Anda di halaman 1dari 18

\

Resume Dan Analisis


berupa Pemidanaan
(Studi Kasus Putusan 427/Pid.B/2015/PN Bgl)

MATA KULIAH

PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM

Oleh :

Dosen : Selamat Lumban Gaol, S.H., MKn.


Nama : Doddy Harizky Natadipura
NPM : 15080086

UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Sesungguhnya Allah SWT senantiasa mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan berilmu.
Tiada kata yang patut diucapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
kuliah dengan judul Resum Dan Analisis Putusan Tingkat Pertama/Pengadilan Negeri
berupa Pemidanaan (Studi Kasus Putusan PN. No 427/Pid.B/2015/PN Bgl, guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum, Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma.
Dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan
yang tertinggi kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil
kepada:
1. Marsda TNI (Purn) Potler Gultom, S.H., MM. Selaku Rektor Universitas Dirgantara
Marsekal Suryadarma;
2. Dr. Niru Anita Sinaga, SH., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma;
3. Nunuk Sulisrudatin, S.H., S.I.P., M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Hukum Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma;
4. Selamat Lumban Gaol, S.H., M.kn. selaku Dosen Pengampuh yang telah
memberikan dan mengajarkan ilmu kepada penulis yang sangat amat bermanfaat
juga berguna;
5. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma yang
telah memberikan dan mengajarkan ilmu kepada Penulis yang sangat amat
bermanfaat;
6. Seluruh staff Pegawai Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma;
7. Dan Seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian Tugas Akhir
Kuliah ini. Penulis menghaturkan banyak terima kasih atas segala bantuan, yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis bukanlah seorang yang sempurna. Dengan segala keterbatasan yang
penulis miliki, penulis menyadari Tugas Akhir Kuliah ini jauh dari kesempurnaan
sehingga saran dan kritik yang sifatnya konstruktif akan menjadi masukan yang sangat
berguna menuju kesempurnaan penulisan ini. Tidak lupa pula penulis mohon maaf atas
segala kekurangan dan kekhilafan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 22 Agustus 2019

Doddy Harizky Natadipura


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………….…………….…….………...………...... i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….... iii
A. Resume Putusan tingkat Pertama/PN berupa Pemindaan dengan mengikuti
Sistematika Lengkap Dalam Praktek Putusan tingkat Pertama/PN berupa
Pemidanaan .................................................................................................. 1
B. Analisis ………………………………………………………………….……..…..…. 5
1. Analisis Sistematika …………………….…………………………….…… 5
2. Analisis Formil Putusan ………………….………………………...……... 6
3. Analisis Materiil Putusan .................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16
A. RESUME
1. JUDUL :PUTUSAN
2. NOMOR PERKARA : 427/Pid.B/2015/PN Bgl
3. IRAH-IRAH : DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA
4. NAMA & TEMPAT : PENGADILAN NEGERI BENGKULU
5. IDENTITAS TERDAKWA :
Nama lengkap : NAZILAN Als ALOK bin SEMAIN
Tempat lahir : Padang Genting
Umur/Tanggal lahir : 49 Tahun/
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Bengkulu
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta

6. STATUS PENAHANAN :

a. Penuntut Umum sejak tanggal 18 November 2015 s/d tanggal 7 Desember 2015
b. Majelis Hakim sejak tanggal 30 November 2015 s/d tanggal 30 Desember 2015
c. Perpanjangan Wakil ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 30 Desember 2015
s/d tanggal 27 Februari 2016

7. PROSES SINGKAT :
a. Penetapan Wakil ketua Pengadian Negeri Nomor 427/Pid.B/2015/PN.Bgl
tanggal 30-11-2015 tentang penunjukan Majelis Hakim;
b. Penetapan Hakim Nomor 427/Pid.B/2015/PN.Bgl tanggal 30-11-2015 tentang
penetapan hari sidang;
c. Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;

8. TUNTUTAN PU :
a. Menyatakan terdakwa NAZILAN Als ALOK BIN SEMAIN terbukti ecara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana penyerobotan tanah sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam pasal 385 Ayat (1) KUHP dalam dakwaan pertama.

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa NAZILAN ALS ALOK BIN SEMAIN


berupa pidana penjara selama 6 (enam) bulan.

c. Menyatakan barang bukti berupa: 1(satu) lembar copy Surat Penunjukan kapling
tanah no.36 Koperasi/Pegawai PU TK.II Bengkulu an. A.Muluk tanggal25
Oktober 1990 dan 13 (tiga belas surat) lainnya sebagaimana diuraikan secara
rinci dalam daftar barang bukti dalam perkas perkara tetap terlampir dalam
berkas perkara.

d. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara masingmasing sebesar


Rp.2.000 (dua ribu rupiah)

9. PLEDOI :
Mohon keringanan hukuman karena Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji
tidak akan mengulangi lagi perbuatannya maupun perbuatan lain yang dapat
dipidana;

10. REPLIK : Tetap dengan Tuntutan Pidananya;


11. DUPLIK : Tetap dengan permohonannya;
12. DAKWAAN : Alternatif
KESATU : Pasal 385 Ayat (1) KUHP

Atau
KEDUA : Pasal 385 Ayat (1) KUHP
13. PEMBUKTIAN :
a. Keterangan saksi korban;
1) Saksi KUNHARLIAN BIN KARSIN
2) Saksi M.DANI.K BIN KENAMIN
3) Saksi SUKIMAN BIN JIRMAN
b. Keterangan saksi terdakwa;
1) Saksi HALIMI
c. Keterangan Ahli : dr. Sanusi Piliang, SPOG
d. Surat : Visum Et Repertum Nomor 43/OBG/2015 tanggal 31Januari 2015
dengan No MR : 95.30.53

e. Petunjuk : Ada
f. Keterangan Terdakwa : Ada

14. FAKTA HUKUM :


Bahwa benar saksi korban merupakan pacar terdakwa sejak tanggal 28 Oktober
2014 sampai sekarang belum ada kata putus, benar bulan Desember 2014 terdakwa
dan saksi korban pergi kerumah nenek terdakwa di daerah Tanjung Morawa lalu
sekira pukul 18.00 wib kami pun pulang dan saat menuju perjalanan pulang di
daerah Selayang Hujan lalu terdakwa pun berkata kepada saksi korban “Jaka
ngantu“ dan mengajak saksi korban untuk singgah di Hotel Anggrek yang terletak
dijalan Setia Budi Ujung Kecamatan Simpang Selayang Medan Kota Medan Lalu
korban pun menjawab ya sudah lalu kami pun masuk ke Hotel sesampainya dikamar
hotel tersebut terdakwa pun mencium kening saksi korban selanjutnya mencium
bibir saksi korban dan dilanjutkan dengan mengelus-elus payudara saksi korban
sambil, mendapat perlakuan terebut saksi korban berkata “awak takut Jaka, awak
masih sekolah” dan terdakwa menjawab “ya udahlah ga papa yang penting awak
tanggung jawab, awak sayang kali sama saksi korban” karena mendengar
perkataan terdakwa tersebut saksi korban pun menjadi mau saat terdakwa
membuka celana saksi korban selanjutnya terdakwa membuka
celana selanjutnya terdakwa memasukkan alat kelaminnya yang sudah tegang
kedalam vagina saksi korban awalnya terdakwa merasa susah memasukkan
kemaluannya kedalam vagina saksi korban namun tetap terdakwa paksakan hingga
saksi korban merintih kesakitan dan mengatakan sakit yank, akan tetapi terdakwa
tetap memasukkan kemaluannya setelah kemaluan saksi korban berhasil masuk
seluruhnya kedalam vagina saksi korban terdakwa pun menggoyang- goyangkan
pantatnya berulang-ulang kali hingga terdakwa mengalami ejakulasi dan terdakwa
menembakkan seperma terdakwa diluar kemaluan saksi korban. Bahwa setelah
kejadian tersebut terdakwa mengatakan “ bahwa Jaka pasti tanggung jawab sama
Vita” dan 3 hari kemudian kami pergi ke Hotel Anggrek untuk melakukan hubungan
suami istri lagi dan setiap ada kesempatan kami selalu melakukan hubungan suami
istri yang kami lakukan ditempat yang berpindah pindah dari hotel Merlin yang
terletak di jalan Gatot Subroto dan beberapa rumah kos yang terdakwa sewa di jalan
Pasundan dan Bahwa terakhir kali terdakwa melakukan hubungan suami istri
dengan saksi korban pada tanggal 15 Mei 2015 di Hotel Merlin serta terdakwa tidak
memiliki izin dari orang tua saksi korban untuk membawa pergi saksi korban dan
menyetubuhi saksi korban dan terdakwa mengetahui bahwa saat terdakwa
menyetubuhi saksi korban saat itu saksi korban masih berusia 16 tahun.

15. PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM


Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014, tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
a. Setiap orang : Terpenuhi
b. Dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau
membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya : Terpenuhi
16. AMAR PUTUSAN :
MENGADILI

a. Menyatakan Terdakwa Jaka Syahputra tersebut diatas, terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja melakukan tipu
muslihat, membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya”;; sebagaimana
dalam Dakwaan Kesatu Penuntut Umum;
b. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 6 (enam) tahun dan 6 (enam) bulan dan pidana denda sebesar Rp.
800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak
dibayar harus diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) bulan;
c. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
d. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
e. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp1.000,00 (Seribu rupiah);

17. Rapat Permusyawaratan Majelis : Selasa, tanggal 15 Februari 2016, Diris Sinambela, S.H.,
dan Imanuel,S.H., Boy Syahlendra S.H, masing-masing
sebagai Hakim Anggota,

Pengucapan : Selasa, tanggal 16 Februrari 2016


Kehadiran : Hakim Ketua Sidang dengan didampingi para
Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Irwan
hemdi,S.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan
Negeri Bengkulu, serta dihadiri oleh Sugito,S.H.
Penuntut Umum dan Terdakwa.
18. Nama dan Tanda tangan : Diris Sinambela, S.H., sebagai Hakim Ketua
Imanuel,S.H., Boy Syahlendra S.H, masing-
masing sebagai Hakim Anggota, serta Dormauli
Irwan Hemdi, S.H., Panitera Pengganti.
B. ANALISIS :
1. Analisis Sistematika : Terpenuhi
Berdasarkan Pasal 197 ayat (1) KUHAP maka terhadap putusan perkara pidana
mengikuti sistematika sebagai berikut:
a. kepala putusan yang dituliskan berbunyi : "DEMI KEADILAN BERDASARKAN
KETUHANAN YANG MAHA ESA";
b. nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa;
c. dakwaan, sebagaimana terdapat dalam surat dakwaan;
d. pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan
beserta alat pembuktian yang diperoleh dari pemeriksaan di sidang yang
menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa;
e. tuntutan pidana, sebagaimana terdapat dalam surat tuntutan;
f. pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pemidanaan atau
tindakan dan pasal peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum
dari putusan, disertai keadaan yang memberatkan dan yang meringankan
terdakwa;
g. hari dan tanggal diadakannya musyawarah majelis hakim kecuali perkara
diperiksa oleh hakim tunggal;
h. pernyataan kesalahan terdakwa, pernyataan telah terpenuhi semua unsur dalam
rumusan tindak pidana disertai dengan kualifikasinya dan pemidanaan atau
tindakan yang dijatuhkan;
i. ketentuan kepada siapa biaya perkara dibebankan dengan menyebutkan
jumlahnya yang pasti dan ketentuan mengenai barang bukti;
j. keterangan bahwa seluruh surat ternyata palsu atau keterangan di mana
letaknya kepalsuan itu, jika terdapat surat otentik dianggap palsu;
k. perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan;
l. hari dan tanggal putusan, nama penuntut umum, nama hakim yang memutus
dan nama panitera;
Tidak dipenuhinya atau pengabaian terhadap ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf
a, b, c, d, e, f, h, dan j mengakibatkan batalnya sebuah putusan sebagaimana
dimaksud Pasal 197 ayat (2) KUHAP (Vide Putusan MK Nomor 69/PUU-X/2012 Jo
Nomor 68/PUU-XI/2013).
Dalam Putusan No. 2717/Pid.Sus/2015/PN.Mdn :
No Muatan/Konten Kelengkapan
A Identitas; Ada
B Dakwaan; Ada
C Pertimbangan; Ada
D Tuntutan; Ada
E Pasal yang menjadi dasar; Ada
F Hari dan tanggal musyawarah; Ada
G Pernyataan kesalahan atau tindakan; Ada
H Biaya perkara; Ada
I Keterangan seluruh surat palsu; -
J Perintah ditahan/tetap dalam tahanan/dibebaskan; Ada
K Hari dan tanggal putusan dll. Ada

Berdasarkan uraian diatas, maka Putusan tersebut telah memenuhi sistematika


yang telah ditentukan berdasarkan Pasal 197 ayat (1) KUHAP dan (Vide Putusan
MK Nomor 69/PUU-X/2012 Jo Nomor 68/PUU-XI/2013) dalam huruf a, b, c, d, e, f,
h, dan j.

2. Analisis Formil Putusan Nomor. 427/Pid.B/2015/PN Bgl

Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Bengkulu yang mengadili perkara


pidana nomor 427/Pid.B/2015/PN Bgl, dengan amar putusan yang pada pokoknya
adalah Menyatakan Terdakwa Nazilan Als Alok Bin Semain tersebut diatas, terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “jika seseorang
dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri arau orang lain dengan melawan
hak (secara tidak sah menjual, menukar, atau menjadikan tanggunga utang hak
orang lain untuk memakai tanah negara, maka”; sebagaimana dalam Dakwaan
Kesatu Penuntut Umum dan Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu
dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun.

Menetapkan Terdakwa tetap ditahan dan juga Membebankan kepada Terdakwa


membayar biaya perkara sejumlah Rp 5.000,00 (Lima ribu rupiah).
Amar Putusan tersebut didasarkan pada Pertimbangan Hukum Hakim pada
pokoknya sebagai berikut:
Kesatu : Menurut Majelis Hakim dakwaan yang paling tepat diterapkan terhadap
perbuatan terdakwa adalah dakwaan kesatu melanggar Memperhatikan, Pasal 385
ayat (1) KUHP sebagai berikut :
a. Unsur barang siapa.
Unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum menjual sesuatu hak tanah yang belum bersertifikat,
padahal diketahui bahwa yang mempunyai atau yang mempunyai atau turut
b. Mempunyai hak diatasnya adalah orang lain..

Ad.1.Menimbang, bahwa pada dasarnya kata ” Barang Siapa ” menunjukkan


kepada siapa orangnya yang harus bertanggung jawab atas perbuatan/kejadian
yang didakwakan itu atau setidak tidaknya siapa orangnya yang harus dijadikan
terdakwa dalam perkara ini. Tegasnya kata ” Barang Siapa ” atau ’ HIJ ” sebagai
siapa saja yang harus dijadikan terdakwa/dader atau setiap orang sebagai subjek
hukum atau pendukung hak dan kewajiban yang dapat diminta pertanggungjawaban
tindakannya ;

Ad,2. Menimbang; bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam


persidangan sesuai dengan keterangan saksi-saksi dan terdakwa didukung dengan
barang bukti bahwa terdakwa NAZILAN ALS ALOK BIN SEMAIN pada hari
pada hari dan tanggal tidak diingat lagi dengan pasti padaTahun 2003 bertempat di
Jalan Bumi Ayu Ujung RT. 18 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota
Bengkulu terdakwa telah menjual tanah kepada saksi SUKIMAN BIN JIRAN
seluas 10 x 15 M2 yang terletak di daerah Bumi Ayu Ujung Kecamatan Selebar
Kota Bengkulu dengan harga Rp. 700.000.- (Tujuh ratus ribu rupiah) dan tanah
tersebut sebelah Utara berbatasan dengan tanah milik Syaiful Anwar sedangkan
batas-batas lainnya terdakwa tidak tahu dan terdakwa menjual 1 (satu) kapling
tanah tersebut tidak mempunyai Dasar atau Alas Hak Tanah hanya berupa kwitansi
saja serta pada saat terdakwa menjual tanah tersebut tanpa sepengetahuan Ketua
RTIRW setempatdan terdakwa tidak melakukan pengecekan ke kantor Kelurahan
setempat. Bahwa berdasarkan fakta-fakta diperoleh alat bukti yang berasal dari
keterangan saksi-saksi, dan keterangan terdakwa didepan persidangan sebagai
berikut :
A. Bahwa saksi KUNHARlIAN Bin KARSIN pada tahun 1997 telah
membeli tanah sebanyak 2 (dua) kapling dari Sdr. Muluk dan Sdr.
Syafril dengan Dasar kepemilikan yaitu SPPT dari Sdr. Muluk kepada
korban dengan Dasar Surat Penunjukkan SK Gubernur Tingkat I
Bengkulu No. 136/1990 tanggal 20 April 1990 dan Gambar pora Kapling
ditandatangani oleh Kepala Dinas PU Tingkat II Bengku/u, tangga/17
Oktober 1990 No. Kapling 36 ukuran 18x18 M2 dengan batas-batas
Sebelah Utara berbatasan dengan tanah A. Antoni, Sebelah Selatan
berbatasan dengan jalan gang,Sebelah Barat berbatasan dengan tanah
SyafriiSebelah Timur berbatasan dengan jalan gang dan SPPT dari Sdr.
Muluk kepada korban dengan Dasar dan Surat Penunjukkan SK
Gubernur Tingkat I Bengkulu No. 136/1990 tanggal 20 April 1990
Gambar Pola Kapling ditandatangani oleh Kepala Dinas PU Tingkat II
Bengkulu, tanggal 17 Oktober 1990 No. Kapling 37 ukuran 18x18 M2 ,
sebelah Utara berbatasan dengan tanah Sdr. Muslim, sebelah Selatan
berbatasan dengan jalan 8 meter, sebelah Barat berbatasan dengan jalan
gang, sebelah Timur berbatasan dengan Sdr. A. Muluk;

B. Bahwa setelah saksi membeli tanah tersebut kemudian pada tahun 1998
saksi ditugaskan di Timor Timur kemudian pada tahun 1999 saksi
ditugaskan di Ambon dan Tahun 2003 saksi ditugaskan di Aceh
kemudian pada saat saksi kembali ke Bengkulu saksi selalu mengecek
lokasi tanah terse but kemudian pada tahun 2007 ketika saksi mengecek
tanah tersebut ada ditanami kelapa dan saksi mencari tahu ternyata ada
yang menggarap tanah saksi bernama USMAN kemudian saksi
menanyakan kepada USMAN yang kemudian menerangkan bahwa tanah
tersebut didapat dengan cara membeli dari terdakwa kemudian saksi
menjelaskan bahwa tanah tersebut milik saksi dengan menerangkan bukti
surat-surat tanah tersebut namun USMAN tidak mau tahu dan bersedia
membawa masalah ini ke jalan hukum;

3. Analisis Materiil terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan No.


2717/Pid.Sus/2015/PN.Mdn

1
Ismantoro Dwi Yono, Penerapan Hukum Dalam Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak
(Jakarta: Buku Seru, 2015) hlm.58
2
H.M Ridwan dan Ediwarman, Asas-Asas Kriminologi, (Medan: USU Press, 1994) hlm.5
3
Ismantoro Dwi Yono, Op.cit hlm.7-8
Berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan sesuai dalam
putusan Nomor : 2717/Pid.Sus/2015/PN.Mdn, Penerapan hukum pidana dalam
perkara ini berdasarkan alat bukti, keterangan saksi, dan keterangan terdakwa telah
memenuhi unsur-unsur subjektif dan objektif tindak pidana persetubuhan terhadap
anak dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014, tentang
Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak yaitu :4
1) Unsur Subjektif
Unsur Subjektif yaitu unsur setiap orang, yang dimaksud dengan “setiap orang”
dalam hal ini adalah setiap orang yang melakukan tindak pidana persetubuhan
terhadap anak di bawah umur menunjukan kepada subjek atau pelaku tidak pidana,
dari fakta-fakta yang terungkap dipersidangan yaitu keterangan saksi- saksi,
keterangan terdakwa dan petunjuk bahwa pelaku tindak pidana dalam perkara ini
adalah terdakwa yang didepan persidangan mengaku bernama JAKA SYAHPUTRA
yang identitasnya sesuai dengan identitas terdakwa dalam Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum.
2) Unsur Objektif
Unsur Objektif dalam perkara ini yaitu unsur dengan sengaja melakukan tipu
muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan
dengannya.
tanah tersebut ternyata ada hak orang lain yang
mempunyai hak atas tanah tersebut yaitu milik saksi korban KUNHARLIAN yang
dibeli pada tahun 1997 dari Sdr. Muluk dengan harga Rp.700.000 (tujuh ratus ribu
rupiah) yang dilampiri dengan alas hak berupa Surat Penunjukkan SK Gubernur
Tingkat I Bengkulu No. 136/1990 tanggal 20 April 1990 dan gambar Pola Kapling
ditandatangani oleh Kepala Dinas PU Tingkat II Bengkulu, tanggal 17 Oktober
1990 No. Kapling 37 ukuran 18x18 M2 dengan batas-batas yaitu sebelah Utara
berbatasan dengan tanah Sdr. Muslim, sebelah Selatan berbatasan dengan jalan 8
meter, sebelah Barat berbatasan dengan jalan gang, sebelah Timur berbatasan
dengan Sdr. A. Muluk.

Pasal
awalnya terdakwa merasa susah memasukkan kemaluannya kedalam vagina saksi
korban namun tetap terdakwa paksakan hingga saksi korban merintih kesakitan dan
mengatakan sakit yank,akan tetapi terdakwa tetap memasukkan kemaluannya
setelah kemaluan saksikorban berhasil masuk seluruhnya kedalam vagina saksi
korban hingga terdakwa mengalami ejakulasi lalu terdakwa menarik kemaluannya
dari dalam vaginasaksi korban. Selanjutnya terdakwapun meminta maaf kepada
saksi korban sambil mengatakan ”awak janji kalo misalnya kamu hamil awak akan
tanggung jawab”.
Bahwa satu minggu kemudian terdakwa dan saksi korbanpun melakukan
persetubuhan di Hotel Anggrek Medan sekitar 4 (empat) kali , selanjutnya pada
waktu yang sudah tidak diingat lagi terdakwa dan saksi korban melakukan
persetubuhan di Hotel Merlin Medan, lalu pada tanggal 13 Januari 2015 terdakwa
menyewa rumah kost yang terletak di jalan M. Idris Gang Becek Medan selama
sekitar 1 (satu) minggu dan selama 1 (satu) minggu tersebut terdakwa melakukan
persetubuhan dengan saksi korban berulang kali. Bahwa saksi korban Muspita
Rahma Siregar masih berumur sekitar 16 tahun dan berdasarkan Undang-undang
yang berlaku korban masih tergolong anak-anak atau dibawah umur. Berdasarkan
uraian tersebut, maka unsur ini telah terpenuhi.
Meletakkan anak sebagai korban tindak pidana persetubuhan dalam
pembahasan pengaturan hukum dapat ditemukan dalam ketentuan Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, yakni dikualifikasikan sebagai kejahatan yang diatur dalam
Bab ke-XIV dari buku ke-II Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Ketentuan pidana
yang diatur dalam bab ini dengan sengaja telah dibentuk oleh pembentuk undang-
undang dengan maksud untuk memberikan perlindungan bagi orang- orang yang
dipandang perlu untuk mendapatkan perlindungan terhadap tindakan- tindakan
asusila atau ontuchte handelingen. Oleh karena hal tersebut dipandang
bertentangan dengan kepatutan di bidang kehidupan seksual.
Secara normatif, telah diatur mengenai tindak pidana persetubuhan terhadap
anak di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yakni Pasal 287 KUHP, yang
rumusan aslinya berbunyi sebagai berikut :5

5
P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatan Melanggar Norma Kesusilaan
dan Norma Kepatutan(Edisi Kedua), (Jakarta: Sinar Grafika, 2011) hlm.113.
(1) Hij die buiten echt vleselijk gemeenschap heeft met ene vrouw van wie hij
weet of redelijkerwijs moet vermoeden dat zij indien van haar leeftijd niet blijkt,
nog niet huwbaar is, wordt gestraft met gevangenisstraf van ten hogste negen
jaren
(2) Vervolging heeft niet plaats dan op klachte, tenzij de vrouw den leeftijd van
twaalf jaren nog niet heeft bereikt, of een der van de artt.291 en 294 aanwezig
is. Artinya :
(1) “Barang siapa mengadakan hubungan kelamin di luar pernikahan, dengan
seorang wanita, yang ia ketahui atau sepantasnya harus ia duga bahwa umur
wanita itu belum mencapai lima belas tahun ataupun jika tidak dapat diketahui
dari usianya, wanita itu merupakan wanita yang belum dapat dinikahi, dipidana
dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan tahun.
(2) Penuntutan tidak akan dilakukan apabila tidak ada pengaduan, kecuali jika
wanita tersebut belum mencapai usia dua belas tahun atau jika terjadi hal-hal
seperti yang diatur dalam Pasal 291 dan Pasal 294.
Mengenai ketentuan larangan dan sanksi yang mengatur tentang tindak pidana
persetubuhan terhadap anak telah diatur secara khusus dalam Undang- undang
Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak, yakni Pasal 76 D berbunyi :
“Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan
memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau orang lain”.
Pasal 81 berbunyi :
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 76 D dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi
setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian
kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau
dengan orang lain.
(3) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik, atau tenaga kependidikan,
maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Dengan demikian perbuatan terdakwa dalam perkara ini adalah perbuatan yang
dengan sengaja melawan hukum. Terdakwa juga adalah orang yang menurut
hukum mampu bertanggung jawab. Selanjutnya tidak ditemukan hal-hal yang dapat
menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan pembenar dan
atau alasan pemaaf. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan atas
uraian kasus diatas, yaitu keterangan saksi-saksi yang saling bersesuaian satu
sama lain termasuk dengan keterangan terdakwa, serta dihubungkan dengan
adanya alat bukti yang sah sebagaimana yang diuraikan diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa seluruh unsur-unsur dari dakwaan jaksa penuntut umum telah
terpenuhi.
Penulis Selaras dengan putusan ataupun kesimpulan hakim dalam menyatakan bahwa
terdakwa atas nama Nazilam Alias Alok terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “dengan sengaja melakukan tipu muslihat, membujuk anak
melakukan persetubuhan dengannya”;; sebagaimana dalam Dakwaan Kesatu Penuntut
Umum, yakni Pasal 385 ayat (1) KUHP dan UU No.8 tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan Putusan yang dijatuhkan Majelis Hakim yakni pidana
penjara selama 4 (empat) bulan telah memenuhi rasa keadilan hukum terhadap
terdakwa sekaligus memberikan efek jera dan keadilan bagi masyarakat sebagai
preventif agar masyarakat tidak melakukan hal yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Andi Soffian dan Abdul Asis, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, Jakarta: Prenada Media
Group, 2014.
Ediwarman dan H.M Ridwan, Asas-Asas Kriminologi, Medan: USU Press, 1994.
Theo Lamintang dan P.A.F Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatan Melanggar Norma
Kesusilaan dan Norma Kepatutan (Edisi Kedua), Jakarta: Sinar Grafika , 2011.
Yono, Dwi Ismantoro, Penerapan Hukum Dalam Kasus Kekerasan Seksual Terhadap
Anak, Jakarta: Buku Seru, 2015.

Perundang-Undangan :
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Republik Indonesia No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU
No. 23 Tahun 2002 tantang Perlindungan Anak.

Putusan Pengadilan :
Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 2717/Pid.Sus/2015/PN.Mdn.

Anda mungkin juga menyukai