Anda di halaman 1dari 38

Panduan Praktikum Biokimia

PANDUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA

i
Panduan Praktikum Biokimia

PANDUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA

4X6

NAMA :

NIM :

ANGKATAN :

SEMESTER :

DOSEN PENGAMPU :

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga selalu terbuka jalan untuk dapat me-
nyelesaikan Panduan Praktikum Biokimia ini dengan baik.
Meski dengan berbagai keterbatasan di Program Studi S1 Farmasi . Alhamdulil-
lah Panduan Praktikum ini bisa disusun sebagai panduan bagi mahasiswa dalam
melaksanakan Praktikum Biokimia. Materi dalam Buku panduan ini merupakan taha-
pan preskripsi farmasi yang meliputi : Karbohidrat, Lipid, Protein, ,Aktivitas Enzim
Amilase Air Liur Pada Pemecahan Pati, Peragian Alkoholik, Analisis Protein Dan
Asam Amino Dari Suatu Sampel Dan Uji Aktivitas Aldehide Oksidase
Kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyem-
purnaan Buku Panduan ini pada masa mendatang.

Pangkalan Bun
TimPenyusun

Brillyanti Monica, M.Farm., Apt


Mensie Martha Lovianie, M.Farm., Apt
Teguh Imanto, M.Farm., Apt

iii
TATA TERTIB
LABORATORIUM S1 FARMASI

1. Mahasiswa wajib hadir 5 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatan lebih dari 15
menit setelah praktikum dimulai TIDAK DIPERKENANKAN mengikuti praktikum pada
hari itu dan TIDAK ADA INHAL.
2. Mahasiswa yang terlambat kurang dari 15 menit TIDAK DIPERKENANKAN mengi-
kutipretest tertulis diawal praktikum.
3. Mahasiswa WAJIB mengenakan jas praktikum dan memakai masker, mengenakan papan
nama (co card), membawa peralatan praktikum pribadi yang di jelaskan saat asistensi dan
kartu kontrol praktikum.
4. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa WAJIB menyerahkan laporan sementara yang telah
disahkan, dan mengikuti pretest tertulis diawal praktikum. Apabila tidak menyerahkan
laporan sementara maka mahasiswa TIDAK DIPERBOLEHKAN mengikutipraktikum.
5. Selama praktikum mahasiswa tidak diperbolehkan makan, minum, merokok, dan ber-
sendau gurau di dalam laboratorium.
6. Mahasiswa dilarang menggunakan HP Kecuali atas Izin Dosen atau Staff Laboratorium
7. Menggunakan dan menjaga peralatan laboratorium dengan baik. Apabila merusak atau
memecahkan peralatan maka diwajibkan mengganti dengan jenis dan spesifikasi yang
sama.
8. Melaporkan hasil percobaan kepada dosen jaga dengan format hasil praktikum yang telah
disediakan.
9. Menyusun laporan resmi dan diserahkan Pada Pertemuan Selanjutnya.

iv
DAFTAR ISI

Data Mahasiswa................................................................................................... ii

Kata Pengantar.................................................................................................... iii

Tata Tertib laboratorium S1 Farmasi................................................................... iv

Daftar Isi.............................................................................................................. v

Desain Laporan Dan Penilaian............................................................................ vi

Karbohidrat........................................................................................................... 1

Protein................................................................................................................... 7

Lipid....................................................................................................................... 10

Aktivitas Enzim Amilase Air Liur Pada Pemecahan Hati...................................... 15

Peragian Alkoholik................................................................................................ 20

Analisa Lemak, Protein dan Asam Amino dari Suatu Sampel.............................. 24

Uji Aktivitas Aldehide Oksidase………………………………………………………. 28

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………. 31

v
DESAIN LAPORAN DAN PENILAIAN
DESAIN LAPORAN:
I. Pretes
Pretest adalah suatu test yang dilakukan sebelum acara praktikum. Pretest dil-
akukan sesaat sebelum praktikum dimulai dalam bentuk tes tertulis atau lisan .Soal yang
diujikan berkaitan dengan materi praktikum berlangsung. Pretest memiliki kontribusi
terhadap nilai akhir praktikum. Pretest juga dijadikan salah satu indicator untuk menilai
kesiapan peserta praktikum, dilihat dari belajar atau tidaknya praktikan.
II. Praktikum

Praktikum diselenggarakan dengan jadwal khusus terpisah dari kuliah. Praktikum


memiliki kontribusi terhadap nilai akhir praktikum. Praktikum juga dijadikan salah satu
indicator untuk menilai Skill Mahasiswa dalam meyiapkan sesuai.

III. Laporan

Laporan praktikum terdiri dari laporan sementara dan laporan hasil praktikum.

• LaporanSementara
- Format : Judul, Tujuan, Teori, Alat Bahan, Cara Kerja Skematis ( dosis)

• LaporanResmi
- Format Laporan resmi:
I. Judul dan Tujuan
II. Dasar Teori
III. Alat danBahan
IV. Cara Kerja Skematis
V. Hasil Percobaan
V. Pembahasan
VI. Kesimpulan
VII. Daftar Pustaka

II. Diskusi HasilPraktikum


Setelah kegiatan praktikum selesai, praktikan akan berdiskusi dengan pembimbing
praktikum terkait hasil praktikum yang telah di praktikan. Kegiatan diskusi ini ber-
manfaat dalam penyusunan laporan hasil praktikum.

vi
III. Ujian Akhir Praktikum
Ujian Akhir Praktikum adalah suatu tes yang diberikan pada akhir praktikum. Pem-
bagiannya menjadi ujian tengah semester dan ujian akhir semester dengan pembagian
modul. Ujian Akhir Praktikum merupakan suatu tes yang dilakukan terhadap peserta prak-
tikum yang memenuhi syarat. Hanya peserta yang kehadirannya diatas 75% saja yang dapat
mengikuti.

IV. Prosedur Penilaian

Nilai praktikum Biokimia akan digabung dengan nilai materi kuliah Biokimia wa-
laupun tujuannya adalah untuk mendukung pemahaman materi kuliah. Nilai praktikum
merupakan nilai gabungan dari nilai pretest, keterampilan praktikum, laporan sementara,
laporan resmi dan responsi. Masing-masing komponen memiliki prosentase sendiri-
sendiri sesuai dengan bobotnya. Nilai praktikum Biokimia diformulasikan sebagai beri-
kut :

NilaiPraktikum(NP) = 15% Pretest + 45% Lap.resmi + 40% Responsi

Nilai Total = 35% NP + 65% Nilai Teori

vii
MODUL I
KARBOHIDRAT
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menunjukkan metode identifikasi karbohidrat

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi karbohidrat golongan apa saja yang dapat diten-
tukan oleh berbagai uji pada praktikum ini.

II. DASARTEORI

Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku
nabati.Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 –50%.
Kemampuanikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada
kemampuannya untukmenghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilase). Ikan
karnivora biasanyamembutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan untuk
omnivora kadarkarbohidratnya dapat mencapai50%.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon,
Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian
besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari,
terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai


pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam
susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan
H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang
mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh
kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai

Karbohidrat merupakan sumber karbon untuk organisme hidup.


Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan
sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa
polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan turunannya. Karbohidrat dapat
digolongkan ke dalam monosakarida, disakarida dan polisakarida.

1
Karbohidrat dalam makanan biasanya dalam bentuk umbi-umbian, serealia
maupun dalam batang tanaman. Selain dari sumber nabati, karbohidrat juga berasal
dari pangan hewani yang terbentuk dalam jumlah yang kecil melalui proses biosintesa
glikogen dan sintesa secara kimiawi. Karbohidrat dapat dioksida menjadi energi,
misalnya glukosa dalam sel jaringan manusia dan hewan. Dalam tubuh, karbohidrat
mengalami perubahan atau metabolisme yang menghasilkan antara lain glukosa yang
terdapat dalam darah. Sedangkan karbohidrat yang disintesa dalam hati berupa
glikogen digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi.

Karbohidrat yang ada di dalam suatu sampel dapat dideteksi dengan berbagai uji
diantaranya uji Molisch, uji Bennedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji pati-iodium, uji
osazon, uji moore, uji fermentasi, dan lain-lain. Namun pada praktikum ini hanya dil-
akukan 5 uji, yaitu uji Molisch, uji Bennedict, uji Barfoed, uji Seliwanoff, uji pati-
iodium.

Uji Molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat menjadi
monosakarida. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat. Uji ini ditandai dengan
warna ungu kemerah-merahan untuk reaksi positif, sedangkan warna hijau untuk
negatif.

Dengan reaksi sebagai berikut:

H

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4

Heksosa

O

H2─ ─C—H +
│ │
OH OH
5-hidroksimetil furfural α-naftol

2
Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:
O

║ __SO3H
H2C ─────C───── ─OH

(Cincin ungu senyawa kompleks)


Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau ke-
ton bebas akan mereduksi ion Cu2+dalam suasana alkalis, menjadi Cu+yang mengendap
sebagai Cu2O (kuprooksida) berwarna merah bata. Uji Barfoed memiliki prinsip berupa
mekanismeCu2+dari pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat
oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida (biru) dan menghasilkan Cu2O
(kupro oksida) berwarna merah bata.

Dengan reaksi sebagai berikut:

O O

║ ║

R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O

Gula Pereduksi Endapan Merah Bata

Uji barfoed adalah uji kimia yang dilakukan untuk membedakan monosakarida
dari disakarida dengan jalan mengontrol kondisi-kondisi percobaan,seperti pH dan
waktu pemanasan.Uji ini berlangsung dengan suasana asam,sehingga Cu+ tidak
membentuk Cu(OH)2.

Uji Seliwanoff adalah uji kimia yang dilakukan untuk membedakan gula aldosa
dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut.

3
Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika mengan-
dung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika
dipanaskan ketosa lebih cepat terdehidrasi dari pada aldosa.

Dengan reaksi sebagai berikut:

Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida pekat:

 Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida menjadi gula se-
derhana.

 Ketosa yang terdehidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol, menghasilkan


zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit bereaksi dan menghasilkan zat
berwarna merah muda.

Hidrolisis Sukrosa yang sukrosa adalah suatu disakarida yang terdiri dari dua unit
monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa.Dengan asam kuat encer,sukrosa dapat
dihidrolisis menjadi unit-unit monosakaridanya.

Uji pati-iodium berdasarkan pada penambahan iodium pada sua-


tu polisakarida yang menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik.
Amilum atau pati dengan iodium mengahasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan
warna merah anggur, glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan
iodium membantuk warna merah coklat.

Dengan reaksi sebagai berikut:

4
III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. A-Naftanol


2. Penangas air 2. 95% Etil alkohol
3. Batang pengaduk 3. Sukrosa
4. Pipet tetes 4. Glukosa
5. Gelas ukur 5. Arabinosa
6. Penjepit tabung 6. Maltosa
7. Rak tabung 7. Natrium sitrat
8. Tabung reaksi 8. Na2CO3 anhidrat
9. Penangas air 9. Air
10. Batang pengaduk 10. Tembaga sulfat
11. Pipet tetes 11. Galaktosa
12. Gelas ukur 12. Fruktosa
13. Penjepit tabung 13. Kristal tembaga
14. Rak tabung asetat
14. Laktosa
15. Resorsinol
16. HCl encer
17. Toluen
18. KI
19. NaOH
20. Pereaksi Molisch
21. Asam sulfat pekat
22. Reagen benedict
23. Reagen barfoed
24. Pereaksi seliwanoff

IV. CARA KERJA


1. Uji Molisch

- Digunakan 6 macam karbohidrat yaitu: glukosa, sukrosa, maltosa, arabino-


sa, amilum dan selulosa. 1 ml larutan karbohidrat dimasukan kedalam 6
tabung reaksi yang berbeda
- Masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes pereaksi Molisch, lalu dikocok
perlahan
- Masing-masing tabung ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat melalui dind-
ing tabung reaksi yang dalam keadaan miring
- Kemudian diamati reaksi yang terjadi

5
2. Uji Benedict

- Digunakan 3 macam karbohidrat yaitu fruktosa, glukosa dan laktosa. 1ml


masing-masing larutan karbohidrat dimasukan dalam 3 tabung reaksi yang
berisi 1 ml reagen Barfoed
- Lalu disimpan dalam penangas air selama 1 menit atau lebih
- Kemudian dibiarkan hingga dingin pada air mengalir selama 2 menit
- Lalu diamati perubahan yang terjadi

3. Uji Seliwanoff
- Ditambahkan 3 tetes fruktosa kedalam 3 ml pereaksi Seliwanoff
- Disimpan dalam penangas air selama 1 menit
- Diamati perubahan yang terjadi

4. Hidrolisis Sukrosa
- Isi tabung reaksi dengan 5 mL larutan sukrosa 0,1 M, lalu tambahkan
larutan HCI 10%
- Panaskan di dalam penangas air mendidih selama 15 menit, kemudian
dinginkan perlahan-lahan dan netralkan
- Test hidrolisis dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff dan Barfoed.

