Anda di halaman 1dari 18

Nilai-Nilai Bimbingan dan Konseling Islam dalam

Iman, Islam dan Ihsan


Dosen Pengampu: Rudy Hadi Kusuma, M.Pd

Disusun Oleh :
Lani Nur Aisyah 1642014002
Annisa Nur Shafira K 1642014004
Nur Indah Syapitri 1642014006
M. Sayyid Naufal 1642014016
Nurul Kharinah 1642014020
Nur Fitria Sari 1642014022
Sahnuri Siregar 1642014034

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
2018
A. Nilai- nilai Iman dalam Islam
1. Iman Kepada Allah
Dadang Hawari (1999, 431) menunjukkan bahwa salah satu
kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan akan rasa aman dan
terlindung (security feeling). Rasa aman dan terlindung ini tumbuh
dan dirasakan manakala seseorang mendekat kepada Allah, yaitu
ketika individu melakukan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa
yang dilarang olehNya. Orang yang beriman selalu ingat kepada
Allah, perasaannya tenang dan aman karena merasa terlindungi oleh
Dzat yang Maha Perkasa lagi Bijaksana. Dalam kehidupan ini tiada
yang perlu ditakutkan selain Allah, karena Allah selalu memberi
petunjuk dan hidayahNya. Sebaliknya orang yang beriman akan
merasa resah dan gelisah manakala tidak melakukan sesuatu yang
diperintahkan Allah atau melakukan sesuatu yang dilarang olehNya.
Orang yang beriman akan malu berbuat sesuatu yang tidak baik
meskipun tak seorang pun yang melihatnya.
Abdushshamad, M.K (2002: 34-35) menunjukkan bahwa iman
kepada Allah memiliki hubungan yang kuat dengan kesembuhan suatu
penyakit. Ketahanan seseorang ketika melemah, dihadapi dengan
faktor iman yang menjadi energi fisik maupun psikis yang mampu
menambah ketahanan diri ketika menghadapi penderitaan atau
penyakit. Penyakit-penyakit ganas (seperti: kanker, rematik dan
penurunan saraf) adalah penyakit-penyakit badan yang bersumber dari
keguncangan jiwa seperti gelisah, takut dan marah. Individu yang
memiliki keimanan yang kukuh tidak mudah gelisah dan takut dalam
menghadapi kekuatan yang lebih besar, lantaran dia yakin bahwa di
atas itu semua ada Yang Memiliki Kekuatan.
Dari uraian di atas tampak bahwa ada sejumlah nilai bimbingan
dalam keyakinan akan adanya Allah, (1) mendatangkan perasaan
aman dan terlindung bagi individu, karena ia merasa dekat dengan
Dzat pemilik dunia yang sebenarnya, (2) mendorong individu untuk
selalu melakukan hal-hal yang baik dan diridhai-Nya karena selalu
ingin dekat dengan –Nya, (3) mencegah individu melakukan
perbuatan jahat, (4) mencegah depresi, karena segala persoalan berat
yang membebani dirinya telah diserahkan kepada Yang Maha Kuasa,
dan (5) mencegah individu dari berkepribadian ganda, yaitu tunduk
kepada Tuhan di satu sisi dan kepada selain Tuhan di sisi yang lain.
2. Iman Kepada Malaikat
Iman kepada malaikat adalah individu meyakini bahwa Allah
mempunyai makhluk immarterial yang melaksanakan tugas-tugas
dalam bidang tertentu, termasuk di dalamnya menyampaikan wahyu
kepada para rasul dan mencatat amal perbuatan manusia. Mereka
diciptakan dari nur, selalu patuh kepada Allah, tidak pernah berbuat
dosa atau maksiat , tidak sombong dan selalu bertasbih kepada Allah,
ia selalu tunduk dan patuh melaksanakan perintah-perintah Allah, ia
tidak pernah berkhianat terhadap segala perintah Allah yang
ditugaskan kepadanya.
Dadang Hawari (1999:433) dalam tulisannya menyatakan
bahwa keimanan kepada malaikat sangat penting bagi individu
mengingat manusia dalam perjalanan hidupnya sering melanggar
rambu-rambu moral dan etika dalam hubungannya dengan manusia
lain. Pelanggaran itu pada gilirannya akan merugikan dirinya dan juga
orang lain. Dengan keimanan kepada malaikat, manusia selalu merasa
bahwa segala tingkah laku dan ucapannya ada yang mengontrol. Oleh
sebab itu, mereka selalu berhati-hati dalam bertindak dan berucap.
Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang pikiran, perasaan dan
perilakunya selalu baik, tidak melanggar hukum dan norma-norma
sosial.
Orang yang iman kepada malaikat sadar bahwa terhadap setiap
individu ada dua malaikat yang selalu mengikutinya secara bergiliran.
Dalam hubungannya dengan bimbingan dan konseling, membimbing
ternyata bukan hanya sekadar pengetahuan dan keterampilan
memberikan layanan bimbingan. Tetapi lebih dari itu adalah ketepatan
memilih “rujukan” yang menjadi pegangan dalam memberikan
layanan bimbingan, sehingga layanan yang diberikan kepada individu
dijamin tepat dan akurat untuk berbagai arena, setting, dan tema
konseling.
3. Iman Kepada Rasul
Iman kepada Rasulullah mengandung makna bahwa individu
meyakini bahwa ada individu tertentu yamg dipilih Allah sebagai
rasul-Nya, dengan tugas membawa risalah bagi keselamatan manusia
di dunia dan akhirat. Ia adalah manusia pilihan yang patut diteladani
tingkah laku dan tutur katanya, karena apa yang dilakukan dan
diucapkan adalah atas bimbingan Allah. Oleh karena itu, setiap
muslim wajib beriman kepadanya dan menaati ajaran yang
dibawanya.
Dalam hubungannya dengan bimbingan dan konseling,
membimbing ternyata bukan hanya sekedar pengetahuan dan
keterampilan memberikan layanan. Tetapi lebih dari itu adalah
ketepatan memilih “rujukan” yang menjadi pegangaan dalam
memberikan layanan bimbingan, sehingga layanan yang diberikan
dijamin tepat dan akurat. Rujukan konseling seharusnya bukan hanya
mengandung nilai kebenaran di sini dan saat ini saja.
Apa yang diucapkan dan dikerjakan Rasulullah saw. telah
dikumpulkan dan dibukukan oleh para Imam hadis mencakup
berbagai bidang kehidupan manusia, sejak dari cara ibadah,
mu’amalah, ilmu, akhlaq, menjenguk orang sakit, hingga mengurus
jenaxah; sejak dari kehidupan pribadi, kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, bernegara, hingga antar negara. Umat islam sekarang
tinggal mamahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi pembimbing atau pendidik hendak merujuk untuk
menjawab masalah apa saja, hampir semua ada dalam kumpulan hadis
nabi.
4. Iman Kepada Kitab
Iman kepada kitab Allah mengandung makna bahwa individu
meyakini bahwa ada kitab suci yang diturunkan Allah oleh rasul-rasul
pilihanNya, salah satunya kitab Al Qur‟an yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup umat manusia
hingga akhir zaman, agar selamat di dunia dan akhirat.
Al-Qur‟an adalah panduan hidup bagi manusia, ia adalah
pedoman bagi setiap pribadi dan undang-undang bagi seluruh
masyarakat. Di dalamnya terdapat pedoman praktis bagi setiap pribadi
dalam hubungan dengan Tuhannya, lingkungannya, keluarganya,
dirinya sendiri, dengan sesama muslim dan juga dengan non muslim
baik yang berdamai maupun yang memeranginya. Individu yang
mengikuti panduan pasti selamat dalam hidupnya di dunia dan
akhirat.
5. Iman kepada hari akhir
Iman kepada hari akhir mengandung makna bahwasannya
individu meyakini bahwa pada saat yang tidak diketahui secara pasti
akan datang hari penghabisan dari hari-hari di dunia atau disebut pula
hari kiamat. Pada hari itu dunia akan hancur berkeping-keping,
seluruh makhluk akan mati dan hancur tiada tersisa. Pada saat itu pula
amal setiap manusia baik buruk diperhitungkan dan mendapat
balasannya.
Keyakinan akan datangnya hari akhir akan membuat manusia
melakukan hal-hal dan aktivitas-aktivitas positif dalam kehidupannya.
Walaupun aktivitas itu tidak mendapatkan keuntungan materi dalam
dunia. Tapi dengan keyakinan akan datangnya hari akhir akan
membuat manusia memiliki kontrol diri yang baik, dan menyadari
bahwa apapun yang dia lakukan akan mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Dengan memiliki kontrol diri yang baik maka individu tersebut
tidak akan mengambil hak orang lain. dan dapatb membatasi diri dari
perbuatan-perbuatan ingkar.
Beriman kepada hari kiamat juga dapat menjadi terapi diri yang
mampu membantu penyembuhan luka hati. Hal itu karena segala
perbuatan zolim yang dilakukan seseorang didunia dan mereka tidak
mendapat ganjaran didunia mereka akan mendapat pengadilan di
akhirat. Bagi orang yang beriman kepada hari akhir mereka meyakini
bahwa walaupun seseorang mampu lari dari kejaran polisi dan jeratan
hukum namun mereka tidak akan bisa lari dan sembunyi dari
pengadilan ilahi , dengan keyakinan itu maka luka hati mereka akan
hilang.
6. Iman kepada takdir Allah
Iman kepada takdir Allah artinya adalah bersedia dan ridha atas
segala ketentuan dan takdir yang Allah berikan. Apa yang di upayakan
individu akan terwujud hanya dengan seizin Allah dan musibah yang
menimpa setiap individu akan terjadi hanya dengan izin dari Allah. M
Quraish Shihab (2000;61) telah menelusuri sejumlah ayat yang
berhubungan dengan takdir akhirnya menyimpulkan bahwa, setiap
makhluk telah ditetapkan takdirnya oleh Allah SWT. Dan mereka
tidak bisa melampaui batas ketetapan itu. Dan Allah yang menuntun
mereka kejalan mana yang harus dituju. Tidak ada sesuatu yang
terjadi dialam raya ini baik yang positif maupun yang negatif tanpa
takdir Allah. Semua peristiwa terjadi berada dalam pengetahuan dan
ketentuan Allah dan hukum-hukum Allah dari kesimpulan diatas bisa
dipahami, bahwa ada hikmah dibalik keyakinan terhadap takdir Allah
yaitu individu akan sadar bahwa ada batas-batas maksimal yang tidak
mungkin dicapainya, dan hal itu sepenuhnya hak Allah kewajiban
manusia adalah ikhtiar sesuai dengan kemampuannya. Dan individu
tidak mudah stres jika gagal dan tidak pula menyombongkan diri
ketika sukses, sebab sukses maupun gagal pada dasarnya sama-sama
ketentuan Allah.
B. Nilai-Nilai Bimbingan Konseling Islam di dalam Rukun Islam
Ada beberapa kata kunci yang diambil dalam makna bimbingan
konseling Islam dalam rukun Islam, yaitu bimbingan/tuntunan/arahan,
petunjuk, pencegahan, pemberian bantuan, terarah, sistematis, pemahaman,
pengentasan, pengembangan/ peningkatan, fitrah beragama, dan selaras. Kata
kunci makna bimbingan dan konseling Islam dalam rukun Islam ini bisa
dijabarkan pada setiap rukun Islam.
1. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat
Inti dari tujuan tujuan konseling Islam adalah guna membantu
individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar
tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat dengan menyelaraskan
perkembangan unsur-unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi atau
kedudukannya sebagai makhluk Allah, makhluk individu, makhluk
sosial dan makhluk berbudaya. Maka untuk mewujudkan hal tersebut,
manusia harus melakukan mission statement (penetapan misi) sebagai
seorang muslim yang diikrarkan dalam bentuk syahadat, sehingga
membentuk sebuah tekad dan komitmen yang bulat, perjanjian yang
mengikat antara seorang manusia dengan Tuhan Penciptanya.
Dari uraian di atas, makna Bimbingan konseling Islam yang
terkandung dalam syahadat di antaranya adalah “pemahaman”.
Dengan membaca dua kalimat syahadat individu akan memahami
bahwa dirinya adalah seorang muslim. Pemahaman dari kalimat “la
ilaha illallah” adalah menafikan hak disembah pada selain Allah dan
menetapkan hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah.
Konsekuensinya harus mentauhidkan Allah dalam ibadah, oleh karena
itu kalimat tersebut dinamakan sebagai kalimat tauhid. Sedangkan
pemahaman syahadat “Muhammad Rasulullah” adalah meyakini dan
menyatakan bahwa Muhammad bin Abdullah adalah benar-benar
utusan Allah yang mendapatkan wahyu berupa kalâmullah untuk
disampaikan kepada manusia seluruhnya. Dan dia adalah penutup para
Rasul. Konsekuensi dari syahadat ini yaitu membenarkan beritanya,
mentaati perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada
Allah hanya dengan syari‟atnya.
Selain kata “pemahaman”, makna lainnya adalah “fitrah
beragama”. Dengan membaca dua kalimah syahadat, maka individu
telah menjaga potensi/fitrah beragamanya, menjadi seorang muslim
sejati.
2. Bersuci dan Melaksanakan Shalat
Syarat sahnya sholat adalah harus suci dari hadats besar dan kecil,
hadats besar bisa disucikan dengan mandi sedang hadats kecil bias
disucikan dengan berwudhu. Dalam keadaan darurat, kesuitan untuk
melaksanakan mandi dan whudu bias diganti dengan tayammum.
Rasulullah bersabda, „Apabila seorang hamba yang muslim atau
mukmin berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya maka keluarlah dari
wajahnya setiap dosa akibat pandangan matanya bersamaan dengan
air (bersamaan dengan tetes air yang terakhir). Apabila ia membasuh
kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya setiap dosa
yang telah dilakukan oleh kedua tangannya itu bersamaan dengan air.
Apabila ia membasuh kedua kakinya maka keluarlah setiap dosa yang
telah dijalani oleh edua kakinya bersamaan dengan air sehigga ia
keluar dari dosa dengan bersih. (HR Muslim dari Abu Hurairah).
Shalat adalah amal ibadah yang pelaksanaannya membutuhkan
sifat kerohanian dalam diri manusia yang menjadikannya tercegah
dari perbuatan keji dan mungkar. Dengan demikian hati orang yang
shalat menjadi suci dari kekjian dan kemungkaran, serta bersih dari
kotoran dosa dan pelanggaran. Shalat adalah cara untuk memperoleh
potensi keterhindaran dari keburukan. Jika ada individu yang
mengerjakan shalat tidak terdapat dampak potensi ini bisa jadi ada
hambatan bagi kemunculannya, seperti kelengahan dalam
melaksanakan shalat dan tidak menghayati dzikirnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, makna yang bisa dipetik makna
bimbingan dari bersuci, sholat dan dzikir adalah:
a. Berwudhu bisa membersihkan fisik dan psikis dari segala
kotorannya dan menanamkan benih keihklasan dalam hati
b. Jika sholat dikerjakan sesuai dengan rukun dan sunnahnya,
maka dengan sholat akan mencegah kita dari perbuatan keji dan
dari hal-hal yang bertentangan dari norma masyarakat.
c. Sholat berjamaah akan membimbing individu dalam
membentuk hubungan sosial yang sehat, yang membantu
individu mengembangkan kepribadian dan kematangan
emosionalnya
d. Berdzikir menimbulkan perasaan percaya diri, teguh, tenang,
tentram dan bahagia.
3. Makna Bimbingan Konseling Islam dalam zakat
Zakat, infaq, Dan shadaqah adalah suatu hal yang sangat
ditekankan Allah SWT kepada setiap individu untuk mengeluarkan
sebagian hartanya, sebab di dalam rezeki kita itu terdapat hak untuk
orang muslin yang berhak mendapatkan zakat, infaq, dan shadaqah,
bahkan didalam Alquran pun dikatakan bahwa diwajibkannya
penguasa memungut zakat dengan terpaksa kepada orang/individu
yang mampu. Adapun hikmah dibalik perintah membayar zakat,
infaq, Dan shadaqah ini bagi pengembangan individu yakni menurut
beberapa ahli:
Menurut Al-Jurjawi, zakat, infaq, dan shadaqah sebagai media
untuk mendidik kelembutan hati kepada orang lain.
Menurut M.Utsman Najati, memandang zakat, infaq, dan shadaqah
sebagai media bagi pengembangan sikap sosial, membebaskan dari
egoisme, cinta diri, kikir dan tamak, serta membantu individu
mengembangkan perasaan afilasi sosial
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami, bahwa jika individu
membayar/mengeluarkan zakat, infaq, dan shadaqah itu akan sangat
bermanfaat bagi pengembangan pribadi individu, dan sekaligus dapat
mencegah individu dari tertimpa berbagai musibah. Aspek-aspek yang
dapat dikembangkan yakni: dapat melembutkan hati dari keegoisan,
menumbuhkan sikap sosial, dan dapat mencegah individu tertimpa
bencana dunia maupun akhirat.
4. Makna Bimbingan Konseling Islam dalam puasa
Shiyam artinya menurut bahasa; yakni menahan diri dari segala
sesuatu, sedangkan menurut syar‟i Shiyam yakni adalah menahan diri
dari makan, minum, dan berhubungan suami istri dari siang hari
dengan niat karma Allah.
Rasulullah dalam hadisnya menunjukkan hikmah dari
Puasa/Shiyam yakni:
a. Puasa sebagai perisai dari api neraka
b. Puasa yang dilakukan seorang hamba adalah sepenuhnya hak
Allah, Allah sendiri yang akan membalasnya sesuai kualitas
puasa yang dilakukan hamba
c. Setiap kebaikan ang dilakukan oleh orang yang berpuasa akan
dibalas Allah dengan sepuluh kali lipat
d. Pada hari kiamat Allah menyediakan pintu khusus yang
disebut "AI-Riyaya" bagi orang yang berpuasa untuk masuk
surga
e. Berpuasa juga bisa mengurangi nafsu (seksual)
f. Puasa juga bisa menyehatkan jasmani dan rohani bagi
pelakunya"
Dari sejumlah hikmah puasa dapat dipahami, bahwa jika individu
melaksanakan puasa sesuai tuntunan Allah, sangat mungkin mereka
akan menjadi orang yang sabar dan tabah, hawa nafsu nya terkendali,
sikap sosial dan hati nuraninya berkembang dengan baik jujur, dapat
berpikiran jernih, mencegah inividu dari terjerumus pada perbuatan
yang dimurkai Allah, kebaikan yang dilakukan dibalas sepuluh kali
lipat,dan memperoleh kesehatan jasmani dan rohani.
5. Makna Bimbingan Konseling Islam dalam haji
Haji adalah rukun Islam yang kelima atau terakhir, dan wajib
dilakukan oleh setiap Muslim yang mempunyai kesanggupan
sekurang-kurangnya sekali dalam seumur hidup. Berikut pengertian
Haji menurut beberapa alhi:
Al-Jurjawi menyatakan bahwa dalam ibadah haji terkandung
pendidikan moral manusia yang luhur, dan suci yang jauh dari
keraguan dan kesangsian terhadap apa-apa yang dijanjikan Allah.
M. Utsman Najati, memandang ibadah haji sebagi media bagi
manusia dalam menghadapi kesulitan dan merendahkan diri, sebab
dalam menunaikan ibadah haji seseorang harus melepas segala
pakaian kehormatannya dan menggantinya dengan pakaian ihram
yang sederhana. Haji juga menjadi media bagi pelatihan
mengendalikan nafsu dan dorongannya, sebab dalam beribadah haji
seseorang tidak diperkenankan bersetubuh, bertengkar, bermusuhan,
berkata tidak baik, melakukan maksiat dan melanggar larangan Allah.
Rasulullah pernah bersabda bahwa hikmah dari melaksanakan haji
ialah:

a. Haji bagi perempuan dipandang sebagai jihad-nya yang terbaik


b. Haji yang dilaksanakan sesuai tuntunan Allah dan diniatkan
semata-mata untuk mencari ridha Allah menyebabkan dosa-
dosa yang pernah dilakukan terhapus seperti bayi yang baru
lahir ke dunia
c. Haji mabrur balasannya adalah surga.

C. Nilai-nilai Bimbingan dalam Ihsan


Ikhsan diartikan dalam Ensiklopedi Islam sebagai suasana hati dan
perilaku seseorang untuk senantiasa merasa dekat dengan Allah SWT.
Karena yang ingin diraih adalah posisi selalu dekat dengan Allah, maka
individu selalu berupaya agar perasaan, ucapan, dan tindakannya sesuai
dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Orang yang berperilau ikhsan disebut
“muhsin”, yaitu orang perilaku dan ucapannya (akhlaq-nya) selalu diridhai
Allah dan menyenangkan manusia. Ihsan mencakup segala tindakan dan
ucapan dalam hubugannya dengan diri sendiri dan orang lain.
1. Bimbingan Makan dan Minum
Islam mengajarkan agar kita selalu makan dengan :
a. Sebelum makan membaca Bismillah, makan dengan tangan
kanan, dan dari yang terdekat. Apabila sebelum makan seseorang
membaca bismillah, maka syaitan tidak tinggal di rumah itu dan
tidak ikut makan makanannya .
b. Agar makan makanan yang halal dan baik serta tidak berlebih
c. Tidak makan makanan haram (bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah, yang
tercekik, yang dipukul, yang jatuh dan lain-lain. Tetapi bagi orang
yang terpaksa memakannya sedang ia tidak menginginkannya dan
tidak melampaui batas, maka ia tidak berdosa.
d. Tidak membuang makanan, jika ada makanan yang jatuh
hendaknya diambil kemudian dibersihkan kotorannya kemudian
dimakan, dan jangan dibiarkan dimakan syetan (HR. Muslim)

Dalam hal minum islam mengajarkan agar :

a. Minum tidak berlebihan


b. Minum diawali dengan Basmallah dan diakhiri dengan
Hamdallah
c. Minum tidak sambil berdiri
d. Tidak bernapas dalam gelas
e. Tidak minum sekaligus, tetapi dua atau tiga kali
f. Tidak meniup-niup minuman, jika terpaksa ada kotoran cukuplah
dituangkan
g. Jika melayani orang lain, hendaklah dialh yang terakhir minum
h. Setelah makan dan minum hendaknya membaca do‟a
Dari segi ilmu pengetahuan beberapa tokoh menunjukkan
hikmah di balik pengharaman sejumlah makanan, bahwa :

a. Makan dan minum berlebihan bisa menyebabkan obesitas atau


keadaan kelebihan berat badan
b. Makan dan minum secara berlebih bisa mengakibatkan sakit
akibat gangguan pencernaan yang bisa menimbulkan penyakit
penyumbatan arteri dan serangan jantung
c. Pengharaman daging babi mengandung hikmah mencegah
individu dari penyakit sebangsa cacing yang dapat menimbulkan
kegilaan saraf otak bahkan buta.
2. Bimbingan dalam Berpakaian

Islam memberikan tuntunan dalam berpakaian yaitu :

a. Wanita agar menutup dada dan tidak menampakkan perhiasan


b. Wanita menutup seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan
c. Wanita tidak berbusana terlalu tipis (tembus pandang)
d. Tidak menampakkan lekuk-lekuk tubuh
e. Busana wanita tidak menyerupai pakaian pria dan sebaliknya
f. Busana wanita panjang menutupi kaki, tetapi tidak sampai
menyapu tanah
g. Pakaian shalat wanita menutup hingga telapak kaki
h. Pakaian pria dan wanita hendaknya sedap dipandang mata serta
bersih
i. Batas aurat pria adalah antara pusat dan lutut

Fungsi pakaian menurut islam, yaitu :

a. Sebagai penutup aurat, jika hal ini tidak dilakukan maka bisa
menjatuhkan martabat pelakunya
b. Sebagai perhiasan, jika hal ini dilakukan maka akan tampak
indah atau serasi. Tetapi islam melarang berhias yang bisa
menimbulkan rangsangan berahi bagi yang melihatnya
c. Sebagai perlindungan dari sengatan matahari atau hujan, dan
perlindungan bagi pelakunya dari perbuatan yang tidak sesuai
dengan pakaian yang dikenakan
d. Sebagai identitas yang menggambarkan eksistensi dan sekaligus
membedakan pelakunya dari yang lain

3. Bimbingan untuk Berbicara

Islam mengajarkan dalam hal berbicara agar :

a. Senantiasa berbicara dengan baik atau kalau tidak bisa lebih baik
diam
b. Menjauhkan diri dari kebiasaan berkata-kata yang tidak bermanfaat
c. Tidak berbicara berlebihan
d. Tidak berbicara tentang kebatilan
e. Tidak berbicara kotor
f. Tidak berkata dusta dan bersaksi palsu
g. Tidak menggunjing orang
h. Tidak mencela dan melaknat orang
i. Tidak berkata dusta
j. Tidak mengadu domba
k. Tidak menjawab panggilan orang tua dengan perkataan tidak sopan

Tuntunan Islam dalam hal berbicara mengandung hikmah bahwa :

a. Segala yang diucapkan manusia dicatat oleh malaikat


b. Segala yang diucapkan manusia akan dimintai pertanggungjawaban
oleh Allah pada hari kiamat
c. Tidak boleh menghina suatu kaum karena bisa jadi yang dihina
lebih baik dari yang menghina
d. Tidak boleh menjelek-jelekkan sesama muslim karena kita
bersaudara
e. Tidak boleh memanggil dengan panggilan buruk, karena setiap kita
memanggilnya akan menyakiti perasaannya
4. Bimbingan Hati

Hati memiliki peranan penting dalam keseluruhan kehidupan


individu. Oleh sebab itu, Rasulullah saw mengingatkan “....berhati-
hatilah! Ada segumpal daging di dalam tubuh yang apabila gumpalan
daging itu baik maka baik pulalah seluruh tubuh, dan bila gumpalan
daging itu buruk maka buruk pulalah seluruh tubuh. Segumpal daging
itu adalah hati (qalb). (HR. Bukhari)

Dalam hubungannya dengan hati, Islam mengajarkan kepada


mukmin agar:

a. Tidak berburuk sangka kepada manusia


b. Tidak dengki (hasud) dan iri hati, sebab dengki dapat menghapus
segala kebajikan
c. Tidak sombong, karena tidak akan masuk surga orang yang dalam
hatinya ada kesombongan walaupun sebesar semut.
d. Tidak kikir dan mengikuti hawa nafsu, sebab keduanya akan
membinasakan manusia
e. Tidak dendam, dendam bisa menghalangi ampunan Allah
f. Tidak riya‟ yaitu melakukan sesuatu karena ingin dilihat dan dipuji
orang, amal yang dilakukan karena riya‟ dipandang mensekutukan
Allah dan hilanglah pahalanya
g. Tidak mudah marah, Islam mengajarkan agar orang mukmin mampu
mengendalikan marah dan siap memaafkan orang yang berbuat salah
h. Tidak mudah bersedih, senantiasa tegar dalam menghadapi orang
kafir dan berendah hati dengan orang-orang beriman. Iman dan amal
saleh bisa mengilangkan kesedihan
i. Tidak mengganggu orang lain

5. Bimbingan Hidup Bersama Orang Tua

Muhammad Suwaid menunjukkan beberapa kaidah dalam


kaitannya dengan berbakti kepada orang tua yaitu :
a. Mendahulukan birrulwalidain daripada jihad di Jalan Allah
b. Mendahulukan birrulwalidain daripada istri dan teman
c. Mendahulukan birrulwalidain daripada ibadah haji
d. Mendahulukan birrulwalidain daripada menziarahi Rasulullah
e. Mendahulukan birrulwalidain daripada kecintaan kepada anak-anak
f. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada melakukan ibadah
sunnah
g. Mendahulukan birrulwalidain daripada hijrah di jalan Allah
h. Tidak mematuhi mereka dalam hal maksiat kepada Allah

6. Bimbingan Hidup dengan Sesama Muslim

Tuntunan islam tentang tata cara bergaul dengan sesama muslim,


yaitu :

a. Rasulullah berkasih sayang dengan sesama mukmin


b. Salah satu hak orang muslim terhadap muslim lainnya adalah apabila
bertemu memberi salam
c. Untuk menjawab salam dengan non-muslim adalah cukup jawab
dengan “Waalaikum”
d. Orang-orang mukmin saling mengasihi, mencintai, bersikap baik
antara satu dengan yang lain.
e. Rasulullah melarang mencari-cari kesalahan orang, memutuskan
hubungan dan saling membenci

7. Bimbingan Pergaulan dengan Orang yang Bukan Muhrim

Ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis nabi mengajarkan adab pergaulan


dengan orang yang bukan muhrim, yaitu :

a. Agar tidak memandang lain jenis secara bebas, memelihara


kemaluan, dan tidak metampakkan perhiasan
b. Allah SWT melarang individu mendekati perbuatan zina, termasuk
bagian dari zina adalah zina mata adalah melihat, zina telinga adalah
mendengar, zinanya lidah adalah berkata, zinanya tangan adalah
menyentuh, zinanya kaki adalah berjalan dan zinanya hati adalah
ingin melakukan dan yang mempraktikkan semua itu adalah
kemaluan
c. Lelaki dan perempuan yang bukan muhrim dilarang menyendiri
tanpa ada muhrimnya
d. Tidak halal bagi perempuan dan laki-laki pergi yang menempuh
perjalanan sehari semalam tanpa muhrim
e. Laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lain demikian pula
perempuan

8. Bimbingan untuk Pernikahan

Al-Qur‟an dan hadis nagi mengajarkan tuntunan pernikahan,


bahwa:

a. Hidup berpasangan (suami-istri) adalah fitrah


b. Guna mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kesiapan fisik,
mental,ekonomi bagi yang ingin menikah; tetapi wali tidak bisa
menjadikan alasan ekonomi sebagai alasan menolak peminang,
sebabjika miskin Allah akan menjadikan mereka kaya
c. Rasulullah mengajarkan agar dalam memilih calon suami atau istri,
pertimbangan agama lebih diutamakan daripada kecantikan dan
kekayaan serta keturunan

9. Bimbingan untuk Mengatasi Kebingungan Menentukan Pilihan

Al-Qur‟an dan hadis-hadis nabi mengajarkan tentang cara


menetukan pilihan, yaitu :

a. Dengan shalat Istikharah, ada keterbatasan manusia untuk


mengetahui hal-hal yang ghaib termasuk peristiwa yang belum
terjadi
b. Melakukan musyawarah dengan keluarga atau puhak-pihak yang adil
dan diduga mengetahui masalah tersebut dan menyerahkan hasilnya
kepada Allah.

10. Bimbingan untuk Membantu mereka yang terlanjur Berbuat


Salah atau Dosa

Al-Qur‟an dan hadis nabi mengajarkan tentang apa-apa yang harus


dilakukan ketika seseorang terlanjur berbuat dosa, yaitu :

a. Segera ingat kepada Allah dan mohon ampun atas dosa-dos yang
telah dilakukan
b. Tidak mengulangi perbuatan dosa itu
c. Berlindung kepada Allah agar tidak mengulangi lagi dan selalu
waspada
d. Berusaha mengimbanginya dengan berbuat kebajikan
e. Memilih teman bergaul yang perangainya baik

11. Bimbingan untuk Menghadapi Musibah

Ayat-ayat Al-Qur‟a dan hadis nabi tentang musibah menunjukkan


bahwa :

a. Allah menguji manusia dengan kebaikan dan keburukan


b. Semua musibah yang menimpa manusia terjadi atas izin Allah
c. Musibah yang menimpa orang mukmin tidak lain dimaksudkan
dengan ujian dari Allah untuk mengetahui siapa yang lebih baik
amalannya
d. Musibah ditimpakan Allah kepada manusia sebagai teguran akibat
perbuatan dosa, maksiat, kecerobohan
e. Musibah yang menimpa umat mukmin bisa jadi sebagai bagian dari
cara Allah menghapuskan dosa

Anda mungkin juga menyukai