12.70.0003 - KP Anna Putrika Gunawan PDF
12.70.0003 - KP Anna Putrika Gunawan PDF
Oleh :
ANNA PUTRIKA GUNAWAN
12.70.0003
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
ANNA PUTRIKA GUNAWAN
NIM: 12.70.0003
Pembimbing Akademik
Dr.Ir.Bernadetta Soedarini,MP
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang
penulis terima dari-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan selama menjalani
masa Kerja Praktek di PT. Slamet Langgeng Purbalinggaselama 21 hari pada bagian proses
produksipermen davos. Dari Kerja Praktek yang telah dilaksanakan, penulis menyusun dan
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “PENGENDALIAN MUTU PROSES
PRODUKSI DAN UMUR SIMPAN PRODUKPERMEN DAVOS DI PT SLAMET
LANGGENG PURBALINGGA”.Pada laporan ini akan dibahas lebih detail mengenai proses
pengendalian mutu dan tekstur di PT. Slamet Langgeng Purbalingga.
Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek maupun pembuatan Laporan Kerja Praktek
dilakukan, penulis menerima pengarahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang
sangat membantu. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati, melindungi, dan membimbing penulis
selama melaksanakan Kerja Praktek maupun penulisan laporan Kerja Praktek.
2. BapakBudi Handojo Hardi, Pemimpin Perusahaan PT.Slamet Langgeng
Purbalinggaatas kesempatan dan fasilitas yang sudah diberikan kepada penulis dalam
menjalani masa Kerja Praktek.
3. Bapak Nicodemus Hardi, HRD PT.Slamet Langgeng Purbalinggaatas kesabaran dan
bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis dalam menjalani masa Kerja Praktek.
4. BapakWiwi Haryanto, Kepala Bagian Produksi PT.Slamet Langgeng Purbalingga
Atas Bimbingan Serta Pengarahan Selama Pelaksanaan Kerja Praktek.
5. Seluruh Karyawan Pimpinan dan seluruh Karyawan Pelaksana PT.Slamet Langgeng
Purbalingga atas kerjasama dan kesabaran dalam membantu penulis menyelesaikan
masa Kerja Praktek dan penyelesaian Laporan Kerja Praktek.
6. Ibu Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan dari penulis pada
Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang.
7. Dr.Ir.Bernadetta Soedarini,MP, selaku pembimbing akademik yang telah banyak
membimbing selama pembuatan laporan Kerja Praktek.
2
3
8. Papa, mama, adik, om, tante, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
semangat yang tak pernah padam selama pelaksanaan Kerja Praktek.
9. Seluruh pihak yang sudah memberikan saran dan juga kritik yang sangat membantu
dalam melakasanakan Kerja Praktek dan juga penyusunan Laporan Kerja Prkatek
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan Penulis. Maka
dari itu, Penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari para pembaca dan semua pihak.
Meskipun demikian, Penulis tetap berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Penulis,
5
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah dalam Program Studi Teknologi
Pangan yang dilakukan pada semester IV selama minimal 20 hari. Dengan Kerja Praktek
(KP) ini, diharapkan segala teori dasar yang sudah didapatkan selama perkuliahan dapat
diterapkan secara nyata. PT. Slamet Langgeng dipilih sebagai tempat KP karena perusahaan
ini merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang menghasilkan produk makanan
khususnya permen. Selain itu, produk yang dihasilkan juga sangat digemari oleh masyarakat
baik di dalam maupun luar negeri. Perusahaan ini juga selalu berjuang demi berkembangnya
industri pangan di Indonesia.
6
7
d. Mengetahui masalah-masalah yang dapat timbul di lapangan dan berusaha mencari jalan
keluar untuk mengatasi beberapa masalah tersebut.
8
9
proses pengawasan dan pengaturan produksi dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan
sendiri.
Pada mulanya, semua kegiatan kegiatan tata usaha perusahaan dipegang dan diawasi oleh
pengusaha sendiri dan kapasitas produksi pada tahun 1931 belum dapat dicatat secara
definitif. Sekitar tahun 1933 sampai dengan 1942 perusahaan mengalami masa kejayaan.
Perkembangan dan kemajuan yang dialami mendorong pemilik usaha untuk memproduksi
jenis lain yaitu produksi limun pada tahun 1933 dan biskuit pada tahaun 1937.Pada tanggal 6
Mei 1959 perusahaan ini yang pada awalnya merupakan bentuk perusahaan perseorangan
berubah menjadi Perusahaan Komanditer (CV) dikarenakan mengalami kemajuan dan
perkembangan yang semakin pesat. Bentuk CV tidak berumur lama karena setelah berjalan 2
tahun berbentuk perusahaan diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT). Tepatnya tanggal 31
Maret 1971 dengan akta notaris No.24 disahkan menjadi nama PT. Purbosari & CO, namun
karena terjadi penolakan Menteri Kehakiman R.I di Jakarta maka dilakukan perubahan nama
perusahaan menjadi PT. Slamet Langgeng yang dicatat dalam akta notaris No.44 tanggal 29
September 1961. Adapun bidang aktivitas yang dilakukan perusahaan saat itu meliputi
produksi dengan merk Davos Roll, Davos Lux, Davos Classic, Davos Mild, dan Davos Fruit.
PT. Slamet Langgeng sendiri dipimpin oleh Bapak Siem Tjong An sejak tahun 1961 sampai
dengan tahun 1968, dan pada tahun 1968 jabatan pimpinan perusahaan diserahkan kepada
Bapak Toni Siswanto Hardi. Pergantian pimpinan ini disebabkan Bapak Siem Tjong An
selaku pemimpin perusahaan pada saat itu melanjutkan studi ke Belanda. Bapak Toni
Siswanto Hardi memimpin PT. Slamet Langgeng sampai dengan akhir bulan Juni
1983dikarenakan beliau meninggal dunia. Sejak itu perusahaan ini dipimpin oleh Ibu Corie
Sumadibrata sampai dengan Mei 1985. Kemudian jabatan pimpinan kepada Bapak Budi
Handoyo Hardi karena faktor usia. Adapun Bapak Budi Handoyo Hardi sendiri mempin
perusahaan sejak tanggal 1 Juni 1985 sampai dengan sekarang.
memudahkan pengaturan kerja dimana pada masing-masing bagian akan memiliki tanggung
jawab terhadap tugasnya.Adapun SusunanOrganisasi PT. Slamet Langgeng terdapat dibagian
lampiran.
memperluasnya dan mengirim produk ke pemesan. Bagian transportasi memiliki tugas untuk
menyediakan, memperbaiki dan merawat kendaraan - kendaraan perusahaan.
6. Manajer Keuangan dan Umum
Manajer keuangan dan umum memiliki tanggungjawab atas kelancaran keuangan perusahaan,
membuat laporan pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Manajer keuangan dan umum
juga memiliki kewajiban untuk melaporkan dan bertanggungjawab atas keuangan
perusahaan. Manajer ini juga membawahi bagian personalia dimana bagian ini memiliki
tugas untuk menangani karyawan dan bagian administrasi yang memiliki tugas untuk
mengatur keuangan harian dan laporannya, serta mengatur gaji karyawan.
