Referat Entropion
Referat Entropion
Oleh :
NIM. I1A008065
Pembimbing
BANJARMASIN
Juni, 2013
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma
sinar, dan pengeringan bola mata. Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada
bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva
dan kornea. Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini dapat menyebabkan kelopak
mata bagian lain ikut melipat dan biasanya kelopak mata bawah yang paling sering
dikenai.1
Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada entropion kelopak
mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering karena proses
involusional pada proses penuaan, sedangkan pada kelopak mata atas sering karena
sikatrikal seperti akibat trakoma. Entropion dapat terjadi unilateral maupun bilateral.1
Entropion yang kronik dapat menyebabkan rasa sensitif akut terhadap cahaya
dan angin, serta dapat menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea, atau ulkus kornea.
Untuk itu, penting dilakukan perbaikan kondisi oleh dokter sebelum terjadi kerusakan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ANATOMI PALPEBRA
kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan alat
menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma
2
Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di
bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
- Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar Moll, kelenjar Zeis pada pangkal
palpebra
- Septum orbita merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan
margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata
3
yang biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan
lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil dibandingkan pada pria. Entropion
entropion sikatrik lebih sering pada palpebra superior dan paling sering didahului
oleh trakhoma.5
Gambar 2. Entropion 5
III. KLASIFIKASI
- Involusi
Paling sering terjadi sebagai akibat dari proses penuaan. Seiring dengan
4
elastik kelopak mata bawah. Gangguan ini paling sering ditemukan pada
Entropion involusi pada kelopak mata atas juga dapat terjadi. Penelitian Jorge
atas pada populasi. Kelemahan horizontal dari kelopak mata dapat diketahui
5
koreksi ptosis) dan trauma (luka bakar dan trauma kimia). Penggunaan obat
terjadi trauma pada kornea yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi.
mata memutari tepi tarsus 6,9. Entropion kongenital sering sering juga terdapat
terjadi pada usia remaja dan diturunkan secara autosomal dominan 10.
- Entropion Spastik Akut
Entropion spastik akut biasanya terjadi pada iritasi maupun inflamasi okuli
dimana terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan spasme otot orbikularis.
Keadaan ini juga paling sering terjadi setelah operasi intraokuler pada pasien
dengan kelopak mata preoperatif tidak menyadari atau memiliki kelopak mata
yang sedikit menekuk ke arah bola mata. Kontraksi otot orbikularis kelopak
mata yang tertahan menyebabkan rotasi ke dalam tepi kelopak mata. Hal ini
Taping pada kelopak mata, kauterisasi atau teknik penjahitan dapat digunakan
6
sementara tetapi karena perubahan itu biasanya menetap sebainya dilakukan
pada beberapa kasus dapat digunakan toksin botullinum tipe A (Botox) untuk
berlebih sehingga mata sangat lembab. Rambut dapat mengikis kornea, menyebabkan
ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut yang terus
jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu penglihatan. 4
Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman seperti adanya sensasi
benda asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan fotofobia 7. Entropion
V. DIAGNOSIS
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata yang
terus mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata merah yang
7
memanjang, keratitis punctata superfisial yang dapat menjadi ulkus dan formasi
panus. Pasien dengan entropion sikatrik mungkin terdapat keratinisasi pada tepi
menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat apakah kelopak mata
dapat kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini tidak menimbulkan rasa sakit.
Dari tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada
pinggir kelopak mata bawah selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah
entropion terbentuk. Forniks inferior tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata
mungkin dapay mudah dikeluarkan. Tanda klinis lainnya meliputi gambaran garis
putih dalam ukuran milimeter di bawah tarsal inferior akibat dari pergeseran dari
retraktor kelopak mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada sama seklai dari
kelopak bawah saat melihat ke bawah. Pindahnya bagian superior dari orbikularis
superior dapat dideteksi dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang
saluran Meibom.
3. Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi
8
4. Dermatokalasis
Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukkan gambaran
yang longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang banyak. Perubahan
bulu mata masuk ke dalam. Orientasi dari tarsal plate normal selalu
VII. PENGOBATAN
Terapi nonfarmakologis dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi sehingga
menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama untuk involusi
atau spastik entropion. Pencukuran bulu mata bisa dilakukan di tempat lokasi
trichiasis. Terapi kontak lensa (hidrogel, hidrogel silikon, yang memiliki diameter
tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak
mata efektif pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat
pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan
Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi
9
okular berulang, konjungtivitis bakteri, refleks hipersekresi air mata, superfisial
secara tidak serentak. Perbaikan epiblefaron diperlukan jika ada bukti keratopati
botulinum bertahan hanya sekitar 3 bulan, tetapi entropion tidak akan terulang
bawah luka dari bawah punctum menuju cabang cantal. Penutup kulit yang kecil
disayat ke bawah di atas tarsus, dan potongan otot orbikularis pretarsal disayat
sampai batas tarsus. Septum orbita digores dan dibuka, sehingga tepi fasia
kapsulopalpebra yang tipis dapat terlihat. Dengan adanya bantalan inferior orbita,
yang kondisinya sama dengan keadaan kelopak mata bawah terhadap levator,
dapat ditutup dengan empat jahitan sesuai dengan struktur mata. Suatu potongan
dan potongan tersebut sesuai dengan banyaknya ketegangan kelopak. Tiga jahitan
10
dengan silk 6.0 digunakan untuk menyambung kembali fasia kapsulopalpebra
bawah dengan perbatasan tarsal. Kelopak mata tidak harus selalu dikoreksi dan
follow up pasien. Kulit muka yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah
tepi fasia kapsulopalpebral harus disatukan dengan tiga jahitan pusat untuk
11
Gambar 4. Operasi dengan perbaikan faisa kapsulopalpebra dengan teknik
inferior refraktorplication
12
Gambar 5. Koreksi entropion involusional dengan teknik Horizontal Shortening-
Modified Brick.
b. Jahitan quickert.14
Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu maka teknik
dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-0 ditempatkan
Jahitan melewati forniks sampai batas di bawah perbatasan inferior tarsal lalu
13
keluar sampai kulit. Masing-masing jahitan ditegangkan untuk koreksi. Berikut
Gambar 6. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.
4. Entropion sikatrik.5
Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal
(prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah.
Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm dari
kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 2-4 mm
dari garis tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam hitungan
detik dibuat insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi
Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus, ke atas tarsus yang
kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat di atas kapas untuk
14
diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan kasa penutup harus diangkat
10-14 hari.
Jika sikatrik entropion masih mengganggu, atau prosedur yang dilakukan gagal,
tarsal. Berbagai material cangkok yang tersedia meliputi tulang rawan telinga,
langit-langit keras, dan selaput lendir. Terbentuknya jaringan parut, dan defek
produksi lamellar posterior, bahan cangkok diletakkan dengan jahitan yang bisa
diserap dan kelopak akan dapat disembuhkan dengan jahitan yang direnggangkan.
15
Gambar 8. Posterior lamella grafting.
VIII. KOMPLIKASI 5
1. Konjungtivitis
2. Keratitis
16
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi
kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut
3. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan
oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan
penglihatan. Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi
maerah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
IX. PROGNOSIS 5
penyakitnya.
BAB III
PENUTUP
17
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata
yang biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat
konjungtivitis, keratitis, hingga ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh
karena rambut yang terus menggosok. Ulkus menyebabkan pembuluh darah untuk
tumbuh di kornea normal jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
9. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with
anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid entropion.
Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74
10. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral
congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual?
Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
11. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor
repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220: 327-31.
19
13. Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in
Asians. Br J Ophthalmol 2000;84:1407–1410.
20