Pemeliharaan Circulating Water Pump CWP
Pemeliharaan Circulating Water Pump CWP
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Survei Lapangan & Seminar I
Disusun Oleh :
21050112083015
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya raya baik dari sumber daya alamnya maupun
sumber daya manusianya. Sumber daya yang kaya ini kemudian dimanfaatkan menjadi
sebuah industri yang menguntungkan. Pertumbuhan industri yang pesat harus selalu sinergis
dengan kemampuan energi yang tersedia. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan meningkatkan investasi maka kemampuan negara menyediakan energi sangatlah
dibutuhkan. Energi listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan dalam dunia
industri.
Di Indonesia sendiri jenis pembangkit yang banyak digunakan adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), khusunya yang berbahan bakar batu bara. Potensi kekayaan batu bara di
Indonesia membuat PLN merencanakan batu bara sebagai pemasok listrik sebesar 64% di
tahun 2015.
Dalam suatu sistem pembangkit khususnya PLTU terdapat dua komponen, yaitu
komponen Utama dan komponen pendukung. Komponen utama adalah bagian yang vital
dalam pembangkit yaitu apabila komponrn tersebut rusak maka tidak bisa melaksankan
proses produksi listrik. Selain komponen utama ada juga komponen pendukung. Komponen
ini adalah pendukung komponen utama yang apabila terjadi gangguan tidak mempengaruhi
produksi listrik. Salah satu komponen utama tersebut adalah boiler. Sedangkan salah satu
komponen pendukung ini adalah pompa CWP (Circulating Water Pump).
a. Untuk memenuhi Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis pada Program Studi Diploma III Teknik Mesin Program
Kerjasama Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang – PT. PLN.
b. Mengetahui dan memahami proses pembangkitan energi Listrik di PLTU 1 Jawa
Tengah Rembang
c. Memperdalam ilmu yang telah diperoleh pada waktu kuliah dengan melakukan
pengamatan atau observasi langsung, sehingga mengetahui bagaimana aktivitas
sebenarnya di lapangan
d. Memehami dan mengerti proses pemeliharaan Circulating Water Pump di PLTU 1
Jawa Tengah Rembang.
13 Desember 2011 Operasi secara kontinyu oleh unit 2#10 untuk mendukung kelistrikan
Jawa-Bali
Proses produksi listrik di PLTU Rembang melibatkan dua jalur utama yaitu jalur air dan
uap serta jalur bahan bakar. Untuk jalur uap bisa di lihat di bawah ini.
Siklus air dan uap dimulai dari pengambilan air laut dengan menggunakan pompa air laut
(Sea Water Pump/Desal Pump). Proses pertama pengolahan air adalah dengan disaring
terlebih dahulu. Setelah itu air diolah di chlorination plant untuk menghilangkan biota laut.
Setelah dari chlorination plant air menuju ke desalination plant. Di desalination plant ini
air laut diolah untuk menghilangkan kadar garam menggunakan MED (Multy Effect
Desalination). Prosesnya adalah dengan menguapkan air laut menggunakan steam dari
auxiliary boiler atau dari steam header. Air laut yang menguap akan jadi raw water. Hasil
dari proses desalinasi adalah air tawar (raw water) yang ditampung di raw water tank. Proses
selanjutnya adalah proses penghilangan mineral–mineral yang terjadi di WTP (Water
Treatment Plant). Proses yang terjadi di WTP adalah pengikatan ion – ion positif dan negatif
dari raw water dengan menggunakan resin. Resin yang digunakan bermuatan positif dan
negatif, jadi ion positif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan negatif,
sementara ion negatif yang terkandung dalam air akan terikat oleh resin bermuatan positif.
Hasil dari WTP adalah demin water (air bebas mineral) yang ditampung di demin water tank.
Demin water dari demin water tank ini kemudian dipompakan menuju condensate tank. Di
condensate tank ini air ditampung dan akan digunakan untuk menambah air kondensat di
condenser bila terjadi kekurangan. Setelah melewati condenser air kondensat akan
dipompakan menggunakan condensate pump menuju condensate polisher. Condensate
polisher berupa tangki yang didalamnya berisi resin kation dan resin anion. Fungsi dari
condensate polisher adalah menangkap impurities (kotoran) yang terkandung pada air
kondensat.
Air yang sudah lewat dari condensate polisher kemudian mengalir melewati LP heater
(low pressure heater) untuk pemanasan awal. Prinsip kerjanya adalah air pengisi dialirkan di
dalam pipa, dan uap panas mengalir di luar pipa. Setelah dipanasi di LP heater air pengisi
kemudian dialirkan menuju deaerator untuk proses penghilangan unsur oksigen. Di dalam
deaerator terjadi kontak langsung antara air pengisi dan uap oleh karena itu disebut open feed
water (direct contack). Uap akan memisahkan gas dari air pengisi untuk kemudian gas-gas
tersebut bergerak dengan cepat ke bagian atas deaerator dan selanjutnya dibuang ke atmosfir.
Setelah dari deaerator air langsung dipompakan oleh boiler feed pump menuju HP heater
untuk memanaskan air pengisi. Di HP heater tekanan dan temperaturnya lebih tinggi
dibandingkan tekanan dan temperatur di LP heater. Setelah melewati HP heater air kemudian
masuk ke ekonomizer untuk dipanaskan lagi sebelum masuk ke steam drum. Kemudian dari
ekonomizer air pengisi masuk ke steam drum.
Steam drum adalah alat yang digunakan untuk menampung sekaligus memisahkan air
pengisi boiler yang masih berbentuk air dengan yang sudah berbentuk uap basah. Uap akan
langsung dialirkan ke superheater, sementara air akan turun melewati water wall untuk
diuapkan dan kemudian dialirkan ke superheater. Di superheater uap basah dari steam drum
dan water wall akan dipanaskan lagi menjadi uap panas lanjut (uap kering). Uap panas lanjut
ini kemudian dialirkan ke HP turbine untuk memutar sudu–sudu HP turbine. Setelah
digunakan di HP turbine uap akan mengalami ekspansi (tekanan dan temperatur uap turun).
Uap dari HP turbine akan kembali dipanaskan di boiler melalui reheater. Di dalam reheater,
uap akan dipanaskan lagi pada tekanan konstan lalu dialirkan ke IP turbine untuk memutar
sudu-sudu IP turbine. Setelah digunakan di IP turbine uap tidak dipanaskan lagi, tapi
langsung dialirkan ke LP turbine untuk memutar sudu–sudu LP turbine. Terakhir uap yang
keluar dari LP turbine kemudian dialirkan di condensor untuk dikondensasikan menjadi air
pengisi. Proses kondensasi uap menggunakan media tube-tube kecil yang dialiri oleh air laut
sebagai pendinginnya yang dipompakan oleh CWP (Circulating Water Pump). Air kondensat
ini kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler dengan proses yang sama.
Proses pembentukan air menjadi uap harus memerlukan bahan bakar. Pada PLTU untuk
start up-nya menggunakan bahan bakar minyak. Setelah mencapai beban 30% minyak akan
diganti oleh batubara. Siklus jalanya bahan bakar bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Jenis CWP yang digunakan PLTU 1 Jateng Rembang yaitu pompa vertikal aliran
campur (vertical mixed flow pump) yang digerakkan oleh motor listrik, dapat memompa
air laut dengan kapasitas yang besar namun memiliki head yang rendah, head yang
dihasilkan pada pompa jenis ini sebagian adalah disebabkan oleh gaya sentrifugal dan
sebagian lagi oleh tolakan impeller. Impeller pada pompa pendingin kondensor ini hanya
satu impeller (single impeller pump). Aliran buangnya sebagian radial dan sebagian lagi
aksial, inilah sebabnya jenis pompa ini disebut pompa aliran campur, pompa ini dibuat
dengan shaft pompa tegak, rumah pompa atau casing pompa digantung pada lantai pump
pit. Spesifikasi pompa sebagai berikut:
Pompa
Type :1800HLBK-18
Capacity : Q = 6,2 – 7.17 – 8.2 m³/s
Head : H = 19,8 – 18 – 15 m (design point 18 m)
Rated Speed : 425 Rpm
Power : 1800 kW
Efficiency : ƞ = 86%
Motor
Type : YKKL1800-14/1730-1TH
Power / Voltage : 1800 kW / 6300 V Gambar 4.3 Penampang CWP
Rated Speed : 425 Rpm Speed
Current : 221.2 A
Frequency : 50 Hz
Weight : 24000 kg
Protection class : IP 54
Efficiency : 93,2 %
Kondisi Penggunaan
a. Suction Bell
Suction Bell pompa membuat air sampai ke impeller dalam keadaan stabil. Di
dalamnya ada dua plate untuk menghindari terjadinya arus eddy/turbulensi, sehingga
dapat meningkatkan efisiensi pompa.
Gambar 4.4 Suction Bell
b. Impeller Chamber dan Impeller
Impeller chamber atau rumah impeller adalah tempat berputarnya impeller,
impeller chamber terhubung dengan diffuser menggunakan flange impeller chamber.
Sedangkan Impeller berfungsi untuk mentransfer gaya mekanik menjadi gaya
dinamis fluida (liquid’s dynamic power),
Impeller
c. Diffuser
Diffuser mengubah gaya dinamis fluida dari impeller menjadi tekanan, dan
mengalirkan fluida menuju middle connecting pipe dan discharge elbow.
B. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, Juga
dilakukan pendeteksian dari indikaktor-indikator yang terpasang pada instalasi suatu alat
seperti pengecekan vibrasi dan alignment untuk menambah data dan tindakan perbaikan
selanjutnya.
C. Overhaul
Overhaul merupakan pemeriksaan dan pemeliharaan yang dilakukan sesuai
dengan jam operasi. Pada PLTU Overhaul sendiri dibagi menjadi dua yaitu:
1. Annual Inspection (8.000 Jam Operasi)
2. General Inspection (40.000 Jam Operasi)
c. Bulanan
1. Pergantian oli pelumas
2. Pemeriksaan sambungan pipa
3. Pemeriksaan kekencangan baut pengikat
4. Pemeriksaan penunjuk pressure indikator di cooling
d. Tiga Bulanan
1. Pemeriksaan Impeller dan Impeller chamber
2. Pemeriksaan auxiliary electrode di discharge elbow
3. Pemeriksaan plate pada suction bell untuk menghindari arus turbulensi
e. Tahunan
1. Pembersihan bagian luar motor CWP dan pengechekan kelistrikan
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menjalani survey lapangan di PLTU 1 Jawa Tengah Rembang dengan tema
khusus pemeliharaan CWP (Circulating Water Pump) PLTU 1 Jawa Tengah dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kondisi yang baik pada CWP adalah kunci utama. Karena CWP termasuk pompa
penting yang memompa air pendingin yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi
cair kembali.
2. Di PLTU Rembang terdapat empat buah CWP, Tiap Unit Operasi di PLTU Rembang
ini membutuhkan dua pompa CWP, karena pompa ini hanya mampu mensuplai 50%
dari kebutuhan tiap unit.
3. Pada CWP pemeliharaan menggunakan Preventive Maintenance atau perawatan
berkala yang telah terjadawal yaitu mulai harian, mingguan, bulanan, tiga bulanan,
dan tahunan.
4. Gangguan yang sering terjadi pada CWP antara lain Pompa berisik dan bergetar,
Motor yang menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada aliran fluida, Head atau debit
aliran fluida dibawah spesifikasi, Pompa dapat di start tetapi kemudian berhenti Dan
Temperatur bantalan tinggi. Semua gangguan tersebut banyak penyebabnya dan ada
juga solusinya.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
PT. Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M Rembang , Pekerjaan Mekanik Circulating Water
Pump.
PT. Pembangkitan Jawa Bali UBJ O&M Rembang , Standard Operation Procedure (SOP)
Circulating Water Pump.
_____- 2008. Manual of Installation, Operating and Maintenace for Circulating Water Pump
(Type 1800HLBK-18 Vertical Mixed Flow Pump). Rembang: PLN Persero
http://belajardiesel.wordpress.com/2012/10/27/sistem-pendinginan-pltu/ , 1 Desember 2013
http://bubihakkulhakim.blogspot.com/2010/09/sistem-pendingin-utama-pltu.html , 1 Desember
2013