HIPNOTERAPI
Disusun oleh:
Ratih Hemiarista Puspasari I4061171018
Merdianing Ika Mahendra I4061172076
Pembimbing:
Mayor CKM (K) dr. Lollytha C. Simanjuntak, Sp. KJ
Telah disetujui,
Cimahi, November 2019
Pembimbing
Disusun Oleh
I4061171018 I4061172076
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
juga dikenal sebagai Father of Hypnosis, bersama Mesmer dan Liebault. (Nalendra,
2017)
Periode hipnosis modern ditandai dengan berkembangnya hipnosis secara
scientific, salah satunya yaitu munculnya kesadaran bahwa kondisi hipnosis bukan
terjadi karena kekuatan dari sang penghipnosis, melainkan karena komunikasi yang
mumpuni antara dirinya dengan subjek, serta dipopulerkannya tenik-teknik
hipnosis yang bisa dipelajari oleh siapa pun. Di periode ini juga hipnosis mulai
banyak diterima dan diaplikasikan di kalangan medis secara formal. (Nalendra,
2017)
Milton H. Erickson, seorang dokter yang menginisiasi yaitu Ericksonian
Hypnosis, yang juga dikenal sebagai Father of Counseling Hypnotherapy dan
Father of Modern Hypnosis. Bersama-sama dirinya, seorang dokter bernama
Kroger juga mengembangkan American Society of Clinical Hypnosis (ASCH),
sebuah organisasi khusus para praktisi Hipnosis-Hipnoterapi yang berlatarbelakang
medis dan psikologis formal. Kroger merupakan sosok yang juga dikenal karena
turut mempopulerkan pengembangan Hipnosis dalam dunia forensik, atau sekarang
ini dikenal sebagai Forensic Hypnosis, yaitu penggunaan Hipnosis dalam dunia
investigasi penegakan hukum. (Nalendra, 2017)
Hipnoterapi dalam dunia kesehatan dapat digunakan secara luas untuk
berbagai kondisi, antara lain untuk pengobatan gangguan kecemasan, gangguan
tidur, gangguan makan, depresi, gangguan psikoseksual, kecanduan, dan
khususnya, dalam pengobatan gangguan fobia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hipnoterapi dipandang sebagai salah satu cabang ilmu psikologi yang
mempelajari manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan
perilaku. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai salah satu teknik terapi pikiran
yang menggunakan hipnotis. Hipnotis dapat diartikan sebagai ilmu memberi sugesti
atau perintah kepada pikiran bawah sadar. Orang yang ahli dalam menggunakan
hipnotis untuk terapi disebut “hipnotherapist”. (Setiawan, 2009)
Hipnoterapi memanfaatkan kemampuan individu untuk masuk ke dalam
kondisi trance, dan dengan demikian membuat pikiran menerima saran terapeutik.
Tujuannya adalah untuk membuat tindakan pasien pada kesadaran di kehidupan
sehari-hari. Dalam kondisi hipnosis pasien memasuki suatu keadaan dimana tubuh
fisik menjadi rileks, sementara pada saat yang sama pikiran waspada. Biasanya, ada
tiga tahap utama dari kedalaman trance, yaitu ringan, menengah dan dalam (Kahija,
2009).
3
4
tidak dapat dipertahankan, seberapa besar kerentanan terhadap hipnosis adalah tidak
patognomonik pada neurosis. Individu normal nyatanya dengan mudah dihipnosis.
(Kroger, 2007).
2.2.5 Teori Tidur yang Dikondisikan
a. Teori Keadaan Alpha dan Theta
Melalui data yang dikumpulkan dari Electroencephalography (EEG),
diidentifikasikan dari impuls elektrik yang dipancarkan oleh otak ada empat
macam frekuensi pola gelombang otak yang pokok. Keadaan Beta
(waspada/bekerja) didefinisikan sebagai 14-32 putaran per detik / cycles per
second (CPS), keadaan Alpha (santai/relax) sebagai 7-14 CPS, keadaan Theta
(mengantuk) sebagai 4-7 CPS, dan keadaan Delta (tidur/bermimpi/tidur pulas)
kira-kira 3-5 CPS. (Kroger, 2007).
Satu definisi fisiologis dari keadaan hipnosis adalah bahwa tingkat
gelombang otak yang diperlukan untuk mengatasi masalah, seperti berhenti
merokok, penanganan masalah berat badan, pengurangan fobia, peningkatan
kemampuan olahraga, dan lain-lain adalah keadaan alpha. Keadaan alpha pada
umumnya diasosiasikan dengan menutup mata, relaksasi, dan melamun.
(Kroger, 2007).
Definisi fisiologis lain menyebutkan bahwa keadaan theta diperlukan
untuk perubahan therapeutic (berhubungan dengan pengobatan). Keadaan
theta dikaitkan dengan hipnosis untuk pembedahan, hipnoanestesia
(penggunaan hipnosis untuk mematirasakan rasa sakit) dan hipnoanalgesia
(penggunaan hipnosis untuk mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit),
dimana pembedahan lebih siap dilakukan dalam keadaan theta dan delta. Obat
bius (anestetik), zat penenang (sedatif), dan hipnosis mengacaukan
keselarasan saraf yang dianggap mendasari terjadinya gelombang theta, baik
pada manusia maupun binatang. (Kroger, 2007).
6
agar bermanfaat bagi diri kita. Frekuensi impuls menentukan jenis gelombang otak
yaitu Beta, Alfa, Theta, dan Delta. Jenis atau kombinasi dari jenis gelombang otak
menentukan kondisi kesadaran pada satu saat.
a. Beta
Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta
dihasilkan oleh proses berfikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz.
Gelombang beta memungkinkan seseorang memikirkan sampai 9 obyek
secara bersamaan.
b. Alpha
Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat
dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi pikiran
yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran
mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra dari
apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa adalah pintu gerbang bawah
sadar.
c. Theta
Theta adalah gelombang otak, pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang
dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind). Theta muncul saat
kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah
sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang
inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang
berasal dari kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk
muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan. Meskipun kita
dapat masuk ke theta dan mengakses berbagai materi yang tersimpan di sana,
bila tidak dibantu dengan gelombang alfa dan beta semua materi yang
berhubungan dengan emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan
dalam pikiran bawah sadar.
d. Delta
9
b. Induction
Induksi merupakan sugesti untuk membawa seseorang dari normal
state ke hypnosis state, atau dengan kata lain induksi akan membuat
conscious dari seseorang “sangat rileks” atau bahkan “tertidur”. Terdapat
ratusan jenis induksi yang diperuntukkan untuk seseorang dengan tipe
sugestivitas yang berbeda-beda. Sebagai pemahaman awal, secara garis besar,
teknik induksi dibagi atas 2 kelompok, yaitu:
1. Induksi untuk seseorang dengan sugestivitas rendah;
2. Induksi untuk seseorang dengan sugestivitas tinggi.
Dalam memberikan induksi, harus mahir dalam menyusun variasi
kalimat pacing-leading. Dalam sesi hypnotherapi, target seorang
hypnotherapist adalah membawa seseorangt ke suasana yang rilek dan
sugestif, tidak selalu harus “tertidur” atau “deep trance”. Kondisi deep trance
hanya diperlukan untuk teknik terapeutic tertentu.
c. Deepening
Konsep dasar dari deepening adalah membimbing seseorang untuk
berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang
mudah dirasakan oleh seseorang. Rasa mengalami secara dalam ini akan
11
2) Repetition(pengulangan).
3) Present tense (hindari kata akan)
4) Pribadi.
5) Tambahan sentuhan emosional dan imajinasi.
6) Progressive (bertahap), jika diperlukan
f. Hypnotherapeutic
Hypnotherapeutic adalah suatu teknik hipnoterapi yang sesuai dengan
permasalahan dan kondisi pasien. Seluruh teknik hypnotherapeutic ini dapat
dimanfaatkan secara bersama-sama untuk menghasilkan efek penyembuhan
hipnotherapi dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kultur atau keyakinan
pasien. Teknik hipnoterapeutik ini digunakan untuk mencari akar
permasalahan pada seseorang. Setelah mengetahuai akar permasalahan dari
seseorang, seseorang diberikan pemograman positif sehingga menghasilkan
perilaku baru.
Ada empat langkah hipnoterapeutik untuk memfasilitasi perubahan
yaitu:
1) Sugesti post-hipnosis dan imajinasi
Langkah ini sangat efektif bila seseorang memiliki motivasi yang kuat
untuk berubah, baik pada level pikiran sadar dan bawah sadar. Hanya
dengan memberikan dorongan dalam bentuk sugesti secara benar dan
diperkuat dengan imajinasi atau visualisasi, seseorang akan berubah.
Bila motivasi seseorang tidak kuat, langkah ini tidak akan efektif
karena akan mendapatkan resitensi dari pikiran sadar dan pikiran
bawah sadar
2) Menemukan akar masalah
Meskipun ada seseorang yang bisa sembuh tanpa tahu atau
menumukan akar masalahnya, terapis perlu menemukan akar masalah
yang sesungguhnya. Masalah atau simtom diselesaikan dengan
13
baru, dan kesadaran lebih dari satu perspektif. Kunci utama dalam
pelaksanaannya adalah kesadaran, pengalaman saat ini, dan penerimaan.
Hipnoterapi adalah suatu teknik terapi yang dapat mengalihkan kondisi fisik
dan psikis menjadi sangat rileks sehingga terjadi perubahan tingkat kesadaran
(trance), persepsi, memori dan kebiasaan. Dalam proses hipnoterapi terjadi
pengalihan kondisi dari pikiran sadar (conscious mind) ke pikiran bawah sadar
(subconscious mind), yang disebut juga dengan istilah mengalami hipnosis. Dalam
keadaan hipnosis seseorang menjadi lebih dapat menerima sugesti dengan baik,
karena crititical area atau Reticular Activating System (RAS) yang berfungsi sebagai
filter terhadap informasi dari panca indera dinonaktifkan atau dikurangi
sensitifitasnya untuk sementara waktu, sehingga sugesti dapat diterima secara
langsung oleh pikiran bawah sadar. Beberapa penelitian ilmiah yang menggunakan
metode hipnoterapi klinis terbukti efektif untuk meningkatkan kesejahteraan psikis
serta mampu mengurangi stres dan reaksi negatif berupa depresi.
BAB III
KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA