Makalah Sediaan Kapsul
Makalah Sediaan Kapsul
(Capsulae)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
2.1 Definisi
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tapi dapat juga terbuat dari pati atau
bagian lain yang sesuai. Ukuran cangkang kapsul keras bervariasi, dari nomor paling kecil (5)
sampai nomor paling besar (000) (Anonim, 1995).
Kapsul terbagi atas kapsul cangkang keras (capsulae durae,hard capsule) dan kapsul
cangkang lunak (capsulae molles). Cangkang kapsul dibuat dari Gelatin dengan atau tanpa zat
tambahan lain. Cangkang dapat pula dibuat dari Metilsselulosa atau bahan lain yang cocok.
Capsulae Gelatinosae operculatae atau kapsul keras. dibuat dari campuran gelatin, gula, dan
air dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak bewarna dan tak berasa. Kapsul lunak
merupakan satu kesatuan berbentuk bulat atau silindris (pearl) atau bulat telur (globula) yang
dibuat dari gelatin (kadang disebut dengan gel lunak) atau bahan lain yang sesuai. Biasanya
lebih tebal dari pada cangkang kapsul keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan
senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. (Anief, 2007).
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana arena menggunakan tangan tanpa bantuan
alat lain. Cara ini sering digunakan di apotek. Bila melakukan pengisian dengan cara ini
sebaiknya menggunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena
tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat kedalam kapsul, dapat dilakukan
dengan cara membagi serrbuk sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta.
2. Alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan alat
ini, akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan penkerjaannya yang dapat lebih cepat.
3. Alat mesin
Untuk memproduksi kapsul secara besar-besaran dan menjaga keseragaman kapsul,
perlu digunakan alat otomatis mulai dari membuka, mengisi, dan menutup kapsul
(Syamsuni, 2006)
Cangkang kapsul mengandung air dengan kadar 10 – 15 % menurut FI IV sehingga jika
disimpan dalam tempat yang lembab maka kapsul akan menjadi lunak dan melengket satu sama
lain serta sukar ibuka karena kapsul dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya,
jika disimpan ditempat terlalu kering kaspul akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh
dan mudah pecah sehingga penyimpanan kapsul sebaiknya dalam tempat atau ruangan yang
tidak terlalu lembab atau dingin dan kering, terbuat dari botol – gelas, tertutup rapat dan diberi
bahan pengering (slika gel) atau terbuat dari wadah botol – plastic, tertutup rapat yang juga
diberi bahan pengering, terbuat dari alumunium – foil dalam strip.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan sediaan kapsul adalah bahan
yang dapat merusak cangkang kapsul antara lain adalah :
1. Mengandung campuran eitecticum (memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur
semula pada zat yang dicampur) sehingga menyebabkan kapsul rusak atau lembek. Hal ini
diatasi dengan menambahkan baha yang inert pada masing-masing bahan, baru kedua bahan
dicampurkan.
2. Mengandung zat yang higroskopis. Serbuk yang mudah mencair seperti KI, NaI, NaNO2 akan
merusak dinding kapsul sehingga mudah rapuh karena meresap air dari cangkang kapsul.
Sehingga penambahan bahan inert dapat menghambat proses ini.
3. Serbuk yang mempunyai bobot jenis ringan atau berbentuk kristal harus digerus terlebih
dahulu sebelum dimasukkan dalam kapsul.
4. Bahan cairan kental dalam jumlah sedikit dapat dikeringkan dengan menambahkan bahan inert
baru dimasukkan ke dalam kaspul.
5. Untuk minyak lemak dapat langsung dimasukkan dalam kapsul kemudian ditutup tetapi
minyak yang mudah menguap harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai
kadarnya 40% sebelum dimasukkan ke dalam kapsul agar tidak merusak dinding kapsul.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah
1. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut
2. Kapsul terdiri atas kapsul keras (capsulae durae) dan kapsul lunak (capsulae
molles).
3. Kapsul harus memiliki syarat sebagai berikut yaitu keseragaman bobot, waktu
hancur, keseragaman sediaan dan uji disolusi.
4. Kapsul selain memiliki keuntungan juga memiliki kerugian.
5. Dalam pembuatan sediaan kapsul harus diperhatikan sifat dari bahan yang
dipergunakan.
6. Kapsul dapat diisi dengan 3 cara yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin
dan dengan alat mesin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.