2.4. Ketenagakerjaan
Di PT. Slamet Langgeng ini, terdapat 160 pekerja yang terdiri atas tenaga kerja staf dan
tenaga kerja non staf. Tenaga kerja staf merupakan tenaga kerja di luar bagian produksi,
sedangkan tenaga kerja non staf merupakan tenaga kerja borongan dan termasuk tenaga kerja
produksi. Waktu kerja dihitung dari hari Senin sampai Jumat dari pukul 07.30 sampai dengan
pukul 15.30, dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 - 13.00 dan untuk hari jumat waktu
istirahat lebih awal dikarenakan adanya Sholat Jumatan bagi yang beragama Muslim
sehingga istirahat dimulai pukul 11.30 sampai 13.00. Sedangkan pada hari Sabtu jam kerja
dimulai pada pukul 07.30 sampai 13.00 tanpa adanya istirahat. Pada hari Minggu dan hari
besar, perusahaan ini tidak melakukan operasi/libur. Pada minggu pertama, setiap hari Sabtu
diadakan kebaktian bagi seluruh staf dan karyawan di PT.Slamet Langgeng yang beragama
Kristiani dan bagi yang beragama Muslim diadakan sholat bersama. Selain itu pada pukul
10.00 setiap harinya dilakukan senam dimana tujuan senam ini untuk mereleksasikan otot-
otot para pekerja dan meningkatkan kualitas serta semangat kerja dari para karyawan. Senam
biasanya dibagi atas 2 hingga 3 kloter. Adapun untuk pemimpin senam dilakukan secara
bergantian dan dipimpin oleh 3-4 orang. Setiap 6bulan sekali dilakukan rolling meja. Hal ii
bertujuan agar menciptakan suasana baru dan mengakrabkan setiap karyawan. Untuk foto
kegiatan senam akan dilampirkan pada bagian lampiran.
2.5. Distribusi
Lokasi PT. Slamet Langgeng yang berada di tengah-tengah kota di Purbalingga menjadikan
PT. Slamet langgeng mendapatkan beberapa keuntungan sepertipencarian tenaga kerja yang
relatif lebih mudah, efisian dalam pendistribuan serta dekat dengan beberapa kota-kota besar
12
Distribusi produk jadi akan dilakukan oleh PT. Slamet Langgeng dengan menggunakan
sistem depo dan sistem distributor. Depo yang dimiliki oleh PT. Slamet Langgeng terdapat di
3 kota seperti Semarang, Yogyakarta, dan Solo, sedangkan untuk distributor terdapat di di
daerah Kabupaten Banyumas (meliputi Purwokerto, Purbalingga dan Cilacap), Semarang
(meliputi Salatiga, Belora, Jogja, Solo, Pekalongan, Cirebon), Kebumen, Tasik, Cirebon serta
Bandung. Pengiriman barang dilakukan sesuai dengan permintaan minimal dua kali dalam
kurun waktu satu bulan.
juga berfungsi sebagai pengawet agar warna putih yang terbentuk tidak mudah hilang.
Jumlah pewarna biru yang digunakan, disesuaikan dengan warna gula halus yang digunakan
pada saat.Apabila warna gula halus yang didapatkan berwarna lebih coklat dari biasanya,
maka penggunaan pewarna ini lebih banyak dari biasanya.
Dilarutkan
Dilarutkan dengan
dengan menggunakan air Gula pasir
dipanaskan mendidih halus
dengan air
Pengeringan
Pengayakan Penghancuran
Penyimpanan Pengemasan
17
= Bahan
= Proses
Metode yang digunakan dalam prosep pembuatan permen Davos adalah metode wet
granulation. Tahapan pertama yang dilakukan adalah bahan-bahan yang digunakan
dilarutkan terlebih dahulu. Asam stearat dan bubuk dekstrin dilarutkan dengan air dengan
panci di atas kompor yang menyala dengan suhu dibawah 600C, sedangkan untuk Sedangkan
pelarutan gelatin dilakukan tanpa pemanasan di atas api, namun dengan pemberian air panas
(suhu 80°C - 90°C) ke dalam gelatin sambil diaduk.Apabila semua bahan sudah larut dengan
baik, maka akan dilakukan proses pencampuran dengan gula. Gula yang dipakai adalah gula
halus (icing sugar)yang diproduksi dengan menggunakanUniversal Mill. Gula halus
ditampung dalam kantong-kantong tempatgula dan disimpan dalam ruang penyimpanan gula.
(a) (b)
Gambar 4. Proses Penghalusan Gula (Universal Mill); a. Penghalusan gula dengan
Universal Mild; b. Penampungan gula yang telah dihaluskan;
18
(a) (b)
Pencampuran larutan bahan yang telah larut dengan gula halus dilakukan dengankneading
machine.Adapaun bahan yang pertama kali dimasukkan ke dalam mesin pencampur tersebut
adalah gula halus. Sesudah mesin dijalankan beberapa saat, kemudian bahan-bahan seperti
asam stearat, gelatin, dekstrin, dan pewarna yang telah larut dengan baik kemudian
19
dimasukkan ke dalam mesin sehingga terjadi pencampuran bahan sampai homogen. Proses
pencampuran dalam mesin mixer ini berlangsung selama kurang lebih30 menit.Setelah
adonan bahan tersebut memasuki proses granulating. Proses granulating adalah suatu proses
pembentukan granula. Hull adalah suatu alat yang digunakan untuk membentuk granula-
granula. Campuran bahan yang telah diberi perlakuan kneading kemudian diayak dengan
menggunakan hull sehingga dapat diperoleh bentuk bahan yaitu berupa granula. Granula-
granula tersebut haruslah benar-benar rata dalam pencampurandengan bahan-bahan pengikat
tadi. Hal ini mempunyai tujuan mencegah timbulnya bintik-bintik pada permen.
Gambar 10.Hull
Setelah dikeringkan, tahapan selanjutnya adalah proses mixing dengan penambahan flavoring
agent.Flavoringagent tersebut dipersiapkan dahulu dengan melarutkan menthol yang masih
berbentuk kristal di dalam pelarut alkohol 96%, kemudian larutan ini dicampur dengan
peppermintoil. Campuran antara menthol dengan peppermintoil tersebut lalu ditambahkan
pada bubuk-bubuk granula kering. Proses mixingdilakukan dengan menggunakan mixer
dimana mixer yang digunakan ini mempunyai ukuran yanglebih kecil
dibandingkanmixeryang digunakan untuk proses kneading. Mixer tersebut dijalankan selama
15 menit hingga 20 menit untuk tiap kali proses.
21
(a) (b)
Gambar 11.Rotary Tablet Machine; (a). Tampak jauh; (b). Tampak dekat
Gambar 12.Punch&Die
Keterangan :
1. Die dengan diameter 20 mm 4: Punch dengan diameter 22 mm
2. Die dengan diameter 22 mm 5: Punch dengan diameter 22 mm
3. Die dengan diameter 10 mm 4: Punch dengan diameter 10 mm
Tahapan terakhir adalah proses pengemasan. Proses pengemasan permen dilakukan di ruang
pengemasan. Permen Davos jenis Davos roll dikemas dengan menggunakan tenaga manual.
Model kemasan yang dipakai adalah cigaretteroll. Kemasan tersebut terdiri dari lapisan
22
aluminiumfoil pada bagian dalam, sedangkan pada bagian luar menggunakan pengemas
kertas (etiket). Untuk permen jenis Davos Lux pada terlebih dahulu dimasukan ke dalam
folding carton secara manual, kemudian folding carton dikemas dengan kemasan sekunder
(plastik) dengan menggunakan mesin over wrapping packaging machine. Untuk kemasan
Davos Solo semuanya dilakukan dengan menggunakan mesin yaitu dengan
pillowpackagingmachine.
Pengemasan pada foldingcarton siap kemas dilakukan secara otomatis dengan menggunakan
mesin pengemas yang dikenal dengan over wrapping packaging machine. Sedangkan untuk
pengisian butir-butir permen Davos Lux ke dalam foldingcarton dilakukan secara aseptis
dengan bantuan tenaga kerja perorangan. Kemasan foldingcarton yang telah dibalut dengan
plastik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kemasan tersier yang juga berupa kemasan
foldingcarton dengan ukuran yang lebih besar yang dapat menampung sebanyak 20 buah
kemasan foldingcarton kecil. Dan proses pengemasan ini dilakukan dengan secara manual
dengan bantuan tenaga kerja. Kemasan tersier tersebut kemudian dikemas dengan plastik
jenis cellophane. Penggunaan kemasan tersier ini mempunyai tujuan yaitu untuk
mempermudah dalam pemasaran serta untuk kepentingan display pada saat penjualan. Sekitar
20 buah dari kemasan tersier tersebut dimasukkan ke dalam kemasan kardus yang berupa
kardus corrugated single wall.
23
Dalam proses produksi dari suatu produk pangan sangat diperlukan suatu pengawasan mutu
terhadap produk pangan tersebut. Pengawasan mutu merupakan suatu langkah dari
perusahaan untuk mellakukan penjaminan kualitas produknya supaya dapat sesuai dengan
spesifikasi produk yang telah ditetapkan perusahaan dan dapat memberikan kepuasaan
kepada konsumennya.
Pengawasan mutu produk permen dilakukan PT. Slamet Langgeng dengan pendekatan dari
aspek antara lain:
1. Pengawasan mutu bahan baku
2. Pengawasan mutu bahan dalam proses
3. Pengawasan mutu produk jadi
Pengawasan mutu dilakukan dengan melakukan pengendalian dalam melakukan penanganan
bahan baku proses produksi dan mutu produk permen yang dilakukan oleh seluruh karyawan
PT. Slamet Langgeng yang terlibat dari awal hingga akhir proses produksi permen.
24
25
• Dextrin
Dextrin digunakan sebagai pengikat dan mempunyai peranan dalam pengeringan permen.
Dextrin mempunyai warna standart yaitu putih kecoklatan.
• Stearid acid
Stearid acid merupakan suatu bahan yang terbuat dari pengolahan kelapa sawit. Bahan ini di
tambahkan pada saat pencampuran adonan yang di gunakan sebagai pelumas untuk mesin.
• Pewarna (brilliant blue)
Pewarna yang digunakan yaitu brilliant blue. Adapun pewarna biru ini digunakan hanya
sedikit,karena memiliki tujuanuntuk mempertahankan warna putih pada permen supaya tidak
cepat pudar.
• Perasa
Perasa permen Davos yang digunakan yaitu papermint oil dan mentol. Mentol yang
digunakan tidak boleh menggumpal dan terhindar dari kotoran dan bau yang mengganggu.
Produk akhir permen Davos yaitu setelah proses pencetakan dilakukan pemeriksaan mutu
secara manual yaitu dilihat dari tekstur, warna dan keberadaan benda asing. Jika hasil
pemeriksaan menunjukan bahwa produk tersebut telah memenuhi standart maka produk dapat
langsung didistribusikan. Sedangkan apabila dari hasil pemeriksaan menunjukan produk tidak
memenuhi standart maka dilakukan pencampuran ulang permen dengan adonan agar benar-
benar mendapatan produk akhir dengan standart mutu yang sama dengan yang telah
ditetapkan.
Selain itu , pengawasan mutu juga dilakukan dari kenampakan kemasan. Pengendalian mutu
kemasan dilakukan dengan pengecekan kemasan yang meliputi pemilihan jenis kemasan
26
permen Davos sesuai jenis dan ada tidaknyakerusakan kemasan selama proses pengemasan.
Hal ini perlu diperhatikan untuk tujuan agar produk akhir permen Davos yang dihasilkan
mempunyai umur simpan yang lebih lama dan mutu yang terjaga. Permen Davos yang
dihasilkan secara normal dapat mempunyai umur simpan hingga 1 tahun. Jenis kemasan yang
digunakan untuk Davos Roll – EXTRA STRONG yaitu kemasan primer aluminumfoil (di
bagian dalam) dan kemudian dilapisi kembali dengan kemasan sekunder berupa kertas etiket
(di bagian luar).Kemudian dikemas lagi dengan menggunakan plastik jenis
cellophane,Sedangkan untuk lapisan plastik pengemas paling luar,menggunakan plastik jenis
PE (polyethylene). Sedangkan untuk permen Davos Solo (Pillow Packaged), pada kemasan
primer digunakanmetallizedplastic (sejenis plastik ber-aluminum foil). Sedangkan kemasan
yang digunakan untuk permen Davos Lux dan Davos Miniyaitu dengan folding carton untuk
kemasan primerkemudiandibungkus kembali dengan menggunakan pengemas plastik jenis
OPP untuk kemasan sekunder. Plastik OPP yang digunakan dapat digolongkan ke dalam
fleksibel film yang tahan bentur , mempunyai nilaibarrierterhadap moisture dan tahan panas,
serta mudah di bentuk.
BAB V
PEMBAHASAN
Selain gula rafinasi, ada juga jenis sukrosa atau yang biasa dikenal dengan gula pasir. Jenis
gula banyak ditemukan dalam tumbuhan dan secara niaga dapat dihasilkan dari tebu
(Saccharum officinarum) atau bit gula (Beta vulgaris). Sukrosa akan sangat mudah larut
dalam kondisi suhu tinggi. Apabila sukrosa dipanaskan hingga suhunya mencapai 2100 C,
akan menyebabkan terjadinya penguraian sebagian sukrosa dan akan membentuk caramel.
(DeMan, 1997).
27
28
Sukrosa yang terkandung dalam tebu dan bit gula relative besar. Gula tebu dan gula bit
sukrosa berkisar 15% dari total tebu maupun gula bit. Sifat sifat dari gula dapat dilihat dari
kenampakan dan kelarutan, rasa manis, hidolisis, dan pengaruh panas. (Gaman &
Sherrington, 1994).Adapun diagram alir proses pembuatannya adalah sebagai berikut :
(Kusrina, 2008).
Sebelum permen Davos dilakukan pengolahan proses produksi, maka mutu kualitas dari gula
yang digunakan ini terlebih dahulu dicek apakah mutu gula masih bagus atau tidak untuk
diproses menjadi permen Davos. Apabila ditemukan gula yang tidak layak untuk diproses
lebih lanjut maka gula tersebut akan dikembalikan ke distributor atau dilakukan reject.
Pengecekan mutu bahan baku awal ini dilakukan sebelum masuk ke bagian produksi dimana
pengecekan ini dilakukan secara manual oleh karyawan yang bertugas di bagian sortir
ataupun kepala ataupun wakil kepala bagian produksi. Petugas yang melakukan pengecekan
ini harus mengetahui standar gula yang tepat untuk pembuatan permen Davos, sehingga
kesalahan produksi akibat bahan baku yang tidak tepat dapat dihindari selain itu mutu dari
permen Davos juga dapat tetapterjaga.
Proses penyimpanan bahan baku untuk proses produksi sehari – hari ditempatkan dalam
gudang penyimpanan dimana gidang ini terletak dalam satu bangunan dengan proses
produksi. Ada beberapa hal yang dilakukan untuk menjaga kondisi gudang agar tidak lembab
antara lain memberikan lubang ventilasi dimana lubang ini akan memberikan sirkulasi dan
29
sinar matahari dapat masuk. Sebaiknya ketika melakukan proses penyimpanan, bahan baku
yang akan digunakan ditempatkan pada kondisi yang tidak lembab dan mempunyai sirkulas
udara yang baik. Hal ini mempunyai tujuan agar mencegah tumbuhnya jamur dan untuk
menghindari adanya kotoran- kotoran yang akan masuk ke dalam gula tersebut. Selain itu
sebaiknya penyimpanan bahan baku tidak terlalu lama. Hal ini dikarenakan penimbunan
bahan baku yang terlalu lama akan menyebabkan bahan baku ini mengalami kadaluarsa di
dalam gudang (Potter, 1996). Selain itu penyimpanan bahan baku yang terlalu lama juga akan
menurunkan kualitas dari bahan itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa secara umum layout
dan fungsi dari gudang penyimpanan akan dapat mempermudah proses penanganan bahan
baku dari satu bagian ke bagian lainnya dan juga akan meminimalkan terjadinya
keterlambatan pemrosesan dengan menempatkan bahan baku di tempatnya untuk digunakan,
bersih, selalu diperiksa dan dijaga (Foresythe & Hayes, 1998).
Satu zak kantung gula berisi kristal gula dengan berat 50 kg. Kristal gula yang diterima dari
supplier harus dalam keadaan kering dan bersih, berat jenis butir gula, kemurnian, dan warna
gula harus memenuhi syarat. Kualitas gula sendiri dipengaruhi salah satunya oleh suhu
pengisian kristal gula ke dalam yang akan dijahit yang tidak boleh melebihi suhu 300C.
(Supriyono, 2006). Kondisi dari gudang yang akan digunakan untuk menyimpan gula ini
perlu diperhatikan agar kualitas gula tetap terjaga selama penyimpanan dilakukan. Untuk
menjaga kadar air didalam gula agar tetap memiliki kisaran antara 10-15%, kondisi gudang
yang digunakan harus memenuhi syarat seperti penumpukan zak harus diatur serapat
mungkin agar sedikit udara yang terdapat di antara karung. Kelembaban gudang pun harus
kurang lebih 60-65%. Apabila kelembapan gudangmelebihi dari 65% akan berdampak
terhadap kondisi ruangan yang menjadi lembab dan basah. Kondisi seperti ini akan
menyebabkan gula mudah ditumbuhi mikroorganisme. (Moerdokusumo, 1993).
Bahan baku untuk pembuatan permen davos selain gula terdapat pewarna,
dextrin,gelatin,stearid acid, dan flavor. Penggunaan Pewarna dalam pembuatan permen davos
juga perlu diperhatikan terutama dalam hal pemakaian dosisnya dalam hal dosis. Selain
dosis, jenis pewarna yang digunakan juga harus mendapatkan perijinan untuk digunakan
dalam produk pangan. Pewarna yang digunakan dalam pembuatan permen Davos di PT.
Slamet Langgeng yaitu Brilliant Blue.Jenis pewarna yang digunakan ini adalah salah satu
jenis pewarna buatan. Pada umumnya bahan pewarna sintetik mempunyai kelebihan antara
lain lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Selain kelebihan, bahan pewarna sintetik juga
mempunyai kelemahan seperti sering terjadinya ketidaksempurnaan proses sehingga terdapat
kandungan-kandungan yang membahayakan bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam
jumlah sedikit maupun berlebih (deMan, 1997). Pewarna Brilliant Bluejuga mempunyai
fungsi lain yaitu untukmencegah warna putihsupaya tidak mudah pudar. Briliant Blue adalah
salah satu jenis pewarna bersetifikat yang boleh digunakan digunakan sebagai tambahan pada
produk makanan. Beberapa jenis makanan yang menggunakan briliant blue sebagai pewarna
antara lain minuman, produk susu, jellies, icings, dan syrup. (SNI 01-2895-1992).
Bahan tambahan lain yaitu dextrin. Dextrin mempunyai fungsi yaitu dapat digunakan
sebagai pengikat dan membantu dalam pengeringan permen Davos. Dextrin yang digunakan
haruslah memiliki warna putih kecoklatan dan bau yang normal. Selain itu gelatin digunakan
juga sebagai pengikat. Penambahan gelatin harus dilakukan dengan dosis yang sesuai.
Apabila penggunaan gelatin berlebihan akan mengakibatkan penurunan tingkat pengikatan.
Gelatin yang digunakan juga harus memiliki warna yang kekuningan, bersih dan bau yang
khas. Adapula flavor mint yang ditambahkan pada permen Davos yaitu mentol dan papermint
oil. Pengecekan flavor dengan cara manual yaitu dengan menggunakan indra penciuman, bau
mint yang ada pada flavor harus khas dan tidak terdapat bau yang menyimpang.
yang dihasilkan benar-benar telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Produk permen Davos yang telah memenuhi standart mutu dapat langsung
didistribusikan atau masuk ke gudang penyimpanan.
Permen davos yang telah dikemas kemudian di beri kode produksi pada kemasannya.
Pemberian kode produksi ini memiliki tujuan untuk mempermudah First in First Out suatu
barang ketika dilakukan penyimpanan. Selain itu, kode produksi dibutuhkan untuk melacak
apabila terjadi kerusakan pada produk pangan setelah sampai di tangan konsumen.
Salah satu contoh bentuk labeling yang diterapkan oleh PT. Slamet langgeng adalah seperti
dibawah ini :
1 3
2 4 5 4 6 7 8
Keterangan :
1. Kode gula halus
2. Kode granula kering
3. Kode bubukan minyak
4. Minggu
5. Kode produksi (hasil permen)
32
6. Tahun
7. Tanggal
8. Hari
Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa permen merupakan hasil pengepakan pada hari kamis,
tanggal 18 Juni 2015 yang berasal dari gula halus dengan kode Ungu (U), granula kering
kode Biru (B), bubukan minyak kode Pink (P) minggu kedua, hasil permen kode kuning (K)
pada minggu ketiga.
Produk akhir yang disimpan sementara dalam gudang penyimpanan sebelum didistribusikan
dan saat produk telah dikirim ke distributor di kota lain, dilakukan pemeriksaan mutu secara
manual dilihat dari sifat organoleptik. Apabila hasil pemeriksaan menunjukan bahwa produk
tersebut telah memenuhi standart maka produk dapat langsung didistribusikan. Sedangkan
apabila hasil pemeriksaan menunjukan produk belum memenuhi standart maka dilakukan
perbaikan agar benar-benar mendapatkan produk akhir dengan standart mutu yang sama
dengan yang telah ditetapkan. Dari hasil pemeriksaan organoleptik yang dilakukan terhadap
produk jadi permen Davos dihasilkan kualitas permen yang tinggi yaitu keras, berwarna putih
bersih dan tekstur yang renyah.
Pengendalian mutu produk akhir secara organoleptik ini disertai pula dengan pemeriksaan
pada penampakan kemasan. Pengecekan kemasan meliputi beberapa hal seperti pemilihan
jenis kemasan permen Davos, ada tidaknya kerusakan kemasan selama proses pengemasan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar produk akhir permen Davos yang dihasilkan memiliki
umur simpan yang lebih lama dan mutunya tetap terjaga.
Dari hasil pemeriksaan segi kemasan produk akhir permen Davos menunjukan hampir semua
kemasan tidak mengalami kerusakan, namun hanya beberapa yang mengalami kerusakan
akibat proses seal yang dilakukan dengan sealer yang dioperasikan manual. Perlakuan
pengesealan ini dapat memungkinkan terjadinya kerusakan seperti plastik berlubang yang
mengakibatkan permen davos mudah terserang bakteri dan jamur dan mudah teroksidasi
sehingga umur simpan permen Davos menjadi lebih pendek.
Syarat mutu kembang gula lunak berdasarkan SNI 3547.2-2008 adalah seperti tabel di bawah
ini :
33
6.1. Kesimpulan
• Pengawasan mutu yang dilakukan PT. Slamet Langgeng meliputi pengawasan mutu
bahan baku, bahan dalam proses produksi, dan produk jadi.
• Pengawasan mutu dilakukan untuk mendapatkan produk permen Davos yang sesuai
standart mutu dari PT. Slamet Langgeng
• Sebelum pendistribusian (di pabrik) dan sesudah pendistribusian (di tempat distributor),
harus dilakukan pemeriksaan organoleptic.
6.2. Saran
• PT.Slamet Langgeng diharapkan lebih memperketat peraturan pada pekerja, terutama
untuk pekerja yang tidak memakai masker.
• Sebaiknya dalam proses packaging menggunakan sarung tangan supaya kontaminan di
tangan tidak mengkontaminasi produk dan membahayakan pekerja
• PT.Slamet Langgeng dapat memikirkan diaktifkannya kembali Research and
Development yang sudah tidak aktif.
• PT. Slamet Langgeng sebaiknya menggunakan mesin untuk menganalisa tekstur.
• Sebaiknya perlu diadakan pengecekan kadar air baik ketika barang baku berupa gula
diterima dan pada produk akhir.
34
35
DAFTAR PUSTAKA
Forsythe, S.J. %P.R Hayes. (1998). Food Hygiene, Microbiology and HACCP. Aspen
Publishers, Ins Maryland.
Potter, N. N & J. H. Hotchkiss. (1996). Food Science. CBS Publishers and Distributors. New
York.
SNI 01-2895-1992
SNI 3547.2-2008
LAMPIRAN
Pemegang Saham
Komisaris
Direktur Utama
Koordinator Koordinator
Pengolahan Sales Administrasi Personalia Akuntansi&Pajak
Bahan&Pencetakan Bengkel
Alun - alun
PT. slamet
Lannggeng