terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen penelitian melalui uji validitas
dan reliabilitas.
Uji Validitas dilakukan berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada
responden. Seperti diketahui dari penjelasan pada Bab III, bahwa uji validitas data
dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas data dan derajat kebenaran (valid atau
tidaknya suatu item pernyataan pada kuesioner yang diberikan pada responden) dari
validitas item dari setiap pernyataan, syarat validitas adalah dengan r kritis = 0,300.
Maka bila nilai validitas di atas r kritis berarti item-item pernyataan dikatakan valid.
Tabel 4.28
Hasil Uji Validitas untuk Sistem Informasi Absensi ( Variabel X )
Pertanyaan r hitung r kritis Keterangan
Item 1 0,587 0,300 Valid
Item 2 0,640 0,300 Valid
Item 3 0,327 0,300 Valid
Item 4 0,683 0,300 Valid
Item 5 0,787 0,300 Valid
Item 6 0,761 0,300 Valid
Item 7 0,417 0,300 Valid
Item 8 0,548 0,300 Valid
Sumber : Data penelitian 2011 (diolah)
Dari hasil tabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan
Hasil yang sama diperoleh oleh Variabel Y (Disiplin Kerja). Seperti disajikan
Tabel 4.29
Hasil Uji Validitas untuk Disiplin Kerja Karyawan ( Variabel Y )
Pertanyaan r hitung r kritis Keterangan
Item 1 0,657 0,300 Valid
Item 2 0,760 0,300 Valid
Item 3 0,731 0,300 Valid
Item 4 0,525 0,300 Valid
Item 5 0,811 0,300 Valid
Item 6 0,840 0,300 Valid
Item 7 0,665 0,300 Valid
Item 8 0,616 0,300 Valid
Item 9 0,749 0,300 Valid
Item 10 0,830 0,300 Valid
Sumber : Data penelitian 2011 (diolah)
110
dalam penelitian dapat dijadikan instrument penelitian atau tidak. Reliabilitas adalah
indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan, untuk menguji koefisien reliabilitas digunakan SPSS 15.0 For Windows.
Tabel 4.30
Reliabilitas untuk Variabel Independen ( Sistem Informasi Absensi )
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
0,718 8
sebesar 0,718. Angka reliabilitas ini telah melebihi angka reliabel yaitu 0,6. Angka
Tabel 4.31
Reliabilitas untuk Variabel Dependen ( Disiplin Kerja Karyawan )
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
0,891 10
Informasi Absensi) adalah sebesar 0,891. Nilai ini lebih dari kriteria reliabilitas yang
yaitu Sistem Informasi Absensi dengan variabel dependen yaitu Disiplin Kerja
Karyawan. Dalam penelitian ini, penghitungan uji korelasi menggunakan SPSS 15.0
Tabel 4.32
Korelasi Pearson
TX TY
TX Pearson Correlation 1 ,633(**)
Sig. (2-tailed) ,000
N 55 55
TY Pearson Correlation ,633(**) 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 55 55
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
korelasi bernilai positif. Hal ini dapat dilihat di tabel 3.4. Sugiyono di dalam interval
koefisien 0.600 – 0.799 maka tingkat hubungannya dikatakan kuat. Jika terdapat
hubungan antara 2 variabel, maka jika variabel independen besar, maka akan besar
informasi absensi terhadap variabel variabel dependen yaitu Disiplin Kerja karyawan
Kd = r² x 100%
2
= (0,633) x 100%
= 0,400 x 100%
= 40,0%
113
yaitu sebesar 40,0% yang menunjukkan adanya Peranan Sistem Informasi Absensi
yang besar. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 60,0% dipengaruhi faktor lain yang
yang signifikan, antara variabel bebas yaitu Sistem Informasi Absensi dan variabel
terikat Disiplin Kerja Karyawan, maka dilakukan uji hipotesis nol dimana:
mengatakan bahwa:
Bila sampel lebih besar dari 25, maka distribusinya akan mendekati distribusi
Jika z hitung > z table maka H0 ditolak dan H1 diterima yang didapat dari tabel
z hitung ≤ z table maka H0 diterima dan H1 ditolak yang didapat dari tabel
z rs n 1
� = 0,633 55 − 1
Zhitung= 4,651
Untuk α = 1 %, maka :
Zα = z0.01
z tabel = 2,58
Dari perhitungan di atas, didapat nilai Zhitung sebesar 4,651 sedangkan Ztabel
Jika z hitung > z table , maka H0 ditolak, berarti H1 diterima atau Sistem
-2,58 0 2,58
-4,651 4,651
Gambar 4.15
Kurva Penolakan dan Penerimaan Hipotesis Untuk α = 1 %
BAB V
5.1. Kesimpulan
dicapai, hipotesis yang ingin diteliti, serta hasil-hasil pengolahan data dan
sistem informasi absensi ini adalah. Scanner yang digunakan sering rusak dan
yaitu sebesar 63,9 %. Artinya sistem yang berjalan di Borma Dakota ini sudah
116
117
dengan variabel terikat (Disiplin Kerja karyawan) adalah relative baik dan
searah serta signifikan. Searah yang dimaksud disini artinya jika Sistem
Informasi Absensi semakin baik maka akan semakin baik pula tingkat disiplin
lainnya yang tidak diteliti oleh penulis, seperti motivasi, insentif karyawan
sebesar 4,651 sedangkan Ztabel sebesar 2,58 untuk α = 1 %, Hal ini dapat
5.2. Saran
komputer, dianjurkan agar diganti dengan komputer yang lebih baik. Atau
memiliki spesifikasi yang lebih baik, agar proses absensi dapat berjalan lebih
cepat. Dan scanner hendaknya diganti dengan alat yang lebih modern agar
2. Untuk prosedur dalam Sistem Absensi ini dianjurkan agar diberi batasan jam
3. Admin hendaknya mengambil tidak dari karyawan biasa. Tapi dari orang yang
serupa dengan penulis. Hendaknya menggunakan metode yang lebih baik lagi
.
DAFTAR PUSTAKA
Avin Fadilla Helmi. Desember 2002. Disiplin Kerja, Buletin Psikologi, Tahun IV,
ppppppPASIM:Bandung
Yogyakarta
BPFE : Yogyakarta
Aksara. Yogyakarta
Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta
vii
Riduan, Achmad Kuncoro Engkos. 2008. Analisis Jalur. Alfabeta. Bandung.
Aksara : Jakarta
Bandung
printergemblong
Yapi Frido Muskita, Analisa Disiplin Kerja terhadap Prestasi Kerja pada AJB
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curriculum Vitae
DATA PRIBADI
Personal Details
RIWAYAT PENDIDIKAN
Educational Qualification