Anda di halaman 1dari 102

Buku 1

Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 1


Daftar Isi

Perilaku Masyarakat Kabupaten Sumenep 12

Kebutuhan dan Harapan Masyarakat Kabupaten Sumenep 14

Peran Kabupaten Sumenep 27

Kerjasama Daerah 29

Daya Saing Ekonomi 41

Dinas Komunikasi dan Informatika 41

Letak dan Kondisi Geografis 44

Kondisi Topografi dan Geologi 44

Kondisi Iklim 44

Penggunaan Lahan 44

Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia 46

Analisis Kualitas Sumber Daya Pemerintahan 54

Analisis Kapasitas Keuangan Daerah 56

Analisis Kesiapan Infrastruktur FIsik Daerah 58

Analisis Kesiapan Infrastruktur Digital Daerah 58

Analisis Kesiapan Infrastruktur Sosial Daerah 60

Analisis Kesiapan Kebijakan Kabupaten Sumenep 62

Analisis Kesiapan Kelembagaan Daerah 64

Analisis Kesiapan Organisasi Masyarakat Kabupaten Sumenep 64

Kota Pusaka 66

Batik Sumenep 66

Upacara Adat Nyaddar dan Petik Laut, Labuh Laut, Rokatan Laut 66

Tari 67

Analisis SWOT Nature 68

Analisis SWOT Structure 69

Analisis SWOT Infrastructure 71

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 2
Analisis SWOT Suprastructure 72

Analisis SWOT Culture 73

Analisis Kesenjangan Kesiapan Alam 76

Analisis Kesenjangan Kesiapan Struktur 77

Analisis Kesenjangan Kesiapan Infrastruktur 80

Analisis Kesenjangan Kesiapan Suprastruktur 82

Anaisis Kesenangan Kesiapan Ekonomi 84

Analisis Kesenjangan Kesiapan Culture 87

Smart Governance 90

Smart Branding 90

Smart Economy 90

Smart Living 90

Smart Society 90

Smart Environment 90

Visi dan Misi Pembangunan Smart CIty 91

Harapan Warga Masyarakat 97

Visi dan Misi Pembangunan Smart CIty Kabupaten Sumenep 97

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 3
Daftar Gambar
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Sumenep ................................................................................ 5
Gambar 2. Website Pemerintahan Kabupaten Sumenep ........................................................................ 6
Gambar 3. Struktur PDRB Harga Konstan Tahun 2023 dan 2028 ...................................................... 9
Gambar 4. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumenep ......................................................................... 12
Gambar 5. Logo Visit Sumenep 2018 ........................................................................................................... 14
Gambar 6. Pelabuhan Gili Iyang .................................................................................................................... 16
Gambar 7. Bandara Trunojoyo ...................................................................................................................... 21
Gambar 8. Persebaran Jaringan di Kabupaten Sumenep ................................................................... 22
Gambar 9. PT. KEI di Pagerungan Besar Kabupaten Sumenep ........................................................ 27
Gambar 10. Sumenep Kota Keris .................................................................................................................. 28
Gambar 11. Struktur Kelembagaan Dinas Komunikasi Kabupaten Sumenep ........................... 41
Gambar 12. Penggunaan Lahan di Kabupaten Sumenep.................................................................... 46
Gambar 13. Komposisi Penduduk Kabupaten Sumenep .................................................................... 46
Gambar 14. Komposisi Penduduk Kab. Sumenep Menurut Jenis Kelamin 2010-2020 ......... 47
Gambar 15. Komposisi Penduduk Kab. Sumenep Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 ....... 47
Gambar 16. PDRB per Kapita Kabupaten Sumenep periode 2010- 2016 ................................... 48
Gambar 17. Komposisi Penduduk Kabupaten Sumenep Tahun 2016 .......................................... 49
Gambar 18. Angka Partisipasi Pendidikan 2017 ................................................................................... 50
Gambar 19. Proyeksi PDRB per Kapita Kabupaten Sumenep periode 2016-2026 ................ 51
Gambar 20. Dimensi Aspek Pengukuran Gross National Happiness .............................................. 52

Daftar Tabel
Tabel 1. Aplikasi atau Sistem Informasi Kabupaten Sumenep .......................................................... 7
Tabel 2. Proyeksi Penduduk Kabupaten Sumenep ................................................................................. 9
Tabel 3. Perhitungan Proyeksi PDRB Kabupaten Sumenep.............................................................. 10
Tabel 4. Perhitungan LQ Kabupaten Sumenep ....................................................................................... 32
Tabel 5. Perbandingan Ekonomi Berdasar LQ di Pulau Madura ..................................................... 33
Tabel 6. Rangkuman Daya Saing Kabupaten Sumenep ....................................................................... 38
Tabel 7. Penggunaan Lahan Kabupaten Sumenep ................................................................................ 45
Tabel 8. Kesiapan Kualitas SDM Kabupaten Sumenep ........................................................................ 53
Tabel 9. Kesiapan Sumber Daya Pemerintahan Kabupaten Sumenep.......................................... 54
Tabel 10. Kesiapan Kapasitas Keuangan Daerah Kabupaten Sumenep ....................................... 56
Tabel 11. Kesiapan Infrastruktur Fisik Daerah Kabupaten Sumenep .......................................... 58
Tabel 12. Tabel Kesiapan Infrastruktur Digital Daerah Kabupaten Sumenep .......................... 60
Tabel 13. Kesiapan Infrastruktur Sosial Daerah Kabupaten Sumenep ........................................ 62
Tabel 14. Kesiapan Kebijakan Kabupaten Sumenep ............................................................................ 63
Tabel 15. Kesiapan Kelembagaan Kabupaten Sumenep ..................................................................... 64
Tabel 16. Kesiapan Organisasi Masyarakat Kabupaten Sumenep .................................................. 65
Tabel 17. Analisis SWOT Nature ................................................................................................................... 68
Tabel 18. Analisis SWOT Structure .............................................................................................................. 69
Tabel 19. Analisis SWOT Infrastructure .................................................................................................... 71
Tabel 20. Analisis SWOT Suprastructure................................................................................................... 73
Tabel 21. Analisis SWOT Culture .................................................................................................................. 74

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 4
BAB I
ANALISIS KONDISI MASA DEPAN

A. Analisis Perkembangan Kabupaten Sumenep


Kemampuan daerah untuk mengimplementasikan konsep smart city dapat
ditinjau dari tren di bidang teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan lain sebagainya.
Acuan tren-tren tersebut akan mempengaruhi kebijakan pemerintah kepada
masyarakat maupun stakeholder.
Kabupaten Sumenep merupakan salah satu penghasil garam terbesar sejak
paruh kedua abad 19, tepatnya selepas penghapusan kebijakan cultuurstelsel. Dalam
buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 yang ditulis oleh Ricklefs, Sumenep
merupakan pemasok utama garam ke daerah lain yang dikuasai Belanda di seluruh
nusantara, walaupun wilayah produksinya merupakan pantai kering, tidak terletak
di pantai utara seperti wilayah penghasil garam lainnya. Namun, pada 2016 silam,
beberapa wilayah mengalami kelangkaan garam dikarenakan cuaca buruk sehingga
tidak dapat memenuhi target produksi nasional.
Kabupaten Sumenep termasuk wilayah yang menerima pengaruh dari berbagai
kebudayaan. Misalnya, awal mula masuknya pengaruh agama Hindu-Budha karena
menjalin hubungan patron-klien dengan Kerajaan Singosari maupun Majapahit.
Pengaruh agama Islam muncul akibat hubungan dengan Kerajaan Mataram. Hal
tersebut didukung oleh peninggalan kerajaan dan istana yang ada hingga saat ini.
Kabupaten Sumenep juga pernah menjadi wilayah ekspansi ekonomi Eropa dan
kekuasaan pemerintah kolonial. Hal ini menjadikan kebudayaan dalam masyarakat
Sumenep memiliki ciri khas, yaitu akulturasi dari berbagai kebudayaan.

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Sumenep


Sumber: www.lintasmaduranews.com/2015/09/nama-dan-kode-pos-desakelurahan-di.html

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 5
Secara geografis, Kabupaten Sumenep dibagi menjadi dua kategori, yaitu
wilayah darat (54,79%) dan wilayah kepulauan (45,21%). Sebesar 70% masyarakat
Kabupaten Sumenep tinggal di wilayah darat, sedangkan sisanya tersebar di
berbagai pulau. Keadaan tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah dalam
menjalankan roda pemerintahan. Terdapat kurang lebih 126 Pulau yang termasuk
dalam wilayah Kabupaten Sumenep, dimana 48 diantaranya berpenghuni. Jarak,
prasarana, dan kondisi geografis menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah
Kabupaten Sumenep. Tahun 2002, Pemerintah Kabupaten Sumenep merintis
penerapan E-Government melalui program G-Online yang diawali di lingkup Dinas
Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) hingga berkembang di semua Organisasi
Perangkat Daerah (OPD). Tak hanya lingkungan pemerintahan, tahun 2005
pemerintah juga membuat hotspot publik pertama di alun-alun dan menjadi
percontohan se-Jawa Timur.
Selain G-Online, di tahun 2014, Kabupaten Sumenep mencanangkan ‘Sumenep
Go Smart City’. Untuk mewujudkannya, pemerintah telah merancang penunjang
berupa website kabupaten yang terintegrasi antara OPD untuk menyajikan
informasi kependudukan, ketenagakerjaan, sistem informasi perizinan, pendidikan,
jaring pengaman sosial, informasi kesehatan, pelaporan masyarakat, pajak daerah,
e-procurement, dan e-surat. Selain itu, Kabupaten Sumenep sudah terpasang 25
CCTV. Kerjasama dengan provider juga dilakukan untuk menunjang jaringan
internet hingga Pulau Sapeken.

Gambar 2. Website Pemerintahan Kabupaten Sumenep


Sumber: www.sumenepkab.go.id/egov

Sampai saat ini, Kabupaten Sumenep telah memiliki 30 aplikasi atau sistem
informasi dengan kondisi aktif, sebagai berikut:

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 6
Tabel 1. Aplikasi atau Sistem Informasi Kabupaten Sumenep
No Kategori Nama

1. Sistem Informasi - Sistem Informasi Kependudukan dan Ketenagakerjaan


- Sistem Informasi Pelayanan Umum Terpadu
- Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah
- Sistem Informasi Pengawasan Daerah
- Sistem Informasi Kepegawaian
- Sistem Informasi Keuangan Daerah
- Sistem Informasi Kas dan Perbendaharaan
- Sistem Informasi Pengadaan dan Pengelolaan Barang
Daerah
- Sistem Informasi Pengelolaan Pendapatan Daerah
- Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
- Sistem Informasi Geografis
- Sistem Informasi Lingkungan Hidup dan Sarana Umum
- Sistem Informasi Pertanian
- Sistem Informasi Pengairan
- Sistem Informasi Perikanan dan Kelautan
- Sistem Informasi Pariwisata dan Seni Budaya
- Sistem Informasi Kesehatan
- Sistem Informasi Pendidikan
- Sistem informasi Industri dan Perdagangan
- Sistem Informasi Perhubungan dan Telekomunikasi
- Sistem Informasi Eksekutif
- Sistem Pengelolaan Hukum dan Perundang-undangan
- Sistem Informasi Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan

2. Aplikasi - Hi Sumenep
- mFish
- E-Finance
- E-Surat
- E-Government

Kondisi pemanfaatan teknologi di Kabupaten Sumenep saat ini dapat


dikembangkan lebih jauh dalam beberapa tahun kedepan. Terdapat beberapa
sektor di Kabupaten Sumenep yang dapat disentuh oleh teknologi kedepannya.
Beberapa di antaranya sebagai berikut:

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 7
a. Teknologi di bidang penyimpanan data terpadu yang dapat diakses oleh umum
seperti London Datastore. Nantinya, datastore akan menampung banyak data
secara realtime, termasuk di wilayah kepulauan.
b. Teknologi di bidang transportasi laut yang dapat mengetahui jumlah
penumpang secara realtime, kondisi cuaca, dan manajemen armada sehingga
mobilitas perjalanan antar pulau lancar dan minim akan kecelakaan. Teknologi
ini juga didukung fakta bahwa Kabupaten Sumenep memiliki potensi wisata
bahari yang sangat besar.
c. Teknologi di bidang manajemen wajah/penampilan kota, teknologi yang dapat
diterapkan berupa pelaporan online oleh masyarakat melalui pengiriman foto
dan lokasi kondisi infrastruktur daerah. Hal ini juga dapat diterapkan di lokasi-
lokasi pariwisata dengan bertujuan agar kondisi/tampilan destinasi pariwisata
tetap terjaga dan selalu dijaga dengan baik.
d. Teknologi di bidang kesehatan, Kabupaten Sumenep dapat mengembangkan
pelayanan kesehatan online antara pasien dan dokter, seperti Care Connect di
London.
Untuk mendukung dari segi regulasi dan memperkuat komitmen pemerintah
dalam pemanfaatan teknologi, dibuat Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan dan Pengembangan E-Government di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Sumenep, Keputusan Bupati Nomor 188/279/KEP/435/012/2017
tentang Pelaksana E-Government, dan Keputusan Bupati Nomor
188/88/KEP/435/012/2018 tentang Panitia Pelaksana Pengembangan Jaringan G-
Online.

Dari aspek sumber daya manusia, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
diukur dari Kabupaten Sumenep sejak 2012 hingga 2016 mengalami rata-rata
kenaikan sebesar 0.83% hingga mencapai angka 63,42% yang tergolong cukup baik
di tingkat provinsi. Indeks tersebut dapat meningkat secara progresif kedepannya
seiring dengan meningkatnya aksesibilitas Kabupaten Sumenep yang menjadi fokus
Pemerintah. Selain itu, pemanfaatan teknologi yang optimal di akan datang di
berbagai sektor strategis berpengaruh terhadap masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan yang layak.

Pada tahun 2017 Kabupaten Sumenep mengalami bonus demografi hingga


75,04% dari total jumlah penduduk 1.081.204 jiwa. Dengan jumlah yang besar,
komponen sumber daya manusia ini dapat menjadi penggerak dalam pembangunan
daerah. Berdasarkan data dari proyeksi penduduk kota-kabupaten Jawa Timur
2010-2020, penduduk di Kabupaten Sumenep pada tahun 2020 mencapai
1.092.387 jiwa. Kabupaten Sumenep menduduki peringkat ke-16 sebagai
kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak dibanding 38 kota/kabupaten
lainnya dengan komposisi penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 8
Tabel 2. Proyeksi Penduduk Kabupaten Sumenep
Tahun Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi
Tahun Tahun Tahun Tahun
Uraian 2013 2018 r
2023 2028 2033 2038
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
Penduduk 1.061.211 1.109.489 0,01 1.161.129 1.215.173 1.271.732 1.330.923
Dilihat dari fakta yang telah disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa
Kabupaten Sumenep bisa jadi merupakan salah satu kabupaten yang beruntung bisa
merasakan potensi bonus demografi secara langsung. Bonus demografi mencapai
75,04% pada tahun 2017. Jika merujuk kepada Visi Indonesia 2045 disebutkan
bahwa salah satu visi Indonesia 2045 adalah Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi
Kreatif dan Digital Kelas Dunia, dimana terdapat 4 pilar di dalamnya yang salah
satunya adalah peningkatan kompetensi SDM Kreatif, seperti creative millenial.
dengan bonus demografi sebesar 75,04% Kabupaten Sumenep memiliki potensi
besar sebagai penyumbang creative millenial di Indonesia.

Gambar 3. Struktur PDRB Harga Konstan Tahun 2023 dan 2028


Sumber: Analisis Penyusun

Dalam sudut pandang ekonomi, produk domestik regional bruto (PDRB)


Kabupaten Sumenep disokong oleh sektor pertanian, kehutanan, perikanan yang
mengalami kenaikan hingga 33,61% pada tahun 2018, kemudian pertambangan
serta material pasir batu menyumbang 24,16%. Dalam dua tahun ke depan,
pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa mencapai angka 5.89%. Adapun kondisi
perekonomian Kabupaten Sumenep di tahun 2023, dapat dilihat pada tabel
dibawah, yaitu proyeksi PDRB Kabupaten Sumenep pada 2023 dan 2028 dengan
basis data 2018.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 9
Tabel 3. Perhitungan Proyeksi PDRB Kabupaten Sumenep
Tahun Laju Proyeksi Proyeksi
Lapangan
Pertum PDRB PDRB
No Usaha 2013 (Dalam 2018 (Dalam
buhan Konstan Konstan
(Sektor) Satuan Juta) Satuan Juta)
(%) tahun 2023 tahun 2028
1 Pertanian,
Kehutanan, dan 6.681.011,0 7.943.569,0 4 9.444.721 11.229.557
Perikanan
2 Pertambangan
6.364.221,7 5.710.796,2 -2 5.124.459 4.598.322
dan Penggalian
3 Industri
Pengolahan 929.100,8 1.280.678,4 7 1.765.295 2.433.294

4 Pengadaan
Listrik dan Gas 6.596,3 7.881,9 4 9.418 11.254

5 Pengadaan Air,
Pengelolaan
Sampah, 9.491,4 11.001,0 3 12.751 14.779
Limbah dan
Daur Ulang

6 Konstruksi 1.196.922,5 1.560.033,7 5 2.033.302 2.650.146


7 Perdagangan
Besar dan
Eceran;
2.076.737,2 2.897.455,7 7 4.042.519 5.640.107
Reparasi Mobil
dan Sepeda
Motor
8 Transportasi
dan 183.281,6 277.698,1 9 420.753 637.502
Pergudangan
9 Penyediaan
Akomodasi dan 117.623,7 187.029,7 10 297.390 472.870
Makan Minum
10 Informasi dan
896.590,7 1.403.226,0 9 2.196.145 3.437.118
Komunikasi

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 10
Tahun Laju Proyeksi Proyeksi
Lapangan
Pertum PDRB PDRB
No Usaha 2013 (Dalam 2018 (Dalam
buhan Konstan Konstan
(Sektor) Satuan Juta) Satuan Juta)
(%) tahun 2023 tahun 2028
11 Jasa Keuangan
324.088,1 473.852,6 8 692.825 1.012.987
dan Asuransi
12 Real Estate 176.183,8 247.240,2 7 346.954 486.884
13 Jasa
34.206,0 47.506,3 7 65.978 91.632
Perusahaan
14 Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan 613.008,8 715.645,5 3 835.467 975.350
dan Jaminan
Sosial Wajib
15 Jasa
420.827,0 612.867,5 8 892.544 1.299.848
Pendidikan
16 Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 61.198,2 89.415,8 8 130.644 190.882
Sosial
17 Jasa lainnya 126.984,6 170.322,3 6 228.450 306.417
*= Pertumbuhan rata-rata 2011-2016-2026
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan informasi bahwa laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sumenep pada tahun 2023 dan 2028 progresif di sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum dan transportasi dan pergudangan.
Namun, secara nilai tambah, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memiliki
nilai tinggi dibandingkan sektor lainnya. Nilai tambah sektor tersebut dapat jauh
lebih tinggi dengan adanya prioritas penataan ruang Kabupaten Sumenep di sektor
minapolitan yang didukung dengan sektor agropolitan. Secara tidak langsung,
penataan ruang di sektor minapolitan juga akan membantu perkembangan kawasan
kepulauan yang ada di Kabupaten Sumenep. Selain itu, perkembangan teknologi di
pertanian dan perikanan juga tersedia, seperti micro-bubble technology yang dapat
meningkatkan kualitas ikan dari segi ukuran ikan, berat ikan, dan kesehatan ikan.
Di sektor pengadaan listrik dan gas, nilai tambah akan progresif dengan adanya
elektrifikasi kepulauan yang menjadi program pemerintah Kabupaten Sumenep
beberapa tahun kedepan. Data tahun 2017, baru sebagian kecil dari wilayah
kepulauan yang teraliri listrik, sebagian besar masih menggunakan biodiesel,
solarcell bahkan ada kecamatan yang belum teraliri listrik. Bagi daerah yang teraliri
listrik dari PLN hanya untuk jam 18.00-04.00 malam hari. Untuk sektor transportasi
dan pergudangan serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, nilai

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 11
kedua sektor tersebut di masa depan akan bertambah dengan adanya Visit Sumenep
yang sedang digalakkan dan pengembangan penerbangan komersial di Bandara
Trunojoyo. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya rencana pengembangan
destinasi pariwisata kabupaten (DPK) dan kawasan strategis pariwisata kabupaten
(KSPK), akan makin banyak prasarana transportasi laut yang dikembangkan.
40.000.000
35.488.949
35.000.000

30.000.000

28.539.616
25.000.000 21.750.576 22.949.696
20.218.073

20.000.000 23.636.220
22.311.690
21.476.944
15.000.000

10.000.000

5.000.000

-
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2023 2028

Gambar 4. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Sumenep


Sumber: Analisis Penyusun
Mengacu pada analisis dan proyeksi penduduk serta pertumbuhan ekonomi di
atas, Kabupaten Sumenep memiliki tren positif yang dapat berkembang optimal
dengan memanfaatkan penggunaan teknologi.

B. Analisis Perilaku dan Harapan Masyarakat


1. Perilaku Masyarakat Kabupaten Sumenep
Masyarakat Kabupaten Sumenep mayoritas beragama Islam. Setiap desa di
daratan dan di kepulauan, keberadaan masjid mendominasi keberadaan tempat
ibadah lainnya. Tempat ibadah yang ada selain masjid hanyalah langgar dan
gereja. Jumlah gereja se-Kabupaten Sumenep hanya ada dua. Bagi para
wisatawan dari luar yang beragama selain Islam, akan kesulitan untuk
melakukan ibadahnya di Kabupaten Sumenep. Oleh sebab itu, segala kegiatan
kemasyarakatan cenderung bersinggungan dengan tradisi Islam. Di wilayah
kepulauan, semua kegiatan masih sangat berhubungan dengan tradisi islam,
seperti contoh di Kecamatan Arjasa, setiap malam jumat, warga masyarakat di
kecamatan tersebut tidak ada yang keluar lebih dari setelah maghrib, sebagai
salah satu bentuk kepercayaannya. Dengan kondisi tersebut, berbagai
kebijakan harus bisa menyasar kehidupan spiritual masyarakat. Apabila

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 12
terdapat hal-hal yang bersinggungan dengan nilai-nilai Islam, baik itu dari segi
penerapan maupun perencanaan, maka otomatis masyarakat akan menolak.
Hal tersebut juga menyasar kepada perencanaan pembangunan wisata hiburan
di beberapa pulau yang hendak dijadikan destinasi wisata.

Di Kabupaten Sumenep, kyai sangat dihormati dan dipandang. Segala


ketentuan politik yang terjadi di Kabupaten Sumenep dipengaruhi oleh
pernyataan para kyai. Tidak jarang, tokoh-tokoh penting melakukan diskusi
ataupun pendekatan kepada kyai terlebih dahulu karena lingkungan Kabupaten
Sumenep yang bernuansa pesantren dan islami. Apabila ingin mempercepat
pembangunan di suatu komunitas masyarakat Sumenep, maka harus
melibatkan peran kyai di sekitar tersebut. Pelibatan peran ini bisa berupa
pengajuan izin atau melibatkan secara aktif dalam struktur pengurus sebagai
penasihat moral masyarakat. Dengan adanya keterlibatan kyai di dalam suatu
kegiatan masyarakat, maka kerelaan masyarakat dalam melakukan hal tersebut
menjadi semakin besar. Termasuk di kawasan kepulauan, kepercayaan yang
masih sangat taat akan membuat peran kyai semakin besar dalam rencana
pembangunan.

Dari sisi gaya hidup, masyarakat Kabupaten Sumenep lebih banyak


menghabiskan waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional atau ruko-ruko.
Kabupaten Sumenep tidak memiliki mall atau plaza. Supermarket hanya
berjumlah 25 se-Kabupaten Sumenep. Oleh karena itu, interaksi antara sesama
pembeli dan penjual masih sering terjadi di Kabupaten Sumenep [2]. Potensi
interaksi yang baik antar masyarakat ini merupakan hal positif karena
masyarakat masih mengedepankan komunikasi langsung. Pengembangan
Kabupaten Sumenep menjadi smart city juga harus tetap mempertahankan
budaya komunikasi langsung sehingga keterikatan masyarakat dalam
pembangunan perkembangan wilayah bisa berlangsung cepat. Maka dari itu,
apabila hendak membangun department store, seperti mall atau sejenisnya
harus memperhatikan perilaku guyub antar masyarakat tersebut.

Kehidupan sosial masyarakat Kabupaten Sumenep cenderung homogen


sehingga lebih nyaman berkomunikasi terhadap sesama. Kedatangan para
pendatang, terutama yang berbeda suku, akan menimbulkan beberapa reaksi,
mulai dari penolakan hingga penjagaan jarak. Hal ini penting untuk
mempertimbangkan masuknya proyek dari pihak asing, apalagi jika sampai
mempekerjakan para pendatang. Oleh karena itu, dalam pengembangan oleh
pihak asing, maka masyarakat Kabupaten Sumenep harus dilibatkan, terutama
dalam penyediaan lapangan kerja. Hal ini tidak terkecuali di kawasan
kepulauan, salah satu kendala untuk pembangunan infrastruktur kepulauan
nantinya, masyarakat kepulauan cenderung berfikir bahwa apa yang menjadi

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 13
kondisi sekarang adalah kondisi paling ideal yang telah ditakdirkan. Oleh sebab
itu, perlu pendekatan yang hati-hati dan tepat untuk bisa membuat masyarakat
mendukung atau bahkan turut serta dalam pembangunan.

2. Kebutuhan dan Harapan Masyarakat Kabupaten Sumenep


a. Wisata Religi
Keberadaan makam raja yang berada di kabupaten Sumenep mampu
dimanfaatkan sebagai wisata religi. Dahulu, Raja-raja Sumenep
merupakan tokoh agama sehingga banyak kyai yang mengunjungi lokasi
yang bernama Asta Tinggi. Beberapa kali calon kepala daerah Jawa timur
menziarahi makam yang ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun
2016.
Sayangnya, pengelola wisata tersebut bukanlah pemerintah daerah
[4], melainkan pihak swasta. Mereka senantiasa melaporkan
perkembangan wisata tersebut kepada pemerintah tiga bulan sekali.
Karena dikelola oleh swasta, hak milik lahan harus benar-benar diurus
secara baik oleh pemerintah karena berkaitan dengan perizinan.
Selain itu, di sekitar Asta Tinggi juga banyak terdapat pedagang yang
menjual berbagai souvenir khas Madura [5]. Saat ini, mereka masih
menjajakan dagangannya namun belum tertata. Padahal, banyak
pengunjung yang berpotensi menjadi pembeli dagangan tersebut. Tahun
2016, jumlah pengunjung Asta Tinggi berjumlah 159.214 pengunjung.
Selain itu, Asta Tinggi terdapat di hampir setiap kecamatan di Kabupaten
Sumenep, termasuk di wilayah kepulauan, dan menjadi potensi untuk
dikembangkan menjadi kawasan wisata religi, namun perlu banyak aspek
pembangunan agar tempat ini bisa dijadikan kawasan wisata yang layak.
Namun, pengelolaan Asta Tinggi masih bermasalah. Hal ini
dikarenakan adanya sengketa pengelolaan [6] dari dua yayasan yang
mengaku saling berhak atas pengelolaan Asta Tinggi. Yayasan
Panembahan Somala (YPS) mengaku sebagai pengelola resmi Asta Tinggi
karena ditunjuk langsung oleh Raja Sumenep. Disisi lain, Yayasan Penjaga
Asta Tinggi (Yapasti) mengakui sebagai pengelola yang sah berdasarkan
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/250/KPTS/013/ tahun
2008.

Gambar 5. Logo Visit Sumenep 2018


Sumber: wisatasumenep.com

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 14
Dengan tagline “Visit Sumenep 2018”, pemerintah daerah
menempatkan kompleks Asta Tinggi sebagai salah satu destinasi wisata
utama [7]. Oleh sebab itu, penataan kompleks makam raja menjadi sangat
penting karena merupakan titik strategis pemasukan pemerintah
Kabupaten Sumenep. Masyarakat juga berharap tersedia aplikasi di
handphone atau website sehingga wisata dapat lebih mudah diakses
melalui gawai. Keberadaan aplikasi tersebut masih belum optimal di
Kabupaten Sumenep sehingga potensi wisata belum bisa dimaksimalkan.
Selain itu, diharapkan juga akses informasi wisata hanya satu pintu dari
pemerintah sehingga pemantauan dapat lebih mudah.

b. Wisata Alam
Kabupaten Sumenep merupakan Kabupaten yang terdiri dari banyak
pulau. Berdasarkan data Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Sumenep
tahun 2017, jumlah pulau di Kabupaten Sumenep berjumlah 126 pulau
dengan 48 pulau berpenghuni, sedangkan 78 tidak berpenghuni [8]. Oleh
karena itu, potensi alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sektor
pariwisata adalah pantai dan atraksi bahari lainnya yang ada di
kepulauan.
Salah satu pulau tersebut adalah Gili Iyang yang merupakan salah satu
lokus strategis pengembangan wisata pantai di Kabupaten Sumenep.
Pulau dengan luas 921,2 Ha [9] tersebut disebut sebagai “Pulau Awet
Muda”. Hal ini dikarenakan kadar oksigen yang berada pada pulau
tersebut mencapai 21,5%, lebih tinggi daripada rerata kadar oksigen di
dunia. Hal ini menjadikannya sebagai lokasi dengan kadar oksigen
terbanyak kedua di dunia setelah Laut Merah di Yordania [10].
Mengetahui hal tersebut, banyak pengunjung yang datang ke pulau
tersebut. Hal ini membuat pemerintah memfasilitasi kunjungan para
wisatawan dengan membuka bandara dimana terdapat penerbangan satu
kali sehari. Apalagi, berdasarkan data statistik pemerintah daerah,
persentase pengunjung Kabupaten Sumenep mengalami kenaikan hingga
mencapai 87% [11].
Selain itu, penyediaan homestay yang mengadopsi konsep green
building juga penting. Hal ini dijadikan sebagai tempat bagi para
wisatawan untuk beristirahat selama berwisata [12]. Dengan adanya
homestay tersebut, para pengunjung akan dapat menghabiskan waktu
lebih lama untuk menikmati berbagai pemandangan alam yang tersedia di
pulau tersebut. Adapun berbagai wisata yang terdapat di pulau tersebut
antara lain goa makarya berisi stalaktit, pajangan fosil ikan paus, dan lain
sebagainya [13].
Penyediaan akses menuju pulau juga menjadi penting. Hingga saat ini,
akses utama menuju Gili Iyang dari Pulau Madura menggunakan ojek yang

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 15
berjarak 28 KM dari pusat Kabupaten Sumenep dengan biaya Rp. 50.000,-
. Setelah itu, pengunjung harus naik kapal yang hanya beroperasi dari
pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB dengan biaya sebesar Rp. 10.000,-
hingga Rp. 20.000,-[14].
OPD Kabupaten Sumenep masih belum optimal dalam mengelola
wisata di Gili Iyang tersebut. Hal ini dikarenakan belum adanya
pembangunan sarana dan prasarana yang bisa dijadikan sebagai akses
wisata. Meskipun demikian, sudah terdapat beberapa pembangunan yang
bersifat inisiasi dari pemerintah, diantaranya pembuatan MCK, gazebo-
gazebo, dan pembukaan lahan untuk jalan sepanjang 10 km dengan lebar
3 m. Hal tersebut menjadi tugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
(Disparbud) Kabupaten Sumenep, di mana dananya sudah dialokasikan
pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Gambar 6. Pelabuhan Gili Iyang


Sumber: www.bawean.net/2016/03/kapal-gili-iyang-beroperasi-klm-sepi.html

Masyarakat berharap agar pemerintah bisa tetap memastikan


lingkungan di Gili Iyang senantiasa bersih. Hal ini dikarenakan bukti dari
berbagai wisata di daerah lain dimana ketika sudah dijadikan sebagai
tempat wisata, area tersebut tidak terjaga lagi. Jika ingin tetap membuat
pulau tersebut kaya oksigen, maka harus diperhatikan pembuangan
polusi yang akan terjadi di pulau tersebut apabila dijadikan objek wisata.
Hal ini bisa diikuti dengan penerapan pola hidup sehat di pulau tersebut
[16].
Lebih lanjut, masyarakat juga berharap agar dibentuknya kelompok
sadar wisata (pokdarwis) di Gili Iyang. Hal tersebut akan membuat
pengelolaan wisatanya akan lebih terurus. Selain itu, hal tersebut juga
dapat memberikan peluang kerja bagi masyarakat di Gili Iyang.
Sejatinya, poin-poin di atas berlaku untuk pulau-pulau lain. Hal ini
dikarenakan memang pemerintah Kabupaten Sumenep masih belia dalam
pengelolaan potensi pulau-pulau tersebut. Terlebih lagi, pemerintah
mengakui bahwa permasalahan juga terdapat pada APBD yang kurang

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 16
untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Oleh karena itu, kebijakan
akan pengalokasian dana menjadi hal penting untuk dibahas dan
diimplementasikan ke dalam pengembangan wisata alam tersebut [17].

Selain pulau Gili Iyang, wilayah kepulauan di Kabupaten Sumenep


memiliki potensi wisata bahari yang sangat banyak, seperti wisata
terumbu karang yang ada di Pulau Mamburit, Pulau Gili Labak, Pulau
Sapeken dan beberapa pulau lainnya. Sayangnya, masih belum adanya
infrastruktur yang mendukung di wilayah kepulauan tersebut membuat
masih belum banyak informasi mengenai kawasan wisata tersebut.

c. Transportasi
Sebagai wilayah kepulauan, keberadaan transportasi antar pulau
menjadi sangat diperlukan, terutama keberadaan tambat labuh. Hingga
tahun 2017, jumlah tambat labuh yang terdapat di Kabupaten Sumenep
adalah 66 yang tersebar di 9 kecamatan. Namun, kondisi fisiknya
mayoritas dalam keadaan rusak sedang. Berikut rincian tambat labuh dan
dermaga di Kabupaten Sumenep:
Tabel 4. Rincian Dermaga dan Tambatan Perahu Kabupaten Sumenep
Nama Dermaga/
No Dusun Desa Kecamatan
Tambatan Perahu (TP)
1 TP Tanjung Tanjung Saronggi
2 TP Talepbung Pagar Batu Saronggi
Kebudadap
3 TP Omber Sari Saronggi
Timur
4 TP Pinggir Papas Pinggir Papas Saronggi
5 TP Saronggi Saronggi Saronggi
6 TP Lobuk Lobuk Bluto
Aeng Baja
7 TP Aeng Baja Kenek Bluto
Kenek
Pakandangan
8 TP Pakandang Tengah Bluto
Tengah
Pakandangan
9 TP Pakandang Barat Bluto
Barat
Guluk
10 TP Guluk Manjung Bluto
Manjung
11 TP Kapedi Kapedi Bluto
12 TP Aeng Panas Aeng Panas Pragaan
13 TP Prenduan Prenduan Pragaan
14 TP Pragaan Laok Pragaan Laok Pragaan
Pakamban
15 TP Pakamban Laok Pragaan
Laok
16 TP Sentol Daya Sentol Daya Pragaan
Kaduara
17 TP Kaduara Timur Pragaan
Timur

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 17
Nama Dermaga/
No Dusun Desa Kecamatan
Tambatan Perahu (TP)
Pelabuhan
Kalianget
18 Penyeberangan Kalianget
Timur
Kalianget
Kalianget
19 TP Somor Keteran Kalianget
Timur
Kalianget
20 TP KMP. Lendur Kalianget
Timur
21 TP Boom Kertasada Kalianget
22 TP Karanganyar Karanganyar Kalianget
Pelabuhan
23 Talango Talango
penyeberangan Talango
24 TP Lembana Lembana Kombeng Talango
25 TP Bintaro Longos Gapura
26 TP Gersik Putih Gersik Putih Gapura
27 TP Grujugan Grujugan Gapura
28 TP Muara Muara Lapa Daya Dungkek
29 TP Lapa Laok Lapa Laok Dungkek
30 TP Bancamara Bancamara Dungkek
31 TP Banraas Banraas Dungkek
32 TP Romben Barat Romben Barat Dungkek
33 TP Romben Rana Romben Rana Dungkek
34 TP Romben Guna Romben Guna Dungkek
35 TP Jadung TP Jadung Dungkek
36 TP Pantura Lebag Sergang Batu Putih
37 TP Sarang Burung Talaga Bantelan Batu Putih
Gedang-
38 TP Dag-dag Tambaraan Batu Putih
gedang
Batu Putih
39 TP Dempo Abang Buluk Barat Batu Putih
Daya
40 TP Sumber Badur Muraas Badur Batu Putih
41 TP Dasuk Timur Dasuk Timur Dasuk
42 TP Slopeng Slopeng Dasuk
Ambunten
43 TP Pasar Baru Pasar Baru Ambunten
Timur
Ambunten
44 TP Juntoro Daja Juntoro Daja Ambunten
Timur
45 TP Blok Peapeh Binteng Panaongan Pasongsongan
46 TP Blok Pinggir Sungai Letak Pasongsongan Pasongsongan
Sokorami
47 Dermaga Nonggunong Nonggunong
Peseser
48 TP Aenganyar Aenganyar Aenganyar Gili Genting
49 TP Bringsang Bringsang Bringsar Gili Genting
50 TP Banbaru Somor Dalem Banbaru Gili Genting

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 18
Nama Dermaga/
No Dusun Desa Kecamatan
Tambatan Perahu (TP)
51 TP Lombang Cang-cang Lombang Gili Genting
52 TP Lombang Taman Lombang Gili Genting
53 TP Banmaleng Bundajah Banmaleng Gili Genting
54 TP Banmaleng Komandu Banmaleng Gili Genting
Dermaga Penyeberangan
55 Tarebung Gayam
Tarebung
56 TP Motor Somor Tase' Prambanan Gayam
Gendang
57 TP Talon Gayam
Timur
58 TP Tanjung Malaya Tanjung Paliat Sapeken
59 TP Baresuk Berumbung Paliat Sapeken
60 TP Salarangan Salarangan Paliat Sapeken
61 TP Jeruk Pajan Barat Sepanjang Sapeken
62 TP Perahu Tembing Tembing Sepanjang Sapeken
63 TP Mutiara Laut Saeseel Saeseel Sapeken
64 TP Lama Sapeken Bukut Sapeken Sapeken
65 TP Saibus Saibus Sapeken Sapeken
66 TP Saur Saur Sapeken Sapeken
Sadulang
67 TP Sadulang Kecil Sapeken Sapeken
Kecil
Sadulang
68 TP Sadulang Besar Sapeken Sapeken
Besar
69 TP Saular Saular Sapeken Sapeken
70 TP Sabuntan Sabuntan Sapeken
Sepangkur
71 TP Sepangkur Kecil Sabuntan Sapeken
Kecil
Sepangkur
72 TP Sepangkur Besar Sabuntan Sapeken
Besar
73 TP APBD Sakala Sapeken
74 TP PNPM MP Sakala Sapeken
Pagerungan
75 TP Pagerungan Besar Sapeken
Besar
Pagerungan
76 TP Pagerungan Kecil Sapeken
Kecil
77 TP Tanjung Kiaok Tanjung Kiaok Sapeken
78 TP Pajenasem Saobi Sapeken
79 TP Pajenassem Pajennasem Kangayan Kangayan
80 TP Patapan Patapan Kangayan Kangayan
81 TP Somor Koddu' Tengah Kangayan Kangayan
82 TP Kayuaro Kayuaro Kangayan Kangayan
Jukong-
83 TP Jukong-jukong Kangayan
jukong
84 TP Bantilan Da'andung Kangayan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 19
Nama Dermaga/
No Dusun Desa Kecamatan
Tambatan Perahu (TP)
85 TP Labbuen Paser Da'andung Kangayan
86 TP Pabitta Batu Putih Kangayan
87 TP Cangkraman Cangkraman Kangayan
88 TP Saobi Saobi Kangayan
89 TP Bungin Nyarat Saobi Kangayan
90 TP Sapapan Saobi Kangayan
91 TP Pajennangger Pajennangger Pajennangger Arjasa
92 TP Daeng Palewang Barat Pajennangger Arjasa
93 TP Binteng Kalisangka Arjasa
94 TP Baru Baru Masalima Masalembu
Tanjung
95 TP Tanjung Selamat Masakambiing Masalembu
Selamat
96 TP Sudi Mampir Sudi Mampir Kramian Masalembu
97 TP Alas Jaya Alas Jaya Kramian Masalembu
98 TP Klosot Klosot Brakas Masalembu
99 TP Noko Noko Ketupat Masalembu
100 TP Jungkat Utara Jungkat Utara Jungkat Masalembu
101 TP Kropo Kropo Kropo Masalembu
102 TP Barat Sawah Barat Sawah Alas Malang Masalembu
Tonduk
103 TP Tonduk Timur Tonduk Masalembu
Timur
104 TP Guwa-guwa Timur Guwa-guwa Masalembu
Sumber: Hasil-hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten Sumenep 2016

Selain itu, kebanyakan tambat labuh belum diperbaiki dan tersebar


hampir di semua pulau yang ada di Kabupaten Sumenep, padahal tambat
labuh biasanya digunakan para nelayan atau masyarakat sekitar untuk
kegiatan perikanan maupun mengantar wisatawan yang ingin berlibur di
pulau-pulau kecil sekitar.
Tidak hanya itu, pemerintah Kabupaten Sumenep juga telah
menghabiskan 39 miliar rupiah untuk membangun satu unit Kapal Motor
Penumpang (KMP) melalui anggaran tahun 2017 dan 2018. Kapal tersebut
akan membawa penumpang untuk menuju pulau-pulau yang berada di
sekitar Pulau Madura. Meskipun demikian, keberadaan kapal tersebut
masih jauh dari kebutuhan perjalanan antar pulau tersebut [19].

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 20
Gambar 7. Bandara Trunojoyo
Sumber: (1) www.ngopibareng.id (2) m.harian88.com

Pengembangan Bandara Trunojoyo juga harus terus dilakukan karena


merupakan akses masuk jalur udara dari Bandara Ir. Djuanda menuju
Pulau Madura. Bandara ini dapat digunakan sebagai bandara komersial
karena panjang lintasan 1600 m dan lebar 30 m. Namun, intensitas
penerbangan menuju Bandara Trunojoyo harus ditingkatkan agar
pemasukan pariwisata dapat masuk ke dalam kas pemerintah daerah.
Masyarakat mengharapkan agar pemerintah bisa memberikan
layanan transportasi yang bisa menghubungkan antar pulau. Namun,
mereka lebih berharap pemerintah juga bisa memberikan perhatian lebih
dalam rangka perawatan transportasi-transportasi tersebut. Oleh karena
itu, perlu adanya pengawas dari pemerintah secara resmi untuk merawat
infrastruktur tersebut [20].

d. Jalan dan Listrik


Jalan merupakan salah satu akses utama yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Hal ini dikarenakan seluruh aktivitas masyarakat akan
dipengaruhi oleh keberadaan jalan tersebut. Apabila jalanannya bagus,
maka kegiatan masyarakat dapat lancar. Sebaliknya, apabila jalannya
buruk, maka kegiatan masyarakat akan terhambat. Hal tersebut juga akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 21
Gambar 8. Persebaran Jaringan di Kabupaten Sumenep
Sumber: www.nperf.com/en/map/ID/1626099.Sumenep

Keberadaan jaringan listrik juga sangat diperlukan masyarakat


karena listrik sebagai nadi kehidupan masyarakat. Namun, hingga bulan
Juli 2017, masih terdapat 25 desa yang belum teraliri listrik. Akan tetapi,
PLN berjanji akan memenuhi rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2019,
dengan target tahun 2018 adalah 99,7%[21]. Hingga saat ini, pemerintah
sudah membangun beberapa pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di
beberapa pulau. Pada tahun 2019, PLN akan membangun PLTS di Pulau
Saubi Kecamatan Kangayan dan Pulau Gua-Gua Kecamatan Raas.
Pembangunan PLTS ini sesuai dengan kondisi potensi sinar matahari yang
terdapat di perairan Madura tersebut [22].
Selama ini, kepala desa di beberapa daerah kepulauan sering
bermukim di daratan dengan alasan mengurus administrasi desa yang
membutuhkan pasokan listrik sehingga meninggalkan desa kepulauan.
Hal ini akan menghambat masyarakat dalam mengurus berbagai
administrasi desa tersebut.
Masyarakat mengeluhkan ketimpangan yang terjadi pada anggaran
yang ditetapkan pada APBD. Di dalamnya, alokasi pembangunan
infrastruktur untuk daerah kepulauan hanya sekitar 30% dibandingkan
dengan daerah daratan yang sebesar 70%. Hal ini menunjukkan
ketimpangan yang nyata dari segi pembangunan jalanan.
Masyarakat berharap agar pemerintah juga memperhatikan
pembangunan jalan di pulau-pulau, tidak hanya di daratan Pulau Madura.
Hal ini dilihat dari kondisi jalan yang masih banyak belum beraspal.
Masyarakat mengherankan implementasi anggaran untuk infrastruktur.
Menurut mereka, setiap tahunnya, pemerintah selalu menganggarkan
dana untuk pembenahan infrastruktur. Namun, tidak ada pembangunan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 22
signifikan yang terjadi di wilayah kepulauan, jalan masih rusak dan masih
belum teraspal, termasuk jalan akses menuju tempat wisata.
Keberadaan jaringan sinyal juga menjadi keinginan masyarakat.
Mereka berharap agar wilayah mereka dimasuki sinyal seluler sehingga
dapat maksimal dalam mengakses dan mengirimkan informasi terkait
pariwisata di pulau bersangkutan. Dengan demikian, wisatawan juga
dapat mengakses wilayah tersebut secara mudah. Sejauh ini, hanya di
beberapa pulau saja yang memiliki akses provider namun belum optimal,
kecepatannya masih belum bisa untuk melakukan kegiatan promosi
wisata.
e. Pendidikan
Di Kabupaten Sumenep, masih ditemukan guru-guru yang tidak
secara benar dalam mengajarnya. Bahkan, beberapa siswa SDN Banuaja
Barat 1 Sumenep melakukan demonstrasi terhadap sikap acuhnya kepala
sekolah terhadap proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah tersebut
[25].
Selain itu, penanganan terhadap siswa-siswa yang kurang mampu
juga harus diperhatikan secara serius. Berdasarkan data dari Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), ditemukan sekitar 393
anak di Kabupaten Sumenep yang putus sekolah karena kekurangan
biaya. Adapun rinciannya adalah 202 laki-laki dan 191 perempuan dengan
kisaran usia 7-17 tahun [26]. Di wilayah kepulauan, masih banyak anak-
anak yang memilih untuk tidak sekolah, dengan alasan mulai dari
membantu pekerjaan orang tua sebagai nelayan, tidak memiliki biaya atau
memang sikap malas mereka.
Selain itu kebanyakan kondisi sekolah di wilayah kepulauan masih
dalam kondisi tidak layak, meskipun ada beberapa yang telah direnovasi
secara total sehingga terlihat sangat baru. Hal ini menurut masyarakat
cukup berpengaruh terhadap keinginan untuk belajar anak-anak di
kepulauan.
Hal ini sudah coba ditanggulangi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Sumenep, dengan menginstruksikan kepada SD dan SMP di Kabupaten
Sumenep untuk mengutamakan siswa yang kurang mampu. Syaratnya,
mereka harus membawa surat keterangan tidak mampu (SKTM) dari
pihak kelurahan. Mereka menyediakan kuota 5% bagi siswa yang tidak
mampu [27].
Di sisi lain, pendidikan juga penting mengingat angka pernikahan dini
yang terjadi di Kabupaten Sumenep cukup tinggi. Sepanjang Januari
sampai April 2018, tercatat terdapat 12 kasus pernikahan diri yang
terjadi. Mereka dinikahkan lantaran khawatir terjadi perzinahan terhadap
anak mereka. Tak sedikit dari mereka yang akhirnya melupakan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 23
pendidikan mereka karena sibuk mengurusi rumah tangga [28]. Namun
beberapa pernikahan dini juga ada yang terjadi diakibatkan budaya dan
kepercayaan masyarakat di lingkungan tersebut.
Masyarakat masih menuntut keseriusan pemerintah dalam mengelola
infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat di Kabupaten Sumenep.
Seperti masa ujian nasional (UN) yang dilaksanakan dengan komputer,
maka masih terdapat beberapa sekolah dan daerah yang belum memiliki
fasilitas komputer tersebut. Oleh karena itu, masyarakat meminta
pemerintah memenuhi kebutuhan yang menunjang keperluan UN
tersebut [29].
Diharapkan pemerintah dapat serius dalam menerapkan program
madrasah diniyah yang dijanjikan oleh Bupati bersangkutan. Dewan
Pendidikan Kabupaten Sumenep menganggap Dinas Pendidikan (Disdik)
Kabupaten Sumenep sebagai pelaksana gagal dalam menjalankan
program tersebut. Hal ini dilihat dari progres yang tidak terlihat secara
langsung, bahkan anggaran yang dipertanyakan telah ditujukan ke mana
[30].
Padahal, Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep tersebut telah
membuat draft terkait pelaksanaan teknis terkait program madrasah
diniyah tersebut. Bahkan, disebutkan bahwa pemerintah menggaji para
pengajar Madrasah Diniyah sebesar Rp. 134.000,-[31]. Selain itu, sekolah
juga diharapkan bisa menghindari pemberian tugas pada hari Senin,
Selasa, dan Rabu agar anak-anak bisa mengikuti madrasah diniyah di sore
hari.

f. Aparatur Sipil Negara (ASN)


Saat ini, jumlah ASN Kabupaten Sumenep berjumlah 12.000 pegawai
yang tersebar di berbagai dinas yang terdapat di Kabupaten Sumenep.
Namun, kualitas SDM dari ASN tersebut masih rendah. Hal ini terlihat dari
sering terhambatnya masyarakat dalam mengurus hal-hal yang berkaitan
dengan kerja ASN.
Meskipun demikian, ternyata Kabupaten Sumenep masih
membutuhkan sekitar 4.000 dalam waktu lima tahun sejak 2017 [33]. Hal
ini disampaikan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia (BKPSDM), Kabupaten Sumenep. Kebutuhan ini guna
mengisi kekosongan para pegawai negeri sipil (PNS) yang telah pensiun
atau dinas-dinas baru yang belum memiliki PNS.
Kualitas ASN masih menjadi perhatian serius bagi pemerintah
Kabupaten Sumenep. Tidak hanya sekedar jumlah lulusan sarjana dan
master, pemerintah juga melihat dari keahlian ASN yang sudah dan akan
bekerja di pemerintahan Kabupaten Sumenep. Maka dari itu, pemerintah

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 24
merasa perlu dilakukan pelatihan SDM bagi seluruh pegawai ASN yang
sudah bekerja di pemerintahan sekarang.
Masyarakat sangat berharap pemerintah daerah Kabupaten Sumenep
tidak mengambil tenaga ASN yang berasal dari luar Kabupaten Sumenep.
Hal ini dikhawatirkan akan memberikan daya saing tinggi bagi warga asli
Kabupaten Sumenep yang membutuhkan lapangan pekerjaan.
Di wilayah kepulauan, kebanyakan ASN masih memilih untuk
bertempat tinggal di daratan. Hal ini membuat beberapa proses
administrasi cukup sulit dilakukan.
Seluruh ASN di berbagai dinas diharapkan mampu menguasai hal-hal
yang berkaitan dengan pariwisata Kabupaten Sumenep. Hal ini diikuti
dengan kampanye pemerintah dalam tajuk “Visit Sumenep 2018”. Dengan
pengetahuan tersebut, berbagai kinerja para ASN akan diarahkan menuju
kepariwisataan sehingga menambah pengunjung ke Kabupaten Sumenep
[34].
Hal ini menjadi relevan dengan fokus pemerintah Kabupaten
Sumenep sekarang, yaitu penataan sistem pemerintahan yang baik.
Penataan ini harus dilakukan secara simultan dan komprehensif karena
berkaitan dengan tindakan operasional yang bersifat sehari-hari. Hal ini
menjadi penting untuk melakukan rekonstruksi pemasangan sistem
informasi yang baik di bidang teknologi informasi, dan komunikasi (TIK)
agar koordinasi dan akses antara pemerintah dan masyarakat dapat
berjalan lancar.

g. Kesenian
Di Kabupaten Sumenep, terdapat beberapa budaya yang hampir
punah, di antaranya Tari Topeng, Macopat, Sodor, Benteng, dan Kenteng
[35]. Di wilayah kepulauan banyak sekali kebudayaan yang masih belum
diketahui, kesenian seperti musik tradisional di Kecamatan Arjasa dan
lainnya masih menjadi potensi besar bagi Kabupaten Sumenep. Maka,
diperlukannya suatu penjagaan dari pihak pemerintah agar budaya
tersebut terus terjaga, diantaranya pemerintah melakukan pelatihan
kebudayaan di sekolah-sekolah. Sedangkan terhadap berbagai bangunan
fisik, penjagaan dilakukan dengan cara membuat cagar budaya sehingga
dapat diwarisi ke anak-cucu. Hal ini akan memberikan mereka identitas
yang sebenarnya dari diri mereka berdasarkan kehidupan nenek moyang
mereka di masa lalu.
Kabupaten Sumenep telah memiliki tim ahli cagar budaya. Mereka
bertugas untuk mendata berbagai tempat yang layak untuk dilindungi
sebagai cagar budaya. Selain itu, mereka juga merekomendasikan
berbagai tempat yang dianggap bisa dilindungi dengan membuatnya

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 25
sebagai cagar budaya. Hanya saja, kinerja mereka masih belum maksimal
dalam mengelola semua hal tersebut [36].
Untuk dapat mempercepat penjagaan kebudayaan tersebut, beberapa
pemuda Sumenep membentuk komunitas yang bertujuan untuk
melestarikan, memperkenalkan, dan mengajarkan kesenian Kabupaten
Sumenep. Mereka yang menyebut dirinya sebagai Masyarakat Santri
Pesisiran (MSP) melakukan safari penampilan seni ke berbagai sanggar
seni yang ada di Kabupaten Sumenep. Komunitas yang sudah berusia
enam tahun ini berharap agar kebudayaan Kabupaten Sumenep bisa terus
lestari hingga kelak [37].

h. Air Bersih
Setiap tahun, terutama di bulan Juni hingga Oktober, Kabupaten
Sumenep selalu dilanda kekeringan. Akibatnya, terdapat beberapa desa
yang mengalami krisis air bersih. Bahkan, jumlah desa yang terkena krisis
air bersih tersebut bisa mencapai 20-an desa yang terbagi menjadi kering
kritis dan kering langka. Tahun 2018, terdapat 27 desa yang terkena krisis
air bersih dengan 10 desa mengalami kering kritis, sedangkan 17
mengalami kering langka.
Krisis tersebut membuat masyarakat yang mengalami krisis air
bersih harus mengambil suplai air bersih dari desa lainnya. Suplai
tersebut kadang juga tidak berhasil memenuhi kebutuhan air bersih
masyarakat. Di wilayah kepulauan, Air Bersih tentu masih menjadi
masalah fundamental, kebanyakan masyarakat di wilayah kepulauan yang
masih menggunakan air laut dalam kehidupannya sehari-hari, tidak
jarang masyarakat di kepulauan membeli air bersih dengan harga puluhan
ribu rupiah untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari hari.
Sampai saat ini, pemerintah sudah melakukan pengiriman suplai air
setiap terjadi kekeringan. Air bersih diangkut dari daratan Sumenep untuk
didistribusikan menuju desa yang mengalami kekeringan. Untuk wilayah
kepulauan, pemerintah sudah menyiapkan perahu pengangkut air. Akan
tetapi, solusi tersebut bersifat kuratif sehingga belum bisa melakukan
pencegahan lebih dini.
Masyarakat berharap agar pemerintah mampu melakukan
pencegahan tatkala menghadapi kekeringan setiap tahunnya. Hal ini
dikarenakan sebuah ironi pula dimana wilayah dengan garis pantai yang
cukup besar, tetapi senantiasa mengalami krisis air bersih. Hal ini
membutuhkan solusi yang mampu memanfaatkan potensi air laut
tersebut untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat. Hal tersebut
dapat memanfaatkan potensi penyinaran matahari untuk menghasilkan
pembangkit listrik untuk menggerakkan teknologi yang mampu
mengubah air laut tersebut menjadi air bersih. Selain itu, pemerintah

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 26
mungkin bisa mulai mempromosikan masyarakat di kepulauan untuk
mulai mengaplikasikan teknologi rain harvesting atau alat pemanen hujan
di rumah rumah mereka, alat ini dapat memanfaatkan air hujan yang
kemudian diolah menjadi air bersih.

C. Analisis Daya Saing Daerah


1. Peran Kabupaten Sumenep
a. Kabupaten Sumenep Sebagai Penghasil MIGAS

Gambar 9. PT. KEI di Pagerungan Besar Kabupaten Sumenep


Sumber:www.kangean.net/2016/09/kekayaan-migas-melimpah-rakyat-
sumenep-tak-merasakannya.html

Kabupaten Sumenep merupakan Kabupaten terbesar


penghasil minyak dan gas (MIGAS) di Pulau Madura. Sudah ada
delapan perusahaan migas yang beroperasi, di antaranya adalah
Kangean Energy Indonesia, Santos Offshore, Husky-Cnooc Madura
Ltd, Energi Mineral Langgeng, Petrojava North Kangean, Techwin
Energi Madura, Petronas, serta Husky Anugerah Limited. Adapun
untuk lifting gas menjadi yang terbesar di Jawa Timur. Diketahui
blok gas ini dioperasikan oleh Kangean Energy Indonesia Ltd.
Adapun produksinya mencapai 39.000 barrel oil equivalent per
day (boepd). Hal ini menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai
peringkat ketujuh sebagai penghasil lifting gas terbesar di
Indonesia. Saat ini tercatat, setidaknya ada delapan (8)
perusahaan MIGAS yang melakukan eksploitasi dan dua (2)
perusahaan yang masih melakukan eksplorasi [38].
Kemudian, kabupaten tersebut juga mendapatkan APBD
terbesar se-Pulau Madura, yakni mencapai Rp. 2,9 Triliun. Hal ini
dikarenakan pemasukan dari investasi dan bagi hasil lifting
MIGAS. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp. 2,218 Triliun digunakan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 27
untuk belanja daerah. Hal ini menjadikan Kabupaten Sumenep
sebagai salah satu daerah terkaya di Indonesia [39].
b. Kabupaten Sumenep Sebagai Kota Keris

Gambar 10. Sumenep Kota Keris


Sumber: visitsumenep.com/tag/kota-keris

Dalam hal kebudayaan, Kabupaten Sumenep juga meraih


penghargaan sebagai Kota Keris di Indonesia. Hal ini dikarenakan
terdapat ratusan empu keris yang memproduksi sekitar 6.000
keris setiap bulannya. Bahkan, keris-keris tersebut diekspor ke
berbagai negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan
Belanda. Potensi tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai
salah satu fokus yang dikembangkan melalui pelestarian keris
melalui organisasi Senapati Nusantara [40].

c. Kabupaten Sumenep Sebagai Penghasil Komoditas Rumput


Laut
Kabupaten Sumenep juga menjadi penghasil komoditas
rumput laut terbesar di Provinsi Jawa Timur. Dari total 645.274,1
ton pada tahun 2016, Kabupaten Sumenep memberikan
kontribusi sebesar 624.026,3 ton. Hal tersebut memberikan
pemasukan yang cukup besar bagi Provinsi Jawa Timur karena
banyak pesanan rumput laut yang datang ke provinsi tersebut
[41].

d. Kabupaten Sumenep Sebagai Penghasil Garam


Kabupaten Sumenep juga merupakan penghasil garam
terbesar kelima di Indonesia. Adapun di Jawa Timur, Kabupaten
Sumenep menempatkan diri sebagai daerah penghasil garam
terbesar kedua setelah Kabupaten Sampang. Produksi garam di

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 28
Kabupaten Sumenep pada tahun 2015 mencapai 236 ribu ton
[42].

e. Kabupaten Sumenep Sebagai Penghasil Jagung


Tidak hanya itu, Kabupaten Sumenep juga menjadi penghasil
jagung terbesar di Jawa Timur. Menurut data Dinas Pertanian
Provinsi Jawa Timur, pada tahun 2018, luas areal jagung di
Kabupaten Sumenep mencapai 163.757 hektar. Adapun produksi
pertahun sekitar 496.000 ton lebih. Namun, sayangnya 70%
jagung yang ditanam merupakan jagung lokal yang tidak dilirik
industri. Oleh karena itu, Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep
menginstruksikan pengalihan jenis jagung yang ditanam menjadi
jagung hibrida dengan target 70% di akhir tahun 2018 [43].
Langkah serius pemerintah Kabupaten Sumenep dalam
memproduksi hasil terbaik di bidang pertanian pun terlihat dari
adanya asuransi bagi para petani. Asuransi ini berupa kartu tani
yang dapat dimanfaatkan oleh para petani untuk mengajukan
Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kebijakan tersebut merupakan
kebijakan pertama kali di Indonesia. Hal tersebut dapat
dimanfaatkan oleh rakyat untuk perkembangan lahan pertanian
mereka.

f. Kabupaten Sumenep sebagai salah satau potensi Bahari di


Pulau Madura
Kabupaten Sumenep terbagi menjadi dua wilayah, yaitu
wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Untuk wilayah
kepulauan, Kabupaten Sumenep memiliki banyak potensi wisata
alam yang belum terekspos ke luar. Banyak pulau di Kabupaten
Sumenep yang memiliki pesona alam dan budaya yang tidak kalah
dengan wilayah lain di Indonesia.
Wisata pantai pasir putih di kepulauan, pemandangan alam,
kesejukan alam, resort serta keindahan taman bawah laut
merupakan salah satu potensi berharga Kabupaten Sumenep yang
belum diekspos keluar. Sebagai contoh, terdapat pulau Gili Iyang
yang merupakan salah satu pulau dengan kadar oksigen terbesar
di Dunia, hanya kalah dari Yordania.
Selain itu terdapat pula Pulau Gili Labak dan Pulau Mamburit
yang terkenal dengan pemandangan pantai dan bawah laut yang
sangat luar biasa. Selain itu terdapat pula kepulauan-kepulauan
dengan banyak potensi lainnya, seperti Kepulauan Sapaken dan
Kepulauan Kangean.

2. Daya Saing

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 29
a. Daya Saing Nature
Aspek daya saing nature dapat ditinjau dari beberapa hal,
diantaranya: nilai PDRB Pertanian, Komoditas Khas, dan Keunikan
Alam yang ada.

i. Pertanian
Seperti yang dibahas pada bagian peran Kabupaten Sumenep,
diketahui bahwa salah satu penghasilannya adalah jagung.
Produksinya merupakan yang terbesar dibandingkan dengan hasil
panen lainnya. Hal ini juga semakin berkembang dengan mulai
fokusnya pemerintah dalam mengembangkan potensi lahan
tersebut.
Selain itu, produksi padi juga salah satu yang terbesar di
kawasan Pulau Madura. Hal ini dikarenakan lahan dan iklim yang
sesuai untuk melakukan budidaya padi. Itu sebabnya Kabupaten
Sumenep juga sering melakukan ekspor padi ke daerah-daerah
lain, terutama yang berada di wilayah Jawa Timur. Hal tersebut
juga bisa menjadi potensi pemasukan yang besar dari Kabupaten
Sumenep.
Pemerintah juga sudah mulai mengalihkan produksi panen
tembakau yang dirasa justru membuat rugi karena produksi yang
melimpah. Karenanya, harga jualnya jadi rencah sehingga para
petani tembakau tidak bisa mendapatkan pemasukan yang sesuai
atas jerih payahnya dalam menanam tembakau. Hal inilah yang
menjadi dasar bagi pemerintah untuk mengalihkan produksi panen
ke dalam sektor makanan pokok, seperti jagung dan padi.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 30
ii. Perikanan
Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Sumenep banyak
mengandung potensi hewan-hewan laut, terutama ikan. Diketahui
bahwa di perairan Sumenep, terdapat banyak spesies ikan yang
hidup di laut. Keragaman ini menjadi potensi yang besar bagi
pemerintah sebagai sumber pemasukan, baik untuk domestik
maupun luar daerah, bahkan luar negeri. Semuanya ini ditentukan
oleh permintaan jenis ikan yang terdapat di perairan Kabupaten
Sumenep tersebut.
Dalam pengelolaannya, pemerintah belum
mengakomodasinya secara serius. Hal ini terlihat dari masih
banyaknya nelayan-nelayan yang ikannya dibeli dengan harga
murah karena tidak memiliki wadah pengelolaan distribusi ikan
yang bagus. Kejadian ini sering terjadi di wilayah-wilayah
kepulauan Kabupaten Sumenep.
Kemudian, di bidang perikanan, potensi produksi non-hewani
dari laut juga besar. Garam dan rumput laut adalah salah dua dari
produksi masif yang dihasilkan oleh Kabupaten Sumenep. Bahkan,
hasilnya diekspor ke berbagai negara. Hal ini dikarenakan potensi
alam Kabupaten Sumenep yang mendukung untuk memenuhi
permintaan dan kebutuhan dari pihak luar. Oleh karena itu,
pengembangan hal-hal tersebut bisa menjadi pemasukan yang
signifikan guna perkembangan Kabupaten Sumenep.

iii. Flora-Fauna
Sumenep memiliki flora dan fauna yang khas dan unik di
Madura, terdapat beberapa tanaman dan hewan seperti ayam
bekisar yang kerap di lombakan hingga tingkat nasional, kucing
busok ras asli Indonesia, dan Pohon Cemara Udang yang menjadi
salah satu pesona alam yang diunggulkan di Kabupaten Sumenep.

b. Daya Saing Ekonomi


i. Perbandingan dengan tingkat Provinsi
Tingkat daya saing ekonomi dapat dilihat dari beberapa hal.
Setidaknya, terdapat tiga hal untuk dapat menilai tingkat daya
saing ekonomi suatu daerah, yaitu pengamatan potensi sektor yang
dapat diekspor keluar daerahnya, perbandingan besaran PDRB
dalam lingkup provinsi, serta perbandingan pertumbuhan
ekonomi dalam lingkup provinsi. Berikut ini adalah proyeksi PDRB
Kabupaten Sumenep di tahun 2021 dengan menggunakan basis
data 2016.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 31
Tabel 5. Perhitungan LQ Kabupaten Sumenep
Rata-
LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
rata
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 2,87 2,86 2,75 2,62 2,60 2,73 2,85 2,75
Pertambangan dan
Penggalian 4,50 4,46 5,18 6,36 6,64 5,94 5,14 5,46
Industri Pengolahan 0,17 0,18 0,17 0,16 0,16 0,16 0,17 0,17
Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,09 0,10 0,09 0,09 0,10 0,10 0,09
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 0,48 0,47 0,48 0,45 0,46 0,47 0,47 0,47
Konstruksi 0,71 0,72 0,70 0,64 0,64 0,67 0,69 0,68
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 0,56 0,59 0,58 0,56 0,57 0,60 0,62 0,58
Transportasi dan
Pergudangan 0,21 0,20 0,20 0,19 0,19 0,20 0,20 0,20
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0,13 0,13 0,13 0,12 0,12 0,13 0,13 0,13
Informasi dan Komunikasi 0,86 0,88 0,87 0,81 0,86 0,90 0,95 0,88
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,66 0,68 0,68 0,63 0,64 0,68 0,71 0,67
Real Estate 0,57 0,56 0,54 0,51 0,51 0,55 0,57 0,54
Jasa Perusahaan 0,24 0,25 0,24 0,22 0,22 0,23 0,24 0,24
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 1,38 1,38 1,36 1,27 1,27 1,28 1,31 1,32
Jasa Pendidikan 0,86 0,87 0,85 0,79 0,81 0,86 0,90 0,85
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 0,54 0,52 0,51 0,48 0,48 0,51 0,53 0,51
Jasa Lainnya 0,45 0,46 0,45 0,43 0,43 0,45 0,47 0,45
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa Kabupaten
Sumenep memiliki 3 sektor basis, yaitu pada lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Pertambangan dan
Penggalian, dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
pada setiap lapangan usaha yang lebih dari 1 (LQ>1) menunjukan
bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis yang menunjukan
bahwa daerah tersebut secara tidak langsung mempunyai
kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan
oleh sektor-sektor ke daerah lain sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan daerah mereka sendiri.

Dalam perbandingannya dengan sektor nasional, sektor


pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sumenep memiliki
daya saing yang tidak kalah dibanding Nasional.

ii. Perbandingan dengan tingkat Pulau Madura


Dalam konteks Pulau Madura, ada beberapa aspek yang
menjadi acuan daya saing Kabupaten Sumenep dibidang ekonomi.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 32
Nilai PDRB, Proyeksi PDRB kedepannya, dan nilai LQ merupakan
pertimbangan untuk menentukan posisi Kabupaten Sumenep
diantara tiga kabupaten lainnya.
Tabel 6. Perbandingan Ekonomi Berdasar LQ di Pulau Madura
LQ (Location Quotient) Posisi
Uraian
Sampang Bangkalan Pamekasan Sumenep Sumenep
Pertanian,
Kehutanan, dan 0,49 1,03 1,49 1,64 1
Perikanan
Pertambangan dan
1,63 0,69 0,08 0,57 3
Penggalian
Industri Pengolahan 0,40 0,75 2,12 1,73 2
Pengadaan Listrik
0,43 1,50 2,03 1,14 3
dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
0,53 1,56 1,88 0,99 3
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
Konstruksi 0,46 1,79 1,68 1,03 3
Perdagangan Besar
dan Eceran;
0,53 1,35 2,01 1,10 3
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
0,37 1,49 1,96 1,28 3
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 0,26 2,00 1,26 1,39 2
Makan Minum
Informasi dan
0,44 1,28 1,85 1,38 2
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
0,36 1,35 1,55 1,59 1
Asuransi
Real Estate 0,50 1,23 2,22 1,14 3
Jasa Perusahaan 0,52 1,21 2,35 1,07 3
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan 0,48 1,53 2,16 0,96 3
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 0,44 1,55 1,97 1,11 3
Jasa Kesehatan dan
0,53 1,11 2,36 1,11 2
Kegiatan Sosial
Jasa lainnya 0,53 1,20 2,02 1,20 3
TOTAL 39.620 17.619 10.309 22.949 2
*= Data PDRB Tahun 2017 dalam Kabupaten Dalam Angka

Berdasarkan tabel diatas, Sumenep memiliki nilai total PDRB


Migas tertinggi kedua setelah Kabupaten Sampang di Pulau
Madura, namun apabila non migas Sumenep tertinggi pertama se
Pulau Madura. Nilai total PDRB tersebut didominasi pada sektor

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 33
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang kemudian disusul
sektor pertambangan dan penggalian. Dari kedua sektor tersebut
Kabupaten Sumenep unggul dari sisi Nilai PDRB dibanding 3
Kabupaten lainnya.

Dilihat dari sisi LQ, Kabupaten Sumenep unggul dalam 2 sektor


dibanding 3 Kabupaten lainnya, yaitu pada sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan, serta sektor Jasa Keuangan dan
Asuransi.

Dilihat dari cakupan dan orientasi pasar, Kabupaten Sumenep


juga memiliki nilai positif dibanding kabupaten lainnya yang ada di
Pulau Madura. Beberapa komoditas Sumenep seperti garam, batik
hingga keris seringkali di ekspor hingga pasar nasional bahkan
internasional.

Dari analisis diatas, Kabupaten Sumenep memiliki daya saing


yang sangat baik pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
Selain terkenal sebagai penghasil komoditas jagung, Sumenep juga
didukung dengan fakta topografi jenis tanahnya yang sangat
mendukung untuk kegiatan pertanian.

c. Daya Saing Sumber Daya Manusia


Daya saing sumber daya manusia (SDM) dapat dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang ada di Pulau Madura (4 Kabupaten).
IPM Sumenep tergolong rendah jika dibandingkan di tingkat Nasional
maupun Tingkat Provinsi Jawa Timur, namun berbeda dalam tingkat
Pulau Madura. Sumenep menempati peringkat kedua IPM Tertinggi
setelah Kabupaten Pamekasan. Pada tahun 2017 IPM Kabupaten
Sumenep berada pada angka 64,28, naik 0,86% dari tahun sebelumnya.
Dengan perbedan tidak lebih dari 1 dan aspek pembentuk IPM yang
selalu meningkat sejak tahun 2010, sumber daya manusia Kabupaten
Sumenep merupakan salah satu yang paling berkualitas di Madura.

Angka harapan hidup berada pada angka 70,71 tahun, Harapan


Lama Sekolah 12,74 Tahun dan Pengeluaran perkapita sebesar 8316
pada tahun 2017, naik cukup tinggi (470) dibanding 2016. Juga, angka
partisipasi murni dasar di Kabupaten Sumenep merupakan yang
tertinggi kedua di Pulau Madura, setelah Sampang, namun dengan jarak
yang tidak terlalu jauh, dalam beberapa tahun kedepan Sumenep
mungkin menjadi yang terbaik. Selain itu, pendidikan tinggi di
Kabupaten Sumenep juga termasuk salah satu yang terbaik di Pulau
Madura, hanya kalah dari Kabupaten Pamekasan yang dikenal sebagai
kota pendidikan di Pulau Madura. Angka partisipasi yang cukup tinggi,

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 34
kualitas yang cukup baik dan akses internet yang perlahan mulai
diperbaiki menjadi alasan utama. Dalam rentang 3 tahun terakhir
(2015-2017), penduduk di Kabupaten Sumenep rata-rata meningkat
sebesar 3% tiap tahunnya, dimana pertumbuhan paling besar terjadi
pada tahun 2016 sekitar 5%. Pertumbuhan penduduk yang stabil tiap
tahunnya bisa menjadi salah satu potensi daya saing Kabupaten
Sumenep. Berdasarkan beberapa fakta diatas, Kabupaten Sumenep
mampu bersaing dari sisi Sumber Daya Manusia di Pulau Madura.

d. Daya Saing Culture


Daya saing culture dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti
bahasa, Peninggalan budaya fisik, budaya sosial/adat istiadat,
kepercayaan, seni dan pariwisata.

i. Budaya
Kabupaten Sumenep memiliki ciri khas kebudayaan yang kaya.
Kebudayaan-kebudayaan seperti tari yang melambangkan
identitas kabupaten, tradisi upacara penyebaran agama islam,
tradisi petik laut yang sangat megah, merupakan potensi potensi
kebudayaan yang dimiliki oleh Kabupaten Sumenep.

Selain itu, Bahasa termasuk salah satu aspek potensial, bahasa


yang lebih halus dibandingkan dengan kabupaten lainnya dapat
menjadi pertimbangan. Dari sisi budaya fisik, Sumenep memiliki
kekayaan budaya fisik yang tinggi, tolak ukurnya adalah bangunan
bangunan fisik seperti keraton.

ii. Pariwisata
Kabupaten Sumenep fokus terhadap dua sektor
pengembangan pariwisata, yaitu religi dan kepulauan. Kedua
sektor wisata ini merupakan wisata unggulan yang dicanangkan
secara rinci pada program utama pemerintah daerah. Hal tersebut
yang menyebabkan pengembangan keduanya sangat masif
dilakukan.

Pada sektor wisata religi, terdapat Asta Tinggi, yaitu sebuah


makam para raja-raja Islam yang pernah memimpin Sumenep.
Pemakaman ini senantiasa dikunjungi oleh para peziarah dari
berbagai kalangan dan daerah. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi pemasukan para pedagang yang berada di sekitar kompleks
tersebut. Itulah mengapa pemerintah fokus untuk membenahi
kompleks Asta Tinggi tersebut.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 35
Kemudian untuk wilayah Sumenep kepulauan banyak
memiliki kawasan wisata berupa pantai dan wisata kesehatan yang
terletak di Pulau Gili Iyang. Selain itu kawasan kepulauan di
Kabupaten Sumenep juga masih memiliki kelestarian dan kondisi
yang sangat baik, menjadikan hal tersebut sebuah wisata
tersendiri. Wisata alam merupakan potensi besar untuk
dikembangkan oleh pemerintah daerah. Hal ini terlihat dari
banyaknya pengelola pantai yang ada di Kabupaten Sumenep,
namun pengelolaannya masih belum baik. Selain itu, tantangan
untuk tetap mempertahankan kondisi objek wisata alam, terutama
yang berada di kepulauan merupakan salah satu hal yang wajib
diperhatikan, banyak masyarakat yang takut daerahnya menjadi
wisata dikarenakan takut merusak alam dan kondisi yang telah
ada.

e. Daya Saing Infrastruktur


Infrastruktur adalah salah satu aspek paling penting dalam
perkembangan dan pembangunan suatu wilayah. Infrastruktur
berfungsi sebagai akses kegiatan yang dilakukan pada wilayah
tersebut. Dalam kasus ini infrastruktur terbagi atas 3 macam, yaitu
infrastruktur Transportasi, Telekomunikasi dan Energi.
Berdasarkan analisis penulis, infrastruktur di Kabupaten Sumenep
tergolong pada kondisi baik dan dapat disandingkan dengan kabupaten
lain di Pulau Madura.
Infrastruktur transportasi masuk kategori baik, banyak jalan sudah
dibangun, diperbaiki, bahkan di wilayah kepulauan. Lalu, adanya
Bandara Trunojoyo sebagai pintu masuk utama ke Pulau Madura juga
sangat mendukung aspek ini. Begitu juga dengan infrastruktur energi,
jaringan listrik di Kabupaten Sumenep sudah dirasakan di seluruh
wilayah daratan, namun masih terdapat beberapa wilayah kepulauan
yang masih belum optimal mendapatkan listrik.
Hal yang menjadi sorotan ialah infrastruktur telekomunikasi yang
ada di Kabupaten Sumenep. Jika hal ini tidak di perbaiki segera bisa
menjadi penghambat saat konsep smart city diterapkan.
f. Daya Saing Pemerintahan
Pemerintahan merupakan salah satu aspek yang paling dinilai dari
sebuah wilayah kabupaten ataupun kota. Banyak wilayah
mendapatkan cap sebagai wilayah yang bagus karena
pemerintahannya yang bersih, tanggap dan dekat dengan masyarakat.
Beberapa wilayah juga dapat dengan mudah di-“cap” sebagai wilayah
yang buruk hanya karena pemerintahannya kurang terintegrasi,
kurang komunikasi hingga kasus korupsi.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 36
Kabupaten Sumenep merupakan salah satu wilayah yang tidak
terkecuali akan dinilai citranya dari kinerja pemerintahannya.
Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang terkenal dengan
kekayaan budaya dan alamnya, hal ini kemudian diadaptasi dan
diperkuat oleh pemerintah kabupaten dengan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang mendukung potensi kabupaten Sumenep ini,
misalnya saja tentang kepemilikan tanah ataupun mengenai festival
budaya dan infrastruktur pendukung alamnya. Selain itu Kabupaten
Sumenep juga merupakan kabupaten yang cukup jarang diterpa isu
kasus korupsi yang dilakukan oleh aparatur pemerintahannya. Namun
masih ada masalah berupa penanganan kasus korupsi yang sangat
lambat oleh lembaga terkait. Dengan beberapa poin diatas, dapat
disimpulkan bahwa Kabupaten Sumenep memiliki daya saing yang
cukup baik di pulau madura, jika dibandingkan dengan 3 Kabupaten
lainnya.

3. Kerjasama Daerah
Pemerintah provinsi Jawa Timur memiliki perhatian lebih dalam
mengembangkan Madura. Salah satu sektor yang hendak
dikembangkan ialah pariwisata. Untuk mempersiapkan diri dengan
“Visit Sumenep 2018”, Kabupaten Sumenep melakukan kerjasama
antar-kabupaten di Madura, seperti Kabupaten Pamekasan,
Bangkalan, dan Sampang. Selain itu, perkembangan pariwisata juga
bekerjasama dengan Pemkot Surabaya, Pemkot Malang, Pemkab
Malang, Pemkot Batu, Pemkab Banyuwangi, Pemkab Jember, dan
Pemkab Probolinggo yang telah lebih maju dalam mengembangkan
potensi pariwisata yang ada. Diantaranya adalah jalinan kerjasama
tersebut ditujukan untuk memajukan potensi pariwisata yang ada di
Kabupaten Sumenep karena tujuh kabupaten tersebut dinilai telah
mampu mengembangkan pariwisatanya.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 37
Tabel 7. Rangkuman Daya Saing Kabupaten Sumenep
Kabupaten Kesimpu
Aspek Keterangan Catatan
Sumenep Bangkalan Pamekasan Sampang lan
Kabupaten Sumenep Untuk budaya,
memiliki ciri khas Kabupaten Sumenep
budaya yang memiliki banyak
sebenarnya tidak terlalu keunggulan di bidang
berbeda jauh dengan budaya, banyak
Kota Keris, Kota Batik,
kabupaten lainnya di pembangunan dan
Bangunan Kota
pulau madura. Namun kehidupan di Sumenep Bisa
Keraton, Kota Dzikir Pendidikan,
Culture yang menjadikannya sangat berbasis Diunggul
Pembangunan dan Sholawat Kota
khas adalah penetapan terhadap budaya. kan
yang berbasis Gerbangsalam,
Kabupaten Sumenep Selain itu dengan
culture Kota Budaya
sebagai KOTA KERIS diadakannya festival
oleh UNESCO. keraton nusantara
membuat posisi
sumenep semakin
kuat.
Aspek Nature Aspek Nature bisa
Kabupaten Sumenep menjadi aspek paling
sangat unggul diunggulkan
dibanding Kabupaten Kabupaten Sumenep,
lainnya di Pulau nilai PDRB yang terus
Nature Madura. Dengan nilai meningkat, masih Bisa
(PDRB 3693,9 3137,5 3953,4 PDRB Konstan hampir banyaknya lahan Diunggul
7.681,9
Pertanian) dua kali kabupaten- pertanian dan kan
kabupaten lainnya. topografi yang
Fakta ini juga kemudian mendukung akan
didukung jenis tanah di menjadi potensi yang
Kabupaten Sumenep sangat baik jika
yang sangat mendukung dipadukan dengan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 38
Kabupaten Kesimpu
Aspek Keterangan Catatan
Sumenep Bangkalan Pamekasan Sampang lan
kegiatan pertanian penggunaan teknologi
(regosol) kedepannya.

Dari aspek Sumber Daya Kabupaten Sumenep


Manusia Kabupaten masih kalah dengan
Sumenep merupakan Kabupaten Pamekasan,
SDM (IPM salah satu Kabupaten namun perbedaan Bisa
Tahun 64.28 62.30 64.93 59.90 dengan tingkat IPM tidak terlalu jauh dan Diunggul
2017) Paling tinggi di Pulau kenaikan IPM kan
Madura. Dimana setiap Kabupaten Sumenep
aspek perhitungan IPM lebih signifikan
nya meningkat. dibanding pamekasan.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 39
Kabupaten Kesimpu
Aspek Keterangan Catatan
Sumenep Bangkalan Pamekasan Sampang lan
Kabupaten Sumenep hal ini bukan sebuah
merupakan Kabupaten masalah, dengan
dengan Nilai PDRB makin menonjolnya
tertinggi, namun pertanian di
memiliki LQ yang lebih Kabupaten Sumenep
rendah daripada menunjukkan bahwa
Kabupaten Pamekasan. Pertanian
Kabupaten Sumenep merupakan potensi
Mengung
unggul di 2 sektor, yaitu terbesar kabupaten
gulkan
Unggul di 2 unggul di 2 Unggul di 12 unggul di satu sektor jasa keuangan Sumenep, dan bisa
Ekonomi Sektor
Sektor sektor Sektor sektor dan sektor pertanian. terus dikembangkan
Pertania
Sedangkan Kabupaten lagi dengan
n
Pamekasan unggul di 12 pengaplikasian
Sektor. namun, teknologi dan smart
Kabupaten Sumenep vity nantinya.
unggul jauh di Sektor
Pertanian, yang semakin
menunjukkan potensi
Pertanian dari
Kabupaten Sumenep

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 40
D. Analisis Kelembagaan dan Kebutuhan Stakeholder
1. Dinas Komunikasi dan Informatika
Lembaga atau OPD Kabupaten Sumenep yang melakukan urusan
komunikasi dan informatika adalah Diskominfo (Dinas Komunikasi dan
Informatika).. Dinas tersebut, yang tergolong Tipe A, menjalankan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang
Komunikasi dan Informatika terkait tugas dan fungsi perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, evaluasi, pelaporan dan bimbingan teknis di bidang
komunikasi dan informatika. Diskominfo Kabupaten Sumenep membagi
bidang menjadi lima dalam menjalankan peraturan menteri tersebut, yaitu
Sekretariat, Komunikasi Publik, Informasi Publik, Teknologi Informasi dan
Persandian, serta Statistik dan Pemberdayaan TIK.

Gambar 11. Struktur Kelembagaan Dinas Komunikasi Kabupaten Sumenep


Sumber: Website Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sumenep

Sejalan dengan Nawa Cita pemerintah pusat nomor 2, yaitu tentang tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya serta
sesuai dengan visi rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD) Kabupaten Sumenep 2016-2021, yakni tentang pemerintahan
transparan, Pemerintah Kabupaten Sumenep menyusun Masteplan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 41
Kelembagaan Birokrasi Berbasis Teknologi Informasi Kabupaten Sumenep
Tahun 2016-2021. Hal ini menjadi dasar dalam pengembangan smart city
Kabupaten Sumenep ke tahap lebih lanjut.
Selain itu, komitmen Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam hal tata
kelola pemerintahan juga terlihat dengan adanya Peraturan Bupati
Kabupaten Sumenep Nomor 52 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan dan
Pengembangan E-Government di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Sumenep, Keputusan Bupati Nomor 188/279/KEP/435.012/2017 tentang
Pelaksanaan E-Government, dan Keputusan Bupati Nomor
188/88/KEP/435/012/2018 tentang Panitia Pelaksana Pengembangan
Jaringan G-Online. Peraturan Kepala Daerah dan Keputusan Kepala Daerah
tersebut menjadi legitimasi organisasi perangkat daerah dalam
melaksanakan pelayanan publik yang baik dan efisien.
Sebagai lembaga yang memiliki fungsi penyelenggaraan GCIO
(Government Chief Information Officer, Dinas Komunikasi dan Informatika
Sumenep membentuk unit pelaksana teknis (UPT) Media Center yang
tertuang dalam Peraturan Bupati Kabupaten Sumenep Nomor 7 Tahun
2017 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Diskominfo. UPT Media Center memiliki
tugas dalam penyebarluasan informasi terkait dengan kebijakan dan
program Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui media cetak, elektronik
dan online.
Sebagai daerah yang terpilih dalam Gerakan 100 Smart City, dinas
komunikasi dan informatika memiliki fungsi mengelola penyelenggaraan
ekosistem smart city sesuai Permen Kominfo 14/2016. Dinas Komunikasi
dan Informatika Sumenep telah menjalankan fungsi tersebut dengan
membentuk 2 dari 3 lembaga/perangkat pendukung smart city yaitu Dewan
Smart City dan Tim Pelaksana Smart City.

2. Dewan Smart City


Dalam mempersiapkan Sumenep menuju smart city serta guideline
masterplan smart city, Pemerintah Kabupaten Sumenep telah membuat
Keputusan Bupati Nomor 188/451/KEP/435.012/2018 tentang Dewan
Smart City di Kabupaten Sumenep pada tanggal 31 Mei 2018, sebelum
pelaksanaan bimbingan teknis. Secara keseluruhan, Surat Keputusan
Dewan Smart City telah memenuhi arahan guideline dengan penyesuaian
kondisi daerah. Dewan Smart City di Kabupaten Sumenep dipimpin oleh
Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep dengan dibantu Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan tiga asisten
pemerintah daerah. Dewan smart city Sumenep berisi multi pihak sektor
sesuai dengan arahan guideline. Anggota dewan smart city Sumenep berisi
43 pihak sektor, yaitu 28 dinas/badan daerah, 9 kepala bagian pemerintah

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 42
kabupaten, KPU, RSUD, PDAM. PT. BPRS Bhakti Sumekar, PT. Sumekar, dan
PT. Wira Usaha Sumekar.

3. Tim Pelaksana Smart City


Selain membentuk dewan smart city, Pemerintah Kabupaten Sumenep
juga membentuk tim pelaksana smart city melalui Keputusan Bupati Nomor
188/452/KEP/435.013/2018 pada tanggal 31 Mei 2018. Secara
keseluruhan, Surat Keputusan Tim Pelaksana Smart City telah memenuhi
arahan guideline dengan penyesuaian kondisi daerah. Tim pelaksana smart
city dipimpin oleh Kepala BAPPEDA dengan dibantu oleh Kepala
DISKOMINFO serta Sekretaris DISKOMINFO. Tim pelaksana smart city
Sumenep terdiri dari empat (4) bidang yaitu perencanaan pengembangan,
pengelolaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta kerjasama.
Empat bidang tim pelaksana smart city Sumenep membantu proses
pelaksanaan smart city Sumenep, namun belum optimal dalam penyusunan
dokumen masterplan smart city Sumenep. Hal ini disebabkan terdapat
perubahan komposisi. Komposisi tim pelaksana smart city Sumenep cukup
beragam, yaitu terdiri dari 16 organisasi perangkat daerah.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 43
BAB II
ANALISIS KESIAPAN DAERAH

Analisis kesiapan smart city daerah merupakan analisis yang dilakukan untuk
menilai kondisi daerah saat ini guna mendapatkan gambaran kapasitas dan
kapabilitas daerah dalam menerapkan program-program pembangunan smart city.

A. Analisis Kesiapan Alam


1. Letak dan Kondisi Geografis
Wilayah administrasi Kabupaten Sumenep memiliki luas 2.093,47
km yang terbagi menjadi 27 kecamatan, 330 desa, dan 4 kelurahan.
2

Bagian daratan memiliki luas wilayah 1.46,93 km2 (54,79%), sedangkan


bagian kepulauan memiliki luas wilayah 946,54 km2 (45,21%). Secara
komposisi penyebaran, 260 desa dan 4 kelurahan berada di wilayah
daratan dan 70 desa di wilayah kepulauan. Secara geografis, wilayah
Kabupaten Sumenep berada di ujung timur Pulau Madura dengan
koordinat di antara 113o32’54” - 116o16’48” Bujur Timur dan di antara
4o55’ - 7o24’ Lintang Selatan. Kabupaten Sumenep berbatasan dengan
Selat Madura dibagian selatan, Laut Jawa di bagian utara dan timur, serta
berbatasan dengan Kabupaten Pamekasan di bagian barat.

2. Kondisi Topografi dan Geologi


Berdasarkan karakter topografinya, Kabupaten Sumenep umumnya
merupakan daerah dataran rendah. Kemiringan tanah sebagian besar
memiliki kemiringan antara 0-300 dengan luas 1.613,29 Ha (77,51%), dan
wilayah yang memiliki kemiringan 300->600 merupakan daerah
perbukitan dan pegunungan, memiliki luas 468,14 Ha (22,49%). dengan
susunan geologi yang beragam dan tersebar di beberapa wilayahnya, di
antaranya adalah alluvial, litosol, regosol dan gromosol.

3. Kondisi Iklim
Berdasar data dari BMKG Kabupaten Sumenep, kondisi iklim pada
umumnya beriklim panas dengan penyinaran matahari rata-rata sebesar
25% pada akhir 2016, dan lama penyinaran matahari tertinggi sebesar
87,5%. Curah hujan di Kabupaten Sumenep rata-rata sebesar 49,9 mm.
Namun, mengalami curah hujan yang rendah pada bulan Agustus dan
September. Suhu rata-rata per bulan dalam satu tahun adalah sebesar
28,30C.

4. Penggunaan Lahan
Wilayah Kabupaten Sumenep seluas 209,347 Ha terdiri atas kawasan
lindung dan budidaya dengan luas penggunaan lahan dirinci sebagai
berikut:

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 44
Tabel 8. Penggunaan Lahan Kabupaten Sumenep
No Penggunaan Luas (Ha)

I Lahan Pertanian 168.673,96

a. Lahan Sawah 25.681,96

1. Irigasi teknis 4.650,44

2. Irigasi setengah teknis 1.837,95

3. Irigasi sederhana 2.028,73

4. Irigasi desa 173,00

5. Irigasi tadah hujan 16.991,84

b. Lahan pertanian bukan sawah 142.992,00

1. Tegal/kebun 117.341,00

2. Ladang/huma 2.388,00

3. Sementara tidak diusahakan 5.058,00

4. Lainnya 18.205,00

II Lahan bukan pertanian 40.673,04

1. Rumah, bangunan dan hal 18.680,00


sekitarnya

2. Hutan Negara 21.207,00

3. Rawa-rawa 48,00

4. Lainnya 738,04

Total 209.347

Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sumenep

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 45
Gambar 12. Penggunaan Lahan di Kabupaten Sumenep
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengan Kabupaten Sumenep
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa sebagian besar lahan di
Kabupaten Sumenep didominasi oleh lahan pertanian bukan sawah berupa
tegal, kebun, dan ladang.

B. Analisis Kesiapan Struktur Daerah


Analisis terhadap struktur daerah dapat digunakan untuk mengetahui
kondisi dari unsur utama yang menunjang visi dan misi serta mendorong
perwujudan smart city. Dalam analisis struktur daerah, beberapa hal yang
dikaji adalah sumber daya manusia, sumber daya pemerintah daerah, dan
kapasitas keuangan daerah.

1. Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia


Analisis ini dilakukan untuk mengukur kapasitas masyarakat dalam
menerima konsep smart city yang di kemudian hari sangat
membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat Kabupaten Sumenep.
Kualitas masyarakat, berdasarkan berbagai kajian dapat dilihat dari:
a. Kondisi demografi kependudukan Sumenep
Usia Produktif
Usia Produktif

Gambar 13. Komposisi Penduduk Kabupaten Sumenep


Sumber: Analisis Penyusun

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 46
Berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) Provinsi Jawa Timur,
komposisi masyarakat usia produktif Kabupaten Sumenep lebih banyak
dibandingkan dengan masyarakat usia non produktif. Masyarakat usia
non-produktif merupakan masyarakat yang memiliki usia 0-14 tahun
dan 65-75 tahun ke atas. Masyarakat produktif merupakan masyarakat
yang memiliki usia 15-64 tahun. Dapat dilihat angka ketergantungan
yang merupakan perbandingan masyarakat non produktif terhadap
masyarakat usia produktif, yaitu tahun 2010, angka ketergantungan
Kabupaten Sumenep sebesar 41,72% dan berkurang menjadi 39,67%
pada tahun 2020.

Gambar 14. Komposisi Penduduk Kab. Sumenep Menurut Jenis Kelamin 2010-2020
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur

Gambar 15. Komposisi Penduduk Kab. Sumenep Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016
Sumber: BPS Sumenep

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 47
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) tahun 2013,
jumlah penduduk Kabupaten Sumenep sementara adalah 1.042.312
jiwa, yang terdiri atas 495.896 jiwa laki-laki dan 546.416 jiwa
perempuan. Dari hasil SP 2013 tersebut, masih tampak bahwa
penyebaran penduduk Kabupaten Sumenep masih bertumpu di
Kecamatan Kota Sumenep, yaitu sebanyak 70.794 jiwa (6.75 %), diikuti
Kecamatan Pragaan sebanyak 65.031 jiwa (5.90 %), dan Kecamatan
Arjasa sebanyak 59.701 jiwa (5,73%). Adapun Kecamatan Batuan
merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit [1].
Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten yang terdiri dari banyak
pulau. Untuk dapat menuju smart city, maka terdapat beberapa hal yang
harus ditelaah dari perilaku berbagai stakeholder di kabupaten tersebut,
termasuk di wilayah kepulauan. Selain itu, juga harus ditinjau hal-hal
yang dapat memenuhi harapan berbagai stakeholder tersebut.
Sebagai daerah dengan kondisi geografis kepulauan, masyarakat
Kabupaten Sumenep banyak yang berprofesi di bidang perairan, seperti
nelayan, petani garam, pengelola pantai, dan sebagainya. Banyak hasil
produksi yang dihasilkan dari kondisi geografis tersebut, seperti garam,
berbagai jenis kan dan beberapa destinasi wisata bahari di kawasan
kepulauan. Beberapa hasil dari produksi kekayaan laut banyak dikirim
ke beberapa daerah di luar Kabupaten Sumenep. Bahkan, tidak sedikit
juga ikan-ikan besar yang dikirim ke Jepang.

Gambar 16. PDRB per Kapita Kabupaten Sumenep periode 2010- 2016
Sumber: BPS Kabupaten Sumenep

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 48
Gambar 17. Komposisi Penduduk Kabupaten Sumenep Tahun 2016
Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumenep

Berdasarkan data Sumenep dalam angka 2017, jumlah penduduk


Kabupaten Sumenep pada 2016 adalah 1.072.113 jiwa, yang terdiri atas
509.791 jiwa laki-laki dan 562.332 jiwa perempuan. Persebaran
penduduk tertinggi berada di kawasan Kecamatan Arjasa sebanyak
82.923 jiwa (7.73%). Kemudian disusul Kota Sumenep yaitu sebanyak
77.754 jiwa (7.25 %), diikuti Kecamatan Pragaan 65.627 jiwa (6.12 %).
Sedangkan Batuan merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk
paling sedikit [1].
Sumber daya manusia menjadi penggerak utama pembangunan
daerah baik dari kuantitas dan kualitas manusianya. Untuk proyeksi
jumlah penduduk pada 2020 di Kabupaten Sumenep mempengaruhi
komposisi penduduk dengan usia produktif yang menghasilkan bonus
demografi diatas 70% dari jumlah keseluruhan penduduk.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Kabupaten


Sumenep kedepannya, dengan bonus demografi yang diprediksi akan
terjadi tidak hanya terjadi di kawasan daratan Sumenep, melainkan
juga di kawasan kepulauan.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 49
b. Pendidikan

Gambar 18. Angka Partisipasi Pendidikan 2017


Sumber: Disdik Kabupaten Sumenep

Angka Partisipasi pendidikan yang terdaftar sekolah pada tingkat


pendidikan Paud, SD/SMP per penduduk usia 5- 15 tahun mengalami
kenaikan pada tiap tahunnya. Adapun untuk jenjang perguruan tinggi,
Kabupaten Sumenep telah memiliki empat universitas, di antaranya:
1. Universitas Wiraraja dengan jumlah mahasiswa pada 2016 sebanyak
3.802 orang
2. STKIP PGRI dengan jumlah mahasiswa pada 2016 sebanyak 1.665
orang
3. STIK Annuqoyah di Daratan dan STIK Al-Hidayah di Kepulauan
Arjasa
4. IDIA Pragaan dengan jumlah mahasiswa sebanyak 1.201 pada 2015
Selain itu, terdapat juga lembaga kursus keterampilan sebagai
upaya penguatan sumber daya manusia di bawah pengelolaan Balai
Latihan Kerja.

c. Kesehatan
Berdasarkan data dinas kesehatan Kabupaten Sumenep pada tahun
2016, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten
Sumenep tergolong berada di bawah standar, dimana masing masing
berada pada nilai 72,92 untuk angka kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup, angka tersebut lebih rendah dari target RPJMN yaitu
sebesar 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target MDG’s sebesar 102
per 100.000 Kelahiran hidup tahun 2016. Namun, meskipun angka
tersebut berada di bawah target, angka tersebut meningkat drastis
dibandingkan tahun 2015 yang hanya 48,71 per 100.000 kelahiran
hidup.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 50
Sedangkan untuk angka kematian bayi, berada pada angka 0,46 dari
1000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Angka tersebut lebih rendah
dari target MDG’s tahun 2016 sebesar 23 dari 1000 kelahiran hidup.

d. Tingkat pendapatan masyarakat

Gambar 19. Proyeksi PDRB per Kapita Kabupaten Sumenep periode 2016-2026
Sumber: Analisis Penyusun
PDRB per Kapita merupakan perbandingan nilai PDRB dengan
jumlah penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2010, PDRB per
Kapita Masyarakat Kabupaten Sumenep sebesar 19,1 juta dengan
jumlah penduduk saat itu sebanyak 1.044.588 jiwa. PDRB per Kapita
tahun 2016 meningkat cukup progresif sebesar 185,65% dari tahun
2010 atau meningkat 65% dari tahun 2015, yaitu sebesar 26,9 juta.
Dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun, PDRB Kabupaten Sumenep
diproyeksi meningkat hingga 11% mencapai angka 48072427,75 pada
5 tahun pertama dan 79773466,82 pada 5 tahun berikutnya. Nilai
tersebut berkaitan dengan persentase penduduk miskin yang ada di
Kabupaten Sumenep.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Sumenep mengalami
penurunan dari angka 34,86% pada 2006, menjadi 20,09 pada 2016.
Persentase angka kemiskinan tersebut dapat dipangkas dengan adanya
beberapa program pemerintahan yang memanfaatkan sinkronisasi data
untuk pengajuan Program Keluarga Harapan dan pendanaan daerah
tertinggal.

e. Kesempatan kerja
Angkatan kerja di Kabupaten Sumenep mencapai 635.748 orang
pada 2016, sedangkan kesempatan kerja hanya 615.826 orang, atau
hanya menampung 96,86%. Sedangkan jumlah pengangguran di

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 51
Kabupaten Sumenep dapat dikatakan mengalami penurunan dari
19.922 orang pada 2016 menjadi 11.554 orang, pada 2017. Dalam
artian, pengangguran terbuka di Kabupaten Sumenep sebesar 1.83%
dan angka partisipasi angkatan kerja sebesar 73,21%.

f. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Gambar 20. Dimensi Aspek Pengukuran Gross National Happiness


Sumber: http://www.forastateofhappiness.com/wp-
content/uploads/2015/11/Picture-3.png

Pada 2017, World Happiness Record merilis laporan guna


mengevaluasi kualitas hidup masyarakat dengan menggunakan enam
indikator: yaitu pendapatan per kapita, ekspektasi hidup sehat,
keberadaan sistem pendukung social (berhubungan dengan kesehatan
mental, kebebasan untuk memilih, dan kepercayaan terhadap institusi.
Di negara berkembang seperti di Indonesia, peningkatan indeks
kebahagiaan bisa diperoleh dengan mengurangi angka kemiskinan,
pengangguran dan penyakit fisik. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
sumenep masih tergolong rendah, dari 62,38 persen di 2015 menjadi
63,42 persen di 2016
Berikut tabel untuk mengukur kondisi masyarakat dalam
menghadapi smart city di kemudian hari.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 52
Tabel 9. Kesiapan Kualitas SDM Kabupaten Sumenep

Interpretasi
No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Jumlah Komunitas Minat 240 ✓


Bakat/Hobbie/Kreatif Di
1
Daerah

Adanya Komunitas Ada ✓

2 Pengembang/Developer
Perangkat Lunak TIK Di
Daerah

Adanya Digital Startup Di Ada ✓


3 Daerah

4 Adanya Perguruan Tinggi Di Ada ✓


Daerah

5 Jumlah Penerima Beasiswa 34 Orang ✓


Perguruan Tinggi Dari (2018)
Pemerintah Daerah

6 Jumlah Tindakan 18 ✓
Pelanggaran Ketertiban
Umum Dalam Satu Tahun

7 Jumlah Angka Kriminalitas 14.037 kasus ✓ ✓


Dalam Satu Tahun

8 Jumlah Tindakan Perusakan 5 kasus ✓


Fasilitas Umum Dalam Satu pencurian
Tahun kabel telepon

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan kualitas SDM di Kabupaten Sumenep berada pada tingkat
sedang menuju baik, dimana 4 aspek berada dalam kategori baik dan
sedang masing-masing dan hanya 1 aspek yang berada pada kategori
buruk.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 53
2. Analisis Kualitas Sumber Daya Pemerintahan
Sebagai unsur penggerak smart city, kesiapan pemerintah daerah
perlu ditinjau agar mampu mengintegrasikan proses bisnis pemerintah
daerah. Analisis kualitas sumber daya pemerintahan dilakukan sebagai
rumusan tolak ukur kesiapan pemerintah daerah untuk melaksanakan
program smart city dengan menggunakan isian pada tabel berikut:
Tabel 10. Kesiapan Sumber Daya Pemerintahan Kabupaten Sumenep

Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Persentase Pegawai 10,41% ✓


Dengan Jenjang Pendidikan
1
S2 Ke Atas

Jumlah Pegawai Dengan 48 ✓


Latar Belakang Pendidikan
2
Ilmu Komputer/Teknik
Informatika

3 Jumlah Relawan TIK Di 9 orang ✓


Daerah

Persentase Jumlah Unit 63,8% ✓


Komputer (PC & Laptop)
4
Terhadap Jumlah Pegawai

Persentase Pegawai 34,7% ✓


Berusia 50 Tahun Ke Atas
5
Terhadap Jumlah Pegawai

Persentase Pegawai 33,01% ✓


Berusia 40 -50 Tahun
6
Terhadap Jumlah Pegawai

Persentase Pegawai 22,24% ✓

7 Berusia 25 -40 Tahun


Terhadap Jumlah Pegawai

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 54
Jumlah Sistem Informasi 24 ✓
Yang Digunakan Di
8
Pemerintah Daerah

Persentase Ketersediaan 100% (Telah ✓


Jaringan LAN/WAN Di ada di seluruh
9
Kantor Pemerintahan OPD)

Jumlah Lokasi Wireless 29 titik ✓


Internet (Hotspot) Di
10
Kawasan Perkantoran
Pemerintahan

Ketersediaan Data Center Ada 1 ✓


(Baik Yang Dikelola Sendiri
Maupun Manage Service)
11 Untuk Kepentingan
Pemerintahan

Ketersediaan Rencana Dan Ada ✓


SOP Mitigasi Bencana
12
Terhadap Data
Pemerintahan

Ketersediaan Sistem Ada ✓


Informasi Perencanaan
13
Pembangunan Daerah Yang
Interoperable

Ketersediaan Sistem Ada ✓

14 Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah yang
Interoperable

Ketersediaan Sistem Ada e-surat ✓

15 Informasi Kantor Virtual


Pemerintah Daerah yang
Interoperable

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan Sumber Daya Pemerintahan di Kabupaten Sumenep berada

1
http://dataprimer.sumenepkab.go.id/

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 55
Ketersediaan Sistem
Ada ✓
Informasi Monitoring Dan
Evaluasi Pembangunan
17 Daerah yang Interoperable

Ketersediaan Sistem Ada ✓


Informasi Pengelolaan
18
Kepegawaian Daerah yang
Interoperable

Ketersediaan Sistem Tidak ada ✓

19 Informasi Pengelolaan
Legislasi Daerah yang
Interoperable

Ketersediaan Sistem Ada ✓

20 Informasi Pelayanan Publik


yang Interoperable

pada kondisi baik, dimana 9 dari 20 (45%) aspek berada dalam kategori
baik, 7 pada kategori sedang dan 2 pada kategori buruk.

3. Analisis Kapasitas Keuangan Daerah


Analisis terhadap keuangan daerah diperlukan untuk mengetahui
besar sumber daya yang dapat dialokasikan oleh pemerintah daerah
untuk menyukseskan pelaksanaan smart city. Melalui analisis ini,
pemerintah daerah diharapkan dapat memperkirakan alokasi sumber
daya, terutama dalam hal pembiayaan dan keuangan. Selain itu, melalui
analisis ini, pemerintah daerah didorong untuk mengoptimalkan
sumber pendanaan alternatif atau pembiayaan dari pihak ketiga
sebagai penunjang untuk menjalankan program smart city. Analisis
terhadap kapasitas keuangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Kesiapan Kapasitas Keuangan Daerah Kabupaten Sumenep
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Persentase Nilai 10,14% ✓

1 Pendapatan Asli Daerah


Terhadap Total
Pendapatan Daerah

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 56
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Nilai Sisa Lebih Rp ✓


Pembiayaan Anggaran 62.551.265.085
2
(SILPA) Tahun Lalu

Persentase Belanja 45,1% ✓


Pegawai Terhadap Total
3
Belanja Daerah

Persentase Belanja 2,33% ✓


Infrastruktur Terhadap
4
Total

Belanja Daerah

Jumlah Anggaran Untuk Rp 9.184.022.205 ✓


Belanja Smart City Yang
5
Dapat Dialokasikan Di
Dalam APBD Tahun 2017

Jumlah Anggaran Untuk Anggaran G- ✓


Belanja Smart City Yang Online 2019
6
Dapat Dialokasikan Di sebesar 5,5 Miliar
Dalam APBD Tahun 2018-
2021

7 Jumlah Program 109 Program ✓


Pembangunan Untuk
Mendukung Smart City Di
Daerah

8 Nilai Investasi Masuk Yang Rp 8.943.122.552 ✓


Mendukung Pembangunan
Daerah

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 57
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

9 Jumlah Sumber-Sumber 3 (CSR Migas) ✓


Pendanaan

Pembangunan Alternatif
yang Dapat Digunakan

Untuk Mendukung Smart


City

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan kapasitas keuangan daerah di Kabupaten Sumenep berada
pada kondisi sedang, dimana 5 dari 9 (55%) aspek berada dalam
kategori sedang, 1 pada kategori baik dan 2 pada kategori buruk.

C. Analisis Kesiapan Infrastruktur


1. Analisis Kesiapan Infrastruktur FIsik Daerah
Analisis infrastruktur fisik bertujuan untuk mengukur kondisi sarana
dan prasarana fisik Kabupaten Sumenep yang menjadi salah satu aspek
penting dalam pengembangan smart city. Melalui analisis infrastruktur
fisik, pemerintah akan mengetahui kondisi infrastruktur fisik yang telah
dimiliki oleh Kabupaten Sumenep serta dapat memperkirakan
pembangunan infrastruktur yang harus dilakukan untuk mendorong
tercapainya smart city. Analisis infrastruktur fisik dapat dilakukan dengan
menilik kondisi infrastruktur jalan, pedestrian, penerangan jalan umum,
kondisi rambu dan penunjuk jalan, ketersediaan kawasan perkantoran
untuk bisnis, kawasan perbelanjaan, serta kondisi sarana pendidikan dan
kesehatan.
Tabel 12. Kesiapan Infrastruktur Fisik Daerah Kabupaten Sumenep
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Persentase Jalan 60,71% ✓


Kabupaten/Kota Dalam
1
Kondisi Baik

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 58
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Persentase Panjang 34,27% ✓


Pedestrian (Fasilitas
2
Pejalan Kaki) Per Panjang
Jalan Beraspal

Persentase Lampu Jalan 69,9% (2018) ✓


Yang Berfungsi Dengan
3
Baik

Persentase Rambu Dan 25,51% (2018) ✓


Petunjuk Jalan Dalam
4
Kondisi Baik

Adanya Kawasan -Ada. ✓


Perkantoran Untuk Disperindag,
5
Kegiatan Bisnis bisnis
percontohan
umkm.

Dinas koperasi

Adanya Kawasan Ada ✓

6 Perbelanjaan Untuk
Kegiatan Perdagangan
Masyarakat

Persentase Sarana 100% ✓


Prasarana Pendidikan
7
Dalam Kondisi Baik

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan Infrastruktur Fisik Daerah di Kabupaten Sumenep sementara
berada pada kondisi baik, dimana 3 dari 8 (37%) aspek berada dalam
kategori baik, 1 pada kategori sedang dan 1 pada kategori buruk, dan 3
lainnya belum teridentifikasi.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 59
2. Analisis Kesiapan Infrastruktur Digital Daerah
Pengembangan smart city tidak lepas dari keikutsertaan elemen
teknologi yang melengkapi infrastruktur digital. Infrastruktur digital yang
memadai di Kabupaten Sumenep akan mampu memberikan efek
percepatan capaian pengembangan smart city. Melalui hasil analisis ini,
pemerintah kemudian dapat mengidentifikasi infrastruktur digital yang
masih perlu dibenahi.
Tabel 13. Tabel Kesiapan Infrastruktur Digital Daerah Kabupaten Sumenep
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Persentase Luas Area 4G= 2 provider ✓


Dengan Jaringan 4G Atau
1 3G= 3 Provider
3G

Tersedianya Jaringan Ada ✓


Broadband Access Untuk
2
Masyarakat

3 Jumlah Lokasi Wireless 9 ✓


Untuk Publik

4 Persentase Rumah Tangga 80,61% ✓


Yang Terlayani Listrik

Jumlah Kejadian Jan 18 = 497,23 ✓


Pemadaman Listrik Setiap Feb 18 = 495,92
5
Bulan Mar 18 =
39.782,36
(Dalam Jam) Apr 18 = 62,41
Mei 18 = 83,87
Jun 18 = 1.139,36
Jul 18 = 212,74
Agu 18 =
18.745,14
Sep 18 = 53,92

6 Jumlah Sekolah Yang 105 sekolah ✓


Memiliki Akses Internet (SMP & SMA)
[44]

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 60
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Jumlah Rumah Sakit Yang 3 unit ✓


Menggunakan Sistem
7
Layanan Elektronik/Online

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan Infrastruktur Digital Daerah di Kabupaten Sumenep sementara
berada pada kondisi sedang menuju baik, dimana 3 dari 7 (42%) aspek
berada dalam kategori baik dan sedang masing-masing, dan 1 lainnya
berada pada kategori buruk.

3. Analisis Kesiapan Infrastruktur Sosial Daerah


Analisis kesiapan infrastruktur sosial di daerah dilakukan untuk
mengukur kesiapan kondisi masyarakat. Kebutuhan sarana prasarana
sosial dapat menarik partisipasi masyarakat ketika smart city mulai
dilaksanakan. Analisis kesiapan infrastruktur sosial daerah dapat dilakukan
dengan menggunakan tabel berikut:

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 61
Tabel 14. Kesiapan Infrastruktur Sosial Daerah Kabupaten Sumenep

Interpretasi
No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Adanya Pusat Kegiatan Ada 2 ✓


Belajar Masyarakat Di
1
Tingkat Kelurahan/Desa

2 Adanya Ruang Terbuka Ada ✓


Publik Di Tingkat RW

Adanya Aula/Balai Ada ✓


Warga Di Tingkat
3
Kelurahan/Desa

Jumlah Fasilitas Olahraga 53 ✓


Di Tingkat
4
Kelurahan/Desa

Ketersediaan Ada ✓
Perpustakaan Umum
5
Yang Dikelola Oleh
Pemerintah Daerah

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan Infrastruktur Sosial Daerah di Kabupaten Sumenep sementara
berada pada kondisi baik, dimana 4 dari 5 (80%) aspek berada dalam
kategori baik dan sisanya berada pada kategori sedang.

D. Analisis Kesiapan Kebijakan dan Kelembagaan


1. Analisis Kesiapan Kebijakan Kabupaten Sumenep
Aspek kebijakan merupakan salah satu aspek yang diperlukan bagi
pemerintah daerah dalam menjamin keberlanjutan sebuah program
pembangunan. Begitu pula dengan inisiatif smart city yang ada di
Kabupaten Sumenep, perlu adanya seperangkat kebijakan untuk menjamin
pelaksanaan berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Adapun analisis

2
http://sumenepkab.go.id/berita/baca/sejumlah-siswa-kejar-paket-c-ikuti-unas-pendidikan-kesetaraan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 62
kesiapan kebijakan Kabupaten Sumenep dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 15. Kesiapan Kebijakan Kabupaten Sumenep
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Adanya Peraturan Daerah Ada ✓


Tentang Dewan Smart City
1
Daerah

Adanya Peraturan Kepala Ada ✓


Daerah Tentang Tim
2
Pelaksana Smart City
Daerah

3 Adanya Masterplan Smart Sedang ✓


City Daerah dirumuskan

Adanya Peraturan Daerah Akan ✓


Tentang Masterplan Smart dirumuskan
4
City Daerah

Adanya Visi Pembangunan Ada ✓


Smart City Yang Selaras
5
Dengan Visi Misi
Pembangunan Daerah

Adanya Kepastian Ada ✓


Terhadap Keberlanjutan
6
Program Smart City Dalam
Jangka Panjang

Adanya Mekanisme Belum ada ✓


Evaluasi Dan Apresiasi
Kinerja Terhadap Aparatur
7 Dan Organisasi Yang
Berprestasi Dalam
Melaksanakan Program
Smart City

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 63
Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa
kesiapan Kebijakan di Kabupaten Sumenep sementara berada pada kondisi
baik, dimana 4 dari 7 (57%) aspek berada dalam kategori baik dan 1 pada
kategori sedang dan 2 pada kategori buruk.

2. Analisis Kesiapan Kelembagaan Daerah


Kelembagaan daerah merupakan perangkat non-fisik setelah
kebijakan, yang dapat menentukan keberlanjutan pelaksanaan smart city
dari sudut pandang sumber daya manusia di pemerintah daerah. Di dalam
aspek kelembagaan ini, terdapat pembagian peran dalam pelaksanaan
smart city. Oleh karena itu, aspek kelembagaan menjadi salah satu bagian
dari analisis kesiapan smart city. Analisis terhadap kesiapan kelembagaan
daerah dapat dilakukan dengan menggunakan tabel berikut ini:
Tabel 16. Kesiapan Kelembagaan Kabupaten Sumenep
Interpretasi

No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

1 Adanya Dewan Smart City Ada ✓


Daerah

2 Adanya Tim Pelaksana Ada ✓


Smart City Daerah

3 Adanya SOP Smart City Tidak ada ✓


Daerah

Adanya Tata Pamong Ada, Sebagian ✓


Yang Bertugas Sebagai
4
Anggota Tim Pelaksana
Smart City Di Setiap OPD

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan Kelembagaan di Kabupaten Sumenep sementara berada pada
kondisi baik, dimana 2 dari 4 (50%) aspek berada pada kategori baik dan 1
pada kategori sedang dan 1 pada kategori buruk.

3. Analisis Kesiapan Organisasi Masyarakat Kabupaten Sumenep


Aspek non-fisik selanjutnya yang menjadi penentu dari keberlanjutan
smart city di daerah adalah organisasi yang terdapat dalam masyarakat

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 64
sipil. Aspek ini dapat digunakan sebagai alat penghimpun partisipasi
masyarakat, sebab salah satu inti dari smart city adalah partisipasi
masyarakat. Analisis terhadap kesiapan organisasi masyarakat daerah
dapat dilakukan dengan menggunakan tabel berikut:
Tabel 17. Kesiapan Organisasi Masyarakat Kabupaten Sumenep
Interpretasi
No Komponen Nilai/Kondisi*
Baik Sedang Buruk

Adanya Lembaga Pengabdian Ada ✓

1 Masyarakat Dari Perguruan


Tinggi Di Daerah

Adanya Forum-Forum Tidak ada ✓


Swadaya Masyarakat
2
Pendukung Smart City

Jumlah Forum Swadaya 0 ✓


Masyarakat Pendukung
3
Smart City

Dukungan Operasional Tidak ada ✓


Pemerintah Terhadap Forum
4
Pendukung Smart City

Jumlah Forum Pendukung 0 ✓


Smart City Yang Memiliki
5
Sekretariat Definitif

Adanya Partisipasi Pakar Tidak ada ✓


Dari Perguruan Tinggi Lokal
6
Dalam Dewan Smart City
Daerah

*) Penilaian Interpretasi Bersifat Kualitatif Berdasarkan Persepsi Tim Pelaksana


Smart City

Dari hasil analisis tabel kesiapan diatas, dapat diketahui bahwa


kesiapan Organisasi Masyarakat di Kabupaten Sumenep sementara berada
pada kondisi buruk, dimana 5 dari 6 (83%) aspek berada pada kategori
buruk dan hanya 1 pada kondisi baik.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 65
E. Analisis Kesiapan Budaya
1. Kota Pusaka
Kawasan strategis sosiokultural di Kabupaten Sumenep berupa wisata
peninggalan sejarah dan religi turut membantu Kabupaten Sumenep menjadi
bagian dari Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) pada 2017 silam.
Peninggalan sejarah tersebut berbentuk keraton, masjid agung yang selesai
dibangun pada 1787, Asta Tinggi situs makam raja-raja Sumenep, dan
Benteng Kalimo’ok. selain itu, fakta Kabupaten Sumenep sebagai Kota Keris,
penghasil keris terbesar dan terbanyak di Dunia, budaya menghormati dan
mensakralkan keris sebagai pusaka terhormat, menjadi faktor lain mengapa
Kabupaten Sumenep dipilih menjadi bagian dari JKPI.

2. Batik Sumenep
Batik Sumenep merupakan warisan budaya dari lingkungan keraton.
Kendati demikian, batik Sumenep yang terpusat di Bluto sudah dijadikan
sebagai industri sejak masa kolonial dan dijual bebas sebagai salah satu
barang oleh-oleh khas Sumenep. Batik Sumenep juga memiliki ciri khas yang
berbeda dari batik batik daerah pesisir biasanya, Batik Sumenep sendiri
biasanya dijual dengan harga yang cukup mahal, hal ini dikarenakan motif
yang sangat unik, perpaduan warna yang beragam, dan standar yang sangat
tinggi terhadap kualitas batik tulis. Hal tersebut juga membuat Batik
Sumenep menjadi salah satu potensi besar Kabupaten Sumenep.

3. Upacara Adat Nyaddar dan Petik Laut, Labuh Laut, Rokatan Laut
Upacara adat larung sesaji tersebut kerap dilakukan oleh masyarakat
nelayan yang ada di Kabupaten Sumenep sebagai perwujudan syukur atas
hasil laut yang didapat.
Upacara adat Nyadar (nyedher) merupakan upacara rutin yang
dilakukan warga desa-desa di pesisir Kabupaten Sumenep. Upacara tersebut
kerap dilakukan masyarakat sebagai bentuk terimakasih dan syukur
terhadap hasil panen dan pertanian khususnya garam. Selain itu, upacara ini
juga menjadi bentuk penyebaran agama islam di Sumenep.
Tradisi Petik Laut menjadi salah satu potensi kebudayaan besar yang
dimiliki oleh Kabupaten Sumenep. Tradisi petik laut merupakan salah satu
upacara paling megah yang dilakukan oleh warga Kabupaten Sumenep.
berbagai atraksi menjadi daya tarik wisata yang menjanjikan, seperti perahu
hias, parade kostum daerah, dan acara-acara hiburan setelah upacara
tersebut.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 66
4. Tari
Tari yang bekembang di Sumenep merupakan rangkuman realitas
masyarakat pada masa lalu yang dikemas menjadi seni. Beberapa di
antaranya adalah Tari Muangsangkal yang berarti tarian untuk membuang
hal-hal buruk yang saat ini digunakan sebagai tarian selamat datang. Selain
itu, tari topeng juga berkembang, yang mengambil jalan cerita epos
mahabharata, tari cambuk yang ditampilkan sebelum adanya karapan sapi,
serta tari konde sumekar yang menggambarkan kekuatan wanita Sumenep.
dan salah satu tari yang menggambarkan profil kota sumenep adalah Tari
Gambu atau lebih dikenal sebagai tari keris, tari ini menggambarkan
identitas keprajuritan Sumenep dan pusaka khas Kabupaten Sumenep, Keris.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 67
BAB III
ANALISIS KESENJANGAN DAERAH

A. Analisis SWOT
1. Analisis SWOT Nature
Berdasarkan analisis, Kabupaten Sumenep memiliki 6 aspek
kekuatan, yang mayoritas berupa keunggulan di bidang wisata alam dan
dukungan pemerintah terhadap pengembangannya. 3 aspek kelemahan,
diantaranya kondisi geografis dan objek wisata belum terolah baik. 8
aspek peluang, dimana mayoritas berupa peluang pengembangan potensi
wisata yang ada di Kabupaten Sumenep. 5 aspek ancaman, dimana
mayoritas berupa cuaca/iklim dan kepemilikan tanah oleh pihak luar.
Tabel 18. Analisis SWOT Nature
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

Kekuatan Kelemahan

1. Ragam destinasi wisata alam 1. Kondisi geografis Sumenep


baik di daratan maupun yang memiliki jarak
kepulauan 2. Destinasi wisata alam belum
2. Terdapat destinasi unggulan terolah dengan baik
Faktor Internal

wisata nasional 3. Kondisi wilayah kepulauan


3. Anggaran Pemasukan (APBD, yang masih sangat senjang
APBN) cukup memadai untuk dengan daratan
pengembangan destinasi
wisata
4. Dukungan pemerintah melalui
visit tourism
5. Alam kepulauan masih murni
6. Kualitas Terumbu Karang Gili
Labak
Peluang Ancaman

1. Wisata minat khusus potensial 1. Kondisi cuaca dan iklim yang


2. Pengajuan potensi destinasi kurang baik
wisata nasional 2. Bencana Hidrometeorologi
Faktor Eksternal

3. 51 pulau belum berpenghuni 3. Terdapat kualitas destinasi


4. Adanya pengembangan KSPN wisata mulai menurun
(Gili Iyang) 4. Status atau kepemilikan tanah
5. Terdapat potensi wisata di oleh pihak luar di objek wisata
kepulauan strategis
6. Natural Health Tourism Gili 5. Polusi Kotoran Sapi
Iyang
7. Beach tourism (pantai 9, gili
labak, Saorsaebus, lombang,
salopeng, Badur dll)

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 68
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

8. Terdapat beberapa event


nasional, regional maupun
internasional yang
akan/pernah diadakan di
kabupaten sumenep
Sumber: Olahan Notula Bimbingan Teknis 1

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal Kabupaten Sumenep


serta melihat peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi, maka
disusun strategi-strategi dengan memanfaatkan dan menjawab faktor
tersebut diantaranya:

a. Meningkatkan pelayanan destinasi wisata


b. Meningkatkan promosi destinasi wisata menggunakan teknologi
dan informasi
c. Mengembangkan potensi destinasi wisata
d. Memperkenalkan keindahan pulau-pulau tidak berpenghuni
e. Meningkatkan aksesibilitas dalam menjangkau destinasi wisata
f. Bekerja sama dengan berbagai pihak strategis dalam
pembangunan
g. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
meningkatkan kualitas lingkungan
h. Meningkatkan daya dukung lingkungan melalui pembangunan
sarana prasarana
i. Mendorong masyarakat untuk mengembangkan potensi daerah
melalui kemampuannya

2. Analisis SWOT Structure


Berdasarkan analisis, aspek structure Kabupaten Sumenep memiliki 3
aspek kekuatan, dimana kebanyakan mengenai kuantitas SDM dan
keuangan daerah. 6 aspek kelemahan, mayoritas berkaitan dengan
pemanfaatan teknologi oleh masyarakat dan perangkat lokal serta
penempatan ASN. 2 aspek peluang, dimana cenderung mengenai investasi
lokal. Dan 3 aspek ancaman, dimana mayoritas mengenai kepercayaan
dalam berinvestasi.
Tabel 19. Analisis SWOT Structure
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

Kekuatan Kelemahan
Internal
Faktor

1. Jumlah ASN 12.000 orang 1. ASN ditempatkan tidak sesuai


dengan fungsi

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 69
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

2. APBD 1,9 triliun dan 60% 2. Para ASN minim akan


untuk SDM pengetahuan kepariwisataan
3. Adanya target kerja 3. Siskudes belum maksimal
SDM Pemerintah Kabupaten 4. Rendahnya aparat desa yang
melek teknologi
yang memiliki basis IT 90% 5. Masyarakat kurang peduli
terhadap pariwisata
6. Lemahnya masyarakat dalam
teknologi
Peluang Ancaman
Faktor Eksternal

1. Peluang investasi oleh 1. Sulitnya peluang usaha di


masyarakat lokal daerah
2. Banyaknya putra daerah yang 2. Kurangnya kerjasama dengan
berpotensi pihak instansi
3. Kurangnya kepercayaan
masyarakat dalam investasi
Sumber: Olahan Notula Bimbingan Teknis 1

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal Kabupaten Sumenep


serta melihat peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi, maka
disusun strategi-strategi dengan memanfaatkan dan menjawab faktor
tersebut diantaranya:

a. Mendorong masyarakat, khususnya putra daerah dalam


mengembangkan potensi daerah yang dimiliki
b. Bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam penguatan
SDM
c. Meningkatkan pendidikan ASN baik formal dan informal
d. Menempatkan ASN sesuai dengan latar belakang pendidikan dan
keahlian
e. Bekerja sama dengan lembaga pendidikan dalam mengawal
Siskudes
f. Meningkatkan kemampuan masyarakat di bidang IT
g. Meningkatkan lapangan pekerjaan melalui kerjasama
h. Menyediakan wadah aspirasi berbasis daring
i. Memudahkan perizinan dalam membuka usaha baru strategis
j. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
k. Menguatkan peran komunitas potensial dalam isu strategis di
Kabupaten Sumenep
l. Menyediakan website dan aplikasi penunjang sistem
pemerintahan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 70
m. Mengadakan forum “kemisan” sebagai wahana jarring aspirasi
masyarakat secara rutin

3. Analisis SWOT Infrastructure


Berdasarkan analisis SWOT Infrastructure, Kabupaten Sumenep
memiliki 6 aspek kekuatan, yang mayoritas berupa pemerataan akses
perekonomian. 10 aspek kelemahan, mayoritas berkaitan minim
infrastruktur dasar di kepulauan dan rendahnya maintenance. 4 aspek
peluang, dimana mayoritas mengenai kerjasama dengan pihak luar dan
peningkatan skala pelayanan. Dan terdapat 2 aspek ancaman, yaitu
sarpras kesehatan saat di lautan.
Tabel 20. Analisis SWOT Infrastructure
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

Kekuatan Kelemahan

1. Pemerataan akses 1. Minimnya infrastruktur


perekonomian transportasi,
2. Banyak tower jaringan yang telekomunikasi, listrik, dan
berdiri di 20 Kec. Bandara air khususnya Kepulauan
Trunojoyo 2. Rendahnya komitmen OPD
3. Prioritas aksesibilitas menuju dalam pengembangan
destinasi wisata infrastruktur wisata
4. Pembangunan dermaga di 3. Belum maksimalnya
kawasan strategis pariwisata penggunaan Dana Desa (DD)
Faktor Internal

nasional (KSPN) bidang infrastruktur


5. Solar panel/cell untuk 4. Rendahnya pemeliharaan
masyarakat kepulauan dan infrastruktur
daerah terpencil 5. Terdapat sistem informasi
6. Teknologi Pemanen Air Hujan yang belum terintegrasi
(PAH) sebagai alternatif 6. Kurangnya jumlah RTH
kebutuhan air bersih privat dan publik
masyarakat kepulauan 7. Kurangnya sanitasi rumah
tangga (wc umum)
8. Akses pedestrian
9. Terdapat sistem informasi
yang vakum
10. Tidak ada sistem pakem
untuk mengawasi kelayakan
transportasi publik
Peluang Ancaman
Faktor Eksternal

1. Peningkatan perekonomian 1. Sarpras kesehatan yang tidak


masyarakat maksimal khususnya saat
2. Kerjasama dengan provider berada di tengah laut atau
(indosat & telkomsel) kepulauan
3. Menjadikan Bandara Trunojoyo
Bandara Internasional

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 71
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

4. Bantuan infrastruktur dari


APBN di KSPN (gili iyang)
Sumber: Olahan Notula Bimbingan Teknis 1

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal Kabupaten Sumenep


serta melihat peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi, maka
disusun strategi-strategi dengan memanfaatkan dan menjawab faktor
tersebut diantaranya:

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana public


b. Meningkatan pelayanan destinasi pariwisata
c. Meningkatkan pendapatan per kapita
d. Meningkatkan aksesibilitas pejalan kaki dan non pejalan kaki
e. Menerapkan penggunaan pengelolaan energy terbarukan
sebagai tenaga listrik
f. Mengelola pajak pendapatan asli daerah secara maksimal
g. Mewajibkan laporan berkala secara sistematis dan transparan
h. Mengintegrasikan seluruh informasi dari OPD pada satu
gerbang akses informasi berbasis daring
i. Melakukan peremajaan pusat pemberhentian kendaraan
j. Mengawasi kelayakan transportasi publik
k. Menyediakan dan/atau mengintegrasikan sistem pelayanan
kesehatan secara daring
l. Menghadirkan akses kesehatan, terutama di wilayah kepulauan
dan daerah terpencil
m. Melakukan inovasi dalam penyediaan air bersih
n. Menyediakan dan meningkatkan infrastruktur dasar yang
mudah diakses
o. Menyediakan RTH privat dan publik
p. Menata sistem informasi yang user-friendly

4. Analisis SWOT Suprastructure


Berdasarkan analisis SWOT Suprastructure, Kabupaten Sumenep
memiliki 3 aspek kekuatan yaitu fokus pemberdayaan, prioritas yang
jelas, dan regulasi pendukung wisata. 6 aspek kelemahan, diantaranya
rendahnya transparansi dan sinergi antar OPD. 4 aspek peluang,
diantaranya berupa penyelenggaraan pemerintahanan berbasis
elektronik dan 3 aspek ancaman dimana mayoritas mengenai kepentingan
kelompok.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 72
Tabel 21. Analisis SWOT Suprastructure
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

Kekuatan Kelemahan
Faktor Internal 1. Mengedepankan 1. Rendahnya transparansi
pemberdayaan 2. Belum adanya pokdarwis
2. Prioritas pembangunan jelas 3. Disintegrasi OPD
3. Terdapat regulasi pemanfaatan 4. Adanya kecemburuan
di beberapa objek wisata pembangunan
5. Regulasi infrastruktur fokus
pemerataan
6. Alur birokrasi yang rumit
Peluang Ancaman

1. Peningkatan komunikasi 1. Kepentingan kelompok


Faktor Eksternal

menggunakan IT 2. Keseimbangan kepentingan


2. Otonomi Daerah sulit tercapai
3. Kebijakan nasional tentang 3. Tingkat Kriminalitas
penyelenggaraan
pemerintahan berbasis
elektronik
4. Banyak lembaga pendidikan
Sumber: Olahan Notula Bimbingan Teknis 1

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal Kabupaten Sumenep


serta melihat peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi, maka
disusun strategi-strategi dengan memanfaatkan dan menjawab faktor
tersebut diantaranya:

a. Meningkatkan kualitas pelayanan public


b. Memaksimalkan produk domestik bruto
c. Mengintegrasikan seluruh informasi dari OPD pada satu gerbang
akses informasi berbasis daring
d. Membentuk dan/atau menguatkan kelompok kerja masyarakat
e. Menginisiasi pembentukan komunitas IT yang strategis

5. Analisis SWOT Culture


Berdasarkan analisis SWOT Culture, Kabupaten Sumenep memiliki 10
aspek kekuatan, yang mayoritas berupa ragam seni dan kuliner serta
bangunan cagar budaya. 4 aspek kelemahan, mayoritas merupakan
pudarnya kebudayaan akibat minimnya informasi. 4 aspek peluang,
dimana 2 diantarnya berupa penyelenggaraan event. Dan 2 aspek
ancaman berupa modernisasi.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 73
Tabel 22. Analisis SWOT Culture
Analisis SWOT – Strength, Weakness, Opportunities, and Threats

Kekuatan Kelemahan

1. Kekompakan masyarakat 1. Kurangnya pengenalan budaya


2. Terdapat Sanggar seni lingkungan terhadap anak-
3. Terdapat Kalender event anak oleh orang tua
budaya 2. Kurangnya arahan dari orang
4. Memiliki kurikulum kesenian tua
budaya 3. Minimnya informasi
5. Memiliki tim ahli cagar budaya kebudayaan
Faktor Internal

6. Memiliki tiga kawasan cagar 4. Hampir punahnya beberapa


budaya; keraton, masjid agung, kebudayaan
dan asta tinggi
7. Terdapat Potensi Bangunan
Peninggalan Sejarah
8. Menjadi Kota Pusaka
9. Dialek Sumenep menjadi acuan
bahasa Madura
10. Wisata Kuliner (food tourism)
ex: kaldu kokot, apen, dll
Wisata kebudayaan. Batik on
the sea, karapan sapi, festival
keraton (hari jadi kabupaten)
Peluang Ancaman
Faktor Eksternal

1. Terdapat event tematik (petik 1. Adanya budaya negatif dari


laut, bakat desa, tari topeng) luar
2. Permainan tradisional 2. Modernisasi
3. Event Visit Sumenep 2018
4. Musik tradisional di
beberapa wilayah
Sumber: Olahan Notula Bimbingan Teknis 1

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal Kabupaten Sumenep


serta melihat peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi, maka
disusun strategi-strategi dengan memanfaatkan dan menjawab faktor
tersebut diantaranya:

a. Mendorong inisiatif event pariwisata, seni, dan budaya oleh


masyarakat dan swasta
b. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
penyampaian promosi destinasi wisata, seni, dan budaya
c. Mengeksplorasi potensi cagar budaya daerah
d. Melaksanakan forum pariwisata, seni, dan budaya daerah
e. Meningkatkan daya saing industry pariwisata

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 74
f. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
penerapan IT
g. Menyediakan fasilitas penunjang di bidang teknologi informasi
dan komunikasi
h. Meningkatkan peran serta seluruh pelaku usaha pariwisata, seni,
dan budaya
i. Mengenalkan kebudayaan daerah melalui teknologi informasi
dan komunikasi

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 75
B. Analisis Kesenjangan Kesiapan Daerah
1. Analisis Kesenjangan Kesiapan Alam
Tabel 21. Kesenjangan Kesiapan Alam kabupaten Sumenep
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja,
No. Kondisi Saat Ini
Datang dan Langkah Aksi
1. Meningkatnya kelestarian Belum optimalnya Pelestarian Lingkungan
lingkungan pelayanan sanitasi (MCK, Hidup secara
dll) serta persampahan yang Berkelanjutan
belum tertangani dengan
baik
masih kurangnya Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Publik

Masih rendahnya
ketersediaan saluran irigasi
untuk pertanian

Tempat Penampungan Pengendalian pencemaran


Sampah Sementara (TPS) air, udara dan tanah
masih kurang, tahun 2015
hanya 13 TPS
Keterbatasan armada
pengangkut sampah, tahun
2015 hanya 14 unit.
Kesadaran masyarakat
Kabupaten Sumenep untuk
melakukan pemilahan
sampah masih rendah

Masih ada Industri rumah


tangga/masyarakat yang
membuang sampah/limbah
ke sungai

Meningkatkan kebutuhan Kelangkaan BBM di wilayah Pendistribusian produksi


2 MIGAS masyarakat kepulauan terutama pada MIGAS
. saat cuaca buruk yang
disebabkan oleh tidak
adanya kapal pengangkut
khusus BBM

Lingkungan yang bersih dan terawat akan memberikan berbagai dampak


positif bagi sebuah wilayah. Hal ini dikarenakan lingkungan akan
mempengaruhi cuaca dan polusi yang akan mempengaruhi kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan tempat sampah di berbagai jalan di
Kabupaten Sumenep menjadi sangat penting agar masyarakat memiliki akses

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 76
untuk membuang sampah secara lebih mudah. Sayangnya, masih sangat
minim tempat sampah sehingga tidak heran ditemukan banyaknya sampah di
jalanan.
Hal tersebut menyebabkan masyarakat masih sering membuang sampah
ke sungai atau jalanan. Itulah pentingnya pembangunan tempat sampah
karena masyarakat akan secara tidak langsung menerapkan budaya
membuang sampah pada tempatnya. Hal ini juga harus didukung keberadaan
tempat pembuangan akhir (TPA) sehingga pengelolaan akhir sampah tersebut
dapat dikelola dengan baik melalui pengawasan yang simultan.
Terakhir yang membuat miris adalah masih terjadinya kelangkaan BBM di
beberapa daerah di Kabupaten Sumenep. Padahal, Kabupaten Sumenep
merupakan daerah dengan salah satu lokasi pengeboran dan penambangan
MIGAS terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, pengawasan yang serius dari
pemerintah akan memudahkan dalam memastikan distribusi MIGAS yang
tercukupi di Kabupaten Sumenep.

2. Analisis Kesenjangan Kesiapan Struktur


Tabel 22. Kesiapan Struktur Kabupaten Sumenep
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja,
No Kondisi Saat Ini
Datang dan Langkah Aksi
1. Meningkatnya Akses dan Ketersediaan sarana dan Peningkatan aksesibilitas
Kualitas Pendidikan prasarana pendidikan dan kualitas pendidikan
yang belum merata
Belum dikembangkannya
pengelolaan arsip daerah
berbasis teknologi
Belum optimalnya
perpustakaan sebagai
sarana masyarakat
belajar
2. Meningkatnya pemberdayaan Rendahnya partisipasi Memandirikan desa
masyarakat dalam aspek masyarakat dalam tata dengan mengoptimalkan
ketahanan lingkungan kelola irigasi potensi dan sumber daya
(ekologi), ketahanan ekonomi Rendahnya peran aktif yang ada dengan
dan ketahanan sosial dari masyarakat meningkatkan kapasitas
khususnya generasi pemerintahan desa
muda dalam upaya dalam melakukan
pembangunan pariwisata pemberdayaan
(saka wisata belum ada) masyarakat desa

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 77
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja,
No Kondisi Saat Ini
Datang dan Langkah Aksi
dan pelestarian seni-
budaya
Belum memadai
kebijakan kebijakan
untuk mendukung
pemberdayaan
masyarakat dan desa
Ketidakpedulian
masyarakat terhadap
kondisi sosial di
lingkungan
3. Meningkatnya kesetaraan Terdapatnya tindak Peningkatan kesetaraan
gender serta perlindungan kekerasan terhadap dan perlindungan
perempuan dan anak perempuan dan anak terhadap perempuan dan
Belum memberikan anak
ruang gerak yang cukup
bagi kaum wanita untuk
berpartisipasi dalam
pembangunan
4. Meningkatnya keamanan dan Tingginya angka Meningkatkan Keamanan,
ketertiban masyarakat kriminalitas Ketentraman dan
Rendahnya tingkat Ketertiban di
koordinasi dan konsultasi
antar pihak terkait dalam
penanganan keamanan
dan ketertiban
Kurangnya pengetahuan Mengurangi resiko
masyarakat tentang bencana dan
bencana dan meningkatkan
penanggulangannya serta ketangguhan pemerintah
mitigasi bencana daerah dan masyarakat
Penanganan bencana dalam menghadapi
alam hanya pada sampai bencana
tanggap darurat,

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 78
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja,
No Kondisi Saat Ini
Datang dan Langkah Aksi
rekonstruksi, dan
rehabilitasi.
Mitigasi bencana untuk
mengurangi resiko belum
banyak dilakukan

Untuk dapat meningkatkan kualitas manusia, sektor pendidikan harus


menjadi perhatian serius. Saat ini, sarana dan prasarana pendidikan
Kabupaten Sumenep masih belum tersedia dengan baik. Hal ini diperparah
dengan minimnya koleksi buku yang terdapat di perpustakaan kepulauan.
Padahal, keberadaan seluruh hal tersebut akan memudahkan peningkatan
kualitas pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas manusia masyarakat
Kabupaten Sumenep. Selain itu, terdapat potensi pembelajaran berupa
sekolah alam yang bisa menjadi salah satu alternatif pembelajran bagi siswa
di kepulauan
Dalam penerapannya secara simultan, pemberdayaan masyarakat
menjadi hal yang penting. Hal tersebut sebagai wadah bagi masyarakat untuk
mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, hal tersebut juga membuka
peluang pemasukan bagi pemerintah karena menggaet masyarakat dalam
pembangunan Kabupaten Sumenep secara bersama-sama.
Dalam hal perlindungan anak dan wanita, masih terdapat diskriminasi
terhadap gender. Masih belum diberikannya ruang bagi perempuan untuk
beraktualisasi sehingga kreativitas mereka terbatas. Tidak hanya itu,
kontribusi mereka juga akan membuka ide-ide baru guna membangun
Kabupaten Sumenep.
Di sisi lain, ternyata masih terdapatnya kekerasan terhadap anak dan
perempuan yang terjadi di Kabupaten Sumenep. Hal ini sangat disayangkan
karena bahkan terjadi di lingkungan keluarga inti. Akhirnya, keterlibatan
pemerintah guna menanggulangi hal tersebut sangat diperlukan agar
keselamatan perempuan dan anak-anak dapat terjaga.
Terakhir, pemerintah juga perlu mengawasi keamanan dan ketertiban
masyarakat. Hal ini dikarenakan masih tingginya kriminalitas yang terjadi
antarwarga. Di pihak lain, pengawasan yang ketat dari pemerintah juga masih
minim. Hal ini harus menjadi perhatian guna meningkatkan kenyamanan
tinggal di Kabupaten Sumenep.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 79
3. Analisis Kesenjangan Kesiapan Infrastruktur
Tabel 23. Kesenjangan Kesiapan Infrastruktur Kabupaten Sumenep
Kondisi Masa yang Akan Strategi, Program Kerja
No. Kondisi Saat ini
Datang dan Langkah Aksi
1. Meningkatnya derajat Belum optimalnya akses 1. Pelayanan e-health
kesehatan masyarakat masyarakat terhadap yang bisa diagnosis dari
dengan indikator Angka pelayanan kesehatan jauh
Harapan Hidup
Kerawanan gizi yang 2. Meningkatkan upaya
ditunjukkan adanya bayi kesehatan masyarakat
dan balita dalam keadaan melalui peningkatan
gizi buruk pelayanan kesehatan
Kurang optimalnya fungsi yang berkualitas
dan peran sarana dan
prasarana kesehatan dasar,
tenaga kesehatan dan
jaminan pembiayaan
kesehatan
2. Meningkatnya kualitas Masih terdapat Rumah Pengembangan
sarana dan prasarana Tidak Layak Huni dan Perumahan
permukiman/perumahan permukiman kumuh
secara memadai Terbatasnya jaringan Meningkatkan
telekomunikasi di wilayah pembangunan dan
kepulauan dan beberapa di pemeliharaan
Daratan infrastruktur pada
Beberapa kecamatan wilayah daratan dan
kepulauan belum teraliri kepulauan
listrik
Rendahnya kualitas tingkat
pelayanan seperti listrik,
telematika, dan kesehatan di
pedesaan

Keterbatasan pasokan air Pengembangan kinerja


bersih serta air baku di pembangunan air minum
kepulauan dan sanitasi

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 80
Kondisi Masa yang Akan Strategi, Program Kerja
No. Kondisi Saat ini
Datang dan Langkah Aksi
3. Meningkatkan kualitas Kurang optimalnya Meningkatkan
infrastruktur penataan angkutan umum di aksesibilitas wilayah
perkotaan, pedesaan, dan kepulauan dan daratan
objek wisata
Minimnya sarana dan
prasarana transportasi laut

Tata ruang tidak dipatuhi Forum Kota

Meningkatkan
Kurangnya ketersediaan pembangunan dan
rambu-rambu lalu lintas pemeliharaan
infrastruktur pada

Sarpras olahraga di wilayah daratan dan

desa/kelurahan masih kepulauan

terbatas

4. Meningkatnya konsumsi Terdapatnya desa rawan Pemenuhan kebutuhan


pangan dan keragaman pangan pangan masyarakat
pangan Belum adanya sistem
pengendalian dan
pengawasan pangan
Keterbatasan daya beli
masyarakat terhadap
pangan

Kesehatan merupakan penunjang utama terhadap peningkatan kualitas


hidup masyarakat. Oleh karena itu, sektor ini menjadi perhatian utama yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Sumenep. Hal ini dikarenakan masih
banyaknya kasus gizi buruk yang terjadi pada masyarakat. Hal ini diakibatkan
oleh minimnya akses kesehatan dan pengadaan tenaga kerja medis.
Hal ini juga diakibatkan oleh kumuhnya perumahan yang ada di
Kabupaten Sumenep. Berdasarkan data lapangan, masih banyaknya lokasi
perumahan yang tergolong kumuh sehingga munculnya banyak bibit penyakit.
Oleh karena itu, penataan perumahan yang layak huni sangat diperlukan
untuk dilakukan pemerintah Kabupaten Sumenep guna menunjang taraf

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 81
hidup masyarakatnya. Di wilayah kepulauan, kondisi infrastruktur air besih
yang belum memadai juga bisa menjadi pemicu banyaknya penyakit di
Kepulauan, hal ini perlu segera ditangani, apalagi jika Kabupaten Sumenep
ingin mengedepankan Wisata Bahari sebagai identitas utama Kabupaten.

Hal tersebut juga perlu didukung untuk pengadaan infrastruktur dasar,


seperti jalan yang baik, akses air, dan lain sebagainya. Saat ini, masih banyak
wilayah di Kabupaten Sumenep yang belum memiliki akses yang layak
sehingga kehidupan masyarakat sehari-hari menjadi terhambat. Keberadaan
ruang terbuka hijau (RTH) juga perlu disediakan agar masyarakat dapat
meningkatkan aktivitas fisik, seperti olahraga dan rekreasi.

Selanjutnya, ketersediaan pangan juga perlu dilakukan agar seluruh


masyarakat tidak terkendala guna memenuhi kebutuhan dasar pangan. Hal
ini diperlukan pengawasan sehingga distribusi pangan dapat merata karena
saat ini, masih terdapat daerah yang rawan ketersediaan pangan. Hal tersebut
harus diperbaiki secara simultan.

4. Analisis Kesenjangan Kesiapan Suprastruktur


Tabel 24. Kesenjangan Kesiapan Suprastruktur Kabupaten Sumenep

Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja, dan


No. Kondisi Saat Ini
Datang Langkah Aksi

Beberapa pulau belum Terwujudnya SDM Aparatur


memiliki perangkat yang memiliki
pemerintahan desa kompetensi dan berintegritas

Terwujudnya
Keterbukaan informasi Mewujudkan Pengelolaan
1 akuntabilitas keuangan
publik akan capaian keuangan OPD yang
dan kinerja Pemda
pemerintah masih minim akuntabel

Mewujudkan tata kelola


Rendahnya kemampuan
pemerintahan yang baik dan
administrasi keuangan desa
bersih

Meningkatnya kualitas Melakukan Pengukuran


2 Nilai SAKIP masih CC
pelayanan Pemda Indeks Kepuasan Masyarakat

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 82
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja, dan
No. Kondisi Saat Ini
Datang Langkah Aksi

Meningkatkan pelayanan
prima kepada masyarakat
Rendahnya kualitas SDM
dalam rangka penerbitan
aparat
Akta Catatan Sipil, KTP dan
KK

Menyediakan sarana dan


prasarana sebagai penunjang
tersedianya data dan
informasi kependudukan
yang akurat

Menertibkan Pelayanan
berbasiskan SIAK
Kurang tertatanya
pengelolaan pemerintahan Mengembangkan Sistem

desa Informasi dan Komunikasi


secara terpadu untuk
mendukung informasi
layanan publik
Menyediakan dan
Mengembangkan
Infrastruktur TIK
Tersedianya Data dan
Statistik Daerah

Meningkatkan SDM
Kurang optimalnya pengelola kearsipan dan
pengelolaan website Pemda sistem administrasi
Meningkatkan
kearsipan yang berkualitas
3 profesionalitas dan
inovasi birokrasi Minimnya peran media
massa dalam Pemenuhan aksesibilitas
mensosialisasikan aspirasi masyarakat
pembangunan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 83
Sebagaimana yang tercantum pada Visi dan Misi Sumenep, yakni Super
Mantap, pemerintah Kabupaten Sumenep akan berfokus pada peningkatan
kualitas aparatur daerah. Hal ini dikarenakan pemerintahan menjadi basis
utama bagi kemajuan suatu daerah.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa ternyata kualitas aparatur
daerah masih minim. Hal ini terlihat dari pelayanan yang masih dianggap
buruk oleh pemerintah pusat. Bahkan, nilai SAKIP Kabupaten Sumenep adalah
CC, dimana nilai tersebut mengindikasikan akuntabilitas dan kearsipan daerah
yang masih buruk. Hal ini didukung oleh operasional dari seluruh aparatur
daerah tersebut.
Selain itu, mereka juga belum kompeten dalam pengelolaan administrasi
pemerintahan, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten. Hal ini dilihat dari
masih belum tertatanya administrasi Kabupaten Sumenep. Padahal,
administrasi merupakan hal mendasar dari ketercapaian kualitas pelayanan
pemerintahan yang baik.
Bahkan, beberapa pemerintah desa di Kabupaten Sumenep belum
memiliki perangkatnya. Hal ini semakin menyulitkan beberapa pembangunan
di desa-desa tersebut, seperti pengembangan pariwisata dan pelayanan
masyarakat. Hal ini menjadi poin penting bagi pemerintah Kabupaten
Sumenep apabila ingin mengembangkan potensi daerahnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Sumenep
berencana meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah. Hal ini diukur
melalui tingkat kepuasan masyarakat Kabupaten Sumenep. Maka dari itu,
pemerintah Kabupaten Sumenep hendak membuka ruang bagi masyarakat
untuk menyampaikan aspirasi demi perbaikan tata kelola pemerintahan
Kabupaten Sumenep.
Untuk memudahkan hal tersebut, diperlukan adanya website yang akan
menghimpun seluruh aspirasi masyarakat. Tidak hanya itu, pemerintah juga
dapat memaparkan laporan kinerja selama ini sebagai bentuk
transparansinya. Namun, hal tersebut belum berlangsung dengan baik, bahkan
beberapa pulau belum memiliki akses IT. Oleh karena itu, penguatan kualitas
dan perkembangan infrastruktur yang menunjang IT sangat diperlukan.

5. Anaisis Kesenangan Kesiapan Ekonomi


Tabel 25. Kesenjangan Kesiapan Ekonomi Kabupaten Sumenep

Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja, dan


No. Kondisi Saat Ini
Datang Langkah Aksi

Pemanfaatan saluran Meningkatkan kemampuan,


Meningkatnya produksi
1 irigasi untuk pertanian dan pengetahuan dan
pertanian dan perikanan
perikanan yang tidak keterampilan masyarakat

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 84
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja, dan
No. Kondisi Saat Ini
Datang Langkah Aksi

optimal sebab petani serta penyediaan


dialihfungsikan menjadi sarana prasarana produksi
perumahan pertanian dan
perkebunan

Mengembangkan ekonomi
Kurangnya ketersediaan berbasis perikanan
alat dan bahan pertanian yang berdaya saing dan
berkelanjutan

Kurangnya promosi di
lingkungan swasta dan
pemerintah Mengoptimalkan kapasitas
Meningkatnya daya saing industri dan perdagangan
2 sektor industri dan Belum adanya gudang yang ada serta
perdagangan penampungan sembako di mengembangkan potensi
kepulauan usaha baru
belum optimalnya
penataan pedagang kaki
lima (PKL)

Belum adanya tempat


pemasaran produk-produk
unggulan Kabupaten
Sumenep

Kurangnya Industri Kecil


dan Menengah (IKM) yang Meningkatkan daya saing
Meningkatnya daya saing
terdaftar di Kementerian koperasi, usaha mikro, kecil
3 sektor koperasi dan
Hukum dan HAM dan menengah berbasis
UMKM
Belum optimalnya kelompok

kemitraan UMKM dengan


pelaku usaha lainnya
Masih kurangnya daya
saing pemasaran produk
UMKM

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 85
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja, dan
No. Kondisi Saat Ini
Datang Langkah Aksi

Rendahnya ketersediaan
aksesibilitas UMKM
terhadap permodalan
lembaga keuangan
Belum berkembangnya
Meningkatnya Badan Usaha Milik Desa
Peningkatan penggalian Objek
4 kemandirian keuangan (BUMDesa)
Pajak Dan Retribusi
Pemda Eksplorasi potensi desa
belum maksimal

Pemberdayaan masyarakat Memandirikan desa dengan


masih belum sinergis mengoptimalkan potensi dan
Meningkatnya
sumber daya yang ada dengan
pemberdayaan
5 meningkatkan kapasitas
masyarakat dalam aspek
pemerintahan desa dalam
ekonomi
melakukan pemberdayaan
Penguasaan teknologi pada
masyarakat desa
IKM belum optimal
Belum adanya penguatan
kelembagaan sentra-sentra
industri

Ekonomi merupakan salah satu penggerak dari kehidupan suatu daerah.


Untuk Kabupaten Sumenep, terdapat beberapa hal yang difokuskan untuk
mendongkrak perekonomian daerah tersebut. Namun, masih terdapat
beberapa kekurangan yang perlu untuk segera dibenahi.
Sektor pertanian dan perkebunan merupakan salah satu sektor utama
karena mayoritas masyarakat Kabupaten Sumenep berprofesi sebagai petani.
Tidak hanya itu, bahkan hasil pertanian mereka juga dikirimkan ke berbagai
daerah di sekitaran Pulau Jawa. Maka dari itu, peningkatan produksi pertanian
dan perkebunan menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
Hal ini juga mengacu terhadap berbagai masalah lahan yang terjadi saat
ini. Beberapa dari lahan produktif tersebut sudah beralih fungsi menjadi
perumahan. Hal ini dikarenakan pertanian dipandang sebelah mata. Hal ini

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 86
juga dibuktikan dengan masih minimnya berbagai peralatan penunjang
produksi hasil pertanian tersebut. Maka dari itu, pengadaan lahan dan
peralatan penunjang menjadi fokus yang harus dibenahi.
Para UMKM pun juga mengalami kendala. Banyak di antara mereka yang
belum terwadahi oleh kebijakan pemerintah, seperti belum adanya tempat
pemasaran produk-produk mereka. Hal ini juga terjadi pada sektor industri
yang belum terintegrasi antara pihak swasta dengan UMKM. Padahal,
sinkronisasi keduanya akan meningkatkan sirkulasi jual-beli di Kabupaten
Sumenep. Untuk UMKM yang berada di Kepulauan, mahalnya biaya logistik
dan distribusi barang menjadi penghalang berkembangnya UMKM yang ada
disana.
Salah satu yang mampu dilakukan adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat agar bisa menunjang pemasukan daerah Kabupaten Sumenep.
Peningkatan ini bisa dilakukan melalui pelatihan yang bersifat teknis maupun
kompetensi. Hal ini berdampak terhadap kemandirian keuangan pemerintah
Kabupaten Sumenep sehingga akan mempengaruhi berbagai pembangunan di
Kabupaten Sumenep.
6. Analisis Kesenjangan Kesiapan Culture
Tabel 26. Kesenjangan Kesiapan Culture Kabupaten Sumenep

Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja, dan


No. Kondisi Saat Ini
Datang Langkah Aksi

Belum adanya kelompok


sadar wisata (pokdarwis)

Transportasi menuju
pulau wisata masih minim
akses
Kurangnya penataan
angkutan umum Mengembangkan dan
Meningkatnya daya tarik
1 Masih ada beberapa mempromosikan pariwisata
pariwisata
wilayah yang belum unggulan
teraliri listrik
Terbatasnya jaringan
telekomunikasi
Keterbatasan SDM yang
kompeten dalam
mengelola investasi
daerah

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 87
Kondisi Masa yang akan Strategi, Program Kerja, dan
No. Kondisi Saat Ini
Datang Langkah Aksi

Adanya pembangunan
jalan utama di berbagai
pulau-pulau wisata

Sistem keamanan investor


yang masih bermasalah
Mengembangkan iklim yang
Meningkatnya daya tarik
2 Belum adanya informasi kondusif bagi investasi dan
investasi
kebutuhan investasi pelaku usaha ekonomi baru

Mekanisme monitoring
dan evaluasi perizinan
belum optimal
Belum optimal kreativitas
Peningkatan potensi seni dan
masyarakat terhadap
budaya daerah
kekayaan seni dan budaya
Meningkatnya
3 pelestarian nilai-nilai Belum dimanfaatkannya Pemberdayaan Potensi
seni dan budaya jaringan informasi dan kepeloporan dan
promosi budaya secara kewirausahaan pemuda serta
efektif pengembangan olahraga

Untuk meningkatkan pemasukan, diperlukan pengenalan dari pemerintah


Kabupaten Sumenep. Hal ini guna meningkatkan potensi wisatawan yang akan
memberikan dampak positif terhadap peningkatan pemasukan.
Sebenarnya, potensi wisata di Kabupaten Sumenep sudah ada. Hanya saja,
pengelolaan tempat wisata tersebut belum berjalan dengan baik. Masih
banyak tempat wisata yang belum memiliki kelompok sadar wisata
(pokdarwis). Padahal, keberadaan mereka akan menunjang pengelolaan
tempat wisata sekaligus memberikan lapangan kerja baru.
Selain itu, untuk dapat meningkatkan daya tarik pariwisata, diperlukan
akses-akses yang memudahkan ke sana. Sebagai daerah kepulauan, maka
pantai merupakan salah satu wisata strategis. Sayangnya, sarana dan
prasarana menuju pulau-pulau tersebut belum terfasilitasi dengan baik,
bahkan beberapa belum ada sama sekali. Banyak dermaga dalam kondisi
rusak, akses hanya menggunakan sebuah Kapal Motor dan sama sekali belum
ada integrasi antar kepulauan, terutama yang menjadi lokasi wisata.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 88
Padahal, pembangunan sarana dan prasarana dapat menunjang banyak
hal. Di antaranya adalah peningkatan potensi wisata karena para pengunjung
akan merasa nyaman dengan kemudahan akses yang didapatkan selama
berlibur ke tempat-tempat wisata tersebut. Di sisi lain, para investor akan
lebih tertarik untuk berinvestasi di wilayah tersebut, di mana faktanya saat ini
investor masih belum tertarik berinvestasi di Kabupaten Sumenep dalam hal
pariwisata karena faktor ketidakamanan dan fasilitas penunjang.
Selain potensi wisata kepulauan, wisata seni dan budaya juga dapat
menjadi daya tarik bagi wisatawan. Sayangnya, saat ini, para seniman masih
belum kreatif dalam mengembangkan potensinya. Hal ini mempengaruhi
promosi yang menjadi kekuatan bagi datangnya wisatawan. Selain itu, juga
diperlukannya pengelolaan promosi yang strategis dari pemerintah melalui
IT.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 89
BAB IV
ANALISIS VISI PEMBANGUNAN SMART CITY

A. Analisis Sasaran Smart City Daerah


Sasaran smart city ini merupakan terjemahan visi smart city Kabupaten
Sumenep yang memiliki kriteria specific, measurable, appropriate, relevant,
continuously improved, dan cost-effective. Sasaran ini mengacu pada analisis
kesenjangan yang dilakukan pada bagian sebelumnya dan visi smart city daerah
yang telah disusun. Sasaran ini ditetapkan guna mendukung visi smart city
Kabupaten Sumenep yang mengacu kepada enam (6) dimensi smart city. Berikut
sasaran smart city Kabupaten Sumenep:
1. Smart Governance
Adapun sasaran smart governance adalah meningkatkan kompetensi
dan profesionalisme ASN sebagai penguatan pelayanan masyarakat disertai
penataan sistem birokrasi yang terstruktur, transparan, dan terintegrasi
melalui penggunaan teknologi.
2. Smart Branding
Adapun sasaran smart branding adalah meningkatkan daya saing
Kabupaten Sumenep melalui pengembangan potensi ekonomi, wisata,
investasi, dan perdagangan melalui kegiatan promosi dan branding daerah.
3. Smart Economy
Adapun sasaran smart economy adalah meningkatkan kemandirian
ekonomi daerah melalui integrasi tata kelola industri primer, sekunder, dan
tersier serta memaksimalkan peran ekonomi digital dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
4. Smart Living
Adapun sasaran smart living adalah mewujudkan daerah sumenep
sebagai daerah yang layak huni, nyaman, aman, dan sehat.
5. Smart Society
Adapun sasaran smart society adalah mewujudkan ekosistem sosio-
teknis masyarakat yang humanis dan dinamis, baik fisik maupun virtual
guna terciptanya masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif
dengan digital literasi yang tinggi.
6. Smart Environment
Adapun sasaran smart environment adalah mewujudkan tata kelola
lingkungan yang baik, bertanggung-jawab, dan berkelanjutan di Kabupaten
Sumenep.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 90
B. Analisis Visi Pembangunan Smart City
1. Visi dan Misi Pembangunan Smart CIty
Pada bagian ini, visi pembangunan daerah yang tercantum dalam rencana
pembangunan jangka menengah (RPJM) 2016-2021 dianalisis dengan cara
membandingkan dokumen rencana pembangunan jangka menengah provinsi
2014-2019, rencana pembangunan jangka menengah nasional 2015-2019, dan
visi indonesia 2045. Poin analisis pada bagian ini terdiri dari dua bagian, yaitu
visi dan misi.
Tabel 27. Analisis Visi dan Misi
Kompo Visi Indonesia
RPJM Daerah RPJP Daerah RPJM Provinsi RPJM Nasional
nen 2045
SUMENEP
TERWUJUDNYA
MAKIN
JAWA TIMUR INDONESIA
SEJAHTERA
SUMENEP LEBIH YANG
DENGAN
YANG SEJAHTERA, BERDAULAT, INDONESIA
PEMERINTAHA
SEJAHTERA, BERKEADILAN, MANDIRI, DAN BERDAULAT,
Visi N MANDIRI,
AGAMIS, DAN MANDIRI, BERKEPRIBADIA MAJU, ADIL DAN
AGAMIS,
MAJU BERDAYA SAING, N MAKMUR
NASIONALIS,
MANDIRI DAN BERLANDASKAN
TRANSPARAN,
BERAKHLAK GOTONG-
ADIL DAN
ROYONG
PROFESIONAL
(Misi 1) (Pilar Visi 1)
(Misi 2)
Penyediaan Membangun
Mewujudkan
infrastruktur SDM dan
masyarakat
dan Penguasan Ilmu
maju,
Meningkatkan pemenuhan Pengetahuan dan
berkeseimbanga
Kualitas Sumber kebutuhan Teknologi:
(Misi 1) n, dan
Daya Manusia dasar 1. peningkatan
Meningkatkan demokratis
(SDM) Melalui masyarakat taraf pendidikan
Misi 1 kesejahteraan berlandaskan
Pendidikan, untuk rakyat Indonesia
rakyat yang negara hukum
Kesehatan dan mencapai dipercepat
berkeadilan
Pengentasan taraf 2. Peningkatan
(Misi 4)
Kemiskinan penghidupan derajat
Mewujudkan
yang layak kesehatan
kualitas hidup
masyarakat
manusia
(Misi 2)
Indonesia yang

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 91
Kompo Visi Indonesia
RPJM Daerah RPJP Daerah RPJM Provinsi RPJM Nasional
nen 2045
Pemberdayaa tinggi, maju, dan
n industri sejahtera
kecil,
menengah dan
koperasi
menuju
kemandirian
usaha yang
berpihak
kepada
masyarakat
(Misi 2)
Meningkatkan
(Misi 1) pembangunan
Penyediaan ekonomi yang
Mempercepat
infrastruktur inklusif, mandiri,
Pembangunan
dan dan berdaya (Pilar Visi 3)
Infrastruktur
pemenuhan saing, berbasis Pemerataan
Wilayah
kebutuhan agrobisnis/agroi (Misi 5) Pembangunan
Kepulauan dan
dasar ndustri, dan Mewujudkan 1. Pemerataan
Misi 2 Daratan yang
masyarakat industrialisasi. bangsa yang Infrastruktur
Didukung
untuk berdaya saing yang terkoneksi
Pengelolaan
mencapai (Misi 3) antar wilayah
Sumber Daya
taraf Meningkatkan laut dan udara
Alam serta
penghidupan pembangunan
Lingkungan
yang layak yang
berkelanjutan,
dan penataan
ruang
Meningkatkan (Misi 2) (Misi 2) (Pilar Visi 2)
(Misi 1)
Kemandirian Pemberdayaa Meningkatkan Pembangunan
Mewujudkan
Perekonomian n industri pembangunan Ekonomi
keamanan
Misi 3 Pedesaan dan kecil, ekonomi yang Berkelanjutan
nasional yang
Perkotaan menengah dan inklusif, mandiri, melalui
mampu menjaga
dengan koperasi dan berdaya 1. Ekonomi
kedaulatan
Memperhatikan menuju saing, berbasis Kreatif dan

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 92
Kompo Visi Indonesia
RPJM Daerah RPJP Daerah RPJM Provinsi RPJM Nasional
nen 2045
Potensi kemandirian agrobisnis/agroi wilayah, menjadikan
Ekonomi Lokal usaha yang ndustri, dan menopang Indonesia
yang Unggul berpihak industrialisasi. kemandirian sebagai Pusat
Berdaya Saing kepada ekonomi dengan Ekonomi
Tinggi masyarakat mengamankan Kreatif dan
sumber daya Digital kelas
(Misi 6) maritim, dan Dunia.
Pemanfaatan mencerminkan 2. Menjadikan
dan kepribadian Indonesia
pemberdayaa Indonesia sebagai
n potensi SDA, sebagai negara Destinasi
termasuk kepulauan. Wisata
sektor Unggulan Asia
pariwisata (Misi 5) dan Dunia
yang Mewujudkan
berwawasan bangsa yang
lingkungan berdaya saing.
(Misi 3) (Pilar Visi 4)
Pengembanga Mewujudkan
n fasilitas (Misi 2) ketahanan
layanan Mewujudkan Nasional dan
publik, masyarakat Tata Kelola
terutama di maju, Kepemerintahan
Meningkatkan bidang berkeseimbanga dengan
(Misi 4)
Kultur dan Tata kesehatan, n, dan Reformasi
Meningkatkan
Kelola pendidikan & demokratis Birokrasi dan
Misi 4 reformasi
Pemerintahan pelayanan berlandaskan Kelembagaan :
birokrasi dan
yang Profesional administrasi negara hukum Membentuk
pelayanan publik
dan Accountable kependuduka Infrastruktur
n dan (Misi 5) birokrasi yang
perizinan Mewujudkan solid dan kokoh,
yang bangsa yang terbuka,
berkualitas, berdaya saing kolabiratif,
murah & andal, serta
menjangkau modern.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 93
Kompo Visi Indonesia
RPJM Daerah RPJP Daerah RPJM Provinsi RPJM Nasional
nen 2045
kebutuhan
masyarakat

(Misi 5)
Pengembanga
n sistem dan
aparatur
pemerintahan
yang
profesional,
berkompeten,
transparan
dan memiliki
akuntabilitas
(Misi 3) (Misi 1)
Pengembanga Mewujudkan
n fasilitas keamanan
layanan nasional yang
publik, mampu menjaga
Meningkatkan (Pilar Visi 4)
terutama di kedaulatan
Tata Kelola Membangun
bidang wilayah,
Kehidupan Nasionalisme
kesehatan, menopang
Masyarakat dan Ketertiban
pendidikan & (Misi 4) kemandirian
Aman dan Masyarakat yang
pelayanan Meningkatkan ekonomi dengan
Kondusif Melalui Inklusi dengan
Misi 5 administrasi reformasi mengamankan
Partisipasi melibatkan
kependuduka birokrasi dan sumber daya
Masyarakat partisipasi
n dan pelayanan publik maritim, dan
serta masyarakat
perizinan mencerminkan
Stakeholder dalam
yang kepribadian
Dalam Proses pembentukan
berkualitas, Indonesia
Pembangunan kebijakan
murah & sebagai negara
menjangkau kepulauan.
kebutuhan
masyarakat
(Misi 2)

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 94
Kompo Visi Indonesia
RPJM Daerah RPJP Daerah RPJM Provinsi RPJM Nasional
nen 2045
Mewujudkan
masyarakat
maju,
berkeseimbanga
n, dan
demokratis
berlandaskan
negara hukum

(Misi 5)
Mewujudkan
bangsa yang
berdaya saing.
(Misi 4)
(Pilar Visi 4)
Peningkatan (Misi 2)
Membangun
pendidikan Mewujudkan
Meningkatkan Identitas ke-
dan pelatihan masyarakat
dan Indonesiaan
SDM atas maju,
mengembangka (Pilar Visi 1)
dasar berkeseimbanga
n nilai-nilai (Misi 5) Mewujudkan
kemampuan n, dan
keagamaan, Meningkatkan masyarakat
intelektual demokratis
budaya serta kualitas berakhlak mulia,
Misi 6 dan berlandaskan
nasionalisme kesalehan sosial bermoral,
ketrampilan negara hukum
yang didukung dan harmoni beretika,
berbasis Iptek (Misi 7)
kearifan lokal sosial berbudaya,
serta Mewujudkan
dalam beradab dan
keimanan dan masyarakat yang
kehidupan berfalsafah
ketaqwaan berkepribadian
masyarakat Pancasila untuk
kepada Tuhan dalam
menembangkan
Yang Maha kebudayaan.
etos kerja.
Esa
Sumber: RPJM Kabupaten Sumenep dan Analisis Penulis, 2018

Visi RPJM Daerah Kabupaten Sumenep, RPJP Kabupaten Sumenep, RPJM


Provinsi Jawa Timur, dan RPJM Nasional berkomitmen menjadikan wilayah
yang mandiri, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Wilayah yang tidak
bergantung dengan daerah lain dan memanfaatkan potensi lokal semaksimal
mungkin untuk menyejahterakan masyarakat.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 95
Misi pertama pembangunan Kabupaten Sumenep selaras dengan misi
pertama RPJM Provinsi 2014-2019, misi kedua dan keempat RPJM Nasional
2015-2019, dan Agenda Prioritas Pemerintahan Pusat kelima yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari segi pendidikan dan
kesehatan. RPJM Provinsi dan RPJM Daerah Kabupaten Sumenep secara
eksplisit komitmen meningkatan sumber daya manusia dari pendidikan,
kesehatan, dan kemiskinan sedangkan RPJM Nasional dan Agenda Prioritas
beberapa aspek yang berbeda dan bermakna luas yaitu revolusi mental,
keluarga berencana, dan kesejahteraan melalui program Indonesia Kerja.
Misi kedua pembangunan Kabupaten Sumenep bersinggungan dengan misi
kedua dan ketiga RPJM Provinsi 2014-2019, misi kelima RPJM Nasional 2015-
2019, dan Nawa Cita Pemerintahan Pusat ketiga yaitu pembangunan
infrastruktur dan penataan ruang. RPJM Provinsi, RPJM Daerah Kabupaten
Sumenep, RPJM Nasional, dan Nawa Cita secara eksplisit komitmen melakukan
pembangunan infrastruktur dan penataan ruang namun secara jelas selaras
dengan Nawa Cita yaitu pembangunan yang merata dan minim tersentuh
pembangunan.
Misi ketiga pembangunan Kabupaten Sumenep bersinggungan dengan misi
kedua RPJM Provinsi 2014-2019, misi kesatu dan kelima RPJM Nasional 2015-
2019, dan Nawa Cita Pemerintahan Pusat ketujuh yaitu kemandirian ekonomi.
RPJM Provinsi, RPJM Daerah Kabupaten Sumenep, RPJM Nasional, dan Nawa
Cita secara eksplisit komitmen melakukan pembangunan infrastruktur dan
penataan ruang namun secara jelas selaras dengan Nawa Cita yaitu
pembangunan yang merata dan minim tersentuh pembangunan.
Misi keempat pembangunan Kabupaten Sumenep selaras dengan misi
keempat RPJM Provinsi 2014-2019, misi kedua dan kelima RPJM Nasional
2015-2019, dan Agenda Prioritas Pemerintahan Pusat kedua yaitu tata kelola
pemerintahan. RPJM Provinsi, Agenda Prioritas Pemerintah Pusat dan RPJM
Daerah Kabupaten Sumenep secara eksplisit komitmen meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang bersih dan terpercaya, sedangkan RPJM Nasional
bersifat implisit yaitu demokratis berlandaskan hukum.
Misi kelima pembangunan Kabupaten Sumenep bersinggungan dengan
misi keempat RPJM Provinsi 2014-2019, misi kesatu, kedua, dan kelima RPJM
Nasional 2015-2019, dan Nawa Cita Pemerintahan Pusat kedua yaitu partisipasi
masyarakat dan peran pemerintah dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
RPJM Provinsi, RPJM Nasional, dan Nawa Cita secara implisit membahas
partisipasi masyarakat dan eksplisit dalam hal pelayanan publik namun
berbeda dengan RPJM Daerah Kabupaten Sumenep yang secara eksplisit
berkomitmen terhadap dua hal tersebut.
Misi keenam pembangunan Kabupaten Sumenep selaras dengan misi
kelima RPJM Provinsi 2014-2019, misi kedua dan ketujuh RPJM Nasional 2015-

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 96
2019, dan Agenda Prioritas Pemerintahan Pusat kedelapan dan kesembilan
yaitu kebudayaan dan kearifan lokal. Agenda Prioritas Pemerintah Pusat, RPJM
Nasional dan RPJM Daerah Kabupaten Sumenep secara eksplisit komitmen
meningkatkan dan mengembangkan kebudayaan dan kearifan lokal, sedangkan
RPJM Provinsi bersifat implisit, yaitu kesalehan sosial.
Secara keseluruhan, visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten
Sumenep selaras dengan pembangunan daerah secara vertikal (provinsi dan
nasional). Namun, ada beberapa yang tidak beririsan secara vertikal karena
perbedaan kondisi geografis dan konteks.

2. Harapan Warga Masyarakat


Secara keseluruhan, harapan warga masyarakat Kabupaten Sumenep
adalah sebagai berikut:
a. Penataan dan akses informasi wisata religi
b. Sarana prasarana wisata alam yang mudah diakses dan alokasi dana
pengembangan wisata alam
c. Peningkatan kualitas dan kuantitas transportasi, jalan, listrik, dan
telekomunikasi serta implementasi anggaran yang efektif termasuk di
wilayah kepulauan
d. Komitmen penerapan program madrasah diniyah
e. Kualitas aparatur sipil negara Kabupaten Sumenep
f. Pelestarian kebudayaan yang ada di Kabupaten Sumenep
g. Peningkatan lapangan pekerjaan di daerah kepulauan Kabupaten
Sumenep
h. Peningkatan sarana dan prasarana dasar di wilayah Kepulauan

3. Visi dan Misi Pembangunan Smart City Kabupaten Sumenep


Visi smart city Kabupaten Sumenep disusun berdasarkan dokumen RPJM
Kabupaten Sumenep 2016-2021, RPJM Provinsi Jawa Timur 2014-2019, RPJM
Nasional 2015-2019, agenda prioritas pembangunan pemerintah pusat,
harapan warga masyarakat, dan pernyataan kepala daerah Kabupaten
Sumenep.Visi Pembangunan smart city Kabupaten Sumenep adalah:

“Mewujudkan Sumenep Makin Sejahtera, Cerdas, Inovatif, dan Berdaya


Saing Melalui Optimalisasi Pemanfaatan TIK”
Visi smart city Kabupaten Sumenep terbagi menjadi tiga bagian. Tiga bagian
tersebut yaitu bagian tujuan, bagian pendekatan dalam mencapai tujuan, dan
bagian waktu untuk mencapai visi tersebut.
Sumenep Makin Sejahtera, Cerdas, Inovatif, dan Berdaya Saing
merupakan bagian visi yang menyatakan tujuan akhir smart city. Sejahtera
yaitu mandiri dengan memanfaatkan segala potensi lokal yang ada dan taraf

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 97
hidup yang baik. Sumenep sejahtera juga merupakan turunan dari visi RPJM
Sumenep 2019, RPJP Sumenep 2025, RPJM Provinsi 2019, dan RPJM Nasional
2019. Cerdas yaitu masyarakat yang memiliki wawasan kedaerahan,
kemampuan teknologi informasi dan komunikasi, dan turut andil dalam
pembangunan Kabupaten Sumenep. Inovatif adalah penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi dalam menyelesaikan permasalahan Sumenep
terkait pelayanan public, pembangunan ekonomi dan sosial. Berdaya Saing
adalah Kabupaten Sumenep memiliki kemampuan dalam mengelola sumber
daya daerah secara efektif dan efisien sehingga mampu bersaing dengan daerah
lainnya baik skala daerah, provinsi, nasional, maupun internasional.
Dalam mencapai tujuan Sumenep yang sejahtera dilakukan pendekatan
Melalui Optimalisasi Pemanfaatan TIK. Untuk akselerasi mencapai visi smart
city tersebut diperlukan pemanfaatan atau sentuhan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai enabler. Hal ini juga disebabkan, kondisi industri yang telah
memasuki industri 4.0 dimana pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi menjadi keharusan dalam mengikuti perkembangan. Selain itu,
Kabupaten Sumenep saat ini telah memiliki beberapa sistem informasi dan
aplikasi dalam meningkatkan pelayanan publik. Sistem informasi dan aplikasi
yang telah ada dioptimalkan untuk mencapai atau mewujudkan sumenep
sejahtera, cerdas, inovatif, dan berdaya saing.
Jangka waktu pencapaian visi ini dibatasi hingga 2028. Tahun 2028
merupakan tenggat waktu normal dalam mewujudkan smart city yang optimal
karena tahun ke-1 dan ke-2 merupakan tahap permulaan atau hal fundamental
menuju smart city, tahun ke-3 dan ke-4 merupakan tahap pengembangan, tahun
ke-5 hingga ke-7 merupakan tahap pendayagunaan, dan tahun ke-8 hingga ke-
10 merupakan tahap penyempurnaan atau pengoptimalan smart city.

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 98
DAFTAR PUSTAKA
[1] http://digilib.uinsby.ac.id/18403/9/Bab%203.pdf
[2] http://digilib.uinsby.ac.id/18403/9/Bab%203.pdf
[3] Notulensi BIMTEK 1 10 Juli 2018
[4]http://infopublik.id/read/176018/jumlah-pengunjung-wisata-religi-asta-
tinggi-capai-159.214-orang.html
[5]https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/pesona-
indonesia/17/05/12/optzf1423-jelang-visit-Sumenep-2018-asta-tinggi-terus-
berbenah
[6]https://mediamadura.com/2017/10/23/asta-tinggi-jadi-rebutan-yapasti-
dan-yps-saling-klaim/
[7https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/pesona-
indonesia/17/05/12/optzf1423-jelang-visit-Sumenep-2018-asta-tinggi-terus-
berbenah
[8] Sumenep dalam Angka 2017, BPS
[9]http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-
pulau/index.php/public_c/pulau_info/4674
[10] http://Sumenepkab.go.id/wisata/baca/Alam/gili-iyang
[11]https://www.viva.co.id/gaya-hidup/travel/1051302-wisatawan-
meningkat-penerbangan-surabaya-Sumenep-jadi-dua-kali-sehari
[12] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[13] http://Sumenepkab.go.id/wisata/baca/Alam/gili-iyang
[14] http://Sumenepkab.go.id/wisata/baca/Alam/gili-iyang
[15] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[16]http://pepnews.com/2017/09/11/giliyang-pulau-oksigen-terbaik-dunia-
di-Sumenep-madura/
[17] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[18]http://dephub.go.id/post/read/akhir-pekan,-menhub-tinjau-
infrastruktur-transportasi-di-Sumenep-dan-yogyakarta
[19]http://Sumenepkab.go.id/berita/baca/infrastruktur-transportasi-
penting-demi-pembangunan-Sumenep
[20] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[21]https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/17/07/26/otozpt3
61-25-desa-di-Sumenep-belum-teraliri-listrik
[22]http://surabaya.tribunnews.com/2018/03/05/resmikan-plts-bupati-
Sumenep-kita-ingin-seluruh-kepulauan-dapat-nikmati-listrik-24-jam?page=3
[23]http://Sumenepkab.go.id/berita/baca/akses-pelayanan-pln-giligenting-
selama-24-jam-diresmikan
[24] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 99
[25]https://faktualnews.co/2018/07/16/tak-inovatif-siswa-sdn-banuaju-
barat-1-Sumenep-desak-kepsek-mundur-dari-jabatannya/88812/
[26]https://faktualnews.co/2018/02/20/memilih-bekerja-ratusan-anak-
Sumenep-putus-sekolah/66908/
[27]https://nusantaranews.co/instruksi-kadisdik-Sumenep-siswa-pengguna-
sktm-diperhatikan/
[28]https://mediamadura.com/2018/04/19/pernikahan-anak-di-bawah-
umur-masih-banyak-terjadi-di-Sumenep/
[29] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[30]http://korantransparansi.com/daerah-menu/madura/item/7363-dewan-
pendidikan-anggap-diknas-Sumenep-gagal-laksanakan-madrasah-diniyah
[31]http://korantransparansi.com/daerah-menu/madura/item/7363-dewan-
pendidikan-anggap-diknas-Sumenep-gagal-laksanakan-madrasah-diniyah
[32] Notulensi 11 Juli 2018
[33]http://www.koranmadura.com/2017/07/selama-5-tahun-ke-depan-
Sumenep-butuh-4-ribuan-asn/
[34] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[35] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[36] Notulensi BIMTEK 1 11 Juli 2018
[37]https://radarmadura.jawapos.com/radarmadura/read/2018/07/15/879
15/msp-dan-gerakan-seniman-muda-Sumenep
[38]https://finance.detik.com/energi/d-3257810/ini-wilayah-penghasil-
minyak-dan-gas-terbesar-di-ri
[39]https://skalanews.com/detail/nasional/daerah/298130-Sumenep-
Torehkan-APBD-2018-Terbesar-se-Madura-Capai-Rp-29-Triliun
[40]http://www.beritasatu.com/nasional/446715-Sumenep-raih-
penghargaan-sebagai-kota-keris.html
[41]http://dkp.jatimprov.go.id/index.php/2017/04/19/peningkatan-
produksi-dan-olahan-rumput-laut-di-Kabupaten-Sumenep/
[42] https://www.ruangbaca.online/daerah-penghasil-garam/
[43]http://www.rri.co.id/post/berita/490497/ekonomi/mulai_panen_petani_
Sumenep_tolak_impor_jagung.html
[44]http://surabaya.tribunnews.com/2018/03/16/24-smp-sederajat-di-Sumenep-tak-
laksanakan-unbk-wilayah-kepulauan-terkendaral-jaringan-internet

Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 100
Buku 1
Masterplan Smart City Kabupaten Sumenep Tahun 2019-2028 101

Anda mungkin juga menyukai