Nama Kelompok :
1. Hendra Wiyono
2. Ahmad Nur Fauzi
3. Nadia Fitrianti
4. Inka Susanti
5. Ninis Oiliyen
6. Yunia Nur Fenita
Kelompok
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang...................................................................... 1
B.Rumusan Masalah................................................................. 1
C.Tujuan......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
A.Kesimpulan............................................................................. 14
B.Saran.................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi dan modernisasi telah melanda dunia kita, banyak hal-hal baru
bermunculan yang bahkan kita tidak mengetahui jika itu merupakan hal yang baik untuk
kita atau tidak. Munculnya hal baru dan kebiasaan yang baru menjadikan kita lupa akan
budaya dan sejarah dunia.
Salah satu hal yang sering luput dari ingatan kita adalah sejarah dan
perkembangan seni rupa, padahal kita menyadari bahwa kita hidup di dunia ini selalu
berdampingan dengan rupa entah dimana dan kapan pun kita berada pasti kita membawa
serta seni rupa walaupun hanya sedikit.
Tuntutan dan pengaruh zaman global secara tidak sadar telah merubah arah dan
sikap kita terhadap seni rupa sehingga perlu penyadaran kembali akan penting dan
menariknya mengetahui dan mencermati sejarah dan seluk beluk dari seni rupa sehingga
walaupun kita berada dalam tengah-tengah globalisasi kita tetap mengembangkan dan
menggunakan seni rupa dalam kehidupan sehari-hari dengan menjaga kemurniaan
keanekaragamannya.
Untuk itulah dalam pembuatan makalah ini kami mengangkat sebuah
pembahasan tentang seni yang berkaitan dengan seni rupa di India guna mengingatkan
kembali hal – hal yang menarik dan bersejarah yang patut kita ketahui.
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja seni arsitektur, seni patung, seni lukis yang terdapat di Turki ?
C. Tujuan
2. Mengetahui seni arsitektur, seni patung, seni lukis yang terdapat di Turki
BAB II
PEMBAHASAN
India berasal dari nama salah satu sungai yang ada di jazirah ini yaitu sungai Sindu.
Untuk mengetahui penduduk pertama yang mendiami jazirah India sampai saat ini belum
dapat diketahui secara pasti. Akan tetapi bila dirujuk lebih awal ke sejarah turunnya
manusia ke bumi, maka manusia pertama sebagai nenek moyang manusia, Siti Hawa
diturunkan Allah disekitar jazirah India. Begitu juga bila melihat secara geografi maka
India dahulunya diyakini bertautan dengan Indonesia dan benua Australia. Hanya saja
setelah itu dipisahkan karena pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan naiknya air pada
masa glacial.
Negeri ini telah memiliki taraf kemajuan kebudayaan semenjak 2.300 SM. Bukti
kemajuan itu diketahui dari penyelidikan terhadap dua buah kota kuno yaitu Harappa dan
Mohenjo-Daro. Dari hasil penyelidikan atas kemajuan kebudayaan India ini ditemukan
seni bangunan, kemampuan menulis, gudang-gudang tempat menyimpan makanan, dan
tepian tempat mandi. Kemajuan India dalam soal beragamapun juga telah lama sebelum
nabi Isa a.s lahir. Dari jazirah ini pula lahir agama Brahmana dan Budha Gautama.
Perkembangan sejarah India yang begitu panjang tentu meliputi sejarah kesenian
mereka. Khusus tentang sejarah seni rupa India yang diketahui sekarang dan dikaji dimulai
pada masa bangsa Arya menyerbu daerah ini sekitar 2.000 – 1.200 SM. Bangsa Arya ini
mendesak penduduk yang telah mendiami India yakni bangsa Drawida.
Sejarah perkembangan India selanjutnya dipengaruhi dan diwarnai dengan
munculnya kerajaan-kerajaan besar di jazirah ini. Hubungannya dengan luar negeri dan
agama juga
memberi andil dalam mempengaruhi perkembangan budaya negeri ini. Agama yang
dominan mempengaruhi sejarah India adalah Hindu, Budha dan Islam. India yang
dimaksud dalam sejarah ini meliputi negara India, Pakistan, Banglades, dan Sri Langka.
Tiga negara terahir (Pakistan, Banglades, dan Sri Langka) yang merupakan bahagian dari
India sebelumnya kemudian berpisah menjadi negara merdeka.
1. Seni Arsitektur
Arsitektur India. Taj Mahal di kenal sebagai contoh karya arsitektur muslim India.
Selain itu, Taj Mahal dikenang sebagai lambang cinta abadi Kaisar Shan Jahan untuk
istrinya Mumtaz Mahal. Taj Mahal merupakan simbol cinta dan hasarat. Taj Mahal
dibangun Kaisar Mogul ke lima itu antara tahun 1631-1648 untuk mengenang, Arjuman
Bano Begum, atau lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Awalnya, Shan Jahan hanya
menyebut masjid itu hanya sebagai makam Mumtaz Mahal, namun akhirnya berkembang
menjadi Taj Mahal. Taj Mahal jika diterjemahkan berarti "Istana Mahkota", sebuah
perluasan dari nama Mumtaz Mahal yang berasal dari Persia.
Mumtaz Mahal meninggal di usia 39 tahun, ketika melahirkan anak ke-14 pada tahun
1631. Kematian Sang Permaisuri ini membuat Sang Raja begitu berduka. Sebelum
meninggal, Mumtaz berpesan "ingin dibuatkan makam yang tak pernah disaksikan dunia
sebelumnya untuk mengenangnya".
Shah Jahan memerintahkan Ustaz Ahmad membentuk bangunan ini. Ustaz Ahmad
mengumpulkan 20,000 orang pekerja yang terdiri daripada tukang batu, tukang emas,
dan pengukir yang termasyhur dari seluruh dunia.Arsitek yang paling terampil, tatahan
pengrajin, ahli kaligrafi, pemahat batu dan tukang batu datang dari seluruh India dan
daerah yang jauh seperti Persia dan Turki. Master tukang batu itu dari Baghdab, seorang
ahli dalam membangun kubah ganda dari Persia, dan seorang spesialis tatahan dari Delhi.
Dengan bumbung, kubah dan menara yang diperbuat daripada marmar putih, serta seni
mozek yang indah, Taj Mahal merupakan salah satu daripada Tujuh Benda Ajaib di dunia.
Sebanyak 43 jenis batu permata, termasuknya berlian, jed, kristal, topaz dan nilam telah
digunakan. Pembinaan Taj Mahal menelan masa selama 22 tahun. Bahan bangunan
didatangkan dari seluruh India dan Asia Tengah dengan menggunakan 1000 gajah. Dan
berdirilah kubah utama setinggi 57 meter.
28 batu-batuan indah dari berbagai wilayah Asia digunakan. Seperti batu pasir merah dari
Fatehpur Sikri, jasper dari Punjab, jade dan kristal dari Cina, batu pirus dari Tibet, lapis
lazuli dan safir dari Srilanka, batubara dan batu kornelian dari Arab, dan berlian dari
Panna. Lantainya pun terbuat dari pualam yang bercahaya dari Makrana, Rajasthan. Tak
seperti makam Mughal lainnya, taman Taj Mahal berada di depan makam. Latar belakang
Taj Mahal adalah langit, sehingga Taj Mahal terlihat begitu gemerlap dengan warna.
Komposisi bentuk dan garisnya pun simetris sempurna.
Taj Mahal menggabungkan bentuk tradisi seni Persia dan seni Mughal awal. Inspirasi
khusus datangnya dari Dinasti Timurid dan bangunan Mughal termasuk; Gur-e Amir
(makam Timur, pengasas dinasti Mughal, di Samarkand),makam Humayun, Makam
Itmad-Ud-Daulah (yang disebut sebagai Bayi Taj), dan Masjid Jama. Sementara bangunan
Mughal awal biasanya dibangun dari batu pasir merah, Shah Jahan menganjurkan
penggunaan marmar putih dihias dengan batu separa bernilai, dan bangunan di bawah
naungannya mencapai tahap kehalusan baru.
Objek gambaran adalah adegan dari kehidupan Budha dan Jatakas, cerita orang
melahiran. Lukisan ini membawa kita ke keindahan besar dengan sangat halus terhadap
makna hidup dan berbagai tahapan realita. Pencari kebenaran yang dilukis pada dinding
goa Ayanta, merupakan penggambaran kehidupan roh yang meliputi seluruh dunia.
Lukisan-lukisan di goa Ayanta menjadi sumber inspirasi lukisan-lukisan Budha di seluruh
Asia.
Disamping itu ditemukan lukisan abad 6 pada hindu Badami dari gua-gua di
Karnataka. Lukisan-lukisan terdapat pada semua dinding dan langit-langit goa yang
ditutup dengan mural. Lukisan pada abad ke 7 juga dijumpai di Yang Pallava Raja sekarang
Tamil Nadu. Tema-tema lukisan memberi ekspresi bergairah dan kemuliaan yang
berkaitan dengan Siva. Dalam lukisan di candi Panamalai dan Kailashanatar di
Kancheepuram abad ke 10 lukisan-lukisan dengan tema yang sama menjadi simbol
kemegahan kaum bangsawan raja-raja Chola.
Gambar : Raja Rajaraja Chola dan Guru Karuvurar Briha deeswara di Candi Tamil Nadu
Ada juga lukisan dari akhir abad ke 9 (Jaina) di gua-gua di Ellora. Para pelukis di sini
melanjutkan tradisi lama, tetapi dengan kontribusi dari mereka sendiri. Selain naturalisme
dan ide-ide dari warisan Ayanta, angka dan huruf dilukis dengan penggayaaan atau
distilirisasi. Corak ini adalah perubahan signifikan yang kemudian tercermin dalam lukisan
dan kaligrafi di Indonesia.
Di Kasmir masih kawasan India terdapat corak baru perkembangan lukisan waktu
itu. Selain temanya yang tidak saja pengambaran para dewa melainkan juga dewi.
Lukisan-lukisan itu sama di berbagai tempat lain yakni terdapat didinding goa. Berbagai
tema lukisan jumpai pada masa ini, seperti tentang manusia, kesunyian, dan kebesaran.
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa memiliki fungsi guna atau
pakai, artinya selain sebagai benda yang bernilai seni juga sebagai benda yang indah
dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia.
Seni rupa daerah setempat digunakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai
tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah setempat
sebagai aset atau kekayaan budaya nasional yang memiliki nilai tinggi.
B. SARAN