5. Uji pati-iodium
- Dimasukan 3 ml larutan pati 1% kedalam 3 tabung reaksi
- Kedalam tabung reakdi pertama ditambahkan 2 tetes air
- Kedalam tabung reaksi kedua ditambahkan 2 tetes HCl pekat
- Kedalam tabung reaksi ketiga ditambahkan 2 tetes NAOH 2,5 N
- Kemudian kedalam setiap tabung ditambahkan 1 tetes larutan iodium 0,01
M
- Tabung dipanaskan, kemudian diamati perubahan yang terjadi.

6
MODUL II
PROTEIN

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat membedakan konsentrasi protein total yang terdapat pada


sampel.
2. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan beberapa reaksi uji terhadap asam amino
dan protein.
3. Mahasiswa dapat membedakan kandungan yang ada pada asam amino, peptide
dan protein melalui uji biuret, uji ninhidrin dan Titik Isoelektrik protein

II. DASAR TEORI


Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupa-
kan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitro-
gen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Suatu molekul protein disusun oleh sejumlah
asam amino tertentu dengan susunan yang sudah tertentu pula dan bersifat turunan
Struktur protein dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu struktur primer,
sekunder, tersier dan kwartener. Keempat struktur tersebut pada dasarnya dibedakan
atas jenis dan jumlah ikatan/interaksi kimia. Untuk mengidentifikasi protein berdasar-
kan ikatan peptidanya dilakukan beberapa uji. Uji –uji yang dilakukan adalah Uji
Penentuan Konsentasi Protein Cara Biuret, Reaksi Pengendapan, dan Reaksi
Perubahan Warna yang meliputi Uji Biuret, Xantoprotein, Millon, Ninhidrin, dan Sul-
fur
Terdapat berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji
asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari uji mil-
lon, uji sulfur, uji xantroproteat, uji ninhidrin dan uji biuret. Pada uji asam amino ter-
dapat uji bersifat umum dan uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji
millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji biuret bereaksi positif terhadap pemben-
tukan senyawa kompleks Cu gugus –CO dan –NH dari rantai peptida dalam suasana
basa. Serta uji xantroproteat bereaksi positif untuk asam amino yang mengandung inti
benzena.

7
Oleh karena itu, untuk membuktikan teori-teori yang ada tentang protein maka
kami melakukan beberapa percobaan. Diantaranya, Uji penentuan konsentrasi cara bi-
uret dilakukan untuk mengetahi perbedaan konsentrasi terhadap suatu larutan se-
dangkan reaksi perubahan warna dilakukan untuk melihat protein yang dikandung pa-
da setiap percobaan dengan mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap
percobaan.
Uji biuret, reaksi ini umumnya untuk peptide dan protein, termasuk diantaranya
hasil hidrolisis protein seperti metaprotein, protease, pepton, polipeptida, kecuali asam
amino. Reaksi positif terjadi dengan adanya warna ungu atau merah muda akibat ter-
jadinya senyawa antara Cu dan N dari air. Bila ikatan peptide panjang warnanya ungu
sebaliknya bila pendek warnanya merah muda.
Uji ninhidrin, untuk mengtahui dekarboksilasi oksidatif dan α-amino. Ninhidrin
adalah suatu oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif dari α-amino yang
menghasikan CO2, NH3, dan aldehid dengan kehilangan 1 atom karbon.warna biru ter-
jadi berhubungan reaksi ninhidrin menghasilkan aldehid yang rendah dan melepaskan
CO2 dan amoniak.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Air


2. Penangas air 2. Larutan albumin

3. Batang pengaduk 3. Buffer asam asetat

4. Pipet tetes 4. Ninhidrit


5. Aseton
5. Gelas ukur
6. NaOH
6. Penjepit tabung
7. CuSO4
7. Rak tabung
8. Urea
9. Larutan kasein

8
IV. CARA KERJA

1. Uji Ninhidrit
- kedalam 0,1 mL larutan albumin % tambahkan 1 mL, larutan buffer asam
asetat 0,1 N pH 5 kocok
- tambahkan 20 tetes larutan ninhidrit dalam aseton
- panaskan campuran tersebut di atas dalam penangas air mendidih selama
beberapa menit
- kemudian perhatikan warna yang terjadi
2. Uji Biuret
- Kedalam tabung reaksi tambahkan 1 mL albumin 2% dan 1 mL dan 1 mL
NaOH 10%, aduk kuat-kuat
- Tambahkan 1 tetes CuSO4 0,1% aduk baik-baik
- Jika tidak timbul warna tambahkan lagi beberapa tetes CuSO4 sampai
terbentuk warna ungu
- Kedalam tabung reaksi masukkan urea sedikit dan panaskan hingga
melebur
- Dinginkan dan perhatikan baunya
- Larutkan urea yang telah didinginkan dengan air
3. Titik Isoelektrik Protein
- Kedalam 5 tabung reaksi masing-masing tambahkan 3mL larutan kasein
0,5%
- Pada kelima tabung tersebut tambahkan masing-masing buffer asetat pH
6,0,5,3,5,0,4,1,dan 3,8
- Kocok campuran baik-baik serta catat derajat kekeruhan setelah : 0 menit,
10 menit dan 30 menit
- Setelah 30 menit kelima tabung diatas dipanaskan dalam penangas air
mendidih selama 30 menit
- Pembentukan endapan/kekeruhan paling cepat terjadi dekat titik isoelektrik
larutan protein
- Perhatikan dan catat apa yang terjadi

9
MODUL III
LIPID
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membedakan metode identifikasi lipid dari beberapa uji yang dil-
akukan.

2. Mahasiswa dapat membedakan lipid golongan apa saja yang dapat ditentukan oleh
masing-masing uji.

II. DASARTEORI
Lipida adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di
dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform, atau eter. Jenis lipida yang paling banyak adalah lemak atau
triasilgliserol, yang merupakan bahan bakar utama bagi semua organisme.

Lipid mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai komponen


struktural membran, sebagai bahan bakar, sebagai lapisan pelindung dan sebagai
vitamin dan hormon.

Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu
lipid sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain
adalah: 1) trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol,
contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas, danbutter, 2) lilin
yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol, contohnya
adalahbeeswax, spermaceti, dancarnauba wax, dan 3) sterol yang didapat
dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena, contohnya adalah kolesterol dan
ergosterol.

Lipida dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara. Secara tradisional lipida


diklasifikasikan menjadi 5 golongan:

a. Gliserida dan asam lemak, termasuk di dalamnya lemak dan minyak


b. Fosfolipida
c. Spingolipida
d. Glikolipida

10
e. Terpenoid, termasuk di dalamnya getah dan steroida

Lipid tersusun atas asam lemak, biasanya merupakan molekul tak bercabang yang
mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Senyawa ini hampir selalu mempunyai
jumlah atom yang genap. Baik asam lemak jenuh maupun tidak jenuh dapat diperoleh
kembali dari hidrolisis senyawa lipid.
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam
gabungan dengan fungsi alkohol. Karena asam lemak merupakan molekul tak
bercabang maka asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai
lurus.
Banyak uji identifikasi lipid yang dapat dilakukan seperti uji kelarutan lipid, uji
akrolein, uji Lieberman-Burchard, uji ketengikan, uji Salkowski untuk kolesterol, uji
bilangan iod, uji penyabunan, dan lain-lain. Pada praktikum ini hanya dilakukan uji
kelarutan lipid, uji akrolein, dan uji Lieberman-Burchard.
Uji kelarutan lipid terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid ter-
dahadap berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid
tersebut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar sehingga
hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar.

Dengan reaksi sebagai berikut:

Uji Akroleinuji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam le-
mak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau akrolein. Menurut Scy Tech Encyclo-
pedia (2008), uji akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak.
Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi (KHSO 4) yang
akan menarik air, maka bagian gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak
jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak
terbakar dan ditandai dengan asap putih.

11
Dengan reaksi sebagai berikut:

CH2 OH

KHSO4

CH OH [CH=CHCHO] + H 2O

CH2 OH

Gliserol Akrolein

Uji Lieberman Buchard merupakan uji kuantitatif untuk kolesterol. Prinsip uji ini
adalah mengidentifikasi adanya kolesterol dengan penambahan asam sulfat ke dalam
campuran. Sebanyak 10 tetes asam asetat dilarutkan ke dalam larutan kolesterol dan
kloroform. Setelah itu, asam sulfat pekat ditambahkan. Tabung dikocok perlahan dan
dibiarkan beberapa menit. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika asam
sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka molekul air ber-
pindah dari gugus C3 kolesterol, kolesterol kemudian teroksidasi membentuk 3,5-
kolestadiena. Produk ini dikonversi menjadi polimer yang mengandung kromofor yang
menghasilkan warna hijau. Warna hijau ini menandakan hasil yang positif. Reaksi pos-
itif uji ini ditandai dengan adanya perubahan warna dari terbentuknya warna pink
kemudian menjadi biru-ungu dan akhirnya menjadi hijau tua.

12
III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Air


2. Penangas air 2. Alkohol dingin
3. Pipet tetes 3. Alkohol panas
4. Gelas ukur 4. Kloroform
5. Kertas saring 5. Minyak
6. Spiritus lamp 6. Olive oil/minyak zaitun
7. Penjepit tabung 7. Gliserol
8. Rak tabung 8. Minyak jelantah
9. KHSO4
10. Asam asetat anhidrat
11. Asam sulfat pekat
12. Gajih/lemak

IV. CARA KERJA

1. Uji kelarutan
- Disediakan 4 tabung yang masing-masing dimasukan 2 ml air, alkohol
panas, alkohol dingin, dan kloroform pada tabung yang berbeda
- Masing maisng ditambahkan 0,2 ml minyak lalu dikocok perlahan
- Lalu masing-masing tabung diambil 2-3 tetes, lalu diteteskan pada
Kertas saring.

2. Uji Akrole

13
- Disediakan 3 tabung reaksi lalu masinng-masing tabung dimasukan 10 tetes
olive oil, gliserol, dan minyak jelantah
- Kedalam masing-masing tabung ditambahkan 25 tetes KHSO4
- Lalu masing-masing tabung dipanaskan pelan-pelan diatas api.

3. Uji Lieberman-burchard untuk kolesterol


-Disediakan 4 tabung reaksi lalu masinng-masing tabung dimasukan
gajih/lemak, gliserol, minyak, dan minyak jelantah
- Kedalam masing masing tabung dimasukan kloroform hingga larut
-Kemudian kedalam masing-masing tabung ditambahkan 10 tetes
asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sulfat pekat
- Lalu tabung dikocok perlahan dam dibiarkan selama beberapa menit
- Lalu diperhatikan perubahan yang terjadi

14
MODUL IV
AKTIVITAS ENZIM AMILASE AIR LIUR
PADA PEMECAHAN PATI

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan aktivitas enzim amylase saliva.


2. Mahasiswa dapat menunjukkan mekanisme percepatan reaksi oleh enzim amylase
saliva.
3. Mahasiswa dapat membedakan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi per-
cepatan reaksi oleh enzim amylase saliva.

II. DASARTEORI

Amilase saliva merupakan enzim penting didalam pencernaan yang dihasilkan


oleh kelenjar ludah. Amilase saliva dapat menguraikan polisakarida menjadi mono-
sakarida. Hasil hidrolisis oleh amilase terutama berupa maltosa, sebagian kecil berupa
limit dekstrin, maltotriosa, dan glukosa. Hasil hidrolisis tersebut saat berkumulasi
dengan bakteri, dapat mengakibatkan terjadinya proses demineralisasi pada gigi dan
kemudian menjadi karies.

Struktur amilase dapat dilihat pada gambar 1

Secara umum, amilase adalah enzim,yakni biomolekul yang berfungsi sebagai


katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
rekasi kimia. Hamper semua enziim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi
oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat dan enzim mengubah

15
molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk.Hampir
semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena
enzim menurunkan energy pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah
terjdinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis
enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh,
enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi
glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor, dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas
enzim. Banyak obat dan racun adlah inhibitor enzim.
Terdapat lima cara utama aktivitas enzim dikontrol dalam sel.

1. Produksi enzim (transkripsi dan translasi gen enzim) dapat ditingkatkan atau di-
turunkan bergantung pada respon sel terhadap perubahan lingkungan. Bentuk
regulase gen ini disebut induksi dan inhibisi enzim. Sebagai contohnya, bakteri
dapat menjadi resistan terhadap antibiotik seperti penisilin karena enzim yang
disebut beta-laktamase menginduksi hidrolisis cincin beta-laktam penisilin. Con-
toh lainnya adlah enzim dalam hati yang disebut sitokrom P450 oksidase yang
penting dalam metabolisme obat. Induksi atau inhibisi enzim ini dapat mengaki-
batkan interaksi obat.

2. Enzim dapat dikompartemenkan, dengan lintasan metabolisme yang berbeda-beda


yang terjadi dalam kompartemen sel yang berbeda. Sebgai contoh, asam lemak
disintesis oleh sekelompok enzim dalam sitosol, retikulum endoplasma, dan aparat
golgi, dan digunakan oleh sekelompok enzim lainnya sebagai sumber energy da-

16
lam mitokondria melalui β-oksidasi.

3. Enzim dapat diregulasi oleh inhibitor dan activator. Contohnya, produk akhir linta-
san metabolisme seringkali merupakan inhibitor enzim pertama yang terlibat da-
lam lintasan metabolisme, sehingga dapat meregulasi jumlah produk akhir lintasan
metabolisme tersebut. Mekanisme regulasi seperti ini disebut umpan balik negatif
karena jumlah produk akhir diatur oleh konsentrasi produk itu sendiri. Mekanisme
umpan balik negatif dapat secara efektif mengatur laju sintesis zat antara metabolit
tergantung pada kebutuhan sel. Hal ini membantu alokasi bahan zat dan energy
secara ekonomis dan menghindari pembuatan produk akhir yang berlebihan.
Kontrol aksi enzimatik membantu menjaga homeostasis organisme hidup.

4. Enzim dapat diregulasi melalui modifikasi pasca-translasional. Hal ini dapat meli-
puti fosforilasi, miristoilasi, dan glikosilasi. Contohnya, sebagai respon terhadap
insulin, fosforilasi banyak enzim termasuk glikogen sintase membantu mengontrol
sintesis atapun degradasi glikogen dan mengijinkan sel merespon terhadap peru-
bahan kadar gula dalam darah. Contoh lain modifikasi pasca-translasional adalah
pembelahan rantai polipeptida. Kimotripsin yang merupakan protease pencernaan
diproduksi dalam keadaan tidak aktif sebagai kimotripsinogen di pankreas.
Kemudian ditranspor ke dalam perut untuk diaktivasi. Hal ini menghalangi enzim
mencerna pancreas dan jaringan lainnya sebelum memasuki perut. Jenis prekursor
tak aktif ini dikenal sebagai zimogen.

5. Beberapa enzim dapt menjadi aktif ketika berada pada lingkungann yang berbeda.
Contohnya, hemaglutinin pada virus influenza menjadi aktif dikarenakan kondisi
asam lingkungan. Hal ini terjadi ketika virus terbawa ke dalam sel inang dan me-
masuki lisosom.

17
III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
1. Larutan Pati 0,2%
1. Tabung reaksi
2. Larutan KI-I2
3. Larutan HCI
4. Larutan NaOH 2 M
5. Larutan Buffer Tris-HCI 0,05 M pH

IV. CARA KERJA

A. Pengaruh pH dan Suhu terhadap reaksi enzimatis


- Siapkan -+ 1 mL air liur. Untuk memperoleh air liur dalam jumlah yang
banyak dapat dibantu dengan mengunyah permen karet
- Kemudian encerkan sampai 10 mL
- Siapkan 5 buah tabung reaksi. Buatlah format tabel 5 tabung A-E dengan
masing-masing Air,HCI, NaOH dan Air Liur
- Khusus untuk tabung E,panaskan dengan menggunakan pembakar spiritus
terlebih dahulu sebelum ditambahkan dengan larutan pati
- Tambahkan 1 mL arutan pati ke dalam tabung reaksi
- Inkubasi kelima tabung reaksi tersebut pada suhu 37C atau genggam dengan
tangan selama 10 menit
- Tambahkan 0,5 mL larutan KI-I2 kedalam semua tabung reaksi
- Amati dan catat hasilnya
B. Penentuan Km dan Vma
- Buat variasi konsentrasi pati : 0,1,0,15,0,2,025 %
- Siapkan 10 tabung reaksi
- Buatlah kondisi percobaan dengan format tabel A,A’-C,C’ dengan
konsentrasi pati (%), Air Liur (mL) , Air (mL) ( jumlah pati yang
ditambahkan 0,2 mL )
- Inkubasi keenam tabung reksi tersebut pada suhu 37C , atau genggam
dengan tangan selama 10 menit
- Tambahkan 0,2 mL larutan HCI 2 M ke dalam masing-masing tabung reksi
- Tambahka 0,2 mL larutan KI-I2 kedalam masing-masing tabung reaksi dan
encerkan sampai volume menjadi 4 mL

18
- Ukur serapan masing-masing sampel pada panjang gelombang 600 nm
- Hitung aktivitas enzim dengan rumus.
- Tentukan harga Km dan Vmax dari enzim tersebut dengan menggunakan
persamaan Lineweaver-Burke

19
MODUL V
PERAGIAN ALKOHOLIK

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan tahap peragian alkoholik


2. Mahasiswa dapat membedakan jenis peragian berdasarkan reaksi

II. DASARTEORI

Alkohol adalah istilah yang dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut
“grain alkohol” dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol.Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman
tersebut, bukan metanol, atau group alkohol lainnya. Begitu jugadengan alkohol yang
digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yangdimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya
alkohol dalam ilmu kimia memilikipengertian yang lebih luas lagi. Industri kimia
dengan proses fermentasi bisa dikatakan mempunyai fleksibilitas tinggi terhadap ba-
han bakunya. Terdapat banyak variasi bahan bakuyang dapat digunakan dalam industri
fermntasi. Dan hampir semuanya, bahanbaku untuk proses fermentasi, baik secara
langsung maupun tidak langsungmenggunakan hasil pertanian seperti : tebu, jagung,
kentang dan lain-lain
Produksi etanol dengan cara fermentasi bisa diproduksi dari 3 macam
karbohidrat, yaitu :

1. Bahan-bahan yang mengandung gula atau disebut juga substansi sakharin yan-
grasanya manis, seperti misalnya gula tebu, gula bit, molase (tetes), macam-
macamsari buah-buahan dan lain-lain. Molase mengandung 50-55% gula yang-
dapat difermentasi, yang terdiri dari atas 69% sakhrosa dan 30% gula inversi.

2. Bahan yang mengandung pati misalnya: padi-padian, jagung, gandum, ken-


tangsorgum, malt, barlrey, ubi kayu dan lain-lain.

3. Bahan-bahan yang mengandung selulosa, misalnya: kayu, cairan buanganpabrik


pulp dan kertas (waste sulfire liquor).

4. Gas-gas hidrokarbon

20
Dalam proses fermentasi alkohol digunakan Dalam proses fermentasi alkohol
digunakan ragi. Ragi ini dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi
merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak berklorofil dan termasuk golongan
eumycetes.
Dari golongan ini dikenal beberapa jenis, antara lain Saccharomyces anamenesis,
Schizosaccharomyces pombe dan Saccharomyces cereviside. Masing-
masingmempunyai kemampuan memproduksi alkohol yang berbeda. Untuk
memperoleh jenis ragi yang mempunyai sifat-sifat seperti di atas, harus dilakukan
percobaan-percobaan di laboratorium dengan teliti. Pada umumnya ragi yang dipakai
untuk pembuatan alakohol adalah jenis Saccharomyces cerevisalae, yang mempunyai
pertumbuhan sempurna pada suhu + 300 C dan pH 4,8. Ragi menurut kegiatan selama
fermensi terbatas atas dua bagian, yaitu :

- Tup yeast (ragi atas)

Ragi yang aktif pada permukaan atas media, yang menghasilkan ethanol dan CO2
dengan segera. Jenis ini biasanya dijumpai pada industri alcohol dan anggur.

- Bottom Yeast (ragi bawah)

Yeast yang aktif pada bagian bawah. Biasanya industri penghasil bir yang
menggunakan ragi bawah ini yang menghasilkan ethanol sedikit dan membutuh-
kan waktu yang lama untuk kesempurnaan fermentasi.

Fermentasi adalah Proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen) maupun aerob. Secara umum, Fermentasi adalah Salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk
mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai tinggi, seperti asam–asam
organik, protein sel tunggal, antibiotika, dan biopolymer. Fermentasi merupakan
proses yang relative murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek
moyang kita secara tradisional dengan produk–produknya yang sudah biasa
dikonsumsi manusia sampai sekarang seperti tape, tempe, oncom, dan lain –lain.
Pada proses fermentasi lebih dari 3 hari terjadi perombakan gula menjadi
alkohol, akan dapat menyebabkan minuman sari buah beralkoholPada proses
fermentasi melibatkan beberapa enzim yang dikeluarkan oleh kapang, sehingga
jumlah sel kapang yang hidup paling tinggi terdapat pada lama fermentasi 3 hari dan
semakin lama fermentasi aktivitas kapang semakin menurun.
Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk yang
akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna) yang
berlangsung sekitar 1-2 minggu dapat menghasilkan produk dengan kandungan etanol
3-8%. Contohnya adalah produk bir. Sedangkan proses pemeraman yang lebih

21
panjang (fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan
seperti dalam pembuatan anggur dapat menghasilkan produk dengan kandungan
etanol sekitar 7-18%.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan. Persamaan reaksi kimia yaitu:

- C6H12O6 2C2H5OH 2CO2 2 ATP (energi yang dilepaskan)Dijabarkan sebagai gu-


la (glukosa,fruktosa dan sukrosa) alkohol (etanol)+karbondioksida+ energi(ATP)

Untuk memperoleh hasil yang optimum, persyaratan untuk pertumbuhan ragi harus
diperhatikan, yaitu:

- pH dan kadar karbohidratnya dari substrat

- Temperatur selama fermentasi

- Kemurnian dari ragi itu sendiri.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

1. Larutan / suspensi ragi ( 100 mg


1. Tabung durham
ragi/ml air)
2. Pipa L
2. Larutan makanan ( 9% gula + 0,4M
3. Incubator/Penan
ammonium sulfat dalam buffer asetat
gas air
0,015M, pH 5,6 )
3. Larutan NaOH 2N dan 1N
4. Larutan KI-I2
5. Larutan KF
6. Es

22
IV. CARA KERJA
- Buatlah tabel tabung A-E ( dengan masing-masing tabel isi sesuai format dibawah
ini dan lakukan cara kerja berikut :
 + 8 mL Larutan makanan
 1 mL H2O
 + mL suspensi ragi ( A , B , C ) pada ( D , E ) suspeni ragi yang telah
dididihkan
 Masukkan tabung durham
 Simpan didalam lemari es selama 1,5 jam ( A )
 Taruh dalam inkubator 37C selama 1 jam tabung A , 2,5 jam tabung B-E
 Tabung B tambah 2 mL lar.NaOH
 Tabung C Adanya alkohol diuji dengan iodoform
 Tabung D-E perhatikan apa yang terjadi

23
MODUL VI
PROTEIN DAN ASAM AMINO
DARI SUATU SAMPEL

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menentukan cara analisis Kadar lemak
2. Mahasiswa dapat menentukan cara analisis Protein
3. Mahasiswa dapat menentukan cara analisis Asam amino

II. DASARTEORI

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hub-
ungannya dengan proses-proses kehidupan. Nama protein berasal dari bahasa Yunani
(Greek) proteus yang berarti “yang pertama” atau “yang terpenting”. Seorang ahli
kimia Belanda yang bernama Mulder, mengisolasi susunan tubuh yang mengandung
nitrogen dan menamakannya protein, terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino
(biasa disebut juga unit pembangun protein)
Protein juga merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein berperan
penting dalam pembentukan biomulekul daripada sebagai sumber energi.Namun
demikian apabila organisme kekurangan energi, maka protein dapat dijadikan sebagai
sumber energi. Kandungan energi protein rata-rata 4 kkal/gram atau setara dengan
kandungan energi karbohidrat. Fungsi protein adalah sebagai penyusun biomolekul
sperti nukleoprotein (terkandung dalam inti sel, tepatnya kromosom), enzim, hormon,
antibodi dan kontraksi otot. Pembentuk sel-sel baru, pengganti sel-sel pada jaringan
yang rusak serta sebagai sumber energi .
Asam amino merupakan senyawa-senyawa kristalin yang tak berwarna, larut dalam
air (kecuali sistin dan tirosin) mereka ada umumnya larut dalam alkohol encer, tidak
larut dalam alkohol absolut atau dalam eter atau dalam pelarut-pelarut organic yang
umum. Ada sejumlah asam amino seperti: glisin, alanine, serin, mempunyai rasa yang
manis. Glutamat mempunyai rasa gurih, sedangkan asam-asam lainnya mempunyai
rasa yang pahit.

24
Asam amino membentuk garam internal yang disebut ion zwiter.Proton yang lemah
dari asam karboksilat mudah diahlikan kepada gugus amino, yaitu basa lemah, se-
hingga terbentuk garam internal.
Asam-asam amino berada dalam campuran yang seimbang antara bentuk non ionic
dan bentuk dipol.Keseimbangan lebih condong ke arah kanan, hingga asam-asam
amino 50 persen lebih berada dalam bentuk dipol atau bentuk zwitterion. Hingga
asam-asam amino mempunyai karakteristik seperti garam. Asam-asam amino bersifat
ampoter dan bila bereaksi dapat bersifat sebagai asam atau basa.
Telah diketahui bahwa beberapa molekul asam amino dapat berikatan satu dengan
lain membentuk suatu senyawa yang disebut peptide. Apabila jumlah asam amino
yang berikatan tidak lebih dari sepuluh molekul disebut oligopeptida. Peptida yang
dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida. Selanjutnya tripeptida dan
tetrapeptida ialah yang terdiri atas tiga molekul dan empat molekul asam amino.
Polipeptida ialah peptide yang molekulnya terdiri dari banyak molekul asam amino,
dimana protein merupakan polipeptida yang terdiri atas lebih dari seratus asam amino.
Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah larutan contoh yang
digunakan mengandung lemak,asam amino dan protein maka akan dilakukan reaksi
uji terhadap asam amino dan reaksi uji terhadap protein serta reaksi spesifik asam
amino dan protein dengan menggunakan pereaksi yang sesuai.

III. ALAT DAN BAHAN

Analisis protein Analisis Asam Amino

Alat Bahan Alat Bahan


1.Erlen meyer 1. H2SO4 pekat 1. 1. Butanol
2.Timbangan 2. Katalis Kromatografi 2. Asan asetat
3.Labu 3. NaOH 30% 2. Kertas 3.Air
khjendal 4. HCI Kromatografi 4. Pereaksi ninhidrin
4.Lemari asam 5. Indikator Toshiro 3.Pensil
5.Labu ukur ( 0,1 gr metil 4. Silinder
merah + 0,1 metil gelas
biru dalam 100
mL etanol 95% )

25
IV. CARA KERJA
1. Analisis Lemak
- Timbang antara 3-5 gr sampel yang telah dihaluskan
- Masukkan kedalam gulungan kertas saring
- Tutup dengan kertas bebas lemak
- Letakkan aringan berisi sampel dalam alat soxhlet
- Pasang kondensor diatasnya dan labu dibawahnya
- Tambahkan petroleum benzena ke dalam labu
- Ekstraksi selama kira-kira 3 jam
- Labu diuapkan, labu yang berisi residu( lemak) selanjutnya
- Setelah konstan,labu di dinginkan didalam eksikator
- Timbang berat labu beserta isinya

Persentase kadar lemak dihitung dengan persamaan:

(Kadar Lemak = Berat Lemak / Berat sampel x 100%)

2. Analisis protein
- Kacang yang telah dihaluskan,kemudian ditimbang secara teliti 200-500 mg
lalu dimasukkan kedalam labu khjendal
- Tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 10 mL dan campurkan CuSo4 :
K2SO4 sebanyak 5 gr
- Lakukan destruksi( dalam lemari asam) sampai cairan berwarna hijau jernih
- Larutan yang telah jernih diencerkan dengan aquades dalam labu ukur
sampai 100 mL
- Pipet 10 mL lalu hasil destruksi yang telah diencerkan dan masukkan
kedalam alat destilasi khjendal,tambahkan 10 Ml NaOH 30 %
- Destilasi dijalankan selama 20 menit
- Destilatnya ditampung dalam Erlenmeyer yang telah diisi larutan asam
klorida 0,1 M sebanyak 25 mL
- Kelebihan asam klorida selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,1 N

26
Perhitungan :
Kandungan N = ( ( Va . Na – Vb . Nb ) x 14 x 100/ 10 )) / berat sampel mg
Va. Na = mgrek asam
Vb.Nb = mgrek basa
100/10 = Faktor pengenceran
14 = Mr nitrogen ( mg/mmol)

3. Analisis Asam Amino


- Masukkan campuran butanol : Asam asetat : Air ( 4 :1:1) kedalam bejana
kromatografi kira-kira setinggi 1 cm
- Tutup bejana tersebut dan biarkan pelarut tersebut mencapai
kesetimbangan selama 10 menit
- Siapkan kertas kromatografi ukuran 40 x 8 cm
- Buat tanda garis dengan pensil 3 cm dari bawah kertas
- Totolkan sampel dan standar pada kertas
- Tempelkan kertas kromtogratfi yang telah ditotoli sampel dan standar
kedalam silinder gelas dan celupkan ujung bagian bawah kedalam
eluernya
- Setelah tercapai batas tertentu , kertas kromatografi dikeluarkan dan
dikeringkan dalam suhu kamar
- Untuk mengetahui letak asam amino berikutnya disemprot dengan
pereaksi ninhidrit
- Hitung Rf dari masing-masing asam amino tersebut dan bandingkan
dengan Rf standard

27
MODUL VII

UJI AKTIVITAS ALDEHID OKSIDASE

I. TUJUAN

Mahasiswa mampu memahami aktivitas aldehid oksidase dalam susu segar

II. DASAR TEORI


Aldehid dicirikan oleh adanya gugus karbonil. Aldehid memiliki sedikitnya satu
atom hidrogen yang terikat pada atom carbón karbonil. Gugus lainnya dapat berupa atom
hidrogen lain atau gugus organik, baik alifatik maupun aromatik (Hart et.al, 2003).
Formaldehid merupakan aldehid sederhana yang dibuat melalui oksidasi metanol.
Biasanya formaldehid dipasok sebagai larutan berair 37% yang disebut formalin (Hart
et.al, 2003)
Aldehid oksidase, merupakan suatu enzim molybdoflavoprotein, yang bereaksi
dengan cara mereduksi akseptor hidrogen, seperti : sitokrom, O2, zat warna (indofenol
atau mutilen blue) atau koenzim. Aldehid oksidase bereaksi dengan O 2, mereduksi O2
menjadi H2O2 (Dixon and Webb, 1964). Aldehid oksidase juga mengandung FAD- atau
heme iron yang mengoksidasi aldehid menjadi asam dengan menggunakan molekul
oksigen. Enzim ini juga mengkatalisis oksidasi purin, piridin, pterin dan pirimidin
(Rooseboom, M. et al, 2004).
Substrat fisiologis aldehid oksidase pada vertebrata tidak diketahui, sehingga sulit
menentukan fungsi enzim ini. Secara in vitro, semua trans retinaldehid, prekusor semua
trans retinaldehid, metabolit aktif vitamin A merupakan substrat yang baik untuk aldehid
oksidase pada tikus dan mencit. Substrat endogen yang lain untuk aldehid oksidase
adalah nikotinamid, piridoksal, dan metabolit oksidasi serotonin. Aktivitas aldehid
oksidase dapat digunakan dalam katabolisme asam amino : isoleusin, leusin dan valin
(Terao, M. et al, 2009).
Aldehid okdidase terdistribusi dengan luas, terutama pada fraksi sitosolik, dan
sebagian kecil ditemukan di mitokondria hati babi. Berdasarkan pewarnaan
imunohistokimia aldehid oksidase pada jaringan tikus, aldehid oksidase dengan
konsentrasi tinggi ditemukan di hati, esofagus dan paru-paru sedangkan di limpa dan
adrenal tidak ditemukan. Dalam jaringan manusia, imunostaining yang tinggi dari aldehid
oksidase terdapat pada hati dan paru-paru. Aldehid oksidase juga ditemukan dalam
jumlah besar di adrenal, testis dan jaringan prostat manusia. Sedangkan di kandung
kemih, pankreas, ovarium, tiroid, otak, kulit dan jantung manusia tidak ditemukan
aldehid oksidase (Rooseboom, M. Et al, 2004).

28
REAKSI YANG TERJADI

O OH
H C H + H2O H C OH + Mb
(Formalin) H (Biru)

- 2H+ Aldehid Oksidase

O
Mb H2 + H C OH
(Tidak Berwarna) (Asam Karboksilat)

III. ALAT DAN BAHAN


Alat Bahan

1. Tabung reaksi 1. Susu sapi segar


2. Rak tabung 2. Formalin 0,5%
3. Pipet volume 5 ml, 1 ml 3. Metilen blue 0,02%
4. Pipet ukur 1 ml 4. Buffer phosphate pH 7
5. Propipet 5. Aquadest
6. Beker glass 100 ml 6. Parafin cair
7. Beker glass 250 ml (incubator) 7. Vaselin
8. Kompor listrik, Bunsen
9. Termometer, kelereng
10. Penjepit tabung

IV. CARA KERJA


1. Disiapkan 3 tabung reaksi, mulut tabung diolesi dengan vaselin, disiapkan kelereng untuk
penutup
2. Tabung I
5,0 ml Susu segar, dipanaskan dengan api bunsen selama 5 menit, + 1.0 ml Metilen blue
0,02% + 0.5 ml Bufer pH 7 + 1 ml Formalin 0,5%, campur + Parafin cair (melalui dinding
tabung sampai menutup permukaan), ditutup dengan kelereng  Langkah 5

29
3. Tabung II
5,0 ml Susu segar + 1.0 ml Metilen blue 0,02% + 0.5 ml Bufer pH 7 + 1 ml Formalin
0,5%, campur + Parafin cair (melalui dinding tabung sampai menutup permukaan),
ditutup dengan kelereng  Langkah 5

4. Tabung III
5,0 ml Susu segar + 1.0 ml Metilen blue 0,02% + 1.5 ml Bufer pH 7, campur + Parafin
cair (melalui dinding tabung sampai menutup permukaan), ditutup dengan kelereng 
Langkah 5

5. Ketiga tabung diinkubasi pada suhu 39±1° C


6. Dicatat waktu yang diperlukan sampai warna biru hilang

30
DAFTAR PUSTAKA

Aisjah Girindra. 1986. Biokimia I. Jakarta: PT. Gramedia


Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.
Dirmanto, 2006. Concise Handbook of Indigenous Fermanted Foods in the ASCA Countries.
Indonesian Institute of Sciencies, Jakarta, Indonesia.
Henawijaya, Erlangga, Jakarta.
Hidayat, dkk. (2006). Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
https://www.academia.edu/9698287/Laporan_Praktikum_Biokimia_Aktivitas_Enzim_Amilase
_Saliva_dengan_MetodeWohlgemus_Oleh
https://kikyrisqiyatulj.blogspot.com/2013/10/uji- kualitatif-lipid.html.(04maret 2019)
Lehninger.,(1982) Dambil darihttps://kopikimia.blogspot.com/2014/03/laporan-analisa-
lemak.html.
Lehninger, A. L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Jlilid 1, Alih bahasa, Maggi
Martoharsono.,(1981),Diambil
Nurhayani. 2000. Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbu Kayu Melalui
ProsesFermentasi. Jurnal Biologi. Vol. 6. No. 1: 34-44
Nurdyastuti, 2008 “Pengantar Teknologi Pangan”, PT Gramedia, Jakarta
Pujianto., (2008). Karbohidrat dalam makanan,diambil dari
https://www.academia.edu/19893553/LAPORAN_LENGKAP_PRAKTIKUM_BIOKIMIA
Sastrohamijojo, Hardjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: UGM Press.
Sudarmadji, S; B. Haryono dan Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Penerbit Liberty. Yogyakarta
Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius
Sumardjo, D.D. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran.
Jakarta: EGC
Sunarya.,(2003). Penggolongan karbohidrat ,diambil dari
https://www.academia.edu/19893553/LAPORAN_LENGKAP_PRAKTIKUM_BIOKIMIA
Tarigan, P. 1983. Kimia Organik Bahan Makanan. Bandung: Penerbit Alumni. Hal.100-105
Winarno,F.G, dkk, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta : PT. Gramediawww.siswadji,
1985. Tentang teori fermentasi tetes tebu.com

31

Anda mungkin juga menyukai