Anda di halaman 1dari 12

Laporan hasil studi banding ke RS Santosa Bandung dan RS Pelni

Jakarta

Pertanyaan yang diajukan beserta jawabannya


No. Pertanyaan Situasi di sadewa Jawaban dari studi Rencana
banding
1. Bagaimana cara Mendahulukan proker Mendahulukan proker Komunikasi
memanage proker- tambahan yang tambahan yang lebih dengan direktur
proker pelayanan medis mendesak, proker penting dan dan manajer
ketika proker berjalan yang lama ditunda atau mendapat support ketika ada
ada tambahan proker dikerjakan dari atasan proker yang
ditengah-tengah bulan berbarengan. akan dikerjakan
berjalan Sehingga kadang terlebih dahulu
terkesan lama
2. Bagaimana cara Mendahulukan Manajemen harus Pendekatan
komunikasi efektif kepentingan dokter tegas dalam perseorangan
kepadaa dokter spesialis dan kurang menindak atau dan memiliki
spesialis yang kurang berani meminta menegur dengan bargaining.
kooperatif ketegasan semboyan take it or Namun
leave it. keputusan akhir
Manajemen tetap
mengurangi diputuskan oleh
kewenangan klinis direktur
dokter
Manajemen
mengumpulkan,
mensosialisasikan
suatu keputusan dan
memiliki wibawa,
tidak merasa inferior
3. Bagaimana memanage Spesialis belum Mempunyai tim IT Mempersiapkan
proses transisi ketika terpapar. Rawat inap yang siap dan E-RM bersama-
akan ERM sedikit terpapar, rawat mempunyai tim sama .
jalan sedikit terpapar. pendampingan untuk pelayanan
sosialisasi. Prosses medis, IT dan
dimulai dari rawat dokter
inap lalu ke rawat
jalan. RM fisik discan
terus lalu dapat
dimusnahkan bila
semua selesai scan.
(tetap sesuai aturan 5
tahun)
4. Bagaimana punishment Saat ini berjalan hanya Laporan insident Membuat alur
atau teguran dalam teguran dari manajer report  kumpulkan teguran kepada
melakukan kesalahan dan wadir yanmed. PMKP  menilai pegawai
medis keparahan
kelalaian lapor
HRD dan diputuskan
hukuman.hanya
teguran atau SP1
SP2
5. Bagaimana Budaya cuci tangan Di RS Pelni terdapat Pelayanan
menerapkan budaya dan salam sapa unit ceramah budaya. medis
yang baik seperti cuci sadewa hanya berjalan Melakukan bekerjasama
tangan, salam Sadewa parsial pendekatan dengan HRD
kepada pasien perseorangan. Bila melakukan
tetap melanggar dan pendampingan
lupa menerapkan
budaya, punishment
berupa tidak diajak
ketika ada acara atau
dilakukan
pemanggilan oleh
HRD
Selain itu dilakukan
pendekatan
manajemen.
Manajemen memberi
contoh bagaimana
cara memperlakukan
orang lain. (RS pelni
menerapkan ada
event tahunan,
direktur memasak,
memberi salam dsb)
6. Bagaimana cara Selama ini, RM hanya Di RS Pelni menganut Melakukan
supaya spesialis dapat menitipkan ke poli sistem remunerasi, sistem report
melengkapi untuk diminta tanda maka bila tidak perbulan
kelengkapan rekam tangan kepada lengkap akan lengkap atau
medis Spesialis. Ada yang dikurangi tidak lengkap
mau tanda tangan. Ada remunerasinya
yang tetap tidak
dilengkapi
RS Santosa Bandung
1. SIM portal yang dimiliki RS Santosa Bandung memiliki keunggulan yaitu
dapat mengetahaui SPO, kewenangan klinis dan notulensi rapat diunggah
sehingga semua yang terkait bisa membaca.
2. Sudah menjadi RS Ponek karena syarat SNARS, memiliki 4 binaan
puskesmas
3. Memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar, contoh upayanya
adalah membayar premi 2000 orang masyarakat sekitar yang tinggal di RS
Santosa. Memiliki 10 orang dalam tim marketing yang memiliki tugas masing-
masing (membuat pamflet leaflet, media sosial, CSR)
4. Pengefektifan jumlah pekerja tiap unit berdasarkan analisis pasien safety
5. Mengetahui dan memaksimalkan apa saja program unggulan untuk
meningkatkan omzet
6. Tetap menerima semua jenis pasien walau beresiko rugi, jadi tidak hanya
menerima pasien yang berpotensi menguntungkan saja
7. Meminimalisir LOS pasien yang dilakukan tindakan bedah, supaya omzet
naik, kecuali pasien yang memang mempunyai indikasi medis yang lain
sehingga LOS lebih lama.
8. Ketika akan membeli sebuah alat baru dan mahal, direktur melakukan analisa
BEP, diajukan ke owner , setahun report berjalan bagaimana kemajuannya
9. Mempunyai sistem informasi tentang kesediaan bed tempat tidur. Bed
manajemen dapat memberikan informasi rawat inap, perawat ruangan, billing,
informasi booking pasien, rencana pulang, pasien perempuan atau laki-laki
10. Kartu tunggu pasien diserahkan oleh satpam dan dikembalikan ke satpam
dengan menyerahakan surat dari TPPRI sehingga kartu tunggu pasien tidak
hilang atau terbawa pasien.
11. Respon time pasien pulang setelah diputuskan BLPL oleh DPJP maksimal 6
jam. Bila lebih dari itu, akan dilakukan charge.
12. Unit CSSD dibagi menjadi zona unclean- clean- steril- gudang alat
13. Bilamana ada dokter yang sudah direncanakan operasi namun terlambat
datang maka akan ditinggal dan dipakai dokter lain yang akan melakukan
operasi, dokter terkait harus melakukan perminta maafan secara personal
kepada pasien. Jalan yang lain adalah bila ada ruang OK lain yang kosong
dapat dilakukan tindakan diruang lainnya.
14. Response time dibagi menjadi 3 di SIMRS, obat racikan, respon time 30
menit, respon time 45 menit. Sehingga dapat dilakukan analisis bila response
time melambat
15. Proses sampai ke ERM diprediksi selama 5 tahun. Rekam medis fisik 
partial rekam medis  E-RM
16. Manajemen harus kompak, ketika ada kebijakan baru yang berpotensi
membuat keramaian, penjelasan yang keluar harus satu kata dan tegas.
17. Mempunyai prinsip menyeimbangkan revenue (mengembangkan revenue
yang berpotensi) dan cost (unit yang berpotensi merugikan)
18. Bidan masuk komite perawatan  uji kompetensi dilakukan bidan senior
19. Langkah-langkah perencanaan SDM
 Analisis faktor penyebab perubahan SDM
 Peramalan kebutuhan SDM
 Penentuan kebutuhan SDM dimasa depan
 Analisis ketersediaan SDM dan kemampuan perusahaan
 Penentuan dan implementasi program
20. Analisis SDM
 Melibatkan manajer keperawatan butuh berapa
 HRD memanggil dan mengurangi atas persetujuan pelayanan medis
21. Jabatan strategis , mencari orang yang sudah lama bekerja sehingga
adaptasi tidak terlalu lama
22. Rotasi pegawai sudah biasa dilakukan dan tentu akan menimbulkan
pergolakan sehingga tetap dijalani, dan HRD akan menerangkan
pemahaman kenapa dipindah
23. RS memiliki strategi
 Bisnis model RS (sasaran pasien, sumber pendapatan utama)
 Strategi kompetitif (strategi biaya rendah, strategi perbedaan produk
seperti mengurangi LOS)
 Strategi fungsional (SDM, pemasaran, keuangan)
 Peran pimpinan
24. Perubahan prinsip tarif : tarif tetap, biaya diturunkan supaya omzet tetap naik.
25. Bila sadewa ingin membuka unit NICU : analisis sewa kamar, obat-obat,
analisis grouper
26. Ketika akan membuka kamar baru, analisis trend yang berkembang, sesuai
kebutuhan

RS Pelni
Admisi center
1. Terdiri dari 3 shift, pershift ada 3 orang
2. Pembagian bed dengan beberapa warna sebagai bentuk informasi kepada
pasien, pegawai, manajemen
3. Tiap pasien dapat diberi keterangan sudah berapa lama LOSnya, ketika ada
endemik DHF, DF, ada keterangan tambahan berupa icon nyamuk sehingga
manajemen dan petugas ranap dapat mempersiapkan obat-obat, cairan infus
dan lebih ketat dalam mengawasi pasien.
4. Ketika ada pasien masuk ranap,secara langsung terlink ke gizi dan farmasi.
5. Mempunyai sistem care plan yaitu setiap pasien sudah direncanakan berapa hari
akan dirawat sehingga dapat merencakan kapan selanjutnya pasien akan
memasukan pasien baru.
6. Menganut sistem seperti bisnis penerbangan yaitu ada waktu arrival dan waktu
departured setiap jam.
Case mix
1. 2 dokter umum sebagai verifikator sebelum diajukan ke BPJS.
2. Setelah pasien pulang, 1x24 jam harus diserahkan ke unit case mix untuk di
costing  scan  coding  verifikasi oleh dokter
3. Target pershift sebanyak 50
4. Tiap bulan memiliki target 100% dalam klaim ke BPJS
5. Pasien elektif langsung ke TPPRI tidak masuk lewat IGD, reassesment oleh
dokter umum bangsal
6. Tarif perina, sesuai dengan kelas ibu
7. Tiap bulan ada 2000-3000 pasien rawat inap dan 30.000 pasien rawat jalan
dengan omzet perbulan 30M
IT
1. Penerapan IT sosialisasi selama 3 bulan
2. Tim IT terdiri dari progamer, ass support, hardware dan E clinic
3. Penginputan sisrute dan siranap adalah RM bukan IT
4. Ketika ada perubahan dalam proses bisnis, mempunyai alur analisa, dilihat,
dipertimbangkan siapa saja yang terlibat, perubahan SPO baru dijalan kan
perubahannya.
Ranap
1. Memiliki sistem seperti perusahaan mobil yaitu ada pit stop yang ada tempat
khusus untuk oper pasien. Setiap operan ada beberapa pertanyaan dan
identifikas untuk penyerahan
2. Proses transport pasien ke ranap menganut sistem seperti busway yang memiliki
jam dan urutan. Petugas transport memakai seragam berbeda dari petugas
medis
Presentasi kepala pelayanan
1. Mesin anjungan mandiri diadakan untuk efisiensi pegawai tambahan
 Untuk proses registrasi
 Pengaturan kehadiran, terbridging ke BPJS, penyesuaian jadwal dokter
 Konfirmasi kehadiran, supaya DPJP dapat mengetahui berapa jumlah
pasien yang sudah hadir
 Pencetakan SEP
2. Mekanisme layer untuk dokter yang cuti sehingga pelayanan tetap jalan. Kalau
tidak ada yang bisa menggantikan, dokter yang mengajukan cuti tidak boleh cuti
3. Bed managemen sistem terkoneksi dengan farmasi, TPPRI, IGD. Sebagai
sistem informasi, evaluasi pelayanan, penanda proses lanjutan, mengetahui LOS
pasien (bila LOS memanjang dapat di analisa) farmasi  ketika pasien BLPL
dapat langsung distop supaya mengurangi angka retur
4. Triage IGD masuk di SIMRS supaya dengan cepat dapat menganalisa waktu
tunggu/ response time dan dapat mengidentifikasi pasien dengan triase kuning,
hijau atau merah
5. CPPT dan SBAR bisa dilihat dari HP dokter spesialis tapi tidak bisa menulis
SOAP dari HP, hanya bisa mengkonfirmasi bahwa sudah terbaca, sehingga
SBAR akan ditulis “konfirmed” oleh DPJP
6. Online presciption dikatagorikan menjadi obat fornas, obat generik atau obat
brand
7. Untuk dokter umum dan spesialis, keterangan pasien di input selengkap
mungkin. Contoh hasil lab dan hasil rontgen juga diinput sehingga dapat dibaca
tanpa harus mengantar hasil rontgen.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai