I. PREFORMULASI
1.1 Nama zat aktif : Clonidine Hydrochloride
Struktur : C9H9Cl2N3,HCl
1
pH : 4.0-5.0
(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)
Stabilitas Zat : Stabil di udara dan suhu kamar
(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)
2
B. Starch 1500
Rumus Kimia : (C6H10O5)n
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:691-694)
Pemerian : Serbuk halus, berwarna putih hingga
putih gelap, ukuran partikelnya sangat
kecil,
3
Stabilitas : Dapat disterilisasi dengan menggunakan
autoklaf dengan suhu 121°C selama 20 menit,
dengan etilen oksida atau dengan radiasi,
higroskopis.
(Sumber: Handbook of Pharmaceutival Exipient 6th Ed 2009, page: 691-694)
C. Colloidal Silicon Dioxide (Aerosil)
Rumus Kimia : SiO2
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Pemerian : Serbuk amorf (tidak berbentuk); ringan; meruah;
putih kebiru-biruan; tidak berbau; tidak berasa.
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Kegunaan : Glidant
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Alasan penambahan dalam formula : Karena
digunakan untuk dapat mengurangi gesekan antar
partikel serbuk/zat sehingga sifat alir nya menjadi
lebih baik.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan
asam, kecuali asam hidrofluorat; Larut dalam larutan
panas alkali hidroksida. Membentuk disperse koloidal
dalam air.
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
pH : 3,8-4,2
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Densitas : 0,029-0,042 g/cm3
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Stabilitas : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar
tanpa menjadi cair. Ketika digunakan dalam suatu
sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida
dapat meningkatkan viskositas. Harus disimpan dalam
wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.
4
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-18)
D. Glyceryl Palmito Stearate
Rumus Kimia : Octadecanoic acid, 2,3
dihydroxypropyl ester mixed with 3-
hydroxy-2-[(1-oxohexadecyl)-oxy] propyl
octadecanoate [8067-32-1]
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Pemerian : Serbuk berwarna putih, bau khas
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Kegunaan dalam Formula : Lubrikan
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Alasan penambahan Zat tambahan dalam
formula: Karena digunakan untuk mengurangi
gesekan antara permukaan tablet dengan
dinding die, selain itu juga untuk mencegah
penempelan tablet pada punch.
Kelarutan : Mudah larut dalam kloroform dan
diklorometan, praktis tidak larutdalam
etanol (95%), minyak mineral dan air.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
pH : <6
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Densitas :-
Aliran :-
Kelembaban : Mengandung air < 1%
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Stabilitas : Tidak boleh disimpan pada temperatur
diatas 350 C, pada penyimpanan diatas 1
bulan harus disimpan pada temperature 5 –
150 C, terlindung dari cahaya dan
kelembaban.
5
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:294)
6
dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari
fungsi zat.
5. Glyceryl Palmito Stearate yang digunakan adalah 1,5%, karena
konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan adalah 1-3%.
III. PERHITUNGAN
a. Setiap tablet mengandung : 0,2 mg
b. Bobot tablet : 50 mg
c. Jumlah tablet : 120.000 tablet
III.1 Untuk Tiap Tablet
1. Fasa Dalam : (100 - 3)% = 97 %
97
Tanpa zat aktif (100x 50 mg= 48,5 mg)
5
Starch 1500 : 100 x 48,5 mg = 2,425 mg
7
3. Starch 1500 : 291 g
4. Coloidal Silicon Dioxide : 60 g
5. Glyceryl Palmito Stearate : 120 g
8
b. Laju Alir dan Sudut Istirahat
Serbuk uji ditimbang sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan kedalam
corong getar dengan kondisi lubang corong tertutup. Tutup corong
dibuka dan dihitung berapa waktu yang dibutuhkan oleh serbuk untuk
keluar seluruhnya dari corong. Timbunan serbuk diukur tingginya.
Diameter curahan serbuk diukur dengan mengukur diameter dari 3
garis potong, rata-rata diameter dicatat dan dihitung, lalu kecepatan
alir dan sudut istirahat serbuk tersebut dihitung (Tim Penyusun
Praktikum Farmasi Fisika II, 2017).
c. Kompresibilitas
Serbuk uji ditimbang sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan ke dalam
gelas ukur. Volume curah diamati dan dicatat. Serbuk volume curah
dimampatkan dengan cara mengetukkan gelas ukur secara berulang
dan konstan. Volume serbuk diamati setiap 10 kali ketukan.
Pemampatan serbuk dilakukan hingga volume tetap diperoleh. Lalu
nilai kompresibilitas dan rasio hausner serbuk tersebut dihitung (Tim
Penyusun Praktikum Farmasi Fisika II, 2017).
9
c. Kekerasan
Lima tablet diletakan dengan posisi tegak lurus pada alat hardness
tester. Selanjutnya, alat penekan diputar sampai tablet pecah. Skala
alat yang menunjukkan kekerasan tablet dan satuan kg/cm2
(Departemen Kesehatan RI, 1995).
d. Friksibilitas dan Friabilitas
Untuk tablet dengan berat rata-rata kurang dari 650 mg, total berat
jumlah tablet yang harus disiapkan dan ditimbang untuk uji ini harus
mendekati 6,5 gram (Wo) terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam
friabilator roche. Kemudian alat tersebut dijalankan sebanyak 100
putaran. Setelah itu tablet dibersihkan dan ditimbang kembali (Wt).
Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila
dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu. Friksibilitas adalah
parameter untuk menguji ketahanan tablet bila tablet mengalami
gesekan antar tablet selama waktu tertentu. Prosedur friksibilitas
serupa dengan friabilitas, tapi berbeda wadah dengan friabilitas, yaitu
wadah yang memiliki sekat lebih banyak. Tablet yang baik memiliki
friabilitas kurang dari 1 % (Agoes, 2008).
Wo Wt
f 100%
Wo
e. Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet disiapkan dan masing-masing tablet dimasukkan
ke dalam setiap tube, lalu ditutup dengan cakram penuntun. Keranjang
dinaik – turunkan secara teratur 30 kali tiap menit pada suhu 37o C,
kemudian waktu tablet yang terakhir hancur diamati (Departemen
Kesehatan RI, 1979).
10
VI. KEMASAN/LABEL
6.1 Label CLONISEL®
11
6.3 Kemasan Sekunder CLONISEL®
12
6.4 Brosur CLONISEL®
13
6.5 Penjelasan yang terdapat pada kemasan dan brosur produk
Komposisi :
Tiap tablet mengandung Clonidin HCl 0,2 mg
Indikasi :
Pengobatan antihipertensi (tekanan darah tinggi).
Kontra Indikasi :
Sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang diketahui hipersensitif
terhadap zat aktif atau komponen lain dari obat ini dan juga pada
pasien dengan bradiaritmia berat baik itu gejala "sick-sinus" atau
blok AV derajat 2 atau 3.
Efek Samping :
1. Kelelahan, dan konstipasi;
2. Mengantuk, gugup;
3. Mata kering atau terbakar, penglihatan kabur;
4. Sakit kepala, nyeri otot atau sendi;
5. Mual, muntah, sembelit, kehilangan nafsu makan;
6. Sering buang air kecil di malam hari;
7. Ruam kulit ringan atau gatal-gatal;
8. Mulut terasa kering;
Perhatian:
1. Harap hati-hati menggunakan clonidine bila menderita atau
memiliki riwayat epidural hematoma, eritema, penyakit jantung
koroner, gangguan otak dan ginjal, radang di pembuluh darah,
serta depresi.
2. Orang lanjut usia tidak dianjurkan mengonsumsi clonidine
secara rutin.
14
3. Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain,
termasuk suplemen dan produk herba.
4. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
5. Clonidine HCl dapat menyebabkan atau memperberat kondisi
bradiaritmia.
Aturan Pakai :
Dewasa : Sehari dua kali 1/2 tablet
Penyimpanan :
Simpan pada suhu kamar (25-300C) dan tempat kering.
Nomor Batch
Nomor ini merupakan suatu identitas produksi yang diberikan oleh
industri farmasi terhadap suatu obat dalam satu satuan produksi.
No.Batch : 051580110
Keterangan :
Digit 1 dan 2 : bulan pembuatan obat
Digit 3 dan 4 : tahun pembuatan obat
Digit 5 dan 6 : jenis sediaan
Digit 7 dan 8 : Nomor urut pembuatan/pengolahan/Batch
Nomor Registrasi
Nomor registrasi adalah nomor yang diberikan sebagai tanda obat
telah terdaftar di BPOM dan mendapat izin edar.
15
No. Registrasi : DKL1800300510A1
Keterangan :
D : Menunjukan nama dagang
K : Golongan obat keras
L : Obat jadi produksi dalam negeri (Lokal)
18 : Tahun pendaftaran obat jadi
003 : Menunjukan nomer urut pabrik
005 : Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh masing-masing
pabrik
10 : Menunjukkan bentuk sediaan obat jadi (tablet)
A : Menujukkan kekuatan sediaan obat jadi yang pertama
disetujui
1 : Kemasan utama
16
7 DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi Revisi
dan Perluasan. Bandung: ITB.
British Pharmacopeia Commission. 2009.British Pharmacopeia Volume
I-II. The Stationery Office, London.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979.Farmakope Indonesia.
Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan.1995.Farmakope Indonesia, Edisi IV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia.
Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Rowe, Raymond C., et. al. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press.
Sarfaraz, K. Niazi. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulation Compreseed Solid Product Volume I.
Tim Penyusun Praktikum Farmasi Fisika II. 2017. Modul Farmasi Fisika
II. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Bandung.
17