Bab Iv
Bab Iv
4.1 Peralatan
Dalam melaksanakan dan menjalankan pekerjaan di lapangan, maka
diperlukan suatu unit alat berat yang dapat membantu menyelesaikan masalah
pekerjaan di lapangan. Alat berat yang di gunakan bertujuan untuk memenuhi
ketepatan waktu penyelesaian dan pencapaian kualitas pekerjaan yang
diisyaratkan sesuai dengan rencana. Menurut fungsinya peralatan yang dipakai di
dalam proyek Peningkatan jalan batas kota Banda Aceh – Sp.Lam Ateuk adalah
sebagai berikut:
26
untuk mencampurkan tanah dan campuran aspal. Pada umumnya motor grader
digunakan dalam proyek dan perawatan jalan. Dalam pengoperasiannya, motor
grader menggunakan blade yang disebut Moldboard, yang digerakkan sesuai
dengan kebutuhan bentuk permukaan.
27
bagus dan tidak mudah terjadi kerusakan. Pekerjaan pembersihan debu ini berjalan
sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada suatu kendala.
b. Asphalt sprayer
Pada umumnya, alat penyemprotan aspal diberikan untuk memberikan lapis
pengikat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) pada permukaan yang
akan diberi lapis aspal diatasnya dengan tujuan untuk mengikat lapis perkerasan
baru dengan lapis perkerasan lama.
c. Asphalt Finisher
Alat untuk menghamparkan campuran aspal yang dihasilkan dari alat
produksi aspal. Terdapat dua jenis Asphalt Finisher yaitu Crawler yang
menggunakan roda kelabang, dalam hal daya ambang (flotation), traksi, dan
penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan Asphalt Finisher
yang menggunakan roda karet dengan ukuran sama. Kelebihan Asphalt Finisher
roda karet adalah dalam hal manuver yang lebih cepat.
d. Tandem Roller
Penggunaan dari penggilas ini untuk mendapatkan permukaan yang agak
halus, misalnya penggilas lapisan hotmix. Tandem roller ini memberikan lintasan
yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8 - 14 ton. Penambahan
beban akibat pengisian zat cair (blasting) berkisar antara 25 – 60 % dari berat
penggilas. Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada pengerjaan penggilas
batu – batuan yang tajam dan keras.
e. Tired Roller
Pemadat roda karet dengan jenis pemadat permukaan, tapi dapat juga
berfungsi dengan prinsip meremas (kneading action). Pemadat roda karet pada
umumnya mempunyai poros ganda (tandem axle) dengan empat sampai sembilan
roda tiap poros. Roda dirancang sedemikian rupa sehingga roda bagian belakang
dapat berjalan dalam ruang diantara bagian depan. Pemadat karet tidak boleh
kelebihan beban akibat pemberat atau bergerak dengan kecepatan melebihi batas
karena dapat memberikan keausan pada ban.
28
4.2 Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah Kelas B (Subbase Course).
Lapisan pondai bawah (subbase course) adalah lapisan yang ditempatkan
diantara tanah dasar (subgrade) dan base course, yang merupakan lapisan dasar
dari perkerasan jalan. Lapisan pondasi bawah yang dipakai telah di tentukan
yaitu lapisan agregate kelas B, komposisi agregat adalah pasir dan kerikil. Mutu
bahan yang digunakan untuk lapisan ini lebih rendah dari mutu bahan base
course.
Material base kelas B diambil dari Quary dan dibawa ke Base Camp
untuk proses Stone Crusher. Kemudian diangkut dengan Dump Truck yang
dimuat dengan menggunakan Whell Loader. Material ini dihampar dan
diratakan dengan menggunakan alat Motor Grader dan dipadatkan dengan
menggunakan Vibro Roller sampai padat dengan disirami air hingga didapat
kepadatan yang sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik.
29
3. 1 unit Tandem Roller
4. 1 unit water tanker
5. Alat Bantu
C. Teknik Pelaksanaan
30
1.3 Pekerjaan Lapisan Pondasi Atas Kelas A (Base Course).
Lapis agregat kelas A adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara
lapisan bawah dengan lapisan permukaan. Lapisan ini dibuat untuk
menyempurnakan kapasitas daya dukung beban. Material yang digunakan
untuk lapisan ini adalah yang cukup kuat dan memiliki CBR > 90%. Bahkan
yang digunakan untuk lapisan ini dapat berupa batu pecah, kerikil pecah, yang
merupakan material kelas A baik yang berdiameter ¾ dan ⅜.
Material ini diambil dari Quary dan dibawa ke Base Camp untuk proses
Stone Crusher. Kemudian diangkut dengan Dump Truck yang dimuat dengan
menggunakan Whell Loader. Material ini dihampar dan diratakan dengan
menggunakan alat Motor Grader dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro
Roller sampai padat dengan disirami air hingga didapat kepadatan yang sesuai
dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi teknik sedangkan Proses
Penghamparan Kelas A setelah Pemadatan kelas B yang memenuhi Syarat.
31
Tujuan dari Prime Coat ini yaitu :
1. Mengisi lubang - lubang kecil pada bagian atas pondasi;
2. Menutup atau melapiskan partikel yang terlepas sehingga permukaan
menjadi lebih keras dan kuat;
3. Membantu memberi ikatan yang baik antara lapisan pondasi atas dengan
lapisan AC-BC yang akan dihamparkan.
Sehingga memberikan suatu sifat yang kedap air dari permukaan pondasi
atas agar air tidak dapat masuk yang dapat mengakibatkan hancurnya lapisan
tanah dasar pada saat lapisan permukaan belum dilapisi.
Sebelum pekerjaan prime coat dimulai, terlebih dahulu dibersihkan debu –
debu dan material yang lepas di atas pondasi atas dengan menggunakan mesin air
compressor dengan tekanan angin 5 atm. Pembersihan dinyatakan telah cukup
apabila permukaan base course telah bersih sehingga permukaan agregat telah
jelas terlihat. Setelah lapisan permukaan pondasi atas bersih, barulah diberi
lapisan prime coat.
Aspal panas prime coat dihasilkan dengan memanaskan aspal penetrasi
60/70 sebanyak 30% dari keseluruhan campuran. Pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan alat Asphalt Sprayer distributor dengan kapasitas 150 m2/jam. Alat
ini memiliki pemanas sendiri, di mana setelah pemanasan mencapai 1600C sampai
dengan 1800C aspal cair baru bisa disemprotkan melalui pipa. Proses
penyemprotan prime coat dilakukan bertahap yaitu dengan memulainya setengah
dari lebar badan jalan terlebih dahulu agar lalu lintas tidak terganggu, kemudian
baru dilanjutkan pada setengah lebar badan jalan tersisa.
Pekerjaan lapisan ikat atau (prime coats) dinyatakan selesai setelah memenuhi
syarat-syarat antara lain:
1. Penyiraman yang merata, sehingga tidak ada tempat yang kelihatan lapisan
base course;
2. Tidak ada lapisan prime coat yang lepas akibat dilalui kendaraan atau
orang yang berjalan kaki;
3. Permukaan prime coat tidak kotor oleh debu atau kotoran lain.
32
Permukaan pondasi yang telah dilalui lapisan prime coat secara merata sebenarnya
tidak boleh dilalui oleh kendaraan atau pejalan kaki selama 24 jam setelah prime
coat karena akan menyebabkan aspal panas prime coat tersebut diabaikan, tetapi
saat pengaspalan, prime coat yang telah kering harus dikompresor lagi agar debu
yang ada pada badan jalan hilang.
33
dengan proses pemadatan dengan menggunakan tandem roller dan
Pneumatic tire roller, dengan lintasan yang optimal dan sesuai dengan
hasil Trial Mix dilapangan untuk mencapai kepadatan yang optimal.
4. ketebalan sesuai dengan gambar /
spesifikasi.
4.4.3. Pengujian
Untuk mencapai spesifikasi yang dibutuhkan, setelah Pekerjaan Lapisan
AC- BC dilaksanakan maka dilakukan pengujian Core Drill. Benda uji di ambil
di beberapa titik dengan cara melakukan pemotongan perkerasan AC-BC
sebesar Ø10cm dengan menggunakan mesin Core. Hasil yang diperoleh setelah
melakukan pemeriksaan di laboratorium pada beberapa benda uji, maka hasil
yang didapat rata- rata benda uji memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.
34