Anda di halaman 1dari 3

Pengembangan Sistem Informasi Gangguan Indera

di Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru


Oleh:
MUHAMMAD ZAINUR RASYID, SKM, M.Epid

I. PENDAHULUAN gangguan indera sebagai bahan evaluasi dan perencanaan


program, maka dipandang perlu untuk melakukan
Kemajuan dan berkembangnya daerah dalam proses pengembangan Sistem Informasi Gangguan Indera.
pembangunan sehingga memungkinkan terjadi penurunan
kualitas lingkungan khususnya akibat tingginya aktivitas II. Pengembangan Sistem Informasi Gangguan indera
pada masyarakat seperti industri, transportasi, energi, dan
kegiatan lainnya sehingga menimbulkan potensi risiko Pada tahun 2016 belum tersedianya aplikasi
kesehatan masyarakat yang semakin meningkat dan sistem informasi gangguan indera di Dinas Kesehatan
kompleks termasuk masalah indera. Kota Banjarbaru. Untuk itu dibutuhkan sistem
Gangguan indera (gangguan penglihatan dan informasi yang dapat membantu dalam proses
gangguan pendengaran) masih menjadi masalah kesehatan
pengolahan dan analisis data, sehingga informasi dapat
yang dihadapi oleh masyarakat baik global maupun nasional.
Gangguan indera dapat terjadi pada seluruh kelompok umur, didapat dengan cepat, mudah dan valid serta dapat
karena luasnya penyebab dan faktor risiko terjadinya memenuhi kebutuhan informasi program.
gangguan. Stigma bahwa gangguan indera bukan merupakan Pada tahun 2016 jenis penyakit mata dan telinga
masalah kesehatan, menyebabkan gangguan indera yang diamati dalam pelaporan belum sesuai dengan
diabaikan dan baru dianggap sebagai masalah serius bila prioritas penanggulangan ganngguan indera
menimbulkan kecacatan seperti kebutaan dan ketulian. penglihatan dan pendengaran. Adapun penyakit yang
Pemerintah berupaya menangani permasalahan gangguan menjadi prioritas dalam penganggulangan indera
indera, sebab kesakitan dan kecacatan yang disandang penglihatan adalah Katarak, Gangguan Refraksi
masyarakat akibat gangguan indera berdampak pada (Miopia, Hipermetropia, Presbiopia dan
penurunan produktivitas dan kualitas hidup manusia.
Astigmatisme), Glaukoma, Retinopati Diabetikum.
Indera penglihatan sangat menentukan kualitas
sumber daya manusia, karena 83% informasi sehari-hari Sedangkan prioritas penanggulangan indera
masuk melalui indera penglihatan dan 11% melalui indera pendengaran meliputi penyakit Otitis Media Supratif
pendengaran. Berdasarkan data on Visual Impairment dari Kronis (OMSK), Serumen, Tuli Kongenital,
WHO tahun 2010, diperkirakan 285 Juta penduduk dunia Presbikusis, dan Gangguan Pendengaran akibat bising.
mengalami gangguan penglihatan, 39 juta diantaranya Sistem Informasi Gangguan Indera yang akan
mengalami kebutaan dan 246 juta dengan low vision. Data dikembangkan ini, penyakit yang akan diamati dalam
WHO tahun 2006 memperkirakan sekitar 153 Juta sistem informasi ini disesuaikan dengan jenis penyakit
mengalami gangguan refraksi yang tidak terkoreksi. yang menjadi prioritas penanggulangan gangguan
Penyandang gangguan penglihatan dan kebutaan 90% hidup penglihatan dan pendengaran.
di negara berkembang seperti Indonesia, jika dibiarkan tanpa
Metode pengembangan sistem informasi
ada tindakan apapun, maka jumlah penderita gangguan
penglihatan dan kebutaan akan menjadi dua kali lipat pada gangguan indera menggunakan pendekatan System
tahun 2020. Development Life Cycle (SDLC). Pengembangan
Gangguan indera pendengaran akan mengakibatkan sistem informasi gangguan indera di Dinas Kesehatan
gangguan komunikasi yang menyebabkan gangguan Kota Banjarbaru yaitu merancang model sistem
penyerapan informasi berupa ilmu dan pembinaan masa informasi dengan melakukan pendekatan sistem pada
depan, sehingga perlu penanganan lebih lanjut untuk komponen input, proses, output.
meningkatkan kualitas hidup dan produkfitas seseorang. a. Rancangan kebutuhan informasi pada
Hasil Riskesdas 2013 didapatkan data prevalensi gangguan komponen output pengembangan sistem
pendengaran pada penduduk usia ≥ 5 tahun sebesar 2,6% informasi gangguan indera di Kota Banjarbaru
dan prevalensi ketuliannya sebesar 0,09%
Output adalah hasil kerja langsung dari suatu sistem
Pencatatan dan Pelaporan suatu program yang
merupakan bagian Sistim Informasi Kesehatan (SIK), yang dengan demikian wujud keluaran harus nyata, dapat
merupakan bagian fungsionil dari Sistim Kesehatan yang dilihat dan dapat diukur. Keluaran dari Sistem
komprehensif, yang memberikan pelayanan kesehatan secara Informasi Gangguan Indera tersaji dalam bentuk
terpadu, meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif, tabel dan grafik. Adapun rancangan pengembangan
pelayanan rehabilitatif. SIK memberikan dukungan informasi seperti komponen output seperti tabel 1.
informasi kepada proses pengambilan keputusan di semua
tingkat administrasi pelayanan kesehatan. Tabel 1 Rancangan Kebutuhan Informasi Sistem
Teknologi informasi terus berkambang sehingga Informasi Gangguan Indera di Dinas
penyajian informasi yang akurat, cepat dan efisien sangat Kesehatan Kota Banjarbaru
dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi
NO JENIS INFORMASI BENTUK PERIODE
informasi yang sangat pesat, menuntut diubahnya pencatatan
FORMAT
manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Dengan
1 Rekapitulasi Laporan Tabel Bulanan
pengolahan data secara komputerisasi pekerjaan akan
Gangguan Indera
semakin mudah. Penggunaan komputer yang dilengkapi
2 Prevalensi Katarak Tabel, tahunan
dengan program aplikasi yang menunjang akan menghemat
grafik
waktu, biaya, dan tenaga serta memudahkan dalam
menghasilkan informasi berkualitas. Salah satunya adalah 3 Prevalensi Gangguan Tabel, Tahunan
penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan yang Refraksi grafik
dapat menghasilkan informasi yang akurat, cepat dan tepat 4 Prevalensi Glukoma Tabel, Tahunan
dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien serta grafik
lingkungan yang terkait lainnya. 5 Prevalensi Retinopati Tabel, Tahunan
Untuk menyediakan data dan informasi yang akurat, Diabetikum Grafik
cepat dan lengkap yang dibutuhkan dalam pengendalian
6 Prevalensi Kebutaan Tabel, Tahunan 9) Jumlah Kasus OMSK
Grafik 10) Jumlah Kasus Serumen
7 Prevalensi OMSK Tabel, Tahunan 11) Jumlah Kasus Prebiskusis
Grafik 12) Jumlah Kasus Tuli Kongenital
8 Prevalensi Serumen Tabel, Tahunan 13) Jumlah Kasus Gangguan Pendengaran
Grafik
akibat kebisingan
9 Prevalensi Tuli Tabel, Tahunan
14) Jumlah Penyakit telinga lainnya (dengan
Kongenital Grafik
10 Prevalensi Presbikusis Tabel, Tahunan menyebutkan jenis penyakitnya)
Grafik
11 Prevalensi Gangguan Tabel, Tahunan Sumber data berasal dari hasil pencatatan dan
Pendengaran akibat Grafik pelaporan bulanan Puskesmas.
kebisingan
12 Absensi (persentase Tabel Bulanan III. Desain Fisik Aplikasi Sistem informasi Gangguan
kelengkapan & indera
ketepatan) Pelaporan Desain fisik aplikasi sistem informasi gangguan
indera merupakan tahapan lanjutan setelah rancangan
a. Rancangan kegiatan yang dilakukan pada tahap konseptual sistem informasi deteksi dini.
komponen proses pengembangan sistem Perancangan aplikasi sistem informasi gangguan
informasi gangguan indera di Dinas indera menggunakan program microsoft office excel
Kesehatan Kota Banjarbaru 2013. Alasan penggunaan program excel pada
aplikasi ini, karena progam excel mudah digunakan
Pada pengembangan Sistem Informasi (user friendly) dan merupakan program yang sering
Gangguan Indera di Dinas Kesehatan Kota digunakan oleh pengguna komputer di instansi
Banjarbaru, kegiatan yang terdapat pada pemerintahan termasuk di Dinas Kesehatan kota
komponen proses adalah sebagai berikut : Banjarbaru.
 Pengumpulan data yaitu penerimaan, Berikut ini adalah tampilan desain fisik aplikasi
absensi pelaporan dan verifikasi data dan sistem informasi gangguan indera.
laporan
 Pengolahan data meliputi kegiatan entry
data dengan menggunakan program
microsoft office excel 2013 , pembuatan
tabel dan grafik
 Analisis yaitu mendeskripsikan hasil
deteksi dini secara epidemiologi
(berdasarkan orang, tempat, waktu) secara
komputerisasi
 Penyajian dalam bentuk tabel, grafik dan
narasi
b. Rancangan kebutuhan data pada komponen
input pengembangan sistem sistem informasi
gangguan indera di Dinas Kesehatan Kota Gambar 3. Tampilan Menu Utama Apliaksi Sistem informasi
Banjarbaru Gangguan indera
Data merupakan salah satu komponen pada input
sistem yang diproses untuk menghasilkan Gambar 3 menunjukkan tampilan menu utama
informasi. Pada pengembangan sistem informasi aplikasi sistem informasi gangguan indera. Pada
gangguan indera, data-data yang dibutuhkan menu utama terdapat tombol button untuk menginput
berbentuk agregat dengan pengelompokan data laporan Puskesmas dari bulan Januari sampai
berdasarkan gender, kelompok umur, jenis bulan Desember dan tombol button untuk melihat
kunjungan (Baru/Lama). Adapun kelompok output dari aplikasi sistem inforamsi gangguan indera
umur yang digunakan dalam sistem pelaporan ini berupa output Rekap laporan Tk. Kota dan
adalah kelompok umur; 0-7 hari, 8-28 hari, 1-11 Puskesmas, Output Tabel Analisis dan output Grafik
bulan, 1-4 tahun, 5-9 tahun, 10-14 tahun, 15-19 Analisis.
tahun, 20-44 tahun, 45-59 tahun dan >59 tahun.
Adapun jenis data yang dibutuhkan sebagai
berikut :
1) Jumlah Kasus Katarak degan Visus >3/60
dan ≤3/60
2) Jumlah Kasus Gangguan Refraksi yang
terdiri dari Miopia, Hipermetropia,
Presbiopia, dan Astigmatisme
3) Jumlah Kasus Glukoma
4) Jumlah Kasus Retinopati Diabetikum
5) Jumlah Penyakit Mata Lainnya (dengan
menyebutkan jenis penyakitnya)
6) Jumlah Kasus Buta
7) Jumlah Operasi Katarak
8) Jumlah Kunjungan Pasca Operasi Katarak Gambar 4 Tampilan Menu Input Data Aplikasi Sistem Inforamasi
Gangguan indera
Gambar 4 menunjukkan tampilan untuk
menginput data laporan gangguan indera yang berasal
dari data laporan puskesmas. Pada view input data ini
disediakan tabel penginput data berdasarkan
Puskesmas.

Gambar 7. Output sistem informasi gangguan indera bentuk Grafik


Analisis

Gambar 7 menunjukkan salah satu output


analisis dalam bentuk grafik. Pada gambar diatas
Gambar 5 Output sistem informasi gangguan indera Rekapitulasi ditunjukkan Grafik analisis prevalensi gangguan
Laporan Gangguan Indera bentuk tabel penglihatan berdasarkan Puskesmas.
Gambar 5 menunjukkan salah satu tampilan
output sistem informasi gangguan indera dalam bentuk Kelebihan dan Kelemahan Desain Sistem Informasi
tabel berupa rekapitulasi laporan gangguan indera. Gangguan indera
Desain gangguan indera yang dikembangkan ini
Tabel rekapitulasi ini merupakan rekapitulasi dari input
tentunya mempunyai kelebihan dan kelemahan yang
data yang dilakukan perpuskesmas, data yang di input
akan otomatis terekap dalam satu tampilan tabel perlu diketahui, dan dapat dipertimbangkan sebagai
rekapitulasi. acuan pada tahapan pengembangan sistem informasi
yang lebih sempurna lagi.
Kelebihan yang dimiliki sistem informasi
gangguan indera adalah sebagai berikut:
1. Proses absensi yang lengkap (Kelengkapan, dan
Ketepatan) yang sudah terkomputerisasi sehingga
cepat, mudah untuk melakukan evaluasi pelaporan
gangguan indera.
2. Prosess pengolahan lebih cepat, mudah dan
lengkap serta pelaporan gangguan indera
terintegrasi dalam satu aplikasi
3. Proses analisa data lebih cepat, mudah variatif dan
lebih lengkap
4. Output informasi yang didapat lebih cepat,
tampilan lebih menarik, variatif, lengkap dan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Dapat dijadikan model untuk pengembangan
sistem informasi gangguan indera di Dinas
Kesehatan Kota Banjararu
6. Dalam pengoperasian aplikasi tidak memerlukan
pelatihan khusus karena aplikasi excel mudah dan
sudah menjadi keseharian dalam pekerjaan di
instansi Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
Gambar 6 Output sistem informasi gangguan indera bentuk Tabel Adapun kekurangan yang dimiliki sistem
Analisis informasi gangguan indera adalah sebagai berikut;
1. Desain sistem informasi gangguan indera ini
Gambar 6 menunjukkan salah satu tampilan masih belum teruji di tahap implementasi di Dinas
output sistem informasi gangguan indera dalam bentuk Kesehatan Kota Banjarbaru
tabel analisis. Tabel diatas menujukkan tabel analisis 2. Validitas data tergantung pada pelaporan masing-
prevalensi gangguan indera penglihatan yakni masing instansi
Prevalensi Katarak, Prevalensi Gangguan Refraksi,
Prevalensi Glukoma, Prevalensi Retinopati Diabetikum
dan Prevalensi Kebutaan.
Pada aplikasi sistem informasi gangguan indera,
selain menyediakan data analisis prevalensi gangguan
indera penglihatan, tersedia juga analisis prevalensi
untuk gangguan indera pendengaran yang dapat diakses
dengan mengklik tombol button analisis tabel telinga.

Anda mungkin juga menyukai