Anda di halaman 1dari 239

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI

KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN


SENSOR API DAN SENSOR ASAP DI KELURAHAN
WATES, KECAMATAN BANDUNG KIDUL,
KOTA BANDUNG

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV
Program Studi Manajemen Informatika

Disusun oleh :
ANGGIT BAYU PRATAMA
NPM 13.200.001

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2017
ABSTRAK

ANGGIT BAYU PRATAMA


NPM 13.200.001
Manajemen Informatika

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENDETEKSI


KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN SENSOR
API DAN SENSOR ASAP DI KELURAHAN WATES, KECAMATAN
BANDUNG KIDUL, KOTA BANDUNG

Skripsi : 202 halaman

Kebakaran biasanya diketahui ketika api sudah membesar atau asap sudah
mengepul keluar dari bangunan yang terbakar, hal ini menyebabkan dampak
kebakaran menjadi fatal karena terlambat untuk dideteksi, padahal apabila
kebakaran dapat dideteksi secara dini dapat mencegah timbulnya kerugian yang
lebih besar.
Berdasarkan bahaya tersebut maka diperlukan perancangan sistem
pendeteksi kebakaran yang dapat mendeteksi terjadinya kebakaran serta
memberikan tanda peringatan adanya kebakaran dan dilengkapi dengan
peringatan kebakaran jarak jauh.
Untuk mendapatkan sistem yang dapat bekerja secara otomatis, maka
diperlukan mikrokontroller sebagai pengontrol sistem tersebut, sistem ini
dirancang dengan menggunakan sensor asap MQ-2 yang berfungsi untuk
mendeteksi adanya asap, sensor api KY-026 yang berfungsi untuk mendeteksi
adanya api. Sistem ini dirancang agar dapat memberitahukan atau
menginformasikan ketika terjadi kebakaran kepada penghuni. Sistem ini
dilengkapi buzzer, LED, dan LCD sebagai indikator ketika terjadi kebakaran,
serta Modul GSM SIM900A sebagai pengirim pesan singkat peringatan
kebakaran sehingga kebakaran dapat diketahui dari jarak jauh.

Kata kunci: Perancangan sistem pendeteksi kebakaran, Mikrokontroller.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Menurut NPFA (National Fire Protection Association) dari Amerika

Serikat secara umum kebakaran didefinisikan sebagai suatu peristiwa oksidasi

yang melibatkan tiga unsur yang harus ada yaitu bahan bakar yang mudah

terbakar, oksigen yang ada dalam udara, dan sumber energi atau panas yang

menimbulkan kerugian harta benda cidera bahkan kematian. Kebakaran

biasanya merupakan suatu kelalaian atau kesalahan yang diakibatkan oleh

manusia yang disebabkan oleh beberapa faktor misalnya akibat abu rokok,

akibat gas elpiji, akibat hubungan pendek arus listrik yang menimbulkan

api dan merambat ke bahan lainnya dan sebagainya.

Kebakaran tidak hanya menimbulkan kerugian maerial saja tetapi juga

menyebabkan jatuhnya korban jiwa, hal ini mengidikasikan alangkah besarnya

kerugian yang ditimbulkan dari bencana kebakaran, aaat ini di Kelurahan

Wates belum memiliki alat pendeteksi kebakaran sehingga rentan mendapat

kerugian yang besar apabila suatu waktu terjadi kebakaran, maka perlu adanya

upaya untuk meningkatkan keamanan khususnya untuk mencegah terjadinya

kebakaran,

Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Bandung

sepanjang tahun 2014 tercatat terjadi 162 peristiwa kebakaran dengan total

kerugian lebih dari 182 miliar rupiah yang dapat dilihat dalam tabel berikut :

1
2

Tabel 1.1 Jumlah Kejadian Kebakaran di Kota Bandung Tahun 2014

Jumlah Becana Area Taksiran Jumlah


Bulan / Month Keterangan
Kebakaran Kebakaran Kerugian (Rp)

[1] [2] [3] [4] [5]

1 Januari 7 748 Rp 404,000,000

687 1 Orang
2 Februari 8 Rp 1,195,000,000
meninggal , 4
3 Maret 11 1,834 Rp 5,310,000,000
Orang luka-

4 April 10 1,324 Rp 2,029,000,000 luka

5 Mei 11 3,152 Rp 3,463,000,000

6 Juni 8 3,322 Rp 150,305,500,000

7 Juli 7 1,612 Rp 2,800,000,000

698 1 Orang
8 Agustus 15 Rp 599,000,000
meninggal
7,966
9 September 34 Rp 5,654,000,000

10 Oktober 26 16,185 Rp 8,427,500,000

11 Nopember 15 2,181 Rp 1,701,500,000

12 Desember 10 367 Rp 493,000,000

2 Orang

meninggal, 4
Jumlah / Total 162 40,076 Rp 182,381,500,000
Orang luka-

luka

Sumber : BPS Kota Bandung, Kota Bandung dalam Angka (2015)


3

Melihat kondisi ini diperlukan cara untuk mencegah atau paling tidak

mengurangi dampak serta kerugian yang timbul dari bencana kebakaran, maka

penulis coba merancang satu alat pendeteksi kebakaran atau alarm kebakaran

yang efisien dan terjangkau untuk memberi peringatan dini akan terjadinya

kebakaran sehingga mencegah atau paling tidak mengurangi dampak serta

kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran.

Alat pendeteksi kebakaran atau alarm kebakaran adalah sebuah sistem

keamanan terintegrasi yang dapat mendeteksi adanya kebakaran lalu secara

otomatis memberikan informasi keadaan dari suatu peristiwa atau kondisi

kebakaran. Alarm kebakaran ini dapat diaplikasikan pada perumahan,

perkantoran, kampus atau instansi yang membutuhkan.

Sensor api KY-026 merupakan sensor yang digunakan untuk

mendeteksi adanya api. Keuntungan dari modul sensor api KY-026 mampu

mendeteksi emisi infra merah yang keluar dari api, baik digital dan analog

output dan pengaturan sensitivitas melalui potensiometer. Sensor MQ-2

berfungsi mendeteksi kebocoran gas. Gas tersebut diantaranya gas hidrogen,

LPG, metana, karbon monoksida, alkohol, propana namun dalam alarm

kebakaraan ini Sensor MQ-2 hanya akan digunakan sebagai pendeteksi

asap saja.

Arduino UNO dapat digunakan sebagai pusat sistem pada alat

pendeteksi kebakaran, sehingga dapat dibuat sistem keamanan dan monitoring

terintegrasi yang bekerja selama dua puluh jam tanpa mengenal lelah dan

hemat biaya. Alarm kebakaran ini dibangun untuk dapat mencegah terjadinya
4

kebakaran yang meluas dan mendeteksi kebakaran sejak dini dengan mencari

keberadaan api dan gas, lalu api atau asap yang terdeteksi akan diproses oleh

mikrokontroller Arduio UNO dan memberikan reaksi dengan menampilkan

peringatan terjadinya kebakaran pada LCD, memberikan peringatan berupa

suara dari Buzzer dan akan memberikan peringatan dari jarak jauh kepada

pegawai kelurahan Wates, Kec Batununggal, Kota Bandung Kidul melalui

pesan pendek atau SMS ke telepon seluler pegawai.

1.2. Pokok Permasalahan

Topik permasalahan atau pokok permasalahan yang akan

dibahas dalam skripsi ini adalah :

1. Belum adanya alarm kebakaran di Kelurahan Wates.

2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran.

3. Banyaknya kejadian kebakaran yang diketahui setelah api membesar

sehingga menimbulkan dampak yang lebih fatal, maka dibutuhkan

alat yang dapat memberikan informasi secara cepat dan otomatis

ketika terjadi kebakaran.

4. Perlunya alat yang dapat mendeteksi adanya api dan kepulan asap

sebagai indikator jika terjadi kebakaran, kemudian melaporkan

kepada pegawai di Kelurahan Wates.

5. Dibutuhkan alarm kebakaran yang tidak hanya memberikan

peringatan yang dapat diterima dari jarak dekat saja tapi dapat

memberikan peringatan terjadinya kebakaran dari jarak jauh


5

mengingat kantor Kelurahan Wates tidak ditempati dua puluh empat

jam.

6. Bagaimana merancang dan membuat alat pendeteksi kebakaran

dengan menggunakan modul sensor api KY-026 dan sensor asap

MQ-2 dengan suara dari Buzzer sebagai peringatan dan sms

peringatan kebakaran dari modul GSM SIM900A.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Hal apakah yang menyebabkan terjadinya kebakaran?

2. Bagaimana cara mendeteksi terjadinya kebakaran ?

3. Dapatkah kebakaran dideteksi secara dini dan bagaimana metodenya

4. Bagaimana membuat alat pendeteksi kebakaran yang dapat memberi

peringatan terjadinya kebakaran dari jarak jauh ?

1.4. Tujuan dan Manfaat Peneltian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Merancang dan membuat alat pendeteksi kebakaran yang

sesuai dengan kebutuhan di Kantor Kelurahan Wates.

2. Merancang dan membuat alat pendeteksi kebakaran atau alarm

kebakaran yang mampu mendeteksi baik asap maupun api


6

dengan menggunakan modul sensor api KY-026 dan sensor

asap MQ2 sehingga lebih sensitif.

3. Ararm kebakaran yang mampu memberikan peringatan dini

terjadinya kebakaran baik dari jarak dekat melalui suara dari

Buzzer dan pesan teks di LCD maupun dari jarak jauh melalui

pesan singkat atau sms dari modul GSM900A.

4. Mengetahui efektifitas kombinasi modul sensor api KY-026

dan sensor asap MQ-2 dalam mendeteksi kebakaran.

1.4.2. Manfaat Penulisan

Manfaat penelitian dalam ini adalah sebagai berikut :

1. Kebakaran mampu dideteksi oleh alarm kebakaran secara dini

sebelum membesar dan semakin sulit untuk diatasi.

2. Terjadinya kebakaran dapat dipantau dan diketahui dari jarak

jauh.

3. Alarm kebakaran mampu mendeteksi terjadinya kebakaran

secara dini dan memberikan peringatan sehingga diharapkan

dapat mencegah atau mengurangi dampak dan terjadinya

kerugian yang lebih besar karena kebakaran yang terlambat

dideteksi.

1.5. Ruang Lingkup / Batasan Analisis Permasalahan

Untuk mendapatkan pembahasan semaksimal mungkin dan agar

mudah dipahami serta menghidari pembahasan yang terlalu meluas


7

maka pembatasan masalah sangat dibutuhkan. Adapun batasan masalah

yang dibahas dalam laporan skripsi ini adalah:

1. Menggunakan sensor api KY-026 sebagai pendeteksi api dan sensor

MQ-2 sebagai pendeteksi asap dan gas yang digunakan sebagai

indiator terjadinya kebakaran.

2. Jarak dan sensitifitas sensor dalam mendeteksi adanya api sesuai

setelan default sensor api KY-026 dan asap diatur dengan nilai

konsentrasi gas senilai 150ppm .

3. Perancangan dan pembuatan skripsi ini hanya sampai kepada

keberhasilan alat untuk mendeteksi adanya asap dan api yang

disampaikan melalui bunyi yang berasal dari Buzzer sebagai

peringatan pada kondisi yang telah ditentukan dan pesan singkat

atau sms peingatan terjadinya kebakaran.

1.6. Metodologi Penulisan

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan

pengumpulan data meliputi yaitu:

1. Studi Observasi

Didefinisikan bahwa “Observasi merupakan kegiatan

mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk

melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tertentu.”

Kriyantono (2008:106).
8

Penulis meninjau langsung ke objek yang sedang diteliti,

objek tersebut adalah Kantor Kelurahan Wates Kec Bandung Kidul,

Kota Bandung. Peninjauan tersebut meliputi pengamatan dan

pencatatan langsung terhadap semua data yang didapat dan data

tersebut akan dijadikan dasar pembahasan dalam penulisan laporan

ini.

2. Studi Wawancara

Mulyana (2008:180) mengungkapkan: “Wawancara adalah

bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang

ingin memperoleh informasi dari seseorang lainya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu.”

Penulis meninjau langsung ke objek yang sedang diteliti,

menanyakan kepada pegawai kelurahan mengenai profil organisasi

dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, metode wawancara

yang dilakukan yakni wawancara tidak terstruktur yakni metode

wawancara yang bersifat luwes, susunan petanyaannya dan susunan

kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat

wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat

wawancara termasuk karakteristik social-budaya (agama,suku,

gender, usia, tingkat penidikan, pekerjaan,dsb.).

3. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data yang berasal dari dokumen-dokumen

yang bersangkutan di Kelurahan Wates, Kecamatan Bandung Kidul,


9

Kota Bandung , dan sumber lainya baik dari buku, jurnal dan artikel

yang berbentuk hard file maupun file digital.

1.7. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat observasi penulis, yaitu :

Nama Instansi : Kantor Kelurahan Wates Kecamatan

Bandung Kidul Kota Bandung.

Alamat : Jl. Moch. Toha No.431, Wates, Bandung

Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40256,

Indonesia.

Pelaksanaan observasi yang penulis laksanakan di Kantor

Kelurahan Wates Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung

dilaksanakan selama sekitar 2 bulan mulai bulan September sampai

dengan Oktober 2016.

1.8. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini diperlukan langkah-langkah yang

sistematis untuk memudahkan dalam perancangan penulisannya.

Secara umum, penulisan ini terdiri dari beberapa bab anatara lain

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, pokok permasalahan,

pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metodoligi

penelitian, waktu dan tempat penelitian serta sistematika penulisan.


10

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori-teori yang bersangkutan

dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam metode-metode

analisa yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mulyana (2008:145) mengungkakan : “Metodologi adalah proses,

prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan

mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu

pendekatan umum umum untuk mengkaji topik penelitian.”

Bab ini menjelaskan Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan

untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan faktor yang

menentukan bagi berhasilnya proses manajemen terutama dengan

memperhatikan fungsi dan dinamika organisasi atau birokrasi dalam

rangka mencapai tujuan yang sah ditetapkan.

BAB IV ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Bab ini mendeskripsikan profil singkat Kelurahan Wates, Kecamatan

Bandng Kidul, Kota Bandung, visi misi, tinjauan organisasi, uraian

prosedur, dekomposisi fungsi, analisis masukan, analisis keluaran,

analisis proses, masalah yang dihadapi, kesimpulan hasil analisis.


11

BAB V PERANCANGAN SISTEM

Bab ini, penulis akan membahas prosedur sistem yang diusulkan yang

mencakup perancangan alur kerja sistem, desain sistem, langkah-

langkah pembuatan. Terdapat juga pengujian dan hasil pengujian

terhadap sistem yang telah dibuat.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

serta saran untuk dapat mengembangkan sistem alarm kebakaran yang

lebih baik di masa yang akan datang


BAB II
LANDASAN TEORI

2. 1. Sistem

Pengertian sistem menurut Mulyadi (2008:5) adalah “Suatu jaringan

prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

kegiatan pokok perusahaan”.

Sedangkan menurut Romney (2006:2) “Sistem adalah rangkaian dari

dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan,

berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”.

Menurut Hall ( 2001 , 5 ) “sistem adalah sekelompok dua atau lebih

komponen – komponen yang saling berkaitan ( Inter realated ) atau

subsistem- subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.”

2.1.1. Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, proses dan output.

Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sangat sederhana,

sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan

keluaran. Selain itu pula sebuah sistem memiliki karakteristik atau

sifat–sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa diartikan

sebagai suatu sistem. Adapun karakteristik sistem terdiri dari :

1. Komponen Sistem (Components)

12
13

Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen-

komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling

bekerja sama membentuk satu kesatuan.

2. Batasan Sistem(Boundary)

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi

antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan

lingkungan luarnya.

3. Lingkungan Luar Sistem(Environment)

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau

batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Sebagai media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem lainnya.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukan kedalam

sistem.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah

dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan

sisa pembuangan.

7. Pengolahan Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai satu bagian

pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.


14

8. Sasaran Sistem (Objectives)

Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sassaran

(objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali

masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan

dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai sasaran atau tujuan.

2.1.2. Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu

komponen dengan komponen lainnya, karena sistem memiliki sasaran

berbeda–beda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam

sistem tersebut. Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan dari

bebarapa sudut pandangan, antara lain :

1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Phisical

System)

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau

ide – ide yang tidak tampak secara fisik, misal sistem teologi, yaitu

sistem yang berupa tentang pemikiran hubungan antara manusia

dan Tuhan. Sedangkan sistem fisik adalah kebalikan dari sistem

abstrak yaitu sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem

komputer, sistem pemasaran, sistem produksi, sistem pembelian,

sistem administrasi dan lain sebagainya.


15

2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia

(Human Made System)

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses

alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi,

terjadinya siang dan malam, pergantian musim, dll. Sedangkan

sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan

interaksi manusia dengan mesin atau yang disebut human machine

system, karena menyangkut penggunaan komputer yang

berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu

(Probabilistic System)

Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan

tingkah laku yang dapat diprediksi. Sistem komputer adalah contoh

dari sistem yang tingkah lakunya dapat dipastikan atau diprediksi

berdasarkan program–program komputer yang dijalankan.

Sedangkan sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur

probalitas, contoh laporan perkiraan cuaca.

4. Sistem Tertutup (Close System) dan Sistem Terbuka (Open

System)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak

berhubungan dan tidak berpengaruh dengan lingkungan luarnya,

sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur


16

tangan dari pihak luar. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem

yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya,

sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk

lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.

2.1.3. Daur Hidup Sistem

Siklus hidup sistem terdiri serangkaian tugas yang mengikuti

langkah-langkah pendekatan sistem dan mengikuti pola yang teratur

dan dilakukan secara top down. Pembangunan sistem hanyalah salah

satu dari serangkaian daur hidup suatu sistem. Beberapa fase atau

tahapan daur hidup sistem adalah :

1. Mengenali adanya kebutuhan

Sebelum segala sesuatu terjadi, diawali dengan timbulnya

kebutuhan atau problem yang harus dapat dikenali sebagaimana

adanya. Kebutuhan terjadi sebagai hasil perkembangan dari organisasi

dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem yang ada.

Semua kebutuhan ini harus didefinisikan dengan jelas, tanpa ada

kejelasan dari kebutuhan yang ada maka pembangunan sistem akan

kehilangan arah dan efektifitas.

2. Pembangunan sistem

Suatu proses seperangkat proses prosedur yang harus

diikuti untuk menganalisa kebutuhan yang timbul dan


17

membangun suatu sistem untuk dapat memenuhi kebutuhan

tersebut.

3. Pemasangan Sistem

Setelah tahap pembangunan selesai, sistem kemudian

akan dioperasikan. Pemasangan sistem merupakan tahap

yang penting dalam daur hidup sistem, dimana peralihan dari

tahap pembangunan menuju tahap operasional terjadi

pemasangan sistem yang sebenarnya, yang merupakan

langkah dari suatu pembangunan sistem.

4. Pengoperasian Sistem

Program–program komputer dan prosedur–prosedur

pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi

semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjuk oleh

sistem informasi, mengenai perubahan–perubahan itu dapat

disebabkan oleh pertumbuhan kegiatan bisnis, perubahan

peraturan kebijakan ataupun kemajuan teknologi. Untuk

mengatasi perubahan tersebut sistem harus diperbaiki atau

diperbaharui.

5. Sistem Menjadi Usang

Dengan perubahan yang terjadi begitu drastis,

sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan

perbaikan–perbaikan pada sistem berjalan. Tibalah saatnya

dimana keuntungan ekonomis dan teknis yang ada sudah


18

tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang baru

harus dibangun untuk menggantikannya.

2.1.4. Langkah-langkah Perancangan sistem

Langkah-langkah analisa sistem menurut Jogiyanto

(2002: 130) adalah :

a. Mengidentifikasi Masalah (Identify)

1. Mengidentifikasi penyebab masalah.

2. Mengidentifikasi titik keputusan.

3. Mengidentifikasi personil kunci.

b. Memahami kerja dari sistem yang ada (Understand)

1. Menentukan jenis penelitian.

2. Merencanakan jadwal.

3. Membuat penugasan penelitian.

4. Membuat agenda wawancara.

5. Mengumpulkan hasil penelitian.

c. Menganalisa sistem (Analize)

1. Menganalisa kelemahan sistem.

2. Menganalisa kebutuhan informasi pemakai.

d. Membuat laporan hasil analisa (Report)

1. Pelaporan bahwa analisa telah selesai dilakukan.

2. Meluruskan kesalahan apa yang telah ditemui dan

dianalisa.
19

2. 2. Teori Kebakaran

2.2.1. Api

Api didefinisikan sebagai suatu peristiwa atau reaksi kimia

eksotermik yang disertai panas atau kalor, cahaya, asap dan gas dari

bahan yang terbakar. Umumnya api dapat terbentuk dengan bantuan

oksigen (udara mengandung 20,9% oksigen), benda – benda yang

terbakar (combustible), dan sumber panas atau nyala bisa didapat dari

mesin, listrik dan lain – lain.

2.2.2. Segitiga Api

Apabila suatu molekul mengadakan kontak amat dekat dengan

molekul oksidator (oksigen), maka pada umumnya akan terjadi reaksi

kimia. Tumbukan antar molekul berenergi rendah, maka reaksi kimia

tidak akan terjadi. Tumbukan antar molekul berenergi besar maka

reaksi akan berlangsung, maka banyak panas yang terbentuk.

Energi ini akan memanaskan bahan dan oksidan yang

selanjutnya akan berakasi dan menimbulkan reaksi kebakaran.

Peristiwa ini dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembakaran

terjadi oleh adanya tiga unsur yaitu:

1. Bahan

2. Oksigen

3. Energi
20

Ketiga unsur diatas apabila bertemu maka akan terjadi api,

oleh karena itu disebut segitiga api. Salah satun unsur diambil, maka

api akan padam dan inilah prinsip dari pemadaman api. Prinsip

segitiga api ini dipakai dasar untuk mencegah kebakaran dan

penaggulangan api.

Gambar 2.1 Segitiga Api

Sumber: http://education.qld.gov.au/health/pdfs/healthsafety/fire-

safety-infosheet.pdf

(diakses tanggal 10/01/2017 pukul 17:00)

2.2.3. Bidang Empat Api

Perkembangan dari teori segitiga api adalah ditemukannya

unsur keempat yang menyebabkan timbulnya api. Unsur yang

keempat ini adalah rantai reaksi. Teori ini dijelaskan bahwa pada saat

energi diterapkan pada bahan bakar seperti hidrokarbon, beberapa

ikatan karbon dengan karbon yang lainnya terputus dan menghasilkan

radikan bebas. Sumber energi yang sama juga menyediakan

kebutuhan energi untuk memutus beberapa rantai karbon dengan


21

hidrogen sehingga menimbulkan radikal bebas lebih banyak. Rantai

oksigen dengan oksigen yang lainnya akan terputus dan menghasilkan

radikal oksida. Jarak antara radikal – radikal ini cukup dekat maka

akan terjadi penggabungan kembali radikal bebas dengan radikal

lainnya atau dengan kelompok fungsional yang lain. Proses

pemutusan rantai, terjadi pelepasan energi yang tersimpan di dalam

rantai tersebut. Energi yang lepas dapat menjadi sumber energi untuk

memutuskan rantai yang lain dan melepaskan energi yang lebih

banyak lagi.

Gambar 2.2 Tetrahedron of Fire

Sumber:http://education.qld.gov.au/health/pdfs/healthsafety/fire

-safety-infosheet.pdf

(diakses tanggal 10/01/2017 pukul 17:00)

2.2.4. Klasifikasi Kebakaran Menurut NPFA

Untk mengethui cara pemadaman kebakaran dan media

pemadam yang tepat maka perlu diketahui klasifikasi

kebakaran, NPFA (National Fiere Protection Association)

adalah suatu lembaga swasta yang khhusus menangani bidang


22

penanggulangan bahaya kebakaran di Amerika Serikat.

Menurut NPFA, kebakaran dapat dikadifikasikan menjdi empat

kelas, yaitu :

1. Kelas A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam

Kelas ini mempunyai ciri kebakaran yang

meninggalkan arang dan abu. Unsur bahan yang terbakar

biasanya mengandung karbon. Misalnya: kerts, kayu , teksil,

plstik, karet, busa dan lain-llain yang sejenis dengan itu.

Aplikasi media pemadam yang cocok adalah bahan

jenis basah yaitu air. Karena prinsip kerja air dalam

memadmkan api adalah menyerap kalor/panas dan

menembus sampai bagian yang dalam.

2. Kelas B, yaitu kebakaran bahan cair dan gas yang mudah

terbakar.

Kelas ini terdiri dari unsure bahan yang mengandung

hidrokarbon dari produk minyak bumi dan turunan

kimianya. Misalnya bensin, aspal, gemuk, minyak, alkohol,

as LPG dan lain-lain yang sejenis dengan itu.

Aplikasi media pemadam yang cocok untuk bahan

cair adalah jenis busa. Prinsip kerja busa dalam

memadamkan api adalah dengan menutup permukaan cairan

yang mengapung pada permukaan. Aplikasi media pemadam


23

yang cocok untuk bahan gas adalah jenis pemdam yang

bekerja atas dasar substitusi oksigen dan atau memutuskan

reaksi berantai yaitu jenis tepung kimia kering atau CO2.

3. Kelas C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan.

Misalnya : peralatan rumah tangga, trafo, komputer,

televise, radio, panel listrik, transmisi listrik dan lain-lain.

Aplikasi media pemadam yang cocok untuk kebakaran kelas

c alalah jenis bahan kerng yaitu tepung kimia atau CO2.

4. Kebakaran kelas D, yaitu kebkaran logam

Pada prinsipnya semua bahan dapat terbakar tak

terkecuai benda dari jenis logam, hanya saja tergantung pada

nilai titik nyalanya. Misalnya: potassium, sodium,

alumunium, magnesium, calcium, zinc dan lain-lain.

Bahan pemadam untuk kebakaran logam tidak dapat

menggunakan air atau bahan pemadam seperti pada

umumnya. Karena hal tersebut justru dapat menimbulkan

bahaya. Maka harus dirancang secara khusus media

pemadam yang prinsip kerjanya adalah menutup permukaan

bahan terbakar dengan cara menimbun. Diperlukan

pemadam kebakaran khusus missal Metal-X, foam untuk

memdamkan kebakaran jenis ini.

2. 3. Alarm Kebakaran
24

Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi

peringatan atau pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm

dapat juga didefinisikan sebagai pesan berisi pemberitahuan

ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam penyampaian

sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang

mengalami kerusakan. Pesan ini digunakan untuk

memperingatkan operator mengenai adanya masalah pada

jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal,

bunyi, ataupun sinar.

Alarm kebakaran otomatis adalah Sebuah sistem alarm

kebakaran otomatis dirancang untuk mendeteksi keberadaan

yang tidak diinginkan dari api dengan memonitor perubahan

lingkungan yang terkait dengan pembakaran. Secara umum,

sistem alarm kebakaran diklasifikasikan sebagai baik secara

otomatis. Sistem alarm kebakaran otomatis dimaksudkan untuk

memberitahukan kepada penghuni bangunan untuk

mengevakuasi jika terjadi kebakaran atau darurat lainnya,

melaporkan peristiwa tersebut ke lokasi off-tempat dalam

rangka untuk memanggil layanan darurat, dan menyiapkan

struktur dan sistem yang terkait untuk

mengontrol penyebaran api dan asap.

Setelah tujuan proteksi kebakaran yang ditetapkan,

biasanya dengan referensi tingkat minimum perlindungan


25

diamanatkan oleh kode bangunan model yang sesuai, lembaga

asuransi, dan pihak berwenang lainnya. Alarm kebakaran

dilakukan oleh desainer untuk komponen rinci yang spesifik,

pengaturan, dan interface yang diperlukan untuk mencapai

tujuan tersebut. Peralatan khusus dibuat untuk tujuan ini dipilih

dan metode instalasi standar diantisipasi selama desain.

Gambar 2.3 Alarm Kebakaran Otomatis

Sumber: http://indonagano.com/index.php/tag/fire-

alarm/page/2/

(diakses tanggal 10/01/2017 pukul 18:00)

2. 4. Arduino Uno

Arduino adalah sebuah board mikrokontroler yang

berbasis ATMega 328. Arduino memiliki 14 pin input/output

yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog

input, crystal osilator 16 Mbps, koneksi USB, jack power, kepala

ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu mendukung

mikrokontroler yang dapat dikoneksikan dengan komputer

menggunakan kabel USB.


26

Gambar 2.4 Board Arduino ATmega328

Sumber:

http://www.handsonresearch.org/2012/PDF/IntroductionToArduino.pdf

(diakses tanggal 30/01/2017 pukul 09:00)

Gambar 2.5 Blok Diagram Arduino Board


27

Sumber : www.Arduino.cc

( diakses tanggal 15/12/2016 pukul 19.00)

Gambar 2.6 Kabel USB Standar A-B Arduino Uno

Sumber : http//www.Arduino.cc/de/pmwiki.php?n=Guide

(diakses tanggal 15/12/2016 Pukul 19.30)

Arduino memiliki kelebihan tersendiri disbanding

board mikrokontroler yang lain selain bersifat open source,

arduino juga mempunyai bahasa pemrogramanya sendiri yang

berupa bahasa C. Selain itu dalam board arduino sendiri sudah

terdapat loader yang berupa USB sehingga memudahkan kita

ketika kita memprogram mikrokontroler didalam arduino.

Sedangkan pada kebanyakan board mikrokontroler yang lain

yang masih membutuhkan rangkaian loader terpisah untuk

memasukkan program ketika kita memprogram


28

mikrokontroler. Port USB tersebut selain untuk loader ketika

memprogram, bisa juga difungsikan sebagai Port komunikasi

serial. Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin

input analog dan 14 pin digital input/output. Untuk 6 pin

analog sendiri bisa juga difungsikan sebagai output digital jika

diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang sudah

tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup

mengubah konfigurasi pin pada program. Dalam board kita

bisa lihat pin digital diberi keterangan 0-13, jadi untuk

menggunakan pin analog menjadi output digital, pin analog

yang pada keterangan board 0-5 kita ubah menjadi pin 14-19.

dengan kata lain pin analog 0-5 berfungsi juga sebagi pin

output digital 14-16. Sifat open source arduino juga banyak

memberikan keuntungan tersendiri untuk kita dalam

menggunakan board ini, karena dengan sifat open source

komponen yang kita pakai tidak hanya tergantung pada satu

merek, namun memungkinkan kita bisa memakai semua

komponen yang ada dipasaran. Bahasa pemrograman arduino

merupakan bahasa C yang sudah disederhanakan syntax

bahasa pemrogramannya sehingga mempermudah kita dalam

mempelajari dan mendalami mikrokontroler.

Berikut ini adalah konfigurasi dari arduino

duemilanove 328 :
29

1. Mikrokontroler ATmega328

2. Beroperasi pada tegangan 5V

3. Tegangan input (rekomendasi) 7 - 12V

4. Batas tegangan input 6 - 20V

5. Pin digital input/output 14 (6 mendukung output PWM)

6. Pin analog input 6

7. Arus pin per input/output 40 mA

8. Arus untuk pin 3.3V adalah 50 mA

9. Flash Memory 32 KB (ATmega328) yang mana 2 KB

digunakan oleh bootloader

10. SRAM 2 KB (ATmega328)

11. EEPROM 1KB (ATmega328)

12. Kecepatan clock 16 MHz

2.4.1. Power

Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB

atau power supply.Powernya diselek secara otomatis.Power

supply dapat menggunakan Adaptor DC atau baterai. Adaptor

dapat dikoneksikan dengan mencolok jack Adaptor pada

koneksi Port input supply. Board arduino dapat dioperasikan

menggunakan supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply

kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan menyuplai kurang

dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika

menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa


30

menjadi sangat panas dan menyebabkan kerusakan pada

board. Rekomendasi tegangan ada Pada 7 sampai 12 volt.

1. Vin

Tegangan input ke board arduino ketika

menggunakan tegangan dari luar (seperti yang disebutkan 5

volt dari koneksi USB atau tegangan yang direlasikan )

pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau

jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya

menggunkan pin ini.

2. 5V

Regulasi power supply digunakan untuk power

mikrokontroller dan komponen lainnya pada board. 5V dapat

melalui Vin menggunakan regulator pada board, atau supply

oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.

3. 3V3

Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di

board. Arus maximumnya adalah 50mA

4. Pin Ground

Berfungsi sebagai jalur ground pada arduino.

2.4.2. Memori
31

ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk

menyimpan kode, juga 2 KB yang digunakan untuk bootloader.

ATmega328 memiliki 2 KB untuk SRAM dan 1 KB untuk

EEPROM.

2.4.3. Input dan Output

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan

sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(),

digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan

pada 5 volt.Setiap pin dapat menghasilkan atau menerima

maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor

(disconnected by default) 20-50 KOhms.Beberapa pin memiliki

fungsi sebagai berikut :

1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX)

dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada

pin yang koresponding dari USB FTDI ke TTL chip serial.

2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan

untukTrigger sebuah interap pada low value, rising atau

falling edge atau perubahan nilai.

3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM

dengan fungsi Analog Write().

4. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini

mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung

hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.


32

5. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin

13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW,

LED mati.

2.4.4. Bahasa Pemograman Arduino Berbasis Bahasa C

Seperti yang telah dijelaskan diatas program arduino

sendiri menggunakan bahasa C. walaupun banyak sekali

terdapat bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level

language) seperti pascal, basic, cobol, dan lainnya. Walaupun

demikian, sebagian besar dari paraprogramer profesional masih

tetap memilih bahasa C sebagai bahasa yang lebih unggul,

berikut alasan-alasannya: Bahasa C merupakan bahasa yang

powerful dan fleksibel yang telah terbukti dapat menyelesaikan

program-program besar seperti pembuatan sistem operasi,

pengolah gambar (seperti pembuatan game) dan juga pembuatan

kompilator bahasa pemrograman baru.Bahasa C merupakan

bahasa yang portabel sehingga dapat dijalankan di beberapa

sistem operasi yang berbeda. Sebagai contoh program yang kita

tulis dalam sistem operasi windows dapat kita kompilasi

didalam sistem operasi linux dengan sedikit ataupun tanpa

perubahan sama sekali. Bahasa C merupakan bahasa yang

sangat populer dan banyak digunakan oleh programer

berpengalaman sehingga kemungkinan besar library


33

pemrograman telah banyak disediakan oelh pihak luar/lain dan

dapat diperoleh dengan mudah.Bahasa C merupakan bahasa

yang bersifat modular, yaitu tersusun atas rutin-rutin tertentu

yang dinamakan dengan fungsi (function) dan fungsi-fungsi

tersebut dapat digunakan kembali untuk pembuatan program-

program lainnya tanpa harus menulis ulang

implementasinya.Bahasa C merupakan bahasa tingkat

menengah (middle level language) sehingga mudah untuk

melakukan interface (pembuatan program antar muka) ke

perangkat keras.Struktur penulisan program dalam bahasa C

harus memiliki fungsi utama, yang bernama main(). Fungsi

inilah yang akan dipanggil pertama kali pada saat proses

eksekusi program. Artinya apabila kita mempunyai fungsi lain

selain fungsi utama, maka fungsi lain tersebut baru akan

dipanggil pada saat digunakan. Arduino Uno menggunakan

pemograman dengan bahasa C. Berikut ini adalah penjelasan

mengenai karakter bahasa C.

1. Struktur

Setiap program arduino (biasa disebut sketch)

mempunyai dua buah fungsi yang harus ada, yaitu :

1. Void setup( ) { }
34

Semua kode didalam kurung kurawal akan dijalankan

hanya satu kali ketika program arduino dijalankan untuk

pertama kalinya.

2. Void loop ( ) { }

Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void

setup) selesai.Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan

dijalankan lagi dan lagi secara terus menerus sampai catu

daya (power) dilepaskan.

2. Syntax

Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan

untuk format penulisan.

1. //(komentar satu baris)

Kadang diperlukan untuk memberi catatan pada

diri sendiri apa arti dari kode-kode yang dituliskan. Cukup

menuliskan dua buah garis miring dan apapun yang akan

kita ketikan dibelakangnya akan diabaikan oleh program.

2. /* */(komentar banyak baris)

Jika anda punya banyak catatan, maka hal itu dapat

dituliskan pada beberapa baris sebagai komentar. Semua hal

yang terletak di antara dua symbol tersebut akan diabaikan

oleh program.

3. { }(kurung kurawal)
35

Digunakan untuk mengidentifikasi kapan blok

program mulai dari berakhir (digunakan juga pada fungsi

dan pengulangan).

4. ;(titik koma)

Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik

koma (jika ada titik koma yang hilang maka program tidak

akan bisa dijalankan).

3. Variabel

Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan

sebagai instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang

cerdas. Variable inilah yang digunakan untuk

memindahkannnya.

1. int (integer)

Digunakan untuk menyimpan data dalam 2 byte (16bit). Tidak

mempunyai angka desimal dan menyimpan nilai dari 32,768 dan

32,767.

2. Long
36

Digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4

byte (32bit) dari memori (RAM) dan mempunyai rentan dari -

2,147,483,648 dan 2,147,483,647.

3. boolean

Variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai

TRUE (benar) atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya

menggunakan 1 bit dari RAM.

4. float

Digunakan untuk angka desimal (floating point). Memakai 4

byte (32 bit) dari RAM dan mempunyai rentang dari -3.4028235E+38

dan 3.4028235E+38.

5. char (character)

Menyimpan 1 karakter menggunakan kode ASCH (misalnya

‘A’ = 65). Hanya memiliki 1 byte (8 bit) dari RAM.

2.4.5. Input dan Output Arduino Uno

Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan

sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(),

digitalWrite(), dan digitalRead(). Input/output dioperasikan pada

5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau mener ima maksimum


37

40 mA dan memiliki internal pull-up register (disconnected oleh

default) 20-50 KOhm.

Gambar 2.7 Konfigurasi Pin Arduino Uno

Sumber : http://www.Arduino.cc/de/pmwiki.php?n=Guide

(diakses pada tanggal 23/10/2016 Pukul 21.00)

Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima

(RX) dan mengirim (TX) TTL data serial. Pin ini

terhubung pada pin yang koresponding dari USB FTDI ke

TTL chip serial.


38

2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan

untuk trigger sebuah interup pada low value, rising atau

falling edge, atau perubahan nilai.

3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output

PWM dengan fungsi analogWrite().

4. SPI : 10 (SS), 11 (MDSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini

mensuport komunikasi SPI, yang mana masih mendukung

hardware, yang tidak termasuk pada bahasa arduino.

5. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital

pin 13. Ketika pin bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin

LOW, LED mati.

2.4.6. Digital dan Analog Arduino Uno

A. Digital

1. Pin Mode (pin, mode)

Digunakan untuk menetapkan mode dari suatu

pin, pin adalah nomor pin yang akan digunakan dari 0-

19 (pin analog 0-5 adalah 14-19). Mode yang bisa

digunakan untuk INPUT atau OUTPUT.

2. Digital Write (pin, value)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai

OUTPUT , pin tersebut dapat dijadikan HIGH (ditarik


39

menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi

ground).

3. Digital Read (pin)

Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai INPUT

maka anda dapat menggunakan kode ini untuk

mendapatkan nilai pin tersebut apakah HIGH (ditarik

menjadi 5 volts) atau LOW (diteruskan menjadi

ground).

B. Analog

Arduino adalah sebuah mesin digital tetapi

mempunyai kemampuan untuk beroprasi di dalam alam

analog.

1. Analog Write (pin, value)

Beberapa pin pada arduino mendukung PWM

(pulse width modulations) yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10,

11. Ini dapat merubah pin hidup (on) atau pin mati

(off) dengan sangat cepat sehingga membuatnya

dapat berfungsi layaknya keluaran analog. Value

(nilai) pada format kode tersebut adalah angka

antara 0 (0% duty cycle – 0V) dan 225 (100% duty

cycle - 5V).

2. Analog Read (pin)


40

Ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT

anda dapat membaca keluaran voltase-nya.

Keluarannya berupa angka antara 0 (untuk 0 volts)

dan 1024 (untuk 5 volts).

2.4.7. Komunikasi Arduino Uno

Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk

berkomunikasi dengan komputer, Arduino lain, atau

mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan UART

TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital

0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah ATmega16U2 pada saluran

board ini komunikasi serial melalui USB dan muncul

sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada

komputer Firmware THRD2 menggunakan USB driver

standar COM, dan tidak ada driver eksternal yang

dibutuhkan. Namun, Windows file inf diperlukan

perangkat lunak arduino termasuk monitor serial

memungkinkan data eksternal yang akan dikirim ke dan

dari papan arduino. RX dan TX LED di papan akan

berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-

serial dan koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk

komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Sebuah library

SoftwareSerial memungkinkan untuk komunikasi serial


41

pada setiap pin digital Uno itu. ATmega328 ini mendukung

komunikasi 12C (TWT) dan SP1. Perangkat lunak arduino

termasuk library kawat untuk menyederhanakan

penggunaan dari bus DC, lihat dokumentasi untuk rincian.

Untuk komunikasi SP1, menggunakan library SP1.

2.4.8. Otomatis Software Reset

Tombol reset Arduino Uno dirancang untuk

menjalankan program yang tersimpan didalam

mikrokontroler dari awal atau mengulang program yang

dijalankan secara manual. Tombol reset terhubung ke

ATMega 328, melalui kapasitor 100nf. Setelah tombol

reset ditekan cukup lama untuk me-reset chip, software

IDE arduino dapat juga berfungsi untuk meng-Upload

program dengan hanya menekan tombol Upload di

software IDE arduino.

2.4.9. Proteksi Keamanan USB

Arduino Uno memiliki polyfuse reset yang

melindungi port USB komputer anda dari hubungan

singkat dan arus lebih. Meskipun pada dasarnya komputer

telah memiliki perlindungan internal pada port USB


42

mereka sendiri, sedang memberikan lapisan perlindungan

tambahan. Jika arus lebih dari 500mA dihubungkan ke port

USB, sekring secara otomatis akan memutuskan

sambungan sampai hubungan singkat atau overload

dihapus/dibuang.

2.4.10. Perangkat Lunak Arduino IDE

IDE arduino (Intergrated Development

Enviornment) adalah software atau perangkat lunak yang

sangat canggih ditulis dengan menggunakan java.

IDE arduino terdiri dari :

1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan

pengguna menulis dan mengedit program dalam bahasa

Processing.

2. Compiler, sebuah model yang mengubah kode

program (bahasa processing) menjadi kode biner.

Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa

memahami bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh

mikrokontroler adalah kode biner. Itulah sebabnya

compiler diperlukan dalam hal ini.

3. Uploader, sebuah model yang memuat kode biner dari

komputer ke dalam memory di dalam board arduino.


43

Gambar 2.8 Tampilan IDE Arduino 1.6.0

Sumber : Penulis (2016)

Persiapan pertama sebelum meng-upload koding adalah

menghubungkan arduino Uno dengan PC melalui USB port.

Langkah berikutnya adalah proses uerify, yaitu proses pengecekan

adanya error pada koding program yang telah dibuat, jika tidak

terdapat error koding program dapat disimpan.


44

Gambar 2.9 Tampilan Proses Verify Kode Program ke

Sumber : Penulis (2017)


45

Program tersebut kemudian akan disimpan dengan ekstensi “ino”

kemudian tekan tombol Upload untuk meng-Upload koding program

ke arduino Uno, seperti tampak pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.10 Tampilan Proses Upload Kode Program ke Arduino

Uno

Sumber : Penulis (2017)


46

2. 5. Mikrokontroller AVR ATMega 328

2.5.1. Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer

fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah

inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program,

atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain,

mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang

mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program

yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja

mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Sekedar

contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan

menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa

membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel dan

sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal sebaliknya.

Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data

maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem

pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai

keinginan Anda. Mikrokontroler merupakan komputer didalam

chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang

menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya

bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem yang

sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil


47

dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler

ini.Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang

dikendalikan secara automatis, seperti sistem kontrol mesin,

remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat,

dan mainan. Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi

tenaga dibandingkan mendesain mengunakan mikroprosesor

memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran

mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses

menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini

maka :

1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas

2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih

cepat karena sebagian besar dari sistem adalah

perangkat lunak yang mudah dimodifikasi

3. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena

sistemnya yang kompak

Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka

mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang

kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat

sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset,

walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan

sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun


48

mikrokontroler sudah beroperasi, yang dimaksud dengan sistem

minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah

dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.Sebuah IC

mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada

dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki

prinsip yang sama.

2.5.2. Fitur AVR ATMega 328

Atmel AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling

sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi.

Mikrokontroler AVR ini memiliki arsitektur RISC (Reduce

Instruction Set Computing) delapan bit, di mana semua instruksi

dikemas dalam kode 16-bit (16 bits word) dan sebagian besar

instruksi dieksekusi dalam 1 (satu ) siklus clock. Nama AVR

sendiri berasal dari "Alf (Egil Bogen) and Vegard (Wollan) 's Risc

processor" di mana Alf Egil Bogen dan Vegard Wollan adalah dua

penemu berkebangsaan Norwegia yang menemukan

mikrokontroller AVR yang kemudian diproduksi oleh Atmel.

Atmega adalah mikrontoller keluaran dari atmel yang

mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer).

yang dimana setiap proses eksekusi dataLebih cepat dari pada

arsitektur CISC (Completed instruction Set Computer ).


49

Gambar 2.11 Blok Diagram AVR ATMega 328

Sumber : http://www.atmel.com/Images/Atmel-42735-8-bit-AVR-

Microcontroller-ATmega328-328P_Datasheet.pdf

(diakses pada tanggal 20/04/2017 Pukul 15.00)

Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain:

130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu

siklus clock,32 x 8-bit register serba guna. Kecepatan mencapai 16

MIPS dengan clock 16 MHz.32 KB flash memory dan pada arduino

memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memory

sebagai bootloader. Memiliki EEPROM ( Electrically Erasable


50

Programmable Read Only Memory ) sebesar 1KB sebagai tempat

penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat

penyimpanan data meskipun catu daya dimatikan. Memiliki SRAM

(Static Random access memory )Sebesar 2KB. Memiliki pin I/O

digital sebanyak 14 pin diantaranya PMW (Pulse Width Modulation

) output. Master /slave SPI Serial interface.mikrontroller ATMega

328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk

kode program dan memori untuk data sehingga dapat

memaksimalkan kerja parallelism.Intruksi – intruksi dalam memori

program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu

intruksi dikerjakan instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah

diambil dan memori program.

Konsep inilah yang memungkinkan intruksi-intruksi dapat

dieksekusi dalam setiap satu siklus. Clock. 32 x 8bit register

serbaguna ini dapat digunakan untuk mendukung operasi pada ALU

( Arithmetic Logic Unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus.6

dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register

pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk

mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-

bit ini disebut dengan register X (gabungan R26 dan R27 ), register

Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z( gabungan R30 dan R31

). Hampir semua intruksi AVR memiliki format 16-bit atau 32-bit .

Selain register serba guna diatas , terdapat register serba guna


51

diatas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory

mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk

fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/Counter,

intruksi ADC, USART, SPI , EEPROM, dan funsi I/O lainnya.

Register – register ini menemapati memori pada alamat 0x20-

0x5Fh.

2.5.3. Konfigrasi AVR ATMega 328

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin ATMega328

Sumber : http://www.atmel.com/Images/Atmel-42735-8-bit-AVR-

Microcontroller-ATmega328-328P_Datasheet.pdf

(diakses pada tanggal 20/04/2017 Pukul 15.00)


52

Tabel 2.1 Konfigurasi Port B pada ATMega 328

Port pin Alternate Funtions

XTAL2(Chip clock oscillator pin) 2

PB7 TOSC2(Timer oscillator) pin2

PCINT7(Pin change interrupt7)

XTAL1(Chip clock oscillator pin 1 or external clock input)


PB6 TOSC1(Timer oscillator pin1)

PCINT6(Pin change interrupt6)

SCK (SPI Bus Master clock input)

PB5 PCINT5(Pin change interrupt5)

MISO (SPI Bus Master input/slave output)

PB4 PCINT4(Pin change interrupt4)

MOIS (Chip lock oscillator)pin 2

PB3 OC2A(Timer/counter2 output compare match A output)

PCINT3(Pin change interrupt3)

SS (SPI Bus master slave select)pin 2

PB2 OCIB (Timer/counter1 output compare match B output)

PCINT2(Pin change interrupt2)

OCIA (Timer/counter1 output compare match A output)

PB1 PCINT1(Pin change interrupt1)

ICPI(Timer/counter1 output capture input)

PB0 CLKO(divided system clock output)

PCINT0(Pin change interrupt0)

Sumber:

https://www.fandiajiputra.files.wordpress.com/2013/04/.html

(10/20/2016 Pukul 20.00)


53

Tabel 2.2 Konfigurasi Port C pada ATMega 328

Port pin Alternate Funtions

RESET(RESET PIN)

PB6 PCINT14(Pin change interrupt14)

ADC5 (ADC input channel 5)

PB5 SCL (2-Wire Serial Bus Clock line)

PCINT13(Pin change interrupt13)

ADC4 (ADC input channel 4)

PB4 SDA(2-Wire Serial Bus Data input/ouput line)

PCINT14(Pin change interrupt14)

ADC3 (ADC input channel 3)

PB3 PCINT11(Pin change interrupt11)

ADC2 (ADC input channel 2)

PB2 PCINT9(Pin change interrupt9)

ADC1 (ADC input channel 1)

PB1 PCINT9(Pin change interrupt9)

ADC0 (ADC input channel 0)

PB0 PCINT8(Pin change interrupt8)

Sumber:

https://www.fandiajiputra.files.wordpress.com/2013/04/.html

(10/20/2016 Pukul 20.00)


54

Tabel 2.3 Konfigurasi Port D pada ATMega 328

Port pin Alternate Funtions

PB7 AIN1(analog Comparator negative input)

AIN2(analog Comparator postive input)

PB6

T1(Timer/counter 1 external counter input)

PB5

XCK (USART External clock input/ouput)

PB4 T0 (Timer/counter 0 External counter input)

INT1 (External interrupt 1 input)

PB3

INT2 (External interrupt 2 input)

PB2

TXD(USART Output Pin)

PB1

RXD(USART Input Pin)

PB0

Sumber:

https://www.fandiajiputra.files.wordpress.com/2013/04/.html

(10/20/2016 Pukul 20.00)


55

2. 6. Sensor Api KY-026

Flame Sensor adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi

adanya api, prinsip kerja flame sensor ini adalah mendeteksi radiasi

InfraRed dari api yang menyala, modul ini sensitif terhadap api dan

radiasi. Hal ini juga dapat mendeteksi sumber cahaya biasa di kisaran

panjang gelombang 760nm-1100 nm.

Sensor ini mampu mendeteksi adanya api dengan jarak deteksi

sampai dengan 100 cm.Sensor api mendapat output sinyal digital atau

analog. Hal ini dapat digunakan sebagai alarm api.

Gambar 2.13 Sensor Api KY-026

Sumber : http://www.fut-electronics.com/wp-

content/plugins/fe_downloads/Uploads/Flame-sensor-Arduino.pdf

(diakses pada tanggal 02/01/2076 Pukul 13.30)


56

Deskripsi

1. Mendeteksi api atau sumber cahaya dari panjang gelombang

dalam kisaran 760nm-1100 nm

2. Deteksi jarak: 20cm (4.8V) ~ 100cm (1V)

3. Deteksi sudut sekitar 60 derajat, itu adalah sensitif terhadap

spektrum api.

4. Pembanding Chip LM393 membuat modul pembacaan stabil.

5. jangkauan deteksi disesuaikan.

6. tegangan operasi 3.3V-5V

7. Digital dan Analog output

8. DO beralih output digital (0 dan 1)

9. AO tegangan output analog

10. Indikator daya dan indikator keluaran saklar digital

Antarmuka Keterangan (4-kawat)

1. VCC - 3.3V-5V tegangan

2. GND - GND

3. DO - Antarmuka papan digital keluaran (0 dan 1)

4. AO - Antarmuka analog keluaran papan (sensor ini dapat

beroperasi dengan keluaran analog maupun digital.


57

Gambar 2.14 Interface Sensor Api

Sumber : http://www.fut-electronics.com/wp-

content/plugins/fe_downloads/Uploads/Flame-sensor-Arduino.pdf

(diakses pada tanggal 02/01/2017 Pukul 13.30)

2. 7. Sensor Gas MQ-2

Sensor MQ-2 tergolong pada keluarga sensor gas analog.

dimana untuk MQ-2 ini sering digunakan untuk mendeteksi kebocoran

gas di perumahan maupun industri. Sensor MQ-2dapat mendeteksi gas

: LPG, i-butane, Propana, Metana, Alkohol, Hidrogen, serta Asap.

Sensor ini memiliki sensitivitas yang tinggi dan waktu respon yang

cepat , sensitivitas terhadap gas yang diukur dapat disesuaikan dengan

memutar trimpot.
58

Gambar 2.15 Sensor Gas MQ-2

Sumber : http://www.circuitstoday.com/wp-

content/Uploads/2016/02/MQ-2_Gas_Sensor_Module.jpg

(diakses pada tanggal 26/01/2017 Pukul 21.00)

Spesifikasi sensor :

1. Catu daya pemanas : 5V AC/DC

2. Catu daya rangkaian : 5VDC

3. Range pengukuran :

200 - 5000ppm untuk LPG, propane

300 - 5000ppm untuk butane


59

5000 - 20000ppm untuk methane

300 - 5000ppm untuk hidrogen

100 - 2000ppm untuk alkohol

4. Luaran : analog (perubahan tegangan)

Sensor ini dapat mendeteksi konsentrasi gas yang mudah

terbakar di udara serta asap dan keluarannya berupa tegangan

analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah terbakar dari

300 sampai 10.000 sensor ppm. Sensor ini dapat beroperasi pada

suhu dari -20°C sampai 50°C dan mengkonsumsi arus kurang dari

150 mA pada 5V.

Gambar 2.16 Struktur dan Konfigurasi Sensor Gas MQ-2

Sumber : http://www.haoyuelectronics.com/Attachment/MQ-2/MQ-

2.pdf

(diakses pada tanggal 26/01/2017 Pukul 21.00)


60

2. 8. Modul GSM SIM900 A

Modul GSM SIM900 A merupakan perangkat yang dapat

menggantikan fungsi dari handphone. Untuk komunikasi data antara

sistem Arduno via jaringan seluler, maka digunakan Modul GSM

SIM900 A yang difungsikan sebagai media pengirim dan penerima

SMS (Short Message Service). Modem ini bertugas mengirim SMS

berupa data peringatan pada user pada saat sensor dari alarm aktif.

Adapun protokol komunikasi yang digunakan adalah komunikasi

standard modem yaitu AT Command.

Gambar 2.17 Modul GSM SIM900 A

Sumber : www.propox.com/download/docs/SIM900.pdf

(diakses pada tanggal 26/01/2017 Pukul 21.30)

Fitur Modul GSM SIM900 A :

1. Dual-Band GSM / GPRS 900/1800 MHz.

2. RS232 antarmuka untuk komunikasi langsung dengan komputer atau

MCU kit.
61

3. Dikonfigurasi baud rate.

4. Daya dikontrol menggunakan 29302WU IC.

5. ESD Kepatuhan.

6. Aktifkan dengan MIC dan speaker socket.

7. Dengan meluncur di baki kartu SIM.

8. Dengan Stub antena.

9. Stackable header UNO

10. Daya opsional pada melalui mikrokontroler.

11. Eksternal pin serial.

Gambar 2.18 Interface Modul GSM SIM900 A

Sumber : www.propox.com/download/docs/SIM900.pdf

(diakses pada tanggal 26/01/2017 Pukul 21.30)


62

2. 9. Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang

berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.

Pada dasarnya prinsip kerja Buzzer hampir sama dengan loud

speaker, jadi Buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang

pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus

sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke

dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas

magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka

setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara

bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan

menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator

bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada

sebuah alat (alarm).

Gambar 2.19 Buzzer

Sumber : https://indonesian.alibaba.com/product-detail-img/kualitas-

tinggi-piezo-Buzzer -pasif-40-khz-dengan-120db-60486053676.html

(diakses pada tanggal 29/01/2017 Pukul 17.30)


63

Spesifikasi dan Karakteristik :

1. Tekanan suara 70dBA /10cm min.

[At 2kHz, 5V 0-P persegi panjang gelombang, mengukur

suhu:25 ± 5 °C, kelembaban: 60 ± 10%]

2. Suhu Operasional jarak -10 Sampai + 70 ° C

3. Kondisi penyimpanan 5 untuk + 40 ° C, 20 sampai 70%

RH,

silakan gunakan dalam waktu 6 bulan

4. Tegangan input maksimum 30V 0-P max.[Tanpa bias

DC]

5. Unit pengiriman minimum 1750 potongan[350 lembar / 1

gulungan × 5 gulungan]

2. 10. Resistor

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu

digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa

berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus

yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus

listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai

dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat

dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut

Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω (Omega).


64

Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan

dengan huruf "R". Dilihat dari bahannya, ada beberapa jenis

Resistor yang ada dipasaran antara lain : Resistor Carbon,

Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga Resistor yang dapat diubah-

ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer, Rheostat dan

Trimmer (Trimpot). Selain itu ada juga resistor yang nilai

resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR ( Light

Dependent Resistor ) dan resistor yang nilai resistansinya akan

bertambah besar bila terkena suhu panas yang namanya PTC (

Positive Thermal Coefficient ) serta resistor yang nilai

resistansinya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas yang

namanya NTC ( Negative Thermal Coefficient ).

Untuk resistor jenis carbon maupun metalfilm biasanya

digunakan kode-kode warna sebagai petunjuk besarnya nilai

resistansi (tahanan) dari resistor. Resistor ini mempunyai bentuk

seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya

terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna, kode ini untuk

mengetahui besar resistansi tanpa harus mengukur besarnya

dengan ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar

manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA ( Electronic Industries

Association )
65

Gambar 2.20 Urutan Warna pada Cincin Resistor

Sumber : http://docshare01.docshare.tips/files/24982/249824911.pdf

(diakses pada tanggal 29/01/2017 Pukul 17.30)

Tabel 2.4 Nilai Warna pada Cincin Resistor

Sumber : http://docshare01.docshare.tips/files/24982/249824911.pdf

(diakses pada tanggal 29/01/2017 Pukul 17.30)


66

Besaran resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin

yang paling depan ke arah cincin toleransi. Biasanya posisi cincin

toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau

juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan posisi cincin

yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai

sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor

tersebut Misalnya resistor dengan cincin kuning, violet, merah

dan emas. Cincin berwarna emas adalah cincin toleransi. Dengan

demikian urutan warna cincin resistor ini adalah, cincin pertama

berwarna kuning, cincin kedua berwarna violet dan cincin ke tiga

berwarna merah. Cincin ke empat yang berwarna emas adalah

cincin toleransi. Diketahui jika cincin toleransi berwarna emas,

berarti resistor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansinya

dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang

dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini.

Karena resistor ini resistor 5% ( yang biasanya memiliki tiga

cincin selain cincin toleransi ), maka nilai satuannya ditentukan

oleh cincin pertama dan cincin kedua. Masih dari tabel 2.4,

diketahui cincin kuning nilainya = 4 dan cincin violet nilainya =

7. Jadi cincin pertama dan ke dua atau kuning dan violet

berurutan, nilai satuannya adalah 47. Cincin ketiga adalah faktor

pengali, dan jika warna cincinnya merah berarti faktor


67

pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai

resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali

atau 47 x 100 = 4700 Ohm = 4,7K Ohm ( pada rangkaian

elektronika biasanya di tulis 4K7 Ohm ) dan toleransinya adalah

+ 5%. Jadi nilai sebenarnya dari resistor 4,7k Ohm + 5% adalah

4700 x 5% = 235

Jadi,

Rmaksimum = 4700 + 235 = 4935 Ohm

Rminimum = 4700 – 235 = 4465 Ohm

Apabila resistor di atas di ukur dengan menggunakan

ohmmeter dan nilainya berada pada rentang nilai maksimum dan

minimum ( 4465 s/d 4935 ) maka resistor tadi masih memenuhi

standar. Nilai toleransi ini diberikan oleh pabrik pembuat resistor

untuk mengantisipasi karakteristik bahan yang tidak sama antara

satu resistor dengan resistor yang lainnya sehingga para desainer

elektronika dapat memperkirakan faktor toleransi tersebut dalam

rancangannya. Semakin kecil nilai toleransinya, semakin baik

kualitas resistornya. Sehingga dipasaran resistor yang

mempunyai nilai toleransi 1% ( contohnya : resistor metalfilm )


68

jauh lebih mahal dibandingkan resistor yang mempunyai

toleransi 5% ( Resistor carbon ).

Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih

Resistor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar

watt-nya atau daya maksimum yang mampu ditahan oleh

Resistor. Karena resistor bekerja dengan di aliri arus listrik, maka

akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar : W = I2 x R Watt.

Semakin besar ukuran fisik suatu resistor, bisa

menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya Resistor

tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 5,

10 dan 20 watt. resistor yang memiliki disipasi daya maksimum

5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk balok memanjang persegi

empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder

dan biasanya untuk resistor ukuran besar ini nilai resistansi di

cetak langsung dibadannya tidak berbentuk cincin-cincin warna,

misalnya 100Ω5W atau 1KΩ10W.

2.10.1. Resistor Berdasarkan Fungsinya

Dilihat dari fungsinya, resistor dapat dibagi menjadi :

1. Resistor Tetap ( Fixed Resistor )

Resistor Tetap yaitu resistor yang nilainya tidak dapat

berubah, jadi selalu tetap ( konstan ). Resistor ini biasanya

dibuat dari nikelin atau karbon. Berfungsi sebagai pembagi


69

tegangan, mengatur atau membatasi arus pada suatu rangkaian

serta memperbesar dan memperkecil tegangan.

2. Resistor Tidak Tetap ( variable Resistor )

Resistor tidak tetap resistor yang nilainya dapat

berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle

pada alat tersebut, sehingga nilai resistor dapat kita tetapkan

sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (

mengatur besar kecilnya arus ), tone control pada sound system,

pengatur tinggi rendahnya nada ( bass/treble ) serta berfungsi

sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan.

3. Resistor NTC dan PTC.

NTC ( Negative Temperature Coefficient ), yaitu

resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu

panas. Sedangkan PTC ( Positive Temperature Coefficient ),

yaitu resistor yang nilainya akan bertambah besar bila

temperaturnya menjadi dingin.

4. Resistor LDR

LDR ( Light Dependent Resistor ) yaitu jenis resistor

yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila

terkena cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar,

sedangkan bila terkena cahaya terang nilainya menjadi semakin

kecil.

2.10.2. Rangkaian Resistor


70

Dalam praktek para desainer kadang-kadang membutuhkan

resistor dengan nilai tertentu. Akan tetapi nilai resistor tersebut

tidak ada di toko penjual, bahkan pabrik sendiri tidak

memproduksinya. Solusi untuk mendapatkan suatu nilai resistor

dengan resistansi yang unik tersebut dapat dilakukan dengan cara

merangkaikan beberapa resistor sehingga didapatkan nilai resistansi

yang dibutuhkan. Ada dua cara untuk merangkaikan resistor, yaitu

1.Cara Serial

Rangkaian resistor secara serial akan mengakibatkan nilai

resistansi total semakin besar.

Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara serial.

Gambar 2.21 Rangakaian Serial Resistor

Sumber :

http://docshare01.docshare.tips/files/24982/249824911.pdf

(diakses pada tanggal 29/01/2017 Pukul 17.30)


71

Pada rangkaian resistor serial berlaku rumus :

RTOTAL = R1 + R2 + R3

2. Cara Paralel

Sedangkan rangkaian resistor secara paralel akan

mengakibatkan nilai resistansi pengganti semakin kecil.

Di bawah ini contoh resistor yang dirangkai secara

parallel :

Gambar 2.22 Rangakaian Pararel Resistor

Sumber : http://docshare01.docshare.tips/files/24982/249824911.pdf

(diakses pada tanggal 29/01/2017 Pukul 17.30)

Pada rangkaian resistor paralel berlaku rumus :

1/Rtotal = 1/R1+1/R2+1/R3

Di bawah ini beberapa rumus (Hukum Ohm) yang sering dipakai

dalam perhitungan elektronika :


72

Gambar 2.23 Hukum Ohm untuk Resistor

Sumber :

http://docshare01.docshare.tips/files/24982/249824911.pdf

(diakses pada tanggal 29/01/2017 Pukul 17.30)

Dimana :

V = tegangan dengan satuan Volt

I = arus dengan satuan Ampere

R = resistansi dengan satuan Ohm

P = daya dengan satuan Watt


73

Konversi satuan :

1 Ohm = 1 Ω

1 K Ohm = 1 K Ω

1 M Ohm = 1 M Ω

1 K Ω = 1.000 Ω

1 M Ω = 1.000 K Ω

1 M Ω = 1.000.000 Ω

6 3
(M = Mega (10 ); K = Kilo (10 ))

2. 11. LCD (Liquid Crystal Display)

Liquid Crystal Display merupakan sebuah teknologi

layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan

yang rata (flat) dengan memberi sinar pada kristal cair dan filter

berwarna, yang mempunyai struktur molekul polar, diapit antara

dua elektroda yang transparan. Bila medan listrik diberikan,

molekul menyesuaikan posisinya pada medan, membentuk

susunan kristalin yang mempolarisasi cahaya yang melaluinya.

Teknologi yang ditemukan semenjak tahun 1888 ini,

merupakan pengolahan kristal cair merupakan cairan kimia,

dimana molekul-molekulnya dapat diatur sedemikian rupa bila

diberi medan elektrik–seperti molekul-molekul metal bila diberi


74

medan magnet. Bila diatur dengan benar, sinar dapat melewati

kristal cair tersebut.

Liquid Crystal Display juga dikenal sebagai LCD adalah

suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair

sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai

bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi,

kalkulator ataupun layar komputer

Liquid Crystal Display (LCD) biasa dipakai untuk

menamplkan teks. Salah satu ukurannya yakni 2 x 16 yang dapat

digunakan untuk menampilkan 2 x 16 karakter. Komponen ini

memiliki 16 pin.

Gambar 2.24 LCD 16 x 2


Sumber: http://electrosome.com/interfacing-lcd-

ATmega328-microcontoller-at-megastduio/2016/16.html

(diakses pada tanggal 30/01/2017 Pukul 08.30)


75

Tabel 2.5 Pin-pin pada LCD

No. Simbol Nilai Fungsi

1. Vss - Power supply 0 volt (ground)

2. Vdd/Vcc - Power supply Vcc

3. V0 - Seting kontras

4. RS 0/1 0: intruksi input / 1: data input

5. R/W 0/1 0: tulis ke LCD / 1: membaca dari LCD

6. E 0-->1 Mengaktifkan sinyal

7. DB0 0/1 Data pin 0

8. DB1 0/1 Data pin 1

9. DB2 0/1 Data pin 2

10. DB3 0/1 Data pin 3

11. DB4 0/1 Data pin 4

12. DB5 0/1 Data pin 5

13. DB6 0/1 Data pin 6

14. DB7 0/1 Data pin 7

15. BLA - Power 5 Volt (Vcc) Lampu latar (jika ada)

Power 0 Volt (ground) Lampu latar (jika

16. BLK - ada)

Sumber : Kadir, A. 2015. From Zero to A Pro Arduio Paduan

Mempelajari Aneka Proek Berbasis Mikrokontroller .Yogyakarta:

Penerbit Andi.
76

2. 12. Modul I2C (Inter-Intergrated Circuit)

Inter-Intergrated Circuit (I2C) adalah produk yang

didesain untuk meminimalkan penggunaaan pin pada saat

menggunakan display LCD 16x2. Normalnya sebuah LCD 16x2

akan membutuhkan sekurang-kurangnya delapan pin arduino

dan sebuah potensiometer untuk dapat diaktifkan. LCD tipe ini

membuat Anda hanya perlu dua pin yang digunakan untuk

mengirimkan data dan dua pin lagi yang dihubungkan ke

arduino untuk memasok tegangan Sangat berguna bagi yang

memiliki project dan memiliki keterbatasan pin pada board

arduino, Jadi hanya empat pin yang perlu dihubungkan ke

arduino dengan rincian sebagai berikut :

GND : Dihubungkan ke ground

VCC : Dihubungkan ke sumber tegangan 5V

SDA : merupakan I2C data dan dihubungkan ke pn analog

A4 pada Arduino

SCL : merpakan I2C clock dan dihubungkan ke pin analog

A5 pada Arduino
77

Gambar 2.25 I2C

Sumber : http://www.14core.com/wiring-i2c-module-on-16x2-lcd-

with-sclsda/

(diakses pada tanggal 30/01/2017 Pukul 09.30)

Spesifikasi :

1. I2C Address: 0x20

2. Backlight (Blue with white char color)

3. Voltase masukan: 5V

4. Ukuran :82x35x18 mm

5. Berat :40 gram

Untuk mengubah address I2C, maka pindahkan jumper

dengan mengacu pada tabel berikut dengan keterangan 0 berarti

jumper terhubung, 1 berarti jumper dilepas :


78

Tabel 2.6 Pin-pin pada I2C

A2 A1 A0 I2C Address

0 0 0 0x20

0 0 1 0x21

0 1 0 0x22

0 1 1 0x23

1 0 0 0x24

1 0 1 0x25

1 1 0 0x26

1 1 1 0x27
Sumber : http://www.geraicerdas.com/led-display/lcd-module-16x2-

i2c-twi-connector-detail11/2/2016

(diakses pada tanggal 30/01/2017 Pukul 08.30)

2. 13. Adaptor 7 volt

Adaptor adalah salah satu sumber tegangan DC yang

sering kita jumpai dalam perangkat rumah tangga. Penggunaan

Adaptor ini diantaranya sebagai pemberi sumber tegangan

laptop dan perangkat elektronika yang lain. Adaptor merupakan

alat yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC PLN dari

220 volt kemudian mengubahnya menjadi tegangan DC. Oleh

karena itu Adaptor sering disebut atau dinamakan dengan istilah

AC DC Adaptor.
79

Apabila kita membeli Adaptor di suatu toko elektronika

maka ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan dari

Adaptor tersebut, yaitu tegangan output dan kemampuan arus

outputnya.

Jenis Adaptor

Dilihat dari tegangan outputnya maka Adaptor dapat

dibedakan dalam 2 jenis yaitu :

1. Adaptor Variabel

2. Adaptor Tegangan Tetap

1. Adaptor Variabel

Adaptor variabel adalah Adaptor yang memiliki

tegangan output dapat diatur, pada umumnya tegangan

output Adaptor variabel adalah 1,5 volt, 3 volt, 4,5 volt, 6

volt, 7 volt, 7,5 volt, 9 volt dan 12 volt. Pada Adaptor variabel

ini dilengkapidengan saklar selektor tegangan yang berfungsi

untuk memilih tegangan output yang diinginkan. Saklar

selektor dalam Adaptor variabel ada yang berbentuk rotari

dan berbentuk geser.

Adaptor Variabel,ac dc Adaptor,Adaptor

variableDari gambar diatas terlihat 2 buah saklar dalamAC

DC Adaptor tersebut. Saklar yang kiri berfungsi untuk


80

mengatur polaritas kutub terminal output, sedangkan saklar

yang kanan berfungsi untuk mengatur tegangan output

adaptor. Adaptor seperti terlihat pada gambar diatas dapat

digunakan sebagai adaptor bor PCB atau Adaptor untuk

radio saku.

Adaptor variabel yang terdapat di pasaran terdapat

beberapa ukuran kapasitas arus, dari 500 mA hingga 10 A.

Semakin tinggi kapasitas arus yang mampu dihasilkan maka

harga Adaptor semakin mahal dan sebaliknya semakin kecil

kapasitasnya maka harga Adaptor semakin murah.

Adaptor variabel adalah adaptor yang didesain multi

guna, oleh karena itu adaptor variabel ini dilengkapi dengan

saklar selektor untuk menentukan tegangan output, saklar

selektor untui mengatur polaritas tegangan pada terminal

output dan dilengkapidengan terminal output dengan

beberapa model.

2. Adaptor Tegangan Tetap

Adaptor tegangan tetap adalah adaptor yang

memiliki tegangan output permanen atau tidak dapat diatur.

Adaptor tegangan tetap ini salah satunya adalah adaptor

laptop dan charger HP. Kedua jenis adaptor tersebut memilki

tegangan output yang tetap dan didesain sesuai dengan


81

kebutuhan, oleh karena itu pada saat membeli adaptor

tersebut perlu diperhatikan tegangan output, kapasitas arus

dan terminal outputnya, karena pada umumnya berbeda

untuk tiap tipe dan merk.

Gambar 2.26 Adaptor 7 volt

Sumber:

http://www.robotmesh.com/media/catalog/product/cache/1/image-

/1280x/040ec09b1e35df139433887a97daa66f/_/d/_dsc.jpg

(diakses pada tanggal 30/01/2017 Pukul 09.30)

Adaptor 7 V adalah Adaptor yang memungkinkan

proyek arduino untuk berjalan secara independen. Untuk proyek

yang membutuhkan motor atau servo, 5V mungkin tidak

memberikan daya yang cukup, sementara 12V dapat

membuktikan terlalu banyak dan dapat menyebabkan

overheating. 7 V hanya tegangan yang tepat untuk proyek-


82

proyek tersebut, menyediakan daya yang dibutuhkan secara

aman. Dilengkapi dengan konektor DC2.1 yang kompatibel

dengan colokan listrik arduino tersebut.

2. 14. LED (Light Emitting Diode)

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED

adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya

monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED

merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan

semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh

LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang

dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar

inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita

jumpai pada Remote Kontrol TV ataupun Remote Kontrol

perangkat elektronik lainnya.

Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu)

yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam

berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar,

LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak

menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena

itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang bentuknya kecil

telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD

TV yang mengganti lampu tube.


83

Gambar 2.27 LED

Sumber : http://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-

emitting-diode-cara-kerja/

(diakses pada tanggal 09/03/2017 Pukul 16.30)

Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan

keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara

kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua

kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya

akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias

forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di

doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud

dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses

untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada

semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik

kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju

atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K),
84

Kelebihan elektron pada N-Type material akan berpindah ke

wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang

bermuatan positif (P-Type material ). Saat Elektron berjumpa

dengan hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya

monokromatik (satu warna). LED atau Light Emitting Diode

yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga

dapat digolongkan sebagai transduser yang dapat mengubah

energi listrik menjadi energi cahaya.

Gambar 2.28 Cara Menentukan Polaritas LED

Sumber : http://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-

emitting-diode-cara-kerja/

(diakses pada tanggal 09/03/2017 Pukul 16.30)

Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan

Katoda (-) pada LED. Kita dapat melihatnya secara fisik

berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri terminal anoda pada LED


85

adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead Frame yang lebih

kecil. Sedangkan ciri-ciri terminal katoda adalah kaki yang

lebih pendek dengan lead frame yang besar serta terletak di sisi

yang flat.

Masing-masing Warna LED (Light Emitting Diode)

memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat

menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong

rendah sehingga memerlukan sebuah resistor untuk membatasi

Arus dan Tegangannya agar tidak merusak LED yang

bersangkutan. Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan

tanda VF.

Tabel 2.7 Tegangan Maju pada LED

Tegangan Maju
Warna
@20mA
Infra Merah 1,2V
Merah 1,8V
Jingga 2,0V
Kuning 2,2V
Hijau 3,5V
Biru 3,6V
Putih 4,0V

Sumber : http://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-

emitting-diode-cara-kerja/

(diakses pada tanggal 09/03/2017 Pukul 16.30)


86

Teknologi LED memiliki berbagai kelebihan seperti

tidak menimbulkan panas, tahan lama, tidak mengandung bahan

berbahaya seperti merkuri, dan hemat listrik serta bentuknya

yang kecil ini semakin popular dalam bidang teknologi

pencahayaan. Berbagai produk yang memerlukan cahaya pun

mengadopsi teknologi Light Emitting Diode (LED) ini.

2. 15. Bread Board

Project Board atau yang sering disebut sebagai Bread

Board adalah dasar konstruksi sebuah sirkuit Elektronik dan

merupakan prototipe dari suatu rangkaian Elektronik.

Breadboard banyak digunakan untuk merangkai komponen,

karena dengan menggunakan breadboard, pembuatan prototipe

tidak memerlukan proses menyolder. Karena sifatnya yang

solderless alias tidak memerlukan solder sehingga dapat

digunakan kembali dan dengan demikian sangat cocok

digunakan pada tahapan proses pembuatan prototipe serta

membantu dalam berkreasi dalam desain sirkuit elektronika.

Bagian atas dari baris logam memiliki klip pengunci

kecil yang tersembunyi dibalik lubang plastik. Klip ini

memungkinkan kabel atau kaki komponen yang masuk melalui

lubang plastik atas breadboard akan terkunci dengan kuat pada

bagian dalam breadboard.


87

Setiap komponen yang dimasukan maka komponen akan

tersambung secara elektrik ke titik lain pada baris tersebut. Hal

ini karena logam konduktif mengalirkan arus di setiap titik pada

jalur tersebut.

Gambar 2.29 Breadboard

Sumber : http://www.robotedukasi.com/mengenal-papan-

proyek-projectboard/

(diakses pada tanggal 09/03/2017 Pukul 17.00)

Breadboard memiliki lima klip pengunci pada setiap

setengah barisnya. Ini berlaku untuk semua jenis dan ukuran


88

Breadboard. Dengan demikian, kita hanya bisa

menghubungkan lima komponen dalam satu bagian atau

setengah dari satu baris pada bread board. Setiap barisnya ada

sepuluh lubang, dengan setiap strip memiliki lima lubang. Itulah

mengapa kita hanya bisa menghubungkan lima komponen

dalam setiap stripnya. Setiap satu baris horisontal dipisahkan

oleh ngarai atau selokan ditengah-tengah breadboard. Selokan

ini memisahkan atau mengisolasi setiap baris menjadi dua strip

dan tidak terhubung secara elektrik satu strip kiri dengan satu

strip sebelah kanannya. Ini berarti kita hanya bisa memasangkan

lima komponen dalam setiap strip yang saling terhubung,

namun setiap lima lubang pada strip tidak terhubung dengan

lima lubang pada strip lainnya.

Jika diperhatikan pada breadboard akan kita lihat

banyak sekali angka dan huruf yang tertera pada kolom dan

barisnya. Ini sebenarnya tidak memiliki tujuan apapun, hanya

untuk memandu saat membuat rangkaian, hal ini jelas

mempermudah dalam membuat rangkaian elektronika. Sirkuit

yang dibuat mungkin saja rumit dan kompleks dan bisa saja

terjadi kesalahan rangkaian yang bisa berpengaruh secara total

atau bahkan kerusakan fatal pada komponen.

Jika menelusuri rangkaian dengan mengikuti koneksi

nomor baris dan huruf kolom mungkin kesalahan tersebut akan


89

dengan cepat ditemukan. Penomoran baris dan huruf kolom juga

akan membantu untuk membuat rangkaian dengan melihatnya

langsung dari skema. Banyak buku dan panduan yang

menyertakan diagram sirkuit sebagai acuan pada saat kita

membuat rangkain pada breadboard.

2. 16. PCB (Printed Circuit Board)

PCB adalah papan dasar yang secara fisik mendukung

dan menghubungkan komponen-komponen pada hampir semua

barang elektronik. PCB merupakan sebuah papan dimana

komponen-komponen elektronika akan dirangkai atau disolder,

dimana papan tersebut telah tercetak jalur-jalur konduktor

yang membentuk sirkuit yang diinginkan perancang

elektronika tersebut. Printed Circuit Board merupakan

kepanjangan dari PCB, atau papan sirkuit cetak dalam bahasa

indonesia. Kebanyakan PCB dibuat dengan fiberglass atau

plastik yang diperkuat kaca, dengan jalur-jalur konduktor

(conductive trace) berbahan tembaga. Jalur konduktor tembaga

menghubungkan komponen-komponen pada PCB, dengan

membentuk suatu sirkuit.


90

Gambar 2.30 PCB

Sumber : http://mhg-tutor.weebly.com/arsip

(diakses pada tanggal 09/03/2017 Pukul 17.30)

PCB digunakan dalam komputer, baik laptop maupun

desktop. PCB berperan sebagai fondasi untuk berbagai macam

komponen internal yang ada dalam komputer seperti graphics

card, controller card, network interface card, dan expansion

card. Semua komponen ini terhubung ke motherboard, yang

juga merupakan PCB.

PCB dapat berupa satu lapisan saja (single-layer) untuk

perangkat-perangkat elektronik sederhana. Sedangkan, PCB

untuk perangkat keras (hardware) yang kompleks seperti

motherboard, dapat memiliki sampai sebanyak 12 lapisan. PCB


91

biasanya memiliki warna hijau, akan tetapi PCB dapat dibuat

dengan warna apapun.

Pembuatan PCB ini dilakukan dengan perancangan dan

pembuatan skema terlebih dahulu pada software Cadsoft Eagle

Professional 7.1.0 lalu PCB dicetak di Spectra Jalan Jenderal

Ahmad Yani No.34, Malabar, Lengkong, Kota Bandung.

2. 17. Fritzing

Fritzing adalah salah satu dari perangkat lunak gratis

yang dapat dipergunakan dengan baik untuk belajar elektronika.

Perangkat lunak ini bisa bekerja baik di lingkungan sistem

operasi GNU/Linux maupun Microsoft Windows. Masing-

masing software memiliki keunggulannya masing-masing bagi

setiap tipe pengguna dan keperluan. Untuk pelajaran elektronika

daya ada beberapa hal yang menarik dari fritzing.

Fritzing juga dapat bekerja di sistem ber-OS GNU/Linux

seperti Fedora, Debian, Ubuntu, atau Mint. Ini penting karena

OS ini bersifat gratis sehingga memungkinkan untuk dijadikan

platform belajar yang dapat dipakai secara luas.


92

Gambar 2.31 Tampilan Fritzing

Sumber : http://blog.Fritzing.org

(diakses pada tanggal 09/03/2017 Pukul 17.30)

Fritzing memberikan fasilitas pengguna untuk

melakukan perancangan sistem di Breadboard. Ini sangat

memudahkan bagi pengguna yang membutuhkan alat bantu

perancangan atau dokumentasi pada sistem yang menggunakan

Breadboard. Fritzing tidak hanya memiliki fitur perancangan

pada Breadboard sebagai tambahan dari fitur perancangan

schematic dan PCB tetapi juga menyediakan tempat untuk

melakukan coding (misalnya untuk sistem arduino).

2. 18. Eagle

Eagle merupakan akronim dari Easily Applicable

Graphical Layout Editor , merupakan sebuah aplikasi gratis

untuk mendesain skematik elektronika maupun PCB. Aplikasi


93

ini bisa diunduh secara gratis. Dengan aplikasi Eagle ini Kita

bisa merancang, memodifikasi, dan mencetaknya untuk

kemudian dicetak ke dalam bentuk PCB. Aplikasi ini tersedia

untuk Sistem Operasi GNU/Linux, Macintosh, maupun

Ms.windows.

Gambar 2.32 Tampilan Eagle

Sumber : http://www.tiaowiki.com

(diakses pada tanggal 09/03/2017 Pukul 18.00)


BAB III

METODOLOGI PENULISAN

3. 1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan dan penulisan skripsi ini, penulis tentu memerlukan

berbagai data dan informasi yang kompeten dengan permasalahan yang

penulis angkat, karena bagaika membangun rumah , penulisan pun

memerlukan cetak biru atau desain ntuk dijadikan pedoman. Untuk

mendapatkan semua data dan informasi tersebut penulis menggunakan

pendekatan kualitafif. Menurut Moleong (2005: 6)

“penulisan kualitatif adalah penulisan yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penulisan

misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dll. secara holistic,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode alamiah”.

Sedangkan metode-metode atau cara-cara dalam mendapatkan data

dan informasi adalah sebagai berikut:

3.1.1. Wawancara

Menurut Prabowo (1996:33) “wawancara adalah metode

pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang

94
95

responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap

muka.”

Pada penulisan ini wawancara akan dilakukan dengan

menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam

Poerwandari 1998)

“Dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman

umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman

wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu

yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan,

bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang

eksplisit.”

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan

interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga

menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan

tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian

interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan

dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus

menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara

berlangsung.

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang

menjadi kekuatan metode wawancara :

1. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap

pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti


96

bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan

penjelasan.

2. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan

masing-masing individu.

3. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat

tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.

Tahap wawancara yang dilakukan penulis adalah, pertama

penulis membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan

demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi subjek. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-

pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam

wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun, ditunjukan

kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembibing penulisan

untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman wawancarara.

Setelah mendapat masukan dan koreksi dari pembimbing, penulis

membuat perbaikan terhadap pedoman wawancara dan

mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara. Tahap persiapan

selanjutnya adalah penulis membuat pedoman observasi yang disusun

berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama

wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting

wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan

pencatatan langsung yang dilakukan pada saat penulis melakukan


97

observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka penulis

sesegera mungkinmencatatnya setelah wawancara selesai.

Penulis selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan

karakteristik subjek penulisan. Untuk itu sebelum wawancara

dilaksanakan penulis bertanya kepada subjek tentang kesiapanya

untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai,

penulis membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai

waktu dan temapat untuk melakukan wawancara.

Metode wawancara yang dilakukan yakni wawancara tidak

terstruktur yakni metode wawancara yang bersifat luwes, susunan

petanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat

diubah pada saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan

kondisi saat wawancara termasuk karakteristik social-budaya

(agama,suku, gender, usia, tingkat penidikan, pekerjaan,dsb.).

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara

juga memiliki kelemahan, yaitu :

1. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi

pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

2. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon

yang kurang sesuai.

3. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penulisan

menjadi kurang akurat.


98

4. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang

ingin didengar oleh interviwer.

Sesuai dengan pendapat Yin, Alwasiyah (2000 : 110)

mengungkapkan bahwa:

“Kelemahan interviu atau wawancara adalah responden bisa

saja tidak jujur atau enggan berterus terang untuk menjawab

sesuatu yang sensitive atau mengancam dirinya. Dalam hal ini,

responden akan cenderung berkesimpulan bahwa peeliti

mengiginkan responden menjawab sesuai dengan keinginan

penulis. Kelemahan-keleahan ini seyogyanya dinetralisasi

dengan menggunakan metode lain seperti observasi atau

survey…”.

3.1.2. Observasi

Disamping wawancara, penulisan ini juga melakukan metode

observasi. Menurut Nawawi & Martini (2006) “observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur

yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek

penulisan.”

Dalam penulisan ini observasi dibutuhkan untuk dapat

memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat

dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah

observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara,


99

interaksi subjek dengan penulis dan hal-hal yang dianggap relevan

sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) mengungkapkan

tujuan observasi sebagai berikut:

“tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,

aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat

dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka

yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.”

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) “salah satu hal

yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah

mengamati hal yang tidak terjadi.” Dengan demikian Patton

menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :

1. Penulis akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang

konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.

2. Observasi memungkinkan penulis untuk bersikap terbuka,

berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan

mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara

induktif.

3. Observasi memungkinkan penulis melihat hal-hal yang

oleh subjek penulisan sendiri kurang disadari.

4. Observasi memungkinkan penulis memperoleh data

tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak


100

diungkapkan oleh subjek penulisan secara terbuka dalam

wawancara.

Observasi memungkinkan penulis merefleksikan dan bersikap

introspektif terhadap penulisan yang dilakukan. Impresi dan perasan

pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat

dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

3.1.3. Studi Kepustakaan (Literate)

Metode kepustakaan ini diakkan penulis untuk

mengumpulkan data-data maupun teori-teori dengan cara membaca

berbagai sumber literatur, jurnal, buku, website, ataupun catatan-

catatan yang berhubungan dengan hal yang dijadikan bahan

penyusunan laporan.

Mengumpulkan data yang berasal dari dokumen-dokumen

yang bersangkutan di Kelurahan Wates, Kecamatan Bandung Kidul,

Kota Bandung , dan sumber lainya baik dari buku, jurnal dan artikel

yang berbentuk hard file maupun file digital.

Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh

para ahli, diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan

pustaka, kajian teoritis, dan tinjuan teoritis. Penggunaan istilah-istilah

tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui

untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penulisan.

Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera


101

untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penulisan.

Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti:

mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan

analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan

topik penulisan.

Studi kepustakaan mempunyai beberapa fungsi, meliputi:

1. Menyediakan kerangka konsepsi atau teori untuk penulisan

yang direncanakan.

2. Menyediakan informasi tentang penulisan terdahulu yang

berhubungan dengan penulisan yang akan dilakukan.

3. Memberi rasa percaya diri bagi penulis, karena melalui

kajian pustaka semua konstruksi yang berhubungan dengan

penulisan telah tersedia.

4. Memberi informasi tentang metode-metode, populasi dan


sampel, instrumen, dan analisis data yang digunakan pada

penulisan yang dilakukan sebelumnya.

5. Menyediakan temuan, kesimpulan penulisan yang

dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita.

Studi kepustakaan dari sumbernya dibedakan menjadi dua

bagian yaitu: kepustakaan konseptual dan kepustakaan penulisan.

Kepustakaan konseptual meliputi konsep-konsep atau teori-teori yang

ada pada buku-buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli yang dalam
102

penyampaiannya sangat ditentukan oleh ide-ide atau pengalaman para

ahli tersebut. Sebaliknya kepustakaan penulisan meliputi laporan

penulisan yang telah diterbitkan baik pada jurnal maupun majalah

ilmiah.

Bagi para pemula disarankan untuk menggunakan studi

kepustakaan yang berasal dari kepustakaan konseptual, untuk lebih

memudahkan dalam merangkum dan mengkategorikan teori, sesuai

dengan kebutuhan pada saat akan membuat kerangka konseptual.

Didasarkan pada hal tersebut di atas, maka ada beberapa

strategi dalam menyampaikan studi kepustakaan:

1. Ungkapkan kajian pustaka yang benar-benar terkait erat

dengan variabel penulisan.

2. Ungkapkan kajian pustaka dengan urutan dari mulai

paparan variabel bebas sampai dengan variabel terikat atau

ungkapkan dari variabel yang cakupannya umum dan luas

ke arah variabel yang spesifik. Tentu saja secara luas dan

nampak saling menyapa antar paparan variabel tersebut dan

bukan merupakan kumpulan kutipan sehingga tidak

menjadi suatu pola pemikiran yang menyeluruh.

3. Dapat diungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

karakteristik sampel dan demografinya, bila memang

dibutuhkan.
103

3. 2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan

metode deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan sistem yang

sedang berjalan, menganalisis dan memperbaiki kelemahan yang ada

apabila dianggap perlu dan diterima oleh Kasi Pendataan Kabupaten

Sukabumi.

Sedangkan pengembangan sistem yang digunakan yaitu

“Classic Life Cycle” atau waterfall. Pengembangan sistem menurut A

Ziya. Aktas (1987) sebagai berikut:

a. Perencanaan (plannning)

Karena elemen sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar,

pekerjaan dimulai dari pembentukan kebutuhan-kebutuhan dari

semua elemen sistem dan mengalokasikan suatu subset ke dalam

pembentukan perangkat lunak, di dalam proses ini terjadi investigasi

awal, studi kelayakan dan wawancara awal pada pihak yang

melakukan permintaan untuk studi suatu sistem.

b. Analisis (analysis)

Fase analisis menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai yang dan

hambatan-hambatan pada suatu sistem yang baru. Proses

pengumpulan kebutuhan diidentifikasikan ke perangkat lunak, harus

dibentuk domain informasi, fungsi yang dibutuhkan dan performasi.

Hasilnya harus di dokumentasikan dan review ke pelanggan.


104

c. Desain (design)

Fase desain atau perancangan adalah mengubah kebutuhan-

kebutuhan menjadi bentuk karakteristik yang dimengerti sistem

sebelum dimulai tahapan implementasi atau konstruksi.

d. Implementasi atau konstruksi (implementaton)

Desain tadi diubah menjadi bentuk yang dimengerti mesin maka

dilakukan langkah penulisan program dan perancangan sistem. Jika

desainnya detil, maka coding dapat dipakai secara mekanis. Pada

tahap ini bahasa pemograman yang digunakan dalam pembuatan

sistem menggunakan software IDE Arduino.

e. Testing (testing)

Setelah kode program dan perancangan sistem selesai, dan program

dapat berjalan, testing dapat dimulai. Testing memfokuskan pada

pengujian komponen, logikal internal, dan mencari segala

kemungkinan kesalahan, dan memeriksa apakah sesuai dengan hasil

yang diinginkan.

f. Perawatan (maintenance)

Fase perawatan adalah proses memodifikasi solusi perangkat

lunaksetelah dibuat dan diterapkan untuk memperbaiki output,

memperbaiki error dan meningkakan kinerja dan kualitas. Sistem

setelah diberikan pada pengguna meminta mungkin dapat ditemui

error ketika dijalankan. atau pengguna meminta fungsi, hal ini


105

menyebabkan faktor pemeliharaan penting dalam penggunaan

metode ini.

Untuk lebih jelasnya metode waterfall dapat dilihat pada gambar

dibawah:

Gambar 3. 1 Metode Pengembangan Sistem Waterfall


(Sumber : Jogiyanto, (2005), judul : Analisis dan desain)

3.2.1 Metode Analisis Sistem

Penguraian dari suatu sistem atau alat yang utuh ke dalam

bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-

permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan


106

yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga

dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Sedangkan untuk metode analisisnya sendiri penuls

menggunakan metode SWOT, SWOT merupakan akronim dari

Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity

(kesempatan), Threat (ancaman). Menurut Kurtz (2008,45),

“SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik

yang penting untuk membantu perencana untuk

membandingkan kekuatan dan kelemahan internal

organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari

external.”

SWOT merupakan metode analisis perencanaan strategi

(strategic planning) guna mengetahui peta faktor-faktor

lingkungan eksternal dan internal suatu perusahaan, organisasi

atau unit bisnis sehingga menghasilkan kesimpulan yang berguna

untuk memberi masukan terhadap pengambilan keputusan

strategi dan memberi masukan prioritas strategi terhadap apa

yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu oleh pengambil

keputusan.

Tujuan Analisis SWOT untuk Memanfaatkan keuntungan

dari kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang ada dan

Meminimalisasi Kelemahan dan mengeliminasi ancaman,

Analisis SWOT sangat berguna untuk mengenali situasi,


107

lingkungan, dan kondisi saat ini untuk keperluan pengambilan

keputusan-keputusan menentukan langkah-langkah yang

sebaiknya dilakukan oleh perusahaan terhadap kelangsungan

hidup aktivitas bisnisnya. Analsis SWOT memberikan alur pikir

(framework) yang baik untuk keperluan peninjauan strategi,

posisi, dan arah perusahaan pengambilan posisi bisnis dalam

industri, mengevaluasi kompetitor, pengambilan kebijakan dalam

perencanaan strategi marketing atau bisnis, membuat laporan

penelitian, brainstorming saat meeting, atau kebutuhan lainnya.

