DISUSUN
O
L
E
H
NAMA : XXX
N I M : xxx
KATA PENGANTAR
xxxxxx
Nip. 00000000000
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1 Latar Belakang.................................................................................
1
2 Identifikasi Masalah.........................................................................
2
3 Maksud dan Tujuan..........................................................................
3
4 Sistematik Pembahasan....................................................................
3
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 21
DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................................ 22
BAB I
PENDAHULUAN
mencapai tujuannya secara efektif dan efesien. Oleh karena itu pemerintahan
pun telah mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional yang dimulai dari setiap diri
individu pegawai, yang kemudian pemerintah menjadikannya Peraturan
Pemerintah mengenai disiplin pegwai yang memuat tentang kewajiban, larangan
dan sanksi bagi pegawai yang melanggar.
Mengingat peranan disiplin diri sebagai Pegawai Negeri Sipil begitu besar,
maka perlu pembinaan terus menerus agar disiplin dapat ditegakkan mulai dari
bagian yang terbawah sampai dengan pimpinan tertinggi dari suatu badan,
kantor atau lembaga. Namun, untuk membangun disiplin diri pada setiap
pegawai tidaklah mudah sehingga perlu strategi yang tepat untuk membangun
disiplin pada diri pegawai.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk
mengetahui lebih mendalam faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi disiplin
kerja pada Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx. Untuk itu penulis
mencoba mengangkat permasalahan diatas dengan mengadakan penelitian
ilmiah dengan judul : “Analisis Disiplin Pegawai dan Pengaruhnya terhadap
Tingkat Kinerja pada Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx”
2. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah penulis uraikan didalam latar
belakang permasalahan diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penulisan karya ilmiah ini adalah :
a. Bagaimana pengaruh disiplin terhadap pegawai untuk meningkatkan kinerja
pegawai Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx.
b. Apa hambatan yang dialami oleh pegawai dalam meningkatkan disiplin kerja.
c. Bagaimana upaya membangun disiplin dengan peningkatan prestasi kerja
pegawai .
4. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan Karya Tulis ini Penulis menggunakan metoda analisis
deskriptif dengan pendekatan teoristis. Dengan karya tulis ini diharapakan akan
memperoleh gambaran mengenai masalah yang terjadi pada isu aktual yang di
pilih. Penulis membandingkan antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi
pada Kantor Xxxxxxxxxx. Proses penyusunan Karya Tulis ini meliputi
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data, yang disusun dengan
uraian sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Tinjauan Kepustakaan
Bab III : Pemecahan Masalah
Bab IV : Penutup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Disiplin
Menurut Sri Murtini (2004) disiplin adalah taat kepada aturan atau
ketentuan yang mengatur atau yang dapat menjadi acuan atau pedoman bagi
seseorang untuk melakukan kewajibannya dan menghindari laranganannya.
Disiplin merupakan salah satu unsur pokok dalam upaya mencapai
kualitas atau keberhasilan manajemen disamping unsur pemahaman dan
kesungguhan. Jika salah satu unsur itu tidak ada akan menimbulkan dampak
kualitas manajemen yang kurang baik. Oleh karena disiplin harus mampu
ditanamkan pada seluruh pegawai, dengan cara : mengenal dirinya sendiri,
mendisiplinkan diri, memimpin dengan keteladanan, menanamkan semangat
kemandirian, hindari sikap dan perilaku negatif dan anggapan disiplin itu sebagai
suatu ibadah.
Dilihat dari disiplin tidaknya pegawai dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja aparatur dalam upaya menyelesaikan tugasnya sehari-hari.
Apabila setiap Pegawai selaku unsur aparatur Pemerintah ataupun sebagai alat
abdi masyarakat dapat menjalankan tugas atau kewajibannya secara disiplin
maka pelaksanaan tugas pemerintah atau pembangunan akan berjalan sesuai
dengan rencana, Lancar dan terkendali. Ini berarti bahwa disiplin diri bagi setiap
Pegawai dapat berperan sebagai salah satu potensi Sumber daya Manusia
aparatur, yang harus ditingkatkan untuk dapat mencapai tujuan bersama secara
efektif dan efesien.
Salah satu aspek kekuatan Sumber Daya Manusia dapat tercermin pada
sikap dan prilaku dari pegawai, karena disiplin mempunyai dampak yang kuat
2. Pengertian Pegawai
Pengertian kinerja yaitu suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang
karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Anwar
Prabu Mangkunegara (2000) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut : kinerja adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikanya.
Pada umumnya, kinerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler dan Porter dalam
Sutrisno (2010) yang menyatakan bahwa kinerja adalah kesuksesan seseorang
dalam melaksanakan tugas. Prawirosentono (1999), mengemukakan kinerja
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara
legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika.
Miner dalam Sutrisno (2010), mengatakan bahwa kinerja adalah
bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai de-
ngan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Setiap harapan mengenai
bagaimana seseorang harus berperilaku dalam melaksanakan tugas, berarti
menunjukkan suatu peran dalam organisasi. Suatu organisasi, baik organisasi
pemerintah maupun organisasi privat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh sekelompok
orang yang berperan aktif sebagai pelaku (actors) dalam upaya mencapai tujuan
lembaga atau organisasi bersangkutan (Prawirosentono: 1999).
Tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya para
pelaku yang terdapat pada organisasi tersebut. Dalam hal ini sebenarnya
terdapat hubungan yang erat antara kinerja perorangan (individual performance)
dengan kinerja organisasi. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan baik
maka kemungkinan besar kinerja perusahaan atau organisasi juga baik. Kinerja
seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia
bekerja keras, diberi gaji sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan masa
depan lebih baik.
Irianto dan Sutrisno (2010), mengemukakan kinerja karyawan adalah
prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas. Keberhasilan
organisasi tergantung pada kinerja para pelaku organisasi bersangkutan. Oleh
karena itu, setiap unit kerja dalam suatu organisasi harus dinilai kinerjanya, agar
kinerja sumber daya manusia yang terdapat dalam unit-unit dalam suatu
organisasi tersebut dapat dinilai secara objektif. Bagaimana cara menilai kinerja
sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam setiap unit kerja? Pada
prinsipnya kinerja unit-unit organisasi baik secara individual maupun kelompok
orang yang berada di dalamnya merupakan pencerminan dari kinerja sumber
daya manusia bersangkutan. Dalam hal ini terdapat tiga kelompok karyawan
sesuai dengan fungsinya, yakni kelompok pembuatan strategik atau kebijakan
organisasi, administrasi, dan pelaksana operasi
Berdasarkan uraian tersebut di atas mengungkapkan bahwa dengan hasil
kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan
dapat dievaluasi tingkat kinerja pegawainya, maka kinerja karyawan harus dapat
ditentukan dengan pencapaian target selama periode waktu yang dicapai
organisasi.
4. Organisasi
BAB III
PEMBAHASAN
a. Susunan Organisasi
Secara umum susunan organisasi Kantor Xxxxxxxxxx terdiri atas :
1. Camat
2. Sekretaris Camat
b. Kepegawaian
Pelaksana yang ada di Kantor Xxxxxxxxxx berjumlah 34 (tiga puluh Empat )
orang, dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 3.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Status
No Status Jabatan Jumlah
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 34 Orang
Tabel 3.4
Komposisi Aparatur Berdasarkan Pendidikan
No PENDIDIKAN JUMLAH
1 S2 1
2 S1 9
3 D.III 3
4 D.I -
5 SLTA 20
6 SLTP 1
7 SD -
Jumlah 34
Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian Kantor Xxxxxxxxxx, Tahun 2016
Dari tabel diatas untuk pertanyaan “sewaktu mengerjakan tugas kantor apakah
anda sering meninggalkannya begitu saja” didapat jawaban dari responden
yaitu 29 orang atau 92% pegawai menjawab mereka tidak pernah meninggalkan tugas
selain waktu jam istirahat sedangkan 5 orang pegawai atau 8% menjawab bahwa
mereka sering meninggalkan tugas kantor dikarenakan mereka harus menjemput
anak-anak mereka pulang sekolah dan ada urusan lain. Dari jawaban diatas terdapat
kedisiplinan kerja yang sudah baik.
Akan halnya optimalisasi pekerjaan secara kualitas adalah meningkatkan
kemampuan kerja, baik kemampuan intelektual maupun spiritual. Kemampuan ini
dapat diasah melalui jenjang pendidikan, kursus, pelatiahan, penataran serta
pengarahan dari atasan sehingga seorang pegawai mempunyai jiwa profesionalisme
yang tinggi, sehingga mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Hal
ini terdapat 32 pegawai atau 95% pegawai mampu mengerjakan semua tugas yang
dibebankan kepadanya.
Kedisiplinan pegawai adalah kebutuhan mutlak setiap lembaga baik swasta
atau negara. Apabila hal tersebut kurang diperhatikan, maka dapat dipastikan lembaga
tersebut tidak bisa mencapai tujuan dengan baik sebagaimana yang telah ditentukan.
Sikap disiplin seorang pegawai bisa diukur dengan standar tertentu, misalnya
kedisiplinan dari segi waktu dapat dilihat dan dinilai berdasarkan ukuran waktu yang
tegas. Seorang pegawai dipandang disiplin jika ia datang dan memulai pekerjaan tepat
waktu dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dari data diatas menunjukan hanya
85% pegawai yang disiplin dari segi waktu, sedangkan 15% persen sering datang
terlambat. Ini menandakan bahwa kedisiplinan dari segi waktu masih kurang baik.
Perlu tindakan tegas dari seorang pimpinan untuk memberikan pengarahan kepada
pegawai yang sering datang terlambat.
Dari sisi lain kedisiplinan juga dapat diukur dari segi penyelesaian tugas
sesorang sesuai target yang dibebankan kepadanya. Apabila seorang pegawai
ditugaskan menyelesaikan suatu pekerjaan dan pekerjaan tersebut dapat diselesaikan
dengan baik sesuai target, maka pegawai tersebut dapat disebut pegawai yang disiplin.
Pada tabel diatas menjelaskan 90% atau 30 orang dapat menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya. Sementara 10% tidak dapat menyelesaikan sesuai dengan target yang
telah ditetapkan. Ini menunjukan kemampuan sumber daya pegawai yang masih
kurang. Disini perlu adanya pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang harus diberikan
kepada pegawai-pegawai tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing agar lebih
memahami tupoksinya sehingga bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat
waktu.
Salah satu hal penting yang perlu dicamkan oleh setiap pegawai adalah bahwa
ia bekerja didalam sebuah sistem. Ia tidak bekerja sendiri, melainkan ada atasan dan
ada bawahan. Seringkali seorang pegawai diberikan kepercayaan dan wewenang
untuk melaksanakan suatu pekerjaan oleh atasannya. Pendelegasian wewenang
tersebut tidak berarti seorang pegawai bisa bekerja sesuka hatinya. Setiap orang
mempunyai ikatan-ikatan tertentu dengan sistem yang mengitarinya.
Dari tabel diatas sebanyak 32 orang atau 95% pegawai menerima semua tugas
dengan senang hati dan tidak merasa keberatan karena itu memang sudah menjadi
tugas dan kewajiban mereka sebagai abdi masyarakat. Sedangkan 5% lagi merasa
keberatan melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya dikarenakan meraka
merasa bosan apabila yang dikerjakannya pekerjaan yang itu-itu saja.
BAB IV
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
Pengaruh disiplin pegawai berdampak baik dan positif terhadap peningkatan kerja
pada Kantor Xxxxxxxxxx Kabupaten Xxxxxxxxxx
Dalam upaya peningkatan disiplin selalu terdapat hambatan-hambatan antara lain
lemahnya kesadaran aparatur menjalankan peraturan yang telah ditetapkan
Upaya untuk membangun disiplin dengan peningkatan prestasi kerja pegawai bisa
dimulai dengan memberi contoh langsung lewat pekerjaan atasan, misalnya hadir
tepat/sebelum jam kantor, memberikan sedikit penghargaan walaupun berupa pujian
bagi pegawai yang telah bekerja, kendati sesederhana kerja atau hasil yang telah
diperbuat.
Untuk melakukan disiplin hendaknya dilakukan pembinaan yang terus menerus agar
disiplin dapat ditegakkan mulai dari bagian yang terbawah sampai dengan pimpinan
tertinggi dari suatu badan, kantor atau lembaga.
DAFTAR PUSTAKA
Drever, J. 1988, Kamus Psikologi. (Terjemahan Nancy Simanjuntak) Cetakan II, Bina
Askara, Jakarta
W.J.S Poerwodarminta, 1998. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta