Jakarta
RS Pelni
Admisi center
1. Terdiri dari 3 shift, pershift ada 3 orang
2. Pembagian bed dengan beberapa warna sebagai bentuk informasi kepada
pasien, pegawai, manajemen
3. Tiap pasien dapat diberi keterangan sudah berapa lama LOSnya, ketika ada
endemik DHF, DF, ada keterangan tambahan berupa icon nyamuk sehingga
manajemen dan petugas ranap dapat mempersiapkan obat-obat, cairan infus
dan lebih ketat dalam mengawasi pasien.
4. Ketika ada pasien masuk ranap,secara langsung terlink ke gizi dan farmasi.
5. Mempunyai sistem care plan yaitu setiap pasien sudah direncanakan berapa hari
akan dirawat sehingga dapat merencakan kapan selanjutnya pasien akan
memasukan pasien baru.
6. Menganut sistem seperti bisnis penerbangan yaitu ada waktu arrival dan waktu
departured setiap jam.
Case mix
1. 2 dokter umum sebagai verifikator sebelum diajukan ke BPJS.
2. Setelah pasien pulang, 1x24 jam harus diserahkan ke unit case mix untuk di
costing scan coding verifikasi oleh dokter
3. Target pershift sebanyak 50
4. Tiap bulan memiliki target 100% dalam klaim ke BPJS
5. Pasien elektif langsung ke TPPRI tidak masuk lewat IGD, reassesment oleh
dokter umum bangsal
6. Tarif perina, sesuai dengan kelas ibu
7. Tiap bulan ada 2000-3000 pasien rawat inap dan 30.000 pasien rawat jalan
dengan omzet perbulan 30M
IT
1. Penerapan IT sosialisasi selama 3 bulan
2. Tim IT terdiri dari progamer, ass support, hardware dan E clinic
3. Penginputan sisrute dan siranap adalah RM bukan IT
4. Ketika ada perubahan dalam proses bisnis, mempunyai alur analisa, dilihat,
dipertimbangkan siapa saja yang terlibat, perubahan SPO baru dijalan kan
perubahannya.
Ranap
1. Memiliki sistem seperti perusahaan mobil yaitu ada pit stop yang ada tempat
khusus untuk oper pasien. Setiap operan ada beberapa pertanyaan dan
identifikas untuk penyerahan
2. Proses transport pasien ke ranap menganut sistem seperti busway yang memiliki
jam dan urutan. Petugas transport memakai seragam berbeda dari petugas
medis
Presentasi kepala pelayanan
1. Mesin anjungan mandiri diadakan untuk efisiensi pegawai tambahan
Untuk proses registrasi
Pengaturan kehadiran, terbridging ke BPJS, penyesuaian jadwal dokter
Konfirmasi kehadiran, supaya DPJP dapat mengetahui berapa jumlah
pasien yang sudah hadir
Pencetakan SEP
2. Mekanisme layer untuk dokter yang cuti sehingga pelayanan tetap jalan. Kalau
tidak ada yang bisa menggantikan, dokter yang mengajukan cuti tidak boleh cuti
3. Bed managemen sistem terkoneksi dengan farmasi, TPPRI, IGD. Sebagai
sistem informasi, evaluasi pelayanan, penanda proses lanjutan, mengetahui LOS
pasien (bila LOS memanjang dapat di analisa) farmasi ketika pasien BLPL
dapat langsung distop supaya mengurangi angka retur
4. Triage IGD masuk di SIMRS supaya dengan cepat dapat menganalisa waktu
tunggu/ response time dan dapat mengidentifikasi pasien dengan triase kuning,
hijau atau merah
5. CPPT dan SBAR bisa dilihat dari HP dokter spesialis tapi tidak bisa menulis
SOAP dari HP, hanya bisa mengkonfirmasi bahwa sudah terbaca, sehingga
SBAR akan ditulis “konfirmed” oleh DPJP
6. Online presciption dikatagorikan menjadi obat fornas, obat generik atau obat
brand
7. Untuk dokter umum dan spesialis, keterangan pasien di input selengkap
mungkin. Contoh hasil lab dan hasil rontgen juga diinput sehingga dapat dibaca
tanpa harus mengantar hasil rontgen.
Lampiran