Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH PROSES MANAJEMEN PENGETAHUAN TERHADAP

KINERJA OPERASIONAL MELALUI INOVASI PRODUK PADA


PT D.GAS ALAM SEMESTA

Bima Anggara Widiyan Sakti1


Dra. Ratna Darasih, MM2
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trisakti
bim.wrk@gmail.com

ABSTRACT

This study discusses the importance of the Management Knowledge Process on


Operational Performance through Product Innovation at PT. d.gas Alam Semesta. The
Independent Variable is the Knowledge Management Process. Mediation variable is
Product Innovation. The dependent variable is Operational Performance. The sample in
this study consisted of 100 employees at PT. d.gas Universe. The data analysis method used
in the hypothesis experiment is Sturctural Equation Modeling (SEM) with the help of AMOS
22.

Keywords: Knowledge Management Process, Operational Performance, Product


Innovation.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lingkungan bisnis saat ini yang memengaruhi organisasi manufaktur
ditandai oleh persaingan yang ketat, perkembangan teknologi yang belum pernah
terjadi sebelumnya, dan pasar yang bergejolak. Beberapa faktor telah berkontribusi
terhadap situasi ini yang paling penting di antaranya adalah globalisasi, kemajuan
teknologi informasi, produksi, dan kebutuhan pelanggan yang berubah dengan
cepat. Sebagai akibatnya, perusahaan manufaktur semakin ditekan untuk
memanfaatkan sumber daya berbasis pengetahuan dengan lebih baik dengan cara
yang meningkatkan kinerja operasional mereka dan akan mempertahankan daya
saing mereka (Damanpour et al., 2009; Chen et al., 2010; Andreeva dan Kianto,
2011; Dahiyat, 2015).
Dalam konteks ini, Manajemen Pengetahuan (KM) dan inovasi dipandang
sebagai opsi utama, yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan
organisasi untuk merespons secara efektif kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah
dan perubahan teknologi. Dengan demikian organisasi harus mempertahankan
kinerja kompetitif mereka dalam lingkungan bisnis yang berubah – ubah pada saat
ini (Damanpour et al., 2009; Chen et al., 2010; Andreeva dan Kianto, 2011;
Dahiyat, 2015). PT. d.gas Alam Semesta adalah sebuah perusahaan yang bergerak

1
Bima Anggara Widiyan Sakti, Universitas Trisakti Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2
Dra. Ratna Darasih, MM
 bim.wrk@gmail.com
pada kegiatan usaha bisnis CNG (Compresses Natural Gas) skala industri kecil, gas
pipa dan kelistrikan. PT. d.gas Alam Semesta berdiri pada tahun 2019 yang
berpusat di Jakarta. Pada awalnya PT. d.gas Alam Semesta dikenal sebagai PT.Iev
Gas bermula dari adanya corporate action dan keputusan bersama para pemegang
saham Iev Gas, untuk merubah nama Iev menjadi d.gas Alam Semesta.
Gas yang diproduksi oleh PT. d.gas Alam Semesta akan didistribusikan
langsung kepada konsumen – konsumen melalui beberapa cara. Dahulu di PT.
d.gas Alam Semesta hanya melakukan pengiriman melalui Gas pipa saja. Tetapi
seiring berjalannya waktu, PT. d.gas Alam Semesta melakukan berbagai cara untuk
memudahkan pendistribusian kepada konsumennya. Salah satu nya dengan cara
melakukan inovasi, yang dahulu pengiriman hanya melakukan Gas pipa, sekarang
dapat melalui Gas Mobile yaitu dengan cara mendistribusikannya menggunakan
truk. Pentingnya Knowledge Management terletak pada kemampuannya untuk
menyediakan cara-cara baru untuk mencapai berbagi pengetahuan yang eksplisit
dan implisit. Berbagi aset intelektual merupakan sumber yang berharga untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi (Ndlela dan du Toit,
2001). Selain itu, organisasi dapat mempertahankan daya saing mereka jika mereka
secara efektif membuat, memperoleh, mendokumentasikan, mentransfer, dan
menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang
yang tersedia (Sambamurthy dan Subramani, 2005).
Beberapa penelitian juga menyelidiki hubungan Knowledge Management.
Kinerja dalam studi tersebut diukur dengan berbagai cara. Misalnya, Gold et al.
(2001) menunjukkan bahwa kemampuan Knowledge Management secara positif
mempengaruhi efektivitas organisasi Liu et al. (2004 menemukan hubungan positif
yang signifikan antara kemampuan Knowledge Management dan daya saing. Lin
dan Kuo (2007) menyimpulkan bahwa kemampuan Knowledge Management
berhubungan positif dengan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Dalam hal ini, Knowledge Management(KM) dan inovasi dipandang
sebagai opsi strategis utama, yang dapat secara signifikan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk merespons secara efektif kebutuhan pelanggan yang
berubah-ubah dan perubahan teknologi.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Manajemen Operasional
Produksi disebut juga dengan istilah operasi merupakan salah satu fungsi
pokok bisnis disamping fungsi pemasaran, keuangan dan personalia. Fungsi ini
berkaitan dengan penggunaan sumber daya organisasi untuk mengubah bahan baku
menjadi barang jadi atau jasa. Suatu perusahaan membutuhkan suatu sistem dalam
mengelola sumber-sumber daya agar dapat menghasilkan sesuatu yang sesuai
dengan tujuan perusahaan. Dengan manajemen operasi maka perusahaan dapat
mengelola sumber dayanya dengan baik dan benar.
Pengertian Knowledge Management
Knowledge Management adalah suatu cara bagi perusahaan untuk
mengidentifikasi, membuat, merepresentasikan, mendistribusikan, dan
memungkinkan pengadaptasian wawasan dan pengalaman. Wawasan dan
pengalaman tersebut terdiri dari pengetahuan, baik yang dimiliki oleh individu
maupun pengetahuan yang melekat pada proses atau standar prosedur perusahaan.
Tujuan utama Knowledge Management adalah untuk memelihara dan mentransfer
dengan efektif pengetahuan yang penting kepada para karyawan (Leung, Chan, &
Lee, 2003).
Produk
Produk merupakan sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan dari perusahaan, melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Para ahli mendefinisikan produk sebagai berikut: Menurut Kotler dan Keller (2012)
menyatakan bahwa: “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”, sedangkan definisi produk menurut
Saladin (2007): “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar
untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi, dan yang
dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”.
Kinerja Operasional
Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, dan misi organisasi (Moeheriono, 2009). Sedarmayanti (2008)
mengungkapkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral dan etika.

Rerangka Konseptual
Pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan Terhadap Kinerja Operasional di
Melalui Inovasi Produk pada PT d.gas Alam Semesta
H1

Proses H2 Inovasi H3 Kinerja


Manajemen Produk Operasional
Pengetahuan

H4
Gambar 2.1
Rerangka Konspetual

Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang harus diuji kebenarannya dengan
adanya hipotesis diharapkan dapat memberikan jawaban sementara atas suatu
penelitian sehingga dapat mempermudah analisa. Penelitian ini menguji pengaruh
antara proses manajemen pengetahuan terhadap kinerja operasional melalui inovasi
produk.
Pentingnya Knowledge Management terletak pada kemampuannya untuk
menyediakan cara-cara baru untuk mencapai berbagi pengetahuan yang eksplisit
dan implisit. Berbagi aset intelektual merupakan sumber yang berharga untuk
meningkatkan keunggulan kompetitif dan kinerja organisasi (Ndlela dan du Toit,
2001). Selain itu, organisasi dapat mempertahankan daya saing mereka jika mereka
secara efektif membuat, memperoleh, mendokumentasikan, mentransfer, dan
menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang
yang tersedia (Sambamurthy dan Subramani, 2005).
Organisasi dengan tingkat Knowledge Management yang tinggi biasanya
lebih bersedia untuk belajar bagaimana meningkatkan kemampuan mereka dalam
menanggapi perubahan dan lebih berhasil dalam mengurangi redundansi,
mengembangkan ide-ide kreatif dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan (Lee
et al., 2005). Selain itu, perolehan dan berbagi pengetahuan di antara individu dan
kelompok organisasi berdampak pada kualitas pengambilan keputusan.
Selanjutnya, sangat penting bagi organisasi untuk melibatkan karyawan mereka
dalam proses Knowledge Management untuk mengeksploitasi pengetahuan dan
keahlian untuk membangun nilai dan mendukung efektivitas organisasi
(Scarbrough, 2003; Gold et al., 2001). Tseng dan Lee (2014) berpendapat bahwa
keberhasilan program Knowledge Management tergantung pada kemampuannya
untuk mempengaruhi penampilan organisasi.
Beberapa penelitian menyelidiki hubungan Knowledge Management-
performance. Kinerja dalam studi tersebut diukur dengan berbagai cara. Misalnya,
Gold et al. (2001) menunjukkan bahwa kemampuan Knowledge Management
secara positif mempengaruhi efektivitas organisasi. Liu et al. (2004 menemukan
hubungan positif yang signifikan antara kemampuan Knowledge Management dan
daya saing. Lin dan Kuo (2007) menyimpulkan bahwa kemampuan Knowledge
Management berhubungan positif dengan kinerja organisasi secara keseluruhan
termasuk kinerja pasar dan kinerja sumber daya manusia. Ho (2008) menemukan
bahwa kemampuan Knowledge Management berhubungan langsung dengan kinerja
keuangan Demikian pula, Mohrman et al. (2003) menemukan bahwa pengetahuan
itu terkait dengan kinerja organisasi secara keseluruhan termasuk faktor keuangan.
Mazdeh dan Hesamamiri (2014) menggunakan sampel dari 254 organisasi di
Amerika Utara menemukan efek signifikan dari Knowledge Management pada
ukuran kinerja organisasi. (keuangan, proses, dan internal). Lee dan Lee (2007),
menggunakan sampel yang dikumpulkan dari 68 Knowledge Management-
mengadopsi organisasi Korea, menemukan hubungan yang signifikan antara
kemampuan, proses, dan kinerja Knowledge Management (dalam hal Balanced
Scorecard). dan Alegre (2012) menemukan bahwa proses Knowledge Management
secara langsung terkait dengan kinerja pasar dan secara tidak langsung terkait
dengan sirip kinerja tambahan di Spanyol
H1. Terdapat pengaruh antara Proses Manajemen Pengetahuan terhadap
Kinerja Operasional.
Dalam organisasi, Knowledge Management dianggap sebagai anteseden
penting dari inovasi (Darroch dan McNaughton, 2002; Nonaka dan Takeuchi,
1995; Andreeva dan Kianto, 2011; Dahiyat, 2015). Selain itu, Knowledge
Management mempromosikan keterlibatan dalam inovasi melalui pengembangan
ide-ide baru dan mengeksploitasi mereka modal intelektual organisasi (Huang dan
Li, 2009; Plessis, 2007; Darroch dan McNaughton, 2002). Lebih khusus, akuisisi
pengetahuan yang dihasilkan secara eksternal memberi individu kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan mereka untuk mengembangkan pengetahuan baru dan
mengubah pengetahuan yang tersedia menjadi pengetahuan baru (Chen dan Huang,
2009).
Akibatnya, pengetahuan yang diperoleh baru berkontribusi secara efisien
untuk memaksimalkan stok pengetahuan yang tersedia dan meminimalkan
ketidakpastian. Sebagai hasilnya, pengetahuan yang diperoleh baru memberikan
peluang untuk menciptakan lingkungan dan pemikiran inovatif yang menghasilkan
inovasi yang ditingkatkan (Lin dan Lee, 2005; Dahiyat dan Al-Zu'bi, 2012).
Berbagi pengetahuan memfasilitasi proses pertukaran pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman di antara karyawan, yang akan membentuk
penciptaan rutinitas baru dan model berpikir (Lin, 2007; Nonaka dan Takeuchi,
1995). Selain itu, berbagi dan bertukar pengetahuan berkontribusi untuk belajar dan
mendapatkan akses ke informasi pengetahuan baru, yang merupakan dasar untuk
difusi ide-ide inovatif (Chen dan Huang,2009). Aplikasi pengetahuan dianggap
bermanfaat pada dua tingkatan; pertama, ini terkait dengan penggunaan nyata dari
pengetahuan saat ini untuk menyelesaikan masalah (Gold et al., 2001).
Kedua, itu membuat pengetahuan lebih aktif dalam membangun nilai-nilai
yang relevan untuk suatu organisasi (Bhatt, 2001). Menerapkan pengetahuan secara
efisien meningkatkan kemampuan organisasi untuk mengelola berbagai sumber
pengetahuan, mengurangi kesalahan, dan mengubah pengetahuan kolektif menjadi
keuntungan bagi upaya inovatif organisasi (Huang dan Li, 2009; Alavi dan
Leidner, 2001; Bhatt, 2001; Gold et al., 2001). Selanjutnya, aplikasi pengetahuan
merupakan bagian penting dari peningkatan inovasi produk dalam organisasi (Sarin
dan McDermott, 2003).
Bahkan, organisasi akan menghadapi masalah serius tanpa aplikasi
pengetahuan; mereka tidak akan dapat menggunakan pengetahuan kolektif secara
efektif untuk meningkatkan kinerja inovasi mereka ke tingkat yang diinginkan
(Alavi dan Leidner, 2001). Meningkatnya minat organisasi pada Knowledge
Management disebabkan potensi manfaat yang diharapkan dari penerapannya
seperti memperluas kreativitas karyawan, menghasilkan ide-ide kreatif, dan
meningkatkan inovasi produk (Darroch, 2005; Borghini, 2005). Akibatnya, inovasi
dapat digambarkan sebagai hasil paling menonjol dari Knowledge Management
(Majchrzak et al., 2004). Lebih lanjut, dikatakan bahwa Knowledge Management
tidak hanya penting untuk menciptakan pengetahuan dan inovasi baru, tetapi juga
untuk mendapatkan manfaat berdasarkan inovasi (Zack et al., 2009).
Beberapa studi empiris telah menyelidiki efek dari proses Knowledge
Management pada inovasi produk. Kör dan Maden (2013) menemukan bahwa
proses Knowledge Management di Turki memiliki efek positif yang signifikan
terhadap inovasi, yang pada gilirannya meningkatkan inovasi organisasi. Bas et al.
(2015) secara empiris menemukan bahwa inovasi produk secara signifikan
dipengaruhi oleh Knowledge Management sedangkan inovasi proses dikaitkan
dengan organisasi tempat kerja di Indonesia Luksemburg. Donate dan Sánchez de
Pablo (2015) menggunakan sampel perusahaan teknologi dari Spanyol menemukan
bahwa Knowledge Management secara signifikan memediasi pengaruh
kepemimpinan yang berorientasi pengetahuan pada inovasi produk.
Andreeva dan Kianto (2011) menggunakan sampel 221 perusahaan dari
Finlandia, Rusia, dan Cina menyimpulkan bahwa proses Knowledge Management
secara positif mempengaruhi inovasi. Nielsen (2007) menemukan bahwa praktik
organisasi yang terkait dengan pembelajaran dan pengetahuan secara positif
mempengaruhi inovasi dan kinerja dinamis dalam organisasi Denmark. Lee et al.
(2013) memberikan bukti empiris dari perusahaan manufaktur Malaysia mengenai
pengaruh praktik Knowledge Management pada inovasi teknologi. Mereka
menegaskan bahwa praktik-praktik Knowledge Management berbagi pengetahuan,
aplikasi pengetahuan, dan penyimpanan pengetahuan secara positif dan signifikan
mempengaruhi inovasi produk. Islam et al. (2015) menunjukkan efek positif
Knowledge Management pada inovasi layanan di perpustakaan akademik. Oleh
karena itu, hipotesis berikut diusulkan:
H2. Terdapat pengaruh antara Proses Manajemen Pengetahuan terhadap
Inovasi Produk
Inovasi adalah kondisi penting untuk meningkatkan kinerja dan
meningkatkan nilai organisasi (Llore's Montes et al., 2005; Bowen et al., 2010).
Dengan demikian, organisasi inovatif menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi
dan produktivitas yang lebih tinggi daripada yang tidak inovatif (Cainelli et al.,
2004). Organisasi mencapai keunggulan dalam dimensi kinerja operasional seperti
biaya, kualitas, pengiriman, dan fleksibilitas sebagai akibat dari memfokuskan
sumber daya dan upaya mereka pada produk dan perbaikan. (Tan et al., 2007).
Beberapa studi empiris menunjukkan hubungan positif yang kuat antara inovasi
dan kinerja.
Kafetzopoulos dan Psomas (2015) menemukan bahwa tingkat inovasi
berhubungan positif dengan produktivitas dan kinerja. Hassan et al. (2013)
menyimpulkan bahwa inovasi (produk) berhubungan positif dengan kinerja
produksi karena metode operasional dan bisnis baru diterapkan. Demikian pula,
Saunila et al. (2014) menunjukkan bahwa organisasi yang lebih sukses dalam
inovasi memiliki kinerja operasional dan keuangan yang lebih tinggi daripada yang
lain.
Evangelista dan Vezzani (2010) menunjukkan bahwa inovasi produk
memberikan manfaat operasional bagi organisasi dengan menggunakan teknologi
baru untuk meningkatkan kinerja produk. Mereka lebih lanjut menunjukkan bahwa
inovasi proses meningkatkan kinerja melalui perolehan efisiensi-produktivitas yang
diperoleh dengan memperkenalkan lebih efektif cara-cara produksi yang mengarah
pada pengurangan waktu respons, peningkatan kualitas, dan pengurangan biaya.
Selain itu, inovasi produk meningkatkan kemampuan untuk menanggapi perubahan
secara efektif dengan mengembangkan kapasitas baru yang mengarah pada
peningkatan kinerja operasional Lloren-Montes et al. (2004). Dengan demikian,
kami mengusulkan hipotesis berikut:
H3. Terdapat pengaruh antara Inovasi Produk terhadap Kinerja
Operasional.
Efek mediasi dari Inovasi Produk pada hubungan antara Knowledge
Management dan Kinerja Operasional. Peran Knowledge Management dalam
meningkatkan Kinerja Operasional telah dibahas dalam Bagian 3.2. Efek positif ini
didukung oleh berbagai argumen dalam literatur. Selain itu, Knowledge
Management memungkinkan organisasi untuk berinovasi dalam produk. Efeknya
jenis inovasi pada kinerja operasional telah banyak dibahas dalam literatur.
Studi ini berpendapat bahwa pengaruh Knowledge Management pada kinerja
operasional akan lebih besar dalam organisasi yang terlibat dalam inovasi produk.
Ini berarti bahwa selain efek langsung Knowledge Management pada kinerja
operasional, efek tidak langsung ada melalui inovasi produk. Efek tidak langsung
ini ada karena eksploitasi nyata sumber daya organisasi (Lin dan Kuo, 2007).
Kemampuan pengetahuan memberi organisasi kemampuan untuk merancang
proses yang efisien dan inovatif yang berkontribusi untuk meningkatkan kualitas,
fleksibilitas, dan pengiriman serta mengurangi biaya.
Knowledge Management memungkinkan perusahaan untuk membangun
kapasitas untuk berinovasi dan, akibatnya, meningkat kinerja operasional dan
organisasi. Pasar yang dinamis saat ini memaksa produsen untuk terus
meningkatkan fleksibilitas mereka dan tanggapan terhadap pelanggan. Kompetensi
tersebut membutuhkan Knowledge Management efektif yang memfasilitasi
transformasi sumber daya organisasi menjadi kapabilitas dan organisasi
kompetensi dalam hal peningkatan hasil kinerja (Darroch, 2005; Chang dan Ahn,
2005).
Knowledge Management mengarah pada peningkatan inovasi dan
kreativitas dalam produk yang pada gilirannya, menghasilkan peningkatan kinerja
operasional. Inovasi produk yang ditingkatkan menghasilkan peningkatan kualitas
produk, peningkatan teknologi yang ditingkatkan, dan penciptaan produk baru
dengan kinerja yang lebih tinggi (Chang dan Ahn, 2005). Selanjutnya, Knowledge
Management efektif secara tidak langsung mempengaruhi kinerja operasional
melalui inovasi produk dengan mengaktifkan perusahaan manufaktur untuk
berkonsentrasi pada kegiatan nilai tambah.
Sejumlah penelitian membahas peran inovasi dalam hubungan Knowledge
Management-Performance. Ruiz-Jiménez dan Fuentes-Fuentes (2013)
mengeksplorasi dampak inovasi produk. Pada hubungan antara kemampuan
kombinasi pengetahuan dan kinerja organisasi di UKM Spanyol. Mereka
menemukan kombinasi pengetahuan itu kemampuan sangat mempengaruhi inovasi
produk.
Mafabi et al .(2012) meneliti efek Knowledge Management tentang inovasi
dan fleksibilitas organisasi dalam organisasi parastatal Uganda. Mereka
menemukan bahwa Knowledge Management secara signifikan mempengaruhi
inovasi dan secara signifikan mempengaruhi fleksibilitas. Mereka juga menemukan
efek mediasi penuh dari inovasi pada hubungan di antara keduanya Knowledge
Management dan fleksibilitas. López-Nicolás dan Mero˜no-Cerdán (2011)
menggunakan sampel dari 310 organisasi Spanyol menyimpulkan bahwa dua
strategi Knowledge Management, kodifikasi dan personalisasi secara langsung
mempengaruhi kinerja keuangan dan internal perusahaan dan secara tidak langsung
melalui inovasi. Meskipun efek mediasi dari inovasi produk pada kinerja
operasional Knowledge Management belum diselidiki secara eksplisit dalam
literatur, kami membangun argumen di atas dan mengusulkan hipotesis berikut:
H4. Terdapat pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan berpengaruh
terhadap Kinerja Operasional melalui Inovasi Produk.

METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Ahmad Faithi Al-Sa’di, Ayman Bahjat Abdallah, Samer Eid Dahiyat (2017)
dengan judul “The mediating role of product and process innovations on the
relationship between knowlegde management and operational performance in
manufacturing companies in Jordan” Berdasarkan tujuan penelitian, rancangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengujian Hipotesis (Hypothesis
Testing), Hypothesis Testing adalah penelitian yang mencoba untuk menjelaskan
sifat dari suatu hubungan atau pengaruh dan perbedaan-perbedaan dalam beberapa
kelompok variable dari dua faktor atau lebih pada suatu situasi (Hermawan dan
Kristaung , 2014).

Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel adalah unsur yang memberikan penjelasan
atau keterangan tentang variabel-variabel operasional yang bertujuan untuk
memberikan batasan dengan penjelasan dalam rangka membatasi analisa lebih
lanjut.
Variabel dan Pengukuran
Dalam penelitian ini terdapat tiga variable yang digunakan yaitu (1)
Orientasi Pelayanan (2) Budaya Pelayanan , dan (3) Kinerja Logistik. Kesuluruhan
varibel diukur menggunakan alat ukur berupa item pertanyaan dan pernyataan
dengan menggunakan tipe skala ukur likert dan teknik skala ukur 5 poin, dimana 1
= Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Cukup Setuju , 4 Setuju, dan 5 =
Sangat Setuju (Sekaran 2006).

Metode Pengumpulan Data


Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder,yaitu peneliti secara langsung mengumpulkan data untuk menjawab
masalah yang ada dan menjawab tujuan penelitian. Pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner dan data tentang sejarah
perusahaan yang di teliti. Kuisioner itu sendiri berarti teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi serangkaian pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk mendapatkan data yang relevan mengenai variabel
yang diteliti dan dalam penelitian ini Jumlah sampel menurut Hair et al (2009)
merekomendasikan rentang sampel yang mampu memberikan dasar kuat untuk
estimasi adalah 100-500 responden yang diobservasi. Dengan demikian , penelitian
ini menetapkan untuk menyebarkan kuisioner sebanyak 100 kuisioner.

Uji Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan pada kuesioner yang telah dilengkapi
oleh responden, kemudian selanjutnya hasil dari penelitian dapat ditentukan oleh
alat ukur yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian setiap pernyataan
dalam kuesioner akan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap penelitian.
Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik
sebuah item pernyataan penelitian dapat digunakan untuk mengukur variabel
penelitian (Sekaran dan Bougie, 2010). Uji validitas ini di lakukan untuk melihat
apakah pernyataan sesuai dengan instrumen yang ingin diukur dan juga untuk
mengetahui apakah responden memahami maksud dari pernyataan yang ada,
sehingga jawaban yang diberikan akan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Agar item pernyataan yang digunakan dalam penelitian dinyatakan valid maka nilai
factor loading harus dapat mencapai ≥ 0,55 (Hair et al., 2010). Berdasarkan dari
EFA (Exploratory Factor Analysis) jumlah sampel sebanyak 100 responden
menggunakan factor loading sebesar 0,55. Dasar pengambilan keputusan uji
validitas adalah sebagai berikut :
 Jika nilai factor loading > 0,55 data valid
 Jika factor loading < 0,55 data tidak valid
Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas dengan Factor Loading
Factor
No. Item Pernyataan Keputusan
Loading
Proses Manajemen Pengetahuan
Perusahaan secara teratur bertemu dengan pelanggan untuk
1 ,739 Valid
mengetahui kebutuhan di masa depan.
Perusahaan memiliki sistem untuk memperoleh pengetahuan
2 ,754 Valid
tentang pemasok kami.
Perusahaan memiliki sistem yang memungkinkan kami untuk
3 ,696 Valid
belajar dengan sukses dari organisasi lain
Kami memiliki proses untuk menghasilkan pengetahuan baru
4 ,667 Valid
dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
Ide-ide baru dan pendekatan pada kinerja kerja dicoba secara
5 ,768 Valid
terus menerus.
6 Rapat diadakan secara berkala untuk ,686 Valid
memberi tahu semua karyawan tentang inovasi terbaru di
perusahaan.
Perusahaan memiliki mekanisme formal untuk menjamin
7 ,708 Valid
pembagian praktik terbaik di antara berbagai departemen
Ada individu dalam organisasi yang berpartisipasi dalam
8 beberapa tim atau divisi dan yang juga bertindak sebagai ,735 Valid
penghubung di antara mereka.
Karyawan memiliki komitmen yang tinggi untuk kesuksesan
9 ,688 Valid
perusahaan kami
Factor
No. Item Pernyataan Keputusan
Loading
10 Perusahaan cukup fleksibel untuk menerapkan pengetahuan baru ,744 Valid
Manajemen kami menekankan pentingnya dan pentingnya
11 ,697 Valid
memanfaatkan pengetahuan baru.
Perusahaan kami dapat menemukan dan menerapkan
12 ,727 Valid
pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing
Inovasi Produk
Perusahaan kami secara teratur meningkatkan kualitas
1 komponen dan bahan yang digunakan dalam pembuatan produk ,727 Valid
saat ini.
Perusahaan secara teratur mengurangi biaya komponen dan
2 ,807 Valid
bahan yang digunakan dalam pembuatan produk saat ini.
Perusahaan meningkatkan menambahkan komponen baru ke
3 produk- produknya saat ini untuk meningkatkan kemudahan ,761 Valid
penggunaan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Perusahaan kami mengembangkan produk baru dengan
4 ,675 Valid
spesifikasi teknis dan fungsi yang berbeda dari yang sudah ada.
Perusahaan kami mengembangkan produk baru yang mencakup
5 komponen dan bahan baru yang berbeda dari apa yang saat ini ,695 Valid
digunakan.
Kinerja Operasional
Perusahaan kami dikenal dengan kinerja pengiriman tepat waktu
1 ,724 Valid
yang sangat baik
Waktu tunggu untuk memenuhi pesanan pelanggan (waktu
2 antara penerimaan pesanan pelanggan dan pemenuhannya) ,782 Valid
singkat dibandingkan dengan pesaing utama kami.

3 Produk perusahaan kami sesuai dengan spesifikasi yang ,740 Valid


ditentukan sebelumnya
Biaya produksi per unit perusahaan lebih rendah daripada
4 ,718 Valid
pesaing utama kami.
Sumber : data diolah dengan menggunakan SPSS versi 24 (terlampir)
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa semua indikator
pernyataan dalam kuesioner yang digunakan pada penelitian ini memiliki nilai
factor loading > 0,55 sehingga semua indikitor dinyatakan valid dan mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
pengukuran tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran
yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen Sekaran,
2015). Untuk menguji reliabilitas atau keandalan alat ukur atau instrumen dalam
penelitian ini digunakan koefisien Alpha Cronbach.
Menurut Sekaran (2015), besarnya nilai Cronbach Coefficient yang cukup
dan dapat diterima adalah yang bernilai 0.60, jika besarnya nilai Cronbach
Coefficient Alpha bernilai 0.60 maka hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan reliabel atau dengan kata lain jawaban responden cenderung sama
walaupun diberikan dalam bentuk pernyataan yang berbeda. Dasar pengambilan
keputusan uji reliabilitas ini adalah sebagai berikut :
 Jika koefisien Cronbach Coefficient Alpha ˃ 0,6 maka Cronbach Alpha
acceptable (construct reliable).
 Jika koefisien Cronbach Coefficient Alpha ˂ 0,6 maka Cronbach Alpha poor
acceptable (construct reliable).
Tabel 3.2
Uji Reliabilitas
Jumlah item
No. Konstruk Cronbach’s Alpha Keputusan
pertanyaan
Proses Manajemen
1 12 ,902 Reliable
Pengetahuan
2 Produk Inovasi 5 ,748 Reliable
3 Kinerja Operasional 4 ,686 Reliable
Sumber : data diolah dengan menggunakan SPSS versi 24 (terlampir)
Pada Tabel diatas, koefisien Cronbach’s Alpha untuk masing-masing variabel memenuhi
kriteria reliabilitas yang direkomendasikan oleh Sekaran (2012), yaitu lebih besar dari 0,60. Oleh
sebab itu jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk mengukur
masing-masing konstruk tersebut dapat dikatakan bahwa semua item pernyataan yang
digunakan reliable.

Uji Kesesuaian Model (Goodness Of Fit Model)


Sebelum menguji hipotesis yang telah diajukan, sebaiknya dilakukan
terlebih dahulu pengujian kesesuaian model (goodness of fit model ) terhadap
model yang diajukan (proposed model ). Pengujian kesesuaian model ini dilakukan
dengan melihat kriteria pengukuran (Hair et al ., 2010) yaitu :
1. Absolute Fit Measure
Yaitu mengukur model fir secara keseluruhan (baik model structural maupun
model pengukuran secara bersamaan ). Kriterianya dengan melihat :
a) The Likehood-Ratio Chi Square Statistic
Tingkat signifikansi minimum yang di terima di harapkan kecil, yaitu sekitar
0,05 sampai dengan 1. Jika hasil chi square kurang dari 0,05 atau lebih dari
1. Maka pengujian dapat dikatakan tidak goodness of fit ( unacceptable fit )
(Hair et al,.2010)
b) Goodness-Fit-Index (GFI)
Semakin tinggi nilai GFI , semakin fit model penelitian tidak ada nilai yang
dapat dijadikan acuan.Tapi beberapa peneliti merekomendasikan GFI
sebesar 0,90 atau lebih
c) The Root Mean Square Error Of Approximation (RMSEA)
Nilai RMSEA menunjukkan goodness of fit yang dapat di harapkan apabila
model estimasi dari populasi. RMSEA dapat di gunakan bila nilai chi square
signifikan, nilai yang di butuhkan agar RMSEA dapat di katakana fit adalah
< 0,10 (Hair et al ,. 2010).
2. Incremental Fit Measures
Yaitu ukuran untuk membandingkan model yang di ajukan ( Proposed Model )
dengan model yang di spesifikasi oleh peneliti (Hair et al ,. 2010). Kriterianya
dengan melihat :
a) Adjust Goodness Of Fit Index (AGFI)
Dianjurkan tingkat penerimaan AGFI lebih besar atau sama dengan 0,90
b) Tucker Lewis Index (TLI)
Dianjurkan harus lebih besar dari 0,90
c) Normed Fit Index (NFI)
Nilai yang dianjurkan harus lebih besar dari 0,90
d) Comparatif Fit Index (CFI)
Nilai yang dianjurkan harus lebih besar dari 0,90
3. Parsimonius Fit Measures
Yaitu melakukan penyesuasian terhadap pengukuran fit untuk dapat di
perbandingkan antar model dengan jumlah koefisien yang berbeda. Kriteria
dengan melihat nilai nromde chi-square (CMIN/DF). Nilai yang dianjurkan
yaitu batas bawah 1 atau batas atas 5 (Hair et al ,. 2010).
Tabel 3.3
Hasil Uji Kelayakan Model (Goodness Of Fit Model)
Batas penerimaan yang
Jenis pengukuran Pengukuran Nilai Kesimpulan
disarankan (Hair et al .,)
Absolute Fit Measures Chi-Square 344,787 0,05 sampai dengan 1 Poor Fit
p-value 0,000 ≥ 0,05 Poor Fit
RMSEA 0,93 ≤ 0,10 Poor Fit
IFI 0,898 ≥ 0,90 atau mendekati 1 Marginal Fit
Incremental Fit Goodness Of
TLI 0,913 ≥ 0,90 atau mendekati 1
Measures Fit
Goodness Of
CFI 0,924 ≥ 0,90 atau mendekati 1
Fit
RFI 0,867 ≥ 0,90 atau mendekati 1 Marginal Fit
Parsimonius Fit Batas bawah 1, batas atas Goodness Of
CMIN/DF 1,854
Measures 5 Fit
Sumber : Data diolah menggunakan AMOS (terlampir)
Berdasarkan nilai goodness of fit dari tabel 3.10, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan RMSEA 0,93 (Poor fit), IFI 0,898 (Marginal fit), TLI 0,913 (Goodness
Of fit), CFI 0,924 (Goodness of fit), RFI 0,867 (Marginal fit), dan CMIN/DF 1,854
(Goodness Of fit) . Dengan demikian model ini layak untuk digunakan dalam
penelitian sehingga hipotesis teori dapat dilanjutkan.
Model persamaan structural dari penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 3.1
Output Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan penjabaran jawaban responden yang
bertujuan untuk memberikan jawaban atau deskriptif suatu data yang ditinjau dari
nilai rata-rata (mean), simpangan baku (standart deviation), nilai minimum (min),
dan nilai maksimum (max). Dalam penelitian ini mean adalah nilai rata-rata dari
keseluruhan responden sedangkan standart deviation, namun nilai standart
deviation yang menjauhi angka nol menunjukan bahwa penyebaran data (jawaban
responden) adalah beragam (bervariasi), sedangkan apabila nilai standart deviation
yang diberikan mendekati angka nol maka semakin tidak bervariasi jawaban
responden. Nilai minimum adalah jawaban terendah yang dipilih konsumen,
sedangkan nilai maksimum adalah jawaban tertinggi yang dipilih konsumen.
Pada perhitungan statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik
setiap variable yang ada di dalam penelitian, variabel-variabel yang dianalisis
adalah : Proses Manajemen Pengetahuan, Inovasi Produk dan Kinerja Operasional.
Hasil perhitungan statistik deskriptif dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
Proses Manajemen Pengetahuan
Std.
Pernyataan N Min Max Mean
Deviation
Proses Manajemen Pengetahuan
Perusahaan secara teratur bertemu dengan pelanggan untuk
100 2 5 4,29 ,624
mengetahui kebutuhan di masa depan.
Perusahaan memiliki proses untuk memperoleh pengetahuan tentang
100 2 5 4,08 ,662
pemasok kami.
Perusahaan memiliki sistem yang memungkinkan kami untuk belajar
100 3 5 4,22 ,561
dengan sukses dari organisasi lain.
Kami memiliki proses untuk menghasilkan pengetahuan baru dari
100 3 5 4,28 ,552
pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
Ide-ide baru dan pendekatan pada kinerja kerja dicoba secara terus
100 2 5 4,22 ,613
menerus.
Rapat diadakan secara berkala untuk memberi tahu semua karyawan
100 2 5 4,06 ,565
tentang inovasi terbaru di perusahaan.
Perusahaan memiliki mekanisme formal untuk menjamin pembagian
100 1 5 4,12 ,671
praktik terbaik di antara berbagai departemen
Ada individu dalam organisasi yang berpartisipasi dalam beberapa tim
atau divisi dan yang juga bertindak sebagai penghubung di antara 100 3 5 4,25 ,539
mereka.
Ada individu yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan
100 2 5 4,07 ,573
menyebarkan saran secara internal.
Perusahaan cukup fleksibel untuk menerapkan pengetahuan baru 100 3 5 3,92 ,580
Manajemen kami menekankan pentingnya dan pentingnya
100 3 5 4,23 ,529
memanfaatkan pengetahuan baru.
Perusahaan kami dapat menemukan dan 100 3 5 4,20 ,550
menerapkan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan daya
saing
Rata-rata Manajemen Pengetahuan 100 3,08 5,00 4,1617 ,40736
Uji Analisis Data
Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
alat analisis Structural Equation Modal (SEM) yaitu AMOS versi 22. Analisis ini
di gunakan untuk menguji hipotesis (praduga sementara) yang sudah di tentukan di
bab II, dan bertujuan untuk : (1) menguji pengaruh antara proses manajemen
pengetahuan terhadap kinerja operasional. (2) menguji pengaruh antara proses
manajemen pengetahuan terhadap inovasi produk (3) menguji pengaruh antara
inovasi produk terhadap kinerja operasional. (4) menguji pengaruh antara proses
manajemen pengetahuan terhadap kinerja operasional melalui inovasi produk.
Pengambilan keputusan uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan p-
value dengan level significant sebesar 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%) dan tingkat
keyakinan 95%. Dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut :
(a) Jika p-value ≤ 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti terdapat pengaruh yang
signifikan dari kedua variabel. (b) Jika p-value ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak (Ho
diterima), yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari kedua variabel.
Tujuan dari pengujian hipotesis adalah untuk menjawab permasalahan
yang diajukan dalam penelitian dengan menolak hipotesis null (Ho) sehingga
hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
nilai signifikansi dari tiap-tiap pengaruh dari variabel yang diajukan dalam
penelitian. Adapun hasil pengujian hipotesis disajikan ke dalam tabel dibawah ini:

Hipotesis 1
Tabel 4.2
Hasil Analisa Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis Estimate P-Value Kesimpulan Keputusan
Terdapat pengaruh antara proses manajemen
0,566 0,000 H0 ditolak H1 didukung
pengetahuan terhadap kinerja operasional.
Sumber : Pengolahan data menggunakan AMOS (terlampir)
Hipotesis 1 menguji apakah pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap
Kinerja Operasional.
Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja
Operasional
H1: Terdapat pengaruh Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja
Operasional.

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa nilai estimate diperoleh sebesar


0,566 yang menunjukkan bahwa arah pengaruh dari Manajemen Pengetahuan
terhadap Kinerja Operasional benar positif. Hal ini dikarenakan nilai p-value
sebesar 0,000 ≤ 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka Ho ditolak dan H1
didukung. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Proses Manajemen
Pengetahuan terhadap Kinerja Operasional.
Hipotesis 2

Tabel 4.3
Hasil Analisa Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis Estimate P-Value Kesimpulan Keputusan
Terdapat pengaruh antara proses manajemen
0,697 0,000 H0 ditolak H2 didukung
pengetahuan terhadap inovasi produk.
Sumber : Pengolahan data menggunakan AMOS (terlampir)

Hipotesis 2 menguji apakah Proses Manajemen Pengetahuan berpengaruh positif


terhadap Inovasi Produk.
Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh positif Proses Manajemen Pengetahuan
terhadap Inovasi Produk
H2: Terdapat pengaruh positif Proses Manajemen Pengetahuan terhadap
Inovasi Produk.
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai estimate diperoleh sebesar
0,697 yang menunjukkan bahwa arah pengaruh dari Proses Manajemen
Pengetahuan terhadap Inovasi Produk benar positif. Hal ini dikarenakan nilai p-
value sebesar 0,000 ≤ 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka Ho ditolak dan H2
didukung. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Proses Manajemen
Pengetahuan terhadap Inovasi Produk.

Hipotesis 3
Tabel 4.4
Hasil Analisa Pengujian Hipotesis 3
Hipotesis Estimate P-Value Kesimpulan Keputusan
terdapat pengaruh antara inovasi produk
0,210 0,015 H0 ditolak H3 didukung
terhadap kinerja operasional.
Sumber : Pengolahan data menggunakan AMOS (terlampir)

Hipotesis 3 menguji apakah Inovasi Produk berpengaruh positif terhadap Kinerja


Operasional .
Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh positif Inovasi Produk terhadap Kinerja Operasional.
H3: Terdapat pengaruh positif Inovasi Produk terhadap Kinerja Operasional.
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai estimate diperoleh sebesar
0,210 yang menunjukkan bahwa arah pengaruh dari Inovasi Produk terhadap
Kinerja Operasional benar positif. Hal ini dikarenakan nilai p-value sebesar 0,015
≤ 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka Ho ditolak dan H3 didukung. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Inovasi Produk terhadap Kinerja
Operasional.
Hipotesis 4

Tabel 4.5
Hasil Analisa Pengujian Hipotesis 4
Hipotesis Estimate P-Value Kesimpulan Keputusan
Terdapat pengaruh antara proses
manajemen pengetahuan terhadap
0,394 0,012 H0 ditolak H4 didukung
pengetahuan terhadap kinerja
operasional melalui inovasi produk
Sumber : Pengolahan data menggunakan AMOS (terlampir)

Hipotesis 4 menguji apakah Proses Manajemen Pengetahuan berpengaruh positif


terhadap Kinerja Operasional melalui Inovasi Produk.
Hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap
Kinerja Operasional melalui Inovasi Produk.
H4: Terdapat pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja
Operasional melalui Inovasi Produk.
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai estimate diperoleh sebesar
0,394 yang menunjukkan bahwa arah pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan
terhadap Kinerja Operasional melalui Inovasi Produk benar positif. Hal ini
dikarenakan nilai p-value sebesar 0,012 ≤ 0,05 (tingkat kesalahan α = 5%), maka
Ho ditolak dan H4 didukung. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Proses
Manajemen Pengetahuan berpengaruh terhadap Kinerja Operasional melalui
Inovasi Produk.

Pembahasan Hasil Penelitian


Berikut adalah hasil keputusan uji hipotesis pada penelitian ini :
Tabel 4.6
Hasil Keputusan Pengujian Hipotesis
Hipotesis Keputusan
Terdapat pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja
H1: Operasional.
H1 Didukung
Terdapat pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap Inovasi
H2: Produk.
H2 Didukung
H3: Terdapat pengaruh Inovasi Produk terhadap Kinerja Operasional. H3 Didukung
Terdapat pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan berpengaruh terhadap H4
H4 Kinerja Operasional melalui Didukung
Inovasi Produk.
Sumber : Pengolahan data menggunakan AMOS (terlampir)

Hipotesis 1
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1, dapat disimpulkan bahwa
Terdapat pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja Operasional.
Dari hasil pengujian ini telah disimpulkan bahwa Proses Manajemen Pengetahuan
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Operasional pada PT.d.gas. Oleh karena itu,
dapat di artikan bahwa Proses Manajemen Pengetahuan dengan adanya sumber
pengetahuan yang tersturktur dengan baik dan di aplikasikan dengan maksimal
pada perusahaan maka organisasi akan mudah menggunakan pengetahuan tersebut
untuk meningkatkan Kinerja Operasional pada PT. d,gas Alam Semesta
Penelitian sebelumnya menyelidiki hubungan Proses Manajemen
Pengetahuan. Kinerja dalam studi tersebut diukur dengan berbagai cara. Misalnya,
Gold et al. (2001) menunjukkan bahwa kemampuan Proses Manajemen
Pengetahuan secara positif mempengaruhi efektivitas organisasi. Liu et al. (2004
menemukan hubungan positif yang signifikan antara kemampuan Manajemen
Pengetahuan dan daya saing. Lin dan Kuo (2007) menyimpulkan bahwa
kemampuan Manajemen Pengetahuan berhubungan dengan Kinerja Organisasi
secara keseluruhan termasuk kinerja pasar dan kinerja sumber daya manusia.

Hipotesis 2
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh Proses Manajemen Pengetahuan terhadap Inovasi Produk. Dari hasil
pengujian ini telah disimpulkan bahwa Proses Manajemen Pengetahuan memiliki
pengaruh terhadap Inovasi Produk pada PT.d.gas. Oleh karena itu, sumber
pengetahuan akan memberikan kemudahan kepada karyawan untuk
memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan
organisasi akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan
terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan hasil Inovasi.
Beberapa studi empiris telah menyelidiki efek dari Proses Manajemen
Pengetahuan pada inovasi produk. Kör dan Maden (2013) menemukan bahwa
Proses Manajemen Pengetahuan di Turki memiliki efek positif yang signifikan
terhadap inovasi, yang pada gilirannya meningkatkan inovasi organisasi. Bas et al.
(2015) secara empiris menemukan bahwa Inovasi Produk secara signifikan
dipengaruhi oleh Proses Manajemen Pengetahuan. Donate dan Sánchez de Pablo
(2015) menggunakan sampel perusahaan teknologi dari Spanyol menemukan
bahwa Proses Manajemen Pengetahuan secara signifikan memediasi pengaruh
kepemimpinan yang berorientasi pengetahuan pada Inovasi Produk.

Hipotesis 3
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 3, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh Inovasi Produk terhadap Kinerja Operasional. Dalam hal ini berarti
Inovasi adalah kondisi penting untuk meningkatkan kinerja operasional. Seperti
contoh, jika hasil produk yang di produksi oleh PT. d.gas Alam Semesta bagus dan
tidak ada yang gagal maka dari itu akan memaksimalkan Kinerja Operasional,
karena perusahaan tidak perlu melakukan re-work.
Penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan positif yang kuat antara
inovasi dan kinerja operasional. Kafetzopoulos dan Psomas (2015) menemukan
bahwa tingkat inovasi berhubungan positif dengan produktivitas dan kinerja
operasional.
Hipotesis 4
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 4 yaitu, Proses Manajemen
Pengetahuan berpengaruh terhadap Kinerja Operasional melalui Inovasi Produk di
PT. d.gas. Dari hasil uji data dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini sesuai
dengan harapan, yaitu teradapat pengaruh dari Proses Manajemen Pengetahuan
terhadap Kinerja Operasional melalui Inovasi Produk di PT. d.gas Alam Semesta.
Jika perusahaan melakukan Inovasi Produk seperti mengembangkan produk yang
sudah ada untuk memudahkan akses bagi pengguna-nya maka akan mempengaruhi
Kinerja Operasional di perusahaany PT. d.gas Alam Semesta. Oleh karena itu,
dapat diartikan bahwa Inovasi Produk dapat memediasi Kinerja Operasional
dengan Proses Manajemen Pengetahuan dan menghasilkan pengaruh yang
signifikan. Studi ini berpendapat bahwa pengaruh Knowledge Management pada
kinerja operasional akan lebih besar dalam organisasi yang terlibat dalam inovasi
produk. Ini berarti bahwa selain efek langsung Knowledge Management pada
kinerja operasional, efek tidak langsung ada melalui inovasi produk. Efek tidak
langsung ini ada karena eksploitasi nyata sumber daya organisasi (Lin dan Kuo,
2007).

SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI, DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Proses
Manajemen Pengetahuan Terhadap Kinerja Operasional Melalui Inovasi Produk
pada PT d.gas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Proses Manajemen Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Operasional. Dijelaskan bahwa Proses Manajemen Pengetahuan diterapkan
secara baik dan dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap Kinerja
Operasional. Karena dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur
dengan baik dan di aplikasikan dengan maksimal pada perusahaan maka
organisasi akan mudah menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan
Kinerja Operasional pada PT. d.gas Alam Semesta.
2. Proses Manajemen Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap Inovasi
Produk. Dijelaskan bahwa Proses Manajemen Pengetahuan telah memberikan
pengaruh signifikan terhadap Inovasi Produk. Karena sumber pengetahuan akan
memberikan kemudahan kepada karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga
proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat,
yang akhinya proses kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap
karyawan dapat meningkatkan hasil Inovasi.
3. Inovasi Produk berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Operasional. Karena
jika hasil produk yang di produksi oleh PT. d.gas Alam Semesta bagus dan
tidak ada yang gagal maka dari itu akan memaksimalkan Kinerja Operasional,
karena perusahaan tidak perlu melakukan re-work.
4. Proses Manajemen Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Operasional melalui Inovasi Produk. Hal ini terjadi karena perusahaan meyakini
apa yang telah dilakukan dalam melakukan kegiatan Proses Manajemen
Pengetahuan dan memerhatikan Inovasi Produk yang juga akan menghasilkan
Kinerja Operasional yang maskimal.

Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat implikasi
manajerial yang dapat menjadi masukan bagi manajer PT. d.gas, antara lain :
1. Untuk meningkatkan Proses Manajemen Pengetahuan pada Kinerja
Operasional, diperlukan sumber pengetahuan yang tersturktur dengan baik dan
di aplikasikan dengan maskimal pada perusahaan, maka organisasi akan mudah
untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan Kinerja
Operasional
2. Untuk meningkatkan Proses Manajemen Pengetahuan pada Inovasi Produk
maka perusahaan memerlukan pengetahuan, yang akan memberikan kemudahan
kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan
pengetahuan di lingkungan organisasi akan meningkat yang akhirnya proses
kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat
meningkatkan hasil Inovasi.
3. Untuk meningkatkan Inovasi Produk pada Kinerja Operasional, maka
perusahaan harus memaksimalkan Kinerja Operasional, agar perusahaan tidak
perlu melakukan re-work.
4. Untuk meningkatkan Proses Manajemen Pengetahuan pada Kinerja Operasional
melalui Inovasi Produk, perusahaan harus mengembangkan produk yang sudah
ada untuk lebih memudahkan pengguna-nya yang mana akan mempengaruhi
Kinerja Operasional di Perusahaan PT. d.gas Alam Semesta.

Keterbatasan
Pada setiap penelitian, terdapat keterbatasan dalam melakukan suatu
penelitian termasuk penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian berfokus pada satu perusahaan, dan penelitian ini hanya memiliki 100
sampel.
2. Responden, dan penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh antara Proses
Manajemen Pengetahuan terhadap Kinerja Operasional melalui Inovasi Produk.
3. Penelitian ini hanya membahas pada Perusahaan di sektor barang.

Saran
Adapun saran – saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya
guna untuk memperbaiki kekurangan – kekurangan dalam penlitian ini, yakni :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan responden yang lebih banyak


dengan mencakup lebih dari 2 perusahaan.
2. Melakukan komposisi ulang terhadap responden seperti, jumlah karyawan dan
jumlah manajer dan, pengalaman kerja.
3. Peneliti selanjutnya di harapkan dapat mempertimbangkan untuk dapat
membahas pada bidang Kinerja sektor jasa.
DAFTