1.
AKADEMI TEKNOLOGI PULP DAN KERTAS
BANDUNG
2010
KERTAS MEDIUM
1. Pengertian
2. Sifat
Sifat utama yang disyaratkan pada kertas medium adalah bergramatur tinggi (tebal)
dan kaku. Hal ini disebabkan pada pemakaian kertas medium harus mampu menahan
tekanan.
3. Bahan baku
Dalam pembuatan kertas, bahan baku utamanya adalah serat. Ada dua jenis serat
yang dapat digunakan dalam pembuatan kertas yaitu serat alami (virgin pulp) atau serat
sekunder (waste paper). Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting karena
hubungannya dengan hasil kertas yang akan dihasilkan.
Menurut Hamilton (1991) serat yang dipakai untuk membuat kertas medium harus
mempunyai sifat kekakuan yang baik, sehingga kekuatan lapisan gelombangnya akan baik
pula.
Untuk menghasilkan sifat kekakuan pada kertas medium, Brandon (1980)
menyatakan bahwa perlu ditambahkan Virgin pulp. Menurut Bahar (1989), salah satu virgin
pulp yang cocok untuk dibuat kertas medium adalah pulp hasil proses semikimia, karena
pulp hasil semi kimia selain menghasilkan rendemen yang cukup tinggi bila dibandingkan
dengan pulp full chemical, dan juga pulp semikimia masih banyak mengandung
Hemiselulosa.
Apabila bahan baku kertas medium seluruhnya dari virgin pulp, maka kertas medium
tersebut tidak akan mempunyai keunggulan kompetitif dipasaran, sehingga untuk
mengantipasinya perlu ditambahkan serat sekunder sebagai pulp substitusi pada pembuatan
kertas medium. Menurut Rudatin, Indriati dan Sudjono (1985). Pada umumnya bahan baku
kertas medium dibuat dari pulp NSSC kayu daun, kertas bekas dari karton gelombang atau
campurannya.
Virgin Pulp
Pulp didefinisikan sebagai bahan mentah yang mengandung serat yang digunakan sebagai
bahan baku kertas dan telah mengalami proses pemasakan baik secara mekanis maupun
kimia.
Pulp umumnya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Untuk pulp yang diperoleh dari
tumbuhan yang memiliki serat panjang dengan pemasakan sulfat dan diputihkan disebut
NBKP (Needle Bleached Kraft pulp) sedangkan yang tidak diputihkan dsebut NUKP (Needle
Unbleached Kraft Pulp). Adapun pulp dari tumbuhan berserat pendek dimasak dengan
proses sulfat dan diputihkan disebut LBKP (Leaf Bleached Kraft Pulp) sedangkan yang tidak
diputihkan disebut LUKP (Leaf Unbleached Kraft Pulp).
Lembaran yang dibuat dari pulp berserat panjang (NBKP dan NUKP) memiliki sifat
kekuatan yang tinggi, karena seratnya panjang dan saling mengikat dengan kuat, namun
formasinya kurang karena diantara ikatan antar seratnya terdapat pori-pori kecil yang tidak
mungkin terisi oleh serat panjang. Sebaliknya dengan lembaran yang dibuat dari serat yang
pendek misalnya LBKP dan LUKP formasi akan baik, karena pori- pori yang kecil akan terisi
oleh serat pendek, akan tetapi kekuatannya lebih rendah dari pada lembaran yang dibuat
dengan serat panjang. Karena terlalu banyaknya ikatan dan sambungan pada lembaran
dengan demikian untuk memperoleh kedua sifat kekuatan dan formasi yang baik, dapat
memadukan pemakaian kedua jenis serat atau pulp tersebut.
Untuk penghematan pemakaian pulp/serat alam yang semakin mahal dan langka
sumber dayanya, serta penggunaan sumber serat lain, juga untuk melestarikan lingkungan,
maka saat ini banyak industri kertas cenderung menggunakan waste paper sebagai bahan
baku.
Untuk industri kertas medium pemakaian kertas waste paper dapat mempergunakan
100% kertas waste paper, tentunya waste paper jenis tertentu tanpa mengurangi sifat kertas
dan persyaratan yang telah ditentukan.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan waste paper dalam industri
kertas antara lain:
Ada dua jenis kertas bekas yang digunakan yaitu “Pre consumerized” yang berarti
kertas bekas tersebut belum digunakan oleh pemakai/konsumen jenisnya banyak seperti
broke dan trim yang berasal dari mesin kertas dan “Past consumerized” yang berarti kertas
tersebut telah sampai pada konsumen dan telah digunakan dan sudah tidak terpakai lagi,
jenisnya banyak sekali diantaranya Koran, majalah bekas, OCC (Old Corrugated Container).
4. Bahan Kimia
Bahan kimia mempunyai peranan yang penting dalam pembuatan kertas, oleh
karena itu pengaturan dan penggunaannya harus mendapat perhatian yang khusus. Secara
umum bahan kimia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan kimia penolong
fungsional dan bahan kimia control.
a. Bahan kimia penolong (additive) fungsional
Adalah bahan kimia yang ditambahkan dalam proses pembuatan kertas dengan tujuan
untuk meningkatkan sifat kekuatan dari kertas. Bahan additive fungsional antara lain:
Adalah bahan kimia yang ditambahkan dalam proses pembuatan kertas dan bertujuan
untuk mengendalikan proses tersebut dari beberapa faktor yang dapat mengganggu, gangguan
tersebut pada proses seperti pitch, busa, dan slime sehingga pada kertas timbul lubang atau
pinhole, bahan additive control antara lain:
5. Pembuatan Kertas
Bahan baku pembuatan kertas yang digunakan untuk pembuatan kertas medium
adalah kertas bekas (secondary fiber). Jenis ini terdiri dari bahan baku ONP (Old newspaper),
MWP (Mixed waste paper), OCC (Old Corrugated Container) atau bekas karton boks. Selain
itu bahan baku juga diperoleh dari dry broke yang berasal dari finishing dan Wet Broke yang
berasal dari trim lembaran basah diatas wire dan kertas putus pada saat terjadi gangguan.
Kemudian bahan baku yang ada diolah dengan komposisi tertentu sesuai produk yang
diinginkan.
Sistem operasi yang ada pada pembuatan kertas di paper machine pada dasarnya
meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Sistem operasi penyediaan bubur kertas (stock preparation)
2. Sistem proses pembuatan lembaran kertas.
3. Sistem proses penyempurnaan dan penyelesaian produk akhir.
6.1. Repulper
Bahan baku yang berupa kertas bekas (serat sekunder) dengan perbandingan tertentu,
sesuai dengan gramatur produk yang diinginkan dimasukkan ke dalam repulper (Continuos
Hydropulper 1 dan 2) yang berupa bejana terbuka dan berbentuk delta dengan
menggunakan apron conveyor. Dalam continous hydropulper terjadi pengadukan oleh rotary
blade (rotor) dan penambahan air untuk mensirkulasikan dan menguraikan kertas menjadi
bubur kertas atau pulp.
Efek dari pengadukan rotor yang kencang dan efek gesekan antara rotor dengan serat
menyebabkan lembaran kertas bekas akan terurai menjadi serat sehingga terjadi bubur
kertas. Bahan pengotor seperti tali plastik, kawat, tali tambang, dan lain-lain yang terikut
dalam bahan baku akan terjerat oleh ragger reject dari continous hydrapulper ditampung
dalam transh well, yang selanjutnya diolah kembali untuk memperoleh hasil yang maksimum
dari bahan baku. Konsistensi bubur kertas di dalam Continous Hydrapulper sekitar 4-5 %
dengan waktu tinggal kurang lebih 30 menit.
Karena bila kontaminan tidak dipisahkan dari serat sekunder pada proses daur ulang
akan menghasilkan:
1. Cleaning
Peralatan yang umum digunakan pada pembersihan stock atau bubur kertas adalah
Liquid Cyclon (LC). Alat tersebut berfungsi untuk memisahkan fiber dengan kotoran seperti
batu kecil, pasir, kaca, besi kecil. Prinsip kerja dari alat ini adalah memisahkan kotoran atas
dasar perbedaan spesifik gravity atau massa jenis.
Proses yang terjadi di dalam liquid cyclon adalah sebagai berikut:
Stock masuk secara tangensial pada bagian yang berbentuk kerucut. Kecepatan stock
membesar mengikuti alur yang berbentuk spiral. Pada saat mengalir kombinasi gaya
sentrifugal dan gaya gesek hidrolisis menyebabkan partikel-partikel yang lebih berat
bergerak ke lapisan Fluida yang ada di dinding kerucut. Pada saat putaran stock mendekati
ujung bawah, fluida yang ada di dinding bergerak menuju sumbu dan berbalik arah menuju
over flow nozzle.
Parameter operasi yang mempengaruhi efisiensi cleaning adalah:
1. Konsistensi umpan atau stock
2. Pressure drop
3. Laju pengeluaran reject
4. Temperature stock.
2. Screening
Setelah tahap cleaning, bubur kertas memasuki tahap penyaringan untuk memisahkan
partikel-partikel debris atau kotoran yang ukurannya lebih besar atau satuan dari serat dalam
stock. Partikel pengotor yang terdapat dalam bubur kertas tersebut antara lain plastic,
styrofoam, dan kertas yang menggumpal.
Komponen–komponen penting yang terdapat dalam screen yaitu:
1. Screen plate dengan ukuran lubang-lubang yang memungkinkan untuk menahan pengotor
tetapi dapat melewatkan serat. Bentuk lubang pada screen plate ini ada dua macam, yaitu
lubang yang berbentuk bulat dan lubang yang bentuknya memanjang (slot).
2. Peralatan cuci balik (back flushing) yang secara periodik melepaskan jaringan serat dan
pengotor dari permukaan screen plate.
3. Saluran accept dan reject yang letaknya terpisah, biasanya accept di bagian atas dan reject –
nya di bagian bawah.
Jenis penyaring yang paling banyak digunakan adalah pressure screen. Ruang kerja
dari pressure screen terdiri dari screen plate yang berbentuk silinder dan sebuah rotor yang
menyebabkan terjadinya pulsasi (denyutan) dekat permukaan screen plate tersebut, dengan
adanya back flushingnya dalam penyaringan, screen yang tedapat dalam proses ini dibagi
menjadi dua yaitu primary screen dan secondary screen.
6.3. Fraktionator
Hasil dari penyaringan ditampung dalam Fraktionator feed tank (C-4) sebagai umpan
untuk fraktionator (SP23 dan SP24). Didalam fraktionator terjadi pemisahan serat pendek
(short fibre) dan serat panjang (long fibre). Prinsip kerja dari komponen dari alat tersebut
sama dengan prinsip kerja pada screen , namun dalam proses ini tidak menghasilkan reject .
tujuan dari pemisahan ini adalah untuk efisiensi proses , hal ini disebabkan long fibre masih
mengandung pengotor yang lebih banyak dari pada short fibre sehingga long fibre masih
memerlukan proses Cleaning lebih lanjut.
6.5. Refining
Setelah proses cleaning dari palmac, bubur kertas long fibre dialirkan ke refining feed
tank (twin hydradisc refining) untuk membentuk fibrilasi. Refining adalah perlakuan mekanis
terhadap bubur kertas untuk mengolah serat agar dapat dibuat kertas yang bermutu tinggi.
Dua peristiwa penting dalam refiner adalah pemotongan serat dan fibrilasi. Fibrilasi atau
timbulnya fibril-fibril pada serat akibat pecahnya dinding sekunder akan meningkatkan luas
permukaan serat. peningkatan luas permukaan ini menyebabkan serat dapat dengan mudah
untuk membentuk ikatan antara yanga satu dengan yang lainnya. Dengan demikian akan
terbentuk lembaran yang memiliki kekuatan fisik yang baik. Sedangkan peristiwa yang kedua
adalah pemotongan serat (fibre cutting). Fibre cutting yang optmum akan menghasilkan
formasi kertas yang baik.
Proses ini merupakn bagian akhir dari stock preparation yang telah menghasilkan
bubur kertas yang siap diolah untuk proses pembentukan lembaran kertas. Setelah
mengalami proses diatas long fibre dan short fibre disatukan kembali di dalam mixing chest.
Dalam mixing chest terjadi pengadukan oleh agitator agar long fibred dan short fibre dapat
bercampur secara homogen, selain itu ditambahkan pula white water agar konsistensinya
menurun (sekitar 3-3.5 %). Kemudian bubur kertas yang ada dalam mixing chest
ditambahkan alum ( Al2 ( SO4)3 ) . penambahan dilakukan dengan cara pencampuran
sehingga distribusi alum sebagai bahan sizing terbawa oleh bubur kertas kertas. Konsistensi
bubur kertas yang akan diolah untuk pembuatan kertas berkisar 0.5-1 % agar diperoleh
formasi kertas yang baik. Oleh karena itu bubur kertas yang dari machine chest, sebelum
dipompakan oleh fan pump menuju head box, terlebih dahulu ditambahkan white water dari
silo. kemudian bubur kertas yang keluar dari silo ditambahkan Kenthol sebagai bahan
internal sizing yang berfungsi memberikan ketahanan penetrasi cairan ke dalam kertas.
Kethol yang ditambahkan berikatan dengan alum yang telah terserap dalam serat.
7. Pembentukan lembaran Kertas
a. Head Box
Bubur kertas degan konsistensi antara 1.0-1.2 % dipompa oleh fan pump dan
dialirkan keatas wire melalui head box yang dibantu oleh atennuator ( tanki bertekanan )
yang berfungsi membantu tekanan pada fan pump agar diperoleh pancaran diatas wire
sama dengan kecepatan wire. Tujuan dari penyesuaian kecepatan antara pancaran dan
kecepatan wire ini adalah aar dry line pada pembentukan kertas tidak terlalu maju atau tidak
terlalu mundur, sehingga diperoleh formasi kertas yang baik. klau dry line terlalu maju maka
akan dihasilkan kertas yang lembab sedangkan dry line yang mundur akan menyebabkan
kertas yang dihasilkan menjadi retak.
Attennuator yang terdapat pada head box dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya fluktuasi akibat pulsasi hidrolik. pulsasi hidrolik ini merupakan penyebab utama
terjadinya variasi gramatur kertas pada arah mesin. Selain itu juga digunakan untuk
menghasilkan distribusi serat dan aliran stock yang merata dan juga menciptakan suatu
aliran yang turbulensi agar dapat terjadi disperse yang sempurna.
b. Wire
Dari dalam Head box, stock dialirkan keatas wire melalui slice agar diperoleh
kensisitensi yang merata dan tidak terjadi lump (peringkilan kertas ),Slice ini dipasang
melintang sepanjeng lebar mesin kertas (wire) yang terbuat dari bahan sintetis. Selain
tekanan dari fun pum ban atenmuator, tinggi atau rendah nua slice ini juga mempengaruhi
kecepatan atau pancaran dari aliran stock wire part yang merypakn bagian awal dari proses
pembentukan lembaran. Pada saat stock akan jatuh diatas wire, flokulasi masih dapat
terjadi. Oleh karena itu dilakukan penggoyangan (shaking) pada wire, disamping itu untuk
mencuptakan aliran turbuansi pada stock. Pad amesin kecepatan tinggi shaking pada wire ini
tidak diperlukan lagi.
Diatas wire ini air mulai dipisahkan dari stock pertaama kali terjadi karena pengeruh
grvitasi. Setelah pemisahan antara air dengan stock Secara grivitasi tidak memungkinlka lagi,
maka dikunakan proses low vakum bertekana 200-550 m water yang berada dibawah wire.
Bersamaan dengan jalannya proses pemisahan air tersebut stock telah membentuk
lembaran. Dengan demikian proses pemisahan air semakin susah, oleh karena itu dibagian
akhir dari proses dari rangkaian ini digunakan proses high vacum (bertekanan 30-180
mmHg). Penggunaan proses pemisahan air dengan stock menurt urutan seperti diatas
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
- Sifat dari forming sheet
- Menghasilkan formasi atau kualitas yang memenuhi syarat
- Power atau energy
Untuk menghindari fiber yang halus (fines) lolos dari wire (50 mesh) maka
ditambahkan bahan kimia alco (percol) yang berfungsi mengikat fiber-fiber yang halus
tersebut. Air yang telah lolos dari wire (white water ) ditampung dalam silo yang sebelunya
ditambah afranil untuk menghilangakan busa (foam) yangf terbentuk. Thapan d wire part ini
berakhir sampai divakum couch roll yang bertekanan 350 mmHg, selanjutny alembaran
basah akan menuju kebagian pengempaan (press part).
c. Press Part
Press part dimulai dari pick up roll. Jumlah air yang dipisahkan dari proses ini jauh
lebih sedikit jka dibandingkan dengan jumlah air yang dilepaskan pada bagian wire. Tetapi
ada fungsi lain yang sangat penting dari proses pengepresan ini, yaitu:
- Mengeluarkan ait dari lembaran basah
- Mengkonsolidasikan sehingga dapat meningkatakan kekuatan lembaran kertas yang
dihasilkan
- Menghasluskan dan memadatkan lembaran kertas.
Sampai moisture ± 75% jaringn kertas terbentuk akibat teganganpermukaan air. Pada
moisture yang lebih rendah lagi, gaya yang menyebabkan terjadinya ikatan kertas adalah
ikatan hydrogen antara serat. Ikatan antar serat ini trjadi pada saat dilakukan proses
pengepresan. Ketika jaringan serat dipress maka serat-serat saling mendekati sehingga
terbentuk ikatan hydrogen yang bersamaan denga keluarnya air. Semakin banyak air yang
dikelurarkan maka semakin banyak pula ikatan hydrogen yang terbentuk.
Lembaran basah yang melakat pada felt dejepit anara dua roll yang berputar. Pada saat
lembaran basah dijepit, air dilepes keluar dan diserap oleh felt. Daerah jepitan (nip) dibagi
menjadi dua bagian yang dibatasi oleh titik tengah (mid nip) yaitu fase satu yang bertekanan
200kg dan fase dua yang bertekanan 300 kg. Fase I adalah daerah dimana lembaran
memasuki jepitan dan moisture contennya ± 63%. Sedangkan fase II terdapat silinder berulir
(rop roll) yang bermanfaat untuk pemertaan poro-pori. Dengan adanya perss part ini
diharapkan kertas setelah melewati fase II memiliki moisture content yang lebih kecil dari
56%. Setelah pemisahan dengan press part selesai air tidak bisa lagi dipisahkan Secara fisik,
maka lembaran measuki tahap pengeringan.
d. Dryer
Setelah tahap pengepresan, lembaran kertas memasuki tahap pengeringan yang
dibagi menjadi dua bagian yaitu after size press dan before size press. Tetapi kedua dryer
tersebut pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama. Adapun prinsip kerja dari proses
pengeringan yang memalui pemansan Secara konduksi pada silinder yang dialiri oleh steam.
Cylinder dryer berdia meter 1475 mm, disusun dua beris berjumlah 79 yang terdiri dari
section 1-4 detempatkabn dalam sebuah box yang berguna meningkatakan efisiensi panas
dari dryer. Lembaran kertas bergerak dari baris atas dan baris bawah sedemikian rupa
sehingga kedua sisi lembaran kertas menyentuh permukaan dari dryer.
Jumlah dryer yang diperlukan sengat tergantung dengan jumlah air yang aka
diuapkan. Pengeringan dengan cara ini merypakan operasi yang sangat mahal, oleh karena
itu segala usaha yang dapat memperkecil kandungan eir sebelum memasuki unit
pengeringan sangat diperlukan. Proses pengeringan yeng terjadi dengan cara kenaikan
tempratur Secara bertahap sampai mencapai tempratur max. Kemudian diikuti kembali
o
dengan penurunan tempratur . Pertama-tama suhu pengeringan 65 F. Penggunaan
tempratur yang tidak terlalu tinggi ini bertujuan untuk kenaikan temperatur Secara bertahap
sehingga mencegah terjadinya pabas berlebih (over heating).
Jika suhu terlali tinggi maka serat-serta pada permukaan lembaran akan mongering
dan melekta pada permukaan dryer sehingga pada saat akan dilepas terjadi pencabitan
permukaan kertas yang menyebabkan lembaran kertas menjadi rusak. Setelah lembaran
cukup kering maka maka lembaran mengalami peoses pemanasan kedua yan bertempratur
100 o F. Kemudian mencapai tempretur maksimum sampai 266 o F. Setelah itu melalui dryer
terakhir yang tempraturnya cukup rendah, Keluar dari drayer bagian pertama lembaran
memasuki bagian size press (external sizing). Didalam size press lembaran ditambah larutan
kanji (starch) yang sydah diolah. Kanji ditambahkan melalui nozzle sepanjang lebar
lembaran kertas. Penambahan kanji ini bertujuan meningkatkan data tekan tepi (ring crush)
dari kertas yang dihasilkan.
Dengan adanya penambahan kanji tersebut menyebabkan kertas menjadi basah
kembali sehingga perlu dikeringkan kembali dengan dryer. Bagian ini disebit bagian after size
(tahap kedua). Prinsip kerjanya sama dengan dryer before size press yang terdiri dari 5-8
section. Perss pengeringan bermula denag tempratur 65 oF den mencapai tempretur
maksimum 266oF.
Setelah Mengalami pengeringan dengan tempratur 266oF, kandungan air yang ada
dalam kertas tinggal 7-8,5% seja sehingga pemanasan yang berlebih akan mentebabkan
kertas menjadi hangus. Oleh karena itu peda dryer terakhir tempretur cukup rendah.
Adanya pemanasan oleh steam darui boiler menyebabkan udara disekitar menjadi
lembab karena steam telah digunakan untuk pemansan megalami penjenuhan,. Penjanuhan
steam ini menyebabkan peningkatan penggunaan steam selanjutnya karena tempratur dari
dalam box makin lama makin turun (uap menjadi jenuh). Oleh Karena itu untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan steam maka dilakyukan pengolahan lebih lanjut dari
steam yang telah mengalami penjanuhan. Proses tersebut dimulai dari steam yang
mengalami penjenuhan. Prose tersebut dimulai dari steam yang telah jenuh diisap oleh
vakum yang tredapt dibagian bawah dryer kemudian dilewatkan ke economizer untuk
mengalami proses pemisahan air. Pemisahan air menybabkan pemisahan tempratur steam
meningkat kembali. Air yang telah terpisah dibuang melalui perpipaan. Steam yang telah
dipisahkan dengan air dipanaskan kembali dengan dibakar dengan gas alam agar diperoleh
sten yang kering sehingga dapat digunakan kembali sebagai pembantu untuk pemanasan
steam dari boiler. Dengan adanya pemanasan ini penggunaan steam lebih efisien dan hemat
biaya.
e. Paper Finishing
Setelah melewati dryer part, lembaran kertas diharapkan mempunyai kandungan air
(moisture) sekitar 6-7%. Selanjutnya lembaran digulung di pop reel dengan gulungan
tertentu sesuai dengan kebutuhan. Di bagiab pop reel dilengkapi denga scanner yang
berfungsi sebagai pendeteksi moisture yang ada pada produk kertas . Setelah dari pop reel
gulungan dibawa ke rewinder. Didalam rewinder kertas mengalami slitting dan rewinding,
kecepatan rewinding (± 1,555% m/menit) ini basanya dua atau tiga kali kecepatan mesin
kertas. Slitting adalah proses pemotongan sesuai dengan lebar kertas yang diinginkan.
Gulungan dipotong dengan slitter sesuai dengan arah mesin sedangkan rewinding adalah
menggulung kambali kertas tanpa mengubah ukuranyya, kecuali penyisiran rewinding ini
dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah yang timbul pada saat penggulungan di
pop reel.
Masalah-masalah yang timbul adalah:
1. Variasi tegangan kertas
2. Kertas kisut (Wringkle)
3. Kertas berkerut (Curl)
4. Kerta slip karena gulungan longgat.
Setelah di winder gulungan kertas dirapihkan dan dikirim kebagian penimbangan serta
diberi label yang meuat nama pabrik pembuat, jenis kertas, kelas atau golongan, gramatur
dan berat dari gulungan tersebut. Setelah itu produk dibawa ke gubang dan siap dipasarkan.
8. Deskripsi Alat