Anda di halaman 1dari 112

4.

1
Kebutuhan Akan Upaya Kesehatan Masyarakat Dianalisis.
Penanggung Jawab Ukm Puskesmas Mengidentifikasi Kegiatan-Kegiatan Upaya Tersebut
Sesuai Dengan Kebutuhan Harapan Masyarakat.

Kriteria :
4.1.1 Pimpinan Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskemas menetakan jenis-jenis
kegiatan UKM Puskesmas yang disusun berdasarkan analisasi kebutuhan serta harapan
masyarakat yang dituangkan dalam rencana kegiatan program.

DOKUMEN TERKAIT Ada Tidak ada Keterangan


- SOP identifikasi kebutuhan dan EP 1
harapan masyarakat/sasaran terhadap
kegiatan UKM
- Bukti pelaksanaan identifikasi
kebutuhan
- Kerangka acuan, metode, instrument EP 2
analisis kebutuhan masyarakat/sasaran
kegiatan UKM (PIS-PK dan SMD)
- Catatan hasil analisis dan identifikasi EP 3
kebutuhan kegiatan UKM dan rencana
kegiatan UKM

- Rencana kegiatan UKM yang EP 4


ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
- Pedoman-pedoman penyelenggaraan
UKM Puskesmas dan Kemenkes
- Bukti pelaksanaan sosialisasi kegiatan EP 5
kepada masyarakat, kelompok
masyarakat dan sasaran
- Kerangka Acuan dan bukti EP 6
pelaksanaan kegiatan koordinasi dan
komunikasi lintas program dan lintas
sektoral
- Pedoman penyelenggaraan UKM dari
Kemenkes.
- Rencana kegiatan Untuk tiap-tiap EP 7
UKM
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN
HARAPAN MASYARAKAT/SASARAN
TERHADAP UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
SOP No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Rochayani, SST, M.Kes
PUSKESMAS NIP.197005081989122001
IRINGMULYO

A. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat adalah kegiatan untuk


mengetahui harapan atau kebutuhan masyarakat terkait pelayanan kesehatan
yang ada di Puskesmas

B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan kebutuhan


dan Harapan Masyarakat
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes RI Nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas
E. Alat dan a. Blanko Survei
Bahan
b. Alat Tulis
c. Alat Dokumentasi
F. Prosedur 1. Survei
a. petugas berordinasi bersama degan pelaksana (Poskeskel)
b. petugas dan pelaksana menyusun jadwal, daftar pertanyaan dan
sasaran
c. pelaksana melakukan survei dengan membagikan belanko survei dan
sasaran
d. pelaksana merekap hasil survei
e. petugas menganalisa dan mengevaluasi data
2. FGD (Focus Grouo Discusion)
a. Petugas mengundang masyarakat
b. Petugas mengadakan FGD terkait harapan dan kebutuhan
masyarakat
c. Petugas mendapatkan masukan garapan dan kebetuhan masyarakat
dan diberikan kepada tim mutu
d. Tim mutu melakukan identivikasi atas harapan dan kebutuhan
masyarakat
e. Tim Mutu melakukan analisa dan membuat rencana tindak lanjut
atas harapan dan kebutuhan masyarakat
3. Kotak Saran
a. Tim Mutu mendapatkan masukan terkait harapan da kebutuhan
masyarakat melalui kotak saran
b. Tim Mutu melakukan identifikasi atas harapa dan kebutuhan
masyarakat
c. Tim Mutu melakukan analisa dan membuat rencana tindak lanjut
atas harapan dan kebutuhan masyarakat

G. Bagan Alir 1. Survey

Koordinasi

Menyusun Jadwal

Melaukan Survey

Merekap

Analisa dan
Evaliasi

2. FGD

Mengundang
Mengadakan FGD

Mendapatkan Masukan

Identifikasi

Analisa dan
Membuat
rencana

3. Kotak Saran

Mendapatkan
Masukan

Identifikasi

Analisa Dan
membuat
rencana

H. Hal-hak Kecermatan melakukan survey


yang perlu di
perhatikan
I. Unit terkait Lintas Program dan Lintas Sektoral
J. Dokumen 1. Blanko Pemantauan
terkait 2. Surat Tugas
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN
HARAPAN MASYARAKAT/SASARAN
TERHADAP UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2018
SOP No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Rochayani, SST, M.Kes
PUSKESMAS
NIP.197005081989122001
IRINGMULYO

K. Rekaman No Halaman Yang Isi perubahan Tanggal


Histori Diirubah mulai di
perubahan berlakukan
1 Pertama SK SK Kebijakan Januari
Kebijakan Nomor 2019
440/021/SK/IV/2018

2 Pertama Referensi Permenkes RI Januari


nomor 44 tahun 2019
2016

3 Kedua Bagan Alir Terdapat bagan alir Januari


2019

4 Kedua Unit terkait Unit terkait lintas Januari


program dan lintas 2019
sektoral

5 Halaman Terdapat nomor Januari


halaman 2019

A. Pengertian 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran upaya kesehatan


masyarakat adalah : Pengumpulan informasi dalam rangka mengetahui
harapan masyarakat terhadap Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran upaya Upaya
Kesehatan Masyarakat melalui survey, maupun informasi langsung dari
masyarakat
2. Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran
Upaya Kesehatan Masyarakat dilaksanakan oleh penanggung jawab
Upaya Kesehatan Masyarakat dan pelaksanaan UKM
B. Tujuan Untuk melaksanakan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat sasaran
upaya kesehatan masyarakat terhadap upaya kesehatan masyarakat
C. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Iringmulyo Nomor :
800/ /D-2.U.5/2017 tentang media komunikasi yang digunakan untuk
menangkap keluhan masyarakat atau sasaran upaya kesehatan masyarakat
sebagai pedoman dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat/sasaran upaya terhadap kesehatan masyarakat
D. Referensi Pedoman Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, kerjasama
Depdagri dan Kemenkes RI tahun 2010
E. Alat dan Lembar kuisioner
Bahan
Alat tulis
F. Prosedur 1. Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran upaya
kesehatan masyarakat melalui survey:
a. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat menyusun kuisioner
tentang identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran
b. Penanggung jawab dan pelaksana upaya kesehatan masyarakat
membagikan kuesioner kepada masyarakat / sasaran
c. Masyarakat / sasaran mengisi kuisioner tentang identifikasi kebutuhan
dan harapan masyarakat / sasaran
d. Penanggung jawab dan pelaksana upaya kesehatan masyarakat
mengumpulkan kuisioner
e. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat mengidentifikasi
kebutuhan danharapan masyarakat / sasaran
f. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat membuat rencana
kegiatan berdasarkan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat /
sasaran
2. Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran upaya
kesehatan masyarakat melalui survey:
a. Penanggung jawab upaya masyarakat menyusun kuisioner tentang
identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran
b. Penanggung jawab dan pelaksana upaya masyarakat membagikan
kuesioner kepada masyarakat / sasaran
c. Masyarakat / sasaaran mengisi kuisioner tentang identifikasi
kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran
d. Penanggung jawab dan pelaksana upaya masyarakat mengumpulkan
kuisioner
e. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran,
f. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat membuat rencana
kegiatan berdasarkan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat /
sasaran
3. Informasi langsung dari pelanggan:
a. Penanggung jawab upaya masyarakat menerima informasi harapan
pelanggan upaya masyarakat dari karyawan puskesmas / masyarakat
b. Penanggung jawab upaya masyarakat memasukkan harapan pelanggan
dari karyawan puskesmas / masyarakat ke dalam rekapan
c. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat dan pelaksana UKM
menerima informasi langsung dari pelanggan, baik bicara langsung,
telepon maupun SMS
d. Informasi dari pelanggan direkap dalam rekapan harapan pelanggan
setiap individu Informasi dari pelanggan direkap dalam rekapan
harapan pelanggan setiap individu
e. Pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat menyerahkan informasi
harapan pelanggan individu kepada penanggung jawab upaya
kesehatan masyarakat
f. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat menerima rekapan
harapan pelanggan secara individu direkap kedalam rekapan
penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat
G. Unit terkait 1. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat
2. Pelaksana upaya KIA/KB, Promkes, Gizi, Kesling, P2, PTM, Usila, Jiwa,
UKGM , Kesehatan Olahraga, Perkesmas
3. Sasaran terkait
H. Dokumen
terkait

I. Rekaman histori
No. Yang dirubah Isi perubahan Tgl mulai Diberlakukan
1 Unit Terkait Ditambah dengan PTM 2 September 2017
DINAS KESEHATAN KOTA METRO
PUSKESMAS IRING MULYO
KECAMATAN METRO TIMUR
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 85 15A Iring Mulyo

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS IRINGMULYO


NOMOR : 800/ /D-2.U.5/2017

TENTANG

MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

KEPALA UPT PUSKESMAS IRINGMULYO,

Menimbang : a. Bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan secara efektif dan


efisien, diperlukan mekanisme komunikasi internal antara
pimpinan, penanggung jawab program, dan pelaksana kegiatan di
UPT Puskesmas Iringmulyo;
b. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut point a, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Iringmulyo.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
5. Peraturan Menteri Pemberdayaan dan Aparatur Negara Nomor 13
tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Pelayanan Publik
dengan Partisipasi Masyarakat;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan masyarakat;
7. Peraturan walikota Metro Nomor 25 tahun 2014 tentang
perubahan atas peraturan walikota Metro nomor 40 tahun 2010
tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana
teknis (UPT) pada perangkat daerah Kota Metro.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Iringmulyo Tentang Media


Komunikasi dan Koordinasi Upaya Kesehatan Masyarakat di UPT
Puskesmas Iringmulyo;
Kedua : Media Komunikasi dan Koordinasi dimaksud pada diktum Kesatu
meliputi:

1. Identifikasi Kebutuhan dan harapan sasaran/masyarakat;


2. Koordinasi dan komunikasi lintas program dan lintas sektor;
3. Pembahasan Umpan Balik;
4. Penyampaian Informasi kepada masyarakat;
5. Penyampaian informasi kegiatan upaya kesehatan masyarakat
kepada lintas upaya terkait;
6. Penyampaian informasi kepada lintas sektor;
7. Evaluasi terhadap kejelasan informasi yang disampaikan kepada
masyarakat/sasaran upaya kesehatan masyarakat;
8. Pengaturan jika terjadi perubahan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan;
9. Penyusunan jadual dan tempat pelaksanaan kegiatan yang
mencerminkan kesepakatan bersama dengan masyakat;
10. Penyusunan jadual dan tempat pelaksanaan kegiatan yang
mencerminkan kesepakatan bersama dengan lintas program dan
lintas sektor;
11. Monitoring, hasil monitoring;
12. Evaluasi, hasil evaluasi.
Ketiga : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan dilakukan perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Iringmulyo
Pada tanggal : 2 September 2017
KEPALA UPT PUSKESMAS IRINGMULYO,

Rochayani, SST, M.Kes


NIP. 19700508 198912 2 001
DINAS KESEHATAN KOTA METRO
PUSKESMAS IRING MULYO
KECAMATAN METRO TIMUR
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 85 15A Iring Mulyo

KERANGKA ACUAN
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT

I. Pendahuluan
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di
puskesmas, untuk mendapat masukan dari masyarakat dalam peningkatan mutu
pekayanan di puskesmas.
Identifikasi kebutuhan dan harapan mayarakat dilakukan dengan cara
pendekatan kepada masyarakat mengenani kebutuhan dan harapan masyarakat dan
tanggapan masyarakat terhadap mutu pelayanan masyarakat dapat di peloleh melalui
penemuan atau koordinasi survey, kotak satan ,dan informsi secara langsung
Idebtufikasi kebutuhan dan harapan masyarakat berpedoman dengan tata nilai
UPT puskesmas Iringmulyo yaitu PRIMA (profesional, ramah , iivasif ,musyawarah
dan akuntabel).
II. Latar Belakang
Kebutuhan masyarakat terhadap mutu peayanan kesehatan yang bai mengalami
perubahan seiring dengan adanya perubahan pola hidupdan meningkatnya engetahuan
masyarakat mengenai kejadian penyakit. Perubahan tersebut menyebabkan masyarakat
menginginkan pelayanan kesehatan yang baik bagi mereka .
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat perlu dilakukan untuk
mengetahui permitaan dan perubahan masyarakat yang akan berdampak pada mutu
pelayann puskesmas.identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat juga dapat
membantu dalam mencapai sasaran yang tepat dan menetapkanjenis-jenis pelayanan yang
sesuai dengan kebutuhan dan permasalahn kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas. Oleh karena itu pukesmas memerlukan mekanisme untuk memantau harapan
dan kebutuhan masyarakat

III. Tujuan

A. Tujuan umum
Mengetahu tanggapan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di pusesmas
B. Tujuan khusus
1. Mengetahui permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat
2. Mengetahui kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang mereka
butuhkan
3. Mengetahui harapan masyarakat terhadap pelayanan di puskesmas
4. Mendapatkan informasi program yang paling di butuhkan oleh masyarakat
5. Mengetahui program yang sudah atau belum sesuai denggan kebutuhan dan
harapan masyarakat
6. Membuat rencana tindak lanjut hasil pembahasan kebutuhan dan harapan
masyarakat

III. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


A. Mengumuplan informasi melalui kotak saran
1. Koordinator kelompok kerja administrasi dan manajemen (Admen) Puskesmas
Iringmulyo membuka kotak saran di Puskesmas Iringmulyo,
2. Koordinator Admen merekap isi kotak saran ke dalam rekapan harapan pelanggan
Puskesmas Iringmulyo,
3. Koordinator Admen memisahkan/memilah-milah sesuai dengan kelompok kerja
program,
4. Koordinator Admen memberikan rekapan kotak saran sesuai dengan kelompok
kerja,
5. Koordinator program Puskesmas Iringmulyo menerima rekapan kotak saran, dan
dimasukkan ke dalam rekapan kelompok program Puskesmas Iringmulyo,
6. Koordinator pelaksana program menandatangani tanda terima penyerahan dari
koordinator Admen,
7. Koordinator program dan seluruh anggota pemegang program membahas hasil
rekapan koordinator harapan program Puskesmas,
8. Koordinator program membuat rencana tindak lanjut hasil pembahasan harapan
pelanggan,
9. Koordinator program membagi tugas kepada pelaksana program didalam
menyelesaikan permasalahan harapan pelanggan,
10. Pelaksana program melaksanakan kegiatan sesuai dengan pembagian tugas yang
telah diterima dengan mencatat pada buku kegiatan individu,
11. Koordinatot program melapor kepada Kepala Puskesmas Iringmulyo tentang hasil
bahasan harapan program Puskesmas,
12. Kepala Puskesmas Iringmulyo meneliti dan memberi umpan balik atas laporan
koordinator program Puskesmas Iringmulyo.
B. Informasi langsung dari pelanggan
1. Koordinator program, penanggung jawab program dan pelaksana program
menerima informasi harapan program baik bicara langsung, telepon maupun
SMS, dari masyarakat atau dari karyawan Puskesmas Iringmulyo,
2. Informasi dari pelanggan direkap ke dalam rekapan harapan pelanggan setiap
pelaksana program,
3. Pelaksana program menyerahkan informasi harapan pelanggan individu ke
penanggung jawab,
4. Pelaksan program menandatangani serah terima informasi harapan pelanggan
individu,
5. Penanggung jawab program menyerahkan rekapan informasi harapan pelanggan
kepada koordinator program dan direkap kedalam rekapan koordinator,
6. Koordinator program menandatangani serah terima harapan pelanggan individu,
7. Koordinator program dan seluruh anggota pemegang program membahas hasil
rekapan koordinator harapan program Puskesmas,
8. Koordinator program membuat rencana tindak lanjut hasil pembahasan harapan
pelanggan,
9. Koordinator program membagi tugas kepada pelaksana program didalam
menyelesaikan permasalahan harapan pelanggan,
10. Pelaksana program melaksanakan kegiatan sesuai dengan pembagian tugas yang
telah diterima dengan mencatat pada buku kegiatan individu,
11. Koordinator program melapor kepada Kepala Puskesmas Iringmulyo tentang hasil
bahasan harapan program Puskesmas,
12. Kepala Puskesmas Iringmulyo meneliti dan memberi umpan balik atas laporan
koordinator program Puskesmas Iringmulyo.
C. Pengumpulan informasi melalui survey
1. Pelaksana program menyiapkan kuesioner :
a. Kuesioner dengan pertanyaan tertutup
b. Kuesioner dengan pertanyaan terbuka mengenai kebutuhan dan harapan
program Puskesmas
2. Pelaksana program menentukan besarnya sampel
3. Pelaksana program menentukan metode pengambilan sampel dengan cara cross
sectional, secara acak
4. Pelaksana program menentukan jadual dan waktu survey
5. Pelaksana program melakukan survey sesuai jadual
6. Survey dilakukan kepada sasaran program, dengan petugas survey berada
didekatnya. Petugas meminta pelanggan mengisi kuesioner, bila ada pertanyaan
kuesioner yang kurang jelas bisa ditanyakan kepada petugas survey
7. Pelaksana program mengecek isian kuesioner apabila belum lengkap meminta
pelanggan untuk melengkapi
8. Pelaksana program melakukan analisis hasil survey dan melaporkan kepada
penanggung jawab program dan koordinator program
9. Koordinator program, penanggung jawab program dan pelaksana program
membahas hasil survey tentang harapan program Puskesmas
10. Koordinator program membagi tugas kepada pelaksana program didalam
menyelesaikan permasalahan harapan pelanggan
11. Pelaksana program melaksanakan kegiatan sesuai dengan pembagian tugas yang
telah diterima dengan mencatat pada buku kegiatan individu
12. Koordinator program melapor kepada Kepala Puskesmas Iringmulyo tentang hasil
bahasan harapan program Puskesmas
13. Kepala Puskesmas Iringmulyo meneliti dan memberi umpan balik atas laporan
koordinator program Puskesmas Iringmulyo
D. Pengumpulan informasi melalui Musyawarah Masyarakat
1. Petugas menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan
2. Petugas mendampingin masyarakat untuk :
a. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan di masyarakat
b. Mengidentifikasi potensi masyarakat
c. Membahas dan melengkapi urutan prioritas masalah
d. Membahas dan melengkapi potensi penyelesaian masalah
e. Merumuskan cara penanggulangan masalah sesuai potensi
f. Menetapkan rencana kegiatan penanggulangan masalah
3. Petugas mencatat hasil musyawarah dan melaporkan kepada penanggung jawab
program dan koordinator program
4. Koordinator program, penanggung jawab program dan pelaksana program
membahas hasil musyawarah masyarakat tentang harapan program puskesmas
5. Koordinator program membagi tugas kepada pelaksana program dalam
menyelesaikan permasalahan harapan pelanggan
6. Pelaksana program melaksanakan kegiatan sesuai dengan pembagian tugas yang
telah diterima dengan mencatat pada buku kegiatan individu
7. Koordinator program melapor kepada Kepala Puskesmas Iringmulyo tentang hasil
bahasan harapan program Puskesmas
8. Kepala Puskesmas Iringmulyo meneliti dan memberikan umpan balik atas laporan
koordinator program Puskesmas Iringmulyo

IV. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Kotak Saran
2. Survey kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
3. Secara langsung : tatap muka, telepon, SMS
4. Musyawarah Masyarakat

V. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat di wilayah Puskesmas Iringmulyo yang
menjadi sasaran program

VI. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan dilakukan 1 tahun sekali
Pengumpulan data Pembahasan oleh Tindak Lanjut
kebutuhan dan tim program
Metode Jadual
harapan program
Kotak saran Sepanjang Tahun Kritik dan Saran Pemetaan masalah
tentang Pelayanan di berdasarkan kritik
Faskes Tk. Pertama dan saran pelanggan
Informasi Langsung Sepanjang Tahun Menggali informasi Pencatatan keluhan
dari pelanggan pelanggan
tentang Pelayanan di
Faskes Tk. Pertama
Survey (SMD dan Januari 2017 Mengidentifikasi Menganalisis
PIS-PK) Oktober 2017 masalah kesehatan masalah
November 2018 sesuai program
September 2019 terkait

Musyawarah Januari 2017 Penyampaian hasil Melakukan


masyarakat Desember 2018 analisis masalah intervensi lanjutan
Oktober 2019 kesehatan (bina wilayah)

VII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dan pelaporan dilakukan setiap 1 tahun apakah pelaksanaan kegiatan sesuai
jadwal

VIII. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Pencatatan : hasil identifikasi dicatat dalam buku rekapan hasil identifikasi
kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap program
2. Pelaporan : dilakukan tim program 1 tahun sekali kepada Kepala Puskesmas
3. Evaluasi : kegiatan dilakukan 1 tahun sekali oleh Kepala Puskesmas setelah

Mengetahui, Iringmulyo, 2018


Kepala UPT Puskesmas Iringmulyo Koordinator Pokja Program UKM

Rochayani, SST, M.Kes Hesti Indah Miranti, S.Kep


NIP.197005081989122001 NIP. 19841011 200902 2 004
KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
LINTAS PROGRAM DAN LINTAS
SEKTOR
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
SOP No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Rochayani, SST, M.Kes
PUSKESMAS NIP.197005081989122001
IRINGMULYO

A. Pengertian 1. Koordinasi dan komunikasi lintas upaya Kesehatan Masyarakat dan lintas
sektor adalah koordinasi dan komunikasi antara upaya Kesehatan
Masyarakat dengan lintas upaya Kresehatan Masyarakat dan lintasn
sektor
1. Koordinasi dan komunikasi lintas upaya Kesehatan masyarakat dan lintas
sektor dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya Kesehatan Masyarakat
dan pelaksana UKM
2. Koordinasi dan komunikasi lintas upaya Upaya Kesehatan Masyarakat
dan lintas sektor dilaksanakan dalam pertemuan minilokakarya
puskesmas maupun pertemuan lintas sector
B. Tujuan Sebagai pedoman didalam koordinasi dan komunikasi lintas upaya kesehatan
masyarakat dan lintas sektor untuk mendapatkan perbaikan / penyempurnaan
/ cakupan pelayanan upaya kesehatan masyarakat
C. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Iringmulyo No. 800/
/D-2.U.5/2017 tentang tentang mekanisme komunikasi dan koordinasi upaya
kesehatan masyarakat dan lintas sektor sebagai pedoman pelaksanaan
koordinasi dan komunikasi lintas upaya Kesehatan Masyarakat dan lintas
sector
D. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 92 Tahun 2014
E. Alat dan -
Bahan
F. Prosedur 1. Penyelenggaraan oleh Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Penanggung jawab dan pelaksana upaya kesehatan masyarakat
mengadakan pertemuan membicarakan hal-hal yang akan dibicarakan
di dalam pertemuan lintas upaya
b. Penanggung jawab dan pelaksana upaya kesehatan masyarakat
menentukan pihak mana yang akan diundang
c. Pelaksana upaya kesehatan masyarakat yang ditunjuk membuat surat
undangan, dan meminta tanda tangan kepada penanggung jawab
upaya kesehatan masyarakat
d. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat menandatangani
surat undangan

e. Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat yang ditunjuk menyampaikan


undangan / memberikan informasi kepada penanggung jawab upaya
kesehatan masyarakat lain yang diundang,
f. Pada hari pertemuan penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat
membuka dan memimpin pertemuan
g. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat memberikan waktu
kepada pelaksana yang ditunjuk untuk menyampaikan hal-hal yang
akan dibicarakan
h. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat memberikan
kesempatan kepada peserta pertemuan / penanggung jawab upaya
kesehatan masyarakat lain/yang mewakili
i. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat membahas apa yang
disampaikan oleh upaya kesehatan masyarakat lain maupun yang
disampaikan upaya kesehatan masyarakat
j. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat memimpin
kesepakatan bersamadan pembagian tugas sesuai dengan peran, tugas
dan kewenangan masing-masing
k. Pelaksana administrasi /mencatat pertemuan yang ditunjuk mencatat
didalam notulen pertemuan
l. Pelaksana administrasi meminta tanda tangan peserta pertamuan
m. Pelaksana administrasi / membacakan hasil pertemuan
n. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat menandatangani
surat tugas dari peserta rapat / pertemuan
o. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat menutup pertemuan
2. Penyelenggaraan oleh upaya kesehatan masyarakat lain
a. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat menerima undangan
dari upaya kesehatan masyarakat lain

b. Penanggung jawab dan pelaksana upaya kesehatan masyarakat


membicarakan surat undangan dan menunjuk siapa yang ditugaskan
(bisa melaksanakan maupun koordinator sendiri)
c. Penanggung jawab atau pelaksana upaya masyarakat yang akan
menghadiri pertemuan mempersiapkan materi pertemuan dan surat
tugas.Penanggung jawab atau pelaksana upaya kesehatan masyarakat
menghadiri pertemuan sesuai dengan undangan
d. Penanggung jawab atau pelaksana upaya kesehatan masyarakat
mengikuti pertemuan dengan menyampaikan hal-hal yang berkaitan
yang ada kaitannya dengan pembahasan pertemuan
e. Penanggung jawab atau pelaksana upaya kesehatan masyarakat
mencatat dalam proses pertemuan
f. Penanggung jawab atau pelaksana upaya kesehatan masyarakat
meminta tanda tangan surat tugas yang dibawa
g. Pemimpin pertemuan menutup pertemuan
h. Apabila yang mengikuti pertemuan pelaksana melapor kepada
koordinator
i. Apabila yang mengikuti pertemuan penanggung jawab upaya
kesehatan masyarakat dan pelaksana upaya kesehatan masyarakat
membahas hasil pertemuan dengan lintas sektoral dan pembagian
tugas apabila hasil pertemuan ada yang perlu ditindak lanjuti
j. Penanggung jawab upaya kesehatan masyarak dan pelaksana upaya
kesehatan masyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan tugas
masing-masing dan mencatat dibuku / kegiatan individual
G. Unit terkait 1. Penanggung jawab terkait
2. Pelaksana upaya
3. Lintas sektor terkait
H. Dokumen -
terkait

I. Rekaman terkait
No. Yang dirubah Isi perubahan Tgl Mulai Diberlakukan
DINAS KESEHATAN KOTA METRO
UPT PUSKESMAS IRING MULYO
KECAMATAN METRO TIMUR
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 85 15A Iring Mulyo

Nomor : 800/ /D-2.U 5/2018 Metro,


Lampiran :-
Perihal : Surat Pemberitahuan Kepada Yth,
1. Kepala Kelurahan Iringmulyo
2. Kepala Sekolah SD
3. Ketua FKK
4. Kader Posyandu
5. Kader Poskeskel
6. Kader Pendampingan Ibu
Hamil
di-
Tempat

Dengan ini kami beritahukan jadual pelaksanaan kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Tahun 2018. Adapun jadual kegiatan terlampir.

Demikian atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Kepala UPT Puskesmas Iringmulyo

Rochayani, SST, M.Kes


NIP.197005081989122001

Tembusan :
Kepada Yth,
1. Kepala Kecamatan Metro Timur
TIM AKREDITASI
UPT PUSKESMAS IRINGMULYO
KOTA METRO

Nomor : 800/ /D-2.U 5/2018 Metro, 2 Juli 2018


Lampiran :-
Perihal : Undangan Kepada Yth,
Tim Akreditasi UKM
UPT Puskesmas Iringmulyo
di-
Tempat

Diharapkan untuk dapat hadir pada acara rapat Tim Akreditasi UKM UPT Puskesmas
Iringmulyo yang akan dilaksanakan pada :

Hari/tanggal : Senin/ 2 Juli 2018


Jam : 13.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang UKM
Acara : Pembahasan Instrument SMD (Pembuatan SOP dan Kerangka
Acuan)

Demikian untuk menjadi perhatian dan atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Mengetahui,

Ketua Tim Akreditasi Koordinator UKM


UPT Puskesmas Iringmulyo

Rochayani, SST, M.Kes Hesti Indah Miranti, S.Kep


NIP. 19700508 198912 2 001 NIP. 19841011 200902 2 004
NOTULEN RAPAT UKM UPT PUSKESMAS IRINGMULYO KOTA METRO
TAHUN 2018

Pemimpin Rapat : Hesti Indah Miranti, S.Kep


Moderator : Penin Sula, A.Md. Gz
Notulen : Penin Sula, A.Md. Gz

Pelaksanaan Rapat Koordinasi UKM :


Hari/Tanggal : Senin/ 2 Juli 2018
Pukul : 13.00 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang UKM UPT Puskesmas Iringmulyo
Jumlah Peserta : 7 orang

Arahan Pemimpin Rapat :


Dalam rangka untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan
kegiatan upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, perlu dibuat SOP Kegiatan Harapan dan Kebutuhan
Masyarakat, Kerangka Acuan dan Istrument Survey Harapan dan Kebutuhan Masyarakat.

Survey Harapan dan Kebutuhan Masyarakat dapat segera dipersiapkan semua


yang diperlukan (Instrument, Petugas dan Jadual pelaksanaan).

Pertanyaan dan Masukan :


Pertanyaan :
1. Pertanyaan dari peserta rapat (Trianti Kusuma Ningtyas, A.Md Keb)
- Berapa jumlah sampel KK yang akan dilakukan survey ?
- Siapa sajakah petugas yang akan melakukan survey ?
2. Pertanyaan dari peserta rapat (Duhita, A.Md.Keb)
Bagaimanakah instrument yang akan dipakai untuk melakukan survey ?

Masukan :
1. Masukan dari peserta rapat (Regina Scunda Maya, A.Md.Kep) : untuk instrument
survey sebaiknya menggunakan contoh instrument dari pendidikan.
2. Masukan dari peserta rapat (Asih Purwani, S.Kep) : agar kegiatan survey dapat
diselesaikan dalam waktu dekat, petugas Puskesmas dapat bekerjasama dengan kader.

Kesimpulan Rapat :
1. Jumlah KK yang digunakan sebagai sampel survey sebanyak 240 KK, terdiri dari
masing-masing Posyandu sebanyak 30 KK.
2. SOP, Kerangka Acuan dan Instrument survey yang telah dibuat akan disosialisasikan
pada saat Lokakarya Mini Bulanan UPT Puskesmas Iringmulyo.

Iringmulyo,
Pimpinan Rapat

Hesti Indah Miranti, S.Kep


DINAS KESEHATAN KOTA METRO
UPT PUSKESMAS IRING MULYO
KECAMATAN METRO TIMUR
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 85 15A Iring Mulyo

DAFTAR HADIR

Kegiatan : Pembuatan Instrument Kebutuhan Masyarakat


Tempat : Ruang Tim UKM
Tanggal :

No Nama Jabatan Tanda Tangan

DOKUMENTASI KEGIATAN
PEDOMAN
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
PUSKESMAS Rochayani, SST, M.Kes
NIP. 19700508 198912 2 001
IRINGMULYO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggara upaya kesehatan dasar.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan

b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.


Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat
esensial meliputi:

a. pelayanan promosi kesehatan;

b. pelayanan kesehatan lingkungan;

c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

d. pelayanan gizi;

e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota.
.
B. Tujuan
Tujuan Pedoman Pelayanan Upaya kesehatan ini adalah untuk menjadi acuan bagi
seluruh aktifitas pelayanan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Iringmulyo,
sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas Iringmulyo meliputi:

1. pelayanan promosi kesehatan;

2. pelayanan kesehatan lingkungan;

3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;

4. pelayanan gizi

5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

6. Perawatan Kesehatan masyarakat

D. Batasan Operasional
1. Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat
2. Upaya kesehatan lingkungan
Adalah upaya yang dilakukan oleh Puskesmas untuk menjadikan lingkungan yang
sehat dalam rangka pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan dan menciptakan lingkungan yang dapat mengoptimalkan penyembuhan
suatu penyakit di masyarakat.

3. Upaya KIA dan KB


Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya
kelangsungan hidup, pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun
(BALITA) dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.
Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi
yang berkualitas.
4. Upaya peningkatan gizi masyarakat
Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta
aktif masyarakat .
5. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
Adalah suatu upaya untuk mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam
masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host
melalui kegiatan penyuluhan kesehatan, surveilans dan imunisasi.
6. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif,
preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya.

E. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

NO JABATAN KUALIFIKASI
1 Penanggung jawab UKM D3 Kebidanan
2 Pengelola KIA/KB D3 Kebidanan
3 Pengelola Gizi D3 Gizi
4 Pengelola Penyehatan lingkungan- SKM
Surveilans
5 Pengelola Promosi kesehatan SKM
6 Pengelola P2 S1 Keperawatan
7 Pelayanan Kesehatan Lansia D3 Kebidanan
8 Pengelola upaya UKGM/UKGS D3 Gigi
9 Pengelola perkesmas S1 Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (7.30 – 14.30) distribusi ketenagaan adalah sbb:

 Perawat dan dokter melakukan upaya pencegahan penyakit di dalam gedung


maupun di luar gedung.
 Petugas sanitasi melakukan konsultasi sanitasi bagi pasien yang menderita
penyakit berbasis lingkungan, ataupun memberikan konsultasi terkait sanitasi
lingkungan bagi masyarakat yang membutuhkan, serta pemantauan sanitasi
masyarakat.
 Petugas promkes mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan yang
dilakukan oleh pemegang program maupun petugas puskesmas yang terkait,
menyiapkan peralatan dan logistik terkait persiapan penyuluhan.
 Bidan melakukan kegiatan upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana baik dalam gedung maupun di luar gedung
 Nutrisionis melakukan pelayanan konsultasi gizi klinis bagi pasien yang
dirujuk dari BP Umum maupun KIA, serta melakukan kegiatan di
masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya program gizi masyarakat
 Perawat melakukan perawatan kesehatan masyarakat bagi pasien yang rentan
terhadap masalah kesehatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
C. Jadual Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam pertemuan bulanan program, lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadual kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan di
koordinasikan oleh penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat dengan
mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas Iringmulyo.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruangan
DENAH LANTAI 1 PUSKESMAS IRINGMULYO

R. Pen Satpa
Status daft m
R. Tindakan
Pasien ara
Kasi
n
r
R. Obat R. BP UMUM

R. RUANG TUNGGU PASIEN


R.
KIA
KIA
KB
KB
R. BP GIGI

LABORAT

Toliet Toliet Dapur


Pojok Laktasi Fisiote
 Psikolo rapi
g
DENAH LANTAI 2 PUSKESMAS IRINGMULYO

R. Kapusk AULA
PUSKESMAS
Gudang
Obat
R.
PROMKES

R. Konsul BENDAHA
RA
Gizi
R.
BENDAHAR
MUSHOLA R. SANITASI, P2M R.A TATA
Tempat
& YANMAS USAHA
Wudh
u
Toliet Dapur
Toliet


B. Standar Fasilitas

I. Fasilitas dan sarana


Ruang pelayanan kepada pasien pada umumnya berlokasi di lantai bawah gedung
puskesmas sehingga memudahkan bagi pasien untuk mengakses.

BP umum merupakan ruangan dengan 2 meja pemeriksaan dokter dengan 1 bed


periksa. Di bagian depan ruangan ini di sisi pintu masuk adalah meja anamnese sekaligus
pemeriksaan awal oleh perawat. Ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai salah
satu p care dari sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan server untuk
memasukkan data pasien pada sistem informasi puskesmas.

Ruang KIA/KB memberian pelayanan KIA berupa pemeriksaan ibu hamil, pelayanan
KB, pemeriksaan calon pengantin serta pemberian immunisasi pada caten dan ibu hamil
setelah dilakukan screening. Ruangan KIA memiliki meja administrasi, bed pemeriksaan, dan
lemari peralatan.

Ruang Konsultasi Gizi, sanitasi dan promosi kesehatan jadi satu ruang untuk
memudahkan petugas ketika menyusun program maupun menyusun laporan.

II. Peralatan
Promosi Kesehatan KIA dan Perbaikan Gizi Pencegahan & Perkesmas
Kesehatan Lingkungan KB Masyarakat Pemberantasan
Penyakit
Menular
 Alat tulis  Senter  tensimete  Leaflet  Leaflet  Tensime
 leaflet  Thermoh r  Panduan /Brosur ter
 alat igrometer  stetoskop Diet penyuluhan  buku
peraga  Block  Doupler  Timbangan penyakit register
penyuluha Grill  Pita badan  Blanko  Stetosko
n  Kit pengukur  Alat tinggi surveilans p
 kamera Sampling  Alat tulis badan  Pedoman  Form
 laptop air  Mikrotois KLB Perkes
 LCD  Kit  Alat tulis  Senter mas
Proyektor sampling  Vaksin  Alat
 Jadwal makanan  Chold tulis
kegiatan  Alat chain
 Handicam pembasm  Alat tulis
 Buku i nyamuk
 Pamflet  Alat tulis
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

I. Tatalaksana Upaya Promosi kesehatan


1. Petugas Penanggung jawab :
a. Petugas promkes
2. Perangkat Kerja
a. Leaflet penyuluhan
b. Laptop
c. LCD Proyektor
d. Camera
e. Alat tulis
3. Tatalaksana:
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat,
dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan
informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
prilaku, dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
4.Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Sasaran
a. Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
b. Penyuluhan Kesehatan
-Penyuluhan dalam gedung
- Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan kelompok :
- Kelompok posyandu
- Penyuluhan masyarakat
- Anak sekolah
Penyuluhan perorangan : PHN
c. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
d. Advokasi program kesehatan dan program prioritas
e. Promosi kesehatan tentang narkoba
f. Promosi tentang kepesertaan JKN
II. Tatalaksana Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Petugas Penanggung jawab
a. Sanitarian
2. Perangkat Kerja
a. Senter
b. Sterilisasi ruangan
c. Thermohigrometer
d. Block Grill
e. Kit Sampling air
f. Kit sampling makanan
g. Alat pembasmi nyamuk
3. Tatalaksana
Tujuan umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai
derajat kesehatan yang optimal
2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain yang
bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian
lingkungan hidup.
3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman yang berlaku.
4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan tempat-
tempat umum.

4. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi

III. Tatalaksana Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB


1. Petugas Penanggung jawab
a. Bidan
2. Perangkat kerja
a. tensimeter
b. stetoskop
c. Doupler
d. Pita pengukur
3. Tatalaksana
Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan
anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Pelayanan KIA Puskesmas terdiri dari
1. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah
4. Tujuan
Tujuan Umum
Terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi penuh pengguna jasa dan
keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan yang
terbaik dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman
dalam lingkungan yang kondusif sehat, denagn asuhan antenatal yang ade kuat,
dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.
Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu hamil termasuk KB
berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas serta
perawatan bayi baru lahir.
b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan neonatal
serta merujuk ke fasilitas rujukan primer sesuai kebutuhan
c. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan penagganan kedaruratan
kebidanan neonatal
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
f. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir yang
meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat, menyusui dini dan
eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana neonatal sakit
g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra sekolah
yang meliputi perawatan bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan rutin pemberian
imunisasi dan upaya perbaikan gizi
h. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh kembang
pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang melipui perkembangan motorik,
kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan kemandirian anak.
i. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke fasilitas
rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya

Sasaran : Adalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang tinggal dan
berada di wilayah kerja Puskesmas serta yang berkunjung ke Puskesmas.

Keluarga Berencana
A. Pengertian
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.
Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan
waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran
nasional
B. Tujuan
Tujuan umum
Adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh pengguna jasa pelayanan
dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur mempunya
kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan jarak antar kehamilan
guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Tujuan khusus
a. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada pasangan
usia subur dan keluarganya.
b. Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan kegagalan
metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan
kebutuhannya.
c. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metoda kontrasepsi
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat dalam
upaya KB.
f. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan usia subur,
serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan
fungsi reproduksinya
g. Melaksanakan penanganan infentaris pasangan usia subur yang berkualitas dan
merunjuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan kebutuhan
h. Melaksanakan managemen terpadu pelayanan kontrasepsi yang datang berobat ke
fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindakan lanjutnya

C.Sasaran
a. Sasaran pelayanan KB adalah pasangan usia subur
b. Calon pasangan usia subur
c. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa menopous.
d. Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas
e. WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase
intervensi pelayanan KB.

IV. Tatalaksana Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat


1. Petugas penanggung jawab
a. Nutrisionis
2. Peralatan kerja
a. Leaflet
b. Panduan Diet
c. PC/Komputer
d. Food Model
e. Timbangan badan
f. Mikrotois

3. Tatalaksana
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
1. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
2. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
a. Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (
GAKY )
b. Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
c. Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein ( KEP )
dan kurang Energi Kronis ( KEK )
d. Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
e. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
C. Tujuan
Tujuan umum
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
Tujuan khusus
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benar sesuai
dengan gizi seimbang
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintahan serta swasta
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina, memantau
dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat.
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi.
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah gizi dan
tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.

D. Sasaran
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko
menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah
2. Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin), ibu hamil,
ibu nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi

V. TatalaksanaUpayaPencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular


1. Petugas Penanggung jawab
a. Surveilans
2. Perangkat Kerja
a. Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
b. Vaksin
c. Blanko surveilans
d. Pedoman KLB
e. Cold chain
f. Vaksin Carier
3. Tatalaksana
Pengertian penyakit menular
Adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal
dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada pejamu
(host) yang rentan.
Kejadian luar biasa ( KLB )
Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan mungkin
menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau menurut pengamatan
epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti (bermakna) dari
kejadiankesakitan/kematian tersebut kepada kelompok penduduk dalam kurun
tertentu.
Wabah penyakit menular
Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta dapat mennnimbulkan malapetaka (U.U. No. 4 tahun 1984
tentang wabah penyakit yang mennular)
Kegiatan upaya penanganan penyakit menular meliputi:
1. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya
a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos
kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai
termasuk rujukan.
b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi padaKLB,
DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dsb
c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan , pengamatan/pemantauan
(surveinlans ketat) dan logistik.
2. Program pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat, yang
dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
3. Surveilans epidemiologi penyakit menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program,
mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat
dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance
For Action).
Program Pemberantasan Penyakit Menular
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program Surveilans

VI. Tata laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat


1.Petugas Penanggung jawab
a. Bidan
b. Perawat
c. Petugas gizi
2.Perangkat Kerja

a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Format PHN
d. Alat tulis

3.Tatalaksana

Pengertian Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan profesional yang


terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang dilaksanakan oleh
perawat.

Kegiatan perawatan kesehatan masyarakat mempunyai tahapan:


a. Tahap Pengkajian meliputi :
1. Pengumpulan data
2. Pengolahan data
3. Analisis data
4. Perumusan masalah/ penentuan masalah kesehatan masyarakat
5. Prioritas masalah.
b. Tahap diagnosis keperawatan meliputi problem/masalah dan
etiologi/penyebab.
c. Tahap perencanaan keperawatan meliputi :
1. Perumusan tujuan
2. Rencana tindakan keperawatan
3. Kriteria hasil
d. Pelaksanaan Askep
e. Evaluasi/penilaian
BAB V

LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya Upaya kesehatan Puskesmas, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistic yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik
dan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan usulan pemegang program yang sudah
berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan
pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam
pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
BAB VI

PENUTUP

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di


wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota. Sedangkan Puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
PEDOMAN
UPAYA KIA/KB
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Ita Novi sulistiyani
PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan undang- undang nomer 39 tahun 2009 tentang kesehatan. Kondisi
kesehatan ibu dan anak perlu mendapat perhatian khusus karena kelompok ini merupakan
kelompok yang rentan dengan permasalahan kesehatan sehubungan dengan usia dan
kondisi fisiknya. Seorang ibu hamil perlu dipersiapkan melewati masa kehamilannya
sekaligus persiapan persalinannya dengan sebaik-baiknya dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan lengkap dan immunisasi. Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
harusnya dapat diturunkan dengan melakukan palayanan yang bermutu antara lain ANC
dan PNC yang berkualitas, persalinan oleh tenaga yang berkompeten, immunisasi dasar
lengkap, Inisiasi Menyusui Dini dan ASI eksklusif.

B. Tujuan
Tujuan umum:
Memberikan pelayanan yang berkualitas bagi kelompok ibu, bayi dan anak.
Tujuan khusus:
1. Memberikan pelayanan ibu hamil
2. Memberikan pelayanan ibu nifas
3. Memberikan pelayanan KB
4. Memberikan pelayanan immunisasi bayi
5. Melaksanakan pelayanan tumbuh kembang bayi dan balita

C. Ruang Lingkup :
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
D. Batasan Operasional

1) Upaya pelayanan kesehatan ibu adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan
kesehatan wanita yang berkaitan dengan fungsi keibuannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI), yang dimulai sejak periode usia subur, kehamilan, persalinan, nifas dan
meneteki.
2) Upaya pelayanan kesehatan anak adalah upaya pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesehatan anak untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, memiliki kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual, emosional dan
spiritual melalui upaya pemenuhan, peningkatan dan perlindungan hak anak, mulai
dari terwujudnya bayi lahir sehat dengan lahir normal, mempertahankan hidup,
tumbuh dan berkembang secara optimal sejak usia dini, usia sekolah, masa pubertas
sampai usia dewasa.
3) Upaya kesehatan remaja adalah upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan remaja melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang
kesehatan remaja.
4) Upaya kesehatan remaja dilaksanakan dengan prinsip kemitraan dan harus mampu
membangkitkan, mendorong keterlibatan dan kemandirian remaja. Pelaksanaan
pembinaan kesehatan remaja dilaksanakan terpadu lintas program dan lintas sektor,
pemerintah dan sektor swasta, serta LSM, sesuai dengan peran dan kompetensi
masing-masing sektor secara efektif dan efisien sehingga mencapai hasil yang optimal.
5) Upaya pelayanan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya Pemerintah dalam
mengendalikan laju pertambahan penduduk dengan menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi dan akselerasi
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui pencegahan Kehamilan yang Tidak
Diinginkan (KTD) dengan menggunakan kontrasepsi, termasuk penanganan
komplikasi, efek samping dan kegagalan.

E. Landasan Hukum
1. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 33 tahun 2014 tentang pemberian ASI
Eksklusif.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di KIA adalah :

No Jenis Tenaga Kualifikasi Puskesmas

Rawat jalan

1 Bidan PNS Kebidanan 5

2 Bidan PTT Kebidanan 0

B. Distribusi Ketenagaan
1. Penanggung jawab KIA Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
A. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis KIA
B. Bertanggung jawab terhadap mutu KIA, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan KIA.
C. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan KIA
D. Merencanakan dan mengawasai kegiatan pemantapan mutu
2. Tenaga teknis KIA Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a. Melaksanakan kegiatan teknis operasional KIA sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarakan pedoman pelayanan dan standart prosedur operasional
b. Melaksanakan kegiatan mutu KIA
c. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
d. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja KIA
e. Melakukan konsultasi dengan penangung jawab KIA atau tenaga kesehatan lain
f. Menyiapakan rujukan
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah ruangan

R. Pen Satpa
Status daft m
R. Tindakan
Pasien ara
Kasi
n
r
R. Obat R. BP UMUM

R. RUANG TUNGGU PASIEN


R.
KIA
KIA
KB
KB
R. BP GIGI

LABORAT

Fisio
Toliet Toliet Dapur terapi
 Ruang Laktasi Psikolo
g
.B. Peralatan

NO. Jenis Peralatan Puskesmas Rawat Jalan

1 Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu

Bak instrumen dengan tutup 1

Dopler 1

Gunting benang 1

Gunting Verban 1

Korcher tang 2

Mangkok larutan 4

Meja instrumen 2

Meja Gynecologi 1

Palu reflek 1

Pinset anatomi pendek 1

Silinder Korentang steril 1

Spekulum vagina 10

Tensimeter 1

Stand Lamp untuk tindakan 1

Tampon tang 2

Bed periksa 1

Termometer 1

Timbangan dewasa 1

2. Set Pemeriksaan kesehatan anak

Pengukur Lingkar Kepala 1

Pengukur tinggi badan 1


Termometer 1

Timbangan bayi 1

3 Set Pelayanan KB

Implan Kit 3

IUD Kit 4

4 Meubelair

Kursi Kerja 2

Lemari Arsip 1

Meja tulis setengah biro 2

5 Pencatatan dan Pelaporan

Buku KIA Sejumlah ibu hamil yg dilayani

Buku Kohort Ibu 2

Buku Register Ibu 1

Formulir dan surat keterangan Sesuai kebutuhan

Formulir Informed Concent Sesuai kebutuhan

Formulir laporan Sesuai kebutuhan

Formulir rujukan Sesuai kebutuhan

Laporan rekap bayi Sesuai kebutuhan

Register kohort bayi Sesuai kebutuhan

Register kohort balita Sesuai kebutuhan


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Pelayanan Kegiatan didalam Gedung Kegiatan di luar Gedung


1. Pemeriksaan antenatal
2. Pemeriksaan Nifas 1. Pelaksanaan P4K
3. Bimbingan / konseling / KIE 2. Kelas Ibu
Pelayanan 4. Screening Faktor Resiko dan Resiko 3. Pemantauan Ibu Hamil Resti
Kesehatan Tinggi, Bumil, Nifas 4. Kunjungan Rumah Neonatus
Ibu 5. Surat Cuti (KN dan KF)
6. Rujukan Internal dan Eksternal

1. Pemeriksaan kesehatan neonatal, bayi, 1. Kunjungan rumah neonatal


anak balita dan anak prasekolah dan bayi resiko tinggi
2. Pelayanan SHK 2. Pemantauan tumbuh
Pelayanan 3. MTBM dan MTBS kembang bayi, anak balita
Kesehatan 4. Konseling / KIE dan anak pra
Anak 5. Rujukan sekolah/SDIDTK (Posyandu,
TK, PAUD)
3. Penyuluhan di kelas ibu
balita
1. Konseling / KIE 1. Penyuluhan Kesehatan
Pelayanan
2. Pelayanan medis Reproduksi di sekolah
Kesehatan
3. Pelayanan Calon Penganten (Caten)
Remaja dan
4. Rujukan
WUS
5. Pelayanan IVA
Pelayanan 1. Pelayanan dan konseling KB , masa pra 1. Konseling dan penyuluhan
Keluarga Menopause (Posyandu, kunjungan
Berencana 2. Pelayanan KB (IUD, implant, suntik, rumah)
(KB) pil, kondom) 2. Pelayanan KB dengan Tim
3. Pelayanan efek samping dan komplikasi KB Keliling
4. Rujukan
A. Tata Laksana
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Persiapan Ruangan
- Persiapan alat – alat pemeriksaan
b. Penatalaksanaan pasien
- Memanggil pasien berdasarkan nomor urut
- Menuliskan nomor jaminan pada klaim jaminan, untuk pasien peserta
jaminan kesehatan
- Melakukan Kajian awal klinis , bagi pasien baru dan pasien yang belum
pernah dilakukan kajian awal
- Melakukan pemeriksaan, anamnese dan menentukan diagnosa
- Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai prosedur
- Memberikan resep apabila diperlukan
- Memberikan surat rujukan internal atau eksternal apabila dibutuhkan
c. Selesai Pelayanan
- Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Perencanaan :
- Macam kegiatan
- Materi penyuluhan
- Dana
- Tempat
- SDM
b. Pelaksanaan :
- Persiapan tempat
- Pelaksanaan penyuluhan / kegiatan
ALUR

1. LAB
Pendaftaran KIA/KB
2. Gizi
3. Gigi
4. BP Umum

1. Konsul BP Umum
Apotek Pulang
2. Diagnosa

Rujuk RS

B. Dokumentasi
1. Kegiatan di Dalam Gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
- ditulis dalam Buku Register
- di-input dalam sikesda Puskesmas melalui computer
2. Kegiatan di Luar Gedung :
a. Buku Tugas Luar dan SPT
b. Penyuluhan :
- Undangan
- Materi Penyuluhan
- Daftar Hadir
- Notulen Penyuluhan
BAB V
LOGISTIK
Keperluan logistik di poli KIA meliputi bahan medis habis pakai yang ada di instalasi farmasi
puskesmas Iringmulyo
1. Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui bagian farmasi
menggunakan kartu stok dan buku permintaan. Permintaan bahan medis non medis
dilakukan sebelum bahan di Poli KIA habis.
2. Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan poli KIA disimpan di ruang KIA. Untuk stok
harian bahan medis non medis disimpan di poli KIA.
3. Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam menjamin keselamatan / mencegah terjadinya kesalahan dalam pelayanan


klinis dilakukan identifikasi pasien, identifikasi dilakukan minimal dengan 2 cara yaitu
nomor rekam medis , nama yang sesuai dengan kartu identitas, alamat , umur sesuai
dengan kartu identitas
Identifikasi pasien dengan minimal dua cara sebelum prosedur dan sewaktu tindakan
medis akan dilakukan. Telah ulang catatan medis dan assesmen pasien sebelum tindakan
medis. Melibatkan pasien dalam penandaan lokasi operasi dan dilakukan atas satu pada
tanda yang dapat dikenali, kemudian verifikasi lokasi, prosedur dan pasien. Selanjutnya
memastikan semua dokumen dan hasil pemeriksaan yang relevan tersedia dan verifikasi
ketersediaan alat / peralatan yang dibutuhkan.
Pasien jatuh diidentifikasi dari awal , dilakukan survailance infeksi terhadap tindakan
yang diberikan kepada pasien, dilakukan pengolahan limbah dan pengunaan alat yang
sudah dikalibrasi , serta dilakukan pengolahan terhadap alat medis habis pakai.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tindakan pencegahan penyebaran infeksi


Mengidentifikasi strategi pengendalian infeksi: cuci tangan, tehnik aseptik antiseptik,
pembersihan, disinfeksi, sterilisasi, pelaksanaan tindakan keperawatan, pengendalian
lingkungan , pengelolaan limbah klinis dan benda tajam

B. Memelihara kesehatan karyawan


1. Menginvestigasi dan menindak lanjuti petugas yang terpapar atau tertusuk jarum dan
benda tajam .
2. Memberikan saran tentang pembatasan kerja bagi karyawan yang terpapar infeksi
3. Menganjurkan kepada semua petugas agar melapor jika ada tertusuk jarum atau
benda tajam

C. JENIS ALAT PELINDUNG


1. Sarung tangan
2. Masker
3. Kaca mata/ Pelindung wajah
4. Baju kerja / gaun / apron

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada KIA dilakukan dengan cara menggunakan koin kepuasan
pelanggan setelah selesai pelayanan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan KIA yang sudah dibuat diharapkan bisa menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan di poli KIA untuk melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Sebaiknya
menjadi dasar tiap SDM sehingga dapat melakukan pelayanan dengan optimal dengan
harapan tercapainya kepuasan pelanggan.
PEDOMAN
UPAYA GIZI
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Ita Novi sulistiyani
PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan Gizi Masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Di masyarakat, upaya perbaikan gizi dilakukan oleh para petugas gizi Puskesmas
bersama-sama dengan masyarakat setempat. Kegiatannya dilakukan di dalam gedung maupun
di luar gedung dan bekerjasama dengan lintas program maupun lintas sektor.

II. TUJUAN
Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat
terutama pada ibu hamil, bayi dan anak Balita.

III. RUANG LINGKUP


Pelayanan Kesehatan Gizi Masyarakat dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas

IV. BATASAN OPERASIONAL


1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas adalah kegiatan konsultasi gizi pada klien yang
berkunjung ke Puskesmas
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas adalah seluruh kegiatan gizi masyarakat.
V. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum kegiatan gizi masyarakat adalah :
1. Permenkes nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
2. Permenkes nomor 26 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Praktik Tenaga
Gizi
3. Kepmenkes nomor 747 Tahun 2007 tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar
Gizi

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


NO JABATAN JUMLAH

1 Petugas Gizi 1

B. Jadual Kegiatan
No Kegiatan BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyuluhan Gizi balita
2 Pembinaan Posyandu
3 PMT Penyuluhan Balita
4 Penyuluhan gizi seimbang
5 Distribusi vitamin A
6 Pemantauan Status Gizi Balita
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
DENAH LANTAI 2 PUSKESMAS IRINGMULYO
B. Standar Fasilitas
 Timbangan
 Pengukur tinggi badan
 Pengukur LILA
 Food model

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

1. Kegiatan di Dalam Gedung


a. Persiapan Ruangan
b. Penatalaksanaan pasien
- Memanggil pasien berdasarkan nomor urut
- Menuliskan nomor jaminan pada klaim jaminan, untuk pasien peserta jaminan
kesehatan
- Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang dihadapi
pasien :
1) Klinik gizi (pojok gizi)
2) Konsultasi gizi
3) Melaksanakan program kesehatan gizi masyarakat dengan sasaran ibu
hamil, ibu nifas, bayi dan balita
4) Bayi baru lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan dilanjutkan
dengan memfasilitasi dan motivasi ASI eksklusif
5) Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil
6) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil
7) Pemberian kapsul vitamin A untuk bayi, balita dan bufas
8) Perawatan gizi buruk yang ditemukan
9) Pencatatan monev gizi buruk

2. Kegiatan di Luar Gedung


a. Persiapan :
- Penjadwalan kegiatan
- Penjadwalan kegiatan penyuluhan bagi kader kesehatan
b. Pelaksanaan :
1) Pemberian kapsul vitamin A
2) Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif
3) Penimbangan setiap bulan dan pemantauan pertumbuhan bayi, anak balita di
Posyandu
4) Pengukuran tinggi badan/panjang badan bayi dan balita
5) Penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi di meja IV (empat)
6) Monitoring garam beryodium
7) Penyuluhan kelompok di Posyandu
8) Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
Merah (BGM) dari GAKIN
9) Investigasi/Pelacakan kasus gizi buruk
a) Pemberian PMT penyuluhan di Posyandu
b) Balita gizi buruk mendapat perawatan
c) Pemberian tablet tambah darah pada Bumil
d) Balita gizi buruk dan ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis) mendapat
PMT Pemulihan.

3. Dokumentasi
a. Kegiatan di Dalam Gedung :
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
- ditulis dalam Buku Register
b. Kegiatan di Luar Gedung :
- Buku Tugas Luar
c. Penyuluhan kader :
- Undangan
- Materi Penyuluhan
- Daftar Hadir
- Notulen Penyuluhan

BAB V
LOGISTIK

A. Formulir rujukan ekternal dan internal


B. Form surat keterangan sakit
C. Form inform concent
D. Buku register
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam menjamin keselamatan / mencegah terjadinya kesalahan dalam pelayanan gizi


dilakukan identifikasi pasien, identifikasi dilakukan minimal dengan 2 cara yaitu nomor
rekam medis , nama yang sesuai dengan kartu identitas, alamat , umur sesuai dengan kartu
identitas
Melakukan triase penyakit infeksi untuk mencegah penularan ke karyawan dan pasien /
pengunjung yang datang ke puskesmas .

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja pada pada kegiatan gizi .adalah :


1. Menggunakan alat pelindung diri (APD) dari pasien dengan penyakit menular
2. Melakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan sesudah kontak dengan pasien

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu yang dilakukan adalah pencapaian SPM :

STANDAR PELAYANAN MINIMAL


Batas Waktu
NO Pencapaian Penyebut
SPM
INDIKATOR KINERJA Target Satuan

Cakupan keluarga sadar gizi %


1 90 1 Tahun
(kadarzi)

2 Cakupan Balita ditimbang (D/S) 83 % 1 Tahun 1492

Cakupan bayi (6-11 bln) yang


3 diberi kapsul Vitamin A dosis 93 % 1 Tahun
tinggi 1 kali
Cakupan anak balita( 12 - 59 bulan)
4 yang diberi kapsul Vitamin A 2 kali 93 % 1 Tahun 1240
per tahun
Cakupan distribusi kapsul Vitamin
5 91,7 % 1 Tahun 261
A bagi bufas
Cakupan distribusi tablet Besi (Fe)
6 93 % 1 Tahun 273
90 tablet pada bumil
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan Gizi yang sudah dibuat diharapkan bisa menjadi acuan bagi tenaga Gizi
untuk melaksanakan pelayanan Gizi dan menjadi dasar sehingga dapat melakukan pelayanan
dengan optimal dengan harapan tercapainya kepuasan pelanggan.
PEDOMAN
UPAYA PROMOSI KESEHATAN
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Ita Novi sulistiyani
PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat berperilaku
hidup bersih dan sehat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004)
Perilaku kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian, upaya promosi kesehatan
pada prinsipnya terarah pada proses perubahan perilaku individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat umum, agar mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas yang
mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan pencapaian target lintas program dan
diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Agar tujuan upaya promosi
kesehatan dapat tercapai, maka langkah awal yang penting harus dilakukan adalah menyusun
perencanaan promosi kesehatan dengan benar dan tepat.

B. Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman petugas dalam merencanakan dan melaksanakan upaya promosi
kesehatan di Puskesmas
2. Sebagai pedoman petugas dalam membangun tim dan menetapkan strategi promosi
kesehatan di Puskesmas
C. Ruang Lingkup Pelayanan Promosi Kesehatan
Pelayanan Promosi Kesehatan meliputi :
a. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam gedung Puskesmas
Adalah promosi kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas
seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar
obat, tempat pembayaran .
b. Kegiatan Promosi Kesehatan di luar gedung Puskesmas
Adalah promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas untuk masyarakat
yang berada di wilayah kerja puskesmas.

D. Batasan Operasional
Batasan operasional Upaya promosi kesehatan di puskesmas adalah :
1. Penyuluhan kesehatan
Dikenal dengan istilah lain pendidikan kesehatan atau sekarang sering disebut KIE
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Penyuluhan kesehatan dapat dilaksanakan
secara individu, kelompok dan massal.
a. Konsep dasar : merupakan salah satu bentuk penting dalam upaya promosi
kesehatan dan menjadi tulang punggung upaya promotif dan preventif dalam
pelayanan kesehatan perorangan, kelompok maupun masyarakat yang
dilaksanakan di puskesmas.
b. Tujuan : membangkitkan perhatian terhadap pesan promosi kesehatan yang
dipaparkan kepadanya, kemudian diharapkan dapat memahami isi pesan yang
disampaikan dan mengambil sikap yang positif serta mengubah perilaku
dirinya dengan mengadopsi dan mempratekkan pesan kesehatan tersebut.
c. Media KIE promkes : adalah media pembelajaran dalam upaya promosi
kesehatan yang dapat berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, edukasi
dapat berupa media cetak, media elektronik (audio,audiovisual)..

2. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat yang menjadi salah satu SPM adalah pencapaian desa siaga
aktif.
a. Konsep dasar : adalah proses menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan,
kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk
memecahkan masalah kesehatannya dengan menggunakan sumber daya
sendiri. Khususnya dalam upaya pencegahan penyakit, meningkatkan
kesehatan diri, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam
penyelenggaraan setiap upaya kesehatan.
b. Tujuan : Untuk meningkatkan individu, keluarga dan masyarakat agar tahu,
mau dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, dalam
memelihara, mengatasi serta meningkatkan kesehatannya secara mandiri serta
berperan aktif dalam upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (dari, oleh
dan untuk masyarakat)
c. Prinsip dasar : ada 5 prinsip dasar yaitu menumbuhkembangkan kemampuan
dan peran serta masyarakat, melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam
perencanaan dan pelaksanaan (masyarakat sebagai subyek), menggalang
kemitraan, petugas sebagai katalisator, serta mengakomodir kearifan lokal
sesuai sosial budaya setempat.

3. Pelatihan Kader Kesehatan


a. Konsep dasar : pelatihan bagi kader kesehatan merupakan sarana kegiatan
belajar atau upaya membangun pengetahuan dan ketrampilan baik yang
bersifat ilmu baru mapun mengulang (re-meinding) bagi kader kesehatan.
b. Tujuan : meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan.
c. Pelatihan kader kesehatan berdasarkan pembelajaran orang dewasa (adult
learning) yaitu diselenggarakan dengan memperhatikan hak peserta antara lain
: dihargai, didengarkan, dipertimbangkan, dilakukan refleksi dan umpan balik,
dilakukan evaluasi baik terhadap penyelenggaran dan tingkat pemahaman
terkait materi pelatihan.

4. Advokasi
Adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam
bentuk komunikasi persuasif (JHU,1999).
a. Konsep dasar : merupakan serangkaian kegiatan komunikasi untuk
mempengaruhi penentu kebijakan dengan cara : membujuk, meyakinkan,
menjual ide agar memberikan dukungan terhadap upaya pemecahan masalah
kesehatan masyarakat.
b. Tujuan : mendorong dikeluarkannya kebijakan-kebijakan publik oleh pejabat
publik sehingga dapat mendukung dan menguntungkan kesehatan.
c. Unsur-unsur advokasi : ada delapan unsur –unsur advokasi yaitu tujuan,
pemanfaatan data dan riset, identifikasi sasaran, pengembangan pesan,
membangun koalisi, penyajian/presentasi, penggalangan dana, serta
pemantauan-penilaian upaya advokasi.

E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Seorang tenaga promosi kesehatan yang profesional memiliki ciri :
1. Fisik, mental, dan spiritual optimal
2. Hikmat
3. Berpengetahuan luas
4. Mendengarkan dengan nalar dan hati
5. Memelihara dan menjaga reputasi profesi
6. Memberikan pelayanan yang terbaik
7. Mengembangkan nilai kehidupan

Kompetensi seorang tenaga promosi kesehatan di Puskesmas yaitu memiliki kemampuan


dalam :
1. Perencanaan upaya promosi kesehatan
2. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) antar pribadi, kelompok, publik via media
massa termasuk publikasi poster, brosur, profil puskesmas dan program puskesmas,
mengisi acara kesehatan di radio dan televisi lokal
3. Perluasan jejaring kemitraan dan jejaring koalisi
4. Advokasi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
5. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
6. Pemasaran sosial tentang produk yang bermanfaat untuk kesehatan
7. Pemantauan dan penilaian upaya promosi kesehatan
8. Sebagai humas dan sekaligus menjadi pusat informasi kesehatan puskesmas
9. Mediasi
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan promosi kesehatan mulai
di Kepala puskesmas, penanggung jawab UKP, penanggung jawab UKM, dan seluruh
karyawan. Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan promosi kesehatan di
Puskesmas adalah petugas promkes.
Pengaturan dan penjadualan tenaga puskesmas dalam upaya promosi kesehatan dikoordinir
oleh Petugas Promkes sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan.

C. Jadual Kegiatan.
Jadual pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan disepakatii dan disusun bersama dengan
lintas program dan lintas sektor terkait.

NO Kegiatan 2017

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des

1. Penyuluhan X X X X X X X X X X X X

2. Pemberdayaan X X X X X X X X X X X X
Masyarakat
3. Pertemuan X X X X X X X X X X X
kader
kesehatan
4. Advokasi X X
BAB III
STANDAR FASILITAS

DENAH LANTAI 2 PUSKESMAS IRINGMULYO

R. Kapusk AULA
PUSKESMAS
Gudang
Obat
R.
PROMKES

R. Konsul
Gizi
R.
BENDAHAR
A
MUSHOLA R. SANITASI, P2M R. TATA
Tempat
& YANMAS USAHA
Wudh
u
Toliet Dapur
Toliet


B. Standar Fasilitas Ruang Promosi Kesehatan

1. Set Promosi Kesehatan


a. Alat peraga cara menyusui : 1 unit
b. Alat permainan Edukatif (APE) : 1 paket
c. Papan informasi : 1 buah
d. Kamera foto / handy camp : 1 unit
e. Leaflet : sesuai kebutuhan
f. Laptop : 1 unit
g. Proyektor/LCD : 1 unit
h. Radio kaset / tape recorder : 1 unit
i. Wireless system / microphone : 1 unit

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Promosi Kesehatan


Puskesmas Iringmulyo berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas,
termasuk Puskesmas Kawasan Perkotaan sehingga kegiatan dalam Upaya Promosi
Kesehatan yang dilaksanakan meliputi :

No. Upaya Promosi Kegiatan


Kesehatan

1. Penyuluhan a. Promosi Kesehatan di sekolah pendidikan dasar

b. Promosi pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

c. Penyuluhan kesehatan jiwa masyarakat & napza

d. Penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu hamil

e. Penyuluhan pada kelompok / masyarakat tentang


perilaku menjaga kebersihan diri
f. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil,
anak balita, anak, remaja, dewasa, lansia (pendekatan
siklus kehidupan)
g. Penyuluhan peningkatan kesadaran masyarakat tentang
imunisasi
h. Konseling kesehatan reproduksi pada kelompok anak
remaja
i. Peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat
tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dan IMS
j. Peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat
tentang penyakit diare, tifoid dan hepatitis
k. Edukasi dan konseling Pemberian Makanan Bayi dan
Anak (PMBA) meliputi ASI dan MP-ASI untuk balita
sehat, balita kurang gizi, dan balita gizi buruk rawat
jalan
l. Edukasi dan konseling mengenai pola makan, perilaku
makan bagi bumil KEK / Kurus
m. Konseling Dietetik

2. Pemberdayaan a. Memotivasi tokoh masyarakat dalam pembentukan


Masyarakat kader kesehatan atau pembetukan kelompok yang
peduli terhadap kesehatan
b. Membentuk jejaring dalam pembentukan PHBS di
masyarakat
c. Pengerakan kelompok masyarakat dalam pemanfaatan
Posyandu
3. Pelatihan a. Melatih kader kesehatan tentang perawatan diri dan
mempraktekan PHBS
b. Melatih kader kesehatan dalam menyampaikan
informasi pada kelompok / masyarakat tentang
perawatan diri dan mempraktekan PHBS di daerah
binaan
4. Advokasi a. Mengadvokasi masyarakat dan lintas terkait dalam
praktek PHBS dan penanggulangan masalah kesehatan
tertentu
b. Mengadvokasi tokoh masyarakat dalam membentuk
kelompok terkait perawatan masalah gizi

B. Strategi Promosi Kesehatan


Merupakan cara bagaimana dalam melaksanakan upaya promosi kesehatan di puskesmas.
Ada tiga strategi yaitu :
1. Strategi advokasi
2. Strategi kemitraan
3. Strategi pemberdayaan masyarakat

C. Langkah Kegiatan Promosi Kesehatan


1. Perencanaan
Secara terinci uraian ruang lingkup kegiatan perencanaan promosi kesehatan yaitu :
a. Kajian perilaku tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas program di
puskesmas
b. Kajian kebujakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada maupun yang perlu
dibuat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas.
c. Lokakaryamini di puskesmas yang membahas upaya promosi kesehatan yang
terintegrasi secara lintas program maupun lintas sektor.
d. Komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di masyarakat, melalui
kegiatan di dalam gedung dan di luar gedung puskesmas dalam upaya meningkatka
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
serta meningkatkan status kesehatannya.
e. Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat desa dan kecamatan
untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik berwawaskan kesehatan dalam
mengatasi masalah kesehatan termasuk penanganan kejadian luar biasa, dengan
mengoptimalkan potensi dan peran jejaring kemitraan.
f. Penggerakan peran serta masyarakat melalui upaya pemberdayaan
masyarakatdalam pengembangan, pembinaan dan peningkatan kualitas desa siaga
aktif, peningkatan pencapaian PHBS di rumah tangga, PHBS di institusi
pendidikan, serta PHBS di tempat-tempat umum yang ada di wilayah kerja
puskesmas.
g. Pengembangan dan pembinaan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) di tingkat desa dalam mengatasi masalah kesehatan serta
meningkatkan status kesehatan masyarakat.

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Dilaksanakan dengan memperhatikan :
a. Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah ada pada periode
sebulumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah
b. Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan di
wilayah tersebut dan kemampuan puskesmas

Contoh matrik :
Program Jenis Pelayanan Target Pencapaian Masalah

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Merupakan penetapan rincian rencana pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
berdasarkan RUK
Contoh matrik :
Jenis Tujuan Sasaran Penanggung Petugas Sumber Waktu Ket
kegiatan jawab yang dana pelaksanaan
terlibat
4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan jadwal yang telah disusun
bersama.
Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.

5. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap pelaksanaan
suatu upaya promosi kesehatan dengan tujuan memberikan umpan balik pada
pengelolaan upaya promosi kesehatan untuk perbaikan dan optimalisasi
pelaksanaan upaya promosi kesehatan. Dilakukan untuk :
a. Menetapkan masalah dan situasi
b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi
c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi
6. Penilaian dan Evaluasi
Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman pembelajaran upaya
promosi kesehatan sebagai upaya meningkatkan kualitas rancangan perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan upaya promosi kesehatan yang baru.
Rentang waktu :
a. Evaluasi pra kegiatan promosi kesehatan
b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan promosi kesehatan sedang berlangsung
c. Evaluasi sesudah upaya promosi kesehatan dilakukan

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan direncanakan
dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan
kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator PHBS
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tribulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan promosi kesehatan dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat.

Keberhasilan kegiatan upaya promosi kesehatan tergantung pada komitmen yang kuat dari
semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif
masyarakat dalam bidang kesehatan.
PEDOMAN
UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Ita Novi sulistiyani
PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat keserhatan yang
setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam pasal 162 Undang-Undang No.
36 tahun 2009 tentang Kesehatan. ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan selanjutnya diatur dalam peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan, yang mengaturnya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor resiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi dan fasilitas umum ( Permenkes RI
No.13 tahun 2015 ttg Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas )
Kesehatan Lingkungan Puskesmas Iringmulyo dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan pada masyarakat di lakukan dalam gedung dan di luar gedung. Untuk
memperjelas lingkup penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas Iringmulyo perlu di atur mengenai uraian kegiatan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan sebagai acuan bagi Petugas, Pihak terkait dan masyarakat
yang membutuhkan Pelayanan tersebut.

B. RuangLingkup
Ruang lingkup pelayanan Kesehatan lingkungan mencakup mulai dari
Identifikasi sarana sanitasi dasar, Pemantauan lingkungan Permukiman,
pembinaan Masyarakat, Pengendalian Vektor Penyakit dan menerima permintaan
klien untuk pengambilan sampel air dan menerima rujukan penderita penyakit
berbasis lingkungan dari faskes sampai menentukan rencana tindak lanjut hasil
dari kegiatan Kesehatan lingkungan Puskesmas.
C. Tujuan
1. Umun
Dengan terselenggaranya pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya
preventif, promotif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan.

2. Khusus
a. Menurunkan angka penyakit dan /atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor resiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan
b. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku masyarakat
untuk mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor resiko lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat
c. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan Kesehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat
.

D. Landasan Hukum
1. Undang Undang nomor 36tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 66 Tahun 2015 tentang Kesehatan
Lingkungan
3. PERMENKES RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan di Pusat Kesehatan Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Pola Ketenagaan

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di PenyehatanLingkungan adalah :

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah

1 Sanitarian SKM 1

B. Distribusi Ketenagaan
1. Penanggung jawab Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Penanggung jawab Kesehatan Lingkungan Puskesmas mempunyai tugas dan


tanggung jawab :
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis Penyehatan Lingkungan
b. Bertanggung jawab terhadap mutu Penyehatan Lingkungan, validasi hasil
Pemantauan Penyehatan Lingkungan, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan Penyehatan Lingkungan.
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan Penyehatan
Lingkungan
d. Melakukan Adfokasi ,Koordinasi, sosialisasi, lintas program, lintas sektor
e. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu
BAB III
STANDAR FASILITAS

DENAH LANTAI 2 PUSKESMAS IRINGMULYO

R. Kapusk AULA
PUSKESMAS
Gudang
Obat
R.
PROMKES

R. Konsul
Gizi
R.
BENDAHAR
A
MUSHOLA R. SANITASI, P2M R. TATA
Tempat
& YANMAS USAHA
Wudh
u
Toliet Dapur
Toliet


A. Standar Sarana
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan :
Puskesmas menyediaakan fasilitas khusus untuk pengelolaan Kesehatan Lingkungan
antara lain :
a. Tempat sampah medis dan non medis
b. Safety box
c. Ruang penyimpanan limbah sementara

B. Peralatan
Peralatan yang ada :

NO JUMLAH PERALATAN JUMLAH


MINIMAL

I Set Kesehatan Lingkungan 1 buah

2 Botol sampel air bemulut lebar 1 buah

3 Botol sampel air berpembear 1 buah

4 Pengukur kelembaban ( Hygrometer ) -

5 Fly sweep nef ( Fly gril ) 1 buah

6 Pipit tetes 1 buah

7 Lux Meter -

8 Alat pemberantasan sarang nyamuk (Fogging ) 1 buah

9 Termos / Bok Tempat sampel 1 buah

10 Pinset Penjepit Kapas 1 buah

II Perlengkapan

1 Sendok tahan karat 1 buah

2 Jerigen ( wadah sampel ) 1buah

III Bahan pakai habis

1 Sarung tangan 1 Psg

2 Kapas ada
3 Alkohol 70 % ada

4 Masker ada

5 Korek Api

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. LINGKUP PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Konseling
2. Inspeksi sanitasi, surveilans kesling
3. Pemberantasan vektor

B. JENIS KEGIATAN YANG ADA


1. Kegiatan dalam Gedung
a. Menerima kunsultasi Pasien rujukan
1. keracunan makanan
2. keracunan pestisida/bahan kimia
3. Flu Burung
4. Chikungunya
5. Filariasis
6. Diare
7. Malaria
8. Demam berdarah dengue
9. Kulit
10. Kecacingan
11. Ispa
12. TB Paru
13. Penyakit berbasis lingkungan lainnya
b. Menerima konsultasi klien datang sendiri
1. PermintaanPengambilan sampel Air
2. Pengelolaan sampah medis non medis
3. Pengelolaan makanan dan minuman
4. Permintaan masyarakat pembinaan Teknologi Tepat Guna
2. Kegaiatan di luar gedung
A. Melakukan Inspeksi sanitasi
B. Penyuluhan Kesehatan masyarakat
C. Pembinaan masyarakat
D. Pengendalian vektor
E. Pemantauaan kualitas air bersih
F. Pemantauan lingkungan fisik
G. Koordinasi Linsek dan Linprog
H. Pembinaan TPM, TTU

C. ALUR PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Koordinasi Perangkat Koordinasi Lintas Koordinasi Lintas


Desa/Kelurahan Program Sektor Kecamatan

Kepala Desa/Lurah Poskeskel Kesmas

Sekretaris Kelurahan Siaga Pendidikan

Kepala Dusun/Ketua Bidan desa Pekerja Umum


Rt/Rw
Perumahan

Pertanian

Lingkungan Hidup

Pemeriksaan/Pengamatan Lingkungan,
Pengamatan Perilaku, Inspeksi Kesling dan
Konseling

Penemuan Penderita dan Pemetaan


Populasi Beresiko

Memberikan Saran Tindak Lanjut Kepada


Pasien / Klien

Analisis Resiko Kesling


BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan


direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan
tahapan kegiatan dan metoda yang akan dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan KesehatanLingkungan perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan KesewhatanLngkungan


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dipantau, dianalisis dan dikaji dengan
menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator SPM Kesehatan Lingkungan
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
PEDOMAN
UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT (P2)
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Ita Novi sulistiyani
PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di berbagai negara masalah penyakit dan kualitas lingkungan yang berdampak
terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama
masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor
lingkungan dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran
penyakit, baik karena kualitas lingkungan. Sehingga insiden dan prevalensi penyakit
yang berbasis lingkungan di Indonesia relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat bereran penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing Sumber
Daya Manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut ditetapkanlah Visi
Indonesia Sehat 2015 yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan Negara
Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat
dan dengan perilaku yang sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Negara
kesatuan Republik Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut diselenggarakan upaya
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, baik oleh pemerintah pusat,
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota maupun oleh masyarakat
termasuk swasta.
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap orang dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksudkan dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945, maka tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu
dan optimal menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Perubahan Paradigma Kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan lebih
diprioritaskan pada upaya pencegahan dan promosi dengan tanpa meninggalkan
kegiatan kuratif dan rehabilitatif, telah mendorong upaya dari dinas kesehatan
umumnya dan dalam bidang penyehatan lingkungan permukiman serta tempat-tempat
umum dan industri pada khususnya untuk lebih menggali kemampuan dan kemauan
masyarakat untuk dapat meningkatkan dan memecahkan permasalahan kesehatannya
sendiri.
Keadaan kesehatan lingkungan di masyarakat Indonesia masih merupakan hal
yang perlu mendapat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat
berubah seperti: Mobilitas dan Peningkatan jumlah penduduk, penyediaan air bersih,
pemanfaatan jamban, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah, penggunaan
pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersedian obat,
polusi udara, air dan tanah dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan
penyakit.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta
terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan
menitik beratkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan
(Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan
yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan,
peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004).

B. Tujuan Pedoman
Meningkatnya upaya penanggulangan pemberantasan penyakit sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan di masyarakat. Serta menurunkan frekuensi angka kesakitan,
jumlah kasus akibat adanya suatu penyakit, jumlah kematian dan menurunnya
penyebar luasan penyakit di suatu wilayah khususnya Puskesmas Iringmulyo.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan dan peran pemangku kepentingan terkait dalam
pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di
Kecamatan Metro Timur.
D. Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam penanggulangan penyakit, maka puskesmas bertugas
mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerjasama
dengan semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen progam penanggulangan
penyakit meliputi : perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta
mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan
tugas pokok dan fungsi uraian kegiatan progam P2, maka strategi operasional yang
dilakukan dalam penanggulangan pemberantasan penyakit diantaranya melalui :
1. Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta dalam penanggulangan penyakit.
2. Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
3. Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, institusi
pendidikan, dan lain-lain.
4. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah TBC.
Kegiatan yang dilakukan progam P2 di Puskesmas adalah :
1. Meningkatkan upaya penemuan penderita di Puskesmas.
2. Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui Posyandu.
3. Meningkatkan penemuan penderita di tempat kerja melalui Posbindu.

E. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular Tertentu yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan.
2. Undang-undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta PP No.
40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular mengatur agar
setiap wabah penyakit menular (kejadian luar biasa-KLB) harus ditangani secara
dini.
3. Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 158 ayat 1 yang
menyatakan bahwa pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanganan PTM beserta akibat yang ditimbulkan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam program
pemberantasan penyakit masyarakat mulai dari Kepala Puskesmas, Penanggung jawab
UKP, Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab P2 dan seluruh karyawan.
Penanggung jawab P2 meliputi :
1. Erni Moulisya : Penanggung jawab Campak, ISPA, Diare, AFP
2. Duhita : Penanggung jawab TB, DBD, HIV/AIDS, Hep B
3. Hesti Indah Miranti : Penanggung jawab Imunisasi
Dalam upaya progam pemberantasan penyakit perlu melibatkan sektor terkait
yaitu: Camat, Lurah, Kader dan sektor terkait lainnya dengan kesepakatan peran
masing-masing dalam program pemberantasan penyakit di bidang kesehatan.

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab P2 di puskesmas dikoordinir oleh
Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan.

C. Jadual Kegiatan
Jadual pelaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai anggaran BOK
disepakati dan disusun bersama dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Penyelidikan Epidemiologi jika ada kasus.
2. Sweeping DO imunisasi, pelacakan KIPI setiap bulan.
3. Promosi ABAT, etika batuk
4. Sweeping kasus TB setiap bulan
5. Pemeriksaan Jentik Berkala setiap bulan.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Ruangan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan,
dalam lingkup ini adalah ruangan Kesehatan Lingkungan.Kebutuhan luas ruangan
disesuaikan dengan jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh Puskesmas.

R. Kapusk AULA
PUSKESMAS
Gudang
Obat
R.
PROMKES

R. Konsul
Gizi
R.
BENDAHAR
A
MUSHOLA R. SANITASI, P2M R. TATA
Tempat
& YANMAS USAHA
Wudh
u
Toliet Dapur
Toliet


B. Standar Fasilitas
1. Panduan bagi setiap pemegang program: 1 buah
2. Kit Penyelidikan Epidemiologi (PE) :
a. Surat Tugas
b. Buku
c. Pulpen
d. Refleks Hummer
e. Form PE
f. Pot tempat specimen
g. Label
h. Kantong plastik
i. Spesimen carrier dengan ice pack
j. Senter
3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4. Kit audiovisual audividual, yang terdiri dari:
a. Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
b. Laptop
c. LCD projektor

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Program Pemberantasan Penyakit


Berikut uraian rincian kegiatan program P2 seksi pencegahan dan pemberantasan
penyakit :
1. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data program salah satu jenis penyakit
dari puskesmas.
2. Menghimpun, mengolah dan menganalisa serta merencanakan kebutuhan obat-
obatan, membuat perencanaan kegiatan program tahunan.
3. Menyiapkan bahan rencana program P2.
4. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor yang terkait
dengan program P2.
5. Menyelenggarakan pertemuan dengan lintas program dan lintas sektor untuk
mendukung program P2.
6. Melaksanakan fasilitas teknis program P2 di puskesmas.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program P2 .
8. Menyelenggarakan pertemuan monev .
9. Monev hasil pertemuan dengan lintas sektor dan lintas program.
10. Melaksanakan kajian pencapaian program P2.
11. Membuat laporan kegiatan program P2.

B. Metode Program Pemberantasan Penyakit


Metode dalam program pemberantasan penyakit melalui beberapa kegiatan yaitu :
1. Pengumpulan data kesakitan
2. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan
benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab
penyakit.

C. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Diseminasi informasi program pemberantasan penyakit tingkat Kecamatan
dan pihak lain yang terkait.
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan tingkat Kecamatan
2. Perencanaan
a. Merencanakan teknis kegiatan program pemberantasan penyakit dengan lintas
sektor terkait
b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program pemberantasan penyakit
yang bersumber dari dana BOK.
3. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading sektor
dari Puskesmas (penanggung jawab program pemberantasan penyakit)
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan
program pemberantasan penyakit di tingkat Kecamatan.
4. Melaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit sesuai dengan jadual yang
telah disusun.
5. Monitoring evaluasi
a. Monitoring pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b. Melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masayarakat.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan
program pemberantasan penyakityang akan dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
.
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program pemberantasan penyakit
perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program pemberantasan


penyakitperlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program pemberantasan penyakit dimonitor dan dievaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tribulan.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
pelaksanaan program pemberantasan penyakit dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan program pemberantasan penyakit
tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.
PEDOMAN
UPAYA PERKESMAS
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT
Ita Novi sulistiyani
PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Permasalahan kesehatan yang dihadapi saat ini cukup kompleks karena upaya kesehatan
belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Masalah kesehatan adalah munculnya
penyakit-penyakit (emerging diseases) seperti HIV/AIDS, Chickungunya dan meningkatnya
kembali penyakit-penyakit menular seperti TB, DBD. Sementara itu untuk penyakit
degeneratif seperti jantung dan pembuluh darah juga terjadi peningkatan. Upaya pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan. Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh Puskesmas
Iringmulyo adalah program perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas).S esuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 128/Menkes/SK/II/Tahun 2004 program
pengembangan yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Dengan terintegrasinya upaya perkesmas diharapkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dapat lebih bermutu karena diberikan secara holistik, komprehensif pada
semua tingkat pencegahan.

B. Tujuan

1. Diperolehnya presepsi yang sama dalam penyelenggaraan keperawatan kesehatan


masyarakat.

2. Meningkatnya efesiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan pada masyarakat,


terutama kelompok rentan dan resiko tinggi.

3. Meningkatnya keterpaduan dalam penyelenggaraan pelayanan dipuskesmas.


C. Ruang Lingkup Pelayanan

Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat meliputi upaya


kesehatan perseorangan ( UKP ) maupun upaya kesehatan masyarakat ( UKM ). Pelayanan
kesehatan yang diberikan lebih fokus pada promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif
dan rehabilitatif.

D. Batasan Operasional

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam


mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan keperawatan
diberikan secara langsung kepada seluruh masyarakat dalam rentang sehat-sakit dengan
mempertimbangkan seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi
individu, keluarga dan kelompok maupun masyarakat.

E. Landasan Hukum

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279 Tahun 2006 tentang
pedoman pelayanan penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat di
puskesmas

2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat;

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia

NO NAMA PROFESI JABATAN

1 Hesti Indah Miranti Perawat Ketua Perkesmas

2 dr . M.Aljauza Dokter Pelaksana Teknis

3 Erni Moulisya Perawat Pelaksana Teknis

4 Eli Hariyati Koordinator KIA Pelaksana Teknis

5 Duhita Bidan Pelaksana Teknis


6 Nusa Usiana Bidan Pelaksana Teknis

7 Eva Rista Silaen Penyuluh Pelaksana Teknis

8 Trianti Kusuma N Bidan Kelurahan Iringmulyo Pelaksana Teknis

9 Susia Rahmawati Koordinator Kesling Pelaksana Teknis

B. Distribusi Ketenagaan

Untuk bidan melakukan kunjungan klien maternal beresiko tinggi, neonatus beresiko
tinggi, bayi beresiko tinggi, balita beresiko tinggi. Untuk perawat melakukan kunjungan klien
usila resti, penyakit kronis, kasus DO.
Pelaksanan pelayanan terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien.

C. Jadwal Kegiatan

1. Sebelum dibuat jadwal kunjungan ditentukan sasaran keluarga yang termasuk rentan
terhadap masalah kesehatan.
2. Sebelum melaksanakan kunjungan selalu berkoordinasi dengan pelaksana kegiatan.
3. Pelaksanaan PHN dilaksanakan di dalam dan diluar gedung, dimana kegiatan dalam
gedung berupa asuhan keperawatan individu dan kegiatan luar gedung berupa asuhan
keperawatan keluarga, kelompok, dan masyarakat.

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Pelaksanaan Kegiatan

Sarana dan prasarana

Sarana pelaksanaan kegiatan perkesmas :

1. PHN kit

2. Alat tulis menulis

3. Blangko pengkajian
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat meliputi kegiatan didalam gedung dan


diluar gedung.

1. Kegiatan didalam gedung


a. Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan
b. Penemuan kasus baru ( deteksi dini ) pada pasien rawat jalan.
c. Penyuluhan/pendidikan kesehatan
d. Pemantauan keteraturan minum obat
e. Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain dipuskesmas
f. Pemberian nasehat (konseling) keperawatan
g. Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan yang
diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat,dll).
h. Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan digedung
puskesmas (kenyamanan, keamanan, dll).
i. Dokumentasi keperawatan.
2. Kegiatan diluar gedung
Melakukan kunjungan ke keluarga/kelompok/masyarakat untuk melakukan asuhan
keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat.
a. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut dirumah(individu dlm
konteks keluarga )
Merupakan asuhan keperawatan individu dirumah dengan melibatkan peran serta
aktif keluarga
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
1) Penemuan suspek/kasus kontak serumah
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
3) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
4) Kunjungan rumah ( home visit/home health nursing) sesuai rencana.
5) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care).
6) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
7) Dokumentasi keperawatan.
b. Asuhan keperawatan keluarga
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang ditemukan di
masyarakat dan dilakukan dirumah keluarga.Kegiatannya meliputi antara lain :
1) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan
di masyarakat.
2) Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
3) Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
4) Kunjungan rumah (home visit/home nursing) sesuai rencana.
5) Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care).
6) Pelayanan kesehatan sesuai rencana misalnya memantau keteraturan berobat
pasien dengan pengobatan jangka panjang.

7) Pemberian nasehat (konseling) kesehatan keperawatan dirumah.

8) Dokumentasi keperawatan

BAB VIII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dilaksanakan secara periodik setiap bulan oleh perawat koordinator perkesmas
dan kepala puskesmas. Hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator kinerja menjadi
masukan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja perawat berikutnya, peningkatan cakupan
dan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan penilaian dilaksanakan minimal setiap akhir tahun
dan hasilnya digunakan untuk masukan dalam penyusunan perencanaan kegiatan perkesmas
pada tahun berikutnya.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat ini diharapkan dapat


memandu berbagai pihak terkait dalam menerapkan upaya perkesmas sebagai upaya yang
terintegrasi dalam kegiatan puskesmas maupun sebagai upaya pengembangan. Untuk
terimplementasinya pedoman ini diperlukan adanya kerjasama, keterpaduan, dukungan baik
lintas sektor serta masyarakat untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
profesional.
PEDOMAN
UPAYA USILA
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ita Novi sulistiyani


PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

A. Definisi
Pelayanan kesehatan usia lanjut merupakan kegiatan dalam rangka mengusahakan masa
tua yang berbahagia dan berguna, sehingga para usia lanjut tidak menjadi beban bagi
masyarakat yang mencakup upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Dalam
penanganan masalah usia lanjut, perlu dilakukan pendekatan yang tepat, team work
(koordinasi) dan keterpaduan (diagnosa dan pengobatan)

B. Ruang Lingkup
Pelayanan kesehatan usila dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung, meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan usila
b. Konseling
2. Kegiatan di luar gedung, meliputi :
a. Pelayanan kesehatan usila secara holistik
b. Penyuluhan kesehatan masyarakat usila

C. Tata Laksana
1. Kegiatan di dalam gedung
a. Pelayanan kesehatan usia lanjut meliputi : kesehatan umum, kesehatan jiwa, gizi
pada usila, kesehatan indera (mata dan telinga), keperawatan kesehatan dasar
b. konseling kesehatan usila
2. Kegiatan di luar gedung
a. Persiapan :
- Penjadwalan kegiatan
- Penjadwalan kegiatan penyuluhan
b. Pelaksanaan :
- Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan oleh Puskesmas melalui Posyandu lansia
- Olahraga/kesegaran jasmani bagi lansia
- Keperawatan kesehatan dasar
- Penyuluhan yang berkaitan dengan masalah kesehatan usila
D. Dokumentasi
1. Kegiatan di dalam gedung :
Setelah selesai pelayanan, data-data pasien :
- Ditulis dalam buku registrasi
- Di input dalam e puskesmas melalui komputer
2. Kegiatan di luar gedung :
a. Buku tugas luar
b. Penyuluhan kader :
- Undangan
- Materi penyuluhan
- Daftar hadir
- Notulen penyuluhan
PEDOMAN
UPAYA UKGM
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ita Novi sulistiyani


PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

I. Latar Belakang

Pembangunan kasehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan Nasional yang


antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta
sejahtera lahir dan Batin.
Salah satu bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi,
dengan mutu kehidupan yang tinggi pula,
Serta mempunyai sikap kejiwaan yang menopang dan mendorong kreatifitas. Oleh karena itu,
maka pembangunan manusia seutuhnya harus mencapai aspek jasmani dan kejiwaan,
disamping aspek spiritual dan sosial, termasuk kepribadian dan kejuangan yang ditujukan
untuk mewujudkan manusia sehat, cerdas dan produktif serta mempunyai daya juang yang
tinggi.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen dari kesehatan umum yang berpern
penting dalam fungsi pengunyahan, fungsi bicara dan fungsi kecantikan. Upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan agar Kesehatan gigi dan mulut dapat mendukung tercapainya
tujuan Millenium Development Goals ( MDGS ) adalah dengan diadakannya upaya UKGM.
UKGM adalah suatu usaha kesehatan gigi dan mulut yang dibentuk dimasyarakat Desa/
Kelurahan untuk menunjang derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa/Kelurahan secara optimal.
2. Tujuan Khusus.
1. Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan dimasyarakat Desa / Kelurahan,
tertanganinya masyarakat Desa/Kelurahan yang mengalami masalah kesehatan.
2. Tersedianya data/informasi untuk menilai perkembangan Kesehatan masyarakat
desa/Kelurahan dan penyusunan program atau perencanaan.
III. Rincian Kegiatan
Kesehatan gigi dan mulut balita dilakukan dengan kegiatan :
1. Melakukan Penyuluhan
2. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut balita
3. Rujukan kepuskesmas

IV. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Penyuluhan dilakukan tenaga kesehatan gigi (dokter gigi/Perawat gigi )
2. Melakukan Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada balita oleh dokter gigi,
perawat gigi.
3. Melakukan rujukan kepuskesmas bagi balita yang memerlukan
Lebih lanjut.

V. Sasaran
Ibu balita dan balita di posyandu

VI. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Menyesuaikan jadwal posyandu

VII. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi akan dilakukan dalam kurun waktu setahun sekali, meliputi :
1. Jadwal pelaksanaan
2. Metode penyampaian materi

VIII. Pencatatan dan pelaporan evaluasi kegiatan


Pencatatan kegiatan ini dimasukkan pada laporan kegiatan bulanan, hasil
pemeriksaan ditulis didalam buku hasil pemeriksaan dan ditulis dibuku kegiatan.
PEDOMAN
UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
No.Dokumen : 800/ /D-
2.U5/UKM/2017
No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT Ita Novi sulistiyani


PUSKESMAS NIP.197411202006042009
IRINGMULYO

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Puskesmas merupakan garda depan dalam penyelenggara upaya kesehatan dasar.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat
esensial meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. pelayanan gizi;
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk
mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota.

B. Tujuan
Tujuan Pedoman Pelayanan Upaya kesehatan ini adalah untuk menjadi acuan bagi
seluruh aktifitas pelayanan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Iringmulyo,
sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota.
C. RuangLingkupPelayanan
Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas Iringmulyo meliputi:
1. pelayanan promosi kesehatan;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. Pelayanan gizi
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
6. Perawatan Kesehatan masyarakat

D. Batasan Operasional
1. Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
2. Upaya kesehatan lingkungan
Adalah upaya yang dilakukan oleh Puskesmas untuk menjadikan lingkungan yang
sehat dalam rangka pencegahan terhadap penyakit yang berhubungan dengan
lingkungan dan menciptakan lingkungan yang dapat mengoptimalkan penyembuhan
suatu penyakit di masyarakat.
3. Upaya Kesehatan ibu dan anak dan KB adalah upaya kesehatan primer yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup, pengembangan dan
perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan anak usia pra sekolah
dalam proses tumbuh kembang.
Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi
yang berkualitas.
4. Upaya peningkatan gizi masyarakat
Adalah kegiatan untuk mengupayakan peningkatan status gizi masyarakat dengan
pengelolaan terkoordinasi dari berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta
aktif masyarakat .
5. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
Adalah suatu upaya untuk mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam
masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host
melalui kegiatan penyuluhan kesehatan, surveilans dan imunisasi.
6. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan
kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif
dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya.

E. Landasan Hukum
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

NO JABATAN KUALIFIKASI

1 Dokter S1 Kedokteran

2 Perawat D III Keperawatan

3 Bidan D III Kebidanan

4 Pengelola Gizi D3 Gizi

5 Sanitarian D3 Kesehatan lingkungan

6 Promkes S1 Promkes

7 Analis DIII Analis

8 Apotek SMF

B. Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (7.30 – 14.30) distribusi ketenagaan adalah sbb:
 Perawat dan dokter melakukan upaya pencegahan penyakit di dalam gedung
maupun di luar gedung.
 Petugas sanitasi melakukan konsultasi sanitasi bagi pasien yang menderita penyakit
berbasis lingkungan, ataupun memberikan konsultasi terkait sanitasi lingkungan
bagi masyarakat yang membutuhkan, serta pemantauan sanitasi masyarakat.
 Petugas promkes mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan
oleh pemegang program maupun petugas puskesmas yang terkait, menyiapkan
peralatan dan logistik terkait persiapan penyuluhan.
 Bidan melakukan kegiatan upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
baik dalam gedung maupun di luar gedung
 Nutrisionis melakukan pelayanan konsultasi gizi klinis bagi pasien yang dirujuk
dari BP Umum maupun KIA, serta melakukan kegiatan di masyarakat untuk
meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya program
gizi masyarakat
 Analis melakukan pelayanan laboratorium bagi pasien yang dirujuk dari BP Umum
dan KIA serta pasien umum atau masyarakat yang membutuhkan, serta melakukan
kegiatan diluar gedung
 Petugas obat melakukan pelayanan pemberian obat bagi pasien berdasar resep dari
BP Umum, BP Gigi, KIA dan Gizi di dalam gedung maupun kegiatan luar gedung

C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam pertemuan bulanan program, lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan di
koordinasikan oleh penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat dengan
mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas Iringmulyo.
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan kepada pasien pada umumnya berlokasi di lantai bawah
gedung puskesmas sehingga memudahkan bagi pasien untuk mengakses.
BP umum merupakan ruangan dengan 2 meja pemeriksaan dokter dengan bed
periksa masing-masing. Di bagian depan ruangan ini di sisi pintu masuk adalah meja
anamnese sekaligus pemeriksaan awal oleh perawat. Ruangan ini memiliki wastafel
sebagai sarana cuci tangan bagi petugas setelah melakukan tindakan kepada
pasien.Disamping itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai salah satu p
care dari sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan server untuk
memasukkan data pasien pada sistem informasi puskesmas.
Ruang KIA terhubung langsung dengan ruang KB/Immunisasi, sehingga
memudahkan pemberian pelayanan KIA berupa pemeriksaan ibu hamil, pelayanan
KB, pemeriksaan calon pengantin serta pemberian immunisasi pada balita.Ruangan
KIA memiliki meja administrasi, bed pemeriksaan, bed ginekologi, wastafel, lemari
peralatan dan perangkat komputer pendukung sistem informasi puskesmas.
Ruang Konsultasi Gizi, sanitasi dan promosi kesehatan jadi satu ruang /
masing-masing memiliki ruang tersendiri sehingga memberikan privasi kepada client
untuk dapat berkonsultasi kepada petugas dengan nyaman. Selain itu petugas juga
lebih mudah dan nyaman ketika menyusun program maupun menyusun laporan karena
memiliki ruangan tersendiri yang akan menunjang kinerjanya.

2. Peralatan
Promosi Kesehatan KIA dan Perbaikan Gizi Pencegahan & Perkesmas
Kesehatan Lingkungan KB Masyarakat Pemberantasan
Penyakit
Menular
 Alat tulis  Senter  Tensi  Leaflet  Leaflet  Tensimeter
 leaflet  Thermo meter  Panduan /Brosur  buku
 alat peraga higrometer  stetoskop Diet penyuluhan register
penyuluhan  Block  Doupler  Timbangan penyakit  Stetoskop
 kamera Grill  Pita badan  Blanko  Form
 laptop  Kit pengukur  Alat tinggi surveilans Perkesmas
 LCD Sampling  Alat tulis badan  Pedoman  Alat tulis
Proyektor air  Mikrotois KLB
 Jadwal  Kit  Alat tulis  Senter
kegiatan sampling  Vaksin
 Handicam makanan  Chold
 Buku  Alat chain
 Pamflet pembasmi  Alat tulis
nyamuk
 Alat tulis
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Tatalaksana Upaya Promosi kesehatan


1. Petugas Penanggung jawab :
Petugas promkes
2. Perangkat Kerja
a. Leaflet penyuluhan
b. Laptop
c. LCD Proyektor
d. Camera
e. Alat tulis
3. Tatalaksana:
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat,
dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan
informasi, dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
prilaku, dengan melakukan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat untuk mengenali, menjaga/memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya.
4. Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina
dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
Sasaran
a. Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
b. Penyuluhan Kesehatan
-Penyuluhan dalam gedung
- Penyuluhan luar gedung
c. Penyuluhan kelompok :
- Kelompok posyandu
- Penyuluhan masyarakat
- Anak sekolah
Penyuluhan perorangan : PHN
- Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
- Advokasi program kesehatan dan program prioritas
- Promosi kesehatan tentang narkoba
- Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
- Pembinaan dana sehat/JKN
B. Tatalaksana Upaya Kesehatan Lingkungan
1. Petugas Penanggung jawab
Sanitarian
2. Perangkat Kerja
a. Senter
b. Sterilisasi ruangan
c. Thermohigrometer
d. Block Grill
e. Kit Sampling air
f. Kit sampling makanan
g. Alat pembasmi nyamuk
3. Tatalaksana
Tujuan umum : kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya
kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai
derajat kesehatan yang optimal
2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain yang
bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian
lingkungan hidup.
3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman yang berlaku.
4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan
tempat-tempat umum.
4. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi:
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
4. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
5. Penyehatan pemukiman
6. Pengawasan sanitasi tempat umum
7. Pengamanan polusi industri
8. Pengamanan pestisida
9. Klinik sanitasi

C. Tatalaksana Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB


1. Petugas Penanggung jawab
a. Dokter umum
b. Bidan
c. Perawat
2. Perangkat kerja
a. tensimeter
b. stetoskop
c. Doupler
d. Pita pengukur
e. Thermometer
f. KB set
g. Partus set
h. spuit
3. Tatalaksana
Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.
Pelayanan KIA Puskesmas terdiri dari
1. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah Puskesmas
2. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah
4. Tujuan
Tujuan Umum
Terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi penuh pengguna jasa dan
keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu mempunyai kesempatan yang
terbaik dalam hal waktu dan jarak antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang
aman dalam lingkungan yang kondusif sehat, denagn asuhan antenatal yang ade
kuat, dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.
Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu hamil termasuk
KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas
serta perawatan bayi baru lahir.
b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan
neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer sesuai kebutuhan
c. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan penagganan
kedaruratan kebidanan neonatal
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya KIA
f. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir
yang meliputi usaha pernafasan spontan, menjaga bayi tetap hangat,
menyusui dini dan eksklusif, mencegah interaksi serta tata laksana neonatal
sakit
g. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra
sekolah yang meliputi perawatn bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan rutin
pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizi
h. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh kembang
pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang melipui perkembangan
motorik, kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan kemandirian
anak.
i. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke
fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya

Sasaran : adalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang tinggal dan
berada di wilayah kerja Puskesmas serta yang berkunjung ke Puskesmas.

Keluarga Berencana
Pengertian :
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan
kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.
Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan
pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan
waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran
nasional
Tujuan
Tujuan umum
Adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh pengguna jasa pelayanan
dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur mempunya
kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan jarak antar kehamilan
guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga kecil,bahagia dan sejahtera.
Tujuan khusus
a. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada pasangan
usia subur dan keluarganya.
b. Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan kegagalan
metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II ) sesuai
dengan kebutuhannya.
c. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metoda kontrasepsi
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat dalam
upaya KB.
f. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan usia subur,
serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan
fungsi reproduksinya
g. Melaksanakan penanganan infentaris pasangan usia subur yang berkualitas dan
merujuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan kebutuhan
h. Melaksanakan managemen terpadu pelayanan kontrasepsi yang datang berobat ke
fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindakan lanjutnya
Sasaran
a. Sasaran pelayanan KB adalah pasangan usia subur
b. Calon pasangan usia subur
c. Pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa menopaus.
d. Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas
e. WUS yang datang pada pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase
intervensi pelayanan KB.

D. Tatalaksana Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat


1. Petugas penanggung jawab
Nutrisionis
2. Peralatan kerja
a. Leaflet
b. Panduan Diet
c. Food Model
d. Timbangan badan
e. Mikrotois
3. Tatalaksana
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
b. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
- Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY )
- Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
- Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein ( KEP ) dan
kurang Energi Kronis ( KEK )
- Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
- Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
4. Tujuan
Tujuan umum
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
Tujuan khusus :
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan benar
sesuai dengan gizi seimbang
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintahan serta swasta
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina,
memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat.
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi.
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah gizi dan
tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
5. Sasaran
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok-kelompok yang beresiko
menderita kelainan gizi antara lain:
1. Bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia sekolah
2. Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin (cantin), ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan usia lanjut (usila)
3. Semua penduduk rawan gizi
4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi
E. TatalaksanaUpayaPencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
1. Petugas Penanggung jawab
Surveilans
2. Perangkat Kerja
a. Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
b. Vaksin
c. Blanko surveilans
d. Pedoman KLB
e. Cold chain
f. Vaksin Carier
3. Tatalaksana
Pengertian penyakit menular
Adalah penyakit yang disebabkan oleh agent infeksi atau toksinnya, yang beraasal
dari sumber penularan atau reservoir, yang ditularkan/ ditansmisikan kepada
pejamu (host) yang rentan.
Kejadian luar biasa ( KLB )
Adalah kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan
mungkin menimbulkan kehebohan/ketakutan di kalangan masyarakat, atau
menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti
(bermakna) dari kejadiankesakitan/kematian tersebut kepada kelompok penduduk
dalam kurun tertentu.
Wabah penyakit menular
Adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta dapat mennnimbulkan malapetaka (U.U. No.
4 tahun 1984 tentang wabah penyakit yang mennular)
Kegiatan upaya penanganan penyakit menular meliputi:
1. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya
a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-
pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat
yang memadai termasuk rujukan.
b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi
padaKLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB
diare, dsb
c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan, pengamatan/pemantauan
(surveinlans ketat) dan logistik.
2. Program pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat, yang
dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
3. Surveilans epidemiologi penyakit menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan terhadap
kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk perencanaan suatu program,
mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini. Secara singkat dapat
dikatakan: Pengumpulan Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan
(Surveillance For Action).
Program Pemberantasan Penyakit Menular
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan pneumonia
a. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
b. Program rabies
c. Program Surveilans
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya Upaya kesehatan Puskesmas, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistic yang memadai dan optimal, melalui perencanaan yang baik
dan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan usulan pemegang program yang sudah
berdasarkan hasil pemetaan masalah.Ketersediaan logistic harus dijamin kecukupannya dan
pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan.Pengadaan alat dan bahan dalam
pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

BAB VI
PENUTUP

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di


wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota. Sedangkan Puskesmas
bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai