Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENGENDALIAN RESIKO DAN KESELAMATAN KERJA

PADA BAGIAN BENGKEL REPAIR GALANGAN KAPAL DENGAN


MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT JANATA MARINA
INDAH, SEMARANG
Fran Mahendar, Darminto Pujutomo, ST., MT.
Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang
Indonesia
Email: knight.fran@yahoo.com

Abstrak

Masalah keselamatan secara umum di PT Janata Marina Indah I masih perlu


mendapatkan perhatian. Data cedera yang pernah terjadi baik bersifat ringan maupun
cukup serius bahkan menimbulkan kematian menunjukkan bahwa kecelakaan kerja pernah
terjadi pada tahun 2011-2013 di bengkel repair galangan kapal.
Berdasarkan informasi dari pihak manajemen perusahaan diperoleh informasi bahwa
penelitian terkait dengan kecelakaan kerja belum pernah dilakukan, sementara di sisi lain fakta
menunjukkan adanya kejadian terkait dengan kecelakaan kerja di masa lalu. Oleh karena itu,
penelitian ini menarik untuk dilakukan dalam rangka memberikan masukan kepada perusahaan
untuk dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat sebagai upaya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja di kemudian hari, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.

Kecelakaan pertama pada bagian Lambung menempati angka tertinggi yaitu 24 kecelakaan
kerja, kecelakaan kedua pada bagian listrik 5 kecelakaan kerja, kecelakaan ke tiga pada bagian
pembersihan badan kapal, pengecatan badan kapal, pemeriksaan las-lasan 4 kecelakaan kerja,
kecelakaan ke empat pada bagian pemeriksaan pipa 1 kecelakaan kerja.

Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job
Safety Analysis (JSA), yang meliputi mempelajari dan melaporkan setiap langkah pekerjaan,
mengidentifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi, melakukan penilaian resiko (Risk
Assessment) pada aktivitas kerja yang sudah ada atau berpotensi resiko dan menentukan jalan
terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya.

Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan metode JSA (Job Safety Analysis).
Dipilihnya metode Job Safety Analysis karena peneliti ingin mengidentifikasi bahaya yang
berfokus pada interaksi antara pekerja, tugas/pekerjaan, alat dan lingkungan. Setelah diketahui
bahaya yang tidak bisa dikendalikan, maka dilakukan usaha untuk menghilangkan atau mengurangi
resiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima.

Kata Kunci: Resiko, Potensi Bahaya, Risk Assessment, Job safety analysis (JSA)
HAZARD IDENTIFICATION, RISK CONTROL AND SAFETY IN THE WORKSHOP
REPAIR SHIPYARD USING JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)DI PT JANATA MARINA
INDAH, SEMARANG
Fran Mahendar, Darminto Pujutomo, ST., MT.
Program Studi Teknik Industri, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang
Indonesia
Email: knight.fran@yahoo.com

Abstract

Occupational safety issues is generally in PT Janata Marina Indah I still need to get attention. Data
injuries that never happened either be mild or quite serious and even cause death showed that the accident
happened in the year 2011-2013 in the workshop repair shipyard. The first accident on the hull occupies
the highest ever at 24 accidents, electrical accidents both at the 5 accidents, accidents to three on the hull
cleaning , hull painting , welding - weld inspection 4 accidents,

Based on the information obtained from the management company that the information related to
the work accident research has not been done, while the other side shows the incidence of facts related to
occupational accidents in the past. Therefore, it is interesting to do research in order to provide input to the
company to be able to create a working environment that is safe and healthy in an effort to prevent the
occurrence of occupational accidents in the future, which in turn will improve employee productivity.

The first accident on the hull occupies the highest ever at 24 accidents, electrical accidents both at
the 5 accidents, accidents to three on the hull cleaning, hull painting, welding-weld inspection 4 accidents,
accidents to four in the pipeline inspection 1 accidents.

Constructing the correct working procedures is one of the advantages of implementing Job Safety
Analysis (JSA), which includes the study and report each step of work, conduct a risk assessment in a
potentially dangerous work activities identifying job hazards existing or potential and determine the best
way to reduce and eliminate danger.

In the course of this study the authors use the method of JSA (Job Safety Analysis). Job Safety
Analysis method was chosen because the researchers wanted to identify the hazards that focuses on the
interaction between the worker, the task / job, the tools and the environment. Having in mind the dangers
that can not be controlled, then an attempt is made to eliminate or reduce the risk of harm to a level
acceptable levels.

Kata Kunci: Resiko, Potensi Bahaya, Risk Assessment, Job safety analysis (JSA)
1. PENDAHULUAN perusahaan untuk dapat menciptakan
a. Latar Belakang lingkungan kerja yang aman dan sehat
Faktor utama dari kenyamanan sebagai upaya untuk mencegah
kerja adalah keselamatan kerja, terjadinya kecelakaan kerja di kemudian
khususnya terkait dengan kecelakaan hari, sehingga pada gilirannya dapat
kerja. Kecelakaan bukanlah suatu meningkatkan produktivitas kerja
peristiwa tunggal, tetapi merupakan hasil karyawan.
dari serangkaian penyebab yang saling
berkaitan yang disebabkan oleh Kecelakaan pertama pada bagian
kelemahan majikan, pekerja, prosedur Lambung menempati angka tertinggi
kerja yang tidak memadai, serta tindakan yaitu 24 kecelakaan kerja, kecelakaan
para pekerja yang tidak aman sehingga kedua pada bagian listrik 5 kecelakaan
berakibat pada turunnya tingkat kerja, kecelakaan ke tiga pada bagian
produktivitas kerja. Salah satu cara untuk pembersihan badan kapal, pengecatan
mencegah kecelakaan kerja di tempat badan kapal, pemeriksaan las-lasan 4
kerja adalah dengan menetapkan dan kecelakaan kerja, kecelakaan ke empat
menyusun prosedur pekerjaan dan pada bagian pemeriksaan pipa 1
melatih semua pekerja untuk kecelakaan kerja.
menerapkan metode kerja yang efisien Menyusun prosedur kerja yang
dan aman. benar merupakan salah satu keuntungan
PT. Janata Marina Indah I dari menerapkan Job Safety Analysis
merupakan perusahaan galangan kapal (JSA), yang meliputi mempelajari dan
swasta nasional di Indonesia yang melaporkan setiap langkah pekerjaan,
pasarnya meliputi pasar regional, mengidentifikasi bahaya pekerjaan yang
nasional dan bahkan internasional. sudah ada atau potensi (baik kesehatan
Sebagai perusahaan yang bergerak di maupun keselamatan), dan menentukan
bidang galangan kapal sudah barang jalan terbaik untuk mengurangi dan
tentu dalam operasi pekerjaannya sangat mengeliminasi bahaya.
erat berhubungan dengan resiko-resiko Dalam proses penelitian ini
pekerjaan dalam pengertian fisik. penulis menggunakan metode JSA (Job
Masalah keselamatan kerja secara Safety Analysis). Dipilihnya metode Job
umum di PT Janata Marina Indah I masih Safety Analysis karena peneliti ingin
perlu mendapatkan perhatian. Data mengidentifikasi bahaya yang berfokus
cedera yang pernah terjadi baik bersifat pada interaksi antara pekerja,
ringan maupun cukup serius bahkan tugas/pekerjaan, alat dan lingkungan.
menimbulkan kematian menunjukkan Setelah diketahui bahaya yang tidak bisa
bahwa kecelakaan kerja pernah terjadi dikendalikan, maka dilakukan usaha
pada tahun 2011-2013 di bengkel repair untuk menghilangkan atau
galangan kapal. mengurangi resiko bahaya ke tingkat
level yang bisa diterima.
Berdasarkan informasi dari pihak
manajemen perusahaan diperoleh b. Perumusan Masalah
informasi bahwa penelitian terkait Dari latar belakang
dengan kecelakaan kerja belum pernah permasalahan yang telah dibahas,
dilakukan, sementara di sisi lain fakta ditemukan adanya permasalahan yaitu
menunjukkan adanya kejadian terkait adanya kecelakaan kerja tahun 2011 –
dengan kecelakaan kerja di masa lalu. 2013, yang mengakibatkan tewasnya tiga
Oleh karena itu, penelitian ini menarik orang pekerja, khususnya di Bengkel
untuk dilakukan dalam rangka Repair galangan kapal. Seperti telah
memberikan masukan kepada diuraikan di atas bahwa penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan JSA. Menurut Permenaker No. PER.
Mengacu pada permasalahan yang ada 05/MEN/1996 pasal 1 tentang SMK3
pada PT Janata Marina Indah I dan yang dimaksud tempat kerja adalah setiap
penggunaan pendekatan JSA. ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap, dimana
c. Tujuan Penelitian tenaga kerja bekerja, atau yang sering
Tujuan dari pelaksanaan penelitian dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
ini adalah : suatu usaha dan dimana terdapat sumber-
sumber bahaya baik di darat, didalam
1. Mengidentifikasi dan menganalisa tanah, di permukaan air, di dalam air
kecelakaan kerja yang berhubungan maupun di udara yang berada didalam
dengan setiap langkah pekerjaan pada wilayah kekuasaan hukum Republik
bengkel repair galangan kapal. Indonesia
2. Melakukan penilaian resiko
kecelakaan kerja pada bengkel repair
galangan kapal. Penilaian Resiko
3. Memberikan pengembangan solusi Menurut Ridley (2003) penilaian
untuk menghindari kecelakaan kerja resiko adalah cara-cara yang digunakan
dengan menggunakan metode Job majikan untuk dapat mengelola dengan
Safety Analysis (JSA). resiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan
memastikan bahwa kesehatan dan
2. TINJAUAN PUSTAKA keselamatan mereka tidak terkena resiko
a. Bahaya pada saat bekerja.
Bahaya adalah suatu keadaan Proses penilaian resiko :
yang memungkinkan atau berpotensi
terhadap terjadinya kejadian kecelakaaan  Mengestimasi Tingkat Kekerapan
berupa cedera, penyakit, kematian,  Mengestimasi Tingkat Keparahan
kerusakan atau kemampuan (Severity)
melaksanakan fungsi operasional yang  Penentuan jumlah orang terkena
telah ditetapkan (Tarwaka, 2008). paparan
Bahaya adalah segala sesuatu  Penentuan kemungkinan
termasuk situasi atau tindakan yang (likelihood)
berpotensi menimbulkan kecelakaan atau  Penentuan risk rating
cidera pada manusia, kerusakan atau Setelah tingkatan bahaya dan
gangguan lainnya. Karena hadirnya kemungkinan terjadinya bahaya sudah
bahaya maka diperlukan upaya ditentukan, tingkatan resiko dapat
pengendalian agar bahaya tersebut tidak ditentukan melalui :
menimbulkan akibat yang merugikan Tingkatan Resiko = Probabilitas x
(Ramli, 2010). Tingkat Bahaya
Bahaya pekerjaan adalah (Sumber: AS/NZS 4360-2004 Risk Management)
faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan\
yang dapat mendatangkan kecelakaan.
Job Safety Analysis adalah suatu
Bahaya tersebut disebut potensial, jika
cara yang digunakan untuk memeriksa
faktor-faktor tersebut belum
metode kerja dan menentukan bahaya yang
mendatangkan kecelakaan (Suma’mur,
sebelumnya telah diabaikan dalam
1996).
merencanakan pabrik atau gedung dan di
Menurut Sahab (1997) kecelakaan
dalam rancang bangun masin-mesin, alat-
dan penyakit akibat kerja terjadi karena
alat kerja, material, lingkungan tempat
adanya sumber-sumber bahaya di
kerja, dan proses kerja. (Soeripto,1997)
lingkungan kerja.
Menurut Rausand (2004) a. Penghitungan statistik
pekerjaan dengan sejarah kecelakaan yang kecelakaan kerja dengan
buruk mempunyai prioritas dan harus menghitung tingkat kekerapan
dianalisa terlebih dulu. dari data yang diperoleh
b. Penilaian resiko (Risk
3. METODOLOGI PENELITIAN Assessment) dengan melihat
Metodologi penelitian ini menjelaskan tingkat kemungkinan
tahapan-tahapan penelitian yang digunakan (Likelihood) dan tingkat
dalam menyelesaikan masalah, sehingga keparahannya (Severity).
penelitian dapat dilakukan dengan terarah, 2. Menguraikan Pekerjaan
sistematis dan memudahkan dalam menganalisis Setelah dilakukan pemilihan
permasalahan yang ada. Setiap tahap merupakan pekerjaan yang akan dianalisa,
bagian yang dapat menentukan tahap selanjutnya. selanjutnya dilakukan penguraian
pekerjaan kedalam suatu urutan langkah-
Tahapan-tahapan Job safety Analysis: langkah berdasarkan work instruction
Data yang dibutuhkan dalam karya akhir ini dari aktivitas pekerjaan yang dianalisis
diperoleh dari data primer dan data sekunder, berdasarkan aturan-aturannya.
yaitu: Penguraian ini menjelaskan langkah-
1. Metode pengumpulan data. langkah yang dilakukan secara umum.
Metode pengumpulan data yang digunakan 3. Mengidentifikasi Bahaya dan Potensi
adalah teknik observasi dan wawancara Kecelakaan Kerja
langsung pada objek penelitian. Setelah tahapan penguraian
2. Data Primer. pekerjaan dilakukan, maka selanjutnya
Data primer adalah data yang didapat dengan dilakukan proses pengidentifikasian
melakukan pengamatan dan penelitian secara bahaya dari setiap aktivitas kerja yang
langsung dilapangan. Data primer yang dilakukan. Proses pengidentifikasian
digunakan dalam penelitian ini adalah bahaya ini bertujuan untuk mengetahui
a. Data kondisi daerah kerja yang dianggap bahaya-bahaya yang terdapat di dalam
rawan kecelakaan kerja. semua aktivitas kerja. Sumber bahaya
b. Data pengamatan alat pelindung diri yang yang termasuk disini adalah bahaya yang
dipakai pekerja. berhubungan dengan mesin, peralatan,
3. Data Sekunder. prosedur kerja, pembangkit dan keadaan
Data sekunder adalah data yang tidak lingkungan sekitar.
langsung diamati oleh peneliti. Data ini
merupakan dokumen perusahaan, hasil 4. Melakukan kontrol terhadap resiko kerja
penelitian yang telah lalu dan data-data yang mungkin terjadi (Hazard control)
lainnya yang berhubungan dengan penerapan dengan menemukan solusi (Develop the
JSA. Data sekunder yang dibutuhkan dalam solutions).
penelitian ini adalah : Tahapan ini terjadi dari empat
Data kecelakaan kerja selama periode 2011 kategori yang biasa digunakan untuk
hingga 2013. mengontrol bahaya yang terjadi sebagai
berikut :
Pengolahan data dilakukan dengan a. Merubah lingkungan fisik.
menggunakan metode Job Safety Analysis b. Mengurangi frekuensi pekerjaan.
(JSA) atau analisa keselamatan kerja yaitu c. Menggunakan pakaian pelindung.
sebagai berikut : d. Melakukan prosedur kerja yang
1. Memilih Pekerjaan baik.
Dalam memilih pekerjaan yang
dianalisa, proses pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan 2 cara
yaitu:
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Kemudian dilanjutkan dengan blasting
a. Memilih Pekerjaan (metode penyemprotan menggunakan
Dari hasil perhitungan pasir sillika)
penilaian resiko selanjutnya akan 5. Bersihkan dengan air menyemprotkan air
diketahui nilai resiko yang terbesar tawar dan keringkan
sampai terkecil dan akan diselesaikan
dengan worksheet Job safety analysis  Pengecatan Badan Kapal
dengan urutan aktivitas yang memiliki 1. Pemakaian alat pelindung diri yang telah
nilai terbesar sampai terkecil. disediakan
2. Mempersiapakan alat yang akan
Tabel Risk Rating Aktivitas kerja digunakan
N Risk 3. Pastikan kapal sudah bersih kemudian
pengecatan badan kapal dengan cat primer
O Aktivitas Kerja Rating
4. Setelah itu dicat menggunakan sealer
Pemeriksaan dan pemotongan
5. Kemudian di cat dengan anti fouling lapis
pertama
1 plat lambung kapal 26
6. Tahap akhir di cat dengan anti fouling
lapis kedua
2 Pembersihan badan kapal 13

3 Pengecatan badan kapal 11  Pemeriksaan dan Pemotongan Plat


Lambung Kapal
4 Kelistrikan 10 Pada proses pemeriksaan dan
pemotongan plat lambung kapal langkah-
5 Pemeriksaan las-lasan 6 langkah kerja yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
6 Pemeriksaan perpipaan 1
1. Pre job safety meeting yaitu dengan
memberikan pengarahan pada tiap kepala
bagian yang bertanggung jawab. Yang
b. Menguraikan Pekerjaan selanjutnya kepala pengarah
memberikan arahan kepada operator atau
Dalam proses menguraikan pekerja yang bersentuhan langsung pada
pekerjaan dilakukan untuk mengetahui tahap proses penggerjaan.
urutan-urutan langkah kerja dari aktivitas 2. Pemakaian atau penggunaan alat
kerja berdasarkan aturan-aturannya. pelindung diri yang telah disediakan
Penguraian ini menjelaskan langkah- 3. Persiapan peralatan dan mesin yang akan
langkah yang dilakukan secara umum. digunakan dan dikerjakan
Adapun urutan langkah-langkah dari 4. Pemeriksaan tebal plat (ditentukan
aktivitas pekerjaan berdasarkan dari terlebih dahulu titik-titk yang dicurigai
urutan yang diperoleh berdasarkan risk mengalami pengurangan ketebalan
rating adalah sebagai berikut: dengan menggunakan palu
ketok,ultrasonic test, gerindra).
 Pembersihan Badan Kapal 5. Pemotongan plat (kulit lambung di
1. Pemakaian alat pelindung diri yang telah potong untuk diganti dengan plat baru
disediakan karena dideteksi plat lama terdapat
2. Mempersiapkan alat yang akan pengurangan ketebalan).
digunakan 6. Penggantian plat (plat yang diganti
3. Membersihkan binatang atau tumbuhan adalah plat dengan tebal dibawah
laut yang menempel dengan cara
80% dari tebal semula).
menyekrapnya
 Pemeriksaan Kelistrikan apakah pipa itu tidak terjadi kebocoran
Pemeriksaan kelistrikan kapal saat menyalurkan cairan tersebut.
dilakukan agar penyuplaian listrik pada 1. Pemakaian atau penggunaan alat
kapal selalu tersedia saat kapal berlabuh, pelindung diri yang telah disediakan
bongkar muat , manuvering dan yang 2. Menyiapkan tool atau peralatan yang
lainnya. Untuk memastikan agar tetap akan di gunakan
berfungsi dan mencukupi dalam 3. Pengecekan pada pipa apakah ada yang
penyediaan listrik pada saat kegiatan bocor atau tidak
tersebut dilakukan memeriksa peralatan 4. Apabila ada pipa yang bocor maka pipa
kelistrikan pada kapal dan instalasinya tersebut harus diganti dengan yang baru
baik generator, emergency generator,
motor listrik, dan saluran kabel-kabel 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
pada kapal atau yang lainnya dengan a. Kesimpulan
memperbaiki atau mengganti bagian- Berdasarkan analisis dan pembahasan
bagian yang rusak. yang telah dilakukan, kesimpulan yang dapat
Langkah-langkah kerja yang diambil dari hasil analisis dan pembahasan
dilakukan adalah sebagai berikut : masalah di PT Janata Marina Indah I bagian
1. Pemakaian atau penggunaan alat bengkel repair di galangan kapal adalah sebagai
pelindung diri yang telah disediakan berikut :
2. Menyiapkan tool atau peralatan yang
akan digunakan 1. Penilaian Resiko
3. Pemeriksaan kelistrikan pada Penilaian resiko ada 6 aktivitas kerja
generator,emergency generator,motor dengan tingkat resiko dari yang tertinggi
listrik,dan saluran kabel-kabel pada sampai terendah adalah proses
kapal. pemeriksaan dan perbaikan plat lambung
4. Jika ada yang rusak matikan kelistrikan, kapal dengan jumlah nilai resiko 26,
kemudian diperbaiki. pembersihan badan kapal dengan nilai
resiko 13, pengecatan badan kapal
 Pemeriksaan las-lasan dengan nilai resiko 11, pemeriksaan
1. Pemakaian atau penggunaan alat kelistrikan dengan nilai resiko 10,
pemeriksaan las-lasan dengan nilai
pelindung diri yang telah disediakan
resiko 6, pemeriksaan perpipaan dengan
2. Menyiapkan tool atau peralatan yang
akan digunakan nilai resiko 1.
3. Menggunakan kapur dan solar 2. Dari hasil identifikasi bahaya dengan
(sepanjang lasan bagian luar diolesi menggunakan metode job safety
dengan kapur dan bagian luar diolesi analysis, dapat diketahui penyebab
kecelakaan kerja di bengkel repair
solar. Tunggu beberapa saat, jika kapur
galangan kapal yaitu:
tetap kering dan berwarna putih berarti
hasil lasan sudah baik, tetapi jika terdapat  Banyaknya perlatan yang bahaya
bercak-bercak solar maka hasil lasan di bengkel repair jika penggunan
kurang baik, maka harus di las kembali. yang belum terlatih atau tidak
berpengalaman
 Pemeriksaan perpipaan  Banyaknya para pekerja bengkel
Pemeriksaan pipa dilakukan repair yang tidak menggunakan
untuk menjaga agar pipa saat APD saat melakukan proses
menyalurkan cairan berfungsi dengan pengerjaan
baik. Pemeriksaan pipa kebanyakan  Kurang fokusnya para pekerja
dilakukan secara visual, pemeriksaan pada saat melakukan proses
visual dilakukan dengan memastikan pengerjaan sehingga
menyebabkan kecelakaan kerja
 Banyak perlatan yang sudah sebelum dilaksanakan proses pengerjaan
berkarat yang membahyakan berlangsung.
pekerja saat melakukan proses 4. Perusahaan harus menyediakan APD yang
kerja sesuai standard dan melakukan
 Kurangnya kesadaran diri para peenggantian apabila ada APD yang sudah
pekerja untuk penggunaan APD tidak layak pakai sehingga tidak
membahayakan para pekerja.
3. Tindakan penanggulangan resiko atau
pengembangan solusi dalam 6 aktivitas DAFTAR PUSTAKA
kerja sebagai berikut:
 Melakukan pengontrolan sistem 1. Tarwaka. (2008). Keselamatan Dan
kerja pekerja untuk pengawasan Kesehatan Kerja ”Manajemen
pekerja agar sesuai prosedur dan Dan Implementasi K3 Di Tempat Kerja”.
juga pemberian tanda bahaya Surakarta : Harapan Press.
tentang keselamatan pekerja 2. Ramli, Soehatman. (2010). Sistem
agar para pekerja tahu akibat dari Manajemen Keselamatan & Kesehatan
kecelakaan kerja. Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian
 Memberikan penyuluhan Rakyat.
terhadap para pekerja tentang 3. Suma’mur. (1996). Keselamatan Kerja dan
pentingnya pemakaian APD Pencegahan Kecelakaan . Jakarta : Toko
pada saat melakukan proses Gunung Agung.
pengerjaan ataupun hanya 4. Sahab, Syukuri. (1997). Teknik
sekedar pengecekan visual Manajemen Keselamatan Kerja dan
karena dengan pemakaian APD Kesehatan Kerja. Jakarta : Bina Sumber
dapat mengurang tingkat resiko Daya Manusia.
yang terjadi atau mengurangi 5. RI.,Departemen Tenaga Kerja (1970).
tingkat cidera yang didapat. Undang-Undang No.1 tahun 1970
 Melakukan penggantian atau Tentang keselamatan Kerja
perbaikan perlatan yang sudah 6. Ridley, John (2003). Health and Safety
tidak layak terpakai seperti Management . England
peralatan yang sudah berkarat 7. Australian Standard/New Zealand
karena dapat membahayakan Standard 4360 (1999). Risk Management
para pekerja. Guidelines. Sydney.
8. Soeripto, IR. “Job Safety Analysis”.
b. Saran
Majalah Hiperkes dan Keselamatan
Berdasarkan kesimpulan, saran-saran Kerja. Volume XXXI : No. 1 Oktober –
yang dapat diberikan kepada perusahaan bagian Desember 1997.
bengkel repair galangan kapal adalah: 9. Rausand, Marvin, Arnjlot
Hoyland.(2004).System Reliability
1. Perusahaan harus melakukan pengawasan Theory.USA: John Wiley and Son.
kerja terhadap aktivitas kerja yang
dikerjakan oleh pekerja untuk mengetahui
dan menghindari resiko kecelakaan kerja
2. Perusahaan harus melakukan risk
assessment secara berkala (1 tahun) untuk
mengukur tingkat resiko atau kecelakaan
yang terjadi.
3. Perusahaan harus memberikan penyuluhan-
penyuluhan mengenai prosedur kerja,
pemakaian APD yang baik dan aman

Anda mungkin juga menyukai