Struktur Beton - Kolom PDF
Struktur Beton - Kolom PDF
DOSEN PENGAMPU
Chairil Anwar, S.ST
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan
tugas makalah Struktur Beton II sub materi “Kolom Beton Bertulang” ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara material maupun
moril. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih
kepada :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah......................................................................... 2
1.5 Metodologi Penulisan................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definsi Kolom............................................................................ 6
3.2 Fungsi Kolom............................................................................. 6
3.3 Letak Kolom dalam Konstruksi.................................................. 7
3.4 Jenis-Jenis Kolom....................................................................... 8
3.5 Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Mendesain Kolom
Beton Bertulang......................................................................... 11
3.6 Metode Pelaksanaan................................................................... 16
3.7 Metode Kerja Pembongkaran Bekisting Kolom......................... 23
3.8 Metode Kerja Perawatan Kolom................................................. 25
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Definisi Kolom
2. Fungsi Kolom
3. Jenis kolom
4. Metode pelaksanaan pekerjaan kolom
Dalam penulisan makalah ini, untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan kami menggunakan metode studi pustaka. Metode studi pustaka atau
literature ini dilakukan dengan cara mendapatkan data atau informasi tertulis yang
bersumber dari buku-buku, dan berbagai artikel di internet yang menurut kami
dapat mendukung penelitian penyusunan makalah ini.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SK SNI T-15-1991-03
Mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas
utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang
tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Sudarmoko, 1996
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.
SNI-03-2847-2002
Empat ketentuan terkait perghitungan kolom dalam Tata Cara Perhitungan
Beton untuk Bangunan Gedung.
BAB III
PEMBAHASAN
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang
tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan
kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan kolom atau bagian
struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada
bangunan.
Kolom portal harus dibuat terus menerus dan lantai bawah sampai lantai
atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena
hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi
harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai.
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan
yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perubahan dimensi kolom harus
dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom mempunyai kekakuan yang
sama.
Untuk kolom pada bangunan sederhana bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis, yaitu:
Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal
disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk
menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom
dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2
biasanya dipakai ukuran 20/20, dengan tulangan pokok 8d12mm, dan
begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12mm 8
buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
10
Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai
pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter,
atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut). Dimensi kolom praktis
15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
3.5.1 Analisa
Jenis Taraf Penjepitan Kolom
11
Jadi, lantai paling bawah cukup didesain terhadap beban hidup 210 kN
saja, tidak perlu sebesar 5×60 = 300 kN.
dengan ukuran terkecil 300mm, maka ukuran arah tegak lurusnya harus
tidak lebih dari 300/0.4 = 750 mm.
Rasio tulangan
Rasio tulangan tidak boleh kurang dari 0.01 (1%) dan tidak boleh lebih dari
0.08 (8%). Sementara untuk kolom pemikul gempa, rasio maksiumumnya
adalah 6%. Kadang di dalam prakteknya, tulangan terpasang kurang dari
minimum, misalnya 4D13 untuk kolom ukuran 250×250 (rasio 0.85%).
Asalkan beban maksimumnya berada jauh di bawah kapasitas penampang
sih, oke-oke saja. Tapi kalau memang itu kondisinya, mengubah ukuran
kolom menjadi 200×200 dengan 4D13 (r = 1.33%) kami rasa lebih
ekonomis. Yang penting semua persyaratan kekuatan dan kenyamanan
masih terpenuhi.
Spasi (jarak bersih) antar tulangan sepanjang sisi sengkang tidak boleh
lebih dari 150 mm.
Gambar 3.6 Desain kolom dan pelat lantai dengan mutu beton yang berbeda
Menurut SNI-03
03-2847-2002, ada empat ketentuen terkait perhitungan
kolom:
- Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang
bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang
berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau
atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilk
menghasilkan rasio
16
Tulangan kolom dibuat berkait dengan sloof tulangan ini memiliki besi
utama (yang tegak) dan besi begel (yang kotak-kotak untuk mengikat besi utama.
Jarak antar begel/sengkang berkisar antara 10 hingga 20 cm.
Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan Alat TC (Tower Crane).
2. Persiapan Pekerja (2 Orang).
3. Tahap pertama melepas support bekisting kolom.
24
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-
benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar
apabila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
Kolom dalam sebuah konstruksi sangatlah penting untung menahan beban
pada plat lantai dua (khusus bangunan bertingkat. Juga berfungsi sebagai pengikat
dinding, agar tidak mudah roboh.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Cara membuat kolom beton bertulang. Diambil pada 22 Maret
2014 dari http://www.ilmusipil.com/cara-membuat-kolom-beton-bertulang
Anonim. 2010. Desain kolom beton bertulang. Diambil pada 22 Maret 2014 dari
http://duniatekniksipil.web.id/992/desain-kolom-beton-bertulang/
Chairil, Nizar. 2010. Metode kerja kolom gedung. Diambil pada 22 Maret 2014
dari http://www.ilmusipil.com/metode-kerja-kolom-gedung
Departemen Pekerjaan Umum. (1991). SK SNI T-15-1991-03 Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.
Departemen Pekerjaan Umum. (2002). SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan.
Dipohusodo, Istimawan. 1993. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Yayasan
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.
Hindarto, Probo. 2009. Kolom dalam konstruksi rumah tinggal sederhana.
Diambil pada 24 Maret 2014 dari
http://probohindarto.wordpress.com/2009/03/28/kolom-dalam-konstruksi-
rumah-tinggal-sederhana/
Tim Redaksi KBBI PB. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(edisi keempat). Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.