Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penulisan makalah ini merupakan pembahasan mengenai pembahasan pendalaman
materi dalam Ilmu Matematika Ekonomi, yang diambil dari beberapa sumber. Sumber
umum yang biasa digunakan adalah buku karangan Danang Sunyoto yang merupakan
Dosen Tetap Program S1 Jurusan Manajemen dan Program Pascasarjana S2 Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra dan lulusan dari Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Bisnis, Universitas Mercu Buana dan Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta yang telah menerbitkan buku berkali-kali hingga sekarang
yang berjudul Matematika untuk Ekonomi & Keuangan. Pembahasan khusus yang
terdapat dalam bukunya terdapat materi pembahasan Bunga Majemuk (Compound
Interest). Sumber lain yang digunakan juga dari buku yang ditulis oleh Sartono
Wirodikromo yang berjudul Matematika Program IPS dan berbagai sumber-sumber dari
internet lainnya.

Penulisan makalah ini, kami akan coba memaparkan materi-materi tentang Bunga
Majemuk (Compound Interest) yang akan kami ulas secara umum di dalam makalah ini.
Harapannya, penulisan makalah yang kami tulis ini dapat mengulas bahasan kali ini
secara umum dan tepat tanpa mengurangi esensi dari tulisan dari berbagai sumber yang
telah digunakan.

1
1.2 Rumusan maslah
1. Apa pengertian dan konsep bunga majemuk?
2. Bagaimana frekuensi penggabungan dan periode bunga majemuk?
3. Bagaimana menghitung tingkat bunga dan jumlah periode?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami pengertian dan konsep bunga majemuk
2. Memahami frekuensi penggabungan dan periode bunga majemuk
3. Menguasai metode penghitungan tingkat bunga dan jumlah periode bunga
majemuk

2
BAB II
PEMBAHASAN
BUNGA MAJEMUK (COMPOUND INTEREST)

1.1 Pengertian dan Konsep Bunga Majemuk


Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu,
misalnya satu tahun maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p % kali
modal yang kita bungakan. Jika bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal
awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap
periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka dikatakan modal
tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
Bunga merupakan pertambahan pada jumlah uang yang semula dipinjamkan atau yang
diinvestasikan. Bunga majemuk adalah suatu jumlah yang menyebabkan modal bertambah
dalam sejumlah waktu yang diberikan.. jumlah bunga majemuk dan modal disebut jumlah
uang majemuk. Interval waktu yang sama yang berturut turut di sebut periode konversi atau
periode bunga dan biasanya dalam waktu tiga bulan (kuartalan ), enam bulan atau satu tahun.
Sistem pembayaran suatu nilai transaksi dengan menggunakan sistem bunga majemuk
atau dimasyarakat lebih dikenal dengan sistem bunga berbunga, setiap periode pembayaran
bunga transaksi maka bunga transaksi tersebut ditambahkan pada nilai pokok transaksi untuk
mendapatkan total nilai pokok perperiode dan selanjutnya merupakan nilai pokok transaksi
yang baru.
Dimana nilai pokok transaksi yang baru ini akan ditambah bunga transaksi yang baru
lagi. Tingkat bunga (suku bunga) yang di tutup sebagai suku bunga tahunan disebut tingkat
nominal. Bunga majemuk terjadi jika bunga yang dibayarkan selama periode pertama
investasi ditambahkan kepada pokoknya, lalu pada periode kedua, bunga yang diterima
dihitung atas nilai penjumlahan yang baru ini.
Misalkan: modal awal Rp2.000.000 dipinjamkan dengan tingkat bunga 5% per tahun.
Besarnya bunga pada akhir tahun ke-1 adalah B1 = Rp2.000.000 x 5% = Rp100.000. Bunga
satu kemudian digabungkan dengan modal menjadi M1 = Rp2.100.000. Kemudian modal
tersebut dipinjamkan kembali dengan tingkat bunga yang sama maka besar bunga akhir tahun
ke-2 adalah B2 = Rp2.100.000 x 5% = Rp105.000, demikian seterusnya dalam uraian
tersebut perhitungan bunga menggunakan sistem bunga majemuk dalam bahasa sehari hari
dikenal dengan istilah “bunga berbunga”.

3
1.2 Frekuensi Penggabungan dan Periode Bunga
Di dalam sistem bunga majemuk, bunga yang diperoleh untuk masa waktu tertentu
digabungkan dengan modal sebelumnya. Penggabungan bunga dengan modal sebelumnya
dapat dilakukan dalam interval waktu satu bulan, tiga bulan, enam bulan, atau dalam interval
waktu satu tahun. Dalam bunga majemuk dikenal istilah berikut :
- Frekuensi penggabungan : menyatakan berapa kali bunga dan modal digabungkan
dalam jangka waktu satu tahun.
- Periode bunga : menyatakan interval waktu penggabungan bunga dengan modal.
- Tingkat bunga per periode bunga : menyatakan perbandingan antara nilai tingkat
bunga per tahun dengan nilai frekuensi penggabungan.
- Banyaknya periode bunga : menyatakan hasilkali antara masa waktu peminjaman
(dalam tahun) dengan frekuensi penggabungan.
Misalkan :
Modal sebesar Rp4.000.000 dipinjamkan dengan perjanjian sistem bunga majemuk dan
tingkat bunga 16% per tahun. Penggabungan bunga dengan modal dilakukan setiap tiga
bulan. Modal itu dipinjamkan untuk masa waktu 4,5 tahun, tentukan:
a) Tentukan frekuensi penggabungannya.
b) Tentukan periode bunga.
c) Tentukan besar tingkat bunga per periode bunga.
d) Tentukan banyaknya periode bunga.

Jawab :
a) Frekuensi penggabungan = 12 : 3 = 4
b) Periode bungsnya adalah 3 bulan
c) Tingkat bunga per periode = 16% : 4 = 4%
d) Banyaknya periode bunga = 4,5 x 4 = 18 periode bunga

Perhitungan:
Rumus untuk mencari NILAI MODAL :

Mn = M (1 + i )n

4
Ket :
Mn = nilai akhir / modal akhir
M = nilai pokok awal / modal awal
n = jumlah periode perhitungan bunga
i = tingkat bunga per periode perhitungan bunga

Rumus untuk mencari NILAI BUNGA MAJEMUK :

Bn = Mn - M

Ket :
Bn = nilai bunga majemuk

CONTOH :
1. Modal sebesar Rp5.000.000,00 dibungakan dengan bunga majemuk 10%/tahun.
Tentukan modal akhir dan bunga yang diperoleh setelah 6 tahun!
Jawab:
M = Rp5.000.000,00
i = 10%/tahun = 0.1/tahun
n = 6 tahun
Mn = M (1 + i )n
= 5.000.000,00 (1 + 0.1)6
= 5.000.000,00 (1.1)6
= 5.000.000 x 1,771561
= Rp8.857.805,00
Bn = Mn – M
= Rp8.857.850 – Rp5.000.000,00
= Rp3.857.805

2. Tentukan modal mula-mula jika suatu modal setelah dibungakan dengan bunga
majemuk sebesar 15%/ tahun selama 12 tahun modal menjadi Rp. 13.375.625,26!
Jawab :
Mn = Rp13375625.26
i = 15%/tahun
n = 12 tahun
M = Mn
(1+i)n
= 13375625.26
(1+0.15)12
=
13375625.26 = Rp. 2.500.000
5,350250105

5
3. Modal sebesar Rp8.000.000 dipinjamkan dengan tingkat bunga majemuk 10% per
tahun. Penggabungan bunga dengan modal dilakukan setiap tiga bulan. Modal itu
dipinjamkan untuk masa waktu 3,5 tahun.
a) Hitunglah tingkat bunga per periode
b) Hitunglah nilai modal untuk masa waktu 3,5 tahun
c) Hitunglah nilai bunga majemuk untuk masa waktu 3,5 tahun

Jawab :
a) Tingkat bunga per periode
Frekuensi penggabungan =
12 : 3 = 4
Maka tingkat bunganya =
10% : 4 = 2,5%
b) Nilai modal untuk masa waktu 3,5 tahun
Banyak periode bunga =
3,5 x 4 = 14 periode bunga
Maka nilai modal =
Mn = M (1 + i )n
M14 = Rp8.000.000 (1 + 2,5%)14
M14 = Rp8.000.000 (1,344888824)
M14 = Rp10.759.110,6
c) Nilai bunga majemuk untuk masa waktu 3,5 tahun
B14 = M14 – M
B14 = Rp10.759.110,6 - Rp8.000.000
B14 = Rp2.759.110,6

6
1.3 Menghitung Tingkat Bunga dan Jumlah Periode

 persamaan untuk mencari Tingkat Bunga ( i ) :


M (1+i)n = Mn
(1+i)n = Mn / M
(1+i) = (Mn / M)1/n
i = (Mn / M)1/n – 1
 persamaan untuk mencari Jumlah Periode ( n ) :

M (1+i)n = Mn
(1+i)n = Mn / M
log (1+i)n = log Mn / M
n log (1+i) = logMn/ M
n = log Mn / M
log (1 + i)

CONTOH :
1. Modal sebesar Rp 1.500.000 di bungakan dengan sistem bunga majemuk. Setelah
masa waktu 10 tahun modal itu menjadi Rp2.250.000. Hitunglah nilai tingkat bunga
per tahun nyatakan hasilnya dalam bentuk persen!

Jawab :
Dik :
M = Rp1.500.000
M10 = Rp2.250.000
n = 10
i = ((Mn / M)1/n – 1) x 100%
= ((Rp2.250.000 / Rp1.500.000) 1/10 -1) x 100%
= ((1,5) 1/10 -1) x 100%
= (1,041 – 1) x 100%
= (0,0410) x 100%
= 4,1%
2. Frans sekarang menginvestasikan uang sebanyak Rp50.000.000 dengan tingkat bunga
24% per tahun yang dihitung bulanan.
a) Berapa besar uang Frans bila ia hendak mengambilnya pada :
- Akhir tahun pertama
- Akhir tahun kedua
- Akhir tahun ketiga
b) Apabila Frans ingin uangnya menjadi Rp150.000.000 berapa lama ia harus
menunggu ?

7
Jawab :
Tingkat bunga perbulan / i = 24% : 12 = 2%
M = Rp50.000.000
a) Jumlah uang Frans jika diambil pada :

-Akhir tahun pertama (n=12)


Mn = M (1 + i)n
M1 = Rp.50.000.000 (1+2%)12
M1 = Rp 63.412.089,73

-Akhir tahun kedua (n=24)


Mn = M (1+i)n
M2 = Rp50.000.000 (1+2%)24
M2 = Rp80.421.862,47

-Akhir tahun ketiga (n=36)


Mn = M (1+i)n
M3 = Rp 50.000.000 (1+2%)36
M3 = Rp101.994.367,2
b) . Bila Frans ingin uangnya menjadi Rp150.000.000, maka ia harus menunggu
selama?

Jawab :

n = log Mn/M
log (1+i)
n = log Rp150.000.000 / Rp 50.000.000
log (1 + 2%)

n = 55,48 bulan

8
KESIMPULAN

Bunga majemuk adalah bunga yang jatuh tempo ditambahkan ke nilai pokok pada
akhir setiap periode, sehingga perhitungan untuk periode berikutnya akan didasarkan pada
nilai pokok baru. Rumus utama mencari nilai bunga majemuk adalah Bn = Mn – M, dengan
Bn adalah nilai bunga majemuk, Mn adalah modal akhir, dan M adalah modal awal.
Penerapan bunga majemuk biasa diterapkan dalam perbankan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sunyoto, Danang dan Henry Sarnowo. 2013. Matematika untuk Ekonomi & Keuangan.
Center for Academic Pubishing Service: Yogyakarta.

Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XII Program IPS. Penerbit
Erlangga: Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai