Disusun Oleh :
180307026
PROGRAM STUDI
2019
I. DASAR TEORI
Kilang Minyak I
Kilang Minyak I dibangun tahun 1974 dengan kapasitas semula 100.000 barel /
hari. Kilang Minyak I ini dimulai sejak diresmikan Presiden RI tanggal 24 Agustus 1976.
Sejalan dengan peningkatan kebutuhan konsumen, tahun 1998/1999 Peningkatan
kapasitas melalui proyek Debottlenecking sehingga menjadi 118.000 barel / hari. Kilang
ini dirancang untuk memproses bahan baku minyak mentah dari Timur Tengah, dengan
tujuan selain mendapatkan BBM sekaligus untuk mendapatkan produk NBM yaitu bahan
dasar minyak pelumas dan aspal. Mengolah minyak dari Timur Tengah agar dapat
menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal, mengingat karakter minyak dari dalam
negeri tidak cukup ekonomis untuk diproduksi.
Kilang Minyak II
Sementara Kilang Minyak II ini dibangun tahun 1981, dengan pertimbangan
untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang terus meningkat. Kilang yang mulai
beroperasi 4 Agustus 1983 setelah diresmikan Presiden RI, memiliki kapasitas awal
200.000 barel / hari. Kemudian dipertimbangkan peningkatan kebutuhan BBM ditanah
udara, dibahas dengan peningkatan kapasitas (debottlenecking) pada tahun 1998/1999,
kapasitasnya juga meningkat menjadi 230.000 barel / hari. Kilang ini mengolah minyak
"koktail" yaitu minyak campuran, tidak hanya dari dalam negeri juga di impor dari luar
negeri.
Kilang Paraxylene
Kilang Paraxylene Cilacap dibangun tahun 1988 dan beropersi setelah diresmikan
oleh Presiden RI tanggal 20 Desember 1990. Kilang ini memproduksi produk NBM dan
Petrokimia. Pertimbangan pembangunan Kilang ini didasarkan atas pertimbangan:
1. Tersedianya bahan baku Naptha yang cukup dari Kilang Minyak II Cilacap.
2. Adanya sarana pendukung berupa tangki dan utilitas.
3. Disamping peluang terbukanya pasar baik di dalam maupun di luar negeri.
Asphalt = 245.000
Ton/Tahun
LOC 1 = 175.000
Ton/Tahun
Asphalt = 550.000
Ton/Tahun
Benzene = 120.000
Ton/Tahun
1996-1998 Debottlenecking/Proyek Memenuhi kebutuhan
peningkatan kapasitas (FOC BBM, LPG, Lube Base dan
I = 188 MBSD, FOC II = Asphalt dalam negeri
230 MBSD)
Sulfur = 70 Ton/Tahun
2011-2015 Instalasi Pengolahan Air Meningkatkan Batu Mutu
Limbah (IPAL) Limbah Cair, Peningkatan
Yield Valuable Product
RFCC (62 MBSD) seperti HOMC, LPG dan
Propylene serta
LPG Sweetening : 1.500 meningkatkan Complexity
PSD Index kilang RU IV
Gasolie Hydrotreating : 38
MBSD
a. Ada 10 titik pantau yang tersebar berupa Air limbah, Drainase Air Limbah
Domestik.
b. 41 titik pantau Cerobong yang berupa emisi ( termasuk 2 CEMs ).
c. 15 titik pantau berupa limbah ambien.
d. 15 titik pantau kebisingan.
KONFIGURASI KILANG
II. PROSES
https://www.pertamina.com/id/refinery-unit-iv-cilacap
< Selasa, 14 Janurari 2020
http://sofeanissaa.blogspot.com/2015/05/
< Selasa, 14 Januari 2020