Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SURVEI LAPANGAN & SEMINAR I

PEMELIHARAAN CIRCULATING WATER PUMP (CWP)

PADA PLTU 1 JAWA TENGAH REMBANG

Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Survei Lapangan & Seminar I

pada Program DIII Kerjasama FT Undip – PT. PLN

bidang Teknik Mesin Universitas Diponegoro

Disusun Oleh :

MEMO ABDIM PRATOMO

21050112083015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya raya baik dari sumber daya alamnya maupun
sumber daya manusianya. Sumber daya yang kaya ini kemudian dimanfaatkan menjadi
sebuah industri yang menguntungkan. Pertumbuhan industri yang pesat harus selalu sinergis
dengan kemampuan energi yang tersedia. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan meningkatkan investasi maka kemampuan negara menyediakan energi sangatlah
dibutuhkan. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan dalam dunia
industri.

Di Indonesia sendiri jenis pembangkit yang banyak digunakan adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), khusunya yang berbahan bakar batu bara. Potensi kekayaan batu bara di
Indonesia membuat PLN merencanakan batu bara sebagai pemasok listrik sebesar 64% di
tahun 2015.
Dalam suatu sistem pembangkit khususnya PLTU terdapat dua komponen, yaitu
komponen Utama dan komponen pendukung. Komponen utama adalah bagian yang vital
dalam pembangkit yaitu apabila komponrn tersebut rusak maka tidak bisa melaksankan
proses produksi listrik. Selain komponen utama ada juga komponen pendukung. Komponen
ini adalah pendukung komponen utama yang apabila terjadi gangguan tidak mempengaruhi
produksi listrik. Salah satu komponen utama tersebut adalah boiler. Sedangkan salah satu
komponen pendukung ini adalah pompa CWP (Circulating Water Pump).

1.2 Tujuan dan Manfaat Kegiatan


1.2.1 Tujuan Kegiatan antara lain :

a. Untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis pada Program Studi Diploma III Teknik Mesin Program
Kerjasama Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang – PT. PLN.
b. Mengetahui dan memahami proses pembangkitan energi Listrik di PLTU 1 Jawa
Tengah Rembang
c. Memperdalam ilmu yang telah diperoleh pada waktu kuliah dengan melakukan
pengamatan atau observasi langsung, sehingga mengetahui bagaimana aktivitas
sebenarnya di lapangan
d. Memehami dan mengerti proses pemeliharaan Circulating Water Pump di PLTU 1
Jawa Tengah Rembang.

1.1.1 Manfaat Kegiatan :


1. Mengetahui sistem pembangkitan Listrik di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
2. Mengetahui Berbagai aplikasi peralatan di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang
3. Mampu menerapkan metode-metode penyelesaian secara umum, yaitu dengan
mendapatkan masalah, merumuskan masalah, dan kemudian menarik kesimpulan.
4. Mengetahui proses pemeliharaan Circulating Water Pump di PLTU 1 Jawa Tengah
Rembang.
1.3 Waktu, dan Lokasi Survey Lapangan
Waktu pelaksanaan : 19 mei – 23 mei 2014
Lokasi survey lapangan : PLTU 1 Jawa Tengah Rembang Jl. Raya Semarang – Surabaya Km.
160, Kecamatan Sluke, Kabupaten Rembang, 59272, Jawa Tengah, Indonesia

II. Sejarah dan Profil Perusahaan


2.1 Sejarah Perusahaan
Berikut adalah sejarah singkat PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.

Tabel 2.1 Sejarah PLTU 1 Jawa Tengah Rembang.

Tanggal Sejarah Perusahaan


05 Juli 2006 Penugasaan oleh pemerintah kepada PT. PLN Persero melakukan
percepatan pembangunan PLTU batubara
21 Maret 2007 Penandatanganan kontrak antara PLN dengan kontraktor (ZPT)
10 Desember 2010 Operasi komersil untuk unit 1 dan 2
20 November 2011 Operasi secara kontinyu oleh unit 1#20 untuk mendukung kelistrikan
Jawa-Bali

13 Desember 2011 Operasi secara kontinyu oleh unit 2#10 untuk mendukung kelistrikan
Jawa-Bali

2.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan


Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan pengelola aset pembangkitan
listrik yang memenuhi standar kelas dunia yang tumbuh berkembang, unggul, dan terpercaya.
Sedangkan misi nya adalah :
a) Melaksanakan pengendalian pembangunan pembangkit dengan tepat waktu, biaya dan
memenuhi kualitas yang disyaratkan.
b) Mengelola pembangkit dengan mengacu standar pengelolaan untuk mencapai kinerja
yang berdaya saing.
c) Memperhatikan persyaratan keamanan dan pengelolaan pembangkit yang ramah
lingkungan.
d) Melakukan usaha-usaha tumbuh dan berkembang untuk mencapai keunggulan sebagai
pengelola pembangkit yang terpercaya.
Motto dari perusahaan ini sendiri adalah “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.
III. PROSES PRODUKSI

Proses produksi listrik di PLTU Rembang melibatkan dua jalur utama yaitu jalur air dan
uap serta jalur bahan bakar. Untuk jalur uap bisa di lihat di bawah ini.

Gambar 3.1 jalur air dan uap

Siklus air dan uap dimulai dari pengambilan air laut dengan menggunakan pompa air laut
(Sea Water Pump/Desal Pump). Proses pertama pengolahan air adalah dengan disaring
terlebih dahulu. Setelah itu air diolah di chlorination plant untuk menghilangkan biota laut.
Setelah dari chlorination plant air menuju ke desalination plant. Di desalination plant ini
air laut diolah untuk menghilangkan kadar garam menggunakan MED (Multy Effect
Desalination). Prosesnya adalah dengan menguapkan air laut menggunakan steam dari
auxiliary boiler atau dari steam header. Air laut yang menguap akan jadi raw water. Hasil
dari proses desalinasi adalah air tawar (raw water) yang ditampung di raw water tank. Proses
selanjutnya adalah proses penghilangan mineral–mineral yang terjadi di WTP (Water
Treatment Plant). Proses yang terjadi di WTP adalah pengikatan ion – ion positif dan negatif
dari raw water dengan menggunakan resin. Resin yang digunakan bermuatan positif dan
negatif, jadi ion positif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan negatif,
sementara ion negatif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan positif.
Hasil dari WTP adalah demin water (air bebas mineral) yang ditampung di demin water tank.
Demin water dari demin water tank ini kemudian dipompakan menuju condensate tank. Di
condensate tank ini air ditampung dan akan digunakan untuk menambah air kondensat di
condenser bila terjadi kekurangan. Setelah melewati condenser air kondensat akan
dipompakan menggunakan condensate pump menuju condensate polisher. Condensate
polisher berupa tangki yang didalamnya berisi resin kation dan resin anion. Fungsi dari
condensate polisher adalah menangkap impurities (kotoran) yang terkandung pada air
kondensat.

Air yang sudah lewat dari condensate polisher kemudian mengalir melewati LP heater
(low pressure heater) untuk pemanasan awal. Prinsip kerjanya adalah air pengisi dialirkan di
dalam pipa, dan uap panas mengalir di luar pipa. Setelah dipanasi di LP heater air pengisi
kemudian dialirkan menuju deaerator untuk proses penghilangan unsur oksigen. Di dalam
deaerator terjadi kontak langsung antara air pengisi dan uap oleh karena itu disebut open feed
water (direct contack). Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas
tersebut bergerak dengan cepat ke bagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Setelah dari deaerator air langsung dipompakan oleh boiler feed pump menuju HP heater
untuk memanaskan air pengisi. Di HP heater tekanan dan temperaturnya lebih tinggi
dibandingkan tekanan dan temperatur di LP heater. Setelah melewati HP heater air kemudian
masuk ke ekonomizer untuk dipanaskan lagi sebelum masuk ke steam drum. Kemudian dari
ekonomizer air pengisi masuk ke steam drum.

Steam drum adalah alat yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahkan air
pengisi boiler yang masih berbentuk air dengan yang sudah berbentuk uap basah. Uap akan
langsung dialirkan ke superheater, sementara air akan turun melewati water wall untuk
diuapkan dan kemudian dialirkan ke superheater. Di superheater uap basah dari steam drum
dan water wall akan dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut (uap kering). Uap panas lanjut
ini kemudian dialirkan ke HP turbine untuk memutar sudu–sudu HP turbine. Setelah
digunakan di HP turbine uap akan mengalami ekspansi (tekanan dan temperatur uap turun).
Uap dari HP turbine akan kembali dipanaskan di boiler melalui reheater. Di dalam reheater,
uap akan dipanaskan lagi pada tekanan konstan lalu dialirkan ke IP turbine untuk memutar
sudu-sudu IP turbine. Setelah digunakan di IP turbine uap tidak dipanaskan lagi, tapi
langsung dialirkan ke LP turbine untuk memutar sudu–sudu LP turbine. Terakhir uap yang
keluar dari LP turbine kemudian dialirkan di condensor untuk dikondensasikan menjadi air
pengisi. Proses kondensasi uap menggunakan media tube-tube kecil yang dialiri oleh air laut
sebagai pendinginnya yang dipompakan oleh CWP (Circulating Water Pump). Air kondensat
ini kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler dengan proses yang sama.

Proses pembentukan air menjadi uap harus memerlukan bahan bakar. Pada PLTU untuk
start up-nya menggunakan bahan bakar minyak. Setelah mencapai beban 30% minyak akan
diganti oleh batubara. Siklus jalanya bahan bakar bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2 Jalur Bahan Bakar


a. Jalur bahan bakar cair (solar)
Pada proses awal pemakaian unit solar akan dipompakan oleh forwarding pump langsung
menuju burner oil (nosel penyemprot bahan bakar). Burner oil hanya bekerja pada saat
start awal sampai beban mencapai 30% load. Selain itu (ketika beban normal 100% load)
yang bekerja adalah burner batubara.
Alat-alat yang dilalui oleh jalur bahan bakar cair ini adalah Fuel Oil tank (HSD Storage
Tank) sebagai bak penampungan bahan bakar cair (solar) dari truk pengirim bahan bakar.
Daily Tank sebagai tempat penampungan bahan bakar solar. Pompa Bahan Bakar (
Forwarding Pump ) untuk memompakan bahan bakar solar dari daily tank menuju gun
burner. Burner Oil Gun sebagai nosel untuk menyemprotkan bahan bakar solar di ruang
bakar boiler. Ada 12 buah burner oi gun.
b. Jalur batu bara
Pengangkatan batubara menggunakan grab yang dengan kapasitas 43 ton tiap
angkatan dari kapal. Setelah diangkat, batubara kemudian ditaruh di hoper untuk
dikumpulkan dan melalui vibrating screen dialirkan ke belt conveyor menuju coal yard.
Dari coal yard batubara diambil menggunakan stacker reclaimer dan kemudian dialirkan
ke crusher house.
Crusher house berisi alat–alat seperti metal detector, magnetic separator, dan juga
crusher. Di dalam crusher house ini batubara akan dideteksi menggunakan metal detector
apakah ada logam yang mungkin terbawa oleh batu bara, misalkan ada logam tersebut
akan diambil oleh magnetic separator. Setelah itu batubara dihancurkan menjadi ukuran–
ukuran yang kecil oleh mesin crusher. Setelah ukuran batubara menjadi ± 30 mm,
batubara kemudian dialirkan ke coal bunker.
Dari coal bunker batubara masuk ke coal feeder untuk ditakar dan diatur flow
sebelum dialirkan ke mill (coal pulverizer). Di dalam mill batubara akan dihancurkan
menjadi ukuran seperti debu dan kemudian batubara berukuran debu ini ditiup menuju
burner batubara oleh Hot air dan cold air dari primary air fan. Burner batubara akan
bekerja jika beban boiler sudah lebih dari 30%,. Pembakaran terjadi di ruang bakar boiler
(furnace). Udara untuk pembakaran dipasok dari FD fan (force draft fan) yang terlebih
dahulu dipanasi lewat air preheater. Gas buang (flue gas) pembakaran keluar dari
furnace dilewatkan air preheater kemudian menuju ESP (Electrostatic Precipitator). Di
dalam air pre heater flue gas akan digunakan untuk memanaskan udara dari primary air
fan dan juga dari force draft fan. Flue gas setelah melalui ESP akan dibuang melalui
chimney. Agar flue gas dapat masuk ke ESP, maka dibantu dengan induce draft fan yang
berfungsi untuk menyedot gas hasil pembakaran agar mengalir melewati ESP dan
kemudian keluar melelui chimney.
ESP sendiri adalah sebuah alat penangkap debu dengan metode electric. Prinsip
kerjanya adalah gas buang dilewatkan suatu elektroda-elektroda yang diberi muatan
negatif (elektron) yang menjadikan kotoran dari gas buang bermuatan negatif, di dalam
ESP di bagian bawah dipasang pelat-pelat pelapis yang diberi muatan positif, sehingga
kotoran-kotoran dari gas buang akan tertangkap (melekat) pada pelat-pelat yang
bermuatan positif tersebut dan gas buang yang bersih akan keluar dari chimney. Untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran tersebut dari pelat dengan cara menghilangkan atau
mematikan muatan positif yang ada di plat, sehingga kotoran akan jatuh dengan
sendirinya. Kotoran gas buang tersebut kemudian dibuang menuju fly ash silo. Sementara
batubara yang tidak terbakar sempurna di boiler akan dibuang menuju bottom ash silo.
Siklus bahan bakar berjalan seperti ini secara terus menerus.

IV. PEMELIHARAAN CIRCULATING WATER PUMP (CWP)

4.1. Pengertian CWP (Circulating Water Pump)


Untuk memompakan air laut sebagai media pendingin utama menuju condenser
digunakanlah pompa yang disebut sebagai CWP (Circulating Water Pump). CWP pada umumnya
menggunakan pompa tipe mixed flow dengan posisi vertical. CWP di PLTU Rembang terdapat 4
buah, tiap unit membutuhkan 2 pompa untuk memompa air laut. Kedua pompa bekerja penuh
tanpa menggunakan stand-by karena kapasitas pompa ini 2 x 50%.

Gambar 4.1 Skema CWP (Circulating Water Pump)


Pada sisi tekan pompa dipasang penghubung fleksibel (expansion joint) untuk
meredam getaran maupun tumbukan air (water hammer) mengingat pompa ini mengalirkan air
dalam jumlah yang sangat besar. Pada saluran tekan pompa umumnya dipasang katup
butterfly pada sisi outlet dengan tujuan agar dapat menutup dengan cepat mengingat diameter
pipa saluran yang sangat besar. Katup ini umumnya digerakkan oleh motor listrik. Pembukaan
dan penutupan katub ini berlangsung secara otomatis, katup akan membuka otomatis beberapa
saat setelah pompa start dan akan menutup secara otomatis pula bila pompa di stop.
Untuk masalah pendingin, CWP ini menggunakan pendingin berupa air. Air ini akan
bersirkulasi mendinginkan pompa dan selanjutnya air akan didinginkan menggunakan
cooling blower fan.

4.2. Spesifikasi CWP

Jenis CWP yang digunakan PLTU 1 Jateng Rembang yaitu pompa vertikal aliran
campur (vertical mixed flow pump) yang digerakkan oleh motor listrik, dapat memompa
air laut dengan kapasitas yang besar namun memiliki head yang rendah, head yang
dihasilkan pada pompa jenis ini sebagian adalah disebabkan oleh gaya sentrifugal dan
sebagian lagi oleh tolakan impeller. Impeller pada pompa pendingin kondensor ini hanya
satu impeller (single impeller pump). Aliran buangnya sebagian radial dan sebagian lagi
aksial, inilah sebabnya jenis pompa ini disebut pompa aliran campur, pompa ini dibuat
dengan shaft pompa tegak, rumah pompa atau casing pompa digantung pada lantai pump
pit. Spesifikasi pompa sebagai berikut:
Pompa
Type :1800HLBK-18
Capacity : Q = 6,2 – 7.17 – 8.2 m³/s
Head : H = 19,8 – 18 – 15 m (design point 18 m)
Rated Speed : 425 Rpm
Power : 1800 kW
Efficiency : ƞ = 86%
Motor
Type : YKKL1800-14/1730-1TH
Power / Voltage : 1800 kW / 6300 V Gambar 4.3 Penampang CWP
Rated Speed : 425 Rpm Speed
Current : 221.2 A
Frequency : 50 Hz
Weight : 24000 kg
Protection class : IP 54
Efficiency : 93,2 %
Kondisi Penggunaan

Fluida : Air laut

Temperatur fluida :22~35℃

Densitas air laut :1025 kg/m


4.3. Struktur CWP
4.3.1 Bagian Aksesoris Utama

a. Suction Bell
Suction Bell pompa membuat air sampai ke impeller dalam keadaan stabil. Di
dalamnya ada dua plate untuk menghindari terjadinya arus eddy/turbulensi, sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pompa.
Gambar 4.4 Suction Bell
b. Impeller Chamber dan Impeller
Impeller chamber atau rumah impeller adalah tempat berputarnya impeller,
impeller chamber terhubung dengan diffuser menggunakan flange impeller chamber.
Sedangkan Impeller berfungsi untuk mentransfer gaya mekanik menjadi gaya
dinamis fluida (liquid’s dynamic power),

Impeller

Gambar 4.5 Impeller chamber dan impeller

c. Diffuser
Diffuser mengubah gaya dinamis fluida dari impeller menjadi tekanan, dan
mengalirkan fluida menuju middle connecting pipe dan discharge elbow.

Gambar 4.6 Diffuser


d. Discharge Elbow
Bagian bawah discharge elbow terhubung dengan support plate, bagian atas
discharge elbow terhubung dengan cover board dan bagian samping discharge elbow
terhubung dengan header discharge pipe. Terdapat anti korosi berupa auxiliary
electrode di bagian discharge elbow.

Gambar 4.7 Discharge elbow


e. Lower main shaft、upper main shaft
Merupakan poros pompa untuk mentransfer torsi dari motor menuju impeller.
Kedua shaft ini dihubungkan oleh adapter coupling.

Gambar 4.8 Lower dan upper main shaft


f. Motor
Motor yang berfungsi sebagai penggerak CWP
Gambar 4.9 Motor CWP
4.4 Pemeliharaan PLTU
Pemeliharaan atau perwatan (Maintenance) adalah suatu kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi yang
memuaskan sesuai dengan yang direncanakan.
Di PLTU rembang sendiri tiap peralatan akan dilakukan dengan 3 metode
maintenance. Antara lain adalah:
A. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan inspeksi periodik untuk mendeteksi
kondisi mesin dan mengupayakan untuk mengembalikan mesin pada kondisi semula.
Pada PLTU Rembang Preventive Maintenance diklasifikasikan menjadi:
1. Harian
2. Mingguan
3. Bulanan
4. Tiga Bulanan
5. Tahunan

B. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, Juga
dilakukan pendeteksian dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat
seperti pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan
selanjutnya.
C. Overhaul
Overhaul merupakan pemeriksaan dan pemeliharaan yang dilakukan sesuai
dengan jam operasi. Pada PLTU Overhaul sendiri dibagi menjadi dua yaitu:
1. Annual Inspection (8.000 Jam Operasi)
2. General Inspection (40.000 Jam Operasi)

4.5 Pemeliharaan CWP

4.5.1 Preventive Maintenance

Untuk CWP sendiri menggunakan prefentive maintenance yang dilakukan oleh


tim maintenance agar CWP selalu dalam keadaan yang normal dan tanpa adanya
kegagalan operasi. Berikut data work order check list prefentive maintenance yang
dilakukan oleh tim maintenance.
a. Harian
1. Pemeriksaan kondisi dan ketinggian oli pelumas
2. Pemeriksaan klem katub buang
3. Pemeriksaan pada katub pada sisi hisap, pastikan terbuka penuh
4.Pemeriksaan bantalan bearing
b. Mingguan
1. Pemeriksaan kondisi dari mechanical seal
2. Pemeriksaan getaran pada saat pompa bekerja
3. Pemeriksaan tekanan keluar, tekanan masuk, kuantitas keluar dan voltase
pada meteran pengukurankan

c. Bulanan
1. Pergantian oli pelumas
2. Pemeriksaan sambungan pipa
3. Pemeriksaan kekencangan baut pengikat
4. Pemeriksaan penunjuk pressure indikator di cooling

d. Tiga Bulanan
1. Pemeriksaan Impeller dan Impeller chamber
2. Pemeriksaan auxiliary electrode di discharge elbow
3. Pemeriksaan plate pada suction bell untuk menghindari arus turbulensi

e. Tahunan
1. Pembersihan bagian luar motor CWP dan pengechekan kelistrikan

4.5.2 Gejala yang sering terjadi


Pompa CWP merupakan pompa yang terus running. Meskipun telah dilakukan
perawatan setiap hari pasti ada masalah yang terjadi. Berikut ini adalah beberapa
masalah yang tidah bisa di prediksi, antara lain: Pompa berisik dan bergetar, Motor yang
menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada aliran fluida, Head atau debit aliran fluida
dibawah spesifikasi, Pompa dapat di start tetapi kemudian berhenti Dan Temperatur
bantalan tinggi.

4.5.3 Prosedur perbaikan atau pergantian komponen


Ketika terjadi kerusakan alat, operator lokal tidak dapat berwenang untuk
memperbaiki sendiri, tetapi harus melewati beberapa peraturan managemen yaitu.
1. Operator lokal hanya berhak melakukan first line maintenance (pembersihan,
pelumasan, pengencangan)
2. Bila hal tersebut belum bisa mengembalikan alat ke dalam keadaan normal maka
operator lokal akan menerbitkan SR (service request)
3. SR ini selanjutnya akan dibahas di daily meeting yang dihadiri oleh tim operasi &
maintenance dan manager. Meeting ini membahas apakah WO (work order) layak
diterbitkan atau tidak untuk SR yang telah dikirim oleh operator lokal
4. Bila SR disetujui maka manager akan mengeluarkan WO
5. Tim operasi & maintenance akan turun ke lapangan untuk melihat kerusakan
berdasarkan WO yang telah diterbitkan
Tetapi bila seaindainya terjadi kesalahan yang besar sehingga mengakibatkan
sisem trip atau mati (emergency) maka langkah tersebut dapat dipersingkat. Operator
lokal langsung menghubungi bagian operasi dan maintenance sehingga tim langsung
bergerak untuk menanggulangi kesalahan yang ada.

4.5.4 Kondisi lokal pada saat survey


Pada PLTU ini menggunakan 2 unit pompa untuk melakukan operasi yaitu
unit 1 dan unit 2. Setiap unit terdapat 2 pompa yaitu pompa 1A dan pompa 1B serta
pompa 2A dan pompa 2B. Saat survey kemarin pompa yang tidak running adalah pompa
1A. Hal ini karena pompa tersebut memang sudah waktunya overhoul dan tidak bisa di
tunda lagi. Karena apabila di tunda dan terjadi kerusakan di pompa yang lain akan
mengurangi kinerja dari CWP.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah menjalani survey lapangan di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang dengan tema
khusus pemeliharaan CWP (Circulating Water Pump) PLTU 1 Jawa Tengah dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kondisi yang baik pada CWP adalah kunci utama. Karena CWP termasuk pompa
penting yang memompa air pendingin yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi
cair kembali.
2. Di PLTU Rembang terdapat empat buah CWP, Tiap Unit Operasi di PLTU Rembang
ini membutuhkan dua pompa CWP, karena pompa ini hanya mampu mensuplai 50%
dari kebutuhan tiap unit.
3. Pada CWP pemeliharaan menggunakan Preventive Maintenance atau perawatan
berkala yang telah terjadawal yaitu mulai harian, mingguan, bulanan, tiga bulanan,
dan tahunan.
4. Gangguan yang sering terjadi pada CWP antara lain Pompa berisik dan bergetar,
Motor yang menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada aliran fluida, Head atau debit
aliran fluida dibawah spesifikasi, Pompa dapat di start tetapi kemudian berhenti Dan
Temperatur bantalan tinggi. Semua gangguan tersebut banyak penyebabnya dan ada
juga solusinya.
5.2 Saran

1. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan pada CWP harus dilakukan sesuai


prosedur supaya kinerjanya dapat optimal.
2. Melakukan pengontrolan kondisi CWP dengan melihat kondisi secara langsung
maupun melalui ruang kontrolnya, jika ada yang tidak beres operator segera
menangani.
3. Operator harus mematuhi aturan dan rambu rambu yang berlaku.
4. Operator harus selalu menggunakan alat keamanan pelindung diri ketika sedang
bekerja di unit PLTU.
5. Tidak melakukan perbaikan tanpa seijin yang berwenang.

DAFTAR PUSTAKA

PT. Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M Rembang , Pekerjaan Mekanik Circulating Water
Pump.
PT. Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M Rembang , Standard Operation Procedure (SOP)
Circulating Water Pump.
_____- 2008. Manual of Installation, Operating and Maintenace for Circulating Water Pump
(Type 1800HLBK-18 Vertical Mixed Flow Pump). Rembang: PLN Persero
http://belajardiesel.wordpress.com/2012/10/27/sistem-pendinginan-pltu/ , 1 Desember 2013
http://bubihakkulhakim.blogspot.com/2010/09/sistem-pendingin-utama-pltu.html , 1 Desember
2013

Anda mungkin juga menyukai