Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO AGAMA

BAB 6 PERNIKAHAN DALAM ISLAM

“PERNIKAHAN SEDARAH”

Disusun oleh :

Ginanjar

YAYASAN KARTIKA JAYA SILIWANGI

SMA KARTIKA XIX-1 BANDUNG

Jalan Taman Pramuka No.163 Bandung 40114


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita- cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada guru serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
portofolio ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Sangat disadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. walaupun telah dikerahkan segala
kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangan, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran yang membangun agar karya
ilmiah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Harapan yang paling besar dari penyusunan portofolio ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini (Persebaran
Islam di Amerika ) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Bandung, Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4
1.1 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................................5
1.2 TUJUAN.......................................................................................................................................5
1.3 MANFAAT....................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1 PERNIKAHAN SEDARAH MENURUT ISLAM.................................................................................6
2.2 Tujuan Larangan Pernikahan Sedarah..............................................................................................7
2.3 DALIL.................................................................................................................................................8
2.4 GAMBAR MENGENAI PERNIKAHAN SEDARAH..................................................................................9
.................................................................................................................................................................9
2.5 HUKUM PERNIKAHAN SEDARAH DI INDONESIA..............................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................................11
3.2 SARAN..............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................12
http://etheses.uin-malang.ac.id/2541/8/06210017_Bab_5.pdf...............................................................12
https://www.google.com/search?
q=PERNIKAHAN+SEDARAH+INDONESIA&tbm=isch&ved=2ahUKEwiZ6vWM4t3nAhU72XMBHcTPAW8Q2-
cCegQIABAA&oq=PERNIKAHAN+SEDARAH+INDONESIA&gs_l=img.3...26486.32624..33107...0.0..0.593.19
65.0j6j2j5-1......0....1..gws-wiz-img.......0j0i24.U8Z3DgwrDWc&ei=Jj5NXpm_OLuyz7sPxJ-H-
AY&bih=772&biw=1517............................................................................................................................12
https://www.islampos.com/ini-ayat-al-quran-yang-melarang-pernikahan-sedarah-152779/..................12
https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/pernikahan-sedarah.................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan manusia perkawinan merupakan salah satu hal yang penting terutama
dalam pergaulan hidup masyarakat. Perkawinan adalah suatu jalan yang amat mulia untuk
mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan. Pada dasarnya perkawinan mempunyai
tujuan bersifat jangka panjang sebagaimana keinginan dari manusia itu sendiri dalam rangka
membina kehidupan yang rukun, tenteram dan bahagia dalam suasana cinta kasih dari dua
jenis mahluk ciptaan Allah SWT. Perkawinan juga mempunyai akibat hukum yang luas di dalam
hubungan hukum antara suami dan isteri yang mengandung nilai nilai agama dan moral.
Dengan perkawinan tersebut akan timbul suatu ikatan yang berisi hak dan kewajiban, seperti :
kewajiban untuk bertempat tinggal yang sama, saling setia satu sama lain, kewajiban untuk
memberi nafkah, hak waris dan sebagainya.

Sebenarnya pertalian dalam suatu perkawinan adalah partalian yang seteguh-teguhnya


dalam hidup dan kehidupan manusia bukan saja antara suami dan isteri serta keturunannya
akan tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat pada umumnya. Dalam pergaulan hidup
antara suami dan isteri yang kasih mengasihi, akan berpindahlah kebajikan itu kepada semua
keluarga dari kedua belah pihak, sehingga merekapun akan menjadi satu dalam segala urusan
tolong menolong antara sesama dalam menjalankan kebajikan dan menjaga dari kejahatan.
Selain dari pada itu, dengan perkawinan seseorang akan terpelihara dari kebinasaan hawa
nafsunya. Selain semua yang dikemukakan di atas lembaga perkawinan dalam kenyataannya
bukan saja merupakan masalah yang bersifat pribadi semata-mata, lebih jauh lagi perkawinan
juga dimaksudkan atau berfungsi bagi kemaslahatan umat manusia. Disamping itu semua,
selain untuk pemenuhan kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, perkawinan juga ditujukan
untuk melanjutkan keturunan, sebagai generasi penerus bagi kelangsungan keberadaan
manusia. Disinilah dirasakan pentingnya keberadaan seorang anak dalam suatu lingkungan
keluarga, selain sebagai penghibur dikala susah dan lelah, pada hakikatnya seorang anak adalah
anugerah dan amanah dari sang pencipta alam semesta.

1.1 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Konsep Perkawinan Sedarah dalam hukum perkawinan di
Indonesia?
2. Bagaimana Akibat hukum Perkawinan Sedarah ditinjau dari hukum
perkawinan di Indonesia?
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Bagaimana Konsep Perkawinan Sedarah dalam hukum
perkawinan di Indonesia
2. Untuk mengetahui Bagaimana Akibat hukum Perkawinan Sedarah ditinjau dari
hukum perkawinan di Indonesia.

1.3 MANFAAT
1. Menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas
2. Mungkin bisa menjadi sumber reverensi bagi orang lain
BAB II

PEMBAHASAN

2.1PERNIKAHAN SEDARAH MENURUT ISLAM

Pernikahan dalam islam sudah diatur dengan jelas dan dalam islam haram
hukumnya untuk menikahi seseorang yang memiliki hubungan darah seperti
keluarga. Dalam islam dikenal tiga golongan wanita yang haram dinikahi atau yang
disebut mahram diantaranya adalah wanita dengan nasab yang sama sebagaimana
disebutkan dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 23 yang berbunyi

‫ت َوُأ َّمهَاتُ ُك ُم الاَّل تِي‬


ِ ‫َات اُأْل ْخ‬ ِ ‫َات اَأْل‬
ُ ‫خ َوبَن‬ ُ ‫خَواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َو َخااَل تُ ُك ْم َوبَن‬ َ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم ُأ َّمهَاتُ ُك ْم َوبَنَاتُ ُك ْم َوَأ‬
ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫ُور ُك ْم ِم ْن نِ َساِئ ُك ُم الاَّل تِي َدخَ ْلتُ ْم بِ ِه َّن‬
ِ ‫ات نِ َساِئ ُك ْم َو َربَاِئبُ ُك ُم الاَّل تِي فِي ُحج‬ ُ َ‫َّضا َع ِة َوُأ َّمه‬َ ‫خَواتُ ُك ْم ِمنَ الر‬ َ ‫ض ْعنَ ُك ْم َوَأ‬َ ْ‫َأر‬
‫َاح َعلَ ْي ُك ْم َو َحاَل ِئ ُل َأ ْبنَاِئ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن َأصْ اَل بِ ُك ْم َوَأ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ اُأْل ْختَ ْي ِن ِإاَّل َما قَ ْد‬
َ ‫فَِإ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَاَل ُجن‬
‫َسلَفَ ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َغفُورًا َر ِحي ًما‬

Artinya:

”Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-


saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara
ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-
anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu;
saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam
pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan
isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. an-Nisa: 23)
2.2 Tujuan Larangan Pernikahan Sedarah

Berdasarkan ayat diatas maka dapat disimpulkan bahwa islam dengan jelas melarang
pernikahan sedarah karena hal tersebut lebih banyak membawa mudharat daripada manfaat.
Adapun hikmah dilarangnya pernikahan sedarah bertujuan untuk

- memperluas hubungan kekerabatan sebagaimana meluasnya lingkup kasih sayang


manusia

- membiasakan kaum pria agar pandangannya terhadap wanita tidak selalu karena nafsu
seksual melainkan rasa cinta dan kasih sayang terutama pada keluarganya. Hal ini yang
bisa menghindarkan manusia dari perbuatan kriminil seperti ayah yang menghamili
anaknya sendiri

- membedakan manusia dengan makhluk lainnya yakni hewan, hal ini dikarenakan islam
membiasakan kaum pria agar dapat mengenal perasaan lain yang bukan didasari
perasaan jantan dan betina saja sebagaimana perasaan pada hewan

Demikian pengertian, hukum dan tujuan dilarangnya pernikahan sedarah. Sekiranya


pernikahan adalah hal yang suci dan sebelum menikah seseorang harus memperhatikan bahwa
pernikaha sedarah haram hukumnya sehingga orang tersebut harus mencari pendamping hidup
yang memiliki darah yang berbeda atau kekrabatan yang jauh agar tidak timbul hal-hal yang
tidak diinginkan. Jika anda sedang mencari jodoh atau melakukan ta’aruf ada baiknya
mengetahui
2.3 DALIL

‫ت َوُأ َّمهَاتُ ُك ُم الاَّل تِي‬


ِ ‫َات اُأْل ْخ‬ ِ ‫َات اَأْل‬
ُ ‫خ َوبَن‬ ُ ‫خَواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َو َخااَل تُ ُك ْم َوبَن‬ َ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم ُأ َّمهَاتُ ُك ْم َوبَنَاتُ ُك ْم َوَأ‬
ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫ُور ُك ْم ِم ْن نِ َساِئ ُك ُم الاَّل تِي َدخَ ْلتُ ْم بِ ِه َّن‬ ‫ُأ‬ َ ‫ض ْعنَ ُك ْم َوَأ‬َ ْ‫َأر‬
ِ ‫ات نِ َساِئ ُك ْم َو َربَاِئبُ ُك ُم الاَّل تِي فِي ُحج‬ ُ َ‫َّضا َع ِة َو َّمه‬ َ ‫خَواتُ ُك ْم ِمنَ الر‬
‫ُأْل‬
‫َاح َعلَ ْي ُك ْم َو َحاَل ِئ ُل َأ ْبنَاِئ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن َأصْ اَل بِ ُك ْم َوَأ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ ا ْختَ ْي ِن ِإاَّل َما قَ ْد‬
َ ‫فَِإ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَاَل ُجن‬
‫َسلَفَ ۗ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َغفُورًا َر ِحي ًما‬

Artinya:

”Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan;


saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan;
saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-
ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri
yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada
masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
an-Nisa: 23)
2.4 GAMBAR MENGENAI PERNIKAHAN SEDARAH

Pernikahan sedarah antara adik dan kakak di Balikpapan, Kalimantan Timur, masih terus
ditelusuri. Meski keberadaan sepasang pengantin adik-kakak itu belum ditemukan, Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan meminta keduanya segera bercerai.

MUI Kota Balikpapan menyatakan pernikahan sedarah yang melibatkan seorang pria berinisial
AM (32) dan wanita berinisial FI (21) hukumnya adalah haram. Meski tak berada di Balikpapan,
MUI meminta keduanya segera taubat dan bercerai.

Sekretaris MUI Kota Balikpapan, Muhammad Jailani mengatakan, tindakan AM pria asal
Bulukumba, Sulawesi Selatan yang menikahi adik bungsunya FI jelas melanggar hukum agama
Islam. Ia menjelaskan, sesuai dengan dengan aturan agama Islam, pernikahan keduanya harus
dibatalkan karena sudah tidak sesuai dengan aturan dan norma agama.

‘’Mereka harus bercerai, perbuatan yang mereka lakukan adalah haram, sesuai dengan firman
Allah SWT dalam Al-Quran,’’ ujar Jailani kepada wartawan, Jumat (5/7).

Pernikahan sedarah AM dan FI sempat menghebohkan sejumlah warganet di media sosial.


Keduanya yang diketahui warga Bulukumba, Sulawesi Selatan, kabarnya melakukan pernikahan
di Jalan Tirtayasa, Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kecamatan Balikpapan Tengah, pada Minggu
(23/6) lalu.
2.5 HUKUM PERNIKAHAN SEDARAH DI INDONESIA

Larangan perkawinan sedarah ini dipertegas kembali dalam Pasal 8 UU Perkawinan:


 
Perkawinan dilarang antara dua orang yang:
a.    berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke atas;
b.    berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara, antara
seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara neneknya;
c.    berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri menantu dan ibu/bapak tiri;
d.    berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan dan
bibi/paman susuan;
e.    berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri,
dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang;

f.     mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku,
dilarang kawin.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Perkawinan sedarah ini yang di langsungkan antar sepupu yang belum mencapai tiga
turunan dan hukumnya adalah haram bagi perkawinan seperti banyak mudharatnya antara lain
dapat menyebabkan renggangnya hubungan keluarga jika dalam perkawinan tersebut terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan dalam pernikahan yang di jamin tidak akan berjalan mulus.

3.2 SARAN
Karena mayoritas penduduk di Indonesia adalah islam alangkah baiknya jika di jadikan
salah satu contoh Negara yang menerapkan syariat agama tinggal bagaimana peran setempat
untuk menerapkan cakrawala dalam masyarakat bidang religi dan mengurangi kepercayaan-
kepercayaan yang di anggap tidak sejalan dengan ajaran agama islam
DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.uin-malang.ac.id/2541/8/06210017_Bab_5.pdf

https://www.google.com/search?
q=PERNIKAHAN+SEDARAH+INDONESIA&tbm=isch&ved=2ahUKEwiZ6vWM4t3nAh
U72XMBHcTPAW8Q2-
cCegQIABAA&oq=PERNIKAHAN+SEDARAH+INDONESIA&gs_l=img.3...26486.32624
..33107...0.0..0.593.1965.0j6j2j5-1......0....1..gws-wiz-
img.......0j0i24.U8Z3DgwrDWc&ei=Jj5NXpm_OLuyz7sPxJ-H-
AY&bih=772&biw=1517

https://www.islampos.com/ini-ayat-al-quran-yang-melarang-pernikahan-sedarah-
152779/

https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/pernikahan-sedarah

Anda mungkin juga menyukai