Anda di halaman 1dari 74

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di zaman modern ini, dunia semakin berkembang dengan

bermacam-macam masalah kehidupan. Akhir-akhir ini yang menjadi sorotan

yang sangat signifikan adalah tentang keluarga, khususnya dalam menjaga

keutuhan dan keharmonisan keluarga Kristen itu sendiri.1 Pada saat ini, realita

dan fakta yang ada di sekeliling adalah ketika seseorang memasuki

pernikahan, seakan-akan mereka tidak mengerti tentang hak dan

kewajibannya masing-masing selayaknya sebagai suami - istri dalam rumah

tangga, baik orang yang belum percaya maupun orang percaya. Sehingga

banyak diantara mereka mengabaikan hak dan kewajiban yang seharusnya

menjadi tanggung jawabnya, padahal itu sangat penting sekali bagi seseorang

yang saat membangun rumah tangga. Jadi ketika mereka masuk dalam rumah

tangga, mereka tidak memahami benar perannya dalam keluarga, baik itu istri

maupun suami.

Bagaimana sebenarnya lembaga keluarga itu di hadapan Allah? Allah

sangat menghendaki, bahkan yang memberkati setiap keluarga yang dibangun

sesuai dengan rencana-Nya. Karena, keluarga suatu lembaga yang dikehendaki

Allah yang harus dibangun oleh setiap manusia khususnya orang percaya. 2

1
Paul gunadi,How to enjoy your marriage (Yogyakarta, 2008) hal.53.
2
K.A.M.Jusuf Roni, membina keluarga Kristen bahagia.( Yogyakarta, 1996). Hal. 167.
Penerbit, Yayasan Andi.
2

Saat ini banyak peranan hak dan kewajiban suami dan istri dalam

rumah tangga banyak bergeser karena lebih menuntut hak dari pada

kewajiban yang seharusnya juga dilakukan, mereka cenderung sibuk di luar

dengan berbagai aktifitas yang akhirnya lama-kelamaan mulai melupakan

tanggung jawabnya, hak dan kewajiban tidak lagi berperan penting dalam

keluarga mereka.

Dalam membina keluarga perlu ditekankan hak dan kewajiban antara

suami dan istri. Dalam realita kehidupan kelurga banyak faktor yang membuat

kehidupan rumah tangga menjadi tidak lagi berjalan dengan semestinya seperti

yang diharapkan , pengaruh lingkungan sangat berperan penting dalam

kehidupan sehari-hari . Selain lingkungan, budaya juga berperan penting

dalam kehidupan sehari-hari .

Di Indonesia khususnya dapat dilihat , sangat meningkat adalah konflik

dalam keluarga dimana peran hak dan kewajiban mereka tidak lagi di

terapkan dalam membina keluarga untuk mencapai keluarga Kristen yang

harmonis.

Dalam Alkitab menjelaskan, dalam Perjanjian Lama khususnya, istri

tidak diperbolehkan menjadi imam, peran istri hanya sebagai ibu rumah

tangga . Laki-lakilah yang menjadi imam yang mengatur dalam rumah tangga

dan menjadi kepala. Laki-laki mempunyai otoritas yang sangat tinggi dalam

rumah tangga .
3

Namun, dalam kehidupan masa kini, bukan hanya laki-laki yang

menjadi kepala tetapi, perempuan juga menjadi kepala untuk mengendalikan

sepenuhnya kehidupan dalam rumah tangga.

Dengan realita-realita yang ada banyak keluarga Kristen mengalami

permasalahan, tentang hak dan kewajiban suami dan istri khususnya. Dengan

demikian tidak bisa dipungkiri menghasilkan banyaknya tidak terwujudnya

pasangan yang tidak harmonis. Maka dalam penulisan skripsi ini penulis

memberi judul “ TINJAUAN ETIKA KRISTEN TERHADAP HAK DAN

KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI ”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah dalam pembahasan skripsi ini maka

Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pandangan Etika Kristen terhadap Hak dan Kewajiban suami

dan istri?
2. Faktor-faktor apa yang dapat melaksanakan Hak dan Kewajiban

suami dan istri menurut Etika Kristen?


3. Bagaimana pandangan Etika Kristen mengenai Hak dan Kewajiban

suami dan istri?

C. TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penulisan

skripsi ini adalah:


1. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana etika Kristen

menyikapi orang-orang yang percaya tentang hak dan


4

kewajiban sebagai tanggung jawab mereka sebagai suami dan

istri.
2. Untuk mengetahui fator-faktor etika Kristen yang menjadi

pengaruh terhadap, hak dan kewajiban suami dan istri dalam

membina rumah tangga.


3. Untuk memberikan pandangan etika Kristen terhadap hak dan

kewajiban suami dan istri yang benar dalam membangun rumah

tangga

D. MANFAAT PENULISAN

Melalui penulisan skripsi ini ada beberapa manfaat penelitian

antara lain:

1. Bagi penulis sendiri untuk persyaratan akademik untuk mencapai gelar

sarjana Teologia di STT Duta Panisal- Jember dan sebagai seorang

hamba Tuhan yang mampu menerapkan hak dan kewajiban dalam

membina keluarga Kristen nantinya.


2. Bagi mahasiswa/ i STT Duta Panisal untuk menjadi hamba Tuhan yang

menjalankan tugas panggilannya dan bisa menjadi contoh bagi keluarga

Kristen.
3. Bagi semua Gereja/ orang Kristen untuk dapat menerapkan hak dan

kewajibannya dalam membina rumah tangga.

E. HIPOTESA

Hipotesa yang dapat diambil dalam penulisan skripsi ini adalah:


5

Jika orang percaya melakukan hak dan kewajibannya sebagai suami dan

isteri.maka akan tercipta keluarga yang harmonis dan dapat menjadi teladan

bagi keluarga Kristen masa kini.

F. RUANG LINGKUP

Dalam pembahasan ini akan dibatasi dengan kaidah-kaidah etika

Kristen yang terdapat dalam Firman Allah , perjanjian Lama maupun

Perjanjian Baru dan diterapkan dalam keluarga-keluarga Kristen masa kini.

G. METODE PENULISAN

Dipakai metode studi kepustakaan untuk penulisan skripsi ini

dengan judul “ TINJAUAN ETIKA KRISTEN TERHADAP HAK DAN

KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI”

Metode studi kepustakaan


Yaitu dengan membaca buku-buku, literatur yang ada hubunganya

dengan pembahasan masalah yang akan dibahas guna mendapatkan data

mengenai hak dan kewajiban suami dan istri. Dan dari hasil penelitian tersebut

penulis memperoleh pengertian teoritis yang diperlukan sebagai penunjang

dalam pokok permasalahan skripsi ini .


6

Tentunya studi kepustakaan ini tetap berdasarkan kepada Alkitab sebagai tolok

ukur semua pandangan etika Kristen.

H. DEFINISI ISTILAH

Guna memberikan gambaran yang jelas mengenai penulisan skripsi

dengan judul: “TINJAUAN ETIKA KRISTEN TERHADAP HAK DAN

KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI”, ini maka akan dijelaskan arti dari

beberapa istilah yang di gunakan dalam penulisan skripsi ini, supaya tidak

terjadi penyimpangan arti. Penjelasan ini diharapkan dapat memberi

pengertian yang jelas tentang isi dari skripsi ini.

1. Tinjauan ; Sebagai kata benda, tinjauan didefinisikan sebagai hasil

meninjau; pandangan; pendapat (sesudah menyelidiki,

mempelajari, dsb); perbuatan meninjau.3


2. Etika ; Istilah kata etika berasal dari kata Yunani kuno, yaitu kata

kerja eito ( membiasakan), kata benda to eiotos (adat-istiadat),

dan to ethos ( kebiasaan-costum), dan e-thos (kebiasaan-habit).

Dalam masyarakat Yunani kuno, pemakaian istilah-istilah

tersebut mempunyai banyak arti ;

-kebiasaan, kelaziman.

3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Balai
Pustaka, Jakarta 2001
7

-Adat-istiadat, hukum,upacara.

Menurut komedi Yunani Menander, Etika adalah; tingkah laku, atau

kebiasaan baik atau buruk manusia baik secara pribadi maupun secara umum.

Menurut Verkuyul, dalam Bahasa Indonesia dengan istilah kesusilaan

yang berasal dari Bahasa Sansekerta dan kesustraan Pali dalam kebudayaan

Budha :

-Sila berarti: - Norma, kaidah, peraturan hidup, perintah.

- keadaan batin terhadap peraturan hidup, hingga dapat berarti.

3. Hak ; Dalam kamus Bahasa Indonesia; adalah: Milik, kepunyaan,

wewenang, kekuasaan berbuat sesuatu.4


Guna hak : untuk memperoleh sesuatu dengan jangka yang

berlaku. Kepribadian hak:untuk mengunakan harkat martabat

manusia, ( jiwa, tubuh, kehormatan).

4. Kewajiban;Dalam kamus Bahasa Indonesia adalah:5


Wajib: harus dilakukan atau tidak boleh tidak dilaksanakan

sedangkan,
Kewajiban: sesuatu yang diwajibkan atau sesuatu yang harus

dilaksanakan; keharusan( sudah merupakan bagianya)

mempunyai kewajiban atau bertanggunga jawab.

I. SISTEMATIKA PENULISAN

4
ibid
5
ibid
8

Sistematika penulisan skripsi ini dengan judul “ TINJAUAN

ETIKA KRISTEN TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI DAN

ISTRI” sebagai berikut :

BAB I

Menjelaskan tentang pendahuluan yang berisikan latar belakang,

rumusan permasalahaan, tujuan penulisan, manfaat penulisan , hipotesa, ruang

lingkup penulisan, metode penulisan, defenisi istilah, dan sistematika

penulisan.

BAB II

Menjelaskan tentang Tinjauan etika Kristen mengenai permasalahan

dalampelaksanaan hak dan kewajiban suami dan istri. Bagaimana pandangan

Alkitab mengenai hak dan kewajiban suami dan istri.

BAB III

Menguraikan, bagaimana implikasi etika Kristen bagi suami dan istri

masa kini.

BAB IV

Penutup, kesimpulan dan saran.


9

BAB II

TINJAUAN ETIKA KRISTEN TERHADAP


HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI

A. DEFINISI ETIKA KRISTEN

Etika Kristen adalah: Apa yang berkaitan dengan secara moral benar
6
dan salah. Apa yang benar menurut moral benar dan salah bagi orang Kristen.

Karena orang-orang Kristen mendasarkan keyakinan mereka diatas Wahyu

Allah di dalam Firman Allah. Etika Kristen, relevan dengan kesusilaan artinya,

berkaitan dengan norma-norma yang berlaku. Etika termasuk terkandung

didalamnya lapangan hidup, dimana yang masih berlaku hukum-hukum Alam.

6
Norman L. Geisler. Etika Kristen ( Pilihan dan isu.) Literatur SAAT: Malang. hal.17
10

Dalam penjelasan di bawah ini, ada beberapa definisi dari berbagai

sumber dan tokoh Etika yaitu:

a. Austin Fagothey dalam bukunya ( Right and reason, Ethics in theory

and practices). Mendefinisikan Etika adalah ilmu pengetahuan yang

normatif yang praktis mengenai kelakuan benar yang dimengerti oleh

akal manusia. 7
b. Enyclidpedia Britanica (1972). Defenisi Etika yaitu:, dinyatakan

dengan Filsafat moral, yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar

dari konsep-konsep nilai, baik,buruk, benar,salah.


c. J.Martineaue, Theologi dan filsuf ini, dalam mendefinisiksn Etika,

hanya menyoroti kehidupan batiniah (internal), manusia saja. Tokoh ini

juga mendefenisikan etika sebagai ajaran tentang, tabiat, karakter, atau

watak manusia.
d. Ada pula yang khusus memberi perhatian terhadap hubungan Etika

dengan kehidupan lahiriah (Eksternal) Manusia. Mereka

mendefinisikanya, sifat tingkah laku manusia dan etika sebagai ilmu

tentang adat Istiadat. diantaranya, E.Brunernne.


e. J.Jongeneel, menurut tokoh ini, ajaran tentang yang baik dan yang

buruk dalam pikiran, perkataan dan perbuatan manusia dan masyarakat.


f. Malcom Brownlee. Etika menyangkut pemikiran yang sistematis

tentang kelakuan, motivasi, dan keadaan batin yang mendasarnya.

Dari berbagai pandangan-pandangan dan berbagai sumber dan tokoh

Etika, maka dalam aplikasinya Etika Kristen,berlaku untuk seluruh lapangan

kehidupan manusia, baik itu secara individu maupun masyarakat luas.

Disamping itu Etika Kristen, yang menjadi tangggung jawab semua orang

7
Diktat mata kuliah (etika Kristen) Samuel setiadi S.Th. hal.3.
11

percaya untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah untuk

setiap orang percaya hanya berpengharapan pada Firman Allah, bukan dari diri

sendiri.

1. Pengambilan Keputusan Etis

Menurut Malcolm Brownle yang di kutip oleh Dr.J.Verkuyul.dalam

buku Etika Kristen (bagian umum), menguraikan ciri-ciri keputusan etis

kedalam empat bagian, yaitu.

a. Menyangkut pertimbangan tentang apa yang benar salah dan baik

buruk.8

Hal ini memerlukan indentifikasi (meniru orang yang dikagumi).

Masalah dan alternatife-alternatif, ( diantara dua pilihan) yang mungkin, serta

mengkajinya sebelum mengambil keputusan atau pilihan yang akan diambil.

Karena, kalau tidak memperhatikan dan mempelajari keadaan yang

sebenarnya, maka akan menjadi nasehat yang kosong dan tidak relevan.

Pertimbangan ini dipelajari dalam etika, karena dapat membimbing dan

membentuk manusia berkaitan dengan kelakuan dan bagaimana seharusnya.

b. Seringkali menyangkut pilihan yang sukar

8
Http: www. Geogele. Com/I ) .Keputusan Etis.
12

Kemauan mengambil keputusan yang benar tidak sama dengan kemauan


9
untuk memutuskan. Kemauan berbuat baik harus teguh, sedangkan

kesungguhan adalah kewajiban yang mutlak namun pertimbangan etis

seringkali diwarnai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sulit atau belum

terjawab. Orang yang sudah dewasa imanya saja masih ada kesulitan untuk

mengambil keputusan. Apalagi diperhadapkan dengan berbagai macam pilihan

dan, harus memilih salah satunya.

Kemauan yang kuat masih bisa ragu-ragu apa yang harus dilakukan,

kesungguhan tidak selalu menghasilkan keyakinan tentang mana yang benar.

Kesungguhan hanya akan berarti kalau bersedia mengumuli kewajiban kita

dengan tekun ynag mencari kehendak Tuhan atas masalah yang sukar.

Impiklasinya, harus mau berpikir, memahami, dan pandangan yang terbuka.

Meskipun diharuskan memilih yang sulit, tetapi tetap dituntut untuk penuh

tanggung jawab dalam memilih yang terbaik tidak asal-asalan.

c. Keputusan Etis tidak mungkin dihindari

Pengambilan keputusan, tidak ada yang tidak yang membawa kedalam

konsekuensi. Keputusan untuk tidak bertindak adalah keputusan yang yang

tidak mengubah situasi, tapi kalau situasi dapat diperbaiki namun tidak berbuat

apa-apa adalah keputusan yang salah. Kalau, situasi itu tidak perlu (tidak

mungkin) diperbaiki, jelas tidak usah bertindak.

9
. http. Geogle. Com
13

Karena itu harus aktif dalam mengambil keputusan, sebab bukan pasif

yang membiarkan keputusan dibentuk kebiasaan atau peristiwa dari orang lain.

Karena, bukan hanya menjadi subjek bukan objek yang diombang-ambingkan

oleh lingkungan,peristiwa, dan zaman. Firman Tuhan mengatakan, orang

percaya adalah Garam yang mempengaruhi lingkungan, kalau menjadi tawar

akan seperti tanah yang diinjak oleh orang lain (Mat.5:13)

Keputusan-keputusan itu perlu diambil dengan aktif disertai dengan

alasan-alasan mempertimbangkan jangan keputusan akhir sebagai penyerahan

kepada nasib.

Ketakutan-ketakutan bertindak salah didalam mengambil keputusan,

seringkali melemahkan kita yang menggangap keputusan itu berakibat berat.

Namun, kasih Yesus dapat menguraikan ketakutan akan keputusan yang salah,

bagaimana keyakinan menerima dan mengampuni yang penting ada niat baik

didalamny. Karena, Allah dapat saja memakai keputusan-keputusan termasuk

yang salah untuk mencapai tujuan-Nya didunia. ( tetapi, bukan berarti Tuhan

menyetujui kejahatan).

d. Pengaruh kepercayaan, kepribadian, dan lingkungan sosial

keputusan etis tidak hanya dipengaruhi oleh norma-norma yang

dipertimbangkan dan konsep manusia tentang situasi, tetapi juga oleh

kepercayaan (iman), kepribadian, dan lingkungan sosial. Pengambilan

keputusan etis akan dipengaruhi oleh hubungan dengan Tuhan, orang lain, dan

diri sendir. Seringkali hal yang demikian kurang disadari pengaruhnya.


14

Tabiat, watak, tidak sama, masing-masing mengandung makna. Tabiat,

berbeda dengan watak, sifatnya tetap sedangkan watak bisa berkembang dan

berubah sepanjang hidup. ( karakter berpengaruh dalam pengambilan

keputusan etis dilatar belakangi dengan adaptasi lingkungan).

Disamping itu, keputusan etis harus diambil oleh yang bersangkuatan

bukan diganti dengan orang lain, hal ini wujud dari tanggung jawab orang itu.

Etika Kristen bukan rese, maksudnya dimana hanya mengikutinya saja. Tetapi,

merupakan suatu pertimbangan. Etika Kristen hanya membantu perkembangan

dalam mengambil keputusan-keputusan etis, supaya mempertimbangkanya

lebih peka kepada kehendak Allah dan keputusan nya membawa perbuatan

yang lebih baik dan benar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan etis

a. Iman

Kualitas atau kedewasaan iman akan mempengaruhi didalam

mengambil keputusan etis yang diambil mencerminkan ketaatan dan

kesetiaan kepada Tuhan . setia berarti tidak mementingkan urusan pribadi

sehingga mengorbankan kebenaran Firman Tuhan hanya demi tujuan tertentu,

walaupun itu kelihatan baik tapi tidak sesuai Firman Allah.

Iman merupakan relasi hubungan dengan Tuhan. sebagai orang-orang

yang percaya, setiap dalam pengambilan keputusan, pasti didasarkan kepada


15

iman , dengan demikian dapat membedakan mana yang baik dan yang tidak

baik dan yang berkenan kepada Allah.

b. Kepribadian

Bukan iman saja tetapi, kepribadian seseorang juga berpengaruh dalam

pengambilan keputusan etis dalam menghadapi permasalahan , jika seseorang

memiliki temperamaen, contohnya seperti ini: “selesaikan terlebih dahulu”

urusan nya belakangan “ , jelas ini akan berpengaruh besar dalam pengambilan

suatu keputusan.

Akibat kejatuhan manusia yang pertama, maka tabiat dan watak

manusia, juga mengalami kemerosotan. Karena itu, perlu kelahiran kembali

bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana yaitu dari Firman

Allah yang hidup dan yang kekal ( 1 Pet.1:23) dan yang berada dalam Kristus

sebagai ciptaan baru (II Kor. 5:23). Hidup yang lama dan hidup yang baru

sudah datang, maka hal itu akan mempengaruhi dalam mengambil keputusan

etis.

c. Norma-norma

Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat,dan peraturan atau

hukum dari pemerintah dapat berfungsi menuntun supaya untuk bertindak

benar. Karena itu bagaimana harus konsisten dan konsekuen terhadap ajaran

Kristen dalam mengambil sopan santun dan sikap bijaksana. Tetapi prinsipnya

kita harus lebih kuat kepada Tuhan daripada kepada manusia (Kis. 5:29).
16

Namun norma-norma dilingkungan masyarakat dimana masalah

tersebut berada, perlu menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Kasih yang diajarkan oleh Tuhan, bahwa kasih adalah norma yang

universal, yang harus mewarnai seluruh aspek kehidupan umat Kristen,

keputusan yang memperlihatkan warna karna penting sekali kasih itu

mendunia dalam masyarakat.

d. Situasi

Situasi perlu dimengerti supaya dapat menerapkan mana yang baik

dan tidak baik dilakukan. Penilaian yang baik dan yang tidak baik tergantung

pada situasi. Perbuatan yang salah dalam situasi tertentu kadang dibolehkan

dalam situasi yang lain , dengan mengerti situasi yang ada akan memudahkan

untuk bertindak dengan sesuai hehendak Allah.

3. Hubungan Etika Kristen dan ilmu pengetahuan lainya

Etika Kristen juga mempunyai segi-segi yang menyinggung bermacam-


10
macam ilmu pengetahuan lainya. Diantaranya adalah: Etnologi atau

Antropologi kultural ( ilmu-ilmu bangsa-bangsa) dan sosiologi.

10
DR.J. Verkuyul. Etika Kristen, Bagian Umum. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004) hal.14
17

Etnologi juga menyelidiki dan menguraikan. Etnologi, mendata setiap

masyarakat yang masih rendah tingkat pertumbuhanya. Baik dalam bidang

ekonomi, pendidikan dll.

Sosiologi mengadakan penyelidikan juga dalam masyarakat, sosiologi

yang lebih sulit susunanya, bukan menyelidikinya saja,tetapi mengupas sebab-

sebab dan bagaiaman caranya untuk (reintegrasi) di dalam masyarakat.

Di dalam memperhadapkan hukum-hukum Allah dengan kenyataan,

maka Etika seringkali berkaitan dengan kebiasaan, adat istiadat, atau contoh-

contoh dan kebudayaan; tingkah laku manusia yang diselidiki oleh sosiologi

dan Etnologi. Etika tidak terlepas dari penyelidikan-penyelidikan yang ada

didalam masyarakat. Didalam etika sendiri masalah utama bukanlah

bagaimana orang harus hidup dan berbuat secara perseorangan dan bersama-

bersama di dalam hubungan-hubungan kemasyarakatan , tetapi masalahnya

ialah: bagaimana seharusnya orang menjalani hidupnya, dan artinya didalam

sesuatu masyarakat, bahwa” jadi siapa didalam Kristus ,ia adalah ciptaan baru

“ yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” ( Mat.2

Kor 5:17).

Dalam Ilmu sosiologi dan Etnologi, tentang hubungan kemasyarakatan

yakni yang menyelidiki tingkah laku dan budaya manusia didalam masyarakat.

Di dalam ilmu lainya sejauh ini tidak disinggung secara ekplisit mengenai,

bagaimana menerapkan tentang hak dan kewajiban suami istri dalam

masyarakat.
18

Etika Kristen mempunyai banyak segi-segi yang disinggung.

Bagaimana etika dalam masyarakat, baik itu dari segi ekonomi, budaya, Adat-

istiadat yang didalamnya mengandung kekeluargaan, yang menyangkut

kehidupan bermasyarakat. Dimana , ajaran tentang nilai-nilai kesusilaan,

ajaran tentang kebajikan, Kristen, kewajiban-kewajiban orang Kristen. Dengan

adanya bermacam-macamnya hubungan dengan manusia dan didalamnya

berbagai lapangan hidup, dimana manusia bertindak.

a. Hubungan antara Etika Kristen Teologis dan Etika di dalam agama-

agama lain

Didalam buku-buku Etika Kristen yang ditulis di dunia barat, etika

Kristen diperhadapkan kepada etika di dalam agama-agama lain.

Di dalam masyarakat Indonesia, dimana gereja hidup dan bekerja,

adanya pengaruh-pengaruh agama-agama mempunyai kedudukan yang lebih

tinggi, contohnya pengaruh moral. Hindu dan moral Budha tidak bisa disangkal

lagi.Walaupun di Indonesia tidak banyak penganut-penganut agama Hindu

yang sadar. Namun pengaruh-pengaruh agama Hindu dan Budha masih ada

bekas-bekasnya.

b. Dasar Etika Kristen

Etika Kristen didasari dengan Firman Allah, baik itu dalam setiap

tingkah laku atau aspek 11kehidupan. Dalam mencapai tahap-tahap untuk bisa

11
.Alkitab (LAI), Jakarta, 1992.
19

mewujudkan hak-hak dan sebagaimana mestinya harus didasari semuanya

dengan Firman Allah maka dalam keluarga pasti ada perbedaanya, antara

keluarga yang didasari dengan Firman Allah, dengan keluarga yang tidak

didasari dengan Firman Allah.

Dalam pernikahan, tidak terlepas yang namanya hak dan kewajiban,

kedua belah pihak. Untuk memenuhi hak dan kewajiban kalau tidak didasarkan

dengan Firman Allah maka tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain dan bagi

keluarga.

B. PERANAN ETIKA KRISTEN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN

Berbicara mengenai peranan etika Kristen mengenai hak dan kewajiban

dalam hubungan suami dan istri, etika Kristen menjelaskan adalah bersifat

universal dan juga kontekstual. Etika Kristen merupakan sesuatu terbuka dan

dinamis yang bergerak dalam ruang dan waktu,. Maksudnya ialah adanya

analisis etis yang harus ada merupakan suatu interaksi antara disiplin ilmu,

dengan konteks budaya sekitar, berorientasi dalam masalah-masalah konkrit

dan peka terhadap perkembangan serta kecenderungan yang mutahir.

Dasar Etika Kristen adalah iman kristiani, iman Kristiani inilah yang

akan dipakai untuk menjadi asumsi dasar dalam melakukan penilaian etis.

Etika harus memakai penalaran yang bersifat objektif dan rasional. Objektif

dan rasional disini berarti etika Kristen dapat disajikan sedemikian rupa selama

bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang.


20

Analisa etika Kristen menunjukan dengan perlahan kesadaran akan

kesulitan membuat perbedaan antara tingkah laku orang kristen dengan orang

yang di luar Kristen.

1. Kekhasan Etika Kristen

Semua etika yang ada di dunia ini memiliki tujuan yang sejajar yaitu

membimbing orang menuju kehidupan yang layak. Hal yang berbeda antara

orang Kristen dengan etika sekuler adalah persoalan pada pokoknya. Pada

etika sekuler yang menjadi persoalan pokoknya adalah untuk mencari tahu arti

kehidupan yang baik, tetapi tanpa melibatkan Tuhan dalam kehidupan mereka,

bagaimana hal yang harus dilakukan untuk mencapai kehidupan apa yang

harus dilakukan sebagai pengikut Kristus dan bagaimana menjalankan

kehidupan yang layak bagi Yesus.

Etika Kristen didasari dengan iman kepada Yesus Kristus.orang harus

percaya terlebih dahulu kepada Kristus maka kehidupannya etika Kristen ada

dalam hidup orang Kristen tersbut etika Kristen adalah salah satu ungkapan

Refleksi Teologis seseorang dan menerima dan percaya kepada Yesus dengan

menjalankan kehidupan yang kekal. Pribadi Yesus dikenal dengan pribadi

yang penuh kasih, adil, taat, penuh sabar. Pribadi Yesus bukan hanya oleh

daya tariknya,tetapi oleh pengarahan praktis. Melalui pribadi Kristua orang

mendapat figur yang cocok untuk dijadikan contoh.etika Kirsten tidak pernah

berhenti kepada suatu pemahaman. Ia tidak pernah menilai orang dari posisi

negatif dan positifnya saja. Ia selalu mengikuti perkembangan yang ada.


21

II. Peranan Hak

Dalam konteks relasi untuk mewujudkan sebagai warga masyarakat

dalam lingkup terkecil adalah keluarga. Dimana hak sebagai warga setempat

harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat. Seperti halnya

juga dalam keluarga,

Dalam keluarga, masing-masing keluarga yang lebih dominan dalam

mengurusi keluarga, mengatur dalam rumah tangga adalah kepala keluarga

(suami/ laki-laki). Baik dari hal materi,membiayai anak-anak dalam


12
pendidikan,dll. ketika seseorang mengemban hak, maka hak itu akan

berjalan dengan semestinya dan tanpa dibatasi beberapa pihak, khususnya

dalam hak nya, suami maupun istri.

III. Peranan kewajiban

Berbicara mengenai kewajiban, sesuatu yang diwajibkan atau sesuatu

yang harus dilaksanakan, keharusan dan bertanggung jawab penuh. Hak dan

kewajiban tidak saling terpisah tetapi saling berkaitan, dimana ada hak

didalamnya mempunyai kewajiban untuk melaksanakan hak-haknya.

Dengan beberapa penjelasan diatas maka, peranan etika Kristen tentang

hak dan kewajiban, tidak terlepas dari Firman Allah , ketika seseorang sudah

mengenal Kristus, maka akan dijunjung tinggi apa yang dikatakan mengenai

hak dan kewajiban yang seharusnya, khususnya dalam hubungan suami istri

a. Peranan suami dalam keluarga

12
.http// hak. www.com.
22

Kasih adalah tema dan perintah yang utama ketika dalam perjanjian

Baru, berbicara 13mengenai hubungan suami dan istri ( Ef. 5:25, 28, 33.; Kol.

3:19). Tuhna sendiri, perhatianya dan kasihnya terhadap gereja digunakan

sebagai contoh tentang kasih yang diharapkan dari seorang suami .( 1 Pet. 3:1-

7)mengunakan kata-kata kunci “memeperhatikan”, “hormat”, dan “ahli waris”

mengambarkan mutualitas dalam hubungan pernikahaan. Peran yang Allah

inginkan adalah bagaimana ia menjadi seorang pemimpin dalam keluarganya.

R.Lewis dan W. Hendricks mengartikan peran suami dalam ajaran-

ajaran Rasul sebagai tanggung jawab bukan pangkat;pengorbanan bukan

mementingkan diri sendiri, kewajiban bukan menguasai. Dimana sesorang

suami, dalam mengejar suatu hubungan yang memuaskan dengan istrinya

memberikan “perhatian pokok” untuk memenuhi kebutuhan istrinya, seperti

rasa kebersamaan,rasa aman,( 1 Tim 5:8), dan rasa berarti.

b. Peranan istri dalam keluarga

Peranan Alkitabiah dari seorang istri sebagai tanggapan terhadap

kepemimpinan yang penuh kasih dari suaminya adalah sikap tunduk

pasangan suami dan istri , posisinya dihadapan Allah adalah

sama,Tunduk berarti menyerahkan haknya sendiri. Kata “taat” tidak muncul

dalam alkitab berhubungan dengan istri tetapi berhubungan dengan anak-anak (

Ef. 6:1), dan budak-budak ( 6:5). Maka kata “taat” tidak masuk dalam

13
. Wiliam Bleake.( Veritas. Jurnal theologia dan pelayanan), vol. 6, malang.April,
2005.hal.94
23

dinamika saling tunduk dari persaingan satu daging, disini “tunduk”

memberikan peran penuh pada suami.

C. PANDANGAN ETIKA KRISTEN TERHADAP HAK DAN

KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI

Hak dan kewajiban suami dan istri dalam keluarga rumah tangga demi

kebahagiaan lahir dan batin tidaklah mudah untuk membentuk keluarga yang

damai,aman,bahagia sejahtera.diperlukan pengorbanan serta tanggung jawab

dari masing-masing pihak dalam menjalankan peran dalam keluarga. rasa cinta,

hormat,setia saling mengharagai dan lain sebagainya, merupakan hal yang

wajib yang perlu dibina baik suami mupun istri. Dengan pengetahuan dan

memeahami hak dan kewajiban suami dan istri yang baik diharapkan dapat

mempermudah kehidupan rumah tangga yang dibina dan berdasarkan ajaran

Firman Tuhan .

Secara umum akan dijelaskan bagaimana seharusnya hak dan

kewajiban suami dan istri yang baik.

D. PENGERTIAN HAK DAN KEWAJIBAN

Dalam pembahasaan dibawah ini akan dijelaskan mengenai, hak/ham

manusia, yang melekat pada diri manusia sejak lahir yang berlaku seumur

hidup dan tidak diganggu gugat siapapun. Di sini ada beberapa bagian

mengenai hak.
24

Hak dalam kamus bahasa Indonesia adalah; milik, kepunyaan,

wewenang. Hak memperoleh dengan jangka yang berlaku maksudnya, berlaku

dalam keluarga, hak, untuk menjadi kepala keluarga atau yang menjadi ibu

rumah tangga. Selama, menjadi bagian keluarga itu, berhak bai memenuhi

secara material maupun emosional.

Kewajiban sendiri mempunyai makna bagaimana harus memenuhi kewajiban

sedangkan, kewajiban sendiri harus dilaksanakan dan tidak boleh tidak di

laksanakan atau (keharusan). Mempunyai kewajiban atau bertanggung jawab,

khususnya dalam rumah tangga , sesuatu yang diwajibkan atau sesuatu di

haruskan tanggung jawab yang diemban.

1. Hak suami dan istri

suami adalah kepala keluargga,dan menjadi panutan bagi keluarga, suami

berhak untuk mengendalikan keluarganya, bukan hanya menafkahi keluarga

saja, tetapi bisa menjadi pelindung bagi keluarga nya dan sebagai isteri, isteri

mendapat perlakuan yang wajar dari suami. diantaranya ada beberapa hak

suami dan hak istri.

a. Hak suami

- Menjadikan istrinya (“sahabatnya”)

- Mendengarkan/menghargai

- Bertukar pendapat/bercakap-cakap

- Luangkan waktu (untuk membahas hal-hal yang penting)


25

-Memberi prioritas lebih kepada keluarga /(istri)

- Kelembutan meminta maaf

- Hangat (kasih tanpa syarat)

- Kejujuran

- Dekat kepada Tuhan

- Bisa Kuat dalam situasi (menunjukan sebagai kepala keluarga yang

bertanggung jawab)

- Mendapatkan support dari isteri,mendidik anak,menjalankan urusan rumah

tangga,melayani suami

- Mendapatkan pelayanan lahir dan batin dari isteri

- Menjadi pemimpin, pembimbing dan pemelihara keluarga dengan penuh

tanggung jawab demi kelangsunggan dan kesejahteraan keluarga

b. Hak istri

-Istri sebagai penolong (Kej. 2:18)

-dinomor satukan

-dikasihi

-dihormati
26

-dihargai (merasa berarti bila dihargai)

-dipuji

-dilindungi

-dimotifasi

-dijamin akan kehidupanya

-mendapat lnafkah lahir dan batin dari suami

-diperlakukan selayaknya,tanpa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

-mendapatkan penjagaan, perlindungan, dan perhatian suami agar tidak terjadi

hal-hal yang buruk

-dicintai

III. Hak suami dan isteri

-mendapat ‘kedudukan dan hak’ yang sama dan seimbang dalam keluarga dan

masyarakat

-berhak diakui sebagai suami maupun isteri dan telah menikah jika menikah

dengan sah sesuai hokum yang berlaku

-berhak memiliki keturunan langgsung anak kandung dari hubungan suami

isteri

-berhak mengurus surat KK


27

-saling mengasihi satu dengan yang lain

Saat ini, pernikahan telah berbelok menjauh dari kerangka tanggung jawab

dan hak. (1 Korintus, 7:3) menuju kemungkinan yang sangat besar adalah

hanya pemuasan pada diri sendiri (pribadi), tidak mementingkan tanggung

jawab yang diemban, dan haknya sebagai suami maupun isteri. Sehingga,

kebahagiaan dalam rumah tangga diangap gampang dilakukan tetapi, pada

kenyataannya tidak diterapkan.

2. Kewajiban suami dan istri

Dalam kamus Bahasa Indonesia, kewajiban mempunyai arti, dimana

harus dilakukan atau tidak boleh tidak dilaksanakan karena (sudah merupakan

bagian nya).

Disini juga akan dijelaskan beberapa kewajiban-kewajiban suami dan

istri. 3:59). Antara lain,Penundukan diri, /istri kepada suami artinya istri

menghormati dan menghargai mengasihi tubuhnya sendiri? Barang siapa

mengasihi suami sebagai kepala keluarga dan teman hidup di hadapan Allah

(Efesus 5:22, 33). Tingkah laku, tindakan, ucapan dan karakter seorang istri

harus mencerminkan rasa hormat kepada suami. Bukan hanya itu tetapi,

mencerminkan karakter Kristus dan bisa menjadi istri yang takut akan Allah,

ketika seorang istri takut akan Allah maka otomatis akan berdampak kepada
28

suaminya dengan cara dia bisa menjadi istri yang baik dan tunduk kepada

suaminya.

a. Kewajiban isteri

-Mendidik anak dengan baik dan penuh tanggung jawab sesuai Firman Tuhan

-menghormati serta mentaati suami dalam batas yang wajar

-menjaga kehormatan keluarga

-mengatur dan mengurus rumah tangga keluarga demi kesejahteraan dan

kebahagiaan keluarga

-Saling mencintai,menghormati

-memiliki tempat tinggal yang tepatyang ditentukan oleh kedua belah pihak

-melakukan musyawarah dalam menyelesaikan problem dalam keluarga tanpa

emosi

-menerima kelebihan dan kekurangan pasangan

-menghargai keluarga dari dua belah pihak, dan kesepakatan bersama (orang

tua ku, adalah orang tua mu juga)

-saling setia dan menghargai

-tidak menyebarkan aib keluarga


29

a. Kewajiban suami

- tempat perlidungan isteri dan anak-anak

- kewajiban dalam rumah ( Kepala keluarga,suami, ayah )

- menafkahi keluarga agar terpenuhi sandang pangan dan papan

-membantu isteri dalam mengurus anak

-siaga/siap antar jaga ketika isteri sedang mengandung/hamil

-Saling menerima satu dengan yang lain ( dihhargai dan dihormati )

- memberi kebutuhan pada isteri

- melayani isteri

-menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan tidak sewenang-wenang

-memberi kebebesan berpikir,pendapat,bagi para isteri, sesuai dengan Firman

Allah.

3. Hak dan kewajiban suami - isteri

a. Hak dan kewajiban suami

Suami-suami harus hidup bijaksana dengan istri sebagai kaum yang lemah,

menghormati para istri sebagai teman hidup dalam kasih supaya doa-doa para

suami pun tidak terhalang ( 1 Petrus 3:7). Seorang suami harus mengasihi

istrinya di hadapan Allah seperti dia


30

mengasihi tubuhnya sendiri. Karena kalau suami adalah kepala, istri adalah

tubuhnya maka hubungan Allah dengan keluarga seperti jemaat dengan Allah.

Manusia adalah ciptaan Allah yang serupa dan segambar dengan-Nya

dan dibentuk dengan tangan-Nya sendiri dari tanah ( Kejadian 1:27). Allah

menciptakan Adam dan Hawa agar mereka dapat hidup di taman dan

melakukan kehendak Allah. Allah memberikan Hawa kepada Adam agar Adam

memperoleh penolong hidup ( Kejadian 2:18-2

Wanita dalam kehidupan ini mempunyai tujuan, hak dan kewajiban

yang telah Tuhan tetapkan dari semula.

Dalam 1 Petrus 3:1-7 dijabarkan tentang bagaimana hubungan suami

dan istri. Penundukan diri seorang isteri kepada suaminya yang belum percaya

kepada Allah, dapat membuat suaminya menjadi percaya melalui sikap dan

perbuatan isteri yang mencerminkan sebagai orang percaya. Namun maksud

penundukan diri dalam Alkitab ini bukan berarti wanita selalu tunduk pada

segala perlakuan suami. Bukan juga suami semaunya dan seenaknya

memperlakukan istri, atau menghukumnya dengan pukulan saat istri

melakukan kesalahan terhadap suami ( mengasihi dirinya sendir). Tidak ada

orang yang membenci tubuhnya sendiri. Mengasihi istri sama artinya

mengasuhnya dan merawatnya (Efesus 5:25, 28-29).begitu juga, dia suami

memperlakukan istrinya dalam rumah tangga, seperti ia memperlakukan

tubuhnya sendiri.

b. Hak dan kewajiban isteri


31

Hak ;

-Dinafkahi

-Diberi perlindungan

- atau dihormati

- Kebutuhan yang dipenuhi

Kewajiban;

-sebagai isteri, taat kepada suami dan tidak memerintah suami (1Tim.11-12)14

-tunduk kepada suami (Ef. 5:24)

-isteri sebagai teladan dalam perbuatan dan, tingkah laku yang baik.

-mendidik anak-anak dalam iman kasih dan pengudusan (1 Tim.2:8-15).

4. Hak Dan Kewajiban Suami Dan Isteri Yang Hakiki

Didalam keluarga tidaklah mudah untuk mewujudkan apa yang

diinginkan oleh keluarga, itu membutuhkan pengorbanan, saling mengasihi,

menerima dalam kelebihan dan kekurangan.

Bagaimana sebagai keluarga Kristen yang bertanggung jawab atas keluarganya

dan memberikan apa yang terbaik dalam keluarganya.

-Saling menerima satu dengan yang lain


-Saling memberi ( dalam masalah keuangan , tidak berjalan dengan sendiri-

sendirinya melainkan saling memberi.

14
Lucky sariowan, keluarga Kristen yang kuat. 2008.
32

-Seimbang dalam hal apapun

E. AKIBAT TIDAK MELAKSANAKAN HAK DAN KEWAJIBAN

Tidaklah mudah untuk membentuk keluarga yang damai, aman,

bahagia, sejahtera. Diperlukan pengorbanan dan tanggung jawab dalam

masing-masing pihak dalam menjalankan peran dalam keluarga. Rasa cinta

aman, hormat, setia dan saling menghargai perlu dibina baik dari isteri dan

suami. Tetapi kenyataannya banyak keluarga yang tidak melaksanakan

tanggung jawabnya dalam keluarga akan mengalami bebagai macam masalah

dalam keluarga diantaranya adalah.


Kasih mula-mula yang telah menjadi dingin, mengakibatkan tidak

terjadinya hak dan kewajiban suami isteri.


I. Tidak Harmonis
Setiap keluarga menginginkan keluarga dapat berjalan degan

penuh kebahagiaan yang didambakan. Tetapi semua ini tidak datang begitu

saja, melainkan anggota keluarga harus saling mewujudkan dan mendukung

serta saling menolong karena dengan demikian maka mereka akan saling

mengisi. Sehingga suami dan isteri dapat saling mendukung dan

keharmonisanpun ada, karena mampu mengatasi masalah secara bersama-

sama.
II. Salah paham
Dalam keluarga tidak lepas dari salah paham, baik dalam

masalah kecil maupun besar. Jika terjadi kesalah pahaman berbicaralah dari

hati ke hati dari suami dan isteri sehingga mereka akan saling memahami.
III. Pertengkaran
Kesalahan kecil dapat mengakibatkan pertengkaran jika tidak diatasi maka

bisa berakibat sangat besar. Pertengkaran memang masalah yang sering terjadi

tetapi jangan sampai mengakibatkan keretakan bahkan saling melukai


33

pasangan sehingga sulit untuk dipulihkan. Setiap pertengkaran ada

penyebabnya, yang lebih penting ialah menyelasaikan apa yang menjadi

akibatnya mencari akar permasalahan, dan ketika sudah ketemu

dikomunikasikan dan mempunyai kerendahan hati untuk bisa saling

memaafkan dan berusaha tidak melakukan kesalahan yang sama.

F. PERKAWINAN DIPANDANG DARI SUDUT THEOLOGIS

Pernikahan dan kehidupan keluarga diera globalisasi sangat penting


15
untuk dipahami menurut nilai-nilai Kristiani. Hal ini disebabkan karena

globalisasi ditandai dengan suatu situasi peerjumpaan dan mungkin juga

pembaruan lintas banggsa. Perjumpaan dan pembaruan itu membawa dampak,

fositif dan negatif.

Dampak fositif nya adalah kalau tekanan pada segi perjumpaan budaya secara

setara sehingga dapat saling memberikan nilai-nialai yang baik, seperti kasih,

keadilan, dan kebenaran, maka orang bisa hidup lebih leluasa dan universal.

Dampak negatifnya adalah kalau tekanan pada pembaruan pada

budaya. Akan terjadi ketidak 16seimbangan karena ada budaya yang mungkin

dominan. Misalnya, budaya barat, yang umum dan rasionalistik dan pragmatis,

akan mendominasi budaya timur yang terkesan kaku. Budaya barat lebih

menonjol dalam hal berpakaian dan dalam pola konsumsi gaya barat sangat

cepat dicontoh anak muda dan orang yang sudah dewasa.

15
.Dr.Robert p.Borrong. (Etika seksual kontemporer) Ink. Media.Bandung. hal.14.
16
Pdt.Ir.Jarot Wijanarko (Pernikahaan) Suara pemulihan. Jakarta. Hal.33
34

Bagi banyak anak muda yang kurang dewasa, ikut-ikutan dapat menimbulkan

nilai-nilai budaya barat akan mendominasi gaya dan pola hidup mereka.

Misalnya saja, dalam hal pergaulan orang muda, gampang sekali meniru pola

hidup bersama tanpa menikah, padahal pola hidup demikian tidak sesuai

dengan nilai budayan Timur dan nilai Kristiani.untuk sekedar diketahui,

walaupun dunia Barat dipandang mewakili dunia Kristen, gaya mereka hampir

tidak diserapi nilai-nilai Kristiani.

Gaya hidup bersama tanpa nikah misalnya, merupakan buah dari

rasionalisme dan materialisme orang Barat yang menggangap soal

perkawinan sebagai suatu kebutuhan berdasarkan logika sosial,

antropologis,dan biologis.Bukan perilaku yang dibenarkan secara teologis.

Pemahaman pernikahaan menurut Etika Kristen berdasarkan

Internalisasi, nilai-nilai Firman Tuhan dan tradisi Kristen tentang makna

pernikahaan. Yang saya maksud dan tradisi Kristen adalah paham protesten

tentang perkawinan, bukan sakramen tetapi suatu ikatan rohaniah antara pria

dan wanita yang menikah, pernikahaan lebih dari sekedar institut sosial karena,

pernikahaan menjadi simbol antara hubungan Allah dengan gerejan-Nya

(jemaat-Nya).

1. Pengertian Pernikahaan Kristen

Pernikahaan adalah merupkan suatu istilah yang sering didengar dan

dibaca dalam media masa. Tetapa kalau ditanya apa yang dimaksud dengan

istilah tersebut, maka orang berpikir lebih dahulu untuk mendapat

formulasinya, walaupun sebenarnya apa yang dimaksud dengan istilah


35

pernikahaan telah ada dalam pikiran dengan jelas. Yang dimaksud dengan

pernikahaan dalam kamus bahasa Indonesia17, kawin adalah perjodohan laki-

laki dengan perempuan menjadi suami-istri, ;nikah perkawinan - pernikahaan.

Ini berarti bahwa pernikahaan adalah bersatunya dua orang suami istri yang sah

dalam hukum dan agama. Setelah mengetahui pengertian dan apa yang

dimaksud dengan pernikahaan, maka yang dimaksud pernikahaan Kristen

menurut Tulus Tu’u dalam bukunya Etika dan pendidikan Seksual, pernikahaan

Kristen adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang

perempuan sebagai suami-istri, yang didasari iman kepada Yesus

Kristus.Perrnikahaan itu berpusat pada Kristus. Kristus adalah Tuhan atas

pernikahaan itu.18

2. Tujuan pernikahan Kristen


Pernikahan adalah suatu lembaga yang diciptakan oleh Allah.

Sejak awal Allah telah menempatkan laki-laki dan perempuan bersama. Dalam

pernikahan, laki-laki dan perempuan saling menjadi bagian diantaranya satu

dengan yang lain. Pernikahan merupakan hubungan perjanjian yang melibatkan

Allah. Satu dari banyak hal yang diperlukan untuk membuat keputusan yang

menyangkut pernikahan adalah bahwa pernikahaan bersifat seumur hidup.19


Pernikahaan Kristen adalah pernikahaan yang didasrkan pada iman

Kristen, yaitu iman kepada Allah Tritunggal. Firman Alah memuat prinsip-

prinsip dasar bagaiman membuat sesuatu kehidupan pernikahaan yang

berhasil. Firman Allah dengan jelas menjelaskan tentang penciptaan laki-laki

dan perempuan yaitu, Tuhan Allah berfirman: Tidak baik kalau manusia

17
.Poerwadarminta, Kamus besar Bahasa Indonesia( Jakarta,Balai Pustaka,t.th),hal.425
18
.Tulus Tu’u, Etika dan Pendidikan Seksual, (Banduna;Yayasan Kalam Hidup,2000), hal.48
19
.Billy Daugherty, Pernikahaan yang kokoh, (Jakarta; Yasyasan media Buana Indonesia,
2001).hal.34
36

seorang diri. Aku akan menjadikan penolong baginya yang sepadan dengan dia.
20

Pada saat Allah mempersatukan laki-laki dan perempuan secara

bersama-sama di dalam apa yang dapat dikatakan penikahan yang pertama kali

di dunia, maka Adam segera mengenali Hawa sebagai bagian yang sangat

diperlukan dalam kebahagiaan Adam.


Pernikahaan adalah bagian dari rencana Allah bagi umat

manusia.pikiran tentang pernikahaan ialah saling menolong dan

berkembangnya umat manusia didalam satu ikatan yang hanya dapat

diputuskan dengan maut yaitu kematian istri atau suami.21


Berbicara mengenai masalah pernikahaan merupakan sesuatu yang

tidak mudah untuk dihadapi, karena masing-masing suami maupun istri akan

mempunyai tujuan masing-masing dalam mencapai pernikahaan kemungkinan

besar akan banyak sekali perbedaan yang akan dihadapi saat menjalani

pernikahan itu. Dalam tujuan pernikahaan, harus ada saling mempersatukan

tujuan supaya akan dicapi pernikahan itu. Tujuan yang sama dalam pernikahan

harus sama-sama diresapi masing-masing keduabelah pihak maka akan dicapai

bersama-bersama, bukan hanya dicapai oleh istri atau oleh suami saja. Oleh

karena itu, tujuan merupakan suatu titik tujuan bersama yang akan diusahakan

untuk dapat dicapai bersama-sama baik istri maupaun suami.


Dengan demikian tujuan dari pernikahan adalah untuk membentuk

keluarga yng bahagia dan juga bersifat kekal.karena pernikahaan berlangsung

untuk seumur hidup dan untuk selama-lamanya.


Banyak orang berpikir bahwa pernikahan itu adalah sesuatu yang

alamiah saja, sesuatu,suatu kodrat saja.sebagian pendapat itu benar. Kalau laki-

20
.Kejadian 2:18
21
Keneneti Barney, Rumah tangga Kristen,(Malang; Gandum Mas, 1977), hal.8
37

laki atau perempuan sudah merasa cukup umur, tentu mereka akan memikirkan

tentang pasangan hidup dan menikah. Tetapi ada laki-laki atu perempuan yang

tidak menikah hanya alasan kodrat saja.didalam Alkitab, pernikahan

mempunyai tujuan dalam rencana Allah. Itu sebabnya pernikahaan itu harus

didasari dengan cinta, kasih, itu juga mengapa tidak semua orang harus

menikah ( Mat.19:12). Jelaslah bahwa pernikahaan mempunyai tujuanya dan

itu harus diperhatikan supaya orang tidak menikah hanya kodrat dan hukum

alam, melainkan supaya ia menikah karena kasih karunia Tuhan.


Dalam Kejadian 1:22, manusia yang pertama diperintahkan untuk

melanjutkan 22kehidupan dengan memerintahkan mereka beranak cucu.

Pasangan yang menikah harus menyadari mereka mengemban tugas yang suci

untuk melanjutkan karya Allah. Menciptakan generasi penerus, seperti yang

terdapat dalam Kejadian 1:28. Hal itu bagian dari pernikahan.


Dalam suatu hubungan dimana terdapat keluarga yang

mempunyai kesatuan dagiang ( Kej 2:24), adalah kesatuan jiwa raga, kesatuan

dalam keluarga bukan hanya sekedar hubungan seksualitas,tetapi menyatunya

dua insan secara eksklusif dalam segala hal. Maka kesatuan dalam pernikahaan

itu tidak seperti arisan atau suatu organisasi lainya. Kesatuan itu adalah

kesatuan yang tidak menyimpang rahasia terhadap pasangan hidup. Didalam

kesatuan itu, setiap pasangan menjadi dewasa, karena mampu mencintai dan

dicintai dsb.
Lihatlah, betapa sebaiknya pasangan yang akan menikah dibantu

oleh sanak-saudaranya mempersiapkan segala sesuatu yang akan mendukung

acara pernikahaan yang akan dilangsungkan segala dana, tenaga, waktu yang

terkuras untuk merayakan pernikahaan dengan sebaik-baiknya perayaan yang


22
.Dr.Robert p.Borrong. (Etika seksualitas Kontenporer) Ink.Media.hal.17
38

bersifat “ritual’ seperti digereja akan segera berlalu, tetapi seberapa banyak

pasangan-pasangan yang masih menikmati perayaan nikah itu setiap hari,

sesudah acara di gereja dan resepsi nikah?


Ada faktor-faktor yang jauh lebih penting dan berguna dibandingkan

acara-acara yang di langgsungkan, yakni memahami dengan baik dan jelas

hakekat dan tujuan pernikahaan Kristen . Hakikat pernikahan itu sendiri adalah

komitmen total dari dua orang yang dihadapan Tuhan dan sesama. Pernikahan

yang baik didasarkan, kesadaran bahwa pernikahan ini kemitraan yang Mutlak

a. Pernikahan adalah suatu perjanjian ( Convenant )

Di dalam suatu pernikahan,secara simbolis pasangan yang menikah

mengucapkan janji nikah di Gereja. Secara sederhana, perjanjian adalah suatu

persetujuan antara dua atau lebih Individu atau kelompok. Menurut Balswick.

Ada tiga hal yang dapat dipelajari dari perjanjian yang Allah tetapkan itu.
Pertama: perjanjian itu sepenuhnya merupakan tindakan Allah bukan sesuatu

yang bersifat Kontrak. Komitmen Allah ini akan tetap berlangsung, tidak

tergantung pada manusia.


Kedua: Allah menghendaki Respon manusia
Namun ini bukan berarti perjanjian bersifat Kondisional. Perjanjian itu tetap

menjadi suatu perjanjian yang kekal. Terlepas dari apakah umat Tuhan

melakukan atau tidak. Dan Allah memberi kebesaran kepada manusia memilih

atau menolak untuk hidup dalam perjanjian itu.

Menurut R. C.Sproul, pernikahan bukanlah hasil dari perkembangan

kebudayaan manusia. John Stoott, perkawinan bukanlah temuan manusia,

tetapi gagasan Allah perkawinan sudah ditetapkan Allah sebelum kejatuhan

manusia kedalam dosa.


39

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap dalam

pengambilan keputusan harus melibatkan Allah. Sebab pernikahan diikat oleh

komitmen seumur hidup,sebab perjanjian itu bukan kepada manusia tetapi

kepada Allah. Dengan memahami pernikahan adalah suatu ikatan perjanjian

dengan Allah maka setiap pasangan yang sudah menikah ( suami-istri )

disadarkan dan senantiasa bergantung kepada Allah dalam menjalani roda

pernikahan.

Alkitab menjelaskan bahwa suami istri adalah orang-orang yang

sederajat dihadapan Allah. Keduanya diselamatkan dari dosa mereka oleh

Yesus ( kej.1:28;Galatia 3:28;kol.3:10-11). Bersama-sama mereka menerima

karunia dan berkat Allah untuk pernikahan mereka ( Rom.4:18-21;I Pet.3:5-7).

Ketika mereka bersatu dan menikah mereka mempunyai kewajiban, meskipun

mereka mungkin memiliki kemampuan yang bermacam-macam untuk

melaksanakan berbagai tanggung jawab yang ditanggung bersama-sama.

b. Komitmen dalam pernikahan

Menjadi satu dengan istrinya berarti menjadi satu kesatuan dalam setiap

aspek kehidupanya. Inilah arti dari pernikahan sesungguhnya penyerahan satu

sama lainya seumur hidup (komitmen). Suami dan istri yang sudah dewasa

yang mengambil keputusan untuk hidup bersama, bahkan meleburkan diri dari

suatu kesatuan intim yang disebut Alkitab sebagai hal yang mulia

(Mal.2:15;bdk. Am.18:22;Ibr. 13:4).


40

Allah yang telah mempersatukan suami dan istri tidak ingin kesatuan

itu dipisahkan. Jadi penyatuan itu itu bersifat permanen. Allah menghendaki

keturunan ilahi (anak-anak yang takut Tuhan). yang dihasilkan oleh suami dan

istri yang telah Allah persatukan.

Tuhan tidak suka akan segala penyelewengan, penghianatan, dan

perbuatan yang tidak setia kepada Allah. Pasangan nikah yang sah. Tuhan

membenci perceraian dan tidak menginginkan kekerasan terjadi di dalam

keluarga . surat cerai diberikan kepada jaman musa karena kedegilan hati

bangsa Israel (Ul.24:1).23

c. Berkat Allah dalam Pernikahaan

Tujuan pernikahan adalah memberkati dengan menghasilkan keturunan

(Kej.1:28; 9:1).berkat Allah dalam rumah tangga baru dibangun sangatlah

penting, namun banyak pasangan yang kurang menghargai gal ini, bahkan ada

ynng sudah hidup sebagai suami-istri sebelum menerima pemberkatan karena

merasa pernikahaan mereka sudah sah setelah diputuskan secara

hokum.padahal, Tuhanlah yangmenjadi saksi pernikahaan manusia, jadi

pernikahaan manusia sesungguhnya baru sah di mata tuhan bila Tuhan sendiri

yang menyaksikanya (Mal.2:14).

d. Keterbukaan dalam Pernikahaan

Dalam hubungan suami-istri diperlukan keterbukaan total, tidak boleh

ada masalah yng ditutupi, baik secar fisik,emosi,ataupun rohani. Pernikahaan

23
. J.I. Packer, merill C. White, Jr.( Almanac Ensiklopedi Fakta Alkitab. Bible -2).(Yayasan
penerbit Gandum Mas, Malang. Hal.887
41

yang kokoh, terdiri dari suami-istri yang selalu terbuka pada pertobatan ketika

mereka mengenali kebutuhan untuk membereskan dosa (Kej.2:25). Kalimat

“keduanya telanjang” menunjukan bahwa tidak ada satupun yang tertutup

dalam hubungan suami- istri, baik persoalan yang terjadi pada masa lalu,

sekarang,ataupun rencana dimasa yang akan datang.

e. Komitmen rohani dalam pernikahaan

komitmen rohani dalam adalah syarat syarat mutlak kebahagian suatu

keluarga Kristen,karena melalui komitmen rohani manusia dapat memperoleh

“citra” Allah yang telah rusak sebagai akibat dosa kedalam keluarga. Ketika

suami-istri mempunyai hubungan baik dengan Allah dan memiliki

persahabatan yang kokoh dengan Tuhan. sementara pasangan sedang

memperjuangkan pernikahaan, ada pribadi lain juga yang berkepentingan

untuk menyelamatkan pernikahaan tersebut secara menyeluruh (Kej. 3:8-10).

Sebelum jatuh kedalam dosa, manusia sekeluarga memiliki hubungan

baik dengan Allah, keluarga ini berbagi rasa dengan Allah. Akan tetapi,

keintiman rohani dalam keluarga manusia dengan Allah ini kemudian “rusak”

ketika dosa ini memasuki keluarga ini. Dosa tidak hanya merusak keintiamn

rohani manusia tetapi juga keintiman emosi hubungan suami (Adam), istri

(Hawa).

3. Latar Belakang Pernikahaan Kristen


Dalam pernikahaan, suami maupun istri mempunyai tujuan dalam

pernikahaan seperti yng diuraikan sebelumnya, ada faktor yang mendorong

atau yang melatar belakangi terjadinya pernikahaan itu.


42

Adanya pernikahaan dan keluarga berdasarkan kehendak Allah

menciptakan burung-burung serta mahluk yang hidup, kemudian Allah

menciptakan manusia. Manusia merupakan mahluk yang sempurna

dibandingkan dengan makhluk yang lainya yang diciptakan Allah. Dengan

kelebihan yang ada maka sewajarnya manusia dapat mempergunakan

kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Manusia sebagai mahluk hidup.

Tentunya mempunyai esistensinya sebagai mahluk hidup maupun kebutuhan-

kebutuhan lainya.
Pernikahan merupakan bagian hidup yang amat asasi, karena

disitulah kehidupan manusia diperkembangkan dalam pelbagai segi, baik

kebudayaan, sosial, emosional,moral, religius, dan sebagainya.24

4. Hakekat pernikahaan

Pernikahaan adalah persekutuan seorang laki-laki dengan seorang

perempuan, menurut tata penciptaan:


“ Allah menciptakaan laki-laki dan perempuan “ (Kej.1:22); Allah , perempuan

dari laki-laki dan membawanya kepada laki-laki itu (Kej.2:22). Kemudian

“keduanya menjadi satu daging” …..manusia dan istrinya….(Kej.2:24-

25).Ayat-ayat ini dikutip oleh Tuhan Yesus dalam pengukuhan hakekat

pernikahaan (Mat.19:4-6), itu sebabnya, pernikahaan kristiani adalah sesuatu

yang suci.dari catatan ini ada beberapa hal yang perlu ditekankan pada orang

muda yang mau menikah.

a. Pernikahan Kristen itu menganut monogami

24
.Darmawijaya, mengarungi hidup berkeluarga.(Yogyakarta;Kanesius, 1994),hal.26
43

Asas ini diperkuat oleh pemberitaan perjanjiaan Baru (1Kor 7:2) “ tiap

suami mempunyai istri sendiri dan tiap istrinya sendiri dan tiap suami

mempunyai istrinya sendiri (1 Tim.3:2).

b. Pernikahaan Kristen tidak menerima perkawinan homoseksual


Homoseksual atau lesbian sebagai pernikahaan yang dikehendaki Allah.

Homoseksual ditolak Alkitab karena terkait dengan penyembahaan berhala.

(Ul.23:17-18). Mereka yang menodai pernikahan dengan perzinah akan

dihakimi Allah.( Ib.13:4).

5. Tujuan Pernikahaan

Banyak orang berpikir bahwa pernikahaan itu adalah sesuatu yang

alamiah saja, sesuatu yang sebagian pendapat itu benar. Kalau sudah cukup

umur , tentu ia akan menikah. Tetapi orang tidak menikah karena alasan kodrat.

Didalam Alkitab, pernikahaan mempunyai tujuan dalam dengan rencana Allah.

Itu sebabnya pernikahaan itu harus dilandasi dengan cinta kasih, itu juga

sebabnya mengapa tidak semua orangharus menikah. (Mat.19:12).


Jelaslah bahwa pernikahaan mempunyai tujuanya dan tujuan itu harus

diperhatikan supaya orang tidak menikah sekedar memenuhi kewajiban kodrat

atau hukum alam, melainkan supay ia menikah karena kasih karunia Tuhan dan

mengemban tugas suci untuk melanjutkan karya Allah menciptakaan generasi

penerus. Hal itu menjadi bagian dari pernikahaan.


Cinta adalah anugerah, di dalam pernikahan harus didasari dengan cinta bukan rasa
kasihan… sebelum menikah ujilah dahulu apakah cinta yang ada di dalam hatimu atau….?
Ingat setiap pilihan ada resiko, pilihanmu hari ini menentukan hidupmu hari depan, jadi
mengenai pasangan hidup ada baiknya komunikasi dengan Tuhan karena Dia tahu yang
terbaik dan rencana-Nya adalah Rancangan Damai Sejahtera buatmu (Yer.29:11). Jangan
terlalu memikirkan siapa nantinya pendamping hidupmu tapi prioritaskan Tuhan dalam
hidupmu maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat.6:33).
44

Pernikahan adalah lembaga pertama yang dibuat Allah. Bisa dikatakan pernikahan
adalah lembaga terkecil yang sangat penting. Di dalam pernikahan suami isteri disatukan
tetapi tidak berarti sama. Mereka mempunyai banyak perbedaan, namun dengan adanya
perbedaan itu membuat pasangan suami isteri saling melengkapi. Seperti halnya dengan alat
musik yang berbeda namun ketika dimainkan menghasilkan irama, nada, yang indah.
Demikianlah pernikahan harus seperti itu, bukan perbedaan menjadi salah satu faktor
ketidak cocokan.

G. PERKAWINAN DAN SEKSUALITAS

Dengan jelas Alkitab mengunggkapkan maksud Tuhan untuk

pernikahan. Pernikahan dimaksud 25bahwa pria dan wanita akan menemukan

kepuasan, baik rohani maupun seksual. Hubungan ini rusak oleh kejatuhan

manusia dalam dosa.

Pertama-tama Allah menciptakan sepasang mahluk manusia, laki-laki

dan perempuan. Perintahnya yang pertama kepada mereka ialah, “Beranak

cuculah dan bertambah banyak;penuhilah Bumi” (Kej.1:28).Allah menciptakan

pernikahan, hubungan yang paling mendasar dari hubungan sosial.Allah

menciptakan laki-laki dan perempuan itu menurut gambar dan rupa Allah,

masing-masing dengan perannya dan saling melengkapi.Allah bermaksud

supaya pernikahan menjadi hubungan yang permanen. Dalam pernikahan, dua

pasangan merupakan komitmen perjanjian yang tidak mengikutsertakan semua

orang dalam komitmen. Dengan jelas Tuhan melarangnya putusnya hubungan.


25
. J.I.Packer. Merrill C. Tenney. William White, Jr. Ensiklopedi Fakta Alkitab (Bible Almanac-
2) Gandum Mas.1995-1980. Hal.891
45

Pernikahan ini ketika Ia memberi perintah , “Jangan berrzinah”

(Kel.20:14). Perjanjian Baru meneguhkan kembali keunikan ikatan Pernikahan.

Yesus berkata bahwa seorang pria dan istrinya “Bukanlagi dua melainkan

satu”.

Pernikahan adalah peraturan suci yang ditetapkan oleh Allah sendiri. Dalam

penjelasan-penjelasan di atas, banyak juga disinggung tentang pernikahan.

Dalam pernikahan dalam tata tertib pernikahan itu Tuhan menganugrahkan

persekutuan khusus tentang suami dan istri untuk dijalani bersama sebagai

sumber yang membahagiakan pasangan suami dan istri. Sebutkan saja,

contohnya seksualitas menjadi karunia Tuhan yang suci. Seksualitas adalah

hubungan jiwa raga itu dinyatakan dalam bentuk kerinduan, kasih sayang dan

persetubuhan serta berbagai hubungan lainya., yang dijalani setiap hari.jadi

seksualitas mencakup sentoro kehidupan suami istri termasuk hubungan seks.

Khusus hubungan seks merupakan karuni yang sangat khusus, karena

persekutuan suami dan istri. Mengenai hubungan seks Allah berfirman; “ Tidak

baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong

baginya”, yang sepadan dengan dia( Kej.2;18,24 bdk.Mat. 19;5).

1. SEKS

Etika Kristen, berbicara tentang seks. Tabiat manusia dan etika

kebanyakan adalah 26tentang taat atau tidak pada pertaaturan. Ada pemahaman

26
.Glen H. Stassen, David P Gushee. Etika Kerajaan. Momentum, 2008,Surabaya. hal. 337.
46

tentang suatu makna yang lebih mendalam mengenai tujuan dari hubungan

sebagai saling melayani, saling setia,saling percaya, saling memberi diri. Tetapi

dalam moralitas seksualitas Kristen tradisional benar-benar membawa

perasaan yang indah. Seperti semua yang kebijakan Allah yang lain, moralitas

itu bentuk keindahan dan kemuliaan.

Dengan ringkas tetapi tegas. Alkitab menyatakan bahwa “manusia”

kesatuan “tubuh” dan “jiwa” 27yang tak terpisahkan. Kejadian 2:7 memberikan

kesaksian ,”ketika itulah Allah membentuk manusia itu dari debu dan tanah dan

menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya ; demikianlah manusia itu

menjdi makhluk hidup”.

Artinya, baik tubuh maupun jiwa, keduanya dari Allah.karena itu keduanya

baik mulia, 28kudus. Manusia harus memuliakan Allah dengan segenap jiwa

dan seluruh tubuh. Antropologi semacam ini tentu saja sangat menentukan

pemahaman tentang “seksualitas”. Menurut Alkitab “ seksualitas pada dirinya,

dan pada hakekatnya adalah baik. Baik, seperti ciptaan Allah yang lain,

menurut penilaian Allah “ sungguh amat baik” (Kej. 1:31).tidak kotor,hina.

Sebaliknya ia suci dan mulia.

Pada suatu pihak, kebutuhan seksualitas ditermia sebagai sesuatu yang

alamiah, seperti kebutuhan manusia akan makanan atau minuman seperti

dorongan rasa lapar atau haus. Karena itu, Alkitab tidak pernah menutup-

nutupinya.

27
.Agenda pribadi.Gloria Graffia.Website.www.gloria net.org
28
.Sutjipto Subeno. Indahnya Pernikahan Kristen, Surabaya, 2008.momentum. hal.77
47

Seks adalah anugerah dari Tuhan, yang dianugerahkan Tuhan kepada

manusia. Yang dikaruniakan Tuhan melalui seksualitas, bukan hanya

kenikmatan serta kepuasan lahir batin yang dimungkinkan Allah untuk dialami

manusia. Seksualitas itu “normal” dan “natural’ tetapi seksualitas bukanlah

satu-satunya yang terpenting. Seksualitas bukalah segala-galanya. Ia Cuma

“salah satu”. Tidak boleh di persetankan dan jangan pula dipertuhankan”.

Seksualitas adalah salah satu dari kehidupan manusia yang lebih luas dan lebih

kompleks.

Khususnya dalam pernikahan, sangatlah penting, karena seks

mempersatukan suami dan istri karena dengan seks juga suami atau istri

merasakan kepuasan, kenikmatan, kepuasan dan kesenangan. Tetapi betapa

seringnya suami atau istri gagal dalam menempatkan seks secara benar dan

baik dalam pernikahan. Suami kurang puas dan kecewa dengan pasanganya.

Ketidak seimbangan dalam seks ini dapat berakibat fatal.

Dalam kehidupan keluarga suami dan istri haruslah menempatkan

seks secara benar. Seks dianugerahkan Allah demi “kebahagiaan manusia”.

Ada dua pandangan tentang seks yang tidak alkitabiah dan merugikan:

a. Seks di anggap rendah dan jelek

Ada golongan-golongan dan pendapat-pendapat yang menggangap

bahwa seks adalah dosa dan sesuatu yang jelek sebab itu perlu dihindari dan

dijauhi. Jadi, makin manusia menjauhi seks, hidup tanpa seks dan tidak

menikah makin sucilah manusia. Ada pula pandangan yang menggangap


48

bahwa tujuan seks adalah untuk melngsuangkan keturunan saja. Karena itu,

seks dapat ditolerir. Seks menjadi suatu yang sebetulnya tidak baik tetapi

karena perlu untuk menyambuang keturunan harus dilakukan dan bukan

dinikmati. Diabad-abad pertengahan, menikamti seks dianggap berdosa bagi

gereja. Tetapi, dari pandangan etika Kristen sendiri, seks adalah bagian integral

dari seluruh ciptaan Allah . maka, menurut Alkitab seks tidak bisa dipahami

lepas dari hubungan seks adalah pernikahan menjadi symbol hubungan Allah

dengan manusia.

b. Seks diaggungkan dan dianggap suci

Pada saat ini pandangan seperti ini masih ada penganutnya meskipun masih

ada, ayat-ayat dala Alkitab tentang hal-hal ini ditafsirkan secara alegoris yang

tidak lagi dengan tujuan penulisanya.

Alkitab mengambarkan seks sebagai anugerah Allah. Kepada manusia,

bukan hasil karya setan, melainkan sesuatu yang wajar dan indah.

Dalam pernikahan-pernikahan Kristen, seks yang seharusnya wajar, indah,

dan untuk dinikamti sering dinikamti sering digunakan secara salah dan di luar

kehendak Allah. Penempatan seks bukan hanya terjadi diluar pernikahan

Kristen , tetapi mungkin juga dlam perniakhan itu sendiri. Ada suami atau istri

yang menyalahgunakan seks misalnya:

- menghukum: kalau pasanganya tidak memenuhi kehendaknya atau

kemauanya, ia menghukum, dengan menahan seks pada waktu pasanganya

membutuhkanya
49

- Menyebabkan rasa bersalah:mengunakan seks sebagai merendahkan

pasanganya

- Mengupahi: kalau suamianya membelikan sesuatu bagi istrinya dll.

I . Seks menurut Etika Kristen

Apakah etika? Ilmu yang mempelajari baik buruk dalam pikiran,

perkataan, dan perbuatan 29manusia. Seks adalah salah satu perilaku manusia

yang berurusan dengan manusia, sebagai manusia maka perilaku yang

berurusan dengan seksualitas perlu disoroti dari sudut pandang etika. Bagi

iman Kristen pengetahuan Etika Kristen mengenai seks bersumber dari

Alkitab, alkitab dipahami sebagai firman Allah yang merupakan penyataan

Allah sebagai sang pencipta. Dalam konteks Alkitab seks, maka pertanyaanya

adalah apakah yang dikehendaki Allah dengan seksualitas manusia?, apakah

seks manusia itu baik?

Allah adalah oknum yang menemukan seks, dan Ia menciptakan seks

demi kesenangan juga untuk menghasilkan keturunan. Tetapi, Alkitab tegas-

tegas berkata bahwa hubungan seks harus dinikmati hanya oleh mereka yang

telah menyatukan diri mereka dalam ikatan pernikahan seumur-hidup.

Hubungan seks tanpa ikatan pernikahan digolongkan sebagai

perzinahan atau perselingkuhan. Rasul Paulus menyatakan bahwa mereka yang

29
.DR. Jonatahan A. Trisna. Pernikahan Kristen (suatu usaha dalam Kristus) Kalam Hidup.
Bandung.1989.hal. 89.
50

melakukan hal-hal itu tidak akan mewarisi Kerajaan Allah (lihat 1 Korintus

6:9-11). Walaupun orang Kristen dapat dicobai dan berzinah atau berselingkuh,

ia akan merasakan hukuman dalam rohnya yang akan membawanya pada

pertobatan.

Paulus juga memberikan beberapa petunjuk khusus tentang tanggung-

jawab seks kepada suami dan istri:

Tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki

mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya

sendiri. Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya,

demikian pula isteri terhadap suaminya. Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya

sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya

sendiri, tetapi isterinya. Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan

persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat

kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup

bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan

bertarak. (1 Korintus 7:2-5).

Ayat-ayat di atas memperjelas bahwa seks tidak boleh digunakan

sebagai “hadiah” oleh suami atau istri karena baik suami atau istri tak berkuasa

atas tubuhnya sendiri.

Lagipula, seks adalah karunia pemberian Allah, dan seks adalah hal

yang suci atau bukan dosa selama dalam batas-batas pernikahan. Paulus

mendorong para pasangan nikah Kristen untuk tetap terlibat dalam hubungan
51

seks. Lagipula, kita bisa temukan saran tersebut bagi para suami Kristen dalam

kitab Amsal:

Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa

mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu

memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya. (Amsal

5:18-19).

Bila pasangan suami-istri Kristen ingin menikmati hubungan seks yang

saling memberi kepuasan, maka keduanya harus memahami bahwa ada

perbedaan besar karakter seksual antara pria dan wanita. Bila diperbandingkan,

kualitas seksual pria lebih bersifat fisik, sedangkan kualitas seksual wanita

terkait dengan emosinya. Secara seksual, pria mudah terangsang oleh stimulasi

visual (lihat Matius 5:28), sedangkan secara seksual wanita cenderung

terangsang melalui sentuhan (lihat 1 Korintus 7:1). Pria tertarik kepada wanita

yang menarik di matanya; sedangkan wanita cenderung tertarik kepada pria

yang mereka sanjung karena berbagai alasan, dibandingkan hanya daya-tarik

fisik. Jadi, istri yang bijak selalu memperhatikan hal terbaik yang bisa

dilakukannya untuk menyenangkan suaminya sepanjang waktu. Suami yang

bijak menunjukkan perhatiannya kepada istrinya setiap waktu dengan memberi

pelukan dan perhatian penuh, bukannya mengharapkan istrinya untuk tetap

“siap setiap saat” dalam sekejap di penghujung hari.

Tingkat dorongan seks pria cenderung meningkat dengan bertambahnya

air mani dalam tubuhnya, sedangkan dorongan seks wanita meningkat atau
52

menurun, tergantung pada siklus menstruasinya. Pria punya kapasitas

rangsangan seks dan pengalaman klimaks seks dalam hitungan detik atau

menit; wanita butuh waktu lebih lama. Walaupun pria biasanya siap secara fisik

untuk berhubungan seks dalam beberapa detik, tubuh wanita bisa saja tak siap

secara fisik selama setengah jam. Jadi, suami yang bijak menggunakan waktu

untuk melakukan permainan seks pendahuluan dengan melakukan pelukan

mesra, ciuman dan rangsangan dengan tangan ke bagian-bagian tubuh istri

yang akan membuat istri menjadi siap melakukan persetubuhan. Jika tak tahu

bagian-bagian tubuh istri, suami perlu bertanya kepada istrinya. Juga, ia harus

tahu bahwa walaupun ia mampu mencapai hanya sekali klimaks seks, istrinya

mampu mencapai lebih dari sekali klimaks. Suami harus paham agar istri

mendapatkan apa yang diinginkannya.

Sangatlah penting agar suami dan istri Kristen saling mendiskusikan

kebutuhan mereka dengan jujur dan belajar sebanyak mungkin tentang

bagaimana perbedaan masing-masing. Selama berbulan-bulan dan tahunan

komunikasi, penemuan dan praktek, hubungan seks antara suami dan istri dapat

menghasilkan keberkatan.

Untuk menguraikan pertanyaan yang diatas berikut akan dijelaskan

menurut penjelasan-30penjelasan dan secara sederhana dari perjanjian Lama

dan Perjanjian Baru.

a. Seks menurut Perjanjian Lama

30
.Dr.robert p. Borrong. (etika seksual/ Kontemporer).Ink media, Bandung 2006.hal. 2-6
53

Dalam Kejadian 1:31, segala yang Allah ciptakan amat baik, tak

terkecuali seksualitas . dalam penciptaan manusia sebagai makhluk seksual,

manusia diciptakan laki-laki dan perempuan dan dalam perbedaan seks itu

mencerminkan Allah , “maka allah menciptakan manusia itu menurut gambar-

Nya, menurut Gambar-Nya Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan

diciptakan-Nya mereka” (Kej. 1:27). Itu berarti seksualitas tidak hanya sesuatu

yang baik, tetapi 31sekaligus mencritakan kesucian dan kekudusan Allah.

Mengapa dan untuk apa seksualitas diciptakan. Perempuan

diciptakan supaya laki-laki tidak kesepian dan membutuhkan teman hidup. Kej.

2:18. Tujuanya supaya terjadi komunitas manusia yang dinyatakan dalam

kesatuan daging dan tulang Kej. 2:22-24.

Seks melekat pada diri manusia sebagai makhluk psikomatis (berjiwa raga0.

Seks tidak hanya berurusan dengan tubuh tetapi juga dengan jiwa dan roh

manusia, oleh karena itu seks bukan hanya tindakan yang di dasarkan naluri

semata-mata, melainkan perilaku yang harus diatur , dikendalikan, dan ditata

sesuai dengan hakekat manusia sebagai gambar atau citra Allah.

Kalau terjadi penyimpangan seks bukanlah karena seks itu kotor atau najis

tetapi karena manusia yang melakukanya dikuasai dan dikendalikan oleh

seksnya. Seksualitas dalam Perjanjian Lama dikaitkan dengan perkawinan.

Perkawinan adalah tempat yang sah untuk melakukan hubungan suami istri.

Dalam penciptaan memang tidak secar ekplisit menyebutkan tentang

pernikahan tetapi interpertasi Kejadian 2:23-24. Memang lembaga pernikahan

31
Jhon Piper, Justin Taylor.(Seks dan Supermasi Kristus), Momentum, Surabaya, 2008. hal.17
54

tempat yang sah untuk melakukan hubungan seks. (Matius. 19:4-6). Kesatuan

daging adalah istilah yang diartikan secara harafiah dengan berhubungan seks.

Tetapi, kesatuan itu tidak hanya untuk semata-mata untuk tubuh melainkan

setiap aspek kehidupan .

Dari sudut pandang Etika Kristen, hubungan seks dipahami sebagai

komitmen cinta dan kesatuan diantara dua orang yang bersedia dengan penuh

jiwa raga menyerahkan diri, saling melindungi, mengenal secara mendalam.

Keintiman, khususnya keintiman hubungan seks harus dialami dalam

pernikahan kudus. Dan salah satu tujuan pernikahan adalah berhubungan seks

(keintiman), maka kesucian seks melalui pernikahan mendapat tempat penting.

b. Seks menurut Perjanjian Baru

Perjanjian Baru tidak menyebutkan tentang hakekat dan tujun seks itu

sendiri. Tetapi, berbicara tentang pernikahan sebagai hubungan yang berisikan

kesatuan permanen yang diselegarakan oleh Tuhan sendiri “ Apa yang

dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia”. (ayat 6).

Salah satu tujuan pernikahan adalah hubungan seks, bukan sebaliknya,

hubungan seks untuk menikah. Pernikahan adalah komitmen kasih untuk

hidup dalam penyerahan total antara suami istri . pernikahan mengandalkan

hubungan intim antara Kristus dan jemaat (Ef. 5:22-23).

Hubungan seks sebagai penyataan kasih dan hormat secara timbale balik. “

Bagaimanapun juga, bagi pasangan-pasangan berlaku ; kasihilah istrimu seperti


55

dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya” ( Ef. 5:33). “Kasih

dan hormat pada diri sendiri “kesucian dan kekudusan seks hanya bisa

dipelihara. Dalam pernikahan hanya di dalam pernikahan hubungan seks

sebagai penyataan kesatuan kasih dan hormat dapat dilakukan sepenuh-

penuhnya, seksualitas sepenuhnya, seksualitas yang baik adalah seksualitas

yang diikat dengan Tuhan ( 1Kor. 6:12-20).

Dari dua point yang telah diuraikan maka akan ditarik kesimpulan

diantaranya adalah:

- Seks adalah bagian dari integral dari seluruh ciptaan Allah, maka menurut

Alkitab seks tidak bisa dipahami lepas hubungan manusia dengan Allah.

Bahkan hubungan seks dalam pernikahan menjadi symbol hubungan Allah

dengan manusia.

- Seksualitas adalah relasi manusia yang di dasarkan pada komitmen kasih dan

kesetiaan.

- Dari sudut pandang etika Kristen, seks adalah sesuatu yang baik, luhur, suci.

- Seksualitas mempunyai fungsi tersendiri dalam kehidupan manusia yang

sebagai menyatakan kasih dan kesetiaan antara mereka yang saling mengasihi

melalui hubungan seksual, dalam pernikahaan.

- Kekudusan seksualitas tidak terletak pada aspek fisik dan kesempurnaan

manusia tetapi pada kemampuan menyadari kekurangan dan karenanya

berserah pada Tuhan.


56

II. Seks dalam konteks dalam ikatan suami dan istri

Seks adalah sesuatu yang indah dan sakral. Sakral karena, tidak boleh

dipermainkan sembarangan, sakral karena didalamnya mencerminkan

hubungan Kristus dengan jemaat-Nya, karena dilakukan pada tempatnay

menjadi kunci dan sarana memberikan kebahagiaan manusia. Ada beberapa

yang perlu diperhatikan disini

a. Seks bukan hanya hubungan fisik

Dalam pernikahan, khususnya hubungan suami istri betul-betul dalam

keadaan baik, tidak bisa melakukan hubungan ketika salah satu pasangan

sedang kalut pikiranya atau baru saja bertengkar orang lain atau istrinya.

Apalagi, ketika relasi kurang baik dengan suami atau istri, pasangan akan sulit

melakukan hubungan intim. Hubungan intim harus menyangkut seluruh hati,

pikiran, perasaan secara totalitas.

b. Seks bukan hanya untuk kepuasan pribadi

Hal yan kedua yang penting, seks bukan hanya sekedar kepuasan sebelah

pihak, dimana kedua belahpihak melakukan, menikmati, dan harus ada

kesepakatan bersama.
57

2. SEKSUALITAS DALAM PERNIKAHAN

Dari Alkitab dapat dilihat dan dapat di pelajari mengenai seks .Bagaimana

seks adalah sesuatu hal yang wajar dan indah, jelaslah hubungan seks adalah

rencana Allah dari semula. Dalam Ibrani 13:4, menunjukan bahwa hubungan

seks antara suami dan istri adalah hal yang wajar dan tidak berdosa32. Seks

bukanlah sesuatu hal yang aneh atau jahat dalam diri manusia yang perlu

ditelorir karena manusia tidak terlepas dari itu. Karena manusia

membutuhkanya. 33 .(Kej.3)

Seksualitas dan hubungan seks merupakan hal yang serius di dalam

pernikahn Kristen.Dalam pernikahan dapat dilihat seks bukanlah segala-

galanya dalam sebuah pernikahan. Telah disinggung dari pembahasan diatas,

bahwa seks bukanlah segala-galanya dalam pernikahan, kalau seks diletakan

sebagai inti dari pernikahan, seolah-olah kesuksesan dan kebahagiaan hanya

tergantung pada seksualitas nya semata. Namun, di lain pihak, dalam

pernikahan juga tidak boleh mengabaikan masalah seks, karena seks penting

sekali dalam hubungan suami istri.34

32
.David, carole hocking . Komunikasi ditempat tidur.kalam Hidup. Bandung,1984.hal.10
33
.DR.Jonatan A.Trisna. Pernikahan Kristen.( suatu usahan dalam Kristus).Kalam Hidup
Pusat.Jakarta, 1989.hal.89
34
.Sutjipto Subeno.Indahnya pernikahan Kristen.Momentum. Surabaya. 2008.hal.77
58

Namun dalam pernikahan-pernikahan saat ini tidak jarang ditemui pasangan

suami istri hanya mengutamakan seks saja.

Saat ini pertanyaanya adalah: inti dari relasi pernikahan itu sendiri apakah

sudah di 35kembalikan kepada Firman Allah?, dan apakah pernikahan itu sudah

sungguh-sungguh mengutamakan Tuhan?. Jika demikian, maka relasi seiman

dan sepadan terbentuk, itulah yang membawa kebahagiaan dan kelangengan

kehidupan rumah tangga. Alkitab mengajarkan bahwa seks dibentuk dan

diciptakan oleh Allah sendiri oleh kebaikan manusia. Seks sudah ada sebelum

dosa masuk dalam dunia, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman

kepada mereka”. Beranak cuculah dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi

dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di

udara dan atas segala binatang yang merayap dibumi,; ( Kej.1:28).

Dalam seksualitas “Aku dan engkau” adalah pria dan wanita. Manusia

menjadi manusia yang sesungguhnya karena perjumpaan. Menurut Marti

buber. “ Manusia menjadi aku karena orang lain sebagai engkau”.Jadi pria

menjadi pria karena perjumpaan dengan wanita karena berjumpa dengan pria.

Seksualitas membuat pria dan wanita benar-benar mengalami perjumpaan

maka seksualitas diangap sebagai perjumpaan yang paling intim.Adapun

makna seksualitas itu sendiri di alami antara seorang pria dan wanita Dalam

seksualitas, suami dan istri mengalami kepenuhan kemanusiaanya bukan lagi

sebagai “Aku dan engkau”, tetapi sebagai “Kami”.

35
.http://geogle. Pernikahan Kristen.
59

Dalam pernikahan ada hal-hal yang akan dicapai , khususnya dalam

pernikahan itu sendiri , bukan hanya dalam pernikahannya semata tetapi dalam

halnya seksualitas, seksualitas mempunyai tujuan sendiri, kedua tujuan ini

berbeda secara prinsip tetapi berkaitan satu dengan yang lain.Tujuan yang

pertama adalah pernyataan kasih, sedangkan yang kedua adalah untuk

melanjutkan keturunan atau regenerasi.

- Hubungan seks sebagai penyataan kasih

Dalam hubungan cinta, orang yang menerima dan memberi, maka dalam

hubungan seks yang merupakan ungkapan yang paling mendalam, pasangan

saling memberi dan menerima dan mengalami kepuasan dan kesenangan

bersama. Melalui hubungan seks suami istri, pria dan wanita menerima kreasi

(Kemampuan) memasuki kehidupan bahagiaa, karena dalam pernikahan tidak

terrelpas dari hubungan suami istri ( seks).

- Hubungan seks sebagai sarana meneruskan keturunan

Diatas telah dikemukakan tujuan pertama hubungan seks adalah penyataan

cinta suami istri, pria dann wanita. Namun tidak dapat disangka bahwa tujuan

hubungan seks tidak berhenti pada penyataan cinta kasih sebab melalui

hubungan seks itu terjadilah kelangsungan keturunan.

3. PENGERTIAN TEOLOGIS MENGENAI “KELUARGA”


60

Memperhatikan bagaimana keluarga-keluarga di Alkitab terstruktur dan

berlaku adalah bermanfaat. Akan tetapi ini tidak memberitahukan kita semua

yang kita perlu tahu tentang “keluarga”. Sebuah petunjuk ini adalah

pembahasan Paulus di Efesus 5. teologis yang lebih mendasar antara suami

dan istri. Kesatuan ini dapat dibandingkan dengan kesatuan Kristus dengan

tubuhNya/ jemaat.

H. PANDANGAN ALKITAB

I. Hubungan Suami Dan Istri.

Dalam hal ini Paulus menulis, “ tetapi mengingat bahaya percabulan,

baiklah setiap laki-laki 36mempunyai istrinya sendiri dan setiap perempuan

mempunyai suaminya sendiri, tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai

dirinya sendiri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin daripada hangus

karena hawa nafsu” 1 Kor. 7:2,9).

Paulus juga memberi satu landasan yang kokoh bagi pernikahan,

hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula

istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi

istrinya” (1 Kor. 7:3,4). Dengan jelas Rasul Paulus menyatakan bahwa dalam

suatu pernikahan , suami atau istri kehilangan hak atas tubuhnya masing-

masing. Tubuh istrinya menjadi hak suaminya dan begitu sebaliknya. Dengan

mengikuti sungguh-sungguh prinsip firman Allah dalam hubungan suami dan

istri akan terlaksana dengan baik dan bisa menjadi contoh bagi keluarg-

keluarga Kristen masa kini.


36
.Ibid.94
61

Dalam penjelasan diatas juga sudah disinggung bahwa hubungan suami

istri dapat digambarkan Allah dengan jemaat-Nya. Paulus dalam (Ef. 5:25),

menyamakan kasih laki-laki kepada istrinya dengan kasih Kristus kepada

jemaat-Nya. Petrus menghimbau kepada para suami untuk “hiduplah bijaksana

dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah” hormatilah mereka sebagai

kaum yang lebih lemah. Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih

karunia, yaitu kehidupan” (1 Pet. 3:7).

II. Tugas dan Tanggung Jawab Suami Dan Istri

Dalam kehidupan suami dan istri atau dalam pernikahan , masing-masing

mempunyai tanggung jawab masing-masing baik itu dalam hal menjaga

keharmonisan maupun dalam menjaga hubungan dengan Kristus, sehingga

dalam keluarga terdapat keluarga yang harmonis dan dapat memiliki hubungan

yang baik dengan Kristus , maupun antara satu dengan yang lain .

Tugas dan tanggung jawab suami maupun istri dalam keluarga harus ada

hubungan 37emosional, ketika pasangan membantu dalam hal tugas sehari-hari,

anda sedang membanggun hubungan emosional dengan pasangan anda.

37
. Focus on Family. Surabaya, 2009.
62

BAB III
TINJAUAN ETIKA KRISTEN TENTANG HAK DAN
KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI BAGI ORANG-ORANG
PERCAYA MASA KINI

Dalam bab II, penulis sudah memberikan penjelasan mengenai hak dan

kewajiban suami dan istri.

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan bagaimana etika Kristen

menyoroti tentang hak dan kewajiban suami dan istri. Bagaimana sebagai

orang percaya harus menerapkan firman Tuhan dalam keluarga tentang (hak

dan kewajiban ). Dan ditengah-tengah komunitasnya sebagai orang yang

percaya , ini perlu menjadi contoh yang sangat baik, beberapa perbedaan

tentang pandangan etika Kristen dengan Agama lain, tentang hak dan

kewajiban suami istri.

A. PERBEDAAN PANDANGAN ETIKA KRISTEN DENGAN

AGAMA LAIN

kehidupan umat manusia sejak awal keberadaannya di muka bumi. Sejarah

menceritakan kepada manusia bahwa hampir seluruh peradaban yang pernah

ada, termasuk peradaban-peradaban klasik seperti peradaban Babilonia,


63

Mesopotamia, Yunani, Mesir Kuno, Ibrani, maupun Aramaic dan lain-lain,

menaruh perhatian besar terhadap adanya ikatan perkawinan ini Agama-agama

(besar) yang pernah ada dimuka bumi juga mempunyai perhatian yang kurang

lebih sama.

Secara umum, hampir keseluruhan agama-agama tersebut memiliki

pandangan yang menempatkan perkawinan pada posisi yang cukup penting

Karena itu, tidak aneh jika agama-agama memiliki aturan-aturan dan pedoman

sebagai tuntunan kepada para pemeluknya agar perkawinan yang mereka

lakukan dapat mencapai tujuan ideal seperti diharapkan. Khususnya juga

dalam agama Kristen Protestan, menempatkan pernikahan seperti halnya

agama-agama lain. Dalam hal pernikahan, memang ada kesamaan bahkan

menempatkan pernikahan hampir sama dengan Agama-agama lain, yang

membuat pernikahan Kristen berbeda menurut saya adalah, kekristenan

mendasari pernikahan dengan firman Tuhan. takut akan Tuhan, mengutamakan

Tuhan dalam keluarganya,

Dalam penempatan hak dan kewajiban suami dan istri, khususnya agam

Kristen lebih menempatkan hak dan kewajiban menurut Firman Tuhan, dan

mengikut sertakan Tuhan dalam pernikahannya.

Dalam pernikahan Kristen mengenai hak dan kewajiban, sangatlah di tuntut

bagaimana menjadi suami atau istri yang bertanggung jawab dengan hak dan

kewajibanya sebagai peran masing-masing.


64

a. Menurut pandangan Etika Kristen mengenai hak dan kewajiban

suami dan istri.

Menurut Prof, Dr. Notonagoro, hak adalah kuasa untuk menerima atau
38
melakukan suatu yang semestinya yang diterima atau dilakukan selalu

dengan jangka waktu yang berlaku oleh pihak tertentu dan tidak dapat

dilakukan oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dan kalau tidak

dilakukan maka berhak menuntut bagi pihak yang bersangkutan.

Sedangkan kewajiban, adalah beban untuk memberikan sesuatu yang

prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.

Menurut pandangan Etika Kristen itu sendiri tentang hak dan kewajiban

suami dan istri sendiri adalah, dalam melaksanakan hak dan kewajiban

masing-masing pihak tidak terlepas dari firman Allah karena dari Firmanm

Allah itu sendiri yang dapat membawa keluarga dalam cerminan keluarga

Kristen. Dalam Keluarga Kristen itu sendiri, untuk melaksanakan hak dan

kewajiban suami dan istri, tidak hanya kepala keluarga yang mengambil peran

untuk melaksanakan tetapi, istri juga berperan untuk mengisinya. Tetapi, tidak

semua isteri bisa mengisinya, karena itu adalah bagianya suami sebagai kepala

keluarga.

38
.http/Google.com.
65

b. Menurut pandangan islam mengenai hak dan kewajiban suami dan istri

Setiap manusia pada dasarnya adalah pemimpin, baik yang terkecil

maupun yang terbesar dalam tanggung jawabnya. Dan setiap apa yang

diperbuat menjadi tanggung jawa yang harus di emban. Bahkan , dalam

keluarga, sebagi laki-laki menjadi kepala keluarga, statusnay tidak hanya

menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri tetapi, menjadi pemimpin untuk istri

dan anak-anaknya dalam keluarga. Karena ia menjadi pemimpin dalam

keluarganya. Dalam hadist dan diriwayatkan oleh bukari-Muslim, dikatakan

“laki-laki adalah menjadi pemimpin di tengah keluarganay. Dan ia harus

mempertangggungjawabkan kepemimpinanya dalam keluarganya. “Allah

Swt, supaya dapat membimbing isteri dan anak-anaknya.

Dalam pandangan Islam itu sendiri, istri itu dilihat dalam ia menjalankan

peranya sebagai istri, ia dilihat dari kebaikan, kebaikan. Amal, soleha.

Sang suami yang menjadi kepala keluarga, dalam memenuhi kebutuhan

jasmani, kebutuhan ruhani dan akal. Jadi suami itu bukan hanya memenuhi

dalam kebutuhan jasmaniah saja, kebutuhan jasmaniah itu memberi makan,

sedangkan kebutuhan ruhani berdzikir kepada Allah Swt. Sedangkan

kebutuhan akal yaitu ilamu. Kalau kepala keluarga itu tidak memenuhi

kebutuhanya ia akan dituntut dalam akhirat karena, kalau tidak memenuhi dan

melaksanakan tanggung jawab dalam keluarga maka, sangat besar dosanya.

Sungguh amat baik posisi kepala keluarga. Tiap tetes keringat yang

dikeluarkan untuk kesejahteraan dunia dan akhirat angota keluarganya adalah


66

benih-benih pahala yang terus bertumbuh dan berkembang,menjadi amal-amal

kebaikan yang akan mengantarkan ke surga.

B. TINJAUAN ETIKA KRISTEN TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN

SUAMI DAN ISTRI MASA KINI

1. I Hak Suami
“ Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi

jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya’ . (Ef. 5:25)


Demikian juga kamu, hai suami-suami hiduplah bijaksana dengan istrimu,

sebagai kaum yang lebih lemah hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari

kasih karuni, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang, (1Pet.3:7).


Perintah agar suami mengasihi isteri, dikaitkan dengan Kristus

mengasihi jemaat berarti suami harus mengasihi isterinya kasih yang dimiliki

Kristus. Tuhan mengetahui bahwa di dalam dirinya sendiri, suami tidak

memiliki kasih yang mana sama dengan Kristus, yang sanggup menyerhkan

dirinya bagi istrinya sebagaiman Kristus. Mungkin pada waktu masih pacaran,

menikah dan seorang suami akan merasa mampu untuk mencintai calon

istrinya kelak sampai mati.


Telah terbukti di dunia ini, banyak orang menikah “ atas dasar cinta”

namun berakhir dengan perceraian. Itulah sebabnya datang perintah agar suami

mengasihi istrinya, bukan dengan kasih manusiawi, namun kasih yang dimiliki

kristus kepada jemaat.


Karena itu, apabila sebagai suami rindu mentaati perintah Tuhan, untuk

mengasihi istrinya, maka ia harus bertumbuh sedemikian rupa, bagaimana


67

sebagai suami pertumbuhan kita sebagai suami,adalah pertumbuhan didalam

Kristus.
Agar suami bertumbuh dalam kasih Kristus, maka ia harus tinggal

bersama isterinya. Terjemahan literal adalah hiduplah bijaksana dengan

isterimu, adalah tinggal bersama. Ini berarti, kebersamaan antara suami dan

istri harus bertumbuh baik dalam kualitas, maupun kuantitas,komunikasi,

kontak fisik, keterbukaan sudah mencakup semuanya.


Seorang suami akan memiliki pilihan yang akan membuat

keluarganya bahagia apakah itu? Hidup dengan takut akan Tuhan,

“berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, Maz. 128:1”. Inilah pilahan yang

mutlak, bagaiman seorang suami menghargai, menghormati, menghargai,

mengandalkan, mempermuliakan Tuhan dalam hidup dan keluarganya,

sehingga firman Tuhan sebagai kompas dalam keluarganya

1. II. Kewajiban Suami


Jadi, suami harus mengambil peranya sebagai pemimpin dalam

keluarga.39 Jangan sampai istri yang mengambil peran ini karena akan menjadi

masalah yang membuat tidak bahagia. Disamping itu, suami juga harus

mengasihi istrinya, (Ef. 5:25-25).suami sebagai kepala rumah tangga harus

bertanggung jawab atas keluarganya.tindakan ini diwujudkan untuk rela

berkorban. Tindakan suaminya tidak hanya apa yang diperbuat oleh istrinya

kepada dirinya.
Suami harus bijaksana, (1 Pet.3:7), suami harus menjadi tempat

yang aman bagi istrinya. Suami menjadi pemimpin yang memberikan rasa

aman terhadap istrinya.

2 . I. Hak Istri
39
. Pdt.Mauli siahaan,sth.2009.
68

Dalam keluarga peran isteri dalam keluarga adalah, mendapatkan

rasa aman dalam keluarga , dari kepala keluarga,sebagai seorang isteri

mendapatkan nafkah dari suaminya, sebagai isteri mendapatkan perlakuan

selayaknya dari suaminya.

2. II. Kewajiban Isteri


“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena

suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat, Dialah

yang menyelamatkan Tubuh.dan sebagaimana jemaat tunduk kepada

Kristus,demikianlah juga isteri kepada suami dalam segala sesuatu” perintah

ini, dikaitkan dengan mengasihi Kristus dengan jemaatnya, berarti, bagaimana

isteri harus tunduk kepada suaminya, bukan berarti istrinya menjadi takut dan

tidak bisa berbuat apa-apa, dan suami menjadi kepala keluarga ( suami) yang

otoriter dalam keluarga.

3 . Hak dan kewajiban suami dan isteri

Hak dan kewajiban suami dan istri dalam keluarga Rumah tangga demi

mencapai kebahagiaan, bukan lah hal yang sangat mudah untuk dilakukan

masing-masing pihak. Dalam satu atap tidak bisa dipungkiri aka ada ketidak

terimaan, ketidakk cocokan masing-masing pihak baik dalam mengambil

keputusan maupun dalam cara menyelesaikan masalah masing-masing.

Diperlukan tanggunga jawab masing-masing kedua belah pihak. Dalam

menjalankan peran dalam keluarga,rasa cinta, hormat, setia, saling menghargai,

dll. Merupakan hal wajib yang perlu dibina baik istri maupun suami, dengan
69

mengetahui dan memahami peranya dalam keluarga, maka akan tercipta

keluarga yang bisa menjadi teladan bagi orang-orang yang disekelilingnay.

Tidaklah cukup ketika hanya memenuhi kebutuhan material saja tetapi

diperlukan semuanya, baik jasmaniah, rohani, emosi maka, akan tercipta saling

mengisi, saling memberikan dukungan dalam peranya dalam menjalankan hak

dan kewajiban masing-masing, isteri maupun suami.

Allah telah merancang keluarga Kristen agar mengikuti struktur tertentu.


40
Karena kerangka ini memberikan stabilitas bagi kehidupan keluarga, Setan

bekeja keras untuk mengacaukan rancangan maksud Allah.

Pertama, Allah telah menetapkan bahwa suami menjadi kepala keluarga. Hal

ini tidak memberikan hak kepada suami untuk secara egois mendominasi istri

dan anak-anaknya. Allah memanggil suami untuk mengasihi, melindungi,

mencukupi kebutuhan, dan memimpin keluarganya sebagai kepala keluarga.

Allah juga menghendaki agar istri menyerah kepada pimpinan suaminya. Hal

itu jelas dinyatakan dalam Alkitab:

Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri
sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu
sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala
sesuatu. (Efesus 5:22-24).

Suami bukanlah kepala rohani dari istrinya Yesus adalah Pribadi yang

memenuhi peran itu. Yesus adalah kepala rohani dari gerejanya, dan istri

Kristen adalah anggota gereja, sama halnya dengan suami Kristen. Tetapi, di

40
.F.Suryaprawata,MSF. J.Hadiwikarta, Pr. Menuju Keluarga Bahagia, Lembaga Kerasulan
Keluarga, Jakarta, 1993, hal.
70

dalam keluarga, suami Kristen adalah kepala dari istri dan anak-anaknya, dan

ia harus berserah kepada otoritas yang diberikan oleh Allah.

Sampai sejauh mana istri menyerah kepada suaminya? Ia harus tunduk

kepada suami dalam segala sesuatu, seperti kata Paulus. Kecuali jika suaminya

mengharapkannya untuk tidak menaati Firman Tuhan atau melakukan sesuatu

yang melanggar kata-hatinya. Sudah tentu, tidak ada suami Kristen pernah

berharap istrinya untuk melakukan sesuatu yang melanggar Firman Tuhan atau

kata-hati istrinya. Suami bukanlah tuhan bagi istrinya hanya Yesus yang

memiliki tempat itu dalam kehidupan sang istri. Jika harus memilih siapa yang

akan ditaati, sang istri harus memilih Yesus.

Suami harus ingat bahwa Allah tidak secara langsung selalu “berpihak

kepada suami.” Allah pernah berkata kepada Abraham untuk melakukan apa

kata istrinya Sarah kepadanya (lihat Kejadian 21:10-12). Alkitab juga mencatat

bahwa Abigail tidak menaati suaminya yang bodoh, Nabal, dan menimbulkan

bencana (lihat 1 Samuel 25:2-38).


71

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari keseluruhan pembahasan di atas, maka dalam bab ini penulis

menyimpulkan, dalam pandangan Etika Kristen tentang Hak dan Kewajiban

Suami dan Isteri dalam keluarga merupakan kebutuhan utama dalam

keluarga,yang harus dimiliki oleh setiap keluarga Kristen khususnya, ini


72

merupakan tujuan Allah sejak semula (Kej. 1:28)), Mereka diciptakan untuk

membentuk hubungan keluarga .

1. Dari setiap pembahasan yang penulis amati, ternyata pandangan Etika

Kristen menyikapi tentang hak dan kewajiban suami dan isteri bahwa

setiap pasangan suami dan isteri dalam membina rumah tangga, harus

menjalankan peranya masing-masing untuk mencapai kesejahteraan

keluarga.

Untuk menjalankan peranya masing-masing, baiklah suami maupun

sebagai isteri harus tau apa-apa saja yang menjadi tanggung jawab

mereka dalam rumah tangga.

2. Untuk mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga, di butuhkan juga

faktor-faktor yang dapat memepengaruhi rumah tanggga salah satu

faktornya adalah, memenuhi tanggungjawabnya, yang sudah menjadi

kewajibanya sebagai suami maupun isteri yang tidak terlepas

kewajiban mereka.

3. Untuk memberika pandangan-pandangan kepada pasangan suami

maupun isteri pada saat ini adalah dengan mengadakan mezbah doa

dalam rumah tangga untuk mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga.

Jadi, dengan menjalankan peranya dalam keluarga maka akan

meningkatnya kualitas hubungan hubungan dalam keluarga, dengan

menjalankan firman Tuhan dan mentaati firman Tuhan dalam keluarga


73

didasari firman Tuhan yang menjadi patokan yang pertama untuk

menjalankan peranya dalam keluarga.

B. SARAN

Pertama; .suami maupun istri dalam menjalankan peranya masing-masing

harus didasari dengan firman Tuhan serta menjadi tolak ukur dalam keluarga.

Kedua; teruslah memiliki tanggung jawab yang mula-mula, dalam keadaan

apapun atau ketika permasalahan datang dalam keluarga.

Ketiga; bukan hanya tanggung jawab dalam hak dan kewajiban dalam keluarga

yang perlu ditingkatkan tetapi kehidupan doa termasuk didalamya, karean

ketika mempunyai mezbah dalam keluarga maka akan merasa nyaman dan

akan tercipat selalu firman Tuhan didalam keluarga. Dan akan mencerminkan

karakter Kristus.

Keempat; memiliki sikap atau karakter seperti orang Kristen sehingga, banyak

orang yang akan mencontoh dan secara tidak sadar orang menilai bahkan

menjadi berkat bagi orang lain


74

Anda mungkin juga menyukai