Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tetanus merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan
dunia. Angka kejadian pasien Tetanus diperkirakan 6-60% (WHO, 2011)
Di Indonesia, Tetanus merupakan 10 besar penyebab kematian pada anak.
Berdasarkan kasus-kasus tersebut, maka diperlukan adanya kajian lebih lanjut
mengenai penatalaksanaan serta pencegahan Tetanus pada anak agar angka kematian
anak yang menderita Tetanus menurun. (Depkes, 2008)

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mempelajari kasus Tetanus Neonatorum dan dapat menjelaskan
Asuhan Keperawatan pasien dengan kasus Tetanus Neonatorum.

1.2.2. Tujuan Khusus


1.2.2.1. Menjelaskan definisi Tetanus Neonatorum
1.2.2.2. Menjelaskan tanda dan gejala Tetanus Neonatorum
1.2.2.3. Menjelaskan etiologi Tetanus Neonatorum
1.2.2.4. Menjelaskan patofisiologi Tetanus Neonatorum
1.2.2.5. Menjelaskan manifestasi klinis Tetanus Neonatorum
1.2.2.6. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik Tetanus Neonatorum
1.2.2.7. Menjelaskan penatalasanaan medis Tetanus Neonatorum
1.2.2.8. Menjelaskan Web Of Caution (WOC) Tetanus Neonatorum
1.2.2.9. Menjelaskan Pengkajian kasus Tetanus Neonatorum
1.2.2.10. Menjelaskan Analisa data pada kasus Tetanus Neonatorum
1.2.2.11. Menjelaskan diagnosa pada kasus Tetanus Neonatorum
1.2.2.12. Menjelaskan intervesi pada kasus Tetanus Neonatorum

BAB II
KONSEP MEDIS

2.1. Definisi
Tetanus atau lockjaw merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
Clostridium tetani, yang menghasilkan eksotoksin yang menyerang susunan saraf
pusat yang ditandai dengan kekakuan pada otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran. (Marni, 2016)
Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan racun (toksin) bakteri
Clostridium tetani, dengan gejala kejang otot secara proksimal, diikuti kekakuan otot
seluruh badan (termasuk rahang), menyakitkan dan dapat menyebabkan kegagalan
pernapasan bahkan kematian beberapa ahli sering menyebut penyakit ini dengan
lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang. (Zulkoni, 2011)
Tetanus Neonatorum adalah penyakit infeksi yang terjadi melalui luka irisan
pada umbilicus pada waktu persalinan akibat masuknya spora Clostridium tetani
yang berasal dari alat-alat persalinan yang kurang bersih dengan masa inkubasi
antara 3-10 hari. (Soedarto, 1995)
Tetanus Neonatorum adalah penyakit pada bayi baru lahir yang disebabkan
oleh infeksi kuman tetanus yang masuk melalui luka tali pusat, akibat pemotongan
tali pusat dengan alat yang tidak bersih atau ditaburi ramuan. (Depkes RI, 1996)

2.2. Etiologi
Penyebab tetanus adalah bakteri Clostridium tetani, yaitu kuman yang
berbentuk batang gram positif ya selama 4 jamng hidupnya anaerob. Spora
Clostridium tetani banyak ditemukan dalam tanah, kotoran, dan gigi hewan. Sifat
spora yaitu tahan dalam air mendidih selama 4 jam dan tahan terhadap antiseptic.
Akan tetapi, spora ini akan mati dalam autoklaf pada pemanasan 121⁰C selama 20
menit. Di tanah, spora dapat bertahan hidup sampai bertahun-tahun bila terkena
cahaya. Spora ini dapat menyebabkan infeksi selama lebih dari 40 tahun.

2.3. Patofisiologi
Penyakit tetanus terjadi dengan cara Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh
melalui luka pada tubuh seperti luka tertusuk paku, pecahan kaca, atau kaleng, luka
tembak, dan pada bayi dapat terkena melalui tali pusat. organisme mengeluarkan dua
toksin yaitu tetanuspasmin / neurutoksin yang merupakan toksin kuat, dapat
menyebabkan ketegangan otot dan mempengaruhi sistem saraf pusat serta
tetanolysin yang merupakan toksin sekunder. Eksotoksin yang dihasilkan akan
mencapai sistem saraf pusat dengan melewati akson neuron atau sistem vaskuler.
Kuman ini menjadi terikat pada satu saraf atau jaringan saraf dan tidak dapat lagi
dinetralkan oleh antitoksin spesifik. Namun toksin yang bebas dalam peredaran darah
sangat mudah dinetralkan oleh antitoksin.
Mekanisme bekerjanya toksin adalah: pertama toksin diabsrobsi pada ujung
saraf motoric dan melalui aksis silindrik dibawa ke anterior susunan saraf pusat.
Kedua, toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik, masuk kedalam sirkulasi darah arteri
kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat, toksin bereaksi pada myoneural
junction yang menyebabkan otot-otot menjadi kejang, mudah sekali terangsang.
Masa inkubasi 2 hari sampai 2 bulan dan rata-rata 10 hari.
Tetanus mempengaruhi otot rangka dan otot lurik (yang khusus yang
digunakan untuk bergerak), otot lurik atau otot jantung tidak terkena tetanus karena
sifat listrik intrinsiknya.

2.4. Manifestasi Klinis


a. Kesukaran menelan (dysphagia), gelisah, mudah terangsang, nyeri anggota badan
b. Trismus (kesukaran membuka mulut) karena spasme otot-otot mastikarotis
c. Fitur karakteristik risus sardonicus (senyum kaku), trismus (umunya dikenal
dengan rahang terkunci atau “lock jaw”)
d. Ketegangan otot dinding perut (harus dibedakan dengan abdomen akut)
e. Ketegangan otot muka (alis tertarik ke atas), sudut mulut tertarik keluar dank e
bawah, bibir tertekan kuat pada gigi
f. Spasme (yaitu badan kaku, lengan kaku dan tangan mengepal kuat) walaupun
tetap sadar
g. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir
h. Biasanya terdapat leukositosis ringan
Masa inkubasu tetanus dapat berlangsung hingga beberapa bulan tetapi biasanya
sekitar 8 hari
2.5. Pemeriksaan Diagnostik
2.6. Penatalaksanaan Medis

Anda mungkin juga menyukai