(RPP)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya; terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang); sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
4.2. Menyajikan hasil analisis tentang 4.2.1 Menyajikan hasil analisis tentang
pengaruh interaksi sosial dalam ruang pengaruh interaksi sosial dalam ruang
yang berbeda terhadap kehidupan sosial yang berbeda terhadap kehidupan sosial
dan budaya serta pengembangan dan budaya serta pengembangan
kehidupan kebangsaan. kehidupan kebangsaan dalam bentuk
poster.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca dan berdiskusi diharapkan peserta didik dapat menjelaskan pengertian
integrasi dengan benar.
2. Dengan membaca dan berdiskusi diharapkan peserta didik dapat menjelaskan syarat terjadinya
integrasi sosial dengan benar .
3. Dengan membaca dan berdiskusi diharapkan peserta didik dapat menjelaskan faktor yang
mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi dengan benar.
4. Dengan membaca dan berdiskusi diharapkan peserta didik dapat menjelaskan bentuk-bentuk
integrasi sosial dengan benar .
5. Dengan membaca dan berdiskusi diharapkan peserta didik dapat menganalisis proses integrasi
dalam kehidupan sosial
6. Dengan membaca dan berdiskusi diharapkan peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor
pendorong integrasi sosial dengan benar .
7. Dengan membaca dan berdiskusi diharapkan peserta didik dapat menyajikan hasil analisis
tentang pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial dan
budaya serta pengembangan kehidupan kebangsaan dalam bentuk poster.
2. Materi Remedial
Proses integrasi dalam kehidupan sosial.
3. Materi Pengayaan
Berbeda-beda suku, kenapa Indonesia tetap harus bersatu?
E. Metode Pembelajaran
Discovery Learning (Diskusi Kelompok)
Alat/Bahan Pembelajaran:
1. Laptop
2. Proyektor
3. Bufalo
4. Pensil warna, pensil, penggaris, penghapus.
G. Sumber Belajar
a. Buku siswa
KEMENDIKBUD. 2017. Buku Siswa. Ilmu Pengetahuan Sosial Edisi Revisi. Kelas VIII.
Cetakan ke-2. Jakarta:KEMENDIKBUD. Halaman 124-126
b. Internet:
http://blog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/2015/12/image_t6.jpg
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39772509
https://cdn.brilio.net/news/2015/12/25/33913/750xauto-10-potret-wujud-indahnya-kerukunan-
umat-beragama-di-indonesia-salut-151225y-rev1.jpg
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 (Discovery Learning)
a. Stimulasi/Pemberian rangsangan:
1. Peserta didik mengamati gambar kerukunan antar umat beragama, gambar
Inti
bhinneka tunggal ika.
(60’)
2. Guru membagikan artikel tentang “Demo hari buruh: Antara buruh, pemerintah
dan pengusaha” kepada masing-masing kelompok.
b. Pernyataan/Identifikasi Masalah:
Setiap kelompok mengidentifikasi masalah integrasi di Indonesia, Syarat
terjadinya integrasi sosial, Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya
proses integrasi, dan Bentuk-bentuk integrasi sosial yang berkaitan dengan artikel
(peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya).
d. Pengolahan data:
1. Setiap kelompok mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber.
2. Setiap peserta didik menyampaikan kepada anggota kelompoknya terkait dengan
jawaban atas pertanyaan.
3. Secara bersama-sama peserta didik merumuskan secara tertulis jawaban dari
permasalahan.
e. Pembuktian:
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya Kelompok lain
memberi tanggapan atas hasil simpulan kelompok yang presentasi.
f. Penarikan Kesimpulan/Generalisasi
Peserta didik bersama guru mengambil simpulan, refleksi dan evaluasi terhadap
hasil penyelidikan mereka (solusi/jawaban dari permasalahan).
Penutup 1. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
2. Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
(10’)
didik.
3. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait
dengan penguasaan materi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
4. Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral (pentingnya kerjasama dan
menghargai pendapat).
5. Peserta didik diberi tugas untuk membawa kertas bufalo dan pensil warna sebagai
bahan pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
6. Guru menyampaikan salam penutup.
b. Pernyataan/Identifikasi Masalah:
Setiap kelompok mengidentifikasi masalah proses integrasi di Indonesia (asimilasi
& akulturasi), dan faktor-faktor pendorong integrasi sosial (peserta didik
berdiskusi dengan anggota kelompoknya).
Misal:
Bagaimana proses terjadinya integrasi sosial dalam kehidupan bermasyarakat?
Faktor-faktor apa saja yang mendorong terjadinya integrasi sosial?
c. Pengumpulan data (Informasi):
Peserta didik mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, seperti: membaca
buku siswa/ buku referensi lainnya, mencari di internet, dan berdiskusi dengan
anggota kelompoknya.
d. Pengolahan data:
1. Setiap kelompok mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah
dikumpulkan dari berbagai sumber.
2. Setiap peserta didik menyampaikan kepada anggota kelompoknya terkait dengan
jawaban atas pertanyaan.
3. Secara bersama-sama peserta didik merumuskan secara tertulis jawaban dari
permasalahan.
e. Pembuktian:
Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, Kelompok
lain memberi tanggapan atas hasil simpulan kelompok yang presentasi.
f. Penarikan Kesimpulan/Generalisasi
Peserta didik bersama guru mengambil simpulan, refleksi dan evaluasi terhadap
hasil penyelidikan mereka (solusi/jawaban dari permasalahan).
Penutup 1. Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
2. Guru memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
(10’) didik.
3. Peserta didik diminta melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait
dengan penguasaan materi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
4. Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral (pentingnya kerjasama dan
menghargai pendapat).
5. Peserta didik diberi tugas untuk mempelajari ulang seluruh materi Bab 2 sebagai
bahan penilaian harian pada pertemuan berikutnya.
6. Guru menyampaikan salam penutup.
I. Penilaian
1. Teknik penilaian
1.1 Kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial
Teknik Penilaian: Observasi/jurnal
Bentuk Instrumen: Lembar observasi
1.2 Kompetensi pengetahuan
Teknik Penilaian: Tes tertulis
Bentuk Instrumen: Pilihan ganda
1.3. Kompetensi ketrampilan
Teknik Penilaian: Penilaian Kinerja
Bentuk Instrumen: Rubrik penilaian
2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran (terlampir)
3. Pembelajaran remedial dan pengayaan
a. Pembelajaran remedial
Peserta didik yang nilainya di bawah KKM yaitu 78, diharuskan mengikuti program remedial,
yaitu dengan mempelajari kembali materi pelajaran kemudian mengerjakan soal tes tertulis
(Menggunakan soal yang sama dengan sebelumnya).
Jika kurang dari 20% dari seluruh siswa belum mencapai KKM, remedial dilakukan dengan
penugasan individual dan tes individual
Jika 20% sampai 50 % dari seluruh siswa belum mencapai KKM maka tugas kelompok dan
individual
Jika lebih dari 50% dari seluruh siswa belum mencapai KKM maka dilakukan pembelajaran
ulang
b. Pengayaan (Penugasan)
Peserta didik yang nilainya sudah mencapai KKM atau lebih diberi pengayaan berupa
membaca berita di koran atau internet tentang “Keragaman suku di Indonesia”.
Materi diskusi:
Berbeda-beda suku, kenapa Indonesia tetap harus bersatu?
4. Kunci dan Pedoman Penskoran (Terlampir)
LEMBAR OBSERVASI
Kelas :
Semester :
Tahun Pelajaran :
Periode Pengamatan : Tanggal s.d.
Kompetensi Inti : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
LEMBAR OBSERVASI
Kelas :
Semester :
Tahun Pelajaran :
Periode Pengamatan : Tanggal s.d.
Kompetensi Inti : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
1. Soal
Bentuk Jumlah
No Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal
Soal Soal
Proses Peserta didik dapat
1 integrasi menentukan pengertian PG 1
3.2 Menganalisis (Asimilasi) asimilasi, dengan benar.
pengaruh interaksi Peserta didik dapat
Faktor
sosial dalam ruang menentukan faktor
2 penghambat PG 1
yang berbeda terhadap penghambat integrasi
integrasi sosial
kehidupan sosial sosial, dengan benar.
budaya serta Peserta didik dapat
pengembangan menentukan faktor
kehidupan Faktor pendorong integrasi sosial,
3 kebangsaan. pendorong dengan benar. PG 1
integrasi sosial
Kunci
No Soal Jawaba Skor
n
1 Bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi
sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat
asli tiap-tiap kebudayaan disebut ….
a. Asimilasi
A 1
b. Kolaborasi
c. Akulturasi
d. Deportasi
Indikator : Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh interaksi sosial dalam ruang
yang berbeda terhadap kehidupan sosial dan budaya serta
pengembangan kehidupan kebangsaan dalam bentuk poster.
Kelayakan
Kelayakan Kreatifitas Jumlah Skor
No Nama Bahasa/gambar
Isi (1-4) Poster (1-4) Skor Akhir
(1-4)
2
3
No Aspek Penskoran
Lampiran 4 : Materi
A. PENGERTIAN INTEGRASI SOSIAL
Integrasi sosial adalah penyatuan dua atau lebih unsur sosial menjadi satu kesatuan utuh yang dapat
diterima dengan baik. Kata integrasi berasal dari bahasan inggrisyaitu “Integration” yang artinya
kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial juga dapat diartikan sebagai proses adaptasi antara
kelompok kelompok yang berbeda dalam suatu kehidupan bermasyarakat. Tujuan umum dari integrasi
sosial adalah untuk melakukan pengendalian terhapad konflik dan penyimpangan sosial serta untuk
menyatukan unsur unsur sosial yang berbeda dalam masyarakat. Integrasi sosial penting untuk
menjaga masyarakat agar siap menghadapi tantangan, baik beruapa tantangan fisik atau mental yang
terjadi dalam kehidupan sosial.
Suatu masyarakat memiliki komponen dan unsur unsur yang saling berkaitan satu sama lain.
Bagaimanapun, komponen dan unsur – unsur masyarakat ini pasti memiliki suatu perbedaan, tetapi
mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk saling mendukung agar sama-sama mendapat
keuntungan. Untuk itu perlu terbentuk integrasi sosial, berikut adalah proses terjadinya suatu integrasi
sosial :
1. Tahap Interaksi
Interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya
komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu. Tindakan yang
dimaksud disini adalah semua tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat tersebut. Syarat terjadinya interaksi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi antar
pihak yang terlibat. Tentunya interaksi pasti dibutuhkan untuk saling mengenal dalam upaya
membentuk integrasi sosial.
2. Tahap Identifikasi
Setelah saling mengenal melalui proses interaksi, maka masing masing pihak akan berusaha untuk
saling menerima dan memahami satu sama lain, nah tahapan ini disebut dengan tahapan identifikasi.
Jika proses identifikasi berlangsung dengan lancar, maka kerjasama akan lebih cepat dan terbentuk
lebih mudah.
3. Tahap Kerjasama
Kerjasama timbulk apabila orang orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama,
pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian diri untuk memenuhi
kepentingan tersebut. Kesadaran ini akan menimbulkan kerjasama dengan tujuan membuat pencapaian
tujuan menjadi lebih mudah.
4. Tahap Akomodasi
Setelah bekerja sama dan menjalankan tugasnya masing masing, biasanya akan muncul konflik dan
pertentangan antar pihak-pihak yang terlibat. Pertentangan ini perlu diredakan akan tidak
menghasilkan perpecahan, disinilah akomodasi berperan. Akomodasi adalah suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan.
5. Tahap Asimilasi
Setelah melalui beberapa permasalah dan mampu mengatasi permasalah tersebut tanpa menimbulkan
perpecahan, biasanya hubungan antara pihak yang berkaitan akan lebih erat sehingga terjadinya proses
asimilasi. Asimilasi adalah proses sosial berupa usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang perorangan atau kelompok kelompok untuk mempertinggi rasa kesatuan.
6. Tahap Integrasi
Setelah proses asimilasi, maka akan terbentuk integrasi. Pada proses integrasi penyesuaian antar unsur
masyarakat yang berbeda terjadi dan kemudian membentuk keserasian dalam menjalani fungsi
kehidupan.
1. Homogenitas Kelompok
Homogenitas kelompok adalah kemiripan atau kesamaan dalam suatu kelompok masyarakat baik itu
kepribadian, ciri atau adat istiadat. Kesepakatan yang dapat disetujui bersama akan lebih mudah
tercapai dengan mempertimbangkan homogenitas dalam masyarakat yang bersangkutan.
Semakin besar suatu kelompok maka perbedaan yang muncul akan semakin banyak pula. Dalam
kelompok yang relatif kecil, maka hubungan pribadinya cenderung lebih akrab dan berlangsung secara
informal, sehingga lebih mudah tercapainya suatu kesepakatan.
Perpindahan atau pergerakan penduduk secara geografis akan menimbulkan banyak keanekaragaman
dalam suatu wilayah. Masyarakat yang masuk ke suatu daerah baru membawa ideologi, kebiasaan,
budaya dan kepribadian dari tempat asalnya. Oleh karena itu mobilitas sosial sangat mempengaruhi
terbentuknya suatu integrasi sosial.
Salah satu syarat terjadinya interaksi sosial adalah komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pada umumnya komunikasi yang sering
kita lihat dilakukan secara verbal (berbicara) dengan menggunakan cara yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak, contohnya dengan menggunakan bahasa dari suatu negara tertentu. Tetapi
komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat, menunjukkan sikap tertentu,
ekspresi wajah, dll. Intinya jika informasi yang ingin disampaikan oleh satu pihak dapat diterima
dengan baik oleh pihak lainnya, maka komunikasi sudah terjadi antara kedua belah pihak tersebut.
Lancarnya komunikasi antar individu atau antar kelompok dalam suatu lingkungan masyarakat
merupakan sebuah pertanda bahwa mereka memiliki hubungan sosial yang baik satu sama lain.
Dengan ini maka akan lebih mudah untuk mencapai suatu kesepakatan, karenanya efektivitas dan
efisiensi dari komunikasi akan mempengaruhi integrasi sosial.
D. KLASIFIKASI MACAM MACAM BENTUK INTEGRASI SOSIAL
a. Asimilasi
Asimilasi adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan yang hasilnya menghilangkan ciri khas dari
kebudayaan asli, artinya hasil dari asimilasi merupakan sebuah kebudayaan baru yang diterima oleh
semua kelompok dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
b. Akulturasi
Akulturasi adalah penggabungan dua atau lebih kebudayaan tanpa menghilangkan ciri khas dari
kebudayaan asli di lingkungan tersebut. Biasanya kebudayaan asing yang masuk akan mendapatkan
penolakan terlebih dahulu, tetapi kemudian seiring berjalannya waktu kebudayaan ini akan diterima
dan dimanfaatkan dengan tanpa menghilangkan ciri khas dari kebudayaan awal.
a. Integrasi Normatif
Integrasi normatif adalah integrasi yang terjadi karena norma-norma tertentu yang berlaku dalam
masyarakat secara keseluruhan. Norma ini menjadi hal yang mampu mempersatukan masyarakat
sehingga integrasi lebih mudah terbentuk.
b. Integrasi Instrumental
Integrasi instrumental adalah integrasi yang tampak secara visual akibat adanya keseragaman antar
individu dalam suatu lingkungan masyarakat. Contohnya adalah keseragaman pakaian, keseragaman
aktivitas sehari – hari, keseragaman ciri fisik, dll.
c. Integrasi ideologis
Integrasi ideologis adalah integrasi yang tidak tampak secara visual, terbentuk karena adanya ikatan
spiritual atau ideologis yang kuat berdasarkan proses alamiah tanpa adanya paksaan. Interaksi
ideologis menggambarkan adanya persamaan kepahaman dalam memandang nilai sosial, persepsi,
serta tujuan antara anggota masyarakat dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
d. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya fungsi fungsi tertentu dari masing masing pihak yang ada
dalam sebuah masyarakat.
e. Integrasi Koersif
Integrasi koersif adalah integrasi yang terbentuk karena adanya pengaruh kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa. Integrasi ini dapat bersifat paksaan.
Proses mewujudkan integrasi sosial yang baik tidaklah mudah, apalagi pada lingkungan masyarakat
multikultural dengan perbedaan yang sangat banyak. Sangat sulit untuk menemukan suatu keputusan
yang dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat. Tetapi bagaimanapun sulitnya, integrasi sosial
sangat penting untuk dilakukan.
1. Menurut R William Lidle, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial adalah sebagai berikut :
Sebagian besar (mayoritas) anggota dalam masyarakat sepakat tentang batas – batas teritorial dari
wilayah mereka sebagai suatu kehidupan politik.
Sebagian besar (mayoritas) anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai struktur pemerintahan dan
aturan hukum dari proses politik dan sosial yang berlaku bagi seluruh masyarakat dalam wilayah
teritorial tersebut.
2. Selain pendapat tersebut, ada pendapat lain dari William F. Ougburn dan Meyer Nimkoff tentang
Syarat berhasilnya integrasi Sosial :
Anggota masyarakat merasa bahwa mereka saling mengisi kebutuhan mereka satu sama lain.
Masyarakat telah menciptakan kesepakatan bersama tentang nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungan tersebut. Nilai dan Norma sosial itu sudah berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten. Masing masing individu atau kelompok mampu mengendalikan diri dan menyesuaikan diri
satu sama lain. Selalu menempatkan persatuan dan kesatuan sebagai prioritas utama.
Lampiran 5 : Artikel
Walaupun belum sesuai harapan kaum buruh, pemerintah Indonesia menganggap tuntutan
perbaikan upah yang disuarakan berbagai kelompok buruh sebagian sudah dipenuhi antara
lain dengan menaikkan upah mininum regional tiap tahunnya.
"Orang yang upahnya berapa pun, pasti ingin naik. Yang menjadi concernpemerintah 'kan di
upah minimum. Upah minimum itu sebagai jaring pengaman agar pekerja tidak dibayar di
bawah standar," kata Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri di Jakarta, Senin (01/05).
Selebihnya, Hanif Dhakiri meminta agar serikat-serikat buruh lebih memperkuat peran dalam
perundingan bipartit yang melibatkan buruh dan pengusaha di dalam perusahaan.
"Jangan kuat di jalanan, tetapi di perusahaannya lemah. Nyatanya dari 14.000-an PUK
(pimpinan unit kerja), sekarang yang tersisa 7.000 PUK. Dan keanggotaan buruh makin
menurun," kata Hanif.
Pernyataan Hanif ini menanggapi tuntutan berbagai serikat buruh dalam unjuk rasa
memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang digelar di berbagai kota besar di
Indonesia, Senin (01/05).
Dalam aksinya, kelompok buruh menuntut agar pemerintah dan pengusaha memperhatikan
kesejahteraan mereka, dan salah-satu yang terpenting adalah menghapus Peraturan
Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan, karena dianggap merugikan kaum
buruh.
Dedi Hardianto, ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), salah satu
komponen buruh yang terlibat unjuk rasa, mengatakan PP tersebut "sangat melemahkan"
buruh karena kenaikan upah mininum ditetapkan berdasarkan inflasi dan pertumbuhan
ekonomi.
Pada tahun 1980-an awal, serikat pekerja dilibatkan dalam survei pasar untuk menentukan
nilai kebutuhan fisik minimum, baru kemudian berunding untuk menentukan besarnya upah
minimum.
"Dengan PP 78, upah sudah terjadi. Artinya, pemerintah men-delete (menghapus) fungsi
serikat buruh," tandasnya. Dia kemudian meminta merevisi PP tersebut. "Kami siap
berunding," tambahnya.
Tuntutan lain yang disuarakan para serikat buruh adalah penghapusan outsourcing(alih
daya), sistem magang dan adanya penambahan jaminan sosial.
"Kita menuntut adanya jaminan pensiun 60% dari gaji terakhir kita. Kita ingin seperti TNI-
Polri, karena kita sama-sama membayar pajak," kata seorang buruh asal Kerawang, Wawan,
di sela-sela unjuk rasa.
"Saat ini dengan UMR (upah minimum regional) yang ada, kita masih ada BPPJS, lalu ada
yang lain-lain. Jadi menurut saya cukup tinggi (tuntutan buruh yang dipenuhi). Tentunya kita
tidak ingin membayar upah terlalu rendah, karena berkaitannya dengan buying power," kata
anggota Dewan pembina APRI, Handaka Santosa.
Lagi pula, lanjutnya, keputusan itu juga didasarkan hasil perundingan yang melibatkan
serikat buruh, pengusaha dan pemerintah.
Handaka mengatakan seharusnya buruh juga harus realistis ketika dihadapkan kondisi
keuangan perusahaan yang belum tentu dalam kondisi baik secara terus-menerus.
"Tetapi kita juga harus realistis bagaimana pertumbuhan sales revenue yang didapat tiap
bulannya. Apalagi terakhir ini di bidang penjualan ritel pertumbuhan itu memang tidak bisa
seperti diharapkan," katanya.
"Yang saya khawatir kalau hanya menuntut dan 'pokoknya' saja yang didapat, tentu akan
mengakibatkan sesuatu yang tidak baik bagi perusahaan," tandasnya.
Bagaimanapun, dalam unjuk rasa, sebagian buruh menganggap apa yang menjadi hak
mereka belum dipenuhi oleh perusahaan dan pemerintah dianggap belum maksimal
memperjuangkan nasib mereka.