Tindakan keperawatan :
1) Instruksikan dan atau awasi latihan pernafasan. Kaji status pernafasan tiap 2
jam meliputi respiratory rate, penggunaan otot bantu nafas, warna kulit
R / meningkatkan pernafasan diafragma yang tepat, ekspansi paru dan
perbaikan mobilitas dinding dada. Sebagai data fokus untuk menentukan
perkembangan keadaan pasien.
2) Lakukan suction jika terdapat sekret di jalan nafas
R / membantu pengeluaran sekeret sehingga jalan nafas menjadi bebas.
3) Lakukan postural drainase
R / membantu memobilisasi sekret sehingga sekeret terakumulasi dan
mempermudah pengeluaran.
4) Gunakan teknik bermain untuk latihan pernafasan pada anak kecil seperti
meniup gasing atau bola – bola kertas di atas meja
R / memperpanjang waktu ekspirasi dan meningkatkan tekanan ekspirasi.
5) Saat di rumah anjurkan anak untuk berenang
R / anak akan menghirup udara yang tersaturasi dengan kelembaban dan
berekshalasi di bawah air dapat memperpanjang ekspirasi dan meningkatkan
tekanan ekspirasi akhir.
6) Ajari keluarga untuk melakukan perkusi dan drainase postural dan untuk
menganjurkan batuk bila diindikasikan.
R / membantu memandirikan keluarga sehingga dapat memberikan intervensi
yang optimal selama perawatan di rumah.
7) Kolaborasi dalam pemberinan obat pengencer dahak ( mukolitik dan
ekspektoran)
R / membantu memperlancar pengeluaran dahak / sekret sehingga jalan nafas
kembali normal
8) Kolaborasi dengan fisiotherapist untuk melakukan fisiotherapi dada
R / membantu pengeluaran sekret jika anak tidak mampu mengeluarkan
sekret sendiri
e. Hypertermi berhubungan dengan proses inflamasi ditandai dengan suhu tubuh >
38 ° C, kulit kemerahan, kulit teraba panas, pasien berkeringat
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .....x.... jam
diharapkan suhu tubuh kembali normal dengan kriteria hasil :
1) Suhu tubuh 36,5 – 370 C
2) Kulit teraba hangat
3) Kulit tidak kemerahan
Tindakan keperawatan :
1) Observasi ada tidaknya peningkatan suhu tubuh
R / menentukan data dasar / sebagai data fokus untuk menentukan
perkembangan kondisi klien.
2) Berikan kompres hangat di daerah ketiak, paha, perut, leher
R / membantu meningkatkan vaso dilatasi pembuluh darah sehingga sehingga
mempercepat proses penguapan / evaporasi.
3) Berikan klien minum yang banyak sesuai dengan kebutuhan cairan dalam
tubuh
R / memenuhi kehilangan cairan akibat peningkatan suhu tubuh dan
membantu proses penguapan.
4) Anjurkan keluarga untuk mengenakan klien baju yang longgar dan menyerap
keringat
R / membantu memberiakn kenyamanan klien dan mempercepat evaporasi
4. Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan, menurut Effendi, (2009). Jenis tindakan pada
implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan atau kolaborasi,
dan tindakan rujukan atau ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan
disesuaikan dengan rencana tindakan keperawan. Pada situasi nyata sering
implementasi jauh berbeda dengan rencana. Hal ini terjadi karena parawat belun
terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
Yang biasa adalah rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu
yang dilaksanakan.
Pelaksanaan (implementasi) adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik, menurut Lyer, (2010). Tahap pelaksanaan dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien.
5. Evaluasi Keperawatan
a. Diagnosa 1
1) Suara nafas bersih tidak ada ronkhi atau rales, wheezing
2) Sekret di jalan nafas bersih
3) Cuping hidung tidak ada
b. Diagnosa 2
1) Suara nafas paru bersih dan
sama pada kedua sisi
2) Suhu tubuh dalam batas 36,5
– 37,20C
3) Laju nafas dalam rentang
normal
4) Tidak terdapat batuk,
cyanosisi, haluaran hidung, retraksi dan diaporesis
c. Diagnosa 3
1) Akral hangat
2) Tidak ada tanda sianosis
3) Tidak ada hipoksia jaringan
4) Saturasi oksigen perifer 90%
d. Diagnosa 4
1) Klien tidak mengalami mual dan muntah
2) Nafsu makan kembali normal
e. Diagnosa 5
1) Suhu tubuh 36,5 – 370 C
2) Kulit teraba hangat
3) Kulit tidak kemerahan
f. Diagnosa 6
1) TTV dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50C, RR : < 40 x/mnt )
g. Diagnosa 7
1) TTV dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50C, RR : < 40 x/mnt )
2) Turgor elastik, membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong
h. Diagnosa 8
1) Keluarga sudah tidak sering bertanya kepada petugas
2) Orang tua mau terlibat secara aktif dalam merawat anaknya.
i. Diagnosa 9
1) Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
2) Pola tidur dalam batas normal
3) Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
DAFTAR PUSTAKA
Betz & Sowden.2012. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC
Doengoes.2012. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. Jakarta : EGC
NANDA International. 2013. Nursing Diagnoses : Definitions & Classifications 2012-
2014. Jakarta : EGC
Ngastiyah.2007. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Soetjiningsih. 2009. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC
Staf Pengajar FKUI. 2011. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta: Infomedika
Suriadi, Yuliani.2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Suryanah.2010. Keperawatan Anak. Jakarta : EGC
Wong and Whaley.2008. Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia