Anda di halaman 1dari 3

D.

Taqdir dan Usaha Manusia

Pada penciptaan alam semesta Allah telah memberikan hukum tertentu, baik tertulis dalam
Al-Quran maupun tidak tertulis yang disebut dengan Sunnatullah. Termasuk kehidupan manusia yang
memiliki keharusan universal. Keharusan universal tersebut bisa kita sebut sebagai “taqdir” yang telah
diciptakan oleh Allah sejak zaman ajali. Taqdir Allah itu menghendaki manusia untuk memahami
hukum taqdir demi kebaikan manusia.

Contohnya :

1. IP 4 itu taqdir. Jika seorang mahasiswa ingin mendapat IP 4 maka mahasiswa tersebut harus
menjalani hukum taqdir untuk mendapat IP 4 yaitu belajar dengan rajin, tidak membolos kuliah,
mengikuti test, berdo’a, sholat, dan lainnya.

2. Jodoh. Sama dengan IP 4, kita harus memahami hukum taqdirnya. Jika kita mencari jodoh tidak
dilandasi dengan iman maka akan menyebabkan kegagalan.

3. Hidup dan mati. Memang hidup dan mati sudah ditentukan oleh Allah, tapi Allah juga memberi
hukum kematian dan kehidupan tergantung dari manusia ingin memilih jalur yang mana.

Dari contoh diatas menunjukkan bahwa kehidupan alam tidak lepas dari taqdir Allah.

‫ما‬ َ‫اب‬ َ َ ِ ‫ل ِمنَ ِك َتابَ فِي إِلَّا أَن ُفسِ ُكمَ فِي َولَا الأَر‬
َِ ‫ها َأنَ َقب‬
َ َ‫َۚ َنب َرأ‬
َ َ ‫ص‬ َ ‫ة ِمنَ أ‬ َ ‫يب‬
َ ‫ص‬ ِ ‫م‬ُ ‫ض فِي‬
ََّ ‫ِإ‬
‫ن‬ ََ ‫َيسِ يرَ ال َّلهَِ َعلَى ََٰذل‬
‫ِك‬
(Q.S 57 : 22)

Artinya :

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah
tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah.

Adapun manfaat taqdir bagi manusia :

1. Mengakui kemutlakan Tuhan yang keterbatasan manusia

2. Setiap ciptaan Allah ada taqdirnya sendiri

3. Perlunya doa karena manusia masih terbatas untuk menghampiri taqdir

4. Agar manusia tidak takabur saat usahanya berhasil

E. Aktualisasi Jihad Dalam Pembangunan

1. Pengertian Jihad
Istilah jihad dihubungkan dengan situasi dan kondisi tertentu, sehingga bisa dikatakan istilah
Jihad ini bersifat kondisional. Jika situasinya tidak aman (perang fisik), maka disebut jihad fisik. Jika
situasinya aman, maka jihadnya membangun.

Maulana Abul Kalam Asad mengatakan mengenai pengertian jihad telah terjadi kesalahpahaman
yang serius, banyak orang mengartikan jihad ialah berperang dalam artian kekerasan. Dalam al-Quran
dan Sunnah Rasul kata Jihad artinya usaha keras untuk mengatasi kepentingan pribadi guna
kepentingan kebenaran. Usaha ini dilakukan dengan lisan, dengan harta dengan membelanjakan waktu,
umur dan sebagainya dengan memikul macam kesukaran dan juga dengan menghadapi pasukan
menumpahkan darah.

Menurut Dr. Nunawar Ahmad Anis, Jihad adalah upaya terarah dan menerus untuk menciptakan
perkembangan islam. Itulah yang disebut dengan Jihad fi sabilillah atau berjuang di jalan Allah. Dari
beberapa konsep diatas kita dapat memahami bahwa jihad itu artinya sangat luas dan tidak terbatas
pada perang fisik dengan senjata.

2. Aktualisasi Jihad dalam Pembangunan

Umat Islam terpanggil untuk ikut mewujudkan bangsa ini menjadi bangsa yang unggul untuk
memenuhi tantangan-tantangan sejalan dengan oerkembangan zaman. Contoh persoalan kita seperti
kemiskinan, kekurangan gizi, masalah pendidikanm kebodohan, dan lainnya.

Jihad dalam kontek pembangunan adalah adanya kesungguhan dalam membangun, memiliki
planning yang matang dalam setiap aktivitas pembangunan, menghilangkan segala bentuk hambatan
yang merintangi, maju terus untuk mencapai tujuan yang diinginkan, etos kerja ditegakkan dan
menjunjung nilai kebenaran, keadilan, kemaslahatan, serta menghindari adanya kerusakan dan
kemadharatan umat.

Wujud Jihad dalam pembangunan meliputi berbgai aspek sebagaimana berikut ini :

a. Jihad An-nafs, jihad pendidikan yaitu membangun kepercayaan diri sendiri dengan membenahi SDM,
dengan ini memungkinkan terjadinya suatu proses pembangunan yang berkelanjutan. Dengan ini kita
bisa melakukan introspeksi diri yakni mengenyahkan “nafs ammarah” (naluri kebinatangan,
mengembangkan “nafs lawwamah” (rasa kemanusiaan, kasih sayang dan koreksi diri) dan menuju
“nafs muthmainnah” (sadar diri untuk mencapai predikat insan kamil tingkat manusia sempurna).

Contohnya, tidak melakukan kecurangan, kebohongan, tidak berburuk sangka, dll.

b. Jihad bil-lisan dan bil-Qalam, memberikan konsep-konsep pemikiran alternatif untuk membangun
masyarakat dengan cara casual (ceramah, seminar, simposium) atau melalui mass media.

c. Jihad bil-mal, membangun dan menumbuhkan kelompok ekonomi yang tangguh sehingga bisa
mengangkat kelompok yang lemah agar memiliki jiwa produktif. Dengan cara mengaktualisasikan
konsep zakat, infak dan sodaqan sebagai sarana yang efektif untuk mengurangi kesenjangan sosial.

F. Kesimpulan

Proses pembangunan bangsa sangat membutuhakan etos kerja yang tinggi. Etos kerja adalah suatu
nilai yang dijadikan landasan. Untuk seorang muslim, niat termasuk etos kerja yang paling tinggi.
Sedangkan motivasi kerja seorang muslim adalah ikhlas. Kerja untuk mendapat ridha Allah dan
rezeki-Nya. Hakekat harta dan kekayaan adalah amanah, maka dari itu pemilikan harta mengandung
nilai sosial. Nilai sosial jika diwujudkan dalam pembangunan mengandung makna jihad. Jihad adalah
kesungguhan berjalan diatas jalan yang benar.

Anda mungkin juga menyukai