Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN KESETIMBANGAN KIMIA

DALAM INDUSTRI (Proses Haber-Bosch pada


Pembuatan Amonia)

Anggota:
Adelita Nirwana XI-4/1
Naswa Aleyta N. XI-4/24
Reswara Trista A. XI-4/31
Risty Adeyakana XI-4/32
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
Untuk mengetahui dengan detail mengenai contoh penerapan kesetimbangan kimia
dalam bidang industry. Kami akan menjelaskan hal ini lewat penjelasan tentang
pembuatan ammonia dengan proses Haber-Bosch.
II. PENJELASAN SESUAI DASAR TEORI
Proses pembuatan amonia secara modern yang paling terkenal adalah proses
Haber-Bosch. Tipe produksi ini mengkonversi gas alam atau LPG yang
mengandung senyawa propana, butan, atau yang lain menjadi gas
hidrogen. Hidrogen yang diproduksi dari hidrokarbon tersebut kemudian
direaksikan dengan nitrogen untuk menghasilkan amonia.
III. Hubungan Kejadian dengan Kesetimbangan Kimia
Reaksi kimia yang terjadi dalam proses Haber Bosch adalah sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g)  2NH3
Dengan cara penulisan ini, reaksi kimia menunjukkan bahwa gas hydrogen dan
gas nitrogen bereaksi untuk menghasilkan gas ammonia, dan hal ini akan terus
berlangsung sampai salah satu atau kedua reaktannya habis. Tetapi
sesungguhnya, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Apabila reaksi ini dilakukan dalam ruang tertutup, gas nitrogen dan gas
hydrogen akan bereaksi membentuk gas ammonia. Namun, sebagian dari gas
ammonia tersebut akan segera terurai menjadi gas nitrogen dan gas hydrogen
kembali, seperti yang ditunjukkan dalam persamaan reaksi berikut:
2NH3 (g)  N2 (g) + 3H2 (g)
Oleh sebab itu, di dalam ruang tertutup tersebut, sesungguhnya terjadi dua
reaksi yang saling berlawanan, yaitu gas nitrogen dan gas hydrogen bergabung
menghasilkan gas ammonia dan gas ammonia terurai menghasilkan gas
nitrogen dan gas hydrogen. Kedua reaksi tersebut dapat dituliskan secara
bersamaan sebagai berikut:
N2 (g) + 3H2 (g)  2NH3 (g)
Reaksi Reversible
BAB II
HASIL ANALISIS
IV. Proses Penerapan Kesetimbangan Kimia

1. Tahapan pertama dalam proses Haber-Bosch adalah menghilangkan senyawa


belerang dari bahan baku ammonia. Belerang perlu dipisahkan karena bersifat
antikatalis pada tahapan berikutnya. Penghapusan belerang dilakukan dengan
hidrogenasi (menambahkan hydrogen) sehingga menghasilkan asam sulfida.
H2 + RSH  RH +H2S
2. Asam sulfida yang terjadi kemudian diserap dan dihilangkan dengan
mengalirkannya melalui oksida dari logam seng sehingga terbentuk senyawa
Seng Sulfida (ZnS)
H2S + ZnO  ZnS + H2O
3. Setelah dihilangkan kandungan belerangnya senyawa karbon kemudian
direaksikan dengan katalis untuk menghasilkan senyawa karbon dioksida dan
gas hydrogen.
CH4 +H2O  CO + 3H2
4. Langkah berikutnya adalah mengkonversi CO menjadi hydrogen (dihasilkan
hydrogen lebih banyak) dan gas sisa karbondioksida.
CO + H2O  CO2 + H2
5. Karbon dioksida kemudian dipisahkan dengan penyerapan dalam larutan
etanolamin atau dengan penyerapan media absorbsi pada lainnya.
6. Langkah terakhir dalam memproduksi hydrogen adalah menggunakan katalis
methanation untuk menghilangkan residu karbon monoksida dan karbon
dioksida yang masih tertinggal dalam hydrogen.
7. Untuk dapat menghasilkan ammonia sebagai produk akhir, hydrogen yang
sudah dihasilkan kemudian direaksikan dengan nitrogen yang berasal dari udara
bebas menghasilkan ammonia cair. Tahapan ini dikenal dengan loop sintesis
ammonia yang juga dikenal dengan proses Haber-Bosch.
3H2 + N2  2NH3

V. Tujuan Penerapan Kesetimbangan Kimia


Unsur nitrogen terdapat di atmosfer dan menyusun sebanyak 78% dari
volumenya, tetapi karena kelembaman nitrogen, senyawa-senyawa nitrogen tidak
banyak terdapat di alam. Metode untuk menyintesis senyawa-senyawa nitrogen
yang dikenal sebagai fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang
sangat penting.
Metode utama adalah mereaksikan nitrogen dan hidrogen membentuk amonia.
Amonia selanjutnya diubah menjadi senyawa nitrogen lainnya, seperti asam nitrat
dan garam nitrat. Pupuk urea (CO(NH2)2) merupakan bahan kimia yang terbentuk
melalui reaksi NH3 dengan CO2. Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi
eksoterm, sehingga untuk menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi
tersebut harus di lakukan pada suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah
reaksi berlangsung rendah. Oleh karena itu, untuk mengimbangi nya,maka
reaksidalam pembuatan amonia di lakukan pada suhu tinggi (500oC) dan tekanan
yang tinggi (200-400 atm). Suhu dan tekanan tersebut memungkinkan reaksi
pembuatan amonia dapat berlangsung cepat dan amonia yang di hasilkannya dalam
jumlah besar (reaksi bergeser ke kanan).

VI. Dampak Penerapan Kesetimbangan Kimia dengan Teori Haber Bosch


Dampak Positif
1. Amonia dapat digunakan untuk bahan membuat pupuk, dengan metode
Haber Bosch yaitu dengan cara amonia dibuat dalam skala besar dari
nitrogen yang diperoleh dari udara, ditambah hidrogen (sebagian besar
diproduksi dari metana yang terjadi secara alami) yang menjadi campuran
nitrogen dan hidgrogen bertekanan tinggi.
2. Amonia untuk membuat hidrazin yang dapat digunakan untuk pendingin
pabrik es, bahan peledak, bahan pembuatan baterai, dan campuran dalam
cat rambut dan obat pelurus rambut.
3. Proses pembuatan ammonia dengan proses haber bosch lebih ekonomis.
Dampak Negatif
1. Bahan baku (batu bara) hanya menghasilkan sedikit hydrogen ketimbang
gas alam.
2. Proses menggunakan tekanan tinggi.
3. Dapat berefek pada kesehatan manusia, seperti iritasi mata, saluran
pernapasan dan kulit.
4. Gas ammonia dapat menyebabkan global warming, diantaranya perubahan
iklim dan cuaca dan iklim.
BAB III
PENUTUP
VII. SIMPULAN
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan
sangat mudah larut dalam air. Merupakan gas yang mudah mencair, amonia cair
membeku pada suhu -78℃ dan mendidih pada suhu -38℃.
Amonia ini biasanya digunakan dalam refrigerator dan dalam pembuatan
pupuk, bahan peledak, plastik, serta bahan-bahan kimia lainnya. Selian itu,
amonia juga digunakan sebagai pelarut. Amonia dapat dibuat dengan mereaksikan
gas nitrogen (N2) dengan gas hodrogen (H2) melalui proses reaksi eksoterm, yang
dapat membentuk keseimbangan sebagai berikut :
N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g) DH = -92,2kJ
Dalam industri, amonia dibuat dengan dengan mencampur gas N2 yang
diperoleh melalui udara dan gas H2 yang diperoleh dari reaksi antara gas metana
dan air. Campuran gas N2 dan H2 dengan perbandingan N2 : H2 = 3 : 1 tersebut
kemudian dialirkan melalui pompa bertekanan tinggi (250 atm) ke dalam tabung
pemurnian gas. Dalam tabung inilah kemudian diperoleh gas N2 dan H2 murni yang
dialirkan ke dalam reaktor katalisis.
Amonia yang dihasilkan dalam proses industri berupa amonia cair. Hal ini
karena campuran gas H2, N2 dan NH3 dialirkan melalui kondensor. Karena
NH3 mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding H2 dan N2, maka NH3 akan
segera mencair dan ditampung dalan bejana tertentu, sedangkan gas H2 dan
N2 didaur ulang kembali untuk menghasilkan amonia pada proses berikutnya.
Mekanisme produksi amonia yang telah diuraikan di atas pada mulanya
dikembangkan oleh dua orang ahli kimia Jerman, Fritz Haber (1868-1934) dan Karl
Bosch (1874-1940), sehingga proses pembuatan amonia tersebut dikenal dengan
proses Haber-Bosch.

Anda mungkin juga menyukai