Nomor :06
A. KOMPETENSI INTI
KI.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
KI.2 Memiliki karakter, jujur, dan peduli, bertanggungjawab,. pembelajar sejati sepanjang
hayat, dan . sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan
regional
KI.3 Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan: . ilmu pengetahuan, . teknologi, . seni,
dan . budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI.4 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: . kreatif, . produktif, . kritis, . mandiri, .
kolaboratif, dan . komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di
satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu:
D. MATERI PEMBELAJARAN.
1. Materi Reguler
Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Perbedaan mobilitas sosial dengan gerakan sosial
Cara-cara yang dilakukan anggota masyarakat untuk mobilitas
Pengaruh mobilitas sosial terhadap kehidupan masyarakat
Jenis-jenis mobilitas sosial
Proses terjadinya mobilitas sosial
Dampak Mobilitas Sosial
Hubungan antara struktur sosial dengan mobilitas sosial
2. Materi Remidial
Perbedaan mobilitas sosial dengan gerakan sosial
Pengaruh mobilitas sosial terhadap kehidupan masyarakat
Hubungan antara struktur sosial dengan mobilitas sosial
3. Materi Pengayaan
Membuat laporan tentang arus mudik dan arus balik lebaran 2017
G SUMBER BELAJAR
1. Buku IPS Kelas VIII Semester 1; penerbit : kemendikbud RI tahun 2016
2. Video Pembelajaran
3. Worksheet ( lembar bahan ajar ), Buku referensi pendamping ( lampiran 1 )
siswa
4. Buku IPS yang relevan.
10.Sumber lain yang relevan dari internet.
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
PERTEMUAN 1
KEGIATAN PENDAHULUAN
Guru Orientasi
Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai.
Mengecek Kehadiran Peserta didiksebagai sikap disiplin
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan melalui motivasi kepada siswa
.Menyiapkan fisik dan psikis sebelum memulai pembelajaran
Apersepsi
Mengaitkan materi/ thema/ kegiatan pembelajaran dengan pengalaman peserta didik dengan
materi ketika kelas 7.
Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya
Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan
Motivasi
Memberikan gambaran kepada siswa tentang materi yang akan diberikan
Ice Breaking MENYANYIKAN LAGU “ Ingin kumiliki
Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran
Sintak Model 60 menit
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diminta untuk memperhatikan dan
(stimulasi/ mengamati beberapa kejadian dalam kehidupan sehari-
pemberian hari yaitu kedatangan kaum urban di kampung-
rangsangan kampungnya .Disajikan lewat tayangan
gambar/foto/video tentangmudik hari raya Idul Fitri
……………………………………………
…………………………………..
LAMPIRAN 1
MATERI PEMBELAJARAN
Pengaruh Interaksi Sosial (Mobilitas Sosial ) terhadap Kehidupan Sosial Budaya
PANGANTAR
Semua orang pasti menginginkan untuk dapat memperoleh status dan penghasilan yang lebih tinggi dari
pada apa yang pernah dicapai oleh orang tuanya. Semua orang pasti menginginkan suatu kehidupan yang
serba berkecukupan, bahkan kalau mungkin berlebihan. Keinginan-keinginan itu adalah normal, karena
pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Seperti halnya kalau kita menanyakan
tentang cita-cita dari seorang anak, maka ia akan menjawab pada suatu status yang kebanyakan mempunyai
konotasi pada penghidupan yang baik. Hanya saja apakah keinginan-keinginan, impian-impian dan cita-
cita itu berhasil atau sama sekali gagal dalam proses perjalanan seseorang itulah yang kita sebut “Mobilitas
Sosial”.
II. KONSEP DAN RUANG LINGKUP MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas mempunyai arti yang bermacam-macam, pertama, mobilitas fisik (mobilitas geografis) yaitu
perpindahan tempat tinggal (menetap/sementara) dari suatu tempat ke tempat yang lain. Kedua, mobilitas
sosial yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. Mobilitas sosial ini
terdiri dari dua tipe, yaitu mobilitas sosial horisontal dan vertikal. Mobilitas sosial horisontal diartikan
sebagai gerak perpindahan dari suatu status lain tanpa perubahan kedudukan. Jadi dalam mobilitas sosial
horisontal ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang. Sedangkan mobilitas sosial
vertikat yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial lainnya, yang tidak sederajat.
Mobilitas sosial vertikai ini jika dilihat dari arahnya, maka dapat dirinci atas dua jenis, yaitu gerak
perpindahan status sosial yang naik (social dimbing) dan gerak perpindahan status yang menurun (social
sinking). Pengertian mobilitas sosial ini mencakup baik mobilitas kelompok maupun individu. Misalnya
keberhasiian keluarga Pak A merupakan bukti dari mobilitas individu; sedang arus perpindahan penduduk
secara bersama-sama (bedo desa) dari daerah kantong-kantong kemiskinan di P. Jawa ke daerah yang lebih
subur sehingga tingkat kesejahteraan mereka relatif lebih baik dibanding di daerah asal, merupakan contoh
mobilitas kelompok. Ketiga, Mobilitas psikis, yaitu merupakan aspek-aspek sosial-psikologis sebagai
akibat dari perubahan sosial. Datam hal ini adalah mereka yang bersangkutan mengalami perubahan sikap
yang disertai tentunya dengan goncangan jiwa.
Konsep mobilitas tersebut dalam prakteknya akan saling berkaitan satu sama lain, dan sulit untuk
menentukan mana sebagai akibat dan penyebabnya. Sebagai contoh untuk terjadinya perubahan status
sosial, seseorang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya karena ketiadaan lapangan kerja, atau
sebaliknya mobilitas sosial seringkali mengakibatkan adanya mobilitas geografi yang disertai dengan
segala kerugian yang menyakitkan, yakni lenyapnya ikatan sosial yang sudah demikian lama terjalin.
Demikian halnya mobilitas geografis akan mempengaruhi terhadap mobilitas sosial yang dimbing maupun
sinking, bahkan sekaligus mempengaruhi mobilitas mental atau psikis dari individu maupun masyarakat.
III. SIFAT DASAR MOBILITAS SOSIAL
Dalam dunia modern, banyak negara berupaya untuk meningkatkan mobilitas sosial, dengan asumsi bahwa
semakin tinggi tingkat mobilitas sosial akan menjadikan setiap individu dalam masyarakat semakin bahagia
dan bergairah. Tentunya asumsi ini didasarkan atas adanya kebebasan yang ada pada setiap individu dari
latar belakang sosial manapun dalam menentukan kehidupannya. Tidak adanya diskriminasi pekerjaan baik
atas dasar sex, ras, etnis dan jabatan, akan mendorong setiap individu memilih pekerjaan yang paling sesuai
bagi sendirinya.
Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial setiap individu berbeda, dan tidak ada
diskriminasi pekerjaan, maka mereka akan tetap merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai
kedudukan sosial yang lebih tinggi. Apabila tingkat mobilitas sosial rendah, maka hal ini akan
menyebabkan banyak orang terkungkung dalam status sosial para nenek moyang mereka.
Tinggi rendahnya mobilitas sosial individu dalam suatu masyarakat sangat ditentukan oleh terbuka tidaknya
kelas sosial yang ada pada masyarakat. Pada masyarakat yang berkelas sosial terbuka maka masyarakatnya
memiliki tingkat mobilitas tinggi, sedang pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup, maka masyarakat
tersebut memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah.
IV. BENTUK MOBILITAS SOSIAL
Apabila kita bicara tentang mobilitas sosial, umumnya dalam benak kita mempersepsikan tentang terjadinya
perpindahan status dari suatu tingkat yang rendah ke suatu tingkat status yang lebih tinggi; pada hal
mobilitas dapat berlangsung dalam dua arah. Bila kita amati perjalanan hidup sekelompok individu, maka
sebagian ada yang berhasii mencapai status yang lebih tinggi, beberapa orang mengalami kegagalan (status
lebih rendah), dan selebihnya tetap pada tingkat status yang dimiliki oleh orang tua mereka.
Manfaat Kerugian
Terbukanya kesempatan bagi individu/ Menimbulkan kecemasan dan ketegangan yang
masyarakat untuk mengembangkan disebabkan karena mobilitas menurun
kepribadiaanya.
Status seseorang tidak ditentukan oleh diri Munculnya kecemasan dan ketegangan sebagai
sendiri yang didasarkan atas pres tasi, akibat peran baru dari status jabatan yang
kemampuan dan keuletan. ditingkatkan.
Terjadinya keretakan hubungan antar anggota
primer, yang disebabkan karena perpindahan
status yang lebih tinggi atau status yang lebih
Terbukanya kesempatan untuk meraih rendah.
kehidupan yang lebih baik.
Munculnya konflik status dan peran, konftik
antar kelas sosial, antar kelompok sosial dan
antar generasi
Dalam berbagai kasus menunjukkan bahwa pada umumnya mobilitas mengambil bentuk dalam dua arah.
Tingkat mobilitas individu maupun kelompok yang menurun maupun naik (meningkat), merupakan salah
satu tolak ukur dari masyarakat yang bersistem sosial terbuka, dan unsur positif maupun negatif dari sistem
pewarisan tidak cukup kuat menyaingi faktor prestasi sebagai faktor penentu utama dari kedudukan sosial.
Namun demikian apabila dalam kenyataan semua orang tetap berada pada jenjang kelas sosial orang tua
mereka (antar generasi), ini merupakan tolak ukur dari masyarakat yang bersistem sosial tertutup, dimana
pewarisan status (berkaitan dengan generasi sebelumnya) lebih menonjol daripada prestasi.
Mobilitas sosial merupakan suatu fenomenal proses sosial yang wajar dalam masyarakat yang menjunjung
demokrasi. Pada masyarakat ini mobilitas merupakan suatu hal yang baik, di mana pengakuan terhadap
individu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki sangat terbuka lebar, sehingga tidak ada
lagi suatu jerat yang membatasi seseorang untuk menduduki status yang berbeda dengan generasi
sebelumnya. Pada masyarakat yang mobil, disamping bersifat menguntungkan karena manfaat yang
diperoleh dari mobilitas tersebut, namun demikian juga tetap memiliki konsekuensi negatif (kerugian). Apa
manfaat dan kerugian dari mobilitas sosial?
V. FAKTOR PENENTU MOBILITAS SOSIAL
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi terhadap tingkat mobilitas sosial? Untuk menjawab hal ini
tentulah tidak mudah, karena begitu banyaknya variabel yang menentukan tingkat mobilitas sosial. Dalam
tulisan ini faktor penentu mobilitas sosial dibedakan dalam dua hal, pertama faktor struktur, yaitu faktor
yang menentukan jumlah refatif dari kedudukan tinggi yang harus diisi dan kemudahan untuk
memperolehnya. Faktor struktur ini meliputi; struktur pekerjaan, ekonomi ganda (dualistic economics), dan
faktor penunjang dan penghambat mobilitas itu sendiri. Kedua, faktor individu, dalam hal ini termasuk
didalamnya adalah perbedaan kemampuan, orientasi sikap terhadap mobilitas, dan faktor kemujuran.
5.1. Faktor Struktur
5.1.1. Struktur Pekerjaan
Secara kasar aktivitas ekonomi dibedakan dalam dua sektor, yaitu sektor formal dan sektor informal. Kedua
sektor tersebut tentunya memiliki karekteristik yang berbeda, dimana sektor formal memiliki sejumlah
kedudukan mulai dari rendah sampai kedudukan yang tinggi; sedang sektor informal lebih banyak memiliki
kedudukkan yang rendah dan sedikit berstatus tinggi. Perbedaan aktivitas ekonomi ini jelas akan
mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat yang terlibat di dalamnya. Demikian halnya pada masyarakat
yang aktivitas ekonominya didominasi oleh sektor pertanian dan penghasilan bahanbahan baku
(pertambangan, kehutanan) lebih banyak memiliki status kedudukan rendah, dan sedikit kedudukan yang
berstatus tinggi, sehingga tingkat mobilitasnya rendah. Tingkat mobilitas pada negara-negara maju,
mengalami peningkatan seiring dengan semakin berkembangnya industrialisasi.
5.1.2. Ekonomi Ganda
Dilihat dari sudut ekonomi, suatu masyarakat dapat ditandai atas dasar jiwa sosial (social spirit), bentuk-
bentuk organisasi dan teknik-teknik yang mendukungnya. Ketiga unsur itu saling berkaitan dan menentukan
ciri khas dari masyarakat yang bersangkutan, maksudnya adalah bahwa jiwa sosial, bentuk organisasi dan
teknik yang unggul akan menentukan gaya dan wajah masyarakat bersangkutan. Oleh karena itu ketiga
unsur ini, dalam kaitan suatu dengan yang lainya dapat disebut sebagai sistem sosial, gaya sosial, atau iklim
sosial masyarakat yang bersangkutan. Di negara-negara berkembang ternyata perkembangan ekonomi
menimbulkan beberapa jenis dualisme, yaitu kegiatan-kegiatan ekonomi dari keadaan-keadaan ekonomi
serta keadaan lainnya daiam suatu sektor tidak mempunyai sifat-sifat seragam, dan sebaliknya dapat dengan
tegas dibedakan dalam dua golongan. Pertama adalah kegiatan-kegiatan atau keadaan ekonomi yang masih
dikuasai oleh unsur-unsur yang bersifat tradisional, dan yang kedua adalah berbagai kegiatan-kegiatan atau
keadaan-keadaan ekonomi yang masih dikuasai oleh unsur-unsur modern. Dualisme ekonomi itu dapat kita
lihat antara sektor pertanian tradisional, yang dicirikan oleh tingkat produktifitas yang rendah dan
menyebabkan tingkat pendapatan masyarakat berada pada tingkat yang lazim disebut dengan istilah tingkat
pendapatan subsiten. Sedangkan pada sektor ekonomi modern, dicirikan dengan tipe ekonomi pasar,
dimana kegiatan masyarakat dalam meproduksi sebagian besar ditujukan untuk pasar. Adanya dualisme
ekonomi ini, tentunya akan mempengaruhi terhadap cepat tidaknya mobilitas itu berlangsung dan besar-
kecilnya kesempatan untuk melakukan mobilitas.
5.1.3. Penunjang dan Penghambat Mobilitas
Anak-anak yang berasal dan kelas sosial menengah pada umumnya memiliki pengalaman belajar
yang lebih menunjang mobilitas naik daripada pengalaman anak-anak kelas sosial rendah. Para
sarjana teori konflik berpandangan bahwa ijazah, tes, rekomendasi, “jaringan hubungan antar
teman (merupakan jaringan hubungan antara teman-teman dekat dalam suatu jenis
profesi atau dunia usaha. Mereka saling tukar-menukar informasi dan rekomendasi menyangkut
kesempatan kerja, sehingga menyulitkan bagi banyak pihak atau orang-orang luar”
untuk dapat menerobosnya), dan diskriminasi terang-terangan terhadap kelompok ras maupun
kelompok etnik minoritas, serta orang-orang dari kelas sosial rendah. untuk melakukan mobilitas-
naik; di lain pihak, faktor penghambat tersebut juga menutup kemungkinan terjadinya mobilitas-
menurun bagi kelompok orang dari kelas sosial atas. Di samping faktor penghambat, terdapat
pula faktor penunjang mobilitas yang bersifat struktural, sebagai misal adalah adanya undang-
undang anti diskrimiasi, munculnya lembaga-lembaga latihan kerja baik yang dibiayai oleh
pemerintah atau LSM-LSM, merupakan faktor penunjang penting untuk terjadinya mobilitas-naik
bagi banyak orang dari status sosial rendah.
5.2. Faktor Individu
5.2.1. Perbedaan Kemamuan
Apakah kemampuan itu? Bagaimana cara mengukurnya? dan Bagaimana kemampuan
mendukung terhadap keberhasilan hidup dan mobilitas? Adalah merupakan pertanyaan-
pertanyaan yang sulit untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan semua pihak. Namun
demikan, perbedaan kemampuan yang ada pada masing-masing individu merupakan salah satu
indikator penting yang menentukan keberhasilan hidup dan tingkat mobilitas.
5.2.2. Perbedaan Perilaku yang Menunjang Mobilitas
Yang dimaksudkan dengan perilaku penunjang mobilitas adalah suatu pandangan atau orientasi
sikap individu terhadap mobilitas. Perbedaan orientasi sikap individu terhadap mobilitas
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pendidikan, kesenjangan nilai, kebiasaan kerja,
pola penundaan kesenangan, kemampuan “cara bermain”; dan pola kesenjangan nilai.
(a) Pendidikan
Pendidikan merupakan tangga mobilitas yang utama. Walaupun kadar penting-tidaknya pendidikan pada
semua jenjang pekerjaan tidaklah sama. Untuk jabatan-jabatan karir seperti dokter, guru, ahli hukum, dan
sebagainya, peran pendidikan sangatlah menunjang. Tetapi latar belakang pendidikan seseorang mungkin
tidak diperlukan untuk kadar-karir sebagai olahragawan, seniman penghibur, dll. Namun yang pasti peran
pendidikan disini lebih menenkankan pada upaya untuk mengembangkan kemampuan seseorang untuk
menyalurkan dan memanfaatkan informasi sebagaimana yang diperlukan.
(b) Kebiasaan Kerja
Kebiasan kerja seseorang merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan dan masa
depan seseorang. Meskipun kerja keras tidaklah menjamin terjadinya mobilitas-naik, namun tidaklah
banyak orang yang dapat mengalami mobilitasnaik tanpa kerja keras.
(c) Pola Penundaan Kesenangan
Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian – bersakit-sakit dahulu. bersenang-senang kemudian”.
Ini merupakan suatu pepatah yang menggambarkan pola penundaan kesenangan (PPK). Sebagai contoh:
orang yang lebih senang menyimpan uangnya untuk ditabung dari pada untuk kesenangan jangka pendek;
para siswa, yang lebih tekun membaca buku dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, dari pada bermain
kartu atau membuang-buang waktu. ini adalah contoh penerapan pola penundaan kesenangan. Kunci dari
pada PPK adalah adanya perencanaan untuk masa depan dan adanya keinginan yang kuat untuk
merealisasikan rencana tersebut.
(d) Kemampuan “Cara Bermain”
“Cara bermain” dan atau seni “penampilan diri” mempunyai peran penting dalam mobilitas-naik.
Bagaimana menjadi orang yang sangat disenangi dan dapat diterima oleh lingkungannya; bagaimana
menjadi orang yang dapat bekerjasama dengan orang lain. Ini semua mungkin merupakan faktor penting
yang mempengaruhi kebehasilan penampilan diri secara positif bukanlah berarti meremehkan kemampuan,
namun justru melalui penampilan diri merupakan sarana/media yang dapat dimanfaatkan untuk
menunjukkan kemampuan.
(e) Pola Kesenjangan Nilai
Pola kesenjangan nilai merupakan suatu perilaku dimana seseorang mempercayai segenap nilai yang diakui,
tetapi tidak melakukan upaya untuk mencapai sasarannya atau mengakui kesalahan pribadi sebagai
penyebab kegagalannya dalam mencapai sasaran. Qrang semacam ini bukanlah hipokrit, tetapi mereka
hanya tidak menyadari bahwa pola perilakunya tidak searah dengan tujuannya. Sebagai contoh: hampir
semua orang tua menginginkan anak-anaknya mempunyai prestasi yang baik di sekolah, tetapi mereka
mengabaikan nasihat-nasihat guru dan tidak menekankan agar anak-anaknya belajar dengan baik di rumah.
(f) Faktor Keberuntungan/ Kemujuran
Banyak orang yang benar-benar bekerja keras dan memenuhi semua persyaratan untuk menjadi orang yang
berhasil, namun tetap mengalami kegagalan; sebaliknya, keberhasilan kadangkala justru “jatuh” pada orang
lain yang jauh persyaratan. Faktor kemujuran/keberuntungan ini jelas tidak mungkin dapat diukur dan
merupakan alasan umum bagi suatu kegagalan, namun faktor ini tetap tidak dapat dipungkiri sebagai salah
satu faktor dalam mobilitas.
VI. PENUTUP
Dalam beberapa pembahasan di atas, lebih banyak berkisar tentang determinan (faktor penentu mobilitas-
naik). Bagaimana dengan diterminan mobilitas-menurun? Pada dasarnya semua faktor penentu mobilitas-
naik adalah juga sebagai faktor penentu mobilitas menurun. Sebagai contoh adalah faktor struktur, pada
saat negara Indonesia mengalami krisis ekonomi maka banyak perusahaan mengalami gulung tikar, terjadi
stagnasi ekonomi dan penurunan produktifitas, serta penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi, kondisi
krisis yang dialami negara kita ini cenderung akan meningkatkan jumlah orang yang harus kehilangan status
sosial. Adapun faktor-faktor individu seperti pendidikan, kebiasan kerja; keberuntungan-menentukan siapa
yang harus mengalami penurunan status.
LAMPIRAN 2.
PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
Instrumen penilaian
a.Kisi,Kisi Soal
Jenis Sekolah : SMP N ……………….
Mata Pelajaran : IPS
Kurikulum : K-13
Alokasi waktu : 120 Menit
Jumlah Soal : 10PG,
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Tahun Ajaran : 2017/2018
N Kemampuam yang diuji Materi Indikator Level No
Kompetensi Soal
o
1 Peserta didik mampu Mobilitas Siswa dapat menjelaskan C1 1
menjelaskan pengertian Sosial pengertian mobilitas sosial
mobilitas sosial
d. Mobilitas geografis
a. Suatu gerak perpindahan dari suatu
kelas sosial ke kelas sosial 2.Perbedaan antara mobilitas sosial dan
lainnya disebut .... . gerakan sosial terletak pada ... .
a. Sedikit banyaknya pelaku
a. Mobilitas sosial
b. Proses itu sendiri
b. Mobilitas penduduk
c. Tujuan yang hendak dicapai
c. Mobilitas dinamis
d. Aktor pendukungnya.
3. Di bawah ini yang bukan termasuk cara – c. 1-2-3-4-5
cara yang dilakukan masyarakat untuk d. 1-2-1-3-4
melakukan mobilitas yaitu ... . 7. Dampak terjadinya mobilitas Sosial
a. Perkawinan
adalah ....
b. Perubahan tempat tinggal
a. Adanya kecemasan akan
c. Perubahan nama
terjadi penurunan status
d. Perceraian
b. Timbulnya sifat malas
4. mobilitas sosial yang terjadi dalam
c. Apriori
kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh
d. Kecemburuan sosial
... .
8. Hubungan antara struktur sosial dengan
a. Struktur dama masyarakat dan
mobilitas penduduk adalah ... .
individu yang bersangkutan
a. Bersifat situasional dan insidental
b. Orang – orang yang berkuasa di
b. mobilitas sosial merupakan gerak
lingkungannya
perpindahan dari satu strata sosial
c. Stabilitas keamanan dan politik
ke strata sosial yang lain.
d. Kondisi geografis suatu wilayah.
c. Tidak ada hubungan apapun sebab
5. jenis – jenis mobilitas sosial yaitu ... .
tidak ada korelasi.
a. mobilitas sekarang dan yang akan
d. Tergantung masyarakat yang
datang
menilai.
b. mobilitas vertikal dan horisontal
9. Mobilitas yang sering terjadi
c. mobilitas dinamis dan statis
dimasyarakat adalah ...
d. mobilitas santar wilayah.
a. Yang masyarakatnya bersifat
tertutup
6. Perhatikan pernyataan berikut ini!
b. Masyarakatnya hpmogen
1.Keadaan ekonomi c. Masyarakatnya terbuka
2.Status sosial d. Dibimbing oleh penguasa.
3.Motif keagamaan 10. Di bawah ini yang bukan merupakan
4.Situasi politik faktor penentu terjadinya mobilitas
5.Masalah kependudukan sosial adalah ..
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas a. Struktur pekerjaan
proses mobilitas sosial dimulai dari ... .
b. Organisasi ekonomi
a. 3-4-5-1-2
c. Organisasi keahlian
b. 4-5-1-2-3-
d.Gender/status
KUNCI JAWABAN
1. A 6. C
2. B 7. A
3. D 8. B
4. A 9. C
5. B 10. D
Lampiran 2
PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN
LEMBAR KERJA
Petunujuk
Isikan kotak kosong yang berwarna tersebut yang merupakan saluran – saluran mobilitas sosial.!
SALURAN – SALURAN
MOBILITAS SOSIAL
LAMPIRAN 3.
PENILAIAN ASPEK SIKAP
ASPEK SIKAP
Lampiran Z
Jurnal Sikap Sosial (KI.2)
Contoh :
Tindak
No Waktu Nama Siswa Catatan Perilaku Butir Sikap
Lanjut
Menolong orang lanjut usia untuk
Mendapat
1 menyeberang jalan di depan Kepedulian
Pujian
sekolah.
Berbohong ketika ditanya alasan Dipanggil
tidak masuk sekolah di ruang guru. dan di
2 Kejujuran
nasehati
guru
Menyerahkan dompet yang
3 ditemukannya di halaman sekolah Kejujuran Mendapat
kepada satpam sekolah. Pujian
Mempengaruhi teman untuk tidak Dipanggil
masuk sekolah. dan di
4 Kedisiplinan
nasehati
guru
Dst
.
DeskripsSikap Sosial
No Nama Deskripsi Nilai Sikap Sosial
1 Kepedulian meningkat
2 Kejujuran perlu bimbingan
3 Kejujuran meningkat dan kedisiplinan perlu bimbingan
4 Kepedulian perlu bimbingan
KI.1 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
KI.2 Memiliki karakter, jujur, dan peduli, bertanggungjawab,. pembelajar sejati sepanjang
hayat, dan . sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan
regional
KI.3 Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis dan spesifik sederhana berkenaan dengan: . ilmu pengetahuan, . teknologi, . seni,
dan . budaya. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
KI.4 Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak: . kreatif, . produktif, . kritis, . mandiri, .
kolaboratif, dan . komunikatif melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan yang dipelajari di
satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri
4.2. Menyajikan hasil analisis tentang 4.2.1. Menyajikan atau mempresentasikan hasil
pengaruh interaksi sosial dalam ruang diskusi kelompok
yang berbeda terhadap kehidupan sosial 4.2.2 .Membuat sketsa keanekaragaman suku
dan budaya serta pengembangan
,budaya dan bahasa di agama pada peta
kehidupan
kebangsaan Indonesia
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa mampu:
E MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Reguler pengertian pluralitas
ciri – ciri masyarakat majemuk.
faktor penyebab terjadinya masyarakat multikultur
klasifikasi masyarakat multikultur
ciri unik khas struktur masyarakat Indonesia
Menyebutkan contoh – contoh keanekaragaman yang terjadi di
Indonesia.
dampak terjadinya masuarakat multikultur
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Discovery learning,
3. Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, tutor sebaya dan penugasan
F MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN
Media : Peta Indonesia, Video youtube.
Alat : Komputer/Notebook, LCD, PPT
G SUMBER BELAJAR
5. Buku IPS Kelas VIII Semester 1; penerbit : kemendikbud RI tahun 2016
6. Video Pembelajaran tentang kebudayaan indonesia
7. Worksheet ( lembar bahan ajar ), Buku referensi pendamping ( lampiran 1 )
siswa
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah pembelajaran
PERTEMUAN 1
KEGIATAN PENDAHULUAN 10 Menit
Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai (Berdoa adalah Penguatan
pendidikan karakter)
Mengecek Kehadiran Peserta didik( Jika ada pesrta didik yang tidak hadir ditanyakan
mengapa sakit lalu meminta peserta didik untuk menengok temannya dan mendoakan
kesembuhan peserta didik yang sakit adalah PPK)
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan melalui motivasi kepada siswa
Peserta didik mengumpulkan tugas individu yang telah diberikan padapertemuan
sebelumnya.
Melalui tanya jawab membahas kembali tentang indonesia
Merekam (memperhatikan dan menulis ungkapan yang dikemukakan peserta didik di
papan tulis) memberi sedikit ulasan
Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai berkaitan materi yang akan
dipelajari
Menyampaikan garis besar cakupan materi
Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi keanekaragaman di Indonesia
Guru menanyakan tentang materi pembelajaran berkaitan konflik antar suku,.
Sintak Model
60 Menit
Pembelajaran KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Stimulation Peserta didik diminta untuk memperhatikan dan mengamati yang
(stimulasi/ diisajikan lewat tayangan gambar/foto/video tentang
pemberian Kebudayaan Indonesia
rangsangan
Critical
thinking
Collaboration
………………………………………………..
……………………………………………
LAMPIRAN 1.
PENGAYAAN MATERI.
Pengertian Pluralitas
pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada
interaksi beberapa kelompok-kelompok yang
menunjukkan rasa saling menghormat dan
toleransi satu sama lain. Mereka hidup bersama
(koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa
konflik
Menurut wikipedia.org Pluralisme ada 3 jenis,
diantaranya Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia
1. Pluralisme sosial merupakan masyarakat pluralis atau masyarakat
2. Plural;isme Ilmu Pengetahuan majemuk merupakan suatu hal yang sudah sama-
3. Pluralisme Agama. sama dimengerti.
Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang Dengan meminjam istilah yang digunakan oleh
mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, Clifford Geertz, masyarakat majemuk adalah
kebudayaan, peradaban dan lain-lain merupakan masyarakat yang terbagibagi ke
dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri
sendiri-sendiri, dalam mana masing-masing sub
sistem terikat ke dalam oleh ikatan-ikatan yang
bersifat primordial. (Geertz, 1963: 105 dst.)
Apa yang dikatakan sebagai ikatan primordial di bangsa di Indonesia dengan bahasa dan adat
sini adalah ikatan yang muncul dari perasaan istiadat yang berbeda satu sama lain. Perbedaan
yang lahir dari apa yang ada dalam kehidupan yang mencolok dari jumlah suku bangsa yang
sosial, yang sebagian besar berasal dari hubungan disebutkan di atas bisa terjadi karena perbedaan
keluarga, ikatan kesukuan tertentu, keanggotaan dalam melihat unsur-unsur keragaman pada
dalam keagamaan tertentu, budaya, bahasa atau masing-masing suku bangsa tersebut. Namun
dialek tertentu, serta kebiasaan-kebiasaan seberapa jumlah suku bangsa yang disebutkan
tertentu, yang membawakan ikatan yang sangat oleh masing-masing, cukup rasanya untuk
kuat dalam kehidupan masyarakat. mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah
masyarakat yang majemuk.
Sedangkan menurut Pierre L. van den Berghe
masyarakat majemuk memiliki karakteristik Sebelum kita menanggapi diri kita ini sebagai
(Nasikun, 1993: 33): bangsa Indonesia, suku-suku bangsa ini biasa
dinamakan bangsa, seperti bangsa Melayu,
a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk bangsa Jawa, bangsa Bugis, dan sebagainya.
kelompok-kelompok yang seringkali Masing-masing suku bangsa memiliki wilayah
memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu kediaman sendiri, daerah tempat kediaman nenek
sama lain; moyang suku bangsa yang bersangkutan yang
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke pada umumnya dinyatakan melalui mitos yang
dalam lembaga- lembaga yang bersifat non- meriwayatkan asal usul suku bangsa yang
komplementer; bersangkutan. Anggota masing-masing suku
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara bangsa cenderung memiliki identitas tersendiri
para anggotanya terhadap nilai-nilai yang sebagai anggota suku bangsa yang bersangkutan,
bersifat dasar; sehingga dalam keadaan tertentu mereka
d. Secara relatif seringkali mengalami konflik di mewujudkan rasa setiakawan, solidaritas dengan
antara kelompok yang satu dengan sesama suku bangsa asal. (Bachtiar, 1992: 12).
kelompok yang lain;
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas Berkaitan erat dengan keragaman suku
paksaan (coercion) dan saling ketergantungan sebagaimana dikemukakan di atas adalah
dalam bidang ekonomi; keragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa
f. Adanya dominasi politik oleh suatu daerah. Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia
kelompok atas kelompokkelompok yang masing masing memiliki adat-istiadat, budaya,
lain. dan bahasanya yang berbeda satu sama lain, yang
Walaupun karakteristik masyarakat majemuk sekarang dikenal sebagai adat-istiadat, budaya,
sebagaimana dikemukakan oleh Pierre L. van den dan bahasa daerah. Kebudayaan suku selain
Berghe sebagaimana di atas tidak sepenuhnya terdiri atas nilai-nilai dan aturan-aturan tertentu,
mewakili kenyataan yang ada dalam masyarakat juga terdiri atas kepercayaan-kepercayaan
Indonesia, akan tetapi pendapat tersebut setidak- tertentu, pengetahuan tertentu, serta sastra dan
tidaknya dapat digunakan sebagai acuan berfikir seni yang diwariskan dari generasi ke generasi.
dalam menganalisis keadaan masyarakat Secara umum dapat dikatakan bahwa sebanyak
Indonesia. suku bangsa yang ada di Indonesia,
setidaktidaknya sebanyak itu pula dapat dijumpai
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua keragaman adat-istiadat, budaya serta bahasa
cirinya yang unik. Secara horizontal masyarakat daerah di Indonesia.
Indonesia ditandai oleh kenyataan adanya
kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan- Di samping suku-suku bangsa tersebut di atas,
perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat, yang bisa dikatakan sebagai suku bangsa asli, di
serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara Indonesia juga terdapat kelompok warga
vertikal struktur masyarakat Indonesia ditandai masyarakat yang lain yang sering dikatakan
oleh adanya perbedaanperbedaan vertikal antara sebagai warga peranakan. Mereka itu seperti
lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. warga peranakan Cina, peranakan Arab,
(Nasikun, 1993: 28). peranakan India. Kelompok warga masyarakat
tersebut juga memiliki kebudayaannya sendiri,
Dalam dimensi horizontal kemajemukan yang tidak mesti sama dengan budaya suku-suku
masyarakat Indonesia dapat dilihat dari adanya asli di Indonesia, sehingga muncul budaya orang-
berbagai macam suku bangsa seperti suku bangsa orang Cina, budaya orang-orang Arab, budaya
Jawa, suku bangsa Sunda, suku bangsa Batak, orang-orang India, dan lain-lain. Kadang-kadang
suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Dayak, mereka juga menampakkan diri dalam kesatuan
dan masih banyak yang lain. Tentang berapa tempat tinggal, sehingga di kota-kota besar di
jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia, Indonesia dijumpai adanya sebutan Kampung
ternyata terdapat perbedaan yang cukup Pecinan, Kampung Arab, dan mungkin masih ada
signifikan di antara para ahli tentang indonesia. yang lain.
SOAL ESSAY
Petunjuk.: Jawablah soal – soal esay berikut ini dengan jawaban singkat dan tepat!
1. Jelaskan pengertian Pluralitas dengan benar!
2. Sebutkan 3 ciri – ciri masyarakat majemuk!
3. Apa saja ciri unik khas struktur masyarakat Indonesia
4. Sebutkan contoh – contoh keanekaragaman yang terjadi di Indonesia
5. Mengapa konflik dapat terjadi.Jelaskan permasalahannya!
KUNCI JAWABAN :
1. pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-kelompok yang
menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama lain.
2. a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang memiliki sub-kebudayaan yang
berbeda satu sama lain;
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga- lembaga yang bersifat non-
komplementer
c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap nilai-nilai yang
bersifat dasar;
3. .Sikap paternalistik dan jiwa kegotongroyongan yang kuat
4. keanekaragaman suku ,bahasa,dan agama
5. faktor historis, faktor ekologis, dan faktor perubahan sosial budaya
LAMPIRAN 3.
PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN.
LAMPIRAN 3.
ASPEK KETRAMPILAN
LAMPIRAN 4.
ASPEK SIKAP
DeskripsSikap Sosial
No Nama Deskripsi Nilai Sikap Sosial
1 Kepedulian meningkat
2 Kejujuran perlu bimbingan
3 Kejujuran meningkat dan kedisiplinan perlu bimbingan
4 Kepedulian perlu bimbingan