Anda di halaman 1dari 12

POLICY PAPER

ADVOKASI BERSAMA PARA PIHAK


TERHADAP KAWASAN SUAKA
MARGASATWA RAWA SINGKIL

Publikasi ini dibuat dengan dukungan dari Rakyat Amerika


Serikat melalui United States Agency for International
Development (USAID). Isi dari publikasi ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Tetra Tech dan tidak mencerminkan
pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.
POLICY PAPER

Dok. KORSIL, 2019. Aktifitas masyarakat di dalam Kawasan SM Rawa Singkil di Desa Pasar Rundeng
_______________________________
PENDAHULUAN
Dalam laporannya, Bank Dunia (2018) menyatakan bahwa setidaknya hanya sekitar 32% dari
penduduk Indonesia yang dikategorikan sebagai kelompok sejahtera. Sedangkan 68% selebihnya
masih dikelompokan sebagai golongan penduduk yang miskin atau rentan. Kondisi ini jika
dibandingkan dengan 7 Negara ASEAN, maka posisi Indonesia berada di peringkat kelima. Jauh
dibandingkan dengan Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Terlebih dibandingkan dengan
Singapura.
Tabel 1. Penduduk miskin di negara-negara Asia Tenggara tahun 2015
Kelas
Miskin Miskin mene-
ekstrim moderat Rentan ngah
(%) (%) (%) Secure (%) (%)
Kamboja 0.7 14 49.6 34.9 0.7
Indonesia 7.5 24.6 35.9 27.7 4.3
Laos 13.8 27.9 36 20.1 2.2
Malaysia 0 0.03 2.6 31.3 65.7
Filipina 6.6 18.7 30.8 34.7 9.2
Thailand 0 0.8 10.1 53.6 35.4
Vietnam 2.7 7.1 23.7 57 9.5
Sumber: Bank Dunia (2018)
Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang dalam
perkembangannya semakin meningkat. Diantaranya adalah kebijakan program kemiskinan seperti
SLRT, mengurangi subsidi BBM dan yang lain. Sekalipun tujuan pokok dari kebijakan pengurangan
subsidi BBM adalah mengurangi kemiskinan hingga 2,5% dan sekaligus mempertahankan
pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,5%. Hasilnya menunjukkan bahwa dampaknya terhadap
inflasi berbagai jenis barang, maka kebijakan tersebut terlihat mampu mengurangi ketimpangan 2% -
3%. Angka ini ekuivalen dengan 17% penurunan ketimpangan yang terjadi setahun kemudian1.
_______________________________________
1Trade-off antara Pertumbuhan, Keadilan dan Lingkungan: Mitos atau Realitas. Arief Anshory, 8 Pebruari 2018, Centre

for Sustanable Development Goal, Universiatas Padjadjaran


2
POLICY PAPER

Disamping itu, sejumlah pihak telah merumuskan Menghindari konflik pada dasarnya merupakan
konsep green economy, Dalam kaitan ini telah langkah yang sifatnya preventif. Sekalipun
dicoba disimulasikan dengan melihat dampaknya seringkali konflik terjadi tanpa diduga dan
terhadap perekonomian Indonesia dan daerah. sebaliknya baru disadari manakala sudah
Dengan menggunakan skenario peningkatan berkembang menjadi besar dan kompleks.
efisiensi sistem transportasi antar daerah untuk Dengan demikian, dibutuhkan suatu
meningkatkan PDB sampai 1.7% di tahun 2030 pendekatan khusus untuk menyelesaikan yaitu
misalnya, maka dapat mengurangi intensitas karbon suatu pendekatan yang pada dasarnya
Indonesia sebesar 1.6%. Sementara itu, skenario mengelola kepentingan para pihak yang
kebijakan mengalihkan sekitar 20% tranportasi berbeda-beda. Ada tiga pendekatan untuk
pribadi ke publik berpotensi dapat mengurangi emisi melakukan penyelesaian konflik, yaitu
CO2 sebesar 1.76%. Langkah kebijakan ini cukup Pertama, pendekatan politik dalam resolusi
menarik karena tidak berdampak dalam mengurangi konflik biasanya dilakukan melalui lembaga-
pertumbuhan ekonomi. lembaga politik yang dibuat melalui proses
pemilihan yang melibatkan masyarakat melalui
Langkah kebijakan pembangunan dan lingkungan lobi dan penggunaan pengaruh orang atau
dipandang perlu oleh berbagai pihak terutama untuk tokoh tertentu. Kedua, pendekatan
mengurangi terjadinya kesenjangan diantara warga administratif merupakan resolusi konflik
masyarakat. Mewujudkan pembangunan lingkungan melalui suatu proses dan mengikuti aturan
bukanlah semata terkait dengan persoalan fisik, birokrasi tertentu yang hanya sesuai untuk
melainkan juga berkenaan dengan dimensi solusi konflik-konflik yang bersifat rutin di
kepentingan subjek pelakunya. Hanya saja kerusakan jajaran administrasi. Ketiga, pendekatan judisial
sumber daya alam yang cenderung semakin parah yang dilakukan melalui jalur hukum di
telah menimbulkan kerugian sosial ekonomi bagi pengadilan yang menghasilkan pihak pemenang
masyarakat secara luas. Bahkan kaum miskin justru dan pihak yang kalah serta biasanya memakan
paling banyak menderita. Terlebih lagi mereka waktu panjang3.
memiliki keterbatasan untuk mengatasinya.
Sebaliknya orang kaya di negara maju dapat Sekalipun demikian, konflik pengelolaan dan
mengatasi dampaknya untuk menyelamatkan diri pemanfaatan sumber daya alam telah
sendiri dengan berbagai cara dan teknologi yang meningkat mulai dari bentuk kasus, pihak yang
semuanya mampu dilakukan2. terlibat dan akar penyebabnya. Jika
sebelumnya, sengketa pemanfaatan hanya
Perebutan akses pengelolaan dan pemanfaatan berlangsung antar warga dalam kasus
sumber daya alam yang selama ini lebih banyak pembagian air untuk irigasi misalnya, maka
menguntungkan warga masyarakat kaya telah belakangan sudah semakin meluas. Pada tabel
menjadi sorotan. Mengingat pada akhirnya 1 menunjukan sengketa terkait sumber daya
menimbulkan konflik ketimbang kerjasama alam yang telah berlangsung di berbagai daerah
pemanfaatan untuk berbagai pihak. Padahal sengketa yang melibatkan banyak pihak (pemerintah,
dalam pengelolaan sumber daya alam seharusnya swasta dan masyarakat). Dalam sengketa ini,
dihindari mengingat efeknya jauh lebih besar dan menunjukan bahwa proses penyelesaian yang
merugikan kepentingan semua pihak. Karena itu, dilakukan juga cukup beragam. Namun pada
berbagai upaya telah ditempuh untuk menghindari umumnya, penyelesaiannya kurang memberikan
terjadinya konflik pemanfaatan sumber daya alam hasil yang menguntungkan semua pihak.
dan mendorong semua stakeholders pada


pemahaman yang sama tentang sistem sumber daya
itu sendiri. Pelibatan masyarakat dalam pembahasan
konflik pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya Pelibatan masyarakat dalam pembahasan
ini memiliki arti penting karena masyarakat konflik pengelolaan dan pemanfaatan
merupakan pihak yang dirugikan dan diuntungkan
dengan kebijakan. Sebagai contoh; keberhasilan
sumber daya ini memiliki arti penting karena
pengelolaan dan pemanfaatan hutan kemasyarakatan
di berbagai wilayah untuk melindungi masyarakat
masyarakat merupakan pihak yang dirugikan
dan diuntungkan dengan kebijakan.

dan kelestarian hutan itu sendiri.

_______________________________________
2 M. Baiquni∗ & R. Rijanta @ Konflik Pengelolaan Lingkungan dan Sumberdaya Dalam Era Otonomi dan Transisi Masyarakat
(Pemahaman Teoritis dan Pemaknaan Empiris)
3 idem
3
POLICY PAPER

Tabel 2: Contoh Konflik Berbasis Pemanfaatan Sumberdaya Alam

No Lokasi Pihak Yang Sengketa Inti Sengketa Penyelesaian

1 Kabupaten Masyarakat Desa Umbul Masyarakat sekitar Umbul Sungsang menolak Negosiasi sudah
Boyolali dan Pemerintah Desa pemanfaatan air untuk PDAM Surakarta, berjalan 2 tahun
Kota Surakarta setempat meskipun pemerintah desa sudah sampai berita
Pemkot Surakarta mengalokasikan banyak uang untuk membangun diturunkan
umbul

2 Propinsi Riau Pemerintah Pusat, Pemerintah pusat mengijinkan penambagan Tidak diketahui
Pemerintah Propinsi, pasir laut untuk ekspor ditentang pemerintah
masyarakat Propinsi dan masyarakat karena merusak
lingkungan

3 Propinsi Riau Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah dan masyarakat menuntut Dibentuk Badan
Pemerintah daerah dan agar pengelolaan CPP Block diserahkan kepada Operasi Bersama
masyarakat masyarakat, sedangkan pemerintah pusat masih (BOB) untuk
bermaksud mengelolanya mengelola CPP
Block

4 Kabupaten Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Tangerang mengancam Tidak diketahui


Tangerang dan Tangerang, Pemerintah memutus saluran air untuk PDAM jika tuntutan
DKI Jakarta DKI Jakarta kenaikan harga tidak dipenuhi

5 Kabupaten Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kota Surakarta mengancam Tidak diketahui


Boyolali dan Boyolali, Pemerintah menerapkan pajak kepala terhadap pekerja asal
Kota Surakarta Kota Surakarta Kabupaten Boyolali

6 Kabupaten Pemerintah Kabupaten Pemerintah Kabupaten Kendal mengancam Tidak diketahui


Kendal dan Kendal, Pemerintah memutus saluran air untuk PDAM jika tuntutan
Kota Semarang Kota Semarang kenaikan harga air dari Umbul Boja tidak
dipenuhi

7 Kepulauan Nelayan asal Kabupaten Masyarakat sekitar Masalembo melarang Tidak diketahui
Masalembo Pekalongan, Masyarakat nelayan dari Kabupaten Pekalongan untuk
Masalembo menangkap ikan di sekitar perairan Masalembo

8 Jawa Tengah Pemerintah beberapa Beberapa kabupaten di Propinsi Jawa Tengah Tidak diketahui
kabupaten menyiapkan peraturan untuk dapat memungut
ongkos penggunaan jalan bagi kendaraan yang
melewati kabupaten yang bersangkutan

9 Jawa Timur Beberapa Desa yang Kebebasan melintasi desa menggunakan objek Tidak diketahui
berdekatan yang tidak berpangkalan di desa tersebut
dibatasi, sehingga sistem transportasi menjadi
ruwet, antagonistic dan mahal

10 Kabupaten PDAM Kabupaten Masyarakat Badung Utara memutuskan pipa PDAM Berpikir
Badung Badung, Warga Badung PDAM, karena pasokan air ke sawah terganggu untuk kerjasama
Utara serta perasaan tereksploitasi oleh orang kota dengan kabupaten
lain untuk
memperoleh
sumber air baku.

11 Kabupaten Warga, Perusahaan Klaim masyarakat yang merasa dirugikan oleh Tidak Diketahui
Kutai Barat HPH HPHdan klaim kepemilikan lahan mulai dari
antar kampung, antar kecamatan, antar
provinsi, hingga lintas negara dengan Malaysia
12 Kabupaten Warga Masyarakat, PT Warga menuntut agar kebun inti dirubah Tidak Diketahui
Paser Perkebunan Nasional menjadi perkebunan plasma sebagai risiko
pemanfaatan tanah adat oleh PT Perkebunan
Nasional

Sumber: Suwondo, 2002, McCarthy, 2002 dan Thorbum, 2002 ditambah beberapa pemberitaan Harian Kompas berbagai edisi

4
POLICY PAPER

Dok. KORSIL, 2019. Seekor induk orangutan Sumatra sedang memakan buah sambil menggendong anaknya

_________________________
MASALAH DAN TANTANGAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan
dikenal memiliki lahan gambut terluas di dunia. sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman
Luas lahan gambut sekitar 22,5 juta hektar Nasional Gunung Leuser. Sebagai salah satu
(Page et al., 2011) tersebar luas di 12 Propinsi. kawasan hutan rawa gambut yang ada di
Menurut Matthew Linkie dkk, lahan gambut di Propinsi Aceh, maka lahan gambut yang terletak
Indonesia merupakan ekosistem yang paling di wilayah Singkil dipandang sebagai satu
sensitif dan terancam di bumi. Kawasan seluas diantara tiga hutan di Aceh yang mengalami
22 juta hektar ini telah menyimpan 132 degradasi dan konversi lahan yang cukup luas.
gigaton karbon dioksida yang terbagi secara Kenyataan ini tidak dapat dilepaskan dari proses
tidak merata dibandingkan hutan pada tanah yang demikian cepat dari aktivitas pengusahaan
mineral. Simpanan karbon di balik lahan lahan sebagai bagian dari perluasan perkebunan
gambut yang sangat asam, berpori, dan sawit oleh beberapa pihak (terutama di Singkil
terbanjiri secara rutin dimungkinkan untuk dan Kluet). Sehingga mengakibatkan risiko
terlepas ke udara dan memanaskan bumi. kebakaran dalam skala luas, khususnya di
Terutama ketika lahan gambut yang sebenarnya sebagian kawasan barat dari ekosistem leuser6.
kurang sesuai untuk pertanian, dibuka secara
paksa dan dimanfaatkan untuk perkebunan Berdasarkan data yang ada menunjukan bahwa
kelapa sawit, industri pulp dan kertas dengan ekosistem dan keanekaragaman hayati seluas
kecepatan yang tidak proporsional. Dimana 5,7 juta hektar hutan dan lahan terbuka telah
cara pengeringan (drainase) lahan gambut yang rusak terbakar. Meskipun diakui ada kesulitan
umumnya dipergunakan untuk pembukaan dalam menghitung secara pasti dampaknya
lahan perkebunan telah berkontribusi hingga terhadap keanekaragaman hayati. Namun hal ini
3% pada emisi global karbon dioksida5. jelas telah menyebabkan adanya habitat hutan
yang hilang secara luas dan asap beracun.
Salah satu kawasan hutan rawa gambut yang Kesemuanya mengindikasikan bahwa dampak
ada di Indonesia adalah terdapat di Singkil, kebakaran cukup siginifikan terutama terhadap
Kabupaten Aceh Singkil, yang merupakan species yang terancam punah seperti
_______________________________________
4Page, S. E., J. O. Rieley, and C. J. Banks. 2011. Global and regional importance of the tropical peatland carbon pool. Glob.

Change Biol. 17, 798–818.


5Matthew Linkie, Muhamad Muslich, Matthew Leggett dan Willy Marthy,, Rawa Singkil – Suaka lahan Gambut Penjaga Ekosistem,

Jurnal Lestari, Volume 1, Tahun 2017.


6Aceh Dalam Angka Tahun 2017 5
POLICY PAPER

harimau dan orangutan. Selain itu juga Nilai tersebut cukup besar karena lebih dari dua
terdapat sejumlah dampak turunan yang kali biaya rekonstruksi untuk Aceh dan Nias
potensial. Sebagai contoh, kebakaran yang sesudah peristiwa tsnunami tahun 2004.7
terjadi pada tahun 1997/1998 yang
menyebabkan kerusakan cukup parah pada Berkenaan dengan kondisi rawa gambut, di
populasi serangga dan lebah sebagai penyerbuk Aceh sendiri terdapat 3 kawasan hutan rawa
utama. Asap dan abu kebakaran juga diketahui gambut. Diantaranya adalah Tripa yang
berdampak signifikan pada ekosistem laut yang mengindikasikan kondisi lahan gambut yang
rapuh seperti rumput laut dan terumbu mengalami degradasi secara cepat dan
karang. disebabkan oleh adanya kegiatan pembalakan

Gambar 1: Hutan Rawa Gambut di Tripa, Kluet, dan Singkil

Gambar 1. Rangkaian citra sejak tahun2005-2014 dari Global Forest Watch menunjukkan kehilangan yang hampir menyeluruh
dari hutan rawa gambut di Tripa dan laju kehilangan yang tinggi di perbatasan hutan rawa gambut Aceh yang tersisa, Kluet dan
Singkil. Kehilangan hutan di sekitar Singkil telah memecah kawasan hutan yang dalam prosesnya memutus koneksi kawasan
tersebut dengan Lanskap Leuser. Pola-pola deforestasi ini diprediksi berdampak signifikan terhadap spesies penjelajah seperti
harimau dan lebih lanjut, menurunkan daya hidup populasi dari spesies terancam seperti populasi orangutan

Dampak lain yang juga terpengaruh adalah liar, perkebunan kelapa sawit dan penggunaan
terkait dengan emisi gas rumah kaca. Hal ini api untuk membakar lahan secara sistimatis
terlihat dari 2 bulan pertama kebakaran, jumlah sebagai upaya membersihkan lahan. Gejala ini
emisi karbon Indonesia melebihi total output merupakan indikasi berkenaan dengan kesulitan
karbon tahunan dari negara Jerman. Dan ketika menegakkan aturan dalam upaya mencegah
kebakaran mencapai puncaknya, maka emisi aktivitas yang bersifat ilegal. Bahkan penerbitan
yang dihasilkan melebihi karbon harian dari surat perintah dari pengadilan guna
seluruh aktivitas ekonomi. Bahkan terhadap menghentikan kegiatan pembersihan lahan
kesehatan manusia, menunjukan bahwa justru semakin memacu sebagian perusahaan
kebakaran telah mengganggu dan merusak perkebunan melakukan percepatan dalam
kesehatan 28 juta penduduk Indonesia dan 500 membersihkan lahan. Hal inilah yang diduga
ribu diantaranya mengalami infeksi pernafasan sebagai faktor penyebab dari beberapa
akut. Sementara kerugian ekonomi juga dapat peristiwa kebakaran di wilayah Sumatra pada
disebut besar, terutama menghambat tahun 2012. Sehingga hanya menyisahkan 2
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dimana kawasan hutan gambut yang relatif kurang
dengan estimasi kerugian yang mencapai 221 terbakar yaitu Singkil (82.374 ha) dan Kluet
triliun rupiah (atau sekitar 16,8 milyar US (18.000 ha) – Gambar 1 dan Gambar 2.
dolar) telah merepresentasikan 1,9% dari
GDP.
_______________________________________
7 Hery Purnomo, CIFOR, quoted in http:// www.nytimes.com/2015/10/31/world/asia/Indonesia-forest-fires-wildlife. html?
6
POLICY PAPER

Gambar 2: Perubahan tutupan lahan di SM Rawa Singkil pada dua dekade terakhir.
Sumber: Onrizal dan Maulana (2019)

Berdasarkan Gambar 2, pada periode 20 tahun terakhir (1998 – 2018), hutan gambut primer di SM
Rawa Singkil terus berkurang secara signifikan. Pada tahun 1998, luas hutan gambut primer
mencapai 69.809,99 ha atau sekitar 85% dari total kawasan. Kemudian luasnya terus berkurang
menjadi 64.451,22 ha pada tahun 2007, 60.453.,07 ha tahun 2014 dan tersisa menjadi 50.048,88 ha
pada tahun 2018. Dengan demikian, sekitar 24% hutan gambut primer di SM Rawa Singkil telah
hilang akibat degradasi dan deforestasi (Onrizal & Maulana, 2019)8.
_______________________________________
8 Onrizal & Maulana (2019) Analyses of land cover change of Singkil Swamp Wildlife Reserve in last 20 years. Makalah

dipresentasikan pada TALENTA International Conference on Science and Technology yang akan dilaksanakan di Medan
pada 3 Oktober 2019
7
POLICY PAPER

Singkil dan Kluet, pada hakekatnya terlihat Dalam upaya pelestarian dan perlindungan
masih relatif utuh. Hanya saja dalam beberapa kawasan suaka margasatwa di Singkil, maka
tahun terakhir, mengalami konversi menjadi dalam kegiatan FGD (Focus Group Discussion)
kebun kelapa sawit (Singkil) dan dieksploitasi yang diikuti institusi pemerintah, NGO dan
oleh para pembalak liar (Singkil dan Kluet) masyarakat, pada tanggal 15-16 Agustus 2019,
secara cepat dan ilegal. Yang menjadi masalah setidaknya menghasilkan 12 isu yang terkait
adalah drainase ilegal yang dilakukan terus persoalan pengelolaannya, yaitu:
berlangsung. Implikasinya degradasi dan
konversi yang terjadi di Singkil dan Kluet telah 1. Kebijakan pembukaan lahan gambut yang
meningkatkan risiko kebakaran skala luas di kurang tepat.
sebagian besar kawasan bagian barat dari Ini adalah merupakan akar persoalan yang
Ekosistem Leuser. Pada akhirnya menyebabkan mendasar yang berakibat pada keseluruhan
kerusakan hutan rawa gambut yang kaya dan berjangka panjang. Rawa gambut
karbon dan hutan tanah mineral di sekitarnya. merupakan ekosistem alami yang sangat
Padahal, emisi karbon yang dihasilkan dari spesifik dan unik yang terbentuk sejak ribuan
kebakaran di dua kawasan ini saja dapat tahun. Pemanfaatan terhadap gambut harus
mencapai 7% dari total emisi tahunan mengikuti karakteristik dan daya dukung
Indonesia. Sehingga dengan situasi seperti inilah ekosistem gambut. Setiap upaya pemanfaatan
yang membahayakan komitmen Indonesia yang yang berlebihan akan berdampak pada
tertuang dalam Rencana Kontribusi Nasional penurunan produktivitas dan jasa lingkungan
(Intended Nationally Determined Contribution) di ekosistem.
bawah UNFCCC9.
2. Konversi lahan dan kawasan menjadi
Disamping itu, Kawasan Singkil juga dipandang kawasan produksi dan kegiatan lain yang
sebagai rumah bagi dua dari empat spesies tidak sesuai dengan daya dukung dan daya
mamalia utama, orangutan dan harimau (gajah tampung ekosistem gambut.
dan badak merupakan dua spesies lainnya).
Satwa terancam punah orangutan sumatra Pada kawasan ini, sebagian kawasan pernah
(Pongo abelii) yang diperkirakan berjumlah difungsikan sebagai hutan produksi, di
14.613 individu liar, sejumlah 11.701 individu konversi menjadi perkebunan sawit dan
berada di Ekosistem Leuser. Dari jumlah perkebunan lainnya baik oleh perusahaan
tersebut, 1.269 individu hidup di Suaka maupun masyarakat, dan secara perorangan
Margasatwa Rawa Singkil. Suaka margasatwa ini maupun kelompok. Perubahan ini
penting karena memiliki satu dari wilayah mengakibatkan hilang dan rusaknya
dengan kepadatan populasi orangutan tertinggi ekosistem alami sehingga menyulitkan upaya
(1,75 individu/km2), yang dimungkinkan karena pemulihan, serta meningkatkan ancaman
periode kekurangan makanan yang lebih banjir dan kekeringan serta kebakaran hutan
pendek, jarang dan kurang ekstrim di hutan dan lahan.
rawa gambut dibandingkan dengan hutan pada
tanah mineral. Sebaliknya, hutan rawa gambut 3. Pemberian ijin pemanfaatan lahan di luar
tidak mewakili habitat yang optimal bagi satwa kawasan SMRS yang lebih berpihak kepada
terancam punah harimau Sumatra (Panthera pemilik modal yang menyebabkan akses
tigris sumatrae) karena kondisi hutan berawa terbatas bagi sebagian besar masyarakat
menyebabkan rendahnya ketersediaan sumber sehingga meningkatkan potensi dan tekanan
makanan yang berada di tanah (on the ground) terhadap perambahan kawasan SMRS.
untuk mangsa harimau, seperti rusa Sumatra 4. Terdapat perambahan kawasan untuk
(Rusa unicolor), muncak (Muntiacus muntjak), perkebunan kelapa sawit yang belum di
beruk (Macaca nemestrina) dan babi hutan (Sus tindak sebagaimana mestinya.
scrofa). Hutan rawa gambut yang terletak di
bagian timur Sumatra tercatat memiliki
kepadatan populasi harimau yang rendah (0,5
individu/100 km2)10.

_______________________________________
9 Gaveau D., et al. (2014) Major atmospheric emissions from peat fires in Southeast Asia during non-drought years: evidence

from the 2013 Sumatran fires. Scientific Reports, 4: 6112


10 Sunarto, S. , K elly , M. J. , V aughan, M. , Klenzen- dorf, S. , Zulfahmi, Z. , Maju, H. and Parakkasi K. (2013) Threatened
8 tigers on the equator: multi- point abundance estimates in central Sumatra. Oryx, 47:211-220
POLICY PAPER

5. Strategi sosialisasi dan kampanye SMRS 11. Restorasi kawasan SMRS yang telah rusak
perlu ditingkatkan. Sudah banyak sosialisasi, harus dilakukan sesegera mungkin. Pada
pendidikan lingkungan dan juga kerja-kerja beberapa kawasan, perlu intervensi karena
konkret dalam pengelolaan dan penataan pemulihan secara alami membutuhkan
kawasan yang dilakukan oleh SMRS dan waktu lama akibat terhalang oleh kehadiran
juga organisasi masyarakat sipil lainnya. jenis asing yang invasif, sementara ancaman
Akan tetapi masih ada resistensi dan degradasi lahan dan kawasan tidak pernah
penolakan oleh sebagian warga masyarakat surut. Ekosistem yang telah pulih akan
terhadap pengelolaan kawasan termasuk mengembalikan produktivitas dan jasa
upaya restorasi dan kerjasama dalam lingkungan.
pemulihan kawasan. Oleh karena itu,
strategi sosialisasi dan kampanye masih 12. Perlunya dukungan dari para pihak,
perlu lebih ditingkatkan agar lebih efektif terutama masyarakat sipil dalam upaya
dan menjangkau lebih banyak para pihak. pemulihan dan perlindungan kawasan
melalui sinergi program antara KPHK Rawa
6. Paradigma dan sistem pendekatan ke Singkil/BKSDA Aceh dengan
masyarakat harus secara tepat. Pengelolaan Pemda/Pemkot/Pemprov termasuk
kawasan SMRS harus menempatkan penerapan sistem dan pranata adat.
masyarakat sebagai subyek. Masyarakat
tidak boleh dianggap sebagai penghalang ______________________________
melainkan harus ditempatkan sebagai
sumber daya yang harus selalu REKOMENDASI
dikedepankan dalam upaya peningkatan
dan pengelolaan kawasan. Sehingga Perlindungan Suaka Margasatwa Rawa Singkil
diharapkan masyarakat akan menjadi mitra sebagai prioritas konservasi nasional
aktif dan kontributif dalam pengelolaan menunjukan pentingnya kawasan ini. Beberapa
kawasan SMRS. indikator yang dapat dilihat dari begitu
banyaknya jasa ekosistem yang disediakan oleh
7. Perlu adanya spirit sebagai daya penggerak hutan rawa gambut antara lain: i) untuk
supaya SMRS bisa menjadi kebanggaan bagi keanekaragaman hayati, Singkil adalah rumah
masyarakat, BKSDA dan Pemda serta para bagi populasi spesies penting dunia yakni
pihak terkait lainnya. Kebanggaan ini bisa orangutan; ii) untuk serapan karbon, Singkil
menjadi motivasi dan penyemangat bagi adalah lahan gambut dalam dengan ketebalan
semua pihak yang terlibat dalam upaya rata-rata 3,8 m; dan, iii) untuk penghidupan
perlindungan, pemulihan, dan pengamanan masyarakat desa, banyaknya sungai dan muara
kawasan SMRS. menyediakan sumber protein penting berupa
cadangan ikan.
8. Pemberdayaan masyarakat dan
pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Dengan demikian, dibutuhkan aksi-aksi dengan
Perlu adanya peningkatan kapasitas melibatkan banyak pihak sebagai upaya untuk
masyarakat melalui pendidikan, pelatihan melestarikan Singkil dan jasa ekosistemnya,
dan akses modal. Selain itu, perlu adanya Bahkan Badan Restorasi Gambut dipandang
peningkatan perekonomian masyarakat penting untuk mengambil peran sebagai inisiator
berbasis keunggulan komparatif kawasan dalam menyelamatkan kondisi Rawa Singkil dari
untuk mengurangi ketergantungan terhadap ancaman kepunahan. Salah satu yang diperlukan
lahan dari dukungan pemerintah nasional adalah
membuat peta detil lahan gambut Rawa Singkil.
9. Potensi wisata sebagai pendapatan utama Disamping itu, juga diharapkan 2 Program
yang sangat besar belum dikembangkan. Strategi dapat diupayakan, yaitu (1) Internalisasi
Ada banyak obyek wisata dalam kawasan mandat kawasan SMRS kepada pihak-pihak
yang perlu dikembangkan yang bisa menjadi terkait, dan (2) Mengoptimalkan fungsi
sumber pendapatan baru bagi masyarakat. ekosistem sebagai penyangga kehidupan dan
10.Orangutan Sumatra bisa menjadi maskot sumber ekonomi masyarakat di sekitar kawasan
dan daya tarik utama untuk pengembangan SMRS yang harus diintegrasikan dengan
ekowisata SMRS, selain buaya, lebah madu, perencanaan kab/kota atau kewilayahan sebagai
keindahan alam dan lainnya. sebuah lanskap yang utuh.

9
POLICY PAPER

Dari 2 program tersebut kemudian diperinci (1) Pelibatan masyarakat adat, TNI,
lebih detail bentuk kegiatan yang secara POLRI dan Pemkab/Pemko
operasional adalah sebagai berikut :
(2) Memperkuat program sosialisasi
1. Internalisasi mandat kawasan SMRS pencegahan kebakaran hutan dan
kepada pihak-pihak terkait lahan
a. Meningkatkan efektivitas dan menambah c. Perlindungan habitat alami biota perairan
daya jangkau sosialisasi Rencana
Pengelolaan (RP) dan blok SMRS ke langkah operasional:
pemerintahan kab/kota serta pihak (1) Merevitalisasi kearifan lokal terkait
terkait. perlindungan habitat alami biota
langkah operasional: perairan

(1) perlu dukungan dari mitra untuk d. Pemulihan ekosistem yang terdegradasi
sosialisasi langkah operasional:
(2) perlu tools/outreach untuk media (1) Penyusunan Rencana Pemulihan
sosialisasi Ekosistem (RPE) dengan berbagai
(3) MoU dengan pemerintah daerah skema
setempat untuk efektifitas e. Pendekatan persuasif terhadap kasus
pengelolaan SMRS pelanggaran
b. pembuatan masterplan pemanfaatan langkah operasional:
ekowisata Rawa Singkil dan sekitarnya
(1) Adanya pelibatan tokoh masyarakat
langkah operasional:
(2) Program Masyarakat Mitra Polhut
(1) mereview masterplan pariwisata yang (MMP) dan Masyarakat Peduli Api
sudah ada dan mengintegrasikan (MPA)
dengan potensi ekowisata SMRS.
f. Pendekatan melalui aturan/hukum adat
(2) Integrasikan rencana pariwisata
SMRS dengan Rencana Induk langkah operasional:
Pembangunan Pariwisata Daerah.
(1) Perlunya pelembagaan Qanun
2. Mengoptimalkan fungsi ekosistem Gampong
sebagai penyangga kehidupan dan
sumber ekonomi masyarakat di g. Penegakan hukum
sekitar kawasan SMRS yang harus langkah operasional:
diintegrasikan dengan perencanaan
kab/kota atau kewilayahan sebagai (1) Melibatkan penegak hukum
sebuah landscape yang utuh.
h. Adanya MoU antara pemkab/pemkot
a. Pencegahan banjir di kab/kota dengan SMRS tentang penggunaan lahan
di sekitar kawasan
langkah operasional:
i. Pemberdayaan ekonomi masyarakat
(1) Perlindungan kawasan hulu DAS
Singkil langkah operasional:
(2) Perlu kesepakatan bersama antara (1) Bantuan insentif sesuai kebutuhan
pemkab/pemkot dengan SMRS
mengenai rencana pembangunan (2) Peningkatan kapasitas masyarakat
kanal pencegah banjir (3) Pengupayaan dana alokasi khusus
b. Pencegahan pembakaran hutan dan lahan (dengan syarat, harus ada kerangka
program)
langkah operasional:

10
POLICY PAPER

____________________
PENYUSUN
Pada tanggal 15-16 Agustus 2019, bertempat di kota Banda Aceh, perwakilan para pihak
di bawah ini yang merupakan stakeholder ekosistem Rawa Singkil yang didalamnya terdapat Suaka
Marga Satwa Rawa Singkil (SMRS), berkumpul bersama untuk merumuskan Kertas Posisi(Policy
Paper) guna menyikapi pengelolaan kawasan SMRS dan sekitarnya yang bisa dikerjakan secara
bersama-sama dan sinergis.

PENGELOLA
⃝ Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA Aceh)

Pemerintah Provinsi
⃝ Bappeda Provinsi Aceh
⃝ Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan Propinsi Aceh

Pemerintah Kabupaten/KOTA
⃝ Bappeda Kabupaten Aceh Singkil
⃝ Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Aceh Singkil
⃝ Dinas Pekerjaan Umum Kota Subulussalam
⃝ Dinas Pariwisata Kabupaten Aceh Selatan

PERGURUAN TINGGI
⃝ Universitas Sumatera Utara (USU)

Organisasi Masyarakat SIPIL (CSO)


⃝ USAID LESTARI ⃝ Yayasan Ekosistem Leuser (YEL) ⃝ Forum Konservasi Leuser (FKL)
⃝ Wildlife Conservation Society – Indonesia Program (WCS-IP) ⃝ Yayasan PETAI
⃝ Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM)

11
KONSORSIUM UNTUK RAWA SINGKIL LESTARI
Konsorsium untuk Rawa Singkil Lestari (KORSIL) merupakan Konsorsium yang beranggotakan
Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat (FKKM), Universitas Sumatera Utara (USU), dan
Yayasan Pesona Tropis Alam Indonesia (PETAI). Saat ini KORSIL sedang melaksanakan kegiatan
“Peningkatan dan Pengelolaan Konservasi Orangutan di Suaka Margasatwa Rawa Singkil sebagai
Bagian Penting dari Habitat Orangutan di Lanskap Leuser” yang didukung dalam program hibah
LESTARI.

Sekretariat:
Jl. Sedap Malam Raya No. 4 Curugmekar, Kec. Bogor Barat,Yasmin – Bogor
Sekretariat Lapangan: Perum. Bidadari Blok F/94, Kota Subulussalam, Aceh
Telepon/Fax: 0251-7592106 email: seknas-fkkm@indo.net.id

Anda mungkin juga menyukai