Disusun Oleh :
Maximilian Limanlee – 3203018012
Cindy Lorenza – 3203018097
Dave Abraham - 3203018098
Tania - 3203018108
Atas berkat dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa, kami panjatkan puji syukur ke
hadirat-Nya, yang telah melimpahkan berkat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran tentang Re-Branding Produk Gagal.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga proses penulisan makalah ini dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu,
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu kami sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dalam penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala kritik dan saran yang membangun agar kami dapat memperbaiki tugas ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas tentang Re-Branding Produk Gagal ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.
Penulis
Page | ii
DAFTAR ISI
Page | iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Page | iv
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana mengurangi rasa kebosanan masyarakat terhadap produk yang ada ?
Apa yang menyebabkan nasi instan gagal di pasaran ?
Cara apa yang dapat di lakukan agar nasi instan dapat laku di pasaran ?
Page | v
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Pada zaman sekarang rakyat Indonesia tengah dilanda westernisasi. Mulai dari
fashion, kebudayaan, dan makanan. Khusus dalam hal makanan, kini banyak berdiri restoran-
restoran fast food yang menyajikan makanan khas barat. Rakyat Indonesia cenderung lebih
memilih mengkonsumsi makanan barat daripada makanan tradisional. Padahal Indonesia
memiliki banyak jenis makanan tradisional yang rasanya tak kalah dengan makanan barat.
Alasan utama mereka adalah karena makanan barat lebih simple, keren, dan kekinian. Atas
dasar itu kami ingin berinovasi membuat makanan tradisional khas nusantara yang
dimodifikasi rasa dan tampilannya, agar lebih kekininan. Nasi instan yang dulunya sudah
punah akan kami hidupkan kembali dengan menambah varian rasa. Terdapat 3 varian rasa
yang akan kami luncurkan yakni : daging rendang, sari ayam, dan chicken salted egg.
Packaging nasi instan akan berupa seperti mangkuk berisi beras, packaging kecil yang berisi
rasa tergantung dengan varian rasa nasi instan, sendok, dan kerupuk. Packaging akan di
kemas secara rapi dan rapat agar tidak busuk. Produk harus disimpan di suhu kisaran 24-25℃.
Berikut adalah beberapa pertimbangan faktor SWOT yang bisa ditemukan dalam
menganalisis keberlangsungan usaha Nasi Instan. Dimana 4 faktor yang menjadi
pertimbangan yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),
ancaman (threat) adalah sebagai berikut :
Faktor SWOT Usaha Pembuatan Nasi Instan
Kekuatan (Strength) - Varian rasa yang banyak
- Packaging yang mendukung
- Harga produk yang terjangkau
Kelemahan (Weakness) - Membutuhkan usaha untuk mencari
distributor agar ingin menyalurkan produk
lagi.
- Butuh usaha untuk meyakinkan masyarakat
agar ingin mencoba produk nasi instan
kembali.
Peluang (Opportunity) - Jangkauan pasar luas
- Harga terjangkau
Page | vi
- Varian rasa identik dengan lidah orang
Indonesia.
Ancaman (Threat) Makanan instan seperti Indomie
Ketidakpercayaan masyarakat
Sasaran untuk produk kami adalah masyarakat menengah kebawah karena harga
produk kami masih dalam jangkauan. Kami juga ingin menjangkau anak-anak muda lewat
varian rasa kami yakni chicken salted egg karena rasa ini sangat digemari oleh anak-anak
muda. Barang dapat didistribusikan di minimarket seperti Alfamart, Indomaret, dan Alfamidi
agar dapat dengan mudah di jangkau oleh masyarakat. Untuk menjangkau daerah pelosok
yang mungkin tidak ada minimarket, kami akan berusaha untuk mencari distributor agar
dapat didistribusikan ke toko kelontongan dengan mudah dan harga yang lebih terjangkau
daripada di perkotaan.
Page | vii