"Budi daya umbi porang ini cukup berpotensi bagi masyarakat di Desa
Hegarmanah, selain membuka usaha baru juga menghindari konflik
penyerobotan lahan hutan di wilayah tersebut," kata Juanda, Ketua Tim
Mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Pengabdian Masyarakat, IPB, di
Bogor, Kamis (15/8/2013).
Dikatakannya, umbi porang sebagai salah satu kultivar atau tanaman yang cocok
untuk Desa Hegarmanah yang merupakan desa yang berbatasan langsung
dengan HPGW. "Kebanyakan masyarakat di sana bekerja sebagai petani, namun
tidak memiliki lahan," katanya.
Dari hasil penelitian Tim PKM IPB, lanjut Juanda, pihaknya melihat Umbi Porang
memiliki potensi dan syarat tumbuh yang sesuai dengan kondisi biofisik di
wilayah sekitar HPGW.
Hal ini dikarenakan Umbi Porang adalah umbi jenis salah satu tanaman yang
dapat ditanam di bawah naungan. "Selain itu, pemeliharaan umbi porang ini
tidak perlu dilakukan secara intensif," ujarnya.
Lebih lanjut Juanda menjelaskan, permintaan pasar terhadap umbi porang saat
ini cukup tinggi. Banyak negara seperti Jepang, Taiwan, dan Korea yang
mengolah umbi ini menjadi sumber makanan.
Negara-negara tersebut, lanjut dia, mengimpor umbi ini salah satunya dari
Indonesia. Sayangnya, penyedia umbi porang di Indonesia masih terbatas.
Menurut Juanda, peluang ini dapat dimanfaatkan warga Desa Hegarmanah
dengan membudidayakan umbi porang di lahan-lahannya yang terlantar.
Setelah panen, lanjutnya, umbi ini akan diterima distributor yang berada di Desa
Klangon, Saradan Jawa Timur. Distributor di Desa Klangon tersebut akan
mengumpulkan porang yang telah dijadikan "chips" dan kemudian dikirim ke
pabrik pengolahan tepung porang di Mojokerto yang kemudian tepung tersebut
diekspor ke China, Korea dan Jepang.
Menurut Juanda, peluang pasar porang sangat besar, baik untuk pasar dalam
negeri maupun pasar luar negeri. Untuk pangsa pasar dalam negeri, umbi
digunakan sebagai bahan pembuat mie yang dipasarkan di swalayan, serta
untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik sebagai bahan dasar.
Sementara itu, untuk pangsa pasar luar negeri, masih sangat terbuka terutama
untuk tujuan Jepang, Taiwan, Korea dan beberapa negara Eropa.
"Penurunan nilai ekspor komoditas porang, bukan karena permintaan pasar yang
menurun, tetapi keterbatasan bahan baku olahan. Selama ini pasokan hanya
dipenuhi dari pedagang kecil yang mengumpulkan umbi yang tumbuh liar di
hutan atau di sekitar perkebunan dan lama kelamaan akan habis jika tidak
diupayakan penanamannya," katanya.
Juanda mengatakan, umbi porang laku dijual, saat ini harganya menembus Rp
2.500 per kg basah atau baru petik. Umbi porang kering atau "chips porang"
dihargai lebih mahal lagi, yakni Rp 20.000 per kg.
Masih ada yang lebih mahal yakni tepung porang. Namun, sangat disayangkan
kemampuan masyarakat belum sampai ke sana sehingga teknologi pembuatan
tepung masih dikuasai pabrik besar.
Sampai saat ini saya cukup bisa memahami kenapa begitu sulit mengajak
teman, saudara atau kenalan, apalagi yang tidak kenal - untuk beramai-ramai
membudidayakan Porang di kebun mereka yang menganggur karena tidak bisa
ditanami dengan tanaman palawija atau tanaman pangan yang membutuhkan
sinar matahari langsung.
Ada lagi alasan yang menyebabkan pemaparan saya mengenai potensi ekonomis
porang kurang mereka minati (mungkin loh), adalah mereka menganggap suweg
sama dengan Porang. Jadi mereka pikir tidak masuk akal jika makanan desa
tersebut bisa laku dijual mahal.
Satu lagi alasan keengganan menanam Porang adalah, umbi tanaman ini tidak
bisa langsung dikonsumsi, sementara jika dibandingkan dengan suweg, dengan
sekedar direbus saja sudah bisa dimakan sebagai pengganti nasi.
karena titik pertumbuhan bulbil lebih banyak lagi, pada pangkal daun yang
bercabang menyebar di banyak tempat.
2. Keduanya memiliki batang yang sama, berwarna hijau cerah dengan totoltotol putih. Tapi tunggu dulu, cobalah meraba batang tersebut dengan seksama.
Tidak akan terlalu lama untuk memastikan bahwa salah satunya bertekstur
kasar, sedang yang lainnya halus mulus. Batang yang halus inilah yang
merupakan batang tanaman Porang, tidak akan salah.
3. Ketika umbi sudah dipanen, lihatlah kondisi fisik luarnya. Jika umbi memiliki
titik-titik percabangan umbi, seperti terlihat berupa benjolan ke samping, maka
pastilah itu umbi suweg, karena umbi porang berupa umbi tunggal. Lalu irislah
sedikit umbinya, semakin terlihat dengan jelas perbedaan umbinya. Karena umbi
suweg berwarna putih kadang cenderung berwarna ungu atau merah jambu,
sedangkan umbi porang kuning cerah (ingat bendera partai Golkar? tidak akan
salah lagi, warnanya seperti itu). Tetapi akan ada sedikit masalah jika anda
menemui umbi berwarna kuning cerah, tetapi ada benjolan titik tumbuh, di
beberapa daerah menamai umbi semacam itu dengan nama walur, dan bisa
dipastikan itu bukan porang, karena serat umbinya kasar, sedangkan porang
serat umbinya halus nyaris tak terlihat, hanya berupa titik-titik saja.
Penanaman umbi porang di lahan milik Perum Perhutani ini merupakan proses
tumpangsari yang diharapkan BUMN untuk dapat menanggulangi kemiskinan
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi Perum Perhutani, pembinaan
kepada petani umbi porang sangat membantu keamanan hutan. Para petani
tidak mencuri kayu, tetapi memanfaatkan lahan tumpangsari.
Tanaman yang satu ini sekarang telah menjadi tanaman yang banyak dicari oleh
industri makanan khususnya yang bergerak dibidang industri hidrocolloid, dulu
tanaman ini di nggp sebgai tanaman yang tidak ada gunanya, tumbuh dikebun
bahkan di Jawa khususnya Jawa Tengah tanaman ini di sebut sebagai tanaman
makanan ular. Saat ini ceritanya lain, Porang banyak di cari dan dibudidayakan
karena mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hasil olahan Porang (ilesiles) adalah tepung konjac yang sangat berguna untuk beberapa industri di
antranya industri pembuatan jelly, kulit kapsul, perekat dalam pembuatan kertas
dn lain-lain
Umbi porang atau suku jawa menyebutnya : iles-iles, walaupun istilah ini tidak
tepat, mengandung bahan/senyawa yang mahal harganya yaitu: Glucomannan.
Glukomannan adalah polisakarida hidrokoloid yang terdiri dari residu D-glucose
dan D-mannose. Membeli porang/konjac sama dengan membeli viskositas. Mutu
Porang/Konjac Indonesia yang dicari adalah: > 60.000 cps. Jepang, taiwan,
Hongkong, USA memerlukan porang sebagai makanan kesehatan. Karena
sebagai polisakarida, atau bahasa orang AWAM (PATI). glukomannan ini
mengandung rendah kalori yakni: sekitar 3 Kkal/100 g bahan.
Standar Mutu porang/Konjac dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Standar Mutu Tepung Porang
Parameter
Persyaratan
Kadar Air
Kadar glukomannan
Kadar Abu
Kadar Sulfit
Kadar Timah
Kadar Arsenik
Kalori
Viskositas (Konsentrasi tepung 1%)
PH (pada konsentrasi tepung 1%)
Kenampakan
Ukuran Partikel
10.0 ****
>88% *
4% ***
<0.03 % *
<0.003 %*
<0.001 % *
3 Kcal/100 g **
>35.000 mpas *
7*
Putih *
90 mesh ****
* Anonymous (2005a)
** Johnson (2005)
*** Anonymous (2006 b )
**** Peiying et al., (2002)
Namun hasil riset Putri Ayu Eri K dan Simon B.Widjanarko. (2007) menunjukkan :
komposisi porang adalah:
. Komposisi Kimia Bahan Baku Penelitian (2007)
Parameter
Umbi Porang Segar
Tepung Porang Kasar
% b.b
%b.k
%b.b
% b.k
Kadar Air
82.330
0
9.4
0
Kadar Abu
1.003
5.676
5.523
6.096
Kadar Pati
4.23
23.938
21.826
24.091
Kadar Protein
0.870
4.924
4.576
4.955
Kadar Lemak
0.017
0.096
0.074
0.082
Kadar Serat Kasar
2.040
11.545
11.790
11.618
Kadar Glukomannnan
6.420
36.333
37.270
41.137
Kadar Ca-oksalat
1.020
5.772
5.650
6.236
kelemahan porang produksi Masyarakat Pengelola Sumber Daya Hutan (MPSDH)
DI JAWA TIMUR, apabila diolah menjadi tepung masih gatal dan sama sekali
tidak bisa diolah menjadi produk pangan. Kecuali chip porang disetor ke pabrik
pengolahan chip porang di Kertosono, Mojosari, Pasuruan dll. Tantangan peneliti
porang Jur. THP FTP UB (Simon B Widjanrko dkk) membuat pabrik porang sendiri
di lokasi MPSDH- MPSDH di Jawa Timur. Semoga dalam waktu tidak terlalu lama,
petani porang di MPSDH di madiun dapat berdiri pabrik tepung porang dan bisa
dihasilkan berbagai pangan sehat dan murah dari bahan baku lokal bumi peritiwi
ini. Any suggestions?
"Pihak HPGW telah mengatasi masalah ini dengan menyewakan lahan miliknya
untuk ditanami tanaman bawah tegakan (kapulaga, kopi, dan pisang). Namun
usaha masyarakat ini kurang memberikan hasil panen yang produktif, ujar
Juanda, seperti dinukil dari siaran pers yang diterima Okezone, Rabu (14/8/2013).
Dia menjelaskan, umbi porang memiliki potensi dan syarat tumbuh sesuai
dengan kondisi biofisik di sekitar HPGW. Sebab, umbi jenis ini dapat ditanam di
bawah naungan serta tidak membutuhkan pemeliharaan yang intensif.
Apalagi, kata Juanda, permintaan pasar umbi porang saat ini cukup tinggi
mengingat banyak negara, seperti Jepang, Taiwan, dan Korea yang mengolah
umbi ini menjadi sumber makanan. Sebagai salah satu negara penyedia umbi
porang, komoditi tanaman tersebut di Indonesia masih terbatas.
Melalui PKM itu, Juanda dan kawan-kawan pun melakukan penyuluhan budidaya
umbi porang kepada masyarakat Desa Hegarmanah. Penyuluhan yang diberikan
Setelah panen, umbi ini akan diterima distributor yang berada di Desa Klangon,
Saradan Jawa Timur. Distributor di Desa Klangon tersebut akan mengumpulkan
porang yang telah dijadikan chips (keripik) dan kemudian dikirim ke pabrik
pengolahan tepung porang di Mojokerto yang kemudian diekspor ke China,
Korea, dan Jepang.
Saat ini, harga umbi porang basah atau baru petik dijual dengan harga Rp2.500
per kilogram. Sementara umbi porang kering atau chips porang bisa menembus
harga Rp20 ribu per kilogram. Apalagi jika umbi porang telah diubah berbentuk
tepung, harga jualnya bisa jauh lebih mahal. Sayangnya, kemampuan
masyarakat Desa Hegarmanah belum sampai ke sana sehingga teknologi
pembuatan tepung masih dikuasai pabrik besar.
hidup di antara tegakan pohon hutan seperti misalnya Jati dan Pohon Sono.
Porang di daerah Jawa dikenal dengan nama suweg. Termasuk tumbuhan semak
(herba) yang memiliki tinggi 100 150 cm dengan umbi yang berada di dalam
tanah. Batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belangbelang (totol-totol) putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang
sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun.
Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil/ katak berwarna coklat
kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman Porang. Tinggi
tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan
tanah. Umbi inilah yang akan dipungut hasilnya karena memiliki zat glucomanan.
Tanaman tersebut kini mempunyai prospek yang menjanjikan karena memiliki
nilai ekonomi yang bisa dibudidayakan. Selain itu, Porang banyak sekali
terutama untuk industri dan kesehatan, hal ini terutama karena kandungan zat
Glucomanan yang ada di dalamnya. Beberapa manfaat umbi porang yang
lainnya antara lain: Bahan lem, Mie, Tahu, Felem, Perekat tablet, Pembungkus
kapsul hingga Penguat kertas
Perkembangbiakan tanaman Porang dapat dilakukan dengan cara generatif
maupun vegetatif. Secara umum perkembangbiakan tanaman Porang dapat
dilakukan melalui berbagai cara.
Perkembangbiakan dengan Katak (buah di atas daun) misalnya Dalam 1 kg Katak
berisi sekitar 100 butir katak. Katak ini pada masa panen dikumpulkan kemudian
disimpan sehingga bila memasuki musim hujan bisa langsung ditanam pada
lahan yang telah disiapkan.
Ada juga perkembangbiakan dengan Biji/Buah. Tanaman Porang pada setiap
kurun waktu empat tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi
buah atau biji. Dalam satu tongkol buah bisa menghasilkan biji sampai 250 butir
yang dapat digunakan sebagai bibit Porang dengan cara disemaikan terlebih
dahulu.
Terakhir, perkembangbiakan dengan Umbi. Dengan umbi yang kecil, ini diperoleh
dari hasil pengurangan tanaman yang sudah terlalu rapat sehingga perlu untuk
dikurangi. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya dimanfaatkan
sebagai bibit.
Dengan umbi yang besar, ini dilakukan dengan cara umbi yang besar tersebut
dipecah-pecah sesuai dengan selera selanjutnya ditanam pada lahan yang telah
disiapkan.
Syarat Tumbuh
Tanaman Porang pada umumnya dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja,
namun demikian agar usaha budidaya tanaman Porang dapat berhasil dengan
baik perlu diketahui hal-hal yang merupakan syarat-syarat tumbuh tanaman
Porang, terutama yang menyangkut iklim dan keadaan tanahnya.
Tanah yang digali untuk ditanami, menyebabkan tanah kaya oksigen dan
membuatnya menjadi gembur. Pupuk yang diberikan untuk porang, secara tidak
sengaja sebagian akan ikut terserap oleh perakaran tanaman tegakan,
sehingga baik porang maupun tanaman tegakannya akan memperoleh manfaat
dari pupuk tersebut. Penyiangan rumput di sekitar tanaman porang tentu saja
akan menghilangkan gangguan mengurangi perebutan unsur hara antara
tanaman utama dengan penganggu. Jadilah, pola penanaman tumpangsari
porang di bawah tanaman tegakan akan bekerja simbiosis mutualisme antara
pemilik lahan dengan petani porang, layaknya kerbau dengan burung jalak.
Di Bawah Jati
Tanaman kayu pohon Jati di panen dalam waktu yang lama yaitu lebih dari 15
tahun.Perum Perhutani memberi peluang kepada masyarakat untuk menanam
tanaman sela Porang diantara tegakan kayu karena ada simbiose yang saling
menguntungkan bagi tanaman.
Tanaman Porang memerlukan keteduhan dibawah pepohonan, sedangkan pohon
Jati akan berkembang lebih baik karena adanya tanaman dibawahnya yang di
pupuk dan di bumbun sehingga memudahkan proses penyerapan unsur hara
bagi pohon Jati.
Pada tahun 2007 petani porang di desa hutan Jati Plangon, Madiun berhasil
mengumpulkan sampai 5.300 ton glondong basah dari kawasan hutan jati di
sekitar permukiman mereka.
Produksi porang masih sekitar 3-5 ton/Ha umbi basah. Ada 5 industri yang
mengolah porang menjadi chip atau keripik porang dan tepung porang.
Diantaranya CV. Agro Alam Raya, PT ALGALINDO, PT AMBIKO dll. Kebutuhan ke- 5
industri porang tsb diperkirakan sekitar 4.400 ton chip/tahun.
Potensi porang dalam bentuk umbi yang dihasilkan oleh hutan-2 di Jawa Timur
baru sekitar 3.000 5.000 ton umbi basah dan dengan rendemen 20%, maka
produksi chip masih sekitar 600 Kg 1.000 ton chip. Sedang kebutuhan industry
sedemikian besar. Oleh sebab itu perluasan tanaman porang sangat diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan industry sekitar 3.400 ton chip.
Harga umbi saat ini (2009) di hutan- hutan Jawa Timur mencapai Rp. 2.900/Kg.
Sedang harga chip sudah Rp. 19.000/kg. Sehingga prospek pengembangan budi
daya porang di Jawa Timur sangat menjanjikan.ins
ANALISA FINANSIAL USAHA
1. Biaya yang dibutuhkan :
Persiapan lahan per Ha untuk jumlah bibit 2.000 biji sebesar Rp. 500.000,2. Biaya bibit : 2.000 biji Rp. 500,- =Rp. 1.000.000,-/Ha
Porang
Tanaman Porang adalah tanaman daerah tropis yang termasuk family iles-iles.
Tanaman ini mempunyai umbi yang kandungan Glucomanannya cukup tinggi.
Tanaman Porang merupakan tumbuhan herba dan menchun. Mempunyai batang
tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol)
putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan
memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang
akan tumbuh bintil/katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat
perkembangbiakan tanaman Porang. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter
sangat tergantung umur dan kesuburan tanah. Di Indonesia tanaman Porang
dikenal dengan banyak nama tergantung pada daerah asalnya. Misalnya disebut
acung atau acoan oray (Sunda), Kajrong (Nganjuk) dan lain-lain. Banyak jenis
tanaman yang sangat mirip dengan Porang yaitu diantaranya: Suweg, Iles-iles
dan Walur. Perbedaan Porang dengan Suweg antara lain adalah sebagai berikut :
1. Keduanya memiliki daun yang 100% sama. Bentuk menjari, pangkal daun 3,
kadang daun berwarna hijau cenderung gelap, kadang juga hijau cerah. Tetapi
daun porang masih bisa kita kenali dengan melihat titik pangkal daunnya, pada
tempat itu akan terlihat bulatan kecil berwarna hija cerah hingga coklat sebagai
bakal tumbuhnya bulbil, titik tersebut mulai terlihat sejak tanaman berusia
kurang lebih 2 bulan. Titik bulbil tersebut sangat kentara, jadi tidak perlu
khawatir salah. Lebih jelas lagi pada tanaman dengan usia lebih dari satu tahun,
karena titik pertumbuhan bulbil lebih banyak lagi, pada pangkal daun yang
bercabang menyebar di banyak tempat.
2. Keduanya memiliki batang yang sama, berwarna hijau cerah dengan totoltotol putih. Tapi tunggu dulu, cobalah meraba batang tersebut dengan seksama.
Tidak akan terlalu lama untuk memastikan bahwa salah satunya bertekstur
kasar, sedang yang lainnya halus mulus. Batang yang halus inilah yang
merupakan batang tanaman Porang, tidak akan salah.
