Anda di halaman 1dari 3

Mengenal Tanaman Porang: Manfaat, Harga, Budidaya, &

Nilai Bisnis
Baca selengkapnya di artikel "Mengenal Tanaman Porang: Manfaat, Harga, Budidaya, & Nilai
Bisnis", https://tirto.id/ekCF
Oleh: Yulaika Ramadhani - 30 Oktober 2019

Dibaca Normal 2 menit Mengenal tanaman porang yang kaya manfaat dengan nilai ekspor tinggi. tirto.id

Porang, tanaman umbi-umbian tengah populer dibicarakan masyarakat, lantaran kisah sukses
petaninya. Petani porang di desa Kepel, Jawa Timur berhasil menjadi miliader karena bisnis ekspor
porang. Apa sebenarnya tanaman porang ini? Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah
tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri. Manfaat porang ini banyak digunakan
untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan "jelly" yang
beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang. Umbi porang banyak mengandung
glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa
digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai
bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, demikian dilansir
laman resmi Kementerian Pertanian. Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%.
Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Bahkan, sifat tanaman
tersebut dapat memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain.
Untuk bibitnya biasa digunakan dari potongan umbi batang maupun umbinya yang telah memiliki titik
tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam secara langsung.
Pertanian.go.id menulis, tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya
peluang yang cukup besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor
porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar
ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya. Umbi porang saat ini masih banyak
yang berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada beberapa sentra pengolahan tepung
porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros. Budidaya Umbi
Porang Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) berkomitmen untuk mengembangkan budi
daya tanaman porang yang selama ini dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah
Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya. "Tanaman Porang ini tidak banyak diketahui orang manfaatnya tapi
sebenarnya merupakan komoditas unggulan Jawa Timur karena hampir seratus persen diekspor," ujar
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi dan bertemu dengan pembudidaya
porang di wilayah hutan Desa Bendoasri, Kecamatan Rejoso, Nganjuk, sebagaimana dikutip Antara. Di
wilayah hutan tersebut budidaya porang dikelola oleh LMDH Artomoro dan Trimulyo di lahan seluas
lebih dari 500 hektar. Ketua LMDH Artomoro Rianto saat dikonfirmasi bahkan mengaku tidak tahu kalau
hasil budi dayanya yang perhektar bisa menghasilkan sebanyak 15 ton porang selama ini menjadi
komoditas ekspor. Gubernur Khofifah berjanji akan menggandeng tim ahli dari Universitas Brawijaya,
Malang, untuk melakukan penelitian demi meningkatkan produktifitas budidaya porang. "Saya ingin
Universitas Brawijaya menurunkan tim untuk melakukan kajian khusus untuk meningkatkan budidaya
porang sehingga berbagai permasalahan yang selama ini dilami petani bisa diatasi dengan baik,"
ujarnya. Mantan Menteri Sosial ini juga mengingatkan agar jangan sampai bibit tanaman porang bisa
sampai lepas ke luar negeri. "Jangan sampai bibitnya ditanam di luar negeri dan malah negara lain yang
berhasil mengembangkan budidaya porang," tuturnya. Baca juga: Deretan Tanaman yang Dapat
Bersihkan Udara Dalam Rumah Budidaya tanaman Porang juga dilakukan oleh masyarakat di sela-sela
hutan jati yang diwenangi Perum Perhutani Unit II Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Madiun, Jawa Timur
(Jatim). Pengakuan itu disampaikan Suyatno, Ketua Masyarakat Pengelola Sumberdaya Hutan (MPSDH)
Wono Lestari yang masuk dalam Resor Pemangku Hutan (RPH) Panggung, Bagian Kesatuan Pemangkuan
Hutan (BKPH) Dagangan, Kabupaten Madiun, Kamis, saat kunjungan lapangan sejumlah wartawan yang
difasilitasi "The Global Forest and Trade Work" (GFTN) WWF Indonesia. Dalam pertemuan di tengah
hutan yang masuk dalam KPH Madiun itu, mewakili 80 lebih petani di sekitar hutan jati yang
membudidayakan tanaman Porang, ia menjelaskan bahwa dengan kerja sama dalam bentuk program
PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), kini warga di sekitar hutan mulai merasakan
peningkatan kesejahteraan. MPSDH Wono Lestari, katanya, mendapat hak pengelolaan seluas 112
hektare (ha) lahan disela-sela hutan jati di KPH Madiun, yang dimanfaatkan untuk menanam Porang,
yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Harga Jual Porang di Pasaran "Harga Porang bisa mencapai
Rp2.500 untuk satu umbi dengan berat 4 kilogram," katanya dan menambahkan bahwa dalam hitungan
normal 100 pohon Porang bisa menghasilkan Rp1 juta. Untuk luasan 1 hektare, kata dia, bisa ditanam
sebanyak 6.000 bibit, sehingga bisa menghasilkan 24 ton/hektare, yakni dengan penghitungan 6.000
dikalikan 4 kilogram. "Dengan demikian, maka dalam hitungan kasar, jika satu hektare bisa
menghasilkan 24 ton, dan dikalikan dengan harga Rp2.500/kilogram, kurang lebih bisa menghasilkan
Rp60 juta," katanya.

Baca selengkapnya di artikel "Mengenal Tanaman Porang: Manfaat, Harga, Budidaya, & Nilai Bisnis",
https://tirto.id/ekCF

Anda mungkin juga menyukai