Anda di halaman 1dari 4

Gerakan Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf

Muhammadiyah
Oleh : Miftahulhaq

A. Ajaran K.H. Ahmad Dahlan


 Q.S. At-Taubah ayat 34-35:
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar
dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar
memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-
halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa
yang pedih; Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka
Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang
kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan itu."
 Q.S. Al-Ma’un ayat 1 – 7:
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?; Itulah orang
yang menghardik anak yatim; dan tidak menganjurkan memberi Makan
orang miskin; Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat; (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya; orang-orang yang berbuat
riya/pamer; dan enggan (menolong dengan) barang berguna”

B. Sumber Keuangan dan Kekayaan Muhammadiyah


Keuangan dan kekayaan Muhammadiyah adalah semua harta benda
yang diperoleh dari sumber yang sah dan halal serta digunakan untuk
kepentingan pelaksanaan amal usaha, program, dan kegiatan
Muhammadiyah
Keuangan dan kekayaan Muhammadiyah diperoleh dari:
1. Uang pangkal, iuran, dan bantuan.
2. Hasil hak milik Muhammadiyah.
3. Zakat, infaq, shadaqah, wakaf, wasiat, dan hibah.
4. Usaha-usaha perekonomian Muhammadiyah.
5. Sumber-sumber lain.
C. Harta dalam Islam
 Al-Qur’an menyebut kata al-mal (harta) tidak kurang dari 86 kali.
Penyebutan berulang-ulang terhadap sesuatu di dalam al-Qur’an
menunjukkan adanya perhatian khusus dan penting terhadap sesuatu itu.
 Harta merupakan bagian penting dari kehidupan yang tidak dipisahkan
dan selalu diupayakan oleh manusia dalam kehidupannya terutama di
dalam Islam.
 Al-Qur’an memandang harta sebagai sarana bagi manusia untuk
mendekatkan diri kepada Khaliq-Nya, bukan tujuan utama yang dicari
dalam kehidupan.
 Dengan keberadaan harta, manusia diharapkan memiliki sikap derma
yang memperkokoh sifat kemanusiannya.
 Jika sikap derma ini berkembang, maka akan mengantarkan manusia
kepada derajat yang mulia, baik di sisi Tuhan maupun terhadap sesama
manusia.

D. Makna Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf


 Zakat dalam istilah fiqh adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
Allah untuk diserahkan kepada golongan yang berhak menerimanya.
Maksud kata “tertentu” adalah harta yang diwajibkan Allah untuk
dizakatkan itu sudah tertentu jenisnya, tertentu jumlahnya dan tertentu
batas waktunya.
 Infaq adalah pemberian yang bersifat sunah, tapi kadang dimaknai zakat
yang wajib. Infaq yang wajib adalah zakat, infaq yang sunnah adalah
shadaqah.
 Shadaqah adalah pemberian yang bersifat sunah, tapi kadang dimaknai
zakat. Shadaqah dapat berupa materi ataupun immateri.
 Sayid Sabiq (Fiqh al-Sunnah); Wakaf ialah menahan harta dan
memberikan manfaatnya pada jalan Allah.
 Abu Yusuf dan Muhammad bin Hassan (Madzhab Hanafiyah); Wakaf
ialah menahan ‘ain mawquf (benda) sebagai milik Allah atau pada
hukum milik Allah dan mensedekahkan manfaatnya ke arah kebajikan
dari awal/hulu hingga akhirnya (kekal).
 Zakat yang diwajibkan untuk harta yang memenuhi syarat-syarat
tertentu; WAKAF lebih bersifat pelengkap (complement).
 Apa yang disumbangkan melalui zakat adalah tidak kekal dimana
sumbangannya akan digunakan dalam bentuk sekali pakai, sedangkan
harta wakaf adalah berbentuk produktif yaitu kekal dan boleh
dimanfaatkan dalam pelbagai bentuk untuk faedah masa depan.

E. Pengelolaan Wakaf dan ZIS (Zakat, Infaq, Shadaqah)


 Pengelolaan wakaf di Muhammadiyah dilakukan oleh Majelis Wakaf
dan Kehartabendaan.
 Majelis ini bertanggungjawab untuk mendata, menjaga,
mengoptimalkan pemanfaatan dari wakaf yang dimiliki oleh
Muhammadiyah.
 Proses pemanfaatan wakaf, terutama tanah, dilakukan oleh Majelis yang
terkait dibawah pengawasan Majelis Wakaf sehingga proses
penggunaannya sesuai dari permintaan si wakif (pemberi wakaf).
 Pengelolaan ZIS ini dilakukan oleh lembaga amil zakat infaq shodaqoh
Muhammadiyah (LAZISMU).
 Sebelum terbentuknya LAZISMU, pengelolaan zakat dilakukan secara
mandiri oleh masing-masing tingkatan pimpinan dari Ranting hingga
Pusat.
 LAZISMU berfungsi untuk mengkoordinirkan dan menjadi panitia
pengumpulan ZIS warga Muhammadiyah yang terpusat dan terkontrol
sehingga dapat mengetahui potensi ZIS Muhammadiyah.
 Proses distribusi dan pemanfaatan dana ZIS yang telah terkumpul di
LAZISMU dilakukan secara bersama dengan Majelis/Lembaga lain
yang ada di Muhammadiyah yang memiliki kegiatan secara langsung di
masyarakat, seperti pemberdayaan ekonomi, bea siswa sekolah,
penguatan mubaligh di pelosok daerah, pemberdayaan petani,
penganganan korban bencana, dan lain-lain.
 Contoh pengelolaan ZIS di Kendal, zakat mulai digerakkan sejak 1979
dan terus berkembang pesat hingga sekarang, melalui Bapelurzam
(Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal Muhammadiyah).
Muhammadiyah Kendal tahun 2012 mampu menghimpun zakat sebesar
Rp2,5 miliar. Jumlah wajib zakat atau muzakki mencapai 5.798 orang.
Dana yang berhasil dihimpun akan diberikan kepada yang berhak
menerima zakat yang terdiri atas fakir, miskin, amil, muallaf, riqab,
gharim, sabilillah, dan ibnu sabil, dengan tanpa melihat latar belakang
organisasi atau partai politik si mustahiq.

Anda mungkin juga menyukai