Makalah-First Aid Case Vs Medical Treatment Case - Okki Oktaviano
Makalah-First Aid Case Vs Medical Treatment Case - Okki Oktaviano
Oleh
Okki Oktaviano
1806273862
Pembimbing
Daftar isi…………………………………………………………………………………………. i
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1
1.2. Tujuan Penulisan……………………………………………………………. 1
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………. 7
i
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagi pelaku usaha, ada celah antara meremehkan dan bereaksi berlebihan untuk keluhan
fisik terkait pekerjaan yang tidak darurat seperti keseleo, ketegangan,luka, memar, ruam dan
reaksi ringan terhadap suhu ekstrem. Di banyak kasus, obat pertolongan pertama atau first
aid dapat secara efektif disediakan di tempat untuk jenis ini cedera dan penyakit.
Manajemen perawatan segera setelah laporan cedera pertama atau gangguan otot rangka
menjadi penting karena apa yang tampak kondisi yang relatif sederhana dapat dengan cepat
menjadi rumit dan kompleks karena berpotensi menjadi perancu seperti:
Langsung ke ruang gawat darurat rumah sakit, klinik non-okupasi atau dokter pribadi
Pertanyaan tentang apakah suatu cedera atau penyakit berhubungan dengan
pekerjaan
Status karyawan yang terluka kesehatan fisik dan mental
Manajer tanpa pelatihan medis perlu membuat keputusan klinis(1)
Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian first aid case dan medical treatment
Mengetahui cakupan first aid case dan medical treatment
Mengetahui obat-obatan yang termasuk first aid case dan medical treatment
1
BAB 2
First Aid Case vs Medical Treatment Case
Adalah kasus-kasus yang tidak cukup serius untuk dilaporkan sebagai pengobatan medis
atau medical treatment atau kasus-kasus serius tapi membutuhkan penanganan kecil first aid,
contohnya perban untuk luka potong kecil, pengangkatan pecahan pada jari (2).
Sebuah insiden dikelompokkan dalam first aid jika dalam tindakan dari cedera yang ada
terbatas pada satu atau lebih dari 14 tindakan khusus, diantaranya adalah(3)
1. Menggunanakan obat yang bukan golongan resep pada kekuatan yang bukan
golongan resep.
2. Pemberian imunisasi tetanus.
3. Membersihkan, membilas atau membasahi luka pada permukaan kulit.
4. Menggunakan penutup luka seperti perban, pembalut kasa, perban kupu-kupu atau
Steri-StripsTM (penutupan luka lainnya dengan menggunakan jahitan, staples,
dipertimbangkan medical treatment).
5. Menggunakan terapi panas atau dingin.
6. Menggunakan alat pendukung yang tidak kaku (non-rigid), seperti perban elastis,
pembungkus, atau sabuk punggung yang tidak kaku, dan lain lain.
7. Menggunakan alat imobilisasi sementara saat mengangkut korban kecelakaan.(splint,
sling, neck collars, papan punggung atau back boards)(4)
8. Pengeboran kuku atau kuku untuk menghilangkan tekanan atau mengalirkan cairan
dari gelembung lepuh.
9. Menggunakan penutup mata.
10. Mengambil benda asing dari mata hanya menggunakan irigasi atau kapas.
11. Mengambil serpihan atau bahan asing dari daerah selain mata dengan irigasi, pinset,
kapas, atau cara sederhana lainnya.
12. Menggunakan pelindung jari.
13. Menggunakan pijat (tetapi terapi fisik dan perawatan chiropractic dianggap sebagai
medical treatment).
14. Minum cairan untuk menghilangkan stres akibat panas atau heat stress atau
hipotermia(4)
2
2.2 Medical Treatment Case
Sebuah insiden dikelompokkan sebagai medical treatment ketika manajemen dan perawatan
pasien dalam penanganan luka diluar tindakan first aid(3). Setiap cedera atau penyakit akibat
kerja yang memerlukan perawatan medis diluar dari first aid (terlepas dari penyedia layanan
perawatan) yang tidak menghasilkan kerja terbatas atau restricted work case atau insiden
kehilangan waktu kerja atau lost time incident (LTI)(4).
Medical treatment tidak termasuk dalm
- Melakukan prosedur diagnosa, seperti rontgen, tes darah, termasuk pemberian obat
golongan resep untuk keperluan diagnose (obat tetes dilatasi pupil mata)
- Mengunjungi Dokter atau tenaga kesehatan berizin untuk keperluan pengamatan dan
konsultasi.
Berikut ini tidak termasuk dalam tindakan medis apapun tetapi tergolong dalam kelompok
keparahan yang dilaporkan sebagai medical treatment(2)(3):
- Setiap kasus kehilangan kesadaran
- Cedera yang signifikan, didiagnosis oleh Dokter atau tenaga kesehatan berizin yang
mana tidak ada tindakan yang diberikan saat diagnosis ditegakkan. Contohnya gendang
telingan yang robek, gigi hancur, patah iga atau ibu jari kaki, bisinosis dan beberapa tipe
kanker akibat kerja.
- Cedera tertusuk jarum atau tergores benda tajam yang sudah terkontaminasi darah
orang lain atau bahan yang berpotensi menular.
- Kehilangan pendengaran akibat kerja
- Prosedur pengangkatan medis diluar standar pemerintah lokal.
Kriteria ini dibuat untuk mendata obat-obatan, ketika diresepkan atau disediakan untuk
paparan occupational, cedera atau penyakit, secara langsung menghasilkan recordable
incidents sebagai kasus medical treatment, dan untuk keperluan pelaporan cedera dan
penyakit (IADC 2018).
3
analgesik (pereda nyeri) dan antibiotik tetes mata sebagai bagian dari tindakan
evaluasi diagnosis dari Dokter.
b. Diphenhydramine dengan dosis lebih dari 50 miligram (mg) dalam sekali pemberian
atau dosis yang disuntik
c. Analgesik (pereda nyeri) dan golongan obat bukan steroid anti radang termasuk
didalamnya adalah
1. Ibuprofen – dosis lebih dari 467 mg dalam sekali pemberian.
2. Naproxen– dosis melebihi 220 mg dalam sekali pemberian
3. Ketoprofen – dosis melebihi 25 mg dalam sekali pemberian
4. Pereda nyeri golongan Kodein
5. Diphenhydramine melebihi 50 mg
d. Semua preparat kulit golongan steroid, kecuali Hidrokortison kurang atau sama
dengan 1 persen.
e. Semua vaksinasi terkait paparan akibat kerja, kecuali tetanus
f. Semua golongan narkotik
g. Semua pelebar saluran napas, kecuali Aerosol 5.5 mg/ml atau kurang dari itu
h. Semua relaksasi otot
i. Suntikan yang tercatat berdasarkan pengolongan medis.
j. Pengobatan oleh Dokter dengan menggunakan bukan obat golongan resep tapi pada
dosis atau kekuatan obat golongan resep maka dipertimbangkan sebagai medical
treatment untuk kepentingan pencatatan.
4
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
5
Benda asing dan serpihan Irigasi mata, atau menyeka Benda asing dengan lokasi,
benda asing di mata. Pinset kedalaman, bentuk dan
untuk serpihan ukuran, yang memerlukan
tindakan lebih dari first aid
3.2. Saran
- Diperlukan pelatihan kepada dokter lapangan atau tenaga medis lapngan mengenai
perbedaan tindakan first aid dan medical treatment.
- Sosialisasi golongan obat-obat golongan resep pada dokter lapangan atau petugas
kesehatan lapangan
6
DAFTAR PUSTAKA
3. IOGP. Safety data reporting user ’ s guide – Scope and definitions ( 2016 data ).
2017;2016su(January):18.