3.2.2 Metode Analisia Perancangan Program

Dalam metode ini penlis menggunakan perancangan

program dengan metode UML atau Unified Modeling Language,

yang merupakan representasi bergambar dari suatu kebutuhan

sistem dan algoritma atau sekumpulan tata cara atau langkah-

langkah pemecahan masalah yang dituliskan secara sistematis

dan mudah dipahami, dimana langkah-langkah diambarkan

dalam bentuk symbol-simbol yang merepretasikan elemen dalam

sistem. Rosa dan Salahuddin (2013:137) mengungkapkan“UML

muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk

menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan

dokumentasi dari sistem…”


108

3.2.3 Metode Perancangan

Pada metode perancangan alat terutama PCB atau papan

sirkuit penulis menggunakan software Eagle, dikarenakan

software Eagle ini sudah disediakan semua library icon perangkat

elektronika dan beserta kegunaannya, mampu membuat atau

membangun sebuah rangkaian listrik, dari pembuatan lay out

rangkaian, hingga sampai pembuatan schematic jalur rangkaian

PCB. Sehingga software ini cocok dipakai untuk pembuatan jenis

jenis rangkaian listrik.

Sedangkan metode perancangan keseluruhan sistem

penulis mengunakan UML dikarenakan memiliki berbagai

keuntungan diantaranya dapat memberikan bahasa permodelan

visual kepada pengguna dari berbagai macam pemerograman

maupun proses rekayasa, dapat menyatukan praktek-praktek

terbaik yang ada dalam permodelan, dapat memberikan model

yang siap untuk digunakan, merupakan bahasa permodelan visual

yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan untuk saling

menukar model secara mudah, dapat berguna sebagai blue print,

sebab sangat lengkap dan detail dalam perancangannya yang

nantinya akan diketahui informasi yang detail mengenai

sistem.dapat memodelkan sistem yang berkonsep berorientasi

objek, jadi tidak hanya digunakan untuk memodelkan perangkat

lunak (software) saja.


109

3.2.4 Metode Prototype

Alat yang dibuat bersifat prototype atau simulasi alat

sehingga dapat dipergunakan sebagai contoh awal sebelum bisa

digunakan secara nyata setelah dilakukan perbaikan terutama

dalam penggunaan komponen yang lebih baik.

Menurut Pressman (2012:50), “dalam melakukan

perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat mengunakan

metode prototype.Metode ini cocok digunakan untuk

mengembangkan sebuah perangkat yang akan dikembangkan

kembali.” Metode ini dimulaidengan pengumpulan kebutuhan

pengguna, dalam hal ini pengguna dari perangkat yang

dikembangkan adalah staff Kelurahan Wates. Kemudian

membuat sebuah rancangan kilat yang selanjutnya akan

dievaluasi kembali sebelum diproduksi secara benar.

Prototype bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap,

tetapi sesuatu yang harus dievaluasi dan dimodifikasi kembali.

Segala perubahan dapat terjadi pada saat prototype dibuat untuk

memenuhi kebutuhan penggunadan pada saat yang sama

memungkinkan pengembang untuk lebih memahami kebutuhan

pengguna secara lebih baik.

Berikut adalah tahapan dalam metode prototype:


110

1. Komunikasi dan pengumpulan data awal, yaitu

analisis terhadap kebutuhan pengguna.

2. Quick design(desain cepat), yaitu pembuatan desain

secara umum untuk selanjutnya dikembangkan

kembali.

3. Pembentukan prototype, yaitu pembuatan perangkat

prototype termasuk pengujian dan penyempurnaan.

4. Evaluasi terhadap prototype, yaitu mengevaluasi

prototype dan memperhalus analisis terhadap

kebutuhan pengguna.

5. Perbaikan prototype, yaitu pembuatan tipe yang

sebenarnya berdasarkan hasil dari evaluasi prototype.

6. Produksi akhir, yaitu memproduksi perangkat secara

benar sehingga dapat digunakan oleh pengguna.

3.2.5 Metode Testing

Metode Pengujian yang digunakan oleh penulis adalah

metode Black Box, Black box testing berfokus pada persyaratan

fungsional perangkat lunak. Metode ini memungkinkan

perancang sistem untuk mendapatkan serangkaian kondisi input

yang mempergunakan semua persyaratan fungsional program.

Black-Box testing bukan alternatif white-box testing, namun


111

merupakan pelengkap yang mampu mengungkap kesalahan, jika

dibandingkan metode white-box testing.

Menurut Pressman (2010, 495) “Black Box testing

berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak yang

memungkinkan engineers untuk memperoleh set kondisi input

yang sepenuhnya akan melaksanakan persyaratan fungsional

untuk sebuah program. Black-Box testing berusaha untuk

menemukan kesalahan dalam kategori berikut:

1. Fungsi yang tidak benar atau fungsi yang hilang

2. Kesalahan antarmuka

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database

eksternal

4. Kesalahan perilaku (behavior) atau kesalahan kinerja

5. Inisialisasi dan pemutusan kesalahan

Tes ini dirancang untuk menjawab beberapa pertanyaan-

pertanyaan berikut ini:

1. Bagaimana validitas fungsional diuji?

2. Bagaimana perilaku dan kinerja sistem diuji?

3. Apa perangkat input akan membuat kasus uji yang baik?

4. Apakah sistem sensitif terhadap nilai input tertentu?

5. Bagaimana batas-batas kelas data yang terisolasi?


112

6. Kecepatan dan volume data seperti apa yang dapat

ditolerir sistem?

7. Efek apakah yang akan menspesifikasikan kombinasi

data dalam sistem operasi?

3.2.6 Metode Perawataan Sistem

Perawatan sistem menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam

pengoperasian sistem itu sendiri, karea berdampak pada kinerja sistem dan masa

guna sistem, maka perlu dilakukan pengecekan sistem dan perawatan sistem secara

berkala.

Sistem tidak memerlukan pengoperasian manual secara rutin, karena secara

teknis ia sudah beroperasi selama 24 jam non-stop. Namun yang diperlukan adalah

pengawasan dan pemeliharaan oleh pekerja yang memang sebaiknya ditunjuk

khusus untuk melakukan itu, setiap kesalahan (trouble) yang terjadi harus segera

dilaporkan dan ditindaklanjuti, sebab kita tidak pernah tahu kapan terjadinya

bahaya kebakaran.

Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali dalam sebulan guna

memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan baik, untuk menguji sistem

diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan sampai menimbulkan kepanikan

luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh bunyi buzzer alarm dari

sistem yang kita uji.

Penggantian komponen sistem juga perlu dilakukan dengan

mempertimbangkan hasil pengecekan sistem karena komponen-komponen pada


113

sistem memiliki masa guna yang terbatas pergantian komponen direkomendasikan

satu kali dalam setahun dan untuk sensor api dan gas sebaiknya dilakukan

pergantian dua kali setahun atau lebih dalam kodisi tertentu, adapun kendala-

kendala yang mungkin terjadi ketika sistem eroperasi adalah sebagai berikut :

1. Sistem Tidak Menyala

Apabila sistem tidak menyala sama sekali, cek sumber daya dan uji

menggunakan sumber daya lain (kabel USB yang dhubungkan ke laptop

atau kabel jack yang dihubungkan ke baterai 9v).

2. Sistem Tidak Mendeteksi Api

Periksa apakah kabel penghubung ke sensor api terhubung dengan

baik, jika tidak hubungkan kabel ke sensor api.

Periksa apakah lampu indikator pada sensor api menyala, jika

menyala coba Ubah setingan sensor api dengan memutar trimpot agar

hingga tingkat kepekaan sensor terhadap api menjadi tinggi, jika lampu

indikator pada sensor api tidak menyala ganti dengan sensor yang baru.

3. Sistem Tidak Mendeteksi Asap

Periksa apakah kabel penghubung ke sensor asap terhubung dengan

baik, jika tidak hubungkan kabel ke sensor asap.

Periksa apakah lampu indikator pada sensor asap menyala, jika

menyala coba Ubah setingan sensor asap dengan memutar trimpot agar
114

hingga tingkat kepekaan sensor terhadap asap menjadi tinggi, jika lampu

indikator pada sensor asap tidak menyala ganti dengan sensor yang baru.

4. Sistem Dapat Mendeteksi Kebakaran Namun Tidak Mengirim Sms

Peringatan Kebakaran

Periksa apakah kabel penghubung ke modul GSM SIM 900A

terhubung dengan baik, jika tidak hubungkan.

Periksalah kartu GSM yang terpasang di modul GSM SIM 900A

pastikan sudah terpasang dengan benar dan masih dapat digunakan (aktif

dan memiliki pulsa yang cukup).


BAB IV
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

4. 1. Tinjauan Organsasi

4.1. 1. Latar Belakang Kelurahan Wates

Wates merupakan salah satu Kelurahan yang berlokasi

didaerah selatan Bandung tepatnya Kecamatan Bandung Kidul Kota

Bandung dan merupakan daerah perluasan berdasarkan PP 16 Tahun

1987 serta merupakan daerah perbatasan antara Kota Bandung

dengan Kabupaten Bandung, Kelurahan Wates dibatasi :

Sebelah Utara : Kelurahan Cisereuh Kec Regol

Sebelah Selatan : Kelurahan Pasawahan

Kec. Dayeuh Kolot

Sebelah Barat : Kelurahan Mekarwangi

Kec. Bojong Loa Kidul

Sebelah Timur : Kelurahan Mengger

Kec Bandung Kidul

Luas Wilayah Kelurahan Wates 156,7 Ha yang terdiri :

Daratan / pemukiman : 115,345 Ha.

Perkantoran : 0.250 Ha.

Sarana umum lainnya : 40,605 Ha.

115
116

Kantor Kelurahan Wates beralmat di Jl. Moch. Toha

No.431, Wates, Bandung Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat

40256, Indonesia.

Kelurahan Wates terdiri dari 7 ( tujuh ) Rukun Warga

yang meliputi 32 Rukun Tetangga dengan jumlah Penduduk

6.347 Jiwa. Laki laki 3.103 jiwa Perempuan 3.215 jiwa dan

1.666 Kepala Keluarga (KK).

Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Wates

disamping RT/RW :

1. LPM : aktif.

2. PKK : aktif.

3. Karang Taruna : aktif.

4. MUI : aktif.

5. P3N : aktif.

Sebagian besar penduduk Kelurahan Wates bermata

pencaharian :

1. Buruh Swasta 43,7 %

2. Pedagang 15,2 %
117

Sarana dan prasarana Lingkungan :

1. Kantor Kelurahan status unit kerja pemerintah,

2. Kantor Pemerintah sebanyak 1 ( satu) buah,

3. Jalan Protokol sepanjang 1,8 Km Kondisi baik,

4. Jalan Kolektor sepanjang 5 Km Kondisi baik,

5. Jalan Gang sepanjang 10 Km Kondisi baik.

Sarana Pendidikan :

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1 buah,

2. Taman Kanak-kanak/ TK 2 buah,

3. Sekolah Dasar (SD) 5 buah.

4. SLTP -

5. SLTA -

Sarana Kesehatan :

1. Rumah Sakit -

2. Poli Klinik 2 buah,

3. Puskesmas 1 buah,

4. Posyandu 7 buah.
118

Tabel 4.1 Tingkat Pendidikan Penduduk Wates

No Pendidikan Laki-laki Perempuan L+P

1. Tidak Tamat SD 618 652 1.270

( belum sekolah )

2. Belum Tamat SD 456 529 985

3. Tamat SD 667 632 1.299

4. Tamat SLTP 612 603 1.215

5. Tamat SLTA 631 675 1.306

6. Tamat Akademi/ D3 75 81 156

7. Tamat S1, S2 62 54 116

Jumlah 3.121 3.226 6.347

Sumber : Kelurahan Wates Kecamatan Bandung Kidul Kota

Bandung (2015)

Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk Wates

No Pencaharian Laki-laki Perempuan L+P


1. PNS,ABRI,POLRI 389 107 496
2. Pegawai Swasta 858 919 1.777
3. Dagang 267 239 506
4. Tani 90 40 130
5. Wiraswasta 99 32 131
6. Lainnya 370 799 1.169
Jumlah 2.073 2.136 4.209
Sumber : Kelurahan Wates Kecamatan Bandung Kidul Kota

Bandung (2015)
119

Sebanyak 2.138 jiwa penduduk masih sekolah, mahasiswa

dan ibu rumah tangga dan pensiunan.

Tabel 4.3 Usia Penduduk Kelurahan Wates

No Usia (tahun) Laki-laki Perempuan L+ P


1. 0-5 369 392 761
2. 6 - 19 838 844 1.682
3. 20 - 25 354 362 716
4. 26 - 55 1.360 1.425 2.785
5. ≥56 182 192 374
Jumlah 3.103 3.215 6.318
Sumber : Kelurahan Wates Kecamatan Bandung Kidul Kota

Bandung (2015)

Tabel 4.4 Partisipasi Masyarakat dalam Pemilihan Umum

No Pemilihan Laki-laki Perempuan L+P

1. Legislatif Tk.
Pusat,
2.300 2.207 4.507
Propinsi dan
TK. Kota

2. Presiden dan
Wakil 2.831 2.720 5.551
Presiden

3. Kepala
Daerah Tk. I 2.343 2.164 4.507
dan Tk II
120

Sumber : Kelurahan Wates Kecamatan Bandung Kidul Kota

Bandung (2015)

Keberhasilan Program Kerja Prioritas Kelurahan Wates

serta 5 ( Lima ) Gerakan Kota Bandung

1. Bidang Pendidikan

Kegiatan yang telah dilaksanakan :

1.1. Pemberian Bantuan WAKAPS untuk 5 ( lima )

orang siswa SMP

1.2. Pelayanan terhadap orang tua siswa / permohonan

bantuan pembebasan biaya pendidikan sebanyak 185

permohonan :

1. SD 75 Siswa

2. SMP / MTS 65 Siswa

3. SMU 29 Siswa

4. SMK 16 Siswa

2. Bidang Kesehatan

Kegiatan yang telah dilaksanakan serta bantuan untuk

warga masyarakat Kelurahan Wates.

1. Pendataan keluarga miskin untuk mendapatkan kartu

ASKESKIN.
121

1.l. Jumlah Keluarga Miskin 376 KK

1.2. Jumlah Anggota keluarga 1.108 Jiwa

2. Pemberian Permohonan Surat Keterangan Miskin

(SKM)

Surat permohonan pembebasan biaya perawatan

kesehatan ke Rumah Sakit sebanyak 48 orang.

3. Pelayanan kesehatan gratis dan pelayanan KB gratis

bekerja sama dengan PT Jasamarga dan Puskesmas

Pasawahan 2 kali.

4. Peningkatan Pelayanan Pos Yandu, Pos Bindu di RW

RW.

3. Bidang Kemakmuran

Kegiatan yang dilakukan melalui pendataan para

pedagang kecil serta Keluargakeluarga yang dibina oleh

PKK Kelurahan Wates :

1. Penerimaan Dana Hibah Pemerintah Kota Bandung

melalui Program Bawaku Makmur sebanyak 224

Pedagang Kecil.

2. UP2K terdiri 26 Kelompok dengan anggota 84 Orang.

3. UBK terdiri dari 6 Kelompok dengan anggota 20

Orang.
122

4. Pemberian Bantuan Langsung Tunai ( BLT) 322 KK.

5. Pemberian Beras Raskin 975 KK.

6. Rehap Rumah Layak Huni 11 Rumah.

4. Bidang Lingkungan Hidup

Penanganan lingkungan hidup dalam seperti

penanganan sampah, pembuatan sumur resapan dan

penenanan pohon pelindung serta produktif.

4.1. 2. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurhan Wates

Sumber : Penulis (2017)


123

4.1. 3. Visi dan Misi Organisasi

VISI

Mewujudkan Kelurahan Wates yang DINAMIS

(Damai,Indah,Makmur dan Agamis) Dengan Kemandirian

Masyarakat

MISI

Menghadirkan tata kelola pemerintah Kelurahan Wates yang

efektif,bersih dan melayani

4. 2. Analisis Batasan Sistem

Untuk batasan sistem pendeteksi kebakaran yang akan dirancang

adalah sebagai berikut :

1. Alat ini menggunakan sensor api KY-026 sebagai pendeteksi adanya

api dan sensor MQ2 sebagai pendeteksi adanya asap atau gas sebagai

perangkat input, tingkat sensitifitas sensor dalam mendeteksi diatur

default untuk sensor api sedangkan 150 ppm untuk sensor asap atau

gas.

2. Board Arduino Uno sebagai pusat sistem dengan Mikrokontroller

atmega 328 yang telah diisikan program yang dituliskan dalam bahasa

perograman C yang berisikan algoritma untuk sistem pendeteksi

kebakaran atau sistem pendeteksi kebakaran.


124

3. Modul GSM 900A sebagai pemberi peringatan jarak jauh yang akan

mengirimkan sms peringatan kebakaran kepada pengguna apabila

kondisi atau tanda-tanda terjadnya kebakan terdeteksi oleh alat

kecepatan sampainya sms kepada pengguna sendiri tergantung pada

sinyal yang ada , selain itu pemakaian LCD dan Buzzer juga

ditambahkan sebagai peringatan apabila terjadi suatu kebakaran.

4. 3. Analisis Masukan

Perancangan sistem pendeteksi kebakaran di Kelurahan Wates

dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendeteksi adanya

indikator terjadinya kebakaran yakni adanya Api dan Asap, maka pada

alat pendeteksi kebakaran ini menerima masukan berupa api yang

kemudian dideteksi oleh sensor api KY-026 sehingga memberikan nilai

nol sampai satu sebagai parameter acuan untuk sistem menilai apakah

ada api yang terdeteksi atau tidak.

Masukan berupa asap atau gas yang dideteksi oleh sensor gas

MQ2 dengan perhitungan tingkat kepekatan partikel gas atau asap yang

terdeteksi apakah lebih dari 150ppm atau tidak jika lebih maka sistem

akan membaca bahwa telah terdeteksi adanya asap yang merupakan

indikator adanya kebakaran.


125

4. 4. Analisis Keluaran

Pada alat pendeteksi kebakaran ini dirancang untuk memberikan

peringatan atas terjadinya kebakaran untuk pengguna dengan jarak

yang dekat berupa menyalanya Buzzer yang memberikan suara

peringatan , juga LCD yang menampilkan keadaan sekitar berdasarkan

apa yang dideteksi oleh kedua sensor yakni sensor api dan sensor asap,

tidka hanya itu alat ini juga dirancang untuk memberikan peringatan

terjadinya kebakran dari jarak jauh melalui pesan singkat atau sms

peringatan kebakaran yang akan dikirimkan apabila alat mendeteksi

gejala adanya kebakaran, untuk pesan sendiri diklasifikasikan mejadi

tiga yakni sms peringatan adanya asap, sms peringatan terdeteksina api,

dan sms peringatan terdeteksinya asap juga api.

Untuk keluaran sistem sendiri sistem memang dirancang untuk

memberikan peringatan baik jarak dekat maupun peringatan dari jarak

jauh, tidak dirancang untuk langsung mematikan sumber api dengan

kipas pemadam ataupun semprotan atau siraman air. Sistem dirancang

demikian karena tidak semua kebakaran dapat ditangani dengan kipas

pemadam ataupun semprotan atau siraman air dikhawatirkan tindakan

menyemprotkan air atau meniupkan angin justru akan memperparah

atau memperbesar kebakaran yang terjadi.

4. 5. Analisis Kebutuhan Komponen


126

Adapun analisis kebutuhan komponen yang dibutuhkan untuk

perancangan alat pengendali ketinggian air ini adalah sebagai berikut:

1. Arduino Uno

Arduino adalah sebuah board Mikrokontroler yang berbasis

ATmega 328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6

pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal

osilator 16 Mbps, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan

tombol reset.

2. Mikrokontroler ATmega328

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional

dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor,

memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya),

dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, Mikrokontroler

adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan

keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus

dengan cara khusus, Mikrokontroller menjadi pusat dan pengatur

sistem.

3. Sensor Api KY-026

Flame Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk

mendeteksi adanya Api, prinsip kerja Flame Sensor ini adalah

mendeteksi Radiasi InfraRed dari Api yang menyala, Modul ini


127

sensitif terhadap api dan radiasi. Hal ini juga dapat mendeteksi

sumber cahaya biasa di kisaran panjang gelombang 760nm-1100nm.

4. Sensor Gas MQ-2

Sensor MQ2 tergolong pada keluarga sensor gas analog.

Dimana untuk MQ2 ini sering digunakan untuk mendeteksi

kebocoran gas di perumahan maupun industri. MQ2 adalah sensor

yang dapat mendeteksi gas LPG, i-butane, Propana, Metana,

Alkohol, Hidrogen, serta Asap. Sensor ini memiliki sensitivitas yang

tinggi dan waktu respon yang cepat , sensitivitas terhadap gas yang

diukur dapat disesuaikan dengan memutar trimpot.

5. Modul GSM 900A

Modul GSM SIM900 A merupakan perangkat yang dapat

menggantikan fungsi dari handphone. Untuk komunikasi data antara

sistem Arduino via jaringan seluler, maka digunakan Modul GSM

SIM900 A yang difungsikan sebagai media pengirim dan penerima

SMS (Short Message Service).

6. Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi

untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada

dasarnya prinsip kerja Buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi

Buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma


128

dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi

elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar,

tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan

dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan

menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat

udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

7. Resistor 1K Ω

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu

digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena bisa berfungsi

sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah arus yang mengalir

dalam suatu rangkaian. Dengan resistor, arus listrik dapat

didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.

8. LCD

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan sebuah teknologi

layar digital yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang

rata (flat) dengan memberi sinar pada kristal cair dan filter berwarna,

yang mempunyai struktur molekul polar, diapit antara dua elektroda

yang transparan. Bila medan listrik diberikan, molekul

menyesuaikan posisinya pada medan, membentuk susunan kristalin

yang mempolarisasi cahaya yang melaluinya.


129

9. Modul I2C

Inter-Intergrated Circuit (I2C) Produk ini didesain untuk

meminimalkan penggunaaan pin pada saat menggunakan display

LCD 16x2. Normalnya sebuah LCD 16x2 akan membutuhkan

sekurang-kurangnya delapan pin Arduino dan sebuah potensiometer

untuk dapat diaktifkan.

10. Adaptor 7,5 Volt

Adaptor adalah salah satu sumber tegangan DC yang sering

kita jumpai dalam perangkat rumah tangga. Penggunaan Adaptor ini

diantaranya sebagai pemberi sumber tegangan laptop dan perangkat

elektronika yang lain. Adaptor merupakan alat yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan AC PLN dari 220 volt kemudian

mengubahnya menjadi tegangan DC.

11. PCB

Printed circuit board (PCB) adalah sebuah papan yang di

penuhi dengan sirkuit dari logam yang menghubungkan komponen

elektronik yang berada di atasnya satu sama lain, rangkaian pcb juga

memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan

berfungsi untuk menghubungkan komponen lainnya. Pembuatan

PCB ini dilakukan dengan perancangan dan pembuatan skema dan

percobaan perakitan sistem pada bread board terlebih dahulu lalu


130

menggambarkanya pada software Cadsoft Eagle Professional 7.1.0

untuk kemudian PCB dicetak di Spectra Jalan Jenderal Ahmad Yani

No.34, Malabar, Lengkong, Kota Bandung, tujuan pencetakan

sendiri agar sistem yang dihasilkan nantinya lebih rapid dan aman

karena mamperkecil kemungkinan kesalahan pada saat pemasangan

rangkaian.

12. Kabel Jumper

Sebagai penghubung antar komponen, menyalurkan data

yang didapatkan dari dan ke komponen-komponen input dan output

menuju Arduino Uno serta menyalurkan daya ke setiap komponen

yang ada dalam sistem.

13. Box Akrilik

Box akrilik digunakan sebagai casing dari alat sistem

pendeteksi kebakaran ini, berfungsi untuk melindungi komponen

dari benturan dan debu.

Tabel 4.5 Kebutuhan Komponen

No. Nama Komponen Gambar Jumlah


131

1 Arduino Uno 1

Mikrokontroller AVR
1
Atmega 328

3 Sensor Api KY-026 1

4 Sensor Gas MQ-2 1


132

5 Modul GSM 900A 1

6 1
Buzzer

7 Resistor 1K Ω 2

8 LCD 1
133

9 Modul I2C 1

10 Adaptor 7 Volt 1

11 PCB 1

12 Kabel Jumper 7
134

13 Box Akrilik 1

Sumber : Penulis (2017)

4. 6. Analisis Kebutuhan Software

Selain membutuhkan komponen elektronika berupa perangkat

keras dalam merncang alat ini jug dibutuhkan software, untuk

mengetahui software apa saja yang dibutuhkan pada proses

perancangan alat ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Kebutuhan Software

No. Nama Software Keterangan


1. Software IDE dan Software IDE berfungsi untuk menuliskan
Driver Arduino program,mengkompile kode kedalam bentuk biner dan
Uno mengupload program yang berisi alur logika rangkaian ke
Mikrokontroler Arduino Uno. Sedangkan Driver Arduino
Uno berfungsi sebagai konektor yang menghubungkan
komputer atau laptop dengan Arduino Uno.
2. Fritzing Software ini berfungsi untuk membuat desain atau skema
dari alat yang akan dirancang.
3. Cadsoft Eagle Hampir sama dengan Fritzing hanya saja software ini
Professional 7.1.0 khusus digunakan dalam merancang PCB yang akan
digunakan pada alat.
4. Corel Draw X4 Software ini digunakan pada proses merancang box akrilik
pada casing alat.
Sumber : Penulis (2017)
135

4. 7. Penempatan Sistem Pendeteksi Kebakaran

Dalam menempatkan sistem pendeteksi kebakaran di Kantor

Kelurahan Wates perlu adanya pertimbangan tersendiri agar sistem

dapat beroperasi dengan baik dan sesuai dengan fungsinya.

Sistem ditempatkan di ruang arsip kelurahan yang bersebelahan

dengan ruang kerja staff kelurahan dan gudang dengan pertimbangan

pada lokasi tersebut dekat dengan ruang arsip, ruang kerja dan gudang

dimana terdapat dokmen-dokumen yang mudah terbakar dan barang-

barang berharga yang perlu diawasi dengan lebih ketat, pertimbangan

lainya karena lokasi penempatan sistem pendeteksi kebakaran tersebut

berada ditengah kantor kelurahan sehingga dapat mendeteksi kebakaran

pada area yang lebih luas.

Gambar 4.2 Denah Penempatan Sistem Pendeteksi Kebakaran di

Kantor Kelurahan Wates

Sumber : Penulis (2017)


136

4. 8. Perancangan Rangkaian

Gambar 4.3 Skema Rangkaian Sistem Pendeteksi Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)

4. 9. Desain Box Casing

Gambar 4.4 Rancangan Box Casing Sistem Sistem Pendeteksi


Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)


137

4. 10. Kesimpulan Hasil Analisis

Alat yang akan dirancang merupakan alat pendeteksi

kebakaran atau sistem pendeteksi kebakaran, sesuai dengan

kebutuhan yang ada maka diusulkan alat ini bekerja dengan prinsip

menerima masukan berupa api yang kemudian dideteksi oleh sensor

api KY-026 sehingga memberikan nilai nol sampai satu sebagai

parameter acuan untuk sistem menilai apakah ada api yang

terdeteksi atau tidak, masukan lainya berupa asap atau gas yang

dideteksi oleh sensor gas MQ2 dengan perhitungan tingkat

kepekatan partikel gas atau asap yang terdeteksi apakah lebih dari

150 ppm atau tidak jika lebih maka sistem akan membaca bahwa

telah terdeteksi adanya asap yang merupakan indikator adanya

kebakaran.

Setelah alat membaca adanya indikasi kebakaran berupa

adanya api, asap atau keduanya, maka alat akan memproses data

masukan lalu memberikan tindakan berupa memberikan peringatan

atas terjadinya kebakaran untuk pengguna dengan jarak yang dekat

berupa menyalanya Buzzer yang memberikan suara peringatan , juga

LCD yang menampilkan keadaan sekitar berdasarkan apa yang

dideteksi oleh kedua sensor yakni sensor api dan sensor asap, tidak

hanya itu alat ini juga dirancang untuk memberikan peringatan

terjadinya kebakaran dari jarak jauh melalui pesan singkat atau sms

peringatan kebakaran yang akan dikirimkan apabila alat mendeteksi


138

gejala adanya kebakaran, untuk pesan singkat peringatan sendiri

diklasifikasikan mejadi tiga yakni sms peringatan adanya asap, sms

peringatan terdeteksina api, dan sms peringatan terdeteksinya asap

juga api.

4.11. Kebutuhan Implementasi Sistem


Penambahan komponen dan pengaturan sistem dibutuhkan

dalam implementas sistem saat penggunaan di lapangan agar

sistem yang telah dibuat dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan

di lapangan, maka kebutuhan komponen dan pengaturan sistem

prototipe alarm kebakaran kebakaran berbasis mikrokontroller

Arduino UNO selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan sensor api dan asap yang lebih baik kualitasnya dan

lebih banyak disesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi

pemasangan sistem, penambahan jumlah sensor yang dipasang

dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat akurasi sistem dalam

mendeteksi kebakaran serta dapat menjadi cadangan apabila salah

satu sensor rusak untuk mendeteksi kebakaran dengan lebih

akurat.

Flame sensor 5 channel merupakan sensor api dengan 5

pendeteksi yang mampu mendeteksi api dengan sudut mencapai

120 drajat dan juga mendeteksi ap dengaan panjang 700-1100nm

sehngga lebih baik daripada sensor KY-026 yang digunakan pada


139

sistem.

Sensor Gas MQ-135 merupakan sensor untuk mendeteksi

beraneka ragam gas (sulfida benzena uap asap atau gas-gas

lainnya yang tidak sehat) dengan tngkat kepekaan dari 10 sampai

1000ppm.

2. Sumber daya sistem selain menggunakan adaptor juga disediakan

sumberdaya cadangan yakni sumber daya berupa baterai sejumlah

9 volt atau bahkan panel surya untuk mengntisipasi apabila listrik

padam maka sistem tetap dapat beroperasi.

3. Penambahan jumlah penerima sms peringatan kebakaran seperti

sms peringtan kepada pengguna dan kepada layanan sms center

pemadam kebakaran terdekat.

4. Penggunaan satu atau lebih pompa air yang ditempatkan pada

beberapa titik untuk memadamkan api, contohnya menggunkan

pompa air mini 12 VDC, merupakan pompa air mini yang biasa

digunakan dalam lomba robot pemadam api. Tegangan kerja

12VDC sehingga tidak membutuhkan terlalu banyak daya namun

tenaga yang dihasilkan cukup besar.

5. Penggunaan buzzer yang lebih besar sehingga suara alarm dapat

terdengar lebih jelas dan dari jarak yang lebih jauh.

Adapun proyeksi komponen yang diperlukan pada

implemenasi sistem di lapangan dapat dilhat pada tabel berkut :


140

Tabel 4.7 Kebutuhan Komponen pada Implementasi Sistem di Lapangan

Nama
No. Gambar Jumlah
Komponen
1. Sensor Gas 3
MQ-135

2. Flame 3
sensor 5
channel
141

3. Baterai 6
Eneloop
2000 mah

4. Pompa Air 4
Mini
12VDC

5. Buzzer 2
12V

Sumber : Penulis (2017)


BAB V
PERANCANGAN SISTEM

5. 1. Functional Design (Rancangan Fungsional)

5.1.1. Perancangan Prosedural

Pada perancangan sistem atau alat ini hal yang paling penting

adalah pembuatan alur proses. Flowchart adalah suatu bagan yang

menggambarkn alur proses dari data yang akan diproses. Adapun alur

prosesnya adalah sebagai berikut :

Gambar 5.1 Flowchart Sistem Pendeteksi Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)

142
143

5.1.2. Use Case Diagram

Merupakan pemodelan untuk kelakuan dan kebiasaan

(behaviour) sistem yang akan dibuat, didalamnya dideskripsikan

interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi

yang akan dibuat. Use Case Diagram digunakan untuk

mengetahui fungsi apa saja yang ada dalam sebuah sistem dan

objek apa saja yang berhak untuk menggunakan fungsi-fungsi

tersebut.

Gambar 5. 2 Use Case Diagram Sistem Pendeteksi Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)


144

5.1.3. Class Diagram

Diagram kelas atau Class Diagram adalah diagram statis.

Ini merupakan tampilan statis dari sistem, diagram kelas tidak

hanya digunakan untuk memvisualisasikan, menggambarkan dan

mendokumentasikan berbagai aspek dari suatu sistem, tetapi juga

untuk membangun kode executable dari sistem. Class Diagram

menunjukkan koleksi kelas, interface, asosiasi, kolaborasi dan

kendala.

Gambar 5.3 Class Diagram Sistem Pendeteksi Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)

5.1.4. Activity Diagram

Diagram Aktivitas atau acvtivity diagram

menggambarkan aliran kerja (workflow) atau aktivitas dari

sebuah sistem atau proses bisnis yang ada dalam perangkat lunak.
145

Activity diagram menggambarkan aktivitas sistem bukan apa

yang dilakukan aktor.

Gambar 5. 4 Activity Diagram Sistem Pendeteksi Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)

5.1.5. Statemachine Diagram

State Machine Diagram adalah teknik yang umum

digunakan untuk menggambarkan kebiasan sebuah sistem. Hal

ini digunakan untuk membantu analis, perancang dan

pengembang untuk memahami perilaku obyek pada sistem.


146

Simbol untuk state machine diagram adalah segiempat yang tiap

pojoknya dibuat rounded.

Gambar 5. 5 Statemachine Diagram Sistem Pendeteksi

Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)

5.1.6. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah suatu diagram yang

menggambarkan interaksi antar obyek dan mengindikasikan

komunikasi diantara obyek-obyek tersebut. Diagram ini juga

menunjukkan serangkaian pesan yang dipertukarkan oleh obyek-

obyek yang melakukan suatu tugas atau aksi tertentu.


147

Gambar 5.6 Sequence Diagram Sistem Pendeteksi Kebakaran

Sumber : Penulis (2017)

5. 2. Pembangunan Arsitektur Sistem

5.2.1. Desain Rangkaian

Untuk dapat merancang rangkaian ini,diperlukan

pengetahuan mengenai fungsi pin-pin atau konektor pada setiap

bagian komponen yang kan digunkan, sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam mengInput data ke mikrokontroller yang

terdapat pada Aruino Uno.


148

5.2.1.1. Arduino Uno Pinout

Gambar 5.7 Konektor Kofigurasi Arduino Uno

Sumber : www.Arduino.cc

(diakses pada tanggal 17/02/2017 Pukul 17.50)

Tabel 5.1 Fungsi Konektor Arduino Uno

Nama Pin /
No. Fungsi
Konektor
1. Vin Dihubungkan ke sumber tegangan 5V
2. Gnd / Ground Dihubungkan ke ground
3. Pin Analog A0-A5 Dihubungkan ke Perangkat Input atau
Output Analog
4. PWM Pin Output PWM 8-bit dengan menggunakan
3,5,6,9,10,11 fungsi AnalogWrite()
5. Serial RX Pin 2 Menerima (RX) data serial
6. Serial PX Pin 1 Mengirim (PX) data serial
7. SPI Pin 10,11,12,13 Komunikasi SPI dengan menggunakan
SPI Library
8. Pin Digital Dihubungkan ke Perangkat Input atau
Output Digital

Sumber : Penulis (2017)


149

5.2.1.2. Sensor Api KY-026 Pinout

Gambar 5.8 Konektor Kofigurasi Sensor Api KY-026

Sumber : Penulis (2017)

(diakses pada tanggal 22/02/2017 Pukul 13.00)

Tabel 5.2 Fungsi Konektor Sensor Api KY-026

Nama Pin /
No. Fungsi
Konektor
1. Vcc Dihubungkan ke sumber tegangan
5V
2. Gnd / Ground Dihubungkan ke ground
3. DO Dihubungkan ke pin Digital pada
Arduino
4. AO Dihubungkan ke pin Analog pada
Arduino namun pada alat ini
tudak digunakan

Sumber : Penulis (2017)


150

5.2.1.3. Sensor Asap MQ2 Pinout

Gambar 5.9 Konektor Kofigurasi Sensor Asap MQ2

Sumber : Penulis (2017)

Tabel 5.3 Fungsi Konektor Sensor Asap MQ2

Nama Pin /
No. Fungsi
Konektor

1. Output Dihubungkan ke pin Analog A0

pada Arduino

2. Vcc Dihubungkan ke sumber

tegangan 5V

3. Gnd / Ground Dihubungkan ke ground

Sumber : Penulis (2017)


151

5.2.1.4. Modul GSM 900A Pinout

Gambar 5.10 Konektor Kofigurasi Modul GSM 900A

Sumber : Penulis (2017)

(diakses pada tanggal 17/02/2017 Pukul 17.30)

Tabel 5.4 Fungsi Konektor Modul GSM 900A

No. Nama Pin / Konektor Fungsi


1. Vin (5V) Dihubungkan ke sumber tegangan 5V
2. Gnd / Ground Dihubungkan ke ground
3. RXD Dihubungkan ke Arduino pin 8
Digital
4. TXD Dihubungkan ke Arduino pin 7
Digital
5. Vinterface Dihubungkan ke Arduino dan Input
volt positif
6. Gnd Dihubungkan ke Arduino dan Input
ground

Sumber : Penulis (2017)


152

5.2.1.5. Buzzer Pinout

Gambar 5.11 Konektor Kofigurasi Buzzer

Sumber : Penulis (2017)

Tabel 5.5 Fungsi Konektor Buzzer

Nama Pin /
No. Fungsi
Konektor
Dihubungkan ke Arduino
1. Vcc dan Input volt positif

2. Gnd / Ground Dihubungkan ke ground


Sumber : Penulis (2017)

5.2.1.6. LCD Pinout

Gambar 5.12 Konektor Kofigurasi Modul I2C

Sumber : https://electrosome.com/interfacing-lcd-with-pic-

microcontroller-hi-tech-c/ (diakses pada tanggal 17/02/2017 Pukul

17.30)
153

Tabel 5.6 Fungsi Konektor LCD

No. Simbol Nilai Fungsi

1. Vss - Power supply 0 volt (ground)

2. Vdd/Vcc - Power supply Vcc

3. V0 - Seting kontras

4. RS 0/1 0: intruksi Input / 1: data Input

0: tulis ke LCD / 1: membaca dari

5. R/W 0/1 LCD

6. E 0-->1 Mengaktifkan sinyal

7. DB0 0/1 Data pin 0

8. DB1 0/1 Data pin 1

9. DB2 0/1 Data pin 2

10. DB3 0/1 Data pin 3

11. DB4 0/1 Data pin 4

12. DB5 0/1 Data pin 5

13. DB6 0/1 Data pin 6

14. DB7 0/1 Data pin 7

Power 5 Volt (Vcc) Lampu latar

15. BLA - (jika ada)

Power 0 Volt (ground) Lampu latar

16. BLK - (jika a

Sumber : Penulis (2017)


154

5.2.1.7. Modul I2C Pinout

GNDV
CC
SDA
SCL

Gambar 5.13 Konektor Kofigurasi Modul I2C

Sumber : Penulis (2017)

Tabel 5.7 Fungsi Konektor Modul I2C

Nama Pin /
No. Fungsi
Konektor

1. Vcc Dihubungkan ke sumber tegangan


5V

2. Gnd / Ground Dihubungkan ke ground

3. SDA Merupakan I2C data dan


dihubungkan ke pn Analog A4 pada
Arduino
155

4. SCL Merupakan I2C clock dan


dihubungkan ke pin Analog A5 pada
Arduino

Sumber : Penulis (2017)

5.2.2. Langka-langkah Pembuatan Rangkaian

Sebelum merakit sistem, dibuat terlebih dahulu desain

rangkaian untuk menjadi cetak biru acuan dari perancangan

sistem nantiya.

Gambar 5.14 Blok Diagram Sistem

Sumber : Penulis (2017)


156

Gambar 5.15 Skema Rangkaian

Sumber : Penulis (2017)

5.2.3. Langkah-langkah Perakitan Rangkaian

Perakitan rangkaian dilaksanakan setelah analisis dan

desain sistem selesai, langkah awal perakitan rangkaian adalah

pembuatan Prototipe dengan menerapkan desain yang sudah ada

pada breadboard, Proses ini merupakan proses awal untuk

menganalisis kinerja dari rangkaian dan proses pencarian

kekurangan serta kesalahan rangkaian sebelum dirangkai secara

permanen pada PCB.


157

Gambar 5.16 Perakitan Rangkaian pada Breadboard

Sumber : Penulis (2017)

Langkah selanjutnya adalah membuat casing sistem

berupa box akrilik, desain box akrilik yang sudah dibuat

menggunakan corel draw, selanjutnya dicetak dengan print laser

sehingga didapatkan akrilik yang sudah berlubang sesuai

desainnya yang kemudian dirangkai menjadi box akrilik untuk

diguakan sebagai casing dari sistem, pencetakan box acrylic

sendiri dilakukan dengan laser khusus untuk akrilik hal ini

bertujuan untuk mendapatkan ukuran lubang dan box yang sesuai

dengan sistem yang akan dibuat, sedangkan proses pencetakan


158

box akrilik sendiri dilakukan bengkel laser akrilik di Jl. Ahmad

Yani Kota Bandung.

Gambar 5.17 Perangkaian Akrilik sebagai Casing Sistem

Sumber : Penulis (2017)

Langkah selanjutnya pemasangan komponen pada PCB

secara permanen , PCB sendiri dibuat secara custom dengan

membuat desain PCB pada software Eagle lalu dicetak menjadi

PCB yang siap dirangkai, pencetakan PCB sendiri dilakukan di

Spectra Bandung.
159

Gambar 5.18 Bagian Atas Pemasangan Komponen pada PCB

Sumber : Penulis (2017)


160

Gambar 5.19 Bagian Bawah Pemasangan Komponen pada PCB

Sumber : Penulis (2017)

Box akrilik yang telah dirangkai tadi kemudian dipasangi

komponen-komponen sesuai dengan desain yang telah dibuat, pada

bagian atas dipasang komponen antara lain sensor suhu, sensor asap,

LCD, LED, tombol reset peletakan komponen-komponen tersebut

didesain sesuai dengan fungsi komponen pada sistem nantinya.


161

Gambar 5.20 Pemasangan Komponen Sensor dan LCD pada Casing

Sistem

Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.21 Pemasangan Komponen pada Casing Sistem Bagian

Atas

Sumber : Penulis (2017)


162

Gambar 5.22 Pemasangan Komponen Arduino dan Modul GSM

SM900 A pada Casing Sistem Bagian Bawah

Sumber : Penulis (2017)

Sistem yang telah lengkap komponennya lalu dilakukan

pengujian untuk memastikan apakah seluruh komponen dalam sistem

berfungsi dengan baik.

Gambar 5.23 Hasil Perakitan Sistem Bagian Atas

Sumber : Penulis (2017)


163

Gambar 5.24 Hasil Perakitan Sistem Bagian Bawah

Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.25 Hasil Perakitan Sistem ketika Pengujian

Sumber : Penulis (2017)

5.2.4. Pemrograman Pada Arduino

Setelah pemasangan dan perangkaian alarm kebakaran tersebut,

agar rangkaian dapat berjalan sesai dengan yang diinginkan, maka


164

penulis membuat program pada software IDE Arduino yaitu software

bawaan dari Arduino. Software IDE Arduino berfungsi sebagai uploder

program ke mikrokontoler yng tertanam pada Arduino Uno. Beikut

merupakan brisk ode program (sketch) untuk diupload pada

mikrokontroler :

//----------------------Modul GSM------------------------//

#include <SerialGSM.h>

#include <SoftwareSerial.h>

SerialGSM cell(11,10);

//----------------------LCD I2C------------------------------//

#include <Wire.h>

#include <LCD.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#define I2C_ADDR 0x3f

#define En_pin 2

#define Rw_pin 1

#define Rs_pin 0

#define D4_pin 4

#define D5_pin 5

#define D6_pin 6

#define D7_pin 7

#define BACKLIGHT 3
165

LiquidCrystal_I2C

lcd(I2C_ADDR,En_pin,Rw_pin,Rs_pin,D4_pin,D5_pin,D6_pin,D7_p

in);

//-----------------------MQ-2-------------------------------//

int pin = A0;

int mq2 = 0;

int StateMq2 = 0 ;

int LastStateMq2 = 0;

//-----------------------IR--------------------------------//

const int IR = 2;

int IRV = 0;

int StateIR = 0 ;

int LastStateIR = 0;

//-----------------------------------------------------------//

const int buz = 9;

const int hij = 12;

const int mer = 13;

void setup(){
166

pinMode(buz, OUTPUT);

pinMode(hij, OUTPUT);

pinMode(mer, OUTPUT);

Serial.begin(9600);

Serial.flush();

lcd.begin (16,2);

lcd.setBacklightPin(BACKLIGHT,POSITIVE);

lcd.setBacklight(HIGH);

//mq2.begin();

//--------------------Inisiasi GSM-------------------------------//

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" INISIASI ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(" MODUL GSM ");

cell.begin(9600);

cell.Verbose(true);

cell.Boot();

cell.FwdSMS2Serial();

cell.Rcpt("+6282359410600");

cell.Message("Inisiasi Selesai");

cell.SendSMS();

//cell.DeleteAllSMS();
167

//----------------------Inisiasi LCD-------------------------------//

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" SKRIPSI ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("ALARM KEBAKARAN");

delay(5000);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" ANGGIT BAYU P. ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print(" NIM : 13200001 ");

delay(5000);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print(" SENSOR SEDANG ");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("PEMANASAN (^_^)");

delay(5000);

lcd.clear();

digitalWrite(buz, 0);

void loop(){

//--------------------Baca Sensor-----------------------------//
168

/*float* values = mq2.read(false);

lpg = mq2.readLPG();

co = mq2.readCO();

smoke = mq2.readSmoke();*/

IRV = digitalRead(IR);

mq2 = analogRead(pin);

if(IRV == 1){

StateIR = 1;

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

else{

StateIR = 0;

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

if(mq2 > 150 && mq2 < 200){

StateMq2 = 1;

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);
169

digitalWrite(hij,0);

else if(mq2 > 200){

StateMq2 = 2;

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

else{

StateMq2 = 0;

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

//------------------Logika Program-------------------------//

if(StateIR != LastStateIR || StateMq2 != LastStateMq2){

if(StateMq2 == 1 && StateIR == 1){

delay(1000);

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("ASAP TERDETEKSI!");
170

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("API TERDETEKSI!");

cell.FwdSMS2Serial();

cell.Rcpt("+6282359410600");

cell.Message("ASAP TERDETEKSI !!! TERDETEKSI

KEBAKARAN API !!!");

cell.SendSMS();

cell.DeleteAllSMS();

delay(1000);

else{

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

if(StateMq2 == 2 && StateIR == 1){

delay(1000);

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("API TERDETEKSI!");

lcd.setCursor(0,1);
171

lcd.print("GAS TERDETEKSI!");

cell.FwdSMS2Serial();

cell.Rcpt("+6282359410600");

cell.Message("GAS TERDETEKSI !!! TERDETEKSI

KEBAKARAN API !!!");

cell.SendSMS();

cell.DeleteAllSMS();

delay(1000);

else{

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

if(StateMq2 == 1 && StateIR == 0){

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("ASAP TERDETEKSI!");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("API Tdk Trdetksi");


172

cell.FwdSMS2Serial();

cell.Rcpt("+6282359410600");

cell.Message("ASAP TERDETEKSI!!! Tidak Terdeteksi

API !!!");

cell.SendSMS();

cell.DeleteAllSMS();

delay(1000);

else{

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

if(StateMq2 == 2 && StateIR == 0){

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("GAS TERDETEKSI!");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("API Tdk Trdetksi");

cell.FwdSMS2Serial();
173

cell.Rcpt("+6282359410600");

cell.Message("GAS TERDETEKSI!!! Tidak Terdeteksi

API !!!");

cell.SendSMS();

cell.DeleteAllSMS();

delay(1000);

else{

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

if(StateMq2 == 0 && StateIR == 1){

delay(2000);

if(StateMq2 == 0 && StateIR == 1){

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Asap Tdk Trdtksi");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("API TERDETEKSI !");


174

cell.FwdSMS2Serial();

cell.Rcpt("+6282359410600");

cell.Message("TERDETEKSI KEBAKARAN API !!!

Tidak Terdeteksi Asap !!!");

cell.SendSMS();

cell.DeleteAllSMS();

delay(1000);

}}

else{

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

if(StateMq2 == 0 && StateIR == 0){

digitalWrite(buz,0);

digitalWrite(mer,0);

digitalWrite(hij,1);

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Tdk Trdtksi ASAP");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Tdk Trdtksi API ");

}
175

LastStateIR = StateIR;

LastStateMq2 = StateMq2;

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Tdk Trdtksi Asap");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("Tdk Trdtksi API ");

//------------------Serial Monitor----------------------------//

Serial.print("sensor = ");

Serial.print(IRV);

Serial.print("\t");

Serial.print("\t");

Serial.print(mq2);

Serial.print("\t");

Serial.print("\t");

Serial.print(StateIR);

Serial.print("\t");

Serial.print("\t");

Serial.println(StateMq2);

delay(100);

}
176

5.2.5. Pembahasan Rangkaian

Pembahasan dari rancangan alat yang dibuat tersusun dari

bebrapa komponen dan akan dibahas menurut fungsinya masing-

masing komponen, sehingga lebih mudah untuk dipahami.

Adapun pembahasan komponen yang akan dijelaskan disini

hanya bagian-bagian inti saja yang mendukung sistem kerja dari

alat yang dirancang.

1. Fungsi Arduino Uno

Arduino Uno dalam alat ini digunakan sebagai pusat

kontrol komponen, konektor tiap komponen dan pengatur

logika kerja dari alat, adalah sebuah board mikrokontroler

yang berbasis ATmega 328. Arduino memiliki 14 pin

Input/Output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai Output

PWM, 6 Analog Input, crystal osilator 16 Mbps, koneksi USB,

jack power, kepala ICSP, dan tombol reset.

2. Fungsi Mikrokontroler ATmega328

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer

fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung

sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

program, atau keduanya), dan perlengkapan Input Output.

Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika


177

Digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali

dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara

khusus, mikrokontroller menjadi pusat dan pengatur sistem.

Pada alat ini mikrokontroler ATmega328 digunakan sebagai

pusat logika alat, dimana program untuk mendeteksi

kebakaran disimpan dan dijalankan.

3. Fungsi Sensor Api KY-026

Flame Sensor adalah Sensor yang digunakan untuk

mendeteksi adanya Api, prinsip kerja Flame sensor ini adalah

mendeteksi Radiasi InfraRed dari Api yang menyala, Modul

ini sensitif terhadap api dan radiasi. Hal ini juga dapat

mendeteksi sumber cahaya biasa di kisaran panjang

gelombang 760nm-1100 nm.

4. Fungsi Sensor Gas MQ-2

Sensor MQ2 tergolong pada keluarga sensor gas

Analog. Dimana untuk pada alat ini sensor MQ2 digunakan

untuk mendeteksi adanya asap atau kebocoran gas di kantor

Kelurahan Wates. Sensor MQ2 juga dapat mendeteksi gas

LPG, i-butane, Propana, Metana, Alkohol, Hidrogen, serta

Asap atau CO. Sensor ini memiliki sensitivitas yang tinggi dan
178

waktu respon yang cepat , sensitivitas terhadap gas yang

diukur dapat disesuaikan dengan memutar trimpot.

5. Fungsi Modul GSM 900A

Modul GSM 900 A merupakan perangkat yang dapat

menggantikan fungsi dari handphone. Untuk komunikasi data

antara sistem Arduno via jaringan seluler, maka digunakan

Modul GSM SIM900 A yang difungsikan sebagai media

pengirim dan penerima SMS (Short Message Service). Pada

alat ini Modul GSM 900Adigunakan sebagai perngkat Output

untuk memberitahukan pengguna apabila terdeteksi

kebakaran.

6. Fungsi Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang

berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran

suara, maka pada alat ini buzzer digunakan untuk memberikan

peringatan atas terdeteksinya kebakaran. Pada dasarnya

prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi

buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada

diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus

sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik

ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas


179

magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka

setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma

secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang

akan menghasilkan suara.

7. Fungsi Resistor 1K Ω

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang

selalu digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena

bisa berfungsi sebagai pengatur atau untuk membatasi jumlah

arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan resistor,

arus listrik dapat didistribusikan sesuai dengan kebutuhan.

8. Fungsi LCD

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan sebuah

teknologi layar Digital yang menghasilkan citra pada sebuah

permukaan yang rata (flat) dengan memberi sinar pada kristal

cair dan filter berwarna, yang mempunyai struktur molekul

polar, diapit antara dua elektroda yang transparan. Bila medan

listrik diberikan, molekul menyesuaikan posisinya pada

medan, membentuk susunan kristalin yang mempolarisasi

cahaya yang melaluinya. Pada alt ini LCD digunakan untuk

memberikan peringatan terdeteksinya kebakaran secara visual.

9. Fungsi Modul I2C


180

Inter-Intergrated Circuit (I2C) Produk ini didesain

untuk meminimalkan penggunaaan pin pada saat

menggunakan display LCD 16x2. Normalnya sebuah LCD

16x2 akan membutuhkan sekurang-kurangnya delapan pin

Arduino dan sebuah potensiometer untuk dapat diaktifkan,

sehingga dengan I2C alat ini cukup menggunakan 4 pin pada

Arduino.

10. Fungsi Adaptor 7 Volt

Adaptor adalah salah satu sumber tegangan DC yang

sering kita jumpai dalam perangkat rumah tangga. Penggunaan

adaptor ini diantaranya sebagai pemberi sumber tegangan

laptop dan perangkat elektronika yang lain. Pada alat ini

adaptor digunakan untuk sumber listrik utama. Adaptor pada

alat ini berfungsi untuk menurunkan tegangan AC PLN dari

220 volt kemudian mengubahnya menjadi tegangan DC

sehingga meminimalisir rusaknya alat karena tegangan listrik

yang tidak stabil.

11. Fungsi PCB

Printed circuit board (PCB) adalah sebuah papan yang

di penuhi dengan sirkuit dari logam yang menghubungkan

komponen elektronik yang berada di atasnya satu sama lain,


181

rangkaian pcb juga memiliki jalur-jalur konduktor yang

terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan

komponen lainnya.

12. Fungsi Kabel Jumper

Pada alat ini kabel jumper berfungsi sebagai

penghubung antar komponen.

13. Fungsi Box Akrilik

Box akrilik digunakan sebagai casing dari alat sistem

alarm kebakaran ini, fungsinya untuk melindungi komponen-

komponen dari lingkungan luar yang mungkin dapat merusak

komponen.

5. 3. Cara Kerja Objek Teknologi

Alat yang akan dirancang merupakan alat pendeteksi kebakaran

atau alarm kebakaran, sesuai dengan kebutuhan yang ada maka alat ini

bekerja dengan prinsip menerima masukan berupa api yang kemudian

dideteksi oleh sensor api KY-026 sehingga memberikan nilai nol sampai

satu sebagai parameter acuan untuk sistem menilai apakah ada api yang

terdeteksi atau tidak, masukan lainya berupa asap atau gas yang

dideteksi oleh sensor gas MQ2 dengan perhitungan tingkat kepekatan

partikel gas atau asap yang terdeteksi apakah lebih dari 150 ppm dan

kurang dari 200 ppm sistem akan memberikan perigatan kebakaran


182

berupa terdeteksinya asap dan jika sistem mendeteksi konsentrasi gas

di atas 200 ppm maka sistem akan membaca bahwa telah terdeteksi

adanya gas yang merupakan indikator adanya kebakaran.

Setelah alat membaca adanya indikasi kebakaran berupa danya

api atau asap maka alat akan memproses data masukan lalu memberikan

tindakan berupa memberikan peringatan atas terjadinya kebakaran

untuk pengguna dengan jarak yang dekat berupa menyalanya buzzer

yang memberikan suara peringatan , juga LCD yang menampilkan

keadaan sekitar berdasarkan apa yang dideteksi oleh kedua sensor yakni

sensor api dan sensor asap, tidka hanya itu alat ini juga dirancang untuk

memberikan peringatan terjadinya kebakran dari jarak jauh melalui

pesan singkat atau sms peringatan kebakaran yang akan dikirimkan

apabila alat mendeteksi gejala adanya kebakaran, untuk pesan sendiri

diklasifikasikan mejadi tiga yakni sms peringatan adanya asap, sms

peringatan terdeteksinya api, dan sms peringatan terdeteksinya asap

juga api.

Perancangan alarm kebakaran di Kelurahan Wates dibuat

menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendeteksi adanya indikator

terjadinya kebakaran yakni adanya Api dan Asap, maka pada alat

pendeteksi kebakaran ini menerima masukan berupa api yang kemudian

dideteksi oleh sensor api KY-026 sehingga memberikan nilai nol sampai

satu sebagai parameter acuan untuk sistem menilai apakah ada api yang

terdeteksi atau tidak.


183

Masukan berupa asap atau gas yang dideteksi oleh sensor gas

MQ2 dengan perhitungan tingkat kepekatan partikel gas atau asap yang

terdeteksi apakah lebih dari 150 ppm dan kurang dari 200 ppm sistem

akan memberikan perigatan kebakaran berupa terdeteksinya asap dan

jika sistem mendeteksi konsentrasi gas di atas 200 ppm maka sistem

akan membaca bahwa telah terdeteksi adanya gas yang merupakan

indikator adanya kebakaran.

Pada alat pendeteksi kebakaran ini dirancang untuk memberikan

peringatan atas terjadinya kebakaran untuk pengguna dengan jarak

yang dekat berupa menyalanya buzzer yang memberikan suara

peringatan , juga LCD yang menampilkan keadaan sekitar berdasarkan

apa yang dideteksi oleh kedua sensor yakni sensor api dan sensor asap,

tidak hanya itu alat ini juga dirancang untuk memberikan peringatan

terjadinya kebakran dari jarak jauh melalui pesan singkat atau sms

peringatan kebakaran yang akan dikirimkan apabila alat mendeteksi

gejala adanya kebakaran, untuk pesan sendiri diklasifikasikan mejadi

tiga yakni sms peringatan adanya asap, sms peringatan terdeteksina api,

dan sms peringatan terdeteksinya asap juga api.

Untuk keluaran sistem sendiri sistem memang dirancang untuk

memberikan peringatan baik jarak dekat maupun peringatan dari jarak

jauh, tidak dirancang untuk langsung mematikan sumber api dengan

kipas pemadam ataupun semprotan atau siraman air. Sistem dirancang

demikian karena tidak semua kebakaran dapat ditangani dengan kipas


184

pemadam ataupun semprotan atau siraman air dikhawatirkan tindakan

menyemprotkan air atau meniupkan angin justru akan memperparah

atau memperbesar kebakaran yang terjadi.

5. 4. Pengujian dan Hasil Pengujian

Pengujian langsung akan dilakukan pada setiap subsistem,

masing-masing kondisi akan diuji coba melalui sistem yang telah

dirancang, pengujian sendiri dilakukan didalam ruangan.

5. 1. Pengujian Pada Sensor Asap MQ-2

Pengujian pada sensor asap sistem pendeteksi kebakaran

ini akan dilakukan pada empat kondisi berbeda dimana sebagai

pertimbangan sistem mendeteksi ada atau tidak adanya asap

dimana titik asap berupa hasil pembakaran diletakan 30 cm dari

alat, dan tingkat intensitas cahaya dimana pegujian dilakukan

pada saat intensitas cahaya cukup dengan adanya cahaya lampu

dan pada saat intensitas cahaya kurang pada saat lampu

dimatikan, dengan pertimbangan bahwa sistem akan digunakan

selama dua puluh jam sehari dimana kondisi dengan intensitaas

cahaya kurang pun mungkin terjadi.


185

Gambar 5.26 Pengujian Sensor Asap pada Keadaan Intensitas


Cahya Cukup
Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.27 Pengujian Sensor Asap pada Keadaan Intensitas


Cahya Kurang
Sumber : Penulis (2017)
186

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Sensor Asap MQ2

Hasil yang
Kondisi diharapkan Hasil Pengujian
No. Asap Cahaya Sensor Ket.
(MQ-2) Asap
1 Ada >150 Cukup On Sensor mendeteksi Berhasil
ppm danya asap
2 Ada >200 Kurang On Sensor mendeteksi Berhasil
ppm danya gas
1 Ada >150 Kurang On Sensor mendeteksi Berhasil
ppm danya asap
2 Ada >200 Cukup On Sensor mendeteksi Berhasil
ppm danya gas
3 Tidak Ada Cukup Off Sensor tidak Berhasil
mendeteksi adanya asap
4 Tidak Ada Kurang Off Sensor tidak Berhasil
mendeteksi adanya asap

Sumber : Penulis (2017)

5. 2. Pengujian Pada Sensor Api KY-026

Pengujian pada sensor api sistem pendeteksi kebakaran ini akan

dilakukan pada empat kondisi berbeda dimana sebagai

pertimbangan sistem mendeteksi ada atau tidak adanya api

dimana titik api berupa lilin diletakan dengan jarak 50 cm dari

alat, dan tingkat intensitas cahaya dimana pegujian dilakukan

pada saat intensitas cahaya cukup dengan adanya cahaya lampu

dan pada saat intensitas cahaya kurang pada saat lampu

dimatikan, dengan pertimbangan bahwa sistem akan digunakan

selama dua puluh empat jam sehari dimana kondisi dengan

intensitaas cahaya kurang pun mungkin terjadi.


187

Gambar 5.28 Pengujian Sensor Api pada Keadaan Intensitas Cahya

Cukup

Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.29 Pengujian Sensor Api pada Keadaan Intensitas


Cahya Kurang
Sumber : Penulis (2017)
188

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Sensor Api KY-026

No. Kondisi Hasil yang Hasil Pengujian Ket.


diharapkan

Api Cahaya Sensor Api


(KY-026)
1 Ada Cukup On Sensor Berhasil
mendeteksi
danya api
2 Ada Kurang On Sensor Berhasil
mendeteksi
danya api
3 Tidak Ada Cukup Off Sensor tidak Berhasil
mendeteksi
danya api
4 Tidak Ada Kurang Off Sensor tidak Berhasil
mendeteksi
danya api
Sumber : Penulis (2017)

5. 3. Pengujian Pada Modul GSM SIM900A

Pengujian pada modul GSM SIM 900A sistem pendeteksi

kebakaran ini akan dilakukan pada enam kondisi berbeda dimana

sebagai pertimbangan sistem mendeteksi ada atau tidak adanya

asap, sistem mendeteksi ada atau tidak adanya asap dan tingkat

intensitas cahaya dimana pegujian dilakukan pada saat intensitas

cahaya cukup dengan adanya cahaya lampu dan pada saat

intensitas cahaya kurang pada saat lampu dimatikan, dengan

pertimbangan bahwa sistem akan digunakan selama duapuluh

empat jam sehari dimana kondisi dengan intensitas cahaya

kurang pun mungkin terjadi.


189

Pengukuran waktu diterimanya sms dengan menggunakan

stopwatch pada telepon genggam, sedangkan untuk kartu

provider yang digunakan pada modul GSM SIM900A saat

pengujian adalah kartu Indosat dengan pertimbangan memiliki

sinyal yang cukup di tempat pengujian.

Gambar 5.30 Screenshoot SMS Peringatan Kebakaran Hasil

Pengujian Modul GSM SIM 900A

Sumber : Penulis (2017)


190

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Modul GSM SIM900A pada Keadaan

Intensitas Cahaya Kurang

Hasil yang
Kondisi
diharapkan
Hasil Pengujian
No. Asap Api SMS Waktu Ket.
Penerimaan
(MQ-2) (KY- SMS
026)
1 Ada Ada On 1 detik Diterima Berhasil
sms "ASAP
TERDETEKSI !!!
TERDETEKSI
KEBAKARAN
API !!! " dalam
waktu 1 detik
2 Ada Tidak On 1.5 detik Diterima Berhasil
Ada sms "ASAP
TERDETEKSI !!!
Tidak Terdeteksi
Api !!! " dalam
waktu 1,5 detik
3 Tidak Ada Off 1 detik Diterima sms " Berhasil
Ada TERDETEKSI
KEBAKARAN
API
Tisak Terdeteksi
Asap!!! " dalam
waktu 1 detik
4 Tidak Tidak Off Tidak ada Tidak ada SMS Berhasil
Ada Ada sms

Sumber : Penulis (2017)


191

Tabel 5.11 Hasil Pengujian Modul SMS GSM SIM900A pada

Keadaan Intensitas Cahaya Cukup

Kondisi Hasil yang diharapkan

Asap Api SMS Waktu Hasil Pengujian


No. Ket.
(MQ-2) (KY-026) Penerimaan
SMS

1 Ada Ada On 1.5 detik Diterima sms "ASAP Berhasil

TERDETEKSI !!!

TERDETEKSI

KEBAKARAN API

!!! "

2 Ada Tidak On 2 detik Diterima sms "ASAP Berhasil

Ada TERDETEKSI !!!

Tidak Terdeteksi Api

!!! "

3 Tidak Ada Off 1 detik Diterima sms " Berhasil

Ada TERDETEKSI

KEBAKARAN API

Tisak Terdeteksi

Asap!!! "

4 Tidak Tidak Off Tidak ada sms Tidak ada SMS Berhasil

Ada Ada
192

Sumber : Penulis (2017)

5. 4. Pengujian Pada Komponen Sistem Lainya

Pengujian pada komponen sistem lainya dilakukan pada

kondisi cahaya yang cukup, komponen-komponen yang diuji

diantaranya Buzzer, LED merah, LED hijau, Tombol Reset dan

LCD, pengujian dilakukan dengan menerapkan kondisi-kondisi

sesuai dengan kemungkinan yang terdapat pada program sistem.

Tabel 5.12 Hasil Pengujian Komponen Sistem Lainya

No. Nama Pengujian Hasil yang Hasil Ket.


Komponen diharapkan Pengujian

1 Buzzer Sensor Api On On Berhasil


mendeteksi
adanya api

2 Buzzer Sensor Asap On On Berhasil


mendeteksi
adanya asap

3 Buzzer Sensor Asap Off Off Berhasil


dan Api tidak
mendeteksi
adanya asap
dan api

4 LED Hijau Sensor Asap On On Berhasil


dan Api tidak
mendeteksi
193

adanya asap
dan api

5 LED Hijau Sensor Asap Off Off Berhasil


dan Api
mendeteksi
adanya asap
dan api

6 LED Sensor Asap Off Off Berhasil


Merah dan Api tidak
mendeteksi
adanya asap
dan api

7 LED Sensor Asap On On Berhasil


Merah dan Api
mendeteksi
adanya asap
dan api

8 Tombol Alat dalalm Sistem Sistem Berhasil


Reset keadaan melakukan melakukan
Hidup restart restart

9 LCD Alat saat LCD LCD Berhasil


dihidupkan menampilkan menampilk
keterangan an
tentang alat keterangan
tentang alat
194

10 LCD Alat dalam LCD tidak LCD tidak Berhasil


keadaan menampilkan menampilk
hidup dan status an status
tidak terdeteksinya terdeteksiny
mendeteksi asap atau api a asap atau
asap dan api api

11 LCD Alat dalam LCD LCD Berhasil


keadaan menampilkan menampilk
hidup dan status an status
mendeteksi terdeteksinya ASAP
adanya asap asap dan api TERDETE
dan api KSI! API
TERDETE
KSI!

12 LCD Alat dalam LCD LCD Berhasil


keadaan menampilkan menampilk
hidup dan status an status
mendeteksi terdeteksinya ASAP
adanya asap asap TERDETE
KSI! API
Tdk
Trdetksi

13 LCD Alat dalam LCD LCD Berhasil


keadaan menampilkan menampilka

hidup dan status n status Asap


Tdk Trdtksi
mendeteksi terdeteksinya
API
adanya api asap dan api
TERDETEK
SI!

Sumber : Penulis (2017)


195

Gambar 5.31 Tampilan Sistem saat Inisiasi Modul GSM SIM900 A

Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.32 Tampilan Awal Sistem


196

Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.33 Tampilan Identitas Penulis pada Sistem

Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.34 Tampilan Sistem saat Tidak Mendeteksi Asap dan Api

Sumber : Penulis (2017)


197

Gambar 5.35 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Asap dan Tidak


Mendeteksi Api
Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.36 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Api dan Tidak


Mendeteksi Asap
Sumber : Penulis (2017)
198

Gambar 5.37 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Api dan

Mendeteksi Asap

Sumber : Penulis (2017)

Gambar 5.38 Tampilan Sistem saat Tidak Mendeteksi Api dan Mendeteksi
Gas
Sumber : Penulis (2017)
199

Gambar 5.39 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Api dan Mendeteksi Gas
Sumber : Penulis (2017)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, perancangan dan realisasi alat serta pengujian

secara menyeluruh terhadap sistem pendeteksi kebakaran dapat diambil

berbagai kesimpulan sebagai berikut :

1. Cara penaganan kebakaran berbeda-beda tergantung pada tipe

kebakaran itu sendiri, dan penanganan terbaik adalah dengan

mengetahui kebakaran secepat mungkin baru kemudian melakukan

pemdaman sesuai tipe kebakaran yang terjadi.

2. Setelah penulis melakukan penelitian melalui tahap perancangan,

implementasi dan pengujian baik dari sisi perangkat input maupun

perangkat output, maka didapat kesimpulan bahwa secara keseluruhan

sistem pendeteksi kebakaran telah berhasil beroperasi dengan baik, baik

pada kondisi pengujian dengan lingkungan berintensitas cahaya cukup

maupun pada kondisi pengujian dengan lingkungan berintensitas

cahaya kurang. Sistem mampu mendeteksi gejala-gejala kebakaran

dengan baik, baik gejala kebakaran berupa api maupun asap dan

berhasil memberikan peringatan bahaya melalui layanan sms ketika

terjadi kebakaran dalam ruangan.

3. Kemampuan sistem dalam mendeteksi kebakaran dipengaruhi oleh

sensor yang dipakai, yakni sensor asap hanya mendeteksi asap jika

200
201

konsentrasi gas senilai 150ppm, sedangkan sensor api mendeteksi api

dengan jarak terbatas sampai 100 cm.

4. Dalam praktiknya kemampuan mendeteksi adanya api maupun asap tidak

terpengaruh oleh intensitas cahaya karena dalam keadaan intensitas

cahaya yang cukup pada lingkungan sistem maupun dalam keadaan

intensitas cahaya yang kurang lingkungan sistem, sistem tetap dapat

mendeteksi gejala-gejala kebakaran dengan baik sedangkan kecepatan

pengiriman SMS peringatan kebakaran dipengaruhi oleh sinyal.

6. 2. Saran

Setelah dilakukan pengujian prototipe sistem dan diperoleh

kesimpulan yang tidak lepas dari kekurangan, maka saran untuk

pengembangan prototipe alarm kebakaran kebakaran berbasis

mikrokontroller Arduino UNO selanjutnya adalah sebagai berikut:

6. Penggunaan sensor api dan asap yang lebih baik kualitasnya dan

lebih banyak untuk mendeteksi kebakaran dengan lebih akurat.

7. Sumber daya sistem selain menggunakan adaptor juga disediakan

sumberdaya cadangan yakni sumber daya berupa baterai 9 volt atau

bahkan panel surya untuk mengntisipasi apabila listrik padam maka

sistem tetap dapat beroperasi.

8. Penambahan jumlah penerima sms peringatan kebakaran seperti

sms peringtan kepada pengguna dan kepada layanan sms center

pemadam kebakaran terdekat.


202

9. Penggunaan satu atau lebih pompa air yang ditempatkan pada

beberapa titik untuk memadamkan api.

10.Sistem dilengkapi kamera CCTV untuk capture gambar sehingga

user dapat menerima informasi yang berbentuk foto kondisi

ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU ILMIAH

1. A. S., Rosa dan Shalahuddin, M. (2013), Rekayasa Perangkat

Lunak Terstruktur Dan Berorientasi Objek, Informatika, Bandung.

2. Alwasiah Chaedar, Supriadi Dedi, Musthafa Bachrudin (2002),

Pokoknya Kualitatif, Kiblat Buku Utama, Bandung.

3. Alwasilah, A. Chaedar, (2002), Pokoknya Kualitatif (Dasar-dasar

Merancang dan Melakukan Pendekatan Kualitatif, PT. Dunia

Pustaka Jaya, Jakarta.

4. Boone, Louis E. Kurtz, David L. (2008), Pengantar Bisnis

Kontemporer Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.

5. Hall, James A, (2001), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiiga,

Salemba Empat, Jakarta.

6. Jogiyanto, HM, (2002), Analisis & Desain Sistem Informasi, Andi,

Yogyakarta.

7. Kadir, A. (2015), From Zero to A Pro Arduio Paduan Mempelajari

Aneka Proek Berbasis Mikrokontroller, Andi, Yogyakarta.

8. Kerlinger. Fred N, (2004), Asas-asas Penelitian Behavioral,

Universitas Gadjahmada, Yogyakarta.

9. Marshall B. Romney, Paul John Steinbart, (2006), Accounting

Information System, Ninth Edition, Prentice Hall.

10. Moleong (2005), Metodologi Kualitatif Edisi Revisi, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

203
204

11. Mulyadi, (2008), Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.

12. Mulyana Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif (2001), Remaja

Rosdakaryaa, Bandung.

13. Nawawi, Hadari ,Martini.(2006), Instrumen Penelitian Bidang Sosial,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

14. Patton, Michael Quinn (1987), Qualitative Education Methods, Sage

Publication, Beverly Hills

15. Poerwandari, E. Kristi (1998), Pendekatan Kualitatif dalam

Penelitian Psikologi, LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,

Jakarta.

16. Prabowo (1996), Memahami Penelitian Kualitatif, Andi Offset,

Yogyakarta.

17. Roger, S. Pressman, Ph.D. (2012), Rekayasa Perangkat Lunak

(Pendekatan Praktisi) Edisi 7 : Buku 1, Andi, Yogyakarta.

18. Yin, Robert K (2003), Studi Kasus Desain dan Metode, Raja Grafindo

Persada Jakarta.

B. DOKUMEN

1. BPS Kota Bandung, Kecamatan Bandung Kidul dalam Angka,

1102001.3273080, 2016.

2. BPS Kota Bandung, Kota Bandung dalam Angka ,1102001.3273, 2015.

3. Kelurahan Wates Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung, Ekspose

Wates, 2015.

C. WEBSITE
205

1. Adaptor Tabel I2C to LCD Display Module. Diakses tanggal 30

Januari 2017 jam 08:30 dari situs http://www.geraicerdas.com/led-

display/lcd-module-16x2-i2c-twi-connector-detail11/2/2016 [2017, 30

Januari jam 08:30].

2. Aplikasi Eagle. Diakses tanggal 9 Maret 2017 jam 18:00 dari situs

http://www.tiaowiki.com [2017, 9 Maret jam 18:00].

3. Aplikasi Fritzing. Diakses tanggal 9 Maret 2017 jam 17:30 dari situs

http://blog.fritzing.org [2017, 9 Maret jam 17:30].

4. Arduino Block Diagram. Diakses tanggal 15 Desember 2016 jam19:00

dari situs www.arduino.cc [2016, Desember 15 jam 19:00].

5. Arduino Parts and pins Configuration. Diakses tanggal 15 Desember

2016 jam 19:30 dari situs

http//www.arduino.cc/de/pmwiki.php?n=Guide [2016, Desember 15

jam 19:30].

6. Flamesensor Module. Diakses tanggal 2 Januari 2017 jam 13:30 dari

situs http://www.fut-electronics.com/wp-

content/plugins/fe_downloads/Uploads/Flame-sensor-arduino.pdf

[2017, Januari 2 jam 13:30].

7. GSM900A Configuration Module. Diakses tanggal 17 Februari 2017

jam 17:30 dari situs http://www.learnerswings.com/2014/08/how-to-

connect-sim900-ttl-gsmgprs-modem.html [2017, 17 Februari jam

17:30].
206

8. Interfacing LCD. Diakses tanggal 30 Januari 2017 jam 08:30 dari situs

http://electrosome.com/interfacing-lcd-atmega328-microcontoller-at-

megastduio/2016/16.html [2017, 30 Januari jam 08:30].

9. Introduction to Arduino, diakses tanggal 30 Januari 2017 jam 09:00

dari situs

http://www.handsonresearch.org/2012/PDF/IntroductionToArduino.pd

f [2017, Januari 30 jam 19:00].

10. Konfigurasi Port pada Atmega 328. Diakses tanggal 20 April 2017

jam 15:00 dari situs http://www.atmel.com/Images/Atmel-42735-8-bit-

AVR-Microcontroller-ATmega328-328P_Datasheet.pdf [2017, April

20 jam 15:00].

11. Mengenal Papan Proyek Breadboard. Diakses tanggal 9 Maret 2017

jam 17:00 dari situs http://www.robotedukasi.com/mengenal-papan-

proyek-projectboard/ [2017, 9 Maret jam 17:00].

12. Mikrokontroller AVR Atmega 328. Diakses tanggal 20 April 2017 jam

15:00 dari situs http://www.atmel.com/Images/Atmel-42735-8-bit-

AVR-Microcontroller-ATmega328-328P_Datasheet.pdf [2017, April

20 jam 15:00].

13. MQ 2 Gas Sensor Module. Diakses tanggal 26 Januari 2017 jam 21:00

dari situs http://www.circuitstoday.com/wp-

content/uploads/2016/02/MQ2_Gas_Sensor_Module.jpg [2017, 26

Januari jam21:00].

14. MQ 2 Smoke Sensor Circuit Built wtn an Arduino. Diakses tanggal 22

Februari 2017 jam 12:00 dari situs


207

http://www.learningaboutelectronics.com/Articles/MQ-2-smoke-

sensor-circuit-with-arduino.php [2017, 22 Februari jam 12:00].

15. PCB. Diakses tanggal 9 Maret 2017 jam 17:30 dari situs http://mhg-

tutor.weebly.com/arsip [2017, 9 Maret jam 17:30].

16. Pengertian LED danCara Kerjanya. Diakses tanggal 9 Maret 2017 jam

16:30 dari situs http://teknikelektronika.com/pengertian-led-light-

emitting-diode-cara-kerja/ [2017, 9 Maret jam 16:30].

17. Resistor. Diakses tanggal 29 Januari 2017 jam 17:30 dari situs

http://docshare01.docshare.tips/files/24982/249824911.pdf [2017, 29

Januari jam 17:30].

18. SIM 900A GSM GPRS Module. Diakses tanggal 26 Januari 2017 jam

21:30 dari situs www.propox.com/download/docs/SIM900.pdf [2017,

26 Januari jam 21:30].

19. Sistem Addressable pada Fire Alarm, Diakses tanggal 10 Januari/2017

jam 18:00 dari situs http://indonagano.com/index.php/tag/fire-

alarm/page/2/ [2017, Januari 10 jam 18:00].

20. Small Pasive Buzzer Module. Diakses tanggal 29 Januari 2017 jam

17:30 dari situs

http://egr115.com/ARDUINO/accessories/Buzzer_module.pdf [2017,

29 Januari jam 17:30].

21. Tabel I2C to LCD Display Module. Diakses tanggal 30 Januari 2017

jam 08:30 dari situshttp://www.geraicerdas.com/led-display/lcd-

module-16x2-i2c-twi-connector-detail11/2/2016 [2017, 30 Januari

jam 08:30].
208

22. Technical Data MQ 2 Gas Sensor. Diakses tanggal 26 Januari 2017

jam 21:00 dari situs

http://www.haoyuelectronics.com/Attachment/MQ-2/MQ-2.pdf

[2017, 26 Januari jam 21:00].

23. Theories of Fire, Fire Extinguishment and Instruction on the use of

Extinguishers . Diakses tanggal 10 Januari 2017 jam17:00 dari situs

http://education.qld.gov.au/health/pdfs/healthsafety/fire-safety-

infosheet.pdf [2017, Januari 10 jam 17:00].

24. Wiring I2C Module. Diakses tanggal 30 Januari 2017 jam 09:30 dari

situs http://www.14core.com/wiring-i2c-module-on-16x2-lcd-with-

sclsda/ [2017, 30 Januari jam 09:30].


LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERMOHONAN OBSERVASI

209
210

LEMBAR SURAT PERSETUJAN OBSERVASI


211

LEMBAR PERSETUJUAN OBSERVASI


212

LEMBAR PENILAIAN DAN DAFTAR HADIR


213
214

LEMBAR PENGAJUAN JUDUL DAN DOSEN PEMBIMBING


215

LEMBAR CATATAN KONSULTASI BIMBINGAN


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari tiga


bersaudara yang di lahirkan di Sleman Yogyakarta pada
tanggal 6 Maret 1995 dengan nama lengkap Anggit Bayu
Pratama. Beragama Islam dan memiliki hobi berenang,
jogging dan menyendiri. Penulis berasal dari Yogyakarta
namun besar tinggal di Komplek Abdi Negara 2 Blok A8
No17 Cileunyi Wetan, Cileunyi, Kab.Bandung.

Pendidikan pertama yang di tempuh penulis adalah SDN 4 Rancaekek


lulus tahun 2007, SMPN 1 Rancaekek lulus tahun 2010, SMAN 1
Rancaekek lulus tahun 2013 dan melanjutkan kuliah di POLITEKNIK PIKSI
GANESHA BANDUNG Program D-IV Manajemen Informatika tahun ajaran
2013/2017 dan Program D-III Teknik Informatika tahun ajaran 2013/2017, serta
Program S-1 Teknik Informatika di UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2014/2018.

Penulis mengawali pengalaman bekerja pada tahun 2013 di PT. Rifan


Finansindo Berjangka sebagai marketing sejak Juli 2013 sampai Oktober 2013
sambil merintis usaha toko online herbal, kemudian penulis memilih fokus
berbisnis sejak akhir tahun 2013 dengan memiliki toko herbal online 55 Shop dan
toko pakaian online Cileunyi Collection tahun 2015 hingga Alhamdulillah cukup
berkembang dan telah memiliki karyawan sampai sekarang. Kemudian untuk
memenuhi kelulusan Program D-IV dan D-III, penulis melakukan
observasi/penelitian di Kelurahan Wates , Kecamatan Bandung Kidul, Kota
Bandung.
BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN

SISTEM PENDETEKSI KEBAKARAN


BERBASIS MIKROKONTROLER
DENGAN SENSOR API
DAN SENSOR ASAP

Disusun oleh :
Anggit Bayu Pratama
NPM 13.200.001

POLITEKNIK
PIKSI GANESHA BANDUNG
2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................... 218

PENDAHULUAN ............................................................................................. 219

Tentang Sistem...................................................................................... 219

Cara Menghidupkan dan Mematikan .................................................... 220

INSTALASI ....................................................................................................... 221

KOMPONEN SISTEM .................................................................................... 222

Tampilan Sistem ................................................................................... 222

Penjelasan Komponen Sistem ............................................................... 223

CARA KERJA SISTEM .................................................................................. 226

Mendeteksi Api ..................................................................................... 226

Mendeteksi Asap ................................................................................... 226

Peringatan Kebakaran ........................................................................... 226

Tampilan Cara Kerja Sistem ................................................................. 227

KONFIGURASI DAN PERAWATAN ........................................................... 232

Konfigurasi Sistem................................................................................ 232

Perawatan Sistem .................................................................................. 233


PENDAHULUAN

Tentang Sistem

Sistem pendeteksi kebakaran atau alarm kebakaran adalah sebuah sistem

keamanan terintegrasi yang dapat mendeteksi adanya kebakaran lalu secara

otomatis memberikan informasi keadaan dari suatu peristiwa atau kondisi

kebakaran, sistem pendeteksi kebakaran ini meggunakan sensor api KY-026

merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya api, keuntungan dari

modul sensor api KY-026 mampu mendeteksi emisi infra merah yang keluar dari

api, baik digital dan analog output dan pengaturan sensitivitas melalui

potensiometer. Sensor MQ-2 berfungsi mendeteksi kebocoran gas, gas tersebut

diantaranya gas hidrogen, LPG, metana, karbon monoksida, alkohol, propana

namun dalam alarm kebakaraan ini Sensor MQ-2 hanya akan digunakan sebagai

pendeteksi asap saja, setelah mendeteksi kebakaran alarm sistem akan member

peringatan berupa suara dari buzzer dan sms yang dikirim melalui modul GSM SIM

900A , alarm kebakaran ini dapat diaplikasikan pada perumahan, perkantoran,

kampus atau instansi yang membutuhkan.

• Voltase 7-12V

• Voltase yang direkomendasikan 9V

• Ukuran 15,2 cm x 10 cm x 5,8 cm

• Berat 370 gram


Gambar 0.1 Ukuran Sistem

Cara Menghidupkan dan Mematikan

Menghidupkan

Sistem pendeteksi kebakaran ini tersedia dalam bentuk otomatis yang akan

langsung hidup dan berfungsi ketika terhubung dengan sumber daya yakni adaptor

9V dengan menghubungkan adaptor ke plug jack arduino(sumber daya bisa diganti

dengan baterai).

Mematikan

Sistem pendeteksi kebakaran akan langsung mati dan berfungsi ketika

tidak terhubung dengan sumber daya yakni adaptor 9V.

Gambar 0.2 Menghubungkan Sumber Daya ke Sistem


INSTALASI

Tempatkan pada lokasi yang kering dan tidak terpapar sinar matahari

langsung karena dapat mempengaruhi kerja komponen.

Untuk hasil maksimal letakan alarm pada bagian langit-langit ruangan dan

sensor api menghadap lokasi yang rentan sumber api (alat elektronik, stop kontak

dan lainya).

Pastikan kartu GSM yang ditempatkan pada sistem sudah aktif dan dapat

mengirim sms peringatan kebakaran.

Penggunaan sumber daya disarankan menggunakan adaptor 9V dengan

pertimbangan jika voltase adaptor yang terlalu besar akan menimbulkan panas pada

sistem dan merusak komponen didalamnya, jika voltase terlalu kecil menyebabkan

sistem tidak bisa bekerja dengan baik dan perpotensi untuk dan merusak komponen

sistem.

Gambar 0.3 Contoh Penempatan Instalasi Sistem


KOMPONEN SISTEM

Tampilan Sistem

Gambar 0.4 Tmpilan Sistem Bagian Atas

Gambar 0.5 Tampilan Sistem Bagian Bawah


Gambar 0.6 Tampilan Sistem ketika Dihidupkan

Penjelasan Komponen Sistem

Gambar 0.7 Komponen Sistem Bagian Luar


Gambar 0.8 Komponen Sistem Bagian Dalam

A : LCD Indikator Berjalanya Sistem : Menampilkan tahapan-tahapan

berjalannya sistem dalam bentuk teks mulai dari mempersiapkan sensor ,

inisiasi modul GSM sampai peringatan terdeteksinya kebakaran.

B : Flame Sensor KY-026 : Sensor untuk mendeteksi adanya api.

C : Gas sensor MQ-2 : Sensor untuk mendeteksi adanya asap.

D : Tombol Reset : Digunakan untuk menjalankan sistem kembali ke kondisi

awal.

E : LED Indikator Kebakaran : Menandakan bahwa sistem mendeteksi

kebakaran.

F : LED Indikator Kondisi Aman : Menandakan bahwa sistem tidak mendeteksi

kebakaran dan berjalan normal.

G : Lubang Buzzer : Menandakan terdeteksinya kebakaran dengan

mengeluarkan suara alarm.


H : Konektor Data (USB) : Digunakan untuk memasukan atau mengubah

program pada sistem.

I : Konektor AC/DC Adaptor Jack : Digunakan untuk menghubungkan sistem

dengan sumber daya mealui adaptor.

J : Modul GSM SIM900A : Digunakan untuk menempatkan kartu GSM yang

akan mengirim SMS peringatan kebakaran.

K : PCB : Digunakan untuk menghubungkan seluruh kompoen sistem.

L : Arduino UNO : Digunakan untuk pusat kontrol sistem.


CARA KERJA SISTEM

Mendeteksi Api

Sistem pendeteksi kebakaran ini bekerja dengan prinsip menerima masukan


berupa api yang kemudian dideteksi oleh sensor api KY-026 dengan jarak jangkau
deteksi kurang lebih 100 cm sehingga memberikan nilai nol sampai satu sebagai
parameter acuan untuk sistem menilai apakah ada api yang terdeteksi atau tidak.

Mendeteksi Asap dan Gas

Masukan berupa asap atau gas yang dideteksi oleh sensor gas MQ2 dengan
perhitungan tingkat kepekatan partikel gas atau asap yang terdeteksi apakah lebih
dari 150 ppm dan kurang dari 200 ppm sistem akan memberikan perigatan
kebakaran berupa terdeteksinya asap dan jika sistem mendeteksi konsentrasi gas di
atas 200 ppm maka sistem akan membaca bahwa telah terdeteksi adanya gas yang
merupakan indikator adanya kebakaran.

Peringatan Kebakaran

Setelah alat membaca adanya indikasi kebakaran berupa danya api atau asap
maka alat akan memproses data masukan lalu memberikan tindakan berupa
memberikan peringatan atas terjadinya kebakaran untuk pengguna dengan jarak
yang dekat berupa menyalanya buzzer yang memberikan suara peringatan , juga
LCD yang menampilkan keadaan sekitar berdasarkan apa yang dideteksi oleh
kedua sensor yakni sensor api dan sensor asap, tidak hanya itu alat ini juga
dirancang untuk memberikan peringatan terjadinya kebakran dari jarak jauh melalui
pesan singkat atau sms peringatan kebakaran yang akan dikirimkan apabila alat
mendeteksi gejala adanya kebakaran, untuk pesan sendiri diklasifikasikan mejadi
tiga yakni sms peringatan adanya asap, sms peringatan terdeteksinya api, dan sms
peringatan terdeteksinya asap juga api.

Untuk keluaran sistem sendiri sistem memang dirancang untuk memberikan


peringatan baik jarak dekat maupun peringatan dari jarak jauh, tidak dirancang
untuk langsung mematikan sumber api dengan kipas pemadam ataupun semprotan
atau siraman air. Sistem dirancang demikian karena tidak semua kebakaran dapat
ditangani dengan kipas pemadam ataupun semprotan atau siraman air
dikhawatirkan tindakan menyemprotkan air atau meniupkan angin justru akan
memperparah atau memperbesar kebakaran yang terjadi.
Tampilan Cara Kerja Sistem

Gambar 0.9 Tampilan Sistem saat Inisiasi Modul GSM SIM900 A

Gambar 0.10 Tampilan Awal Sistem


Gambar 0.11 Tampilan Identitas Pembuat pada Sistem

Gambar 0.12 Tampilan Sistem saat Tidak Mendeteksi Asap dan Api
Gambar 0.13 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Asap dan Tidak Mendeteksi

Api

Gambar 0.14 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Api dan Tidak Mendeteksi

Asap
Gambar 0.15 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Api dan Mendeteksi Asap

Gambar 0.16 Tampilan Sistem saat Tidak Mendeteksi Api dan Mendeteksi

Gas
Gambar 0.17 Tampilan Sistem saat Mendeteksi Api dan Mendeteksi Asap
KONFIGURASI DAN PERAWATAN

Konfigurasi Sistem

Konfigurasi sistem dapat dilakukan dengan memodifikasi algoritma pada


program yang tersimpan pada board arduino, pengguna dapat mengubah no hp
penerima sms kebakaran, menambah jumlah no penerima sms, mengatur tingkat
kepekatan asap atau gas yang akan menjadi acuan bagi sistem untuk menentukan
appakah terdeteksi kebakaran atu tudak, untuk mengaksesnya hubungkan dahulu
arduino ke laptop melalui kabel USB data arduino, lalu buka aplikasi arduino, pilih
serial port yang terdapat di menu tools, lalu ubah algoritmanya sesai yang
diinginkan, apabila telah selesai klik compile and upload (tombol panah di bawah
menu edit) untuk mengupdate software yang ada di dalam arduino.

Gambar 0.18 Menghubungkan Sistem ke Laptop

Perubahan nomor telepon penerima sms peringatan kebakaran dapat


dilakukan melalui modifikasi algoritma pada program yakni merubah no telepon
pada baris kode

cell.Rcpt("+6282359410600");
Perubahan tingkat kepekatan asap dilakukan melalui modifikasi algoritma
pada program yakni merubah no telepon pada baris kode

if(mq2 > 150 && mq2 < 200){

StateMq2 = 1;

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

Perubahan tingkat kepekatan gas dilakukan melalui modifikasi algoritma


pada program yakni merubah no telepon pada baris kode

else if(mq2 > 200){

StateMq2 = 2;

digitalWrite(buz,1);

digitalWrite(mer,1);

digitalWrite(hij,0);

Perawatan Sistem

Perawatan sistem menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam
pengoperasian sistem itu sendiri, karea berdampak pada kinerja sistem dan masa
guna sistem, maka perlu dilakukan pengecekan sistem dan perawatan sistem secara
berkala.

Sistem tidak memerlukan pengoperasian manual secara rutin, karena secara


teknis ia sudah beroperasi selama 24 jam non-stop. Namun yang diperlukan adalah
pengawasan dan pemeliharaan oleh pekerja yang memang sebaiknya ditunjuk
khusus untuk melakukan itu, setiap kesalahan (trouble) yang terjadi harus segera
dilaporkan dan ditindaklanjuti, sebab kita tidak pernah tahu kapan terjadinya
bahaya kebakaran.
Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali dalam sebulan guna
memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan baik, untuk menguji sistem
diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan sampai menimbulkan kepanikan
luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh bunyi buzzer alarm dari
sistem yang kita uji.

Penggantian komponen sistem juga perlu dilakukan dengan


mempertimbangkan hasil pengecekan sistem karena komponen-komponen pada
sistem memiliki masa guna yang terbatas pergantian komponen direkomendasikan
satu kali dalam setahun dan untuk sensor api dan gas sebaiknya dilakukan
pergantian dua kali setahun atau lebih dalam kodisi tertentu, adapun kendala-
kendala yang mungkin terjadi ketika sistem eroperasi adalah sebagai berikut :

Sistem Tidak Menyala

Apabila sistem tidak menyala sama sekali, cek sumber daya dan uji
menggunakan sumber daya lain (kabel USB yang dhubungkan ke laptop atau kabel
jack yang dihubungkan ke baterai 9v).

Sistem Tidak Mendeteksi Api

Periksa apakah kabel penghubung ke sensor api terhubung dengan baik, jika
tidak hubungkan kabel ke sensor api.

Periksa apakah lampu indikator pada sensor api menyala, jika menyala coba
Ubah setingan sensor api dengan memutar trimpot agar hingga tingkat kepekaan
sensor terhadap api menjadi tinggi, jika lampu indikator pada sensor api tidak
menyala ganti dengan sensor yang baru.

Sistem Tidak Mendeteksi Asap

Periksa apakah kabel penghubung ke sensor asap terhubung dengan baik,


jika tidak hubungkan kabel ke sensor asap.

Periksa apakah lampu indikator pada sensor asap menyala, jika menyala
coba ubah setingan sensor asap dengan memutar trimpot agar hingga tingkat
kepekaan sensor terhadap asap menjadi tinggi, jika lampu indikator pada sensor
asap tidak menyala ganti dengan sensor yang baru.
Sistem Dapat Mendeteksi Kebakaran Namun Tidak Mengirim Sms
Peringatan Kebakaran

Periksa apakah kabel penghubung ke modul GSM SIM 900A terhubung


dengan baik, jika tidak hubungkan.

Periksalah kartu GSM yang terpasang di modul GSM SIM 900A pastikan
sudah terpasang dengan benar dan masih dapat digunakan (aktif dan memiliki pulsa
yang cukup).

Anda mungkin juga menyukai