Bab Fix
Bab Fix
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
A. Komunikasi
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal
dan nonverbal dari informasi dan ide. Komunikasi mengacu tidak hanya pada isi
tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan.
Kebisuan juga merupakan sebuah makna komunikasi. Misalnya seorang perawat
yang yang menyimak kesedihan seorang suami yang ditinggal mati
istrinya.Komunikasi menyampaikan informasi , dan merupakan suatu aksi saling
berbagi. Komunikasi adalah sebuah faktor yang paling penting, yang digunakan
untuk menetapkan hubungan terapeutik antara perawat dan klien. (Suryani., 2006)
B. Berita Buruk
1. Berita buruk adalah sebuah berita yang kurang menyenangkan untuk didengar,
dan mungkin juga dapat merubah sikap seseorang yang mendapatkan berita
tersebut.
2. Berita buruk dapat juga diartikan sebagai suatu situasi di mana tidak ada lagi,
adanya ancaman terhadap kesejahteraan fisik seseorang, sesuatu yang
menuntut perubahan gaya hidup yang sudah menjadi kebiasaan , ataupun
sesuatu yang membuat seseorang memiliki lebih sedikit pilihan di dalam
hidupnya. (Sugiharto, 2011)
3. Berita buruk ini seringkali juga diasosiasikan dengan penyakit-penyakit
terminal yang sudah tidak mungkin lagi disembuhkan.
3
4
B. Support
Yang dimaksud disini adalah aspek supportif dalam komunikasi seorang perawat,
dalamhal ini komunikasi yang dimaksud adalah kemampuan perawat dalam
mempraktikkan komunikasi teraputik serta mampu memberikan dukungan tidak
hanya pada pasien namun juga keluarganya . Aspek penting dalam memberikan
support adalah dengan mendengarkan pasien, serta memberikan jawaban atas
pertanyaan yang di ajukan oleh pasien.
C. Fasilitas
Yang di maksud fasilitas disini adalah kapan dan dimana informasi akan
diberikan. Umumnya dalam penyampaian berita buruk, fasilitasilah pasien dengan
ruang yang terjaga privacy nya, lingkungan yang bersih serta nyaman bagi pasien.
D. Cara Penyampaian
Dalam berkomunikasi dengan pasien, perawat harus memberi informasi dengan
singkat, jelas dan juga jujur sehingga dapat dimengerti serta infomasi yang ingin
perawat sampaikan dapat diterima dengan baik oleh pasien. Perlu juga
memperhatikan intonasi yang lembut,mendengarkan pasien, memberikan support
dan meyakinkan pasien dalam menjalani terapi.
Penelitian pada anggota keluarga pasien yang selamat dari kematian yang
traumatik menunjukkan, bahwa hal terpenting dari penyampaian berita buruk
adalah attitude (sikap dan perilaku) penyampai berita, informasi yang jelas,
privasi dan kemampuan penyampai berita menjawab pertanyaan. Terdapat enam
langkah dalam menyampaikan berita buruk:
A. Melakukan persiapan
1. Persiapkan diri dengan informasi klinis yang relevan dengan berita yang
akan disampaikan. Idealnya data rekam medis pasien, hasil laboratorium atau pun
pemeriksaan penunjang ada saat percakapan. Persiapkan juga pengetahuan dasar
tentang prognosis atau pun terapi pilihan terkait penyakit pasien.
2. Aturlah waktu yang memadai dengan lokasi yang privat dan nyaman.
Pastikan bahwa selama percakapan tidak ada gangguan dari staf medis lain atau
pun dering telepon.
5
1. Jika kondisi ini mengarah pada suatu hal yang serius, apakah Anda ingin
mengetahui lebih lanjut?
2. Apakah Anda ingin saya menerangkan dengan lebih rinci mengenai kondisi
Anda? Jika tidak, apakah Anda ingin saya menyampaikannya pada
seseorang?
3. Beberapa orang mungkin tidak mau tahu sama sekali apa yang terjadi pada
diri mereka, sementara keluarga justru sebaliknya. Mana yang Anda pilih?
4. Apakah anda ingin saya menyampaikan hasil pemeriksaan dan menjelaskan
dengan tepat apa yang saya pikir jadi masalah kesehatan?
5. Siapa sebaiknya yang saya ajak bicara mengenai masalah ini?
Sering keluarga pasien meminta petugas medis untuk tidak menyampaikan pada
pasien diagnosis atau informasi penting lainnya. Sementara petugas medis
mempunyai kewajiban secara hukum untuk memberikan inform consent pada
pasien dan disisi lain hubungan terapetik yang efektif juga membutuhkan
kerjasama dengan keluarga. Maka jika keluarga meminta demikian, tanyakan
mengapa mereka tidak menginginkan petugas medis memberikan informasi pada
pasien, apa yang mereka takutkan akan apa yang petugas medis sampaikan, dan
apa pengalaman mereka tentang berita buruk. Sarankan bahwa petugas medis
bersama keluarga menemui pasien dan menanyakan apakah pasien ingin
informasi mengenai kesehatannya dan apa pertanyaan yang mungkin diajukan.
D. Menyampaikan berita
Sampaikan berita buruk dengan kalimat yang jelas, jujur, sensitif dan penuh
empati. Hindari penyampaikan seluruh informasi dalam satu kesempatan.
Sampaikan informasi, kemudian berikan jeda. Gunakan kata-kata sederhana yang
mudah dipahami. Hindari kata-kata manis (eufemisme) ataupun istilah-istilah
kedokteran. Lebih baik gunakan kata yang jelas seperti “meninggal atau kanker”.
Jangan meminimalkan keparahan penyakit. Sering-sering memberikan jeda
setelah penyampaian suatu kalimat. Cek apakah pasien dapat memahami apa yang
disampaikan. Gunakan sikap dan bahasa tubuh yang sesuai diskusi. Hindari
kalimat “Saya minta maaf atau Maafkan saya” karena kalimat tersebut dapat di
interpretasikan bahwa petugas medis bertanggung jawab atas apa yang terjadi,
7
atau bahwa semua ini karena kesalahan petugas medis. Lebih baik gunakan
kalimat “Maafkan saya harus menyampaikan pada Anda mengenai hal ini”.
Beberapa kalimat lain yang dapat dipilih untuk menyampaikan berita buruk:
1. Saya khawatir berita ini tidak baik, hasil biopsi menunjukkan Anda terkena
kanker leher Rahim
2. Saya merasa tidak enak menyampaikannya, bahwa berdasarkan hasil
pemeriksaan dan USG bayi yang Anda kandung sudah meninggal
3. Hasil pemeriksaan laboratorium yag ada tidak sesuai dengan apa yang kita
harapkan. Hasil ini menunjukkan Anda pada stadium awal penyakit kanker
4. Saya khawatir saya mempunyai berita buruk, hasil biopsi sumsum tulang
belakang menunjukkan putri Anda menderita leukemia
Pasien atau anggota keluarga tidak suka disentuh, bersikap sensitif terhadap
perbedaan budaya dan pilihan personal. Hindari humor atau komentar yang tidak
pada tempatnya. Beri waktu pasien dan keluarga mengekspresikan perasaan
mereka. Jangan mendesak dengan terburu-buru menyampaikan informasi lebih
lanjut. Jika emosi sudah dikeluarkan, biasanya pasien atau keluarga lebih mudah
diajak pada langkah berikutnya.
G. Mengomunikasikan Prognosis
Pasien sering menanyakan mengenai prognosis, tentang bagaimana perjalanan
penyakit mereka ke depannya. Motivasinya antara lain mereka ingin mempunyai
kepastian tentang masa depan sehingga dapat merencanakan hidup mereka, atau
pasien merasa ketakutan dan berharap bahwa Petugas medis akan mengatakan
penyakitnya tidak serius.
Sebelum langsung menjawab pertanyaan pasien tentang prognosis, sebaiknya
Petugas medis mengumpulkan informasi tentang alasan mereka menanyakan hal
tersebut. Pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:
1. Apa yang Anda harapkan akan terjadi?
2. Apa pengalaman yang Anda punyai tentang seseorang dengan penyakit
seperti ini?
3. Apa yang Anda harapkan terjadi?
4. Apa yang Anda harapkan untuk saya lakukan?
5. Apa yang membuat Anda takut untuk yang akan terjadi?
Petugas medis harus mempertimbangkan dampak pemberian informasi prognosis.
Pasien yang ingin merencanakan hidup mereka biasanya mengharapkan informasi
yang lebih rinci. Sedangkan pasien yang sangat khawatir atau cemas, mungkin
akan lebih baik mendapat informasi secara umum saja. Jawaban Petugas medis
yang definitif seperti : “Anda hanya mempunyai usia harapan hidup sampai 1
tahun” akan berisiko menyebabkan kekecewaan jika ternyata terbukti usia harapan
hidupnya lebih singkat. Jawaban seperti ini juga dapat menimbulkan kemarahan
dan rasa frustasi jika dokter merendahkan usia harapan hidup pasien. Kalimat
berikut lebih disarankan dalam menjawab pertanyaan tentang prognosis: Sekitar
sepertiga pasien dengan kasus seperti ini dapat bertahan hidup sampai satu tahun,
separuhnya bertahan hidup dalam 6 bulan, apa yang akan terjadi sesungguhnya
pada diri Anda, saya sungguh tidak tahu
Setelah jawaban tersebut Petugas medis sebaiknya melanjutkan dengan
menyampaikan bahwa kita harus berharap untuk yang terbaik, sambil tetap
berencana untuk kemungkinan terburuk. Sampaikan juga ke pasien dan keluarga
bahwa kejutan yang tidak diharapkan dapat terjadi hal ini dan pasien lebih
mempersiapkan mental untuk menghadapi sehingga dapat mengurangi
10
penderitaan. Petugas medis harus meyakinkan pasien dan keluarga bahwa Petugas
medis akan siap mendukung dan membantu mereka (Wahyuliati SpS, 2016).
Menurut survei yang dilakukan mulai tahun 1950 hingga 1970, terkait
penyakit kanker. Di ungkapkan jika pengobatan kanker memiliki prospek yang
suram. Sebagian besar dokter mengungkapkan bahwa penyampaian kabar buruk
di anggap tidak manusiawi dan memiliki konsekuensi negative pada pasien dan
kelurga. Teknik penyampaian berita buruk menurut penelitian yang telah di
lakukan Baile, F (2000) yaitu dengan menggunakan 6 tahapan sebagai berikut :
menerima saran mereka tentang perawatan, tidak menjadi marah dan merasa
optimis dan diyakinkan tentang masa depan. Tidak mungkin memprediksi
bagaimana pasien akan menanggapi berita. Salah satu kesulitan bagi dokter
adalah menerima yang kompeten secara mental dan diberi informasi pasien
memiliki hak untuk (a) menerima atau menolak pengobatan yang ditawarkan
dan (b) untuk bereaksi terhadap berita dan mengekspresikan perasaan mereka
dengan cara apa pun (legal) yang dipilihnya. Menyelaraskan (Mulai dari titik
awal pasien) – Setelah mengetahui apa yang dilakukan pasien. Sudah mengerti,
memperkuat bagian-bagian yang benar menggunakan kata-kata mereka jika
memungkinkan ini membangun kepercayaan pasien bahwa mereka telah
didengar dan ditanggapi dengan serius. Proses penyelarasan ini membantu tahap
berikutnya dalam memodifikasi, mengoreksi atau mendidik sabar dengan
informasi baru.
Mendidik – Mengubah pemahaman pasien dalam langkah-langkah kecil dan
mengamati tanggapan pasien, memperkuat mereka yang membawa pasien lebih
dekat ke medis fakta dan menekankan informasi medis yang relevan jika pasien
menyimpang dari pemahaman yang akurat.
ekspresi emosi tanpa kritik. Berikut adalah kalimat empati eksplorasi dan respon
yang dapat di lihat pada tabel 2.1.