Anda di halaman 1dari 2

Persilangan monohibrid

Pada persilangan ini berlaku hukum mendel I yang menyatakan bahwa ketika
berlangsung pembentukan gamet pada individu heterozigot terjadi perpisahan alel secara
bebas sehingga setiap gamet hanya menerima sebuah gen saja. Oleh karena itu, setiap
gamet mengandung salah satu alel yang dikandung sel induknya.Peristiwa ini dikenal
dengan Persilangan Monohibrid yang dikenal pula dengan hukum segregasi. Persilangan
ini menggunakan satu sifat beda.Dengan menggunakan kancing genetik warna merah
dilambangkan dengan (M) dan warna putih dilambangkan dengan (m), pada keturunan
satu (F1) perkawinan dari keduanya merupakan gabungan dari kedua gen (Mm) yang
dalam fenotifnya bentuk tetap bulat (percampuran kancing merah dan kancing putih).
Sedangkan pada keturunan F2 mulai tampak berlakunya hukum segregasi yaitu
pemisahan secara bebas gen sealel. Pada percobaan ini, persilangan antara keturunan
F1 didapatkan perbandingan genotifnya dari MM : Mm : mm adalah ....: .... : .....
sehingga perbandingan fenotifnya adalah .... : ...

Persilangan dihibrid
Hukum Mendel II dikenal pula dengan hukum asortasi atau hukum berpasangan
secara bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan
gen atau sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen
untuk sifat lain yang bukan termasuk alelnya. Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan
melalui persilangan dihibrid, yaitu persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel
berbeda dan memiliki perbandingan 9 : 3: 3 : 1.
Pada percobaan yang dilakukan dengan persilangan dihibrid dengan menggunakan 2
sifat beda yaitu kancing genetik warna merah dengan gamet (MM) bersifat dominan bulat
terhadap kancing genetik warna putih, dan yang bersifat resesif keriput dengan gamet
(mm). Serta dengan kancing genetik warna hitam dengan gamet (BB) yang bersifat
dominan warna hitam terhadap warna kuning resesif dengan gamet (bb). Pada parentalnya
memiliki sifat fenotif merah hitam (MMBB) yang dominan terhadap parental lainnya
yang memiliki fenotif resesif putih kuning (mmbb).
Namun, pada percobaan persilangan dihibrid yang dilakukan terjadi penyimpangan
dari hukum mendel, ini karena rasio fenotif yang dihasilkan adalah ... : ... : ... : ...,
sedangkan hukum Mendel II mempunyai rasio fenotif 9 : 3 : 3 ; 1.
Wildan, Yatim. 1986. Genetika. Tarsitu : Bandung.
Tjien, Kiaw. 1991. Genetika Dasar Jurusan Biologi. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai