Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA TN.

B DENGAN
KEGAWAT DARURATAN STEMI ANTERO LATERAL DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT
DI UNIT GAWAT DARURAT RSUD PREMBUN

DISUSUN OLEH
1. ALFIAH SITI KUSNIAH (A01702300)
2. ALVI RAHMA TUSSILMI (A01702301)
3. DIAN LUSIANA (A01702316)

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG


KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kehairat ALLAH SWT, atas rahmat dan hidayah-NYA
sehingga proses penyusunan makalah Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
“Asuhan keperawatan Gawat Darurat Pada Tn.B dengan Kegawat Daruratan
STEMI Antero Lateral dengan Masalah Keperawatan Utama Nyeri Akut Di
Unit Gawat Darurat RSUD Prembun” dapat diselesaikan. Sebab sebesar apapun
semangat dan keinginan seorang hamba untuk melakukan suatu pekerjaan itu
tidak akan tercapai , namun tanpa pertolongan dan hidayah- NYA, mustahil
keinginan dan cita-citanya dapat terwujud. Karena pada hakekatnya segala daya
dan upaya hanya milik-NYA.

Makalah ini kami buat sebagai materi tambahan dalam penguasaan mata
kuliah Praktik Keperawatan Gawat Darurat . Kami ucapkan banyak-banyak terima
kasih kepada dosen yang telah memberikan arahan kepada kami beserta teman-
teman yang selalu memberi support dan motivasi kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami sangat sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah kami selanjutnya.

Prembun, 20 Desember 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4
A. Latar belakang .......................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA LAPORAN PENDAHULUAN ...................... 5
A. Definisi ..................................................................................................... 5
B. Batasan karakteristik ................................................................................ 5
C. Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut ........................................... 6
D. Tanda dan gejala nyeri.............................................................................. 7
E. Patofisiologi.............................................................................................. 7
F. Pathway .................................................................................................... 8
G. Intervensi .................................................................................................. 9
BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................... 11
A. Pengkajian .............................................................................................. 11
B. Analisa Data ........................................................................................... 15
C. Diagnosa Keperawatan ........................................................................... 16
D. Intervensi Keperawatan .......................................................................... 16
E. Implementasi .......................................................................................... 17
F. Evaluasi .................................................................................................. 19
G. Rencana Tindak Lanjut .......................................................................... 20
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 21
A. Kesimpulan ............................................................................................. 21
B. Saran ....................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian
otot jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner
oleh proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor
dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST
elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah cermin dari pembuluh
darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran darahnya
benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat nutrisi-
oksigen dan mati.
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional
yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri
Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi
dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (NANDA, 2016).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri akut menurut Nanda yaitu
Agens cedera biologis (misalnya: infeksi, iskemia, neoplasma). Agens
cedera fisik (misalnya: abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebih). Agens cedera kimiawi
(misalnya., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agens mustard)

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana tinjauan teori tentang nyeri akut pada pasien STEMI?
2. Bagaimana asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien STEMI?

C. Tujuan
1. Mengetahui tinjauan teori tentang nyeri akut pada pasien STEMI.
2. Mengetahui asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien STEMI.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian
otot jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner
oleh proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor
dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan
ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah cermin dari
pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran
darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak
dapat nutrisi-oksigen dan mati.
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional
yang muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau
menggambarkan adanya kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri
Internasional): serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari
ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat
diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan (NANDA, 2016).
Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan (SDKI DPP PPNI&Tim Pokja, 2016).

B. Batasan karakteristik
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standart daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkannya (misalnya., Neonatal
Infant Pain Scale, Pain Assesment Checklist for Senior with Limited
Ability to Communicate).
2. Diaforesis
3. Dilatasi pupil

5
4. Ekspresi wajah nyeri (misalnya., mata kurang bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis).
5. Fokus menyempit (misalnya., persepsi waktu, proses berpikr, interaksi
dengan orang dan lingkungan).
6. Fokus pada diri sendiri
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
(misalnya., skala Wong-Baker FACES, skala analog visual, skala
penilaian numerik).
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standart
instrumen nyeri (misalnya: McGill Pain Questionnaire, Brief Pain
Inventory).
9. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan aktivitas (misalnya: anggota
keluarga, pemberi asuhan).
10. Mengekspresikan perilaku (misalnya: gelisah, merengek, menangis,
waspada).
11. Perilaku distraksi
12. Perubahan pada parameter fisiologis (misalnya: tekanan darah,
frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan end-
tidal karbon dioksida [CO₂]).
13. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri 14.Perubahan selera makan
14. putus asa
15. sikap melindungi area nyeri
16. sikap tubuh melindungi

C. Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut


Faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri akut menurut Nanda yaitu :
1. Agens cedera biologis (misalnya: infeksi, iskemia, neoplasma).
2. Agens cedera fisik (misalnya: abses, amputasi, luka bakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebih).
3. Agens cedera kimiawi (misalnya., luka bakar, kapsaisin, metilen
klorida, agens mustard)

6
D. Tanda dan gejala nyeri
Menurut Tim Pokja tahun 2017 tanda dan gejala nyeri akut ada dua yaitu :
1. Mayor
a. Subjektif :
1) Mengeluh nyeri
b. Objektif :
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (misalnya: waspada, posisi menghindari
nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
2 Minor
a. Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola nafas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berfikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis

E. Patofisiologi
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara
mendadak setelah oklusi thrombus pada plak aterosklerotik yang sudah
ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner derajat tinggi yang berkembang
secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya
banyak kolateral sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri
koroner terjadi secara cepat pada lokasi injuri vascular. Pada sebagian
besar kasus, infark terjadi jika plak aterosklerosis mengalami fisur, rupture
atau ulserasi dan jika kondisi local atau sistemik memicu trombogenesis,
sehingga terjadi thrombus mural pada lokasi rupture yang mengakibatkan
oklusi arteri koroner. Penelitian histology menunjukkan plak koroner

7
cendeeung mengalami rupture jika mempunyai vibrous cap yang tipis dan
intinya kaya lipid (lipid rich core).
Infark Miokard yang disebabkan trombus arteri koroner dapat
mengenai endokardium sampai epikardium,disebut infark transmural,
namun bisa juga hanya mengenai daerah subendokardial,disebut infark
subendokardial. Setelah 20 menit terjadinya sumbatan,infark sudah dapat
terjadi pada subendokardium,dan bila berlanjut terus rata-rata dalam 4 jam
telah terjadi infark transmural. Kerusakan miokard ini dari endokardium
ke epikardium menjadi komplit dan ireversibel dalam 3-4 jam. Meskipun
nekrosis miokard sudah komplit,proses remodeling miokard yang
mengalami injury terus berlanjut sampai beberapa minggu atau bulan
karena daerah infark meluas dan daerah non infark mengalami dilatasi.

F. Pathway

8
G. Intervensi
NOC NIC
NOC : NIC :
1. Pain Level, Pain Management
2. Pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
3. Comfort level secara komprehensif termasuk

Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,

1. Mampu mengontrol nyeri frekuensi, kualitas dan faktor

(tahu penyebab nyeri, presipitasi

mampu menggunakan 2. Observasi reaksi nonverbal dari

tehnik nonfarmakologi ketidaknyamanan

untuk mengurangi nyeri, 3. Gunakan teknik komunikasi


mencari bantuan) terapeutik untuk mengetahui
2. Melaporkan bahwa pengalaman nyeri pasien

nyeri berkurang dengan 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon

menggunakan manajemen nyeri

nyeri 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa

3. Mampu mengenali lampau

nyeri (skala, intensitas, 6. Evaluasi bersama pasien dan

frekuensi dan tanda tim kesehatan lain tentang

nyeri) ketidakefektifan kontrol nyeri

4. Menyatakan rasa masa lampau


7. Bantu pasien dan keluarga untuk
nyaman setelah nyeri
mencari dan menemukan
berkurang
5. Tanda vital dalam dukungan

rentang normal 8. Kontrol lingkungan yang dapat


mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan

9
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal : 10 Desember 2019
Hari : selasa
Jam : 10.00 WIB

1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn.B
b. Usia : 45th
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Pendidikan : SMK
e. Suku Bangsa : jawa
f. Agama : islam
g. Alamat : Winong
h. Diagnosa Medis : STEMI Antero Lateral

2. Pengkajian Primer
a. Airway
Jalan nafas bersih , tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada secret
b. Breathing
RR : 20x/menit, irama vesikuler, tidak ada tarikan dinding dada,
tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada wheezing maupun ronkhi,
terpasang 02 nasal kanul 3lpm
c. Cirkulation
Tekanan darah 108/69 mmHg, nadi 55x/menit, teratur, kuat, sushu
36,7˚C, akral dingin, gelisah, tidak ada sianosis, kulit tidak pucat,
terdapat nheri dada kiri dan nyeri ulu hati, nyeri menetap, seperti
tertususk-tusuk.
d. Disability

11
Kesadaran compos mentis dengan GCS 15, E4 V5 M6, pupil
isokor dengan diameter 3mm, ada respon cahaya, kekuatan otot
ekstremitas atas normal (5), kekuatan ekstremitas bawah normal
(5).
e. Exposure
Terdapat nyeri, dirasakan sejak 2 hari SMRS, bertambah ketika
bergerak dan beraktivitas / berkurang ketika istirahat, nyeri seperti
tertusuk-tusuk, nyeri pada ulu hati dengan skala 5 dan terus
menerus. Tidak terdapat luka, tidak ada tumor, tidak ada
perdarahan.

3. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Nyeri akut
2) Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dari rumah diantar keluarganya ke IGD RSUD
Prembun dengan keluhan nyeri pada ulu hati, nyeri bertambah
saat bergerak dan beraktivitas, terus menerus, seperti tertusuk-
tusuk dengan skala nyeri 5, dan sesak nafas.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan baru kali ini dirawat di rumah sakit,
sebelumnya belum pernah sakit yang seperti saat ini.
4) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun dan menular, seperti hipertensi, diabetes
milletus, TBC, dll.
b. Pemeriksaan Fisik
Head to toe
1) Kepala

12
Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, bersih,
tidak ada lesi. Konjungtiva ananemis, sklera anikterik, pupil
isokor.
2) Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid.
3) Dada :
Paru-paru
I : tidak ada lesi, pengembangan dada kanan dan kiri
simetris
Pa : vokal vremitus dada kanan dan kiri teraba simetris
Pe : sonor
A : vesikuler
Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
Pa : terdapat pembesaran jantung (cardiomegaly)
Pe : pekak
A : bj s1-s2 mumi
4) Perut
I : perut tampak flat, tidak ada lesi
A : bising usus 8 kali/menit
Pe : thympani
Pa : tidak terdapat nyeri tekan
5) Ekstremitas
Atas : tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema, fungsi
ekstremitas normal
Bawah : tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema, fungsi
ekstremitas normal.

13
6) Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : ST Elevasi
2. Laboratorium
Item Hasil Nilai Interpretasi
Normal
leukosit 14.900 3.600- H
11.000
Hb 10.6 11.7-15.5 L
Hematokrit 3,2 3,8-5,2 L

7) Terapi
No. Nama Obat Dosis Indikasi
1. Inf. Asering 20tpm Memenuhi
kebutuhan
cairan
2. O2 nasal kanul 3lpm Memenuhi
kebutuhan
oksigen

1. Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam


2. Inj. Phantoprazole 40mg/12jam
3. Inj. Arikstra 1amp/24jam
4. Inj. Pethidine 25mg/8jam
5. P.o clopidogrel 1x75mg
6. P.o aspileet 1x80mg
7. P.o ISDN 3X5mg
8. P.o simfarstatin 1x10mg

14
B. Analisa Data
No Data Etiologi Mechanism Problem
1. Ds : Agen Jaringan Nyeri Akut
klien mengatakan Cidera miokard
nyeri Biologis iskemik
P : bertambah ketika
bergerak / berkurang Suplai dan
ketika istirahat kebutuhan
Q : tertusuk-tusuk oksigen ke
R : ulu hati jantung tidak
S:5 seimbang
T : terus menerus
Suplay oksigen
Do: ke miocard
klien tampak menahan turun
nyeri
Pucat Metabolisme
Lemah anaerob

Timbunan
asam laktat
meningkat

Nyeri akut
2. Ds : Keletihan Jaringan Ketidakefekt
Klien mengatakan Otot miokard ifan Pola
sesak nafas Pernafasan iskemik Nafas
Do :
klien tampak sesak dan Suplai dan
lemas kebutuhan

15
KU cukup oksigen ke
TD : 108/69mmHg jantung tidak
N : 55x/menit seimbang
Rr : 20x/menit
S : 36,5˚C Suplay oksigen
Spo2 : 92% ke miocard
turun

peningkatan
frekuensi

ketidakefektifa
n pola nafas

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernafasan

D. Intervensi Keperawatan
No NOC NIC RASIONAL
D
X
Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri 1. Untuk
tindakan asuhan secara mengetahui
keperawatan selama komprehensi tingkat nyeri
1x4 jam, diharapkan f 2. Mengurangi
masalah nyeri akut 2. Ajarkan nyeri tanpa
dapat teratasi dengan distraksi analgetik
kriteria hasil : relaksasi 3. Mengurangi
indikator A T 3. Beri nyeri
lingkungan 4. Mengurangi

16
Melaporka 3 5 yang nyaman nyeri dengan
n nyeri 4. Kolaborasi analgetik
berkurang pemberian
Klien tidak 3 5 analgetik
tampak
mengeluh
dan
menangis
Setelah dilakukan 1. Posisikan 1. Untuk
tindakan asuhan semi fowler mengurangi
keperawatan selama 2. Observasi sesak
1x4 jam, diharapkan TTV 2. Untuk
masalah 3. Berikan mengetahui
ketidakefektifan pola terapi o2 kondisi
nafas dapat teratasi nasal kanul pasien
dengan kriteria hasil 3lpm 3. Untuk
: 4. Ajarkan mengurangi
indikator A T nafas dalam sesak
TTV 4 5 4. Untuk
dalam mengurangi
rentang sesak
normal
Tidak 4 5
ada
dispnea
Frekuensi 4 5
nafas
normal

E. Implementasi
TGL/JAM TINDAKAN RESPON TTD

17
10-12- 1. Mengkaji nyeri Ds : P : bergerak
2019 Q : tertusuk-tusuk
Jam : R : ulu hati
10.30 S:5
T : terus menerus
Do : pasien tampak
menhahan nyeri
Jam 10.30 2. Memberikan Ds : pasien mengatakan
lingkungan yang merasa nyaman dengan
nyaman lingkungan yang sunyi
Do : lingkungan sunyi
Jam 10.30 3. Mengajarkan Ds : pasien mengatakan
distraksi relaksasi nyeri berkurang
Do : pasien tampak
nyaman
Jam 10.30 4. Memberikan Ds : pasien mengatakan
terapi O2 nasal sesak berkurang
kanul 3lpm Do: telah diberikan O2
nasal kanul 3lpm
Jam 10.35 5. Memberikan Ds : pasien mengatakan
cairan IV Asering bersedia
20tpm Do : telah terpasang inf.
Asering 20tpm
Jam 11.00 6. Memonitor TTV Ds : pasien mengatkan
masih merasa lemas
Do : td : 112/74, N :
55x?menit, rr :20/menit,
S : 36,5

18
Jam 11.00 7. Memposisikan Ds : pasien mengatakan
semi fowler sesak berkurang
Do : pasien tampak
nyaman

F. Evaluasi
TGL/JAM NO EVALUASI TTD
DX
10-12- 1 S : pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
2019 P : bergerak
Jam : Q : tertusuk-tusuk
12.30 R : ulu hati
S:5
T : hilang timbul
O : pasien tampak menahan nyeri
A : masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi
Indicator A E T
Melaporkan 3 3 5
nyeri
berkurang
Klien tidak 3 3 5
tampak
mengeluh
dan
menangis
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji neyri secara komprehensif

19
Kolaborasi pemberian analgetik
10-12- 2 S : pasien mengatakan sesak berkurang
2019 O : - pasien tampak membaik
Jam : - Ttv : TD : 112/74, N :65x/menit, rr :
12.30 20x/menit, S : 36,5˚C
A : masalah keperawatan ketidakefektifan pola
nafas belum teratasi
Indicator A E T
TTV 4 4 5
dalam
rentang
normal
Tidak 4 4 5
ada
dispnea
Frekuensi 4 4 5
nafas
normal
P : lanjutkan intervensi
1. Berikan terapi O2 3lpm
2. Monitor TTV

G. Rencana Tindak Lanjut


1. Kaji nyeri secara komprehensif
2. Inj. Arikstra 1amp/24jam
3. Pemberian terapi O2 3lpm
4. Inf. Asering 20tpm
5. Monitor TTV

20
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot
jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh
proses degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan
ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim jantung dan ST
elevasi pada pemeriksaan EKG.
Masalah keperwatan yang sering dijumpai pada STEMI adalah
nyeri akut. Nyeri akut adalah pengalaman sensori atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.

21
B. Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami
tentang nyeri akut pada pasien STEMI dan dapat memahami tentang
asuhan keperawatan nyeri akut pada pasien STEMI.

DAFTAR PUSTAKA

Bullechek. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC). Missouri : Elsevier.

Herdman & Kamitsuru. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi.


Jakarta : EGC.
Price, Sylvia A. & Wilson, Lorraine M. (2006). Pathofisiologi Edisi 6. Jakarta :
EGC.
SDKI DPP PPNI, Tim Pokja. (2016). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat.
Wijaya, A.S & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta :
Nuha Medika.

22

Anda mungkin juga menyukai