Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Pada kesempatan kali ini saya sebagai penulis akan meriview salah satu
jurnal yang berjudul “Model Pengembangan Pembelajaran Pendididikan
Kewarganegaraan Berbasis Multikultur Dalam Rangka Menanamkan Nilai-Nilai
Ham Dan Demokrasi“ yang ditulis oleh M. Mona Adha dengan nama jurnal
Media Komunikasi FIS yang membahas mengenai Model Pembelajaran PKn.
sebagai penulis akan membahas isi jurnal kemudian mengkritisinya dengan
memaparkan kelebihan dan kekurangan dari jurnal tersebut. Dari hasil evaluasi
yang penulis lakukan dapat disimpulkan apakah jurnal ini layak untuk digunakan
sebagai bahan pelajaran atau tidak.

Secara garis besar jurnal ini menceritakan mengenai Model Pembelajaran


PKn, model pembelajaran yang tepat guna, untuk mengembangkan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan berbasis multikultur dalam rangka menanamkan
nilai-nilai HAM dan Demokrasi kepada siswa. Metode yang dipergunakan dalam
model pengembangan pembelajaran dalam penelitian ini adalah model ADDIE
yang meliputi: Analyze berupa kebutuhan, peserta didik dan seterusnya. Design
berupa rumusan kompetensi, strategi. Develop berupa materi ajar, asesmen dan
seterusnya. Implement berupa tatap muka, asesmen dan seterusnya. Evaluate
terhadap program pembelajaran perbaikan.

Dalam jurnal review ini, penulis akan membuat batasan masalah yang
akan dibahas. Pembatasan ini berguna untuk mencegah kesimpangsiuran materi
yang akan dipaparkan agar terdapat penegasan dalam ruang lingkup
pembahasannya. Batasan masalah dalam jurnal review ini adalah Model
Pembelajaran PKn.

1
A. Identitas Jurnal

Nama Keterangan

Judul Model Pengembangan Pembelajaran


Pendididikan Kewarganegaraan
Berbasis Multikultur Dalam Rangka
Menanamkan Nilai-Nilai Ham Dan
Demokrasi
Nama Jurnal Media Komunikasi FIS

Download Sosiologi.fisip.uns.ac.id/online-
jurnal/wp-content/…
Volume / No 12 / 02

Tanggal Di Review 4 April 2018

Tahun 2013

Penulis M. Mona Adha

Reviewer Hamida

ISBN/ISSN 1412 - 8683

2
Pembanding

Judul Buku : Desain Relasi Efektif Guru dan Murid

Penulis : Nuni Yusvavera Syatra

Penerbit : Buku Biru

Tahun Terbit : 2013

Urutan cetakan :1

ISBN : 978-602-7665-67-5

Tebal Buku : 180 Hlm

3
BAB II
RINGKASAN REVIEW JURNAL

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi pembentukan karakter
sebuah peradaban dan kemajuan yang mengiringinya. Tanpa pendidikan, sebuah
bangsa atau masyarakat akan sulit mendapatkan kemajuannya sehingga menjadi
bangsa atau masyarakat yang kurang beradab.

Perspektif pendidikan Multikultur, memandang pendidikan sebagai ruang


tranformasi budaya yang membongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses
pendidikan.

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multikultur


memungkinkan terakomodasinya nilai-nilai keberagaman bangsa, terutama bangsa
Indonesia. Program pendidikan multikultur dapat disajikan tipologinya
berdasarkan penekanan utamanya yaitu: a) content oriented program, b) student
oriented program dan c) socially oriented program.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang


memberikan pemahaman kehidupan sosial memiliki posisi strategis untuk
mengembangkan kondisi pendidikan yang mencerminkan situasi masyarakat
Indonesia yang multikultural.

B. Kajian Teori

Dalam konteks ini, pendidikan multikultural merupakan pendekatan


progresif, pendekatan ini sejalan dengan prinsif penyelenggaraan pendidikan
yang termaktub dalam Undang Undang dan Sistem Pendidikan No. 20 Tahun
2003 pasal 4 ayat 1, yang berbunyi bahwa pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia (HAM), nilai agama, nilai kultur, dan kemajemukan bangsa.

4
C. Metode yang Digunakan
Metode yang dipergunakan dalam model pengembangan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan berbasis multikultur dalam rangka menanamkan
nilai HAM dan Demokrasi adalah metode pengembangan model ADDIE.

Jurnal Utama
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi pembentukan karakter
sebuah peradaban dan kemajuan yang mengiringinya. Perspektif pendidikan
Multikultur, memandang pendidikan sebagai ruang tranformasi budaya yang
membongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan.
Program pendidikan multikultur dapat disajikan tipologinya berdasarkan
penekanan utamanya yaitu: a) content oriented program, b) student oriented
program dan c) socially oriented program.
Metode penelitian didalam jurnal ini adalah Metode yang dipergunakan
dalam model pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
berbasis multikultur dalam rangka menanamkan nilai HAM dan Demokrasi
adalah metode pengembangan model ADDIE.
Hasil penelitian berupa, Analisis Kebutuhan, Analisis Instruksional,
Perumusan Indikator, Identifikasi Perilaku Awal Dan Karakteristik Siswa, Tes
Acuan Patokan. Dalam Design, Silabus, Strategi Pembelajaran, Metode
Pembelajaran, Media pembelajaran, Model Pengembangan Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultur. Kemudian Development
(Pengembangan), Modul (Bahan Ajar). Implementation (Pelaksanaan) Persiapan,
Reviu Ahli, Uji Coba Satu-Satu, Pelaksanaan, Pelaksanaan Tes Sumatif.
Evaluation (Penilaian), Persiapan, Reviu Ahli, Analisis Satu-satu, Pelaksanaan,
Angket Tanggapan.
Pembahasan, Hasil evaluasi rancangan sistem pembelajaran berupa model
pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis multikultur
dalam rangka menanamkan nilai-nilai demokrasi dan HAM yanng telah
dilakukan mendapatkan tanggapan positif baik dari siswa maupun guru.
Evaluasi hasil rancangan harus selalu dilaksanakan. Sesempurna apapun
bentuk rancangan masih tetap harus mencari bentuk yang sesuai untuk dapat

5
mencapai tujuan instruksional secara lebih efektif dan efisien. Seorang guru
dituntut memiliki kreativitas merancang kegiatan pembelajaran untuk dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan merancang
sistem pembelajaran dan melakukan uji coba model pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Berbasis Multikultur Dalam Rangka Menanamkan Nilai-Nilai
Demokrasi dan HAM.
Diharapkan kepada guru di sekolah agar membiasakan diri untuk
merancang system pembelajaran dengan baik salah satunya adalah dengan
menggunakan model ADDIE.

Pembanding

Buku Desain Relasi Efektif Guru dan Murid, terdiri dari 5 bab. Bab 1
membahas mengenai pendahuluan, dimana sub babnya terdiri dari media belajar
manusia, antara kadar dan kualitas manusia, keluarga, basis dalam belajar,
pendidikan berbasis kemanusiaan, pendidikan versus kemajuan zaman, dan
menjadi produk karbitan. Bab 2 membahas mengenai Dwi Tunggal Pendidikan,
dimana sub babnya terdiri dari definisi guru, peran guru, tugas guru, tanggung
jawab guru, relasi guru dan anak didik, dan guru dan masa depan anak didik. Bab
3 membahas mengenai motivasi strategi pembelajaran, sub banya terdiri dari
motivasi sebagai factor penentu dalam proses pembelajaran, intisari pembelajaran,
peran guru dalam proses pembelajaran, interaksi edukatif, bentuk interaksi
edukatif, dan menghargai anak didik. Dan pada bab 4 membahas mengenai
membentuk iklim komunikasi di kelas, sub babnya terdiri dari beberapa
kemampuan berkomunikasi guru, aktif guru dan anak didik, ada senyum dalam
kelas, menjadi guru konstruktif, dan membangun kesadaran anak didik tanpa
paksaan, dan terakhir penutup.
Belajar adalah usaha sadar seseorang individu yang dapat mengubah tiga
ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan mengajar adalah proses
secara sadar untuk mengubah prilaku seorang individu menjadi pribadi yang lebih
baik. Dalam dunia pendidikan guru, peserta didik, da media pembelajaran adalah
hal yang sangat penting dalam pendidikan. Bila salah satu dari itu tidak dapat

6
terpenuhi, maka pembelajaran tersebut tidak sesuai apa yang diharapkan. Dalam
hal ini indra adalah media pembelajaran yang paling utama dalam pendidikan
untuk menangkap informasi, mengolah, kemudia memberikan respon terhadap
informasi tersebut. Panca indra adalah salah satu media untuk menangkap
informasi. Otak sebagai media untuk mengolah informasi. Sedangkan tubuh
berguna sebagai media untuk meresfon informasi. Kelebihan manusia disbanding
binatang adalah kemampuan belajar tentang sesuatu dan belajar menjadi drinya
sendiri binatang hanya bisa belajar tetapi tidak bisa belajar tentang apalagi belajar
menjadi. Belajar berarti mempraktekan sesuatu,sedangkan belajar tentang
dimaksud untuk mengetahui sesuatu. Untuk bisa menjadi beljar menjadi maka tiga
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor harus di kolaborasiakn menjadi satu.
Keluarga adalah lingkungan pertama yang sebaiknya dibuat kondusif untuk proses
belajar menjadi.pendidikan pada dasarnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia ada tiga pandangan klasik tentang pendidikan
diantaranya pertama pendidikan berguna untuk menyiapkan generasi muda untuk
memegang peranan tertentu dalam masyarakat dimasa depan, kedua mentrasfer
atau memindahkan pengetahuan sesuai dengan apa yang diharapkan, dan ketiga
mentrasfer nilai – nilai dalam rangka memelihara keuntungan dan kesatuan
masyarakat sebagai sebagai persyaratan bagi kelangsungan hidup masyarakat dan
peradaban.

Pendidikan yang humanis menekankan pentingnya pelestarian eksistensi


manusia yang menjadikan manusia lebih manusiawi, berbudaya, dan berkembang
seutuhnya. Menutut Ki Hajar Dewantara pendidikan yang menekan padakan pada
aspek intelektual belaka hanya akan menjauhkan anak didinya dari masyarakat,
tapi faktanya saat ini pendidikan hanya menekankan pada pengembangan daya
cipta saja sehingga menciptakan manusia yang kurang humanis. Pendidik adalah
fungsinya sebagai model atau figure keteladanan, kemudian sebagai fasilitator
atau pengajar. Pendidik hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek
intelektual, karna akan menyebabkan pemisahan dari orang kebanyakan,
pendidikan hendaknya memperkaya setiap rasa percaya diri, mengembangkan
harga diri, guru harus mementingkan kepeningan kebagiyaan para anak didiknya
dibandingkan kepribadiannya sendiri. Guru yang efektif memiliki keunggulan

7
dalam mengajar dan dalam berkomunikasi baik dengan anak didik maupun orang
tua, komite sekolah atau pihak terkait. Selain itu guru harus mempunyai sikap
profesionalitas yaitu berkeinginan untuk memperbaiki diridan mengikuti
perkembangan zaman. Dengan membangun peserta didik aspek kognitif yang
lebih dominan dibandingkan dengan ranah – ranah yang lain maka akan
membentuk peserta didik yang karbitan, dan tidak memiliki harapan kedepannya
terhadap negara ini. Mengompetisikan anak didik merupakan ketidak patutan
pendidik. Kompetisi disini mempunyai dua pengertian yaitu kompetisi yang
datang dari kebutuhan di luar diri anak, dan kompetisi yang sesuai dengan
kebutuhan anak. Anak didik adalah anugrah Tuhan sebagai hadiah kepada alam
semesta. Pendidikan anak seutuhnya yang terkait dengan berbagai aspek seperti
emosi, social, kognitif, fisik, dan moral belum dapat dikemas dalam pembelajaran
di sekolah secara secara terintegrasi, sementara pendidikan sejati adalah
pendidikan yang mmampu melibatkan berbagai aspek yang dimiliki anak sebagai
kompetesi yang beragam dan unik untuk dipelajari, anak belajar bukan untuk
diberi tes dan diberi nilai seperti itu saja. Suatu pendidikan yang utuh akan
membangun dan membelajarkan secara bersama antara pikiran, hati, fisik, dan
jiwa yang dimiliki peserta didiknya. Sebuah pendidikan yang baik akan
melahirkan how learn to learn, guru yang bersemangat akan memberikan kepada
anak didiknya bahwa mereka akan mempeoleh kecakapan berfikir tinggi dengan
berfikir kritis dan cakap mencegahkan masalah hidup yang mereka hadapi sebagai
proses mental.

Tugas utama seorang guru adalah mengubah tingkah laku anak didiknya
untuk kearah yang lebih baik, seorang guru harus menanamkan nilai – nilai
kemanusiaan kepada anak didik agar anak didiknya memiliki sifat yang sensitive
terhadap lingkungan social. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas
sebagai penyampai ilmu pengetahuan, tetapi bertanggung jawab terhadap
keseluruhan perkembangan kepribadian anak didik. Ia harus mampu menciptakan
proses belajar yang dapat merangsang anak didiknya untuk belajar secara aktif
dan dinamis. Terjadinya hubungan yang baik antara guru dan peserta didik adalah
salah satu bentuk kongkrit dari peran dan tanggung jawab seorang guru agar relasi
keduanya berjalan dengan baik. Jika kedua elemen tersebut terlaksana dengan

8
baik maka akan berhasilnya proses pendidikan. Hubungan antara guru dan peserta
didik pada dasarnya bukan hanya berfokus terhadap situasi belajar mengajar saja,
akan tetapi ada sisi lain yang memberikan pengaruh dalam upaya menciptakan
hubungan yang harmonis. Hubungan yang baik antara guru dan peserta didik
dapat terjalin dengan baik jika didukung dengan kurikulum yang mantap, fasilitas,
dan tingkat rasio guru dan anak didiknya yang selaras, serta kesejahtraan guru
yang memadai. Tanggung jawab guru tidak hanya di sekolah saja, tetapi juga
diluar sekolah. disamping itu guru berperan sebagai pendidik atau pengajar yang
merupakan factor penentu kesuksesan setiap setiap usaha pendidikan, factor
kepribadian seseorang guru juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
mengembangkan sumder daya manusia.

Guru adalah orang yang memberikan pengetahuan kepada kepada


peserta didik, sementara peserta didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompokan orang yang menjalankan kegiatan
belajar mengajar.. keduanya merupakan unsur paling vital dalam proses belajar
mengajar. Semua peserta didik memiliki daya serap materi yang sama, sehingga
tidak bisa memberikan materi yang sama terhadap semua peserta didik, disinilah
tugas guru harus lebih mngetahui tiap – tiap kemampuan peserta didiknya. Guru
adalah sebagai sutradara setiap aktifitas anak didiknya, sedangkan peserta
didiknya sebagai pemain. Dalam proses pembelajaran guru seharusnya
mengusahakan suatu kondisi yang kondusif. Suasana kondusif sksn menimbulkan
motifasi dan kreativitas, kondisi seperti ini menimbulkan pembelajaran yang
aktif, kratif, dan menynangkan.

Terdapat tiga kemampuan esensial yang harus dimiliki guru agar peran
pembelajaran terealisasi dintaranya kemampuan merencanakan kegiatan,
kemampuan melaksanakan kegiatan, dan kemampuan mengadakan komunikasi.
Untuk mencapai komunikasi yang baik guru harusnya membedakan individu yang
berbeda- beda, sehingga memberika pelayanan yang berbeda pula. Hal ini terjadi
karena peserta didik memiliki karakter yang unik,kemampuan yang berbda, dan
minat yang berbeda pula, karna mereka diberikan kebebaan dalam berprilaku.
Sehingga terjalin komunikasi yang baik antara guru dan peserta didiknya. Metode

9
PAKEM saat ini penting dilakukan dalam praktasi pendidikan. Metode ini
menciptakan suasana yang aktif, dan menyenanghkan. Cara belajar aktif
merupakan tantangan tersendiri bagi para pendidik. Dalam belajar aktif guru dan
peserda didik menjadi subjek utama. Akan tetapi guru harus lebih dominan
membimbing peserta didik, akan peserta didik harus aktif dalam proses
pembelajaran.

Seorang guru harus bisa menyenuh tati peserta didiknya dengan daya tarik
senyum, karna dengan guru memberikan senyuman pada peserta didik menjadi
daya tarik untuk menjadi percaya diri. Sikap siswa dikelas tergantung terhadap
sikap gurunya terseniri. Tugas utama seorang guru adalah mengistimewakan
peserta didiknya. Membangun suatu generasi lebih sulit dari membangun sebuah
gedung, atau seorang dokter yang mengobati pasyennya. Guru yang mampuh
membangunkarakter peserta didiknya diharapkan akan membentuk generasi yang
lebih beradab dan cinta sesamanya. Hal tersebut terjadi ketika komunikasi yang
baik antara siswa dan guru.

Guru yang konstruktif adalah guru yang memiliki tujuan untuk melakukan
perubahan dari dalam diri peserta didik. Untuk menjadi guru seperti ini
dibutuhkan spiritualitas yang tinggi di ibaratkan api yang mampu menjadi sumber
cahaya dan mampu membakar semangat peserta didiknya. Seorang guru harus
bisa memahami setiap kebutuhan peserta didiknya. Dengan demikian guu dapat
memotivasi peserta untuk mejadi terbaik.

10
BAB III
PEMBAHASAN REVIEW JURNAL

A. Analisis Review Jurnal


a. M. Mona Adha adalah seorang penulis jurnal Media Komunikasi FIS, yang
berjudul “Model Pengembangan Pembelajaran Pendididikan Kewarganegaraan
Berbasis Multikultur Dalam Rangka Menanamkan Nilai-Nilai Ham Dan
Demokrasi” dapat di katakan bahwa jurnal yang ditulisnya relevan dengan bidang
keahlian penulis. Saya mengatakan jurnal ini relevan dengan bidang keahliannya
karena bertujuan untuk mengetahui tingkat “ Model Pembelajaran PKn” dimana
pada jurnal ini menceritakan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
berbasis multikultur dalam rangka menanamkan nilai-nilai Demokrasi dan HAM
dapat di didesain menggunakan model ADDIE, tanggapan guru terhadap
rancangan sistem pembelajaran sangat positif, dan tanggapan siswa terhadap
pembelajaran dengan model yang diterapkan merasa senang dan memiliki
motivasi tinggi. Dengan demikian dapat disarankan kepada guru di sekolah agar
selalu mendesain pembelajaran dengan baik salah satunya dapat menggunakan
desain pembelajaran model ADDIE.

b. Pokok-pokok argumentasi penulis dalam pendahuluan adalah hasil penelitian


ini dapat diketahui juga bahwa “Model Pengembangan Pembelajaran
Pendididikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultur Dalam Rangka
Menanamkan Nilai-Nilai Ham Dan Demokrasi“. Perspektif pendidikan
Multikultur, memandang pendidikan sebagai ruang tranformasi budaya yang
membongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses pendidikan. Dalam
konteks ini, pendidikan multikultural merupakan pendekatan progresif,
pendekatan ini sejalan dengan prinsif penyelenggaraan pendidikan yang
termaktub dalam Undang Undang dan Sistem Pendidikan No. 20 Tahun 2003
pasal 4 ayat 1.

c. Kajian teori yang digunakan penulis mencakup tentang pendapat dari para ahli,
yaitu pendidikan yang termaktub dalam Undang Undang dan Sistem Pendidikan
No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1, yang berbunyi bahwa pendidikan

11
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), nilai agama, nilai kultur,
dan kemajemukan bangsa.

d. Definisi yang diterima secara luas mengenai pendidikan adalah Pendidikan


merupakan sesuatu yang penting bagi pembentukan karakter sebuah peradaban
dan kemajuan yang mengiringinya. Tanpa pendidikan, sebuah bangsa atau
masyarakat akan sulit mendapatkan kemajuannya sehingga menjadi bangsa atau
masyarakat yang kurang beradab.

Perspektif pendidikan Multikultur, memandang pendidikan sebagai ruang


tranformasi budaya yang membongkar praktik-praktik diskriminatif dalam proses
pendidikan.

e. Metodologi yang digunakan adalah Studi ini menggunakan Metode yang


berupa penelitian, ( Kualitatf )
f.Kesimpulan dan saran, Kesimpulan dan saran pada jurnal, merangkum semua isi
dari jurnal, mengenai pendidikan Kewarganegaraan berbasis multicultural.

B. Evaluasi Review Jurnal

Jurnal Utama

Kelebihannya :
Kekuatan atau kelebihan dari jurnal, jurnal ini sangat bagus, pemaparan
pemabahasannya mudah di mengerti dan di tambah dengan penelitian, sehingga
hasil dari jurnal ini sangatbagus sekali jika diterapkan oleh para guru.

Kekurangannya :
Kelemahan dalam jurnal ini terletak pada tulisannya yang terlalu rapat,
sehingga pembaca harus membaca dengan kritis.

12
Pembanding
Buku ini berjudul Desain Relasi Efektif Guru dan Murid yang di peruntukkan
untuk mahasiswa dalam mengerjakan tugas, supaya dapat dipelajari sebagai
sumber pengetahuan. Buku memberikan pemahaman tentang pendidikan, belajar
dan peran guru, sehingga mahasiswa dapat belajar aktif melalui aktifitas dan
pengaplikasian di dalam kelas terutama jurusan pendidikan.

Bahasa buku Desain lugas dan menarik. Buku ini berbaur ungkapan yang
santun dengan bahasa yang komunikatif. Penjelasannya yang dilengkapi nomor
halaman. Dan Sebagai Informasi untuk membuka wawasan sehingga tidak buta
terhadap informasi Pendidikan. Terdapat teori yang disusun secara teratur dan
penjelasannya.

Istilah-istilah yang disusun secara alfabetis beserta penjelasannya. Memiliki


indeks yang merupakan kumpulan istilah penting yang dilengkapi dengan nomor
halaman kemunculan istilah dan disajikan secara alfabetis. Tedapat inti sari di
beberapa halaman.

Pada buku ini, disamping memilki keunggulan, namun juga terdapat


kekurangan didalamnya, yakni, tidak terdapat gambar yang disajikan pada buku
ini baik yang berwarna atau tidak berwarna sehingga dapat menimbulkan
kurangnya minat para mahasiswa dalam mengkaji . buku ini banyak kata yang
diulang-ulang, dan kurangnya ilustrasi bergambar, sehingga pembaca sulit untuk
membayangkan.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi pembentukan karakter
sebuah peradaban dan kemajuan yang mengiringinya. Tanpa pendidikan, sebuah
bangsa atau masyarakat akan sulit mendapatkan kemajuannya sehingga menjadi
bangsa atau masyarakat yang kurang beradab.
Model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultur
Dalam Rangka Menanamkan Nilai-Nilai Demokrasi dan HAM.
Design pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Multikultur
Dalam Rangka Menanamkan Nilai Demokrasi dan HAM dapat menggunakan
sistem pembelajaran menggunakan model ADDIE, Produk yang dihasilkan dalam
penelitian ini adalah prosedur pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
berbasis multikultur dengan mengacu pada prinsip model ADDIE, Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki porsi ketertarikan yang sama bagi siswa
dengan mata pelajaran lain apabila di rancang dengan memperhatikan kondisi
siswa dan mengadopsi pola pembelajaran dan percontohan yang nyata dalam
kehidupan, Beberapa guru yang menjadi sampel dalam penelitian ini merasa
terbantu dalam rangka membelajarkan siswa terutama penanaman nilai-nilai
demokrasi dan HAM.

B. Saran
Diharapkan kepada guru di sekolah agar membiasakan diri untuk merancang
sistem pembelajaran dengan baik salah satunya adalah dengan menggunakan
model ADDIE. Karena dengan pembelajaran yang di rencanakan dengan baik
sebelumnya akan memberikan arah yang jelas kepada guru, dengan demikian akan
mampu mencapai tujuan yang diharapkan.
Hendaknya guru kreatif dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi siswa, terutama mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki materi dengan tingkat abstrak yang
tinggi.

14
Tentu untuk dapat melakukan hal di atas guru harus membuka diri untuk
bersedia merubah berbagai hal termasuk pola pikir, aktif dalam berbagai
pertemuan seperti pelatihan-pelatihan, seminar, workshop tentang pembelajaran
yang mutakhir.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adha, M. Mona. 2013. Model Pengembangan Pembelajaran Pendididikan


Kewarganegaraan Berbasis Multikultur Dalam Rangka Menanamkan
Nilai-Nilai Ham Dan Demokrasi. Media Komunikasi. Vol. 12. No. 2.
Syatra, Nuni Yusvavera. 2013. Desain Relasi Efektif Guru dan Murid. Jogjakarta:
BukuBiru.

16

Anda mungkin juga menyukai