3. Ketika umbi sudah dipanen, lihatlah kondisi fisik luarnya. Jika umbi memiliki
titik-titik percabangan umbi, seperti terlihat berupa benjolan ke samping, maka
pastilah itu umbi suweg, karena umbi porang berupa umbi tunggal. Lalu irislah
sedikit umbinya, semakin terlihat dengan jelas perbedaan umbinya. Karena umbi
suweg berwarna putih kadang cenderung berwarna ungu atau merah jambu,
sedangkan umbi porang kuning cerah (ingat bendera partai Golkar? tidak akan
salah lagi, warnanya seperti itu). Tetapi akan ada sedikit masalah jika anda
menemui umbi berwarna kuning cerah, tetapi ada benjolan titik tumbuh, di
beberapa daerah menamai umbi semacam itu dengan nama walur, dan bisa
dipastikan itu bukan porang, karena serat umbinya kasar, sedangkan porang
serat umbinya halus nyaris tak terlihat, hanya berupa titik-titik saja.
B. MORFOLOGI PORANG
1. Daun
Porang mempunyai bentuk daun menjari, pangkal daun 3, kadang daun
berwarna hijau cenderung gelap, kadang juga hijau cerah. Daun porang
mempunyai titik pangkal daun, pada tempat itu akan terlihat bulatan kecil
berwarna hijau cerah hingga coklat sebagai bakal tumbuhnya bulbil, titik
tersebut mulai terlihat sejak tanaman berusia kurang lebih 2 bulan. Titik bulbil
tersebut sangat kentara, jadi tidak perlu khawatir salah. Lebih jelas lagi pada
tanaman dengan usia lebih dari satu tahun, karena titik pertumbuhan bulbil lebih
banyak lagi, pada pangkal daun yang bercabang menyebar di banyak tempat.
2. Batang
C. SYARAT TUMBUH
Tanaman Porang pada umumnya dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja,
namun demikian agar usaha budidaya tanaman Porang dapat berhasil dengan
baik perlu diketahui hal-hal yang merupakan syarat-syarat tumbuh tanaman
Porang, terutama yang menyangkut iklim dan keadaan tanahnya. Syarat tumbuh
tanaman Porang diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Keadaan Iklim
Tanaman Porang mempunyai sifat khusus yaitu mempunyai toleransi yang
sangat tinggi terhadap naungan atau tempat teduh (tahan tempat teduh).
Tanaman Porang membutuhkan cahaya maksimum hanya sampai 40%. Tanaman
Porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 700 M dpl. Namun yang paling bagus
pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 - 600 M dpl.
2. Keadaan Tanah
Untuk hasil yang baik, tanaman Porang menghendaki tanah yang gembur/subur
serta tidak becek (tergenang air). Derajat keasaman tanah yang ideal adalah
antara PH 6 - 7 serta pada kondisi jenis tanah apa saja. Tanah yang digali untuk
ditanami, menyebabkan tanah kaya oksigen dan membuatnya menjadi gembur.
Pupuk yang diberikan untuk porang, secara tidak sengaja sebagian akan ikut
terserap oleh perakaran tanaman tegakan, sehingga baik porang maupun
tanaman tegakannya akan memperoleh manfaat dari pupuk tersebut.
Penyiangan rumput di sekitar tanaman porang tentu saja akan menghilangkan
gangguan mengurangi perebutan unsur hara antara tanaman utama dengan
penganggu. Jadilah, pola penanaman tumpangsari porang di bawah tanaman
tegakan akan bekerja simbiosis mutualisme antara pemilik lahan dengan petani
porang, layaknya kerbau dengan burung jalak. Porang yang dibudidayakan di
hutan rakyat atau lahan perorangan, disarankan untuk ditanam dalam galian
dengan ukuran tertentu, diberikan pupuk terutama pupuk kandang dengan
komposisi tertentu dan diperlukan sesekali penyiangan terhadap rumput gulma.
3. Kondisi Lingkungan
Budidaya porang memerlukan tanaman keras sebagai tegakan yang melindungi
porang dari sinar matahari langsung. Sebenarnya, kerapatan pohon atau
keteduhan daun lahan yang akan ditanami tidak harus terlalu rapat dan
keteduhan yang diberikanpun hanya minimal sekali, yang penting, pada saat
matahari terik bersinar di tengah hari, daun porang bisa terlindung dari sinarnya.
Karena jika tidak, daun akan layu dan tanaman tidak akan tumbuh optimal,
bahkan mati. Naungan yang ideal untuk tanaman Porang adalah jenis Jati,
Mahoni Sono, dan lain-lain, yang pokok ada naungan serta terhindar dari
kebakaran. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% sehingga semakin rapat
semakin baik.
E. KANDUNGAN PORANG
Umbi porang atau suku jawa menyebutnya : iles-iles, walaupun istilah ini tidak
tepat, mengandung bahan/senyawa yang mahal harganya yaitu: Glucomannan.
Glukomannan adalah polisakarida hidrokoloid yang terdiri dari residu D-glucose
dan D-mannose. Membeli porang/konjac sama dengan membeli viskositas. Mutu
Porang/Konjac Indonesia yang dicari adalah: > 60.000 cps. Jepang, taiwan,
Hongkong, USA memerlukan porang sebagai makanan kesehatan. Karena
sebagai polisakarida, atau bahasa orang AWAM (PATI). glukomannan ini
mengandung rendah kalori yakni: sekitar 3 Kkal/100 g bahan.
F. Manfaat Porang
Manfaat Porang banyak sekali terutama untuk industri dan kesehatan, hal ini
terutama karena kandungan zat Glucomanan yang ada di dalamnya. Adapun
manfaat unbi Porang adalah sebagai berikut:
1. Bahan lem
2. Jeli
3. Mie
4. Conyaku/tahu
5. Felem
6. Perekat tablet
7. Pembungkus kapsul
8. Penguat kertas
G. Pemasaran
Pasar umbi Porang mencakup pasar luar negeri dan dalam negeri.
1. Untuk pangsa pasar dalam negeri; umbi Porang digunakan sebagai bahan mie
yang dipasarkan di swalayan, serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik
sebagai bahan dasar.
2. Untuk pangsa pasar luar negeri; masih sangat terbuka yaitu terutama untuk
tujuan Jepang, Taiwan, Korea dan beberapa negara Eropa.
Tanaman porang itu sendiri dapat dipanen setelah berumur 3 tahun (3 kali
pertumbuhan). Dalam setiap pohon dapat memanen hasil sebanyak 2 Kg umbi,
dan dalam setiap hektarnya dapat diperoleh 12 ton atau sekitar 1,5 ton kering.
Panen Iles-iles
Umbi inilah yang akan dipungut hasilnya karena memiliki kandungan
glukomannan (tepung umbinya). Tumbuhan ini hidup di bawah naungan dan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan alternatif di musim paceklik.
Kripik Iles-iles
Bahan makanan yang berasal dari porang atau iles-iles ini banyak disukai oleh
masyarakat Jepang berupa mie atau konyaku
Konyaku
Tepung suweg dapat dipakai sebagai pangan fungsional yang bermanfaat untuk
menekan peningkatkan kadar glukosa darah sekaligus mengurangi kadar
kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan
memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik.
Suweg sebagai serat pangan dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan
pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar,
divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan
kencing manis
Sumber:
http://infoguano.blogspot.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Iles-iles
http://www.tripmondo.com
http://homepage1.nifty.com/oomaguro/inakagurasi0610.htm
hphajatim.blogspot.com
indonetwork.co.id
Didah Nur Faridah,dkk.Pangan Fungsional Dari Umbi Suweg dan Garut: Kajian
Daya Hipokolesterolemik Dan Indeks Glisemiknya. 2007. Bogor.Dept. IPT FATETA, SEAFAST CENTER IPB.
Diposkan oleh Sabarudin Achmad Orang Ngimbang di 19.00