Anda di halaman 1dari 10

Analisis Umur Piutang 3.

Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum,


dimana hal ini ditunjukkan dengan analisis ratio finansiil,
Salah satu metode analisis yang digunakan untuk mengendalikan khususnya ditekankan pada “tangible networth” perusahaan.
politik piutang adalah penentuan umur piutang. Metode ini berusaha 4. Collateral, dicerminan dari aktiva yang dijaminkan bagi
mengadakan klarifikasi piutang atas dasar umur piutang atau lamanya keamanan kredit.
piutang tersebut telah ada. Dengan diketahuinya umur piutang tersebut 5. Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari trend
maka akan dapat diketahui: ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan atau
perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang
mempengaruhi efek terhadap kemampuan pelanggan untuk
 Piutang mana yang sudah dekat dengan jatuh tempo dan harus
memenuhi kewajibannya.
diberi pemberitahuan.
 Piutang mana yang sudah jatuh tempo dan harus ditagih.
 Piutang mana yang sudah lewat jatuh tempo dan perlu Langkah-langkah pencegahan resiko tidak tertagihnya piutang.
dihapuskan karena sudah tidak dapat ditagih kembali.
100. Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan,
hal ini ditentukan atas dasar pengalamanpengalaman tahun-
tahun sebelumnya. misalnya resiko ditetapkan 10% dari
Apabila hal ini tidak segera dihapuskan maka akan dapat membuat piutang, jika perusahaan berencana meningkatkan penjualan
akibat adanya likuiditas semu yaitu tampaknya besar tapi jumlahnya dg Rp 100.000 dan akan menyebabkan tambahan biaya Rp
kecil karena terdapat unsur piutang yang sebenarnya sudah tidak dapat 50.000, maka tambahan keuntungannya adalah sebesar Rp
ditagih kembali. Analisis umur piutang harus dilakukan oleh setiap 40.000(100.000-50.000-(10%x100.000))
perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. 101. Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini dapat
diukur dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain itu perlu
dipertimbangkan “soliditas”:

1) soliditas komersiil, kejujuran debitur/direkturnya dalam


memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam
Piutang
2) soliditas finansial, memiliki modal kerja yang cukup dalam
memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya
1. Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan
kredit, makin besar investasi yang tertanam dalam Piutang
3) soliditas moril, sifat-sifat dan moril yang baik dari
2. Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa
debitur/direkturnya.
kredit,semakin besar invesatasinya.
3. Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat
berupa kuantitatif (plafon kredit, semakin besar plafon kredit 4) Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan, hal ini dapat
perpelanggan makin besar investasi yang diperlukan) dan digunakan daftar analisis umur piutang (aging schedule) sehingga
kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat diketahui sejarah kredit tiap-tiap pelanggan.
seleksi akan semakin memperkecil investasi dalam piutang).
4. Kebijakan pengumpulan piutang, pengumpulan piutang dapat 5) Mengadakan seleksi calon pelanggan, berdasar sejarah kredit
bersifat aktif (menggunakan debt collector)pengumpulan dapat ditentukan pelanggan mana yang dapat ditambah plafon kredit,
piutang lebih tepat waktu tetapi perlu tambahan biaya diturunkan, atau tetap.
pengumpulan piutang, atau pasif yaitu keyakinan bahwa
debitur menepati janji, maka resiko tertunggaknya piutang Kebijakan Manajemen Piutang
lebih besar.
5. Kebiasaan membayar dari para langganan, apabila sebagiana. Standar kredit
besar pelanggan membayar pada masa diskon (termin
2/10;n/30), maka membutuhkan investasi lebih kecil, tetapi Standar kredit adalah salah satu kriteria yang digunakan
jika pelanggan membayar pada hari ke 30 atau bahkan
menunggak, perlu invstasi yg besar perusahaan untuk menyeleksi langganan yang akan diberi kredit dan

Penilaian resiko kredit berapa jumlah yang harus diberikan. Hal ini menyangkut kebiasaan

Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah langganan dalam membayar kembali, kemungkinan langgapan
diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu banyak perusahaan
yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan memperhatikan lima membayar kredit yang diberikan, dan rata-rata jangka waktu
“C” sebelum memberikan persetujuan kredit.
pembayaran para langganan. Semakin lama jangka waktu
1. Character, kemungkinan dari para pelanggan secara jujur
pengumpulan piutang berarti semakin besar investasi pada piutang dan
berusaha memenuhi kewajibannya.
2. Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan
biaya yang timbul juga semakin besar.
pelanggan. Ini diukur dari record tahun sebelumnya, atau
dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.
b. Persyaratan kredit
Persyaratan kredit atau credit term adalah merupakan kondisi yabg
a. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang

disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para langganan. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup bebrapa

Kondisi tersebut meliputi lama waktu pemberian kredit dan potongan keputusan: (1) kualitas account accepted, (2) periode kredit, (3)

tunai (cash discount) serta persyaratan lainnya seprti seasonal dating. potongan tunai, (4) persyaratan khusu, (5) tingkat pengeluaran untuk

Misal : perusahaan “A” sedang mempertimbangkan untuk pengumpulan piutang. Usaha pengumpulan piutang dapat dilakukan

merubah persyaratan kreditnya dari net 30 menjadi net 60. Perusahaan dengan cara pengiriman surat, telepon, melalui agen, atau cara lain

memperkirakan akan meningkatkan penjualan 10% dari Rp seprti penundaan pengiriman baru sampai pembayaran piutang

22.000.000, dan diperkirakan rata – rata periode pengumpulan piutang sebelumnya.

berubah dari 35 hari menjadi 60 hari. Bed debt diperkirakan 3% dari


b. Evaluasi terhadap para langganan

penjualan. Biaya variabel 75% berarti profit contribution ratio adalah Perusahaan dapat melakukan evaluasi calon langganan baru

25%. Tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah 20%, haruskah dengan berdasarkan pada cara-cara yang telah digunakan. Secara

saudara mengubah kebijakan penjualan saudara? umum terdapat beberapa langkah dalam evaluasi calon langganan:

Jawaban : 1) Mengumpulkan informasi yang relevan tentang calon langganan.

Perusahaan “A” 2) Menganalisis kondisi calon atas dsar onformasiyang diperoleh.


Perubahan Persyaratan Kredit
3) Mengambil keptusan apakah calon langganan akan diberikan kredit
A. Tambahan penjualan kredit
2.200.000 atau tidak, dan berapa jumlahnya.
= 0,10 x 22.000.000
Marginal Profitabilitas atas tambahan penjualan c. Mengumpulkan dan menganalisis informasi
= contribution margin x tambahan penjualan
= 0,25 x 2.200.000 550.000 Informasi yang diperlukan dalam pemberian kredit seperti:
B. Tambahan Investasi pada Piutang
laporan keuangan, bank, dan sumber lain seperti pusat data dan studi
= x 60
industri. Untuk memberikan kredit biasanya cara yang paling mudah

dan sering digunakan oleh bank adalah dengan syarat the five Cs of
= x 35
Crdit dan three Rs of Credit yakni: Character, Capacity, Capital,

= x 60 =4.033.333 Collateral, Condotions dan Rate of Return, Riak Abiaring, Repayment

Capacity.
= x 35 = 2.138.888

= 4.033.333 – 2.138.888 = 1.894.445


Perputaran piutang harus dikendalikan dengan menyusun tabel umur
= tambahan investasi pd piutang x tingkat keuntungan
piutang (aging schedule of receivables), di mana dalam tabel tersebut
= 0,20 x 1.894.445 378.889
dapat diketahui jumlah piutang yang segera dapat ditagih dan yang
A. Tambahan bed debt
lambat ditagih, dan dapat diketahui penghutang atau debitur yang baik
= bed debt x tambahan penjualan
dan yang buruk.
= 0,03 x 2.200.000 66.000
B. Tambahan keuntungan bersih
Piutang merupakan unsur penting dalam neraca. Prosedur yang
= Marginal return – marginal cost
wajar dan cara pengamanan yang cukup terhadap piutang penting
= A – (B + C)
bukan saja utk keberhasilan perusahaan, tetapi juga untuk memelihara
= 550.000 – ( 378.889 + 66.000) 105.111
hubungan yang memuaskan dengan pelanggan. Pengendalian piutang
dimulai sebelum ada persetujuan untuk mengirimkan barang dagangan,
Dengan melihat perhitungan di atas maka pemberian potongan tunai itu sampai setelah penyiapan dan penerbitan faktur, dan berakhir dengan
penagihan hasil penjualan. Prosedur pengendalian piutang
dapat dibenarkan, karena memberikan tambahan keuntungan bersih berhubungan erat dengan pengendalian penerimaan kas disatu pihak,
dan pengendalian persediaan dilain pihak, sehingga piutang merupakan
sebesar 105.111.
mata rantai diantara keduanya. 6. Resiko Kerugian Piutang

Ada 3 (Tiga) bidang pengendalian piutang: Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan
mengandung resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko
1. Pemberian Kredit Dagangkebijakan kredit dan syarat hanya bisa dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Resiko
penjualan harus tidak menghalangi penjualan kepada para yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko
pelanggan yang sehat keadaan keuangannya, dan juga tidak kerugian piutang.
boleh menimbulkan kerugian yang besar karena adanya
piutang sangsi yang berlebihan. Menurut S.Munawir berpendapat bahwa : Semakin besar suatu
2. Penagihan (Collections)apabila telah diberikan kredit, harus perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya
dilakukan setiap usaha untuk memperoleh pembayaran yang piutang. Dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap
sesuai dengan syarat penjualan dalam waktu yang wajar. kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang
3. Penetapan dan penyelenggaraan pengendalian intern yang berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar.
layak. Membuat suatu sistem pengendalian intern yang
memadai untuk memastikan bahwa semua penyerahan barang Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu :
sudah difakturkan, atau difakturkan sebagai mana mestinya
kepada para pelanggan, dan bahwa penerimaan benar-benar
masuk kedalam rekening perusahaan. a) Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)

Mengelola arus kas masuk dan keluar adalah salah satu tugas Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama
sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena
pokok keuangan karena semua transaksi bisnis bermuara ke dalam kas.
seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga
Manajer keuangan pada umumnya mengharapkan penjualan dapat perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial
dilakukan dengan tunai atau kredit dengan waktu yang sesingkat- dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi
singkatnya, agar arus kas masuk cepat. Untuk mengelola keuangan dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat
perusahaan yang baik, manajer keuangan harus menyusun anggaran dikembalikan.
pengumpulan piutang yang akan digunakan untuk mengendalikan
piutang. Makin panjang umur piutangnya, makin buruk kondisi b) Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
perusahaan karena makin lama piutang tersebut menjadi uang tunai
(kas). Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa
menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari
harga pokok barang yang dijual secara kredit.

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca c) Resiko keterlambatan pelunasan piutang
perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau
pemberian kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya
penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih
diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan 90 besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
hari (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan
tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-barang atau d) Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi
lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan- Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang
tuntutan pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan rendah sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang
tertanam dalam piutang semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan
diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
adanya modal kerja yang tidak produktif.

Analisa umur piutang mendasarkan perhitungannya pada konsep adanya resiko piutang yang tidak dapat ditagih
kepelanggan karena beberapa alasan. Piutang yang diragukan tidak dapat ditagih ini semakin lama semakin
menumpuk maka salah satu tindakan yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menyusun kriteria lamanya
piutang yang sampai saat ini belum dapat ditagih.

Piutang yang tidak dapat tertagih ini karena beberapa sebab, antara lain karena adanya kemungkinan perusahaan
terlalu mudah dalam pemberian piutang dalam arti persyaratan yang ditetapkan terlalu longgar. Atau, bahkan
memang track record pelanggan itu sendiri yang kurang baik.

Batas kriteria piutang tak tertagih, lazimnya adalah 30 hari setelah tanggal transaksi.

Ilustrasi :
ESTIMASI UMUR PIUTANG

INTERVAL UMUR…………….......…………SALDO…........……PERSEN…….JUMLAH

Belum Jatuh Tempo…………...…………... Rp. 122.000.000. - …3%......Rp.3.660.000,-

Telah Jatuh Tempo dalam 1-30 hari……... Rp. 18.000.000,-….…7%......Rp.1.260.000,-

Telah Jatuh Tempo dalam 31-60 hari….....Rp. 15.000.000,-…..10%......Rp.1.500.000,-

Telah Jatuh Tempo dalam 61-90 hari……. Rp. 12.000.000,-…..20% .....Rp.2.400.000,-

Telah Jatuh Tempo dalam 91-180 hari… ...Rp. 8.000..000,-…..30% .....Rp. 2.400.000,-

Telah Jatuh Tempo dalam 181-365 hari ...Rp. 4.000.000,-…..50% ..Rp.2.000.000,-

Diatas 365 hari sebesar …………….....….……Rp. 2.000.000,-……80%..Rp.1.600.000,-

JUMLAH KESELURUHAN ADALAH …......Rp.181.000.000 ………...…Rp.14.820.000,-

Catatan :

INTERVAL UMUR = Kriteria lamanya piutang tak tertagih sejak tanggal transaksi

SALDO = Jumlah piutang dari beberapa pelanggan dijumlahkan semuanya.

PERSEN = Persentase tidak mungkin tertagih, angka ini diperoleh dari beberapa tahun yang lalu sebagai data
historis atau pengalaman perusahaan dengan melihat karakteristik pelanggannya.

JUMLAH = hasil kali antara SALDO dengan PERSEN.

AYAT JURNAL PENYESUAIAN :

Jika Akun PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH bersaldo DEBET sebesar Rp.5.000.000,- maka Jurnal
Penyesuaiannya adalah :

D : Beban Piutang Tak Tertagih Rp.19.820.000,-

K : Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp. 19.820.000,-

Penjelasan :

Saldo akun Penyisihan Piitang Tak Tertagih harus berjumlah Rp. 14.820.000,-( Rp. 19.820.000,- - Rp.5.000.000,-)
sehingga dengan jumlah penyesuaian tersebut maka nilai realisasi bersih Piutang Dagang adalah Rp. 181.000.000-
Rp. 14.820.000,- = Rp. 166.180.000,-
Namun, Jika Akun PENYISIHAN PIUTANG TAK TERTAGIH bersaldo KREDIT sebesar Rp. 2.000.000,- maka Jurnal
Penyesuaiannya adalah :

D: Beban Piutang Tak Tertagih Rp. 12.820.000,-

K : Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp. 12.820.000,-

Penjelasan :

Saldo akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih tetap berjumlah Rp. 14.820.000,- ( Rp. 12.820.000,-+ Rp.2.000.000,-)
sehingga dengan adanya jurnal penyesuaian tersebut maka nilai realisasi bersih Piutang Dagang adalah Rp.
181.000.000 – Rp. 14.820.000,- = Rp.166.180.000,-

Contoh Soal Akuntansi Keuangan I - Analisis Umur Piutang

Neraca saldo PT. Insan Cita, per 31 Desember 2012 terdapat saldo Piutang Dagang Rp.30.310.000,- dan
Cadangan Penghapusan Piutang Rp.1.450.000,- Berikut ini daftar faktur penjualan kredit yang belum
dibayar pada tanggal 31 Desember 2012:

Syarat
No Debitur Tgl Faktur Harga Faktur
Pembayaran

1 Toko Ali Rahmat Sentosa 22 Sep 2012 Rp.2.500.000 2/10, n/60

2 Toko Ali Rahmat Sentosa 25 Nov 2012 Rp.1.900.000 2/10, n/60

3 Toko Indah 22 Okt 2012 Rp.3.200.000 2/10, n/60

4 UD. Wira Karya 12 Mei 2012 Rp.5.000.000 2/10, n/30

5 CV. Jaya 25 Sep 2012 Rp.1.100.000 2/10, n/60

6 CV. Jaya 12 Okt 2012 Rp.4.000.000 2/10, n/60

7 CV. Jaya 07 Des 2012 Rp.1.800.000 2/10, n/30

8 PT. Sinar Harapan 27 Des 2012 Rp.6.500.000 2/10, n/30

9 CV. Red Diamond 12 Ags 2012 Rp.1.410.000 2/10, n/60

10 CV. Red Diamond 07 Okt 2012 Rp.2.900.000 2/10, n/60

Jumlah Rp.30.310.000
Manajemen perusahaan menetapkan persentase penghapusan piutang berdasarkan kelompok umur
piutang yaitu Belum Kadarluarsa 1%, Lewat 1-30 hari 5%, Lewat 31-60 hari 10%, Lewat 61-120 hari 25%
dan lewat 121 hari 50%.

Diminta : Buat perhitungan Analisis Umur Piutang dan jurnal penyesuaian

Jawaban:

Tgl Jatuh Masa


Syarat
No Debitur Tgl Faktur Harga Faktur Tempoh Kadalu
Pembayaran
arsa

1 Toko Ali Rahmat Sentosa 22 Sep 2012 Rp.2.500.000 2/10, n/60 21 Nov 2012 40 hari

2 Toko Ali Rahmat Sentosa 25 Nov 2012 Rp.1.900.000 2/10, n/60 24 Jan 2013 Belum

3 Toko Indah 22 Okt 2012 Rp.3.200.000 2/10, n/60 21 Des 2012 10 hari

11 Jun 2012 203


4 UD. Wira Karya 12 Mei 2012 Rp.5.000.000 2/10, n/30
hari

5 CV. Jaya 25 Sep 2012 Rp.1.100.000 2/10, n/60 24 Nov 2012 36 hari

6 CV. Jaya 12 Okt 2012 Rp.4.000.000 2/10, n/60 11 Des 2012 20 hari

7 CV. Jaya 07 Des 2012 Rp.1.800.000 2/10, n/30 06 Jan 2013 Belum

8 PT. Sinar Harapan 27 Des 2012 Rp.6.500.000 2/10, n/30 26 Jan 2013 Belum

9 CV. Red Diamond 12 Ags 2012 Rp.1.410.000 2/10, n/60 11Okt 2012 81 hari

10 CV. Red Diamond 07 Okt 2012 Rp.2.900.000 2/10, n/60 06 Des 2012 25 hari

Jumlah Rp.30.310.000

Perhitungan Analisis Umur Piutang


PT. Insan Cita

Analisis Umur Piutang

Per 31 Desember 2012

Belum Kadaluarsa
Debitur Jumlah Kadaluarsa
1-30 hari 31-60 hari 61-120 hari < 121

Toko Ali R Sentosa Rp4.400.000 Rp1.900.000 Rp2.500.000

Toko Indah Rp3.200.000 Rp3.200.000

UD. Wira Karya Rp5.000.000 Rp5.000.000

CV. Jaya Rp6.900.000 Rp1.800.000 Rp4.000.000 Rp1.100.000

PT. Sinar Harapan Rp6.500.000 Rp6.500.000

CV. Red Diamond Rp4.310.000 Rp2.900.000 Rp1.410.000

Jumlah Rp30.310.000 Rp10.200.000 Rp10.100.00 Rp3.600.000 Rp1.410.000 Rp5.000.00


0 0

% Persentase 1% 5% 10% 25% 50%

Cad. Penghapusan Rp2.500.00


Rp3.819.000 Rp102.000 Rp505.000 Rp360.000 Rp352.500
Piutang 0

Perhitungan Estimasi kerugian penghapusan piutang adalah:

Cadangan penghapusan piutangper 31 Desember 2012 Rp.3.819.500

Saldo Kredit cadangan penghapusan piutang Rp.1.450.000


Estimasi kerugian penghapusan piutang Rp.2.369.500

Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2012 adalah:

Kerugian penghapusan piutang Rp.2.369.500

Cadangan penghapusan piutang Rp.2.369.500

Pengertian manajemen persediaan

Manajemen Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,
untuk dijual kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan dapat
berupa bahan
mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, ataupun suku cadang. Bisa
dikatakan tidak ada perusahaan yang beroperasi tanpa persediaan, meskipun sebenarnya
persediaan hanyalah suatu sumber dana yang menganggur, karena sebelum persediaan digunakan
berarti dana yang terikat didalamnya tidak dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Begitu
pentingnya persediaan ini sehingga para akuntan memasukkannya dalam neraca sebagai salah
satu pos aktiva lancar.

Tujuan Manajemen Persediaan

Proses manajemen pasti memerlukan biaya apalagi yang dikelola adalah barang yang
memerlukan perhatian khusus. Barang-barang seperti makanan yang bisa basi atau barang pecah
belah memerlukan penangan yang cepat dan biaya perawatan yang lumayan.

Beberapa fungsi pengendalian persediaan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sebagai penyangga proses produksi (buffer) sehingga proses operasi dapat berjalan terus.
2. Menetapkan jumlah barang yang harus disimpan sebagai sumber daya agar tetap ada.
3. Menghindari kekurangan atau kelebihan bahan
4. Mengurangi risiko perubahan harga akibat inflasi dan kenaikan harga dari pemasok

1. Economic Order Quantity (EOQ)


Yang dimaksud dengan economic order quantity adalah jumlah pemesanan yang paling
ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimumkan jumlah biaya pemeliharaan
barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Model EOQ ini sangat mudah dan
sederhana, namun ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Jumlah kebutuhan barang per periode stabil


b. Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan
c. Biaya pemesanan selalu sama
d. Biaya pemeliharaan per unit selalu sama
e. Usia barang relatif lama, tidak cepat rusak
f. Harga barang tetap
g. Barang tersedia tak terbatas.

Dalam EOQ ditentukan titik pemesanan kembali (reorder point = ROP), yaitu jumlah persediaan
tetap setiap kali pemesanan. ROP dilakukan bila persediaan cukup untuk memenuhi kebutuhan
produksi selama tenggang waktu (lead time = LT) pemesanan. ROP menghendaki pengecekan
fisik/kartu catatan secara teratur. Apabila digambarkan nampak seperti berikut:

Kedua biaya tersebut apabila digambarkan kedalam grafik akan nampak sebagai berikut:

Contoh 1.
Pada sebuah perusahaan, diketahui rata-rata penjualan 1.000 unit per bulan, biaya setiap kali
pesan adalah Rp 600.000,00 biaya simpan sebesar Rp 10.000,00 per unit, dengan kebijakan
pemesanan 2.000 unit setiap kali pesan. Berapakah jumlah pesanan ekonomisnya?

Rasio perputaran persediaan (inventory persediaan adalah harga pokok barang yang
turnover atau stock turnover) adalah ukuran terjual dalam waktu satu tahun dibagi dengan
seberapa sering persediaan barang dagang rata-rata nilai persediaan barang dagang.
terjual dalam waktu satu periode. Periode
dapat dalam masa tahunan ataupun bulanan. Untuk mendapatkan nilai persediaan yang
lebih objektif, maka dihitung nilai rata-ratanya,
Rumus untuk menghitung perputaran yaitu dengan menambahkan persediaan tahun
ini dengan persediaan tahun sebelumnya, Jawabannya adalah: relatif.
kemudian dibagi 2.
Karena rasio terlihat bagus atau jelek hanya
Semakin besar angka perputaran persediaan setelah dibandingkan dengan rasio dari
semakin bagus; karena berarti perusahaan perusahaan yang sejenis, atau dibandingkan
efisien dalam penyediaan persediaannya. Atau dengan rasio periode sebelum/sesudahnya.
dengan kata lain semakin pendek waktu Yang jelas, perusahaan atau periode dengan
barang untuk "ngendon" di gudang/toko, rasio perputaran lebih tinggi (= hari
sehingga biaya penyimpanan barang makin sampai barang terjual lebih kecil) itulah yang
murah. lebih baik.

Contoh:Perusahaan kecap "Angsa" mencatat


penjualan tahun 2011 sebesar 300 juta rupiah.
Harga pokok atas barang yang terjual sebesar
210 juta rupiah.
Nilai persediaan pada akhir tahun 2011
sebesar 8 juta rupiah; sementara pada akhir
2010 sebesar 12 juta rupiah.

Maka perputaran persediaan dihitung sebagai


berikut
= harga pokok barang terjual / ((persediaan
2011 + persediaan 2010) / 2)
= 210 juta / ((8 juta+12 juta)/2)
= 210 juta / (20 juta / 2)
= 210 juta / 10 juta
= 21

Nilai 21 tersebut berarti dalam waktu satu


tahun rata-rata terjadi 21 kali persediaan
barang dagang perusahaan kecap "Angsa"
terjual.

Dari rasio perputaran persediaan kita


kemudian dapat menghitung berapa lama
waktu rata-rata dari produk dibeli sampai
dengan terjual. Rumusnya adalah jumlah hari
dalam setahun dibagi dengan nilai perputaran
persediaan.

Pada perusahaan kecap "Angsa" di atas,


jumlah hari sampai produk terjual dihitung
sebagai berikut:
= jumlah hari setahun / perputaran
persediaan
= 365 hari / 21
= 17,38 hari

Kemudian apakah nilai 21 (perputaran


persediaan) atau 17,38 (hari sampai barang
terjual) menunjukkan nilai yang bagus?

Anda mungkin juga menyukai