Anda di halaman 1dari 17

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI
SEDIAAN SOLID
SEMESTER IV – 2018
Nama : Selvia Dwi Utami
NPM : A 161 035

Zat Aktif : Clonidine Hydrochloride


Jumlah Tablet : 120.000 tablet
Dosis dan alasan pemilihan dosis : 0,2 mg, karena dosis ini merupakan pemberian
dosis secara oral dan merupakan dosis lazim
untuk Clonidine Hydrochloride sebagai
antihipertensi.
Metode Pembuatan : Kempa Langsung

I. PREFORMULASI
1.1 Nama zat aktif : Clonidine Hydrochloride
Struktur : C9H9Cl2N3,HCl

Gambar 1.1 Struktur Kimia Clonidine Hydrochloride


(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)
Berat Molekul : ı266.6
(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)
Pemerian : Putih atau hampir putih, serbuk hablur
(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol anhidrat
(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)

1
pH : 4.0-5.0
(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)
Stabilitas Zat : Stabil di udara dan suhu kamar
(Sumber : British Pharmacopoeia volume I-II, 2009, page: 1480)

1.2 Zat Tambahan


A. Dibasic Calcium Phosphate
Rumus Kimia : CaHPO4 136.06
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:94)
Pemerian : Putih, tidak berbau, tidak berasa serbuk.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:94)
Kegunaan dalam Formula : Diluent (pengisi)
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:94)
Alasan penambahan Zat tambahan dalam
formula: Karena digunakan untuk
mendapatkan bobot yang sesuai sehingga layak
untuk dikempa menjadi tablet.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam eter, etanol, dan air;
larut dalam asam encer.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:95)
pH : 5.1
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:94)
Densitas : 0.78 g/cm3
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:94)
Aliran : Baik
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:94)
Kelembaban : Rendah
Stabilitas :Tidak higroskopis, relatif stabil, disimpan
dalam wadah tertutup rapat di tempat yang
kering.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:95)

2
B. Starch 1500
Rumus Kimia : (C6H10O5)n
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:691-694)
Pemerian : Serbuk halus, berwarna putih hingga
putih gelap, ukuran partikelnya sangat
kecil,

(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:691-694)


Kegunaan dalam Formula: Binder (Pengikat) dan Disintegrant
(Penghancur)
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:691-694)
Alasan penambahan Zat tambahan dalam
formula: Karena digunakan untuk menambah
daya kohesif serbuk, sehingga dapat terbentuk
massa yang kohesif atau kompak sehingga
tidak mudah pecah setelah proses pencetakan
dan karena digunakan sebagai penghancur saat
obat masuk kedalam tubuh sehingga
memudahkan obat hancur saat kontak dengan
cairan tubuh.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organik,
Sedikit larut dalam air dingin
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page: 691-694)
pH : 4,5-7,0
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page: 691-694)
Densitas : 0,586 g/cm3
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page: 691-694)
Aliran : Baik
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:691-694)
Kelembaban : 10-15 %
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page: 691-694)

3
Stabilitas : Dapat disterilisasi dengan menggunakan
autoklaf dengan suhu 121°C selama 20 menit,
dengan etilen oksida atau dengan radiasi,
higroskopis.
(Sumber: Handbook of Pharmaceutival Exipient 6th Ed 2009, page: 691-694)
C. Colloidal Silicon Dioxide (Aerosil)
Rumus Kimia : SiO2
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Pemerian : Serbuk amorf (tidak berbentuk); ringan; meruah;
putih kebiru-biruan; tidak berbau; tidak berasa.
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Kegunaan : Glidant
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Alasan penambahan dalam formula : Karena
digunakan untuk dapat mengurangi gesekan antar
partikel serbuk/zat sehingga sifat alir nya menjadi
lebih baik.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan
asam, kecuali asam hidrofluorat; Larut dalam larutan
panas alkali hidroksida. Membentuk disperse koloidal
dalam air.
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
pH : 3,8-4,2
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Densitas : 0,029-0,042 g/cm3
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-188)
Stabilitas : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar
tanpa menjadi cair. Ketika digunakan dalam suatu
sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida
dapat meningkatkan viskositas. Harus disimpan dalam
wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.

4
(Handbook Of Pharmaceutical Excipien, 6th .ed, 2009 , hal. 185-18)
D. Glyceryl Palmito Stearate
Rumus Kimia : Octadecanoic acid, 2,3
dihydroxypropyl ester mixed with 3-
hydroxy-2-[(1-oxohexadecyl)-oxy] propyl
octadecanoate [8067-32-1]
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Pemerian : Serbuk berwarna putih, bau khas
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Kegunaan dalam Formula : Lubrikan
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Alasan penambahan Zat tambahan dalam
formula: Karena digunakan untuk mengurangi
gesekan antara permukaan tablet dengan
dinding die, selain itu juga untuk mencegah
penempelan tablet pada punch.
Kelarutan : Mudah larut dalam kloroform dan
diklorometan, praktis tidak larutdalam
etanol (95%), minyak mineral dan air.
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
pH : <6
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Densitas :-
Aliran :-
Kelembaban : Mengandung air < 1%
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:293)
Stabilitas : Tidak boleh disimpan pada temperatur
diatas 350 C, pada penyimpanan diatas 1
bulan harus disimpan pada temperature 5 –
150 C, terlindung dari cahaya dan
kelembaban.

5
(Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6thed, 2009, page:294)

II. FORMULASI/TEKNIK PEMBUATAN


a. Formula yang akan dibuat :
R/ Clonidine HCL 0,2 mg
Dibasic Calcium Phosphate q.s
Starch 1500 5%
Colloidal Silicon Dioxide 1%
Glyceryl Palmito Stearate 2%
b. Metoda yang digunakan :
Kempa Langsung
c. Alasan Pemilihan Metoda :
Karena dosis yang digunakan dalam jumlah sangat kecil yaitu 0,2
mg dan stabil untuk dikempa juga dibantu dengan eksipien yang
memiliki laju alir yang baik dan stabil. Metode kempa langsung
juga lebih murah prosesnya dan tidak memakan waktu yang lama
pada saat proses pembuatan.
d. Alasan pertimbangan konsentrasi yang ditambahkan :
1. Clonidine HCL digunakan dosis 0,2 mg karena merupakan
dosis lazim untuk menurunkan tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
2. Dibasic Calcium Phosphate yang digunakan sebagai pengisi
adalah secukupnya, karena memiliki sifat alir yang baik dan
kompaktibilitas yang baik.
3. Starch 1500 yang digunakan adalah 5%, karena konsentrasi
yang digunakan sebagai pengikat dan penghancur adalah 5 –
10 %.
4. Colloidal Silicon Dioxide (Aerosil) yang digunakan adalah
sebesar 1 %, konsentrasi yang digunakan adalah konsentrasi
maksimal dalam syarat zat sebagai glidan 0,5 – 1 % . Hal ini

6
dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari
fungsi zat.
5. Glyceryl Palmito Stearate yang digunakan adalah 1,5%, karena
konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan adalah 1-3%.

III. PERHITUNGAN
a. Setiap tablet mengandung : 0,2 mg
b. Bobot tablet : 50 mg
c. Jumlah tablet : 120.000 tablet
III.1 Untuk Tiap Tablet
1. Fasa Dalam : (100 - 3)% = 97 %
97
Tanpa zat aktif (100x 50 mg= 48,5 mg)
5
Starch 1500 : 100 x 48,5 mg = 2,425 mg

Clonidine Hydrochloride : 0,2 mg


Dibasic Calcium Phosphate : 48,5 mg – (2,425 mg + 0,2 mg)
= 45,875 mg
2. Fasa Luar : 3 %
1
Coloidal Silicon Dioxide : 100 x 50 mg = 0,5 mg
2
Glyceryl Palmito Stearate : 100 x 50 mg =1 mg

III.2 Bobot Granul Teoritis ( Fasa Dalam dan Fasa Luar )


1. Clonidine HCL : 0,2 mg x 120.000 = 24 g
2. Dibasic Calcium Phosphate :45,875 mg x 120.000= 5505 g
3. Starch 1500 : 2,425 mg x 120.000 = 291 g
4. Coloidal Silicon Dioxide : 0,5 mg x 120.000 = 60 g
5. Glyceryl Palmito Stearate : 1 mg x 120.000 = 120 g
Jumlah 6000 g
III.3 Penimbangan
1. Clonidine HCL : 24 g
2. Dibasic Calcium Phosphate : 5505 g

7
3. Starch 1500 : 291 g
4. Coloidal Silicon Dioxide : 60 g
5. Glyceryl Palmito Stearate : 120 g

IV. ALUR DAN PROSEDUR PEMBUATAN


Fasa dalam dan fasa luar ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya,
dilakukan perhitungan fasa dalam (Dibasic Calcium Phosphate,
Hydroxypropyl Cellulose, PVP, dan Clonidine HCl). Kemudian
pengayakan dilakukan pada masing-masing zat dengan menggunakan
mesh 40. Selanjutnya, dilakukan penimbangan pada masing-masing zat
yang dilanjutkan dengan pencampuran zat tersebut. Kemudian, dilakukan
evaluasi sebelum massa cetak seperti distribusi ukuran, laju alir, sudut
istirahat, dan kompresibilitas. Kemudian ditimbang kembali semua zat
yang telah dievaluasi. Selanjutnya, dilakukan pencampuran dengan fasa
luar (Cellulose Powdered dan Glyceryl Palmito Stearate) yang telah
dihitung. Setelah serbuk homogen, serbuk siap dicetak menjadi tablet.
Lalu dilakukan evaluasi tablet seperti keseragaman bobot, keseragaman
ukuran, kekerasan, friabilitas, friksibilitas, dan waktu hancur.

V. EVALUASI YANG DILAKUKAN


5.1 Evaluasi Massa Cetak
a. Distribusi Ukuran
Semua serbuk uji dimasukkan pada pengayak baku yang sesuai (mesh
40, 80, 120, dan 200) yang mempunyai panci penampung dan tutup
yang sesuai. Pengayak digoyang dengan arah putaran horizontal dan
ketukan secara vertikal pada permukaan yang keras selama tidak
kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna.
Timbang jumlah serbuk yang tertinggal pada massing-masing
pengayak dan pada panci penampung (Departemen Kesehatan RI,
2014).

8
b. Laju Alir dan Sudut Istirahat
Serbuk uji ditimbang sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan kedalam
corong getar dengan kondisi lubang corong tertutup. Tutup corong
dibuka dan dihitung berapa waktu yang dibutuhkan oleh serbuk untuk
keluar seluruhnya dari corong. Timbunan serbuk diukur tingginya.
Diameter curahan serbuk diukur dengan mengukur diameter dari 3
garis potong, rata-rata diameter dicatat dan dihitung, lalu kecepatan
alir dan sudut istirahat serbuk tersebut dihitung (Tim Penyusun
Praktikum Farmasi Fisika II, 2017).
c. Kompresibilitas
Serbuk uji ditimbang sebanyak 25 gram, lalu dimasukkan ke dalam
gelas ukur. Volume curah diamati dan dicatat. Serbuk volume curah
dimampatkan dengan cara mengetukkan gelas ukur secara berulang
dan konstan. Volume serbuk diamati setiap 10 kali ketukan.
Pemampatan serbuk dilakukan hingga volume tetap diperoleh. Lalu
nilai kompresibilitas dan rasio hausner serbuk tersebut dihitung (Tim
Penyusun Praktikum Farmasi Fisika II, 2017).

5.2 Evaluasi Tablet


a. Keseragaman Bobot
Dua puluh tablet ditimbang satu persatu dan bobot rata-rata tiap
tablet dihitung. Jika tablet ditimbang satu persatu tidak boleh lebih
dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang lebih besar
dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satupun tablet yang
bobotnya menyimpang lebih dari harga yang ditetapkan kolom B
(Departemen Kesehatan RI, 1979).
b. Keseragaman Ukuran
20 tablet diukur diameter dan tebal masing-masing tablet dengan
menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran masing-masing tablet
dicatat (Goeswin Agoes, 2008).

9
c. Kekerasan
Lima tablet diletakan dengan posisi tegak lurus pada alat hardness
tester. Selanjutnya, alat penekan diputar sampai tablet pecah. Skala
alat yang menunjukkan kekerasan tablet dan satuan kg/cm2
(Departemen Kesehatan RI, 1995).
d. Friksibilitas dan Friabilitas
Untuk tablet dengan berat rata-rata kurang dari 650 mg, total berat
jumlah tablet yang harus disiapkan dan ditimbang untuk uji ini harus
mendekati 6,5 gram (Wo) terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam
friabilator roche. Kemudian alat tersebut dijalankan sebanyak 100
putaran. Setelah itu tablet dibersihkan dan ditimbang kembali (Wt).
Friabilitas adalah parameter untuk menguji ketahanan tablet bila
dijatuhkan pada suatu ketinggian tertentu. Friksibilitas adalah
parameter untuk menguji ketahanan tablet bila tablet mengalami
gesekan antar tablet selama waktu tertentu. Prosedur friksibilitas
serupa dengan friabilitas, tapi berbeda wadah dengan friabilitas, yaitu
wadah yang memiliki sekat lebih banyak. Tablet yang baik memiliki
friabilitas kurang dari 1 % (Agoes, 2008).
Wo  Wt
f   100%
Wo
e. Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet disiapkan dan masing-masing tablet dimasukkan
ke dalam setiap tube, lalu ditutup dengan cakram penuntun. Keranjang
dinaik – turunkan secara teratur 30 kali tiap menit pada suhu 37o C,
kemudian waktu tablet yang terakhir hancur diamati (Departemen
Kesehatan RI, 1979).

10
VI. KEMASAN/LABEL
6.1 Label CLONISEL®

Gambar 6.1 Label CLONISEL®

6.2 Kemasan Primer CLONISEL®

Gambar 6.2 Kemasan Primer CLONISEL®

11
6.3 Kemasan Sekunder CLONISEL®

Gambar 6.3 Kemasan Sekunder CLONISEL®

12
6.4 Brosur CLONISEL®

Gambar 6.4 Brosur CLONISEL®

13
6.5 Penjelasan yang terdapat pada kemasan dan brosur produk
Komposisi :
Tiap tablet mengandung Clonidin HCl 0,2 mg

Indikasi :
Pengobatan antihipertensi (tekanan darah tinggi).

Kontra Indikasi :
Sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang diketahui hipersensitif
terhadap zat aktif atau komponen lain dari obat ini dan juga pada
pasien dengan bradiaritmia berat baik itu gejala "sick-sinus" atau
blok AV derajat 2 atau 3.

Efek Samping :
1. Kelelahan, dan konstipasi;
2. Mengantuk, gugup;
3. Mata kering atau terbakar, penglihatan kabur;
4. Sakit kepala, nyeri otot atau sendi;
5. Mual, muntah, sembelit, kehilangan nafsu makan;
6. Sering buang air kecil di malam hari;
7. Ruam kulit ringan atau gatal-gatal;
8. Mulut terasa kering;

Perhatian:
1. Harap hati-hati menggunakan clonidine bila menderita atau
memiliki riwayat epidural hematoma, eritema, penyakit jantung
koroner, gangguan otak dan ginjal, radang di pembuluh darah,
serta depresi.
2. Orang lanjut usia tidak dianjurkan mengonsumsi clonidine
secara rutin.

14
3. Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain,
termasuk suplemen dan produk herba.
4. Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
5. Clonidine HCl dapat menyebabkan atau memperberat kondisi
bradiaritmia.

Aturan Pakai :
Dewasa : Sehari dua kali 1/2 tablet

Penyimpanan :
Simpan pada suhu kamar (25-300C) dan tempat kering.

No. Batch : 05180110


No Registrasi : DKL1800300510A1
Mgf Date : 260318
Exp. Date : 260321

Nomor Batch
Nomor ini merupakan suatu identitas produksi yang diberikan oleh
industri farmasi terhadap suatu obat dalam satu satuan produksi.
No.Batch : 051580110
Keterangan :
Digit 1 dan 2 : bulan pembuatan obat
Digit 3 dan 4 : tahun pembuatan obat
Digit 5 dan 6 : jenis sediaan
Digit 7 dan 8 : Nomor urut pembuatan/pengolahan/Batch

Nomor Registrasi
Nomor registrasi adalah nomor yang diberikan sebagai tanda obat
telah terdaftar di BPOM dan mendapat izin edar.

15
No. Registrasi : DKL1800300510A1
Keterangan :
D : Menunjukan nama dagang
K : Golongan obat keras
L : Obat jadi produksi dalam negeri (Lokal)
18 : Tahun pendaftaran obat jadi
003 : Menunjukan nomer urut pabrik
005 : Nomor urut obat jadi yang disetujui oleh masing-masing
pabrik
10 : Menunjukkan bentuk sediaan obat jadi (tablet)
A : Menujukkan kekuatan sediaan obat jadi yang pertama
disetujui
1 : Kemasan utama

Logo Yang Digunakan :

Logo yang digunakan pada sediaan formulasi Clonidine tablet yaitu


logo tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang
didalamnya terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi,
melambangkan bahwa Clonidine tablet merupakan obat keras.

16
7 DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi Revisi
dan Perluasan. Bandung: ITB.
British Pharmacopeia Commission. 2009.British Pharmacopeia Volume
I-II. The Stationery Office, London.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979.Farmakope Indonesia.
Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan.1995.Farmakope Indonesia, Edisi IV.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia.
Edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Rowe, Raymond C., et. al. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press.
Sarfaraz, K. Niazi. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulation Compreseed Solid Product Volume I.
Tim Penyusun Praktikum Farmasi Fisika II. 2017. Modul Farmasi Fisika
II. Bandung: Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Bandung.

17

Anda mungkin juga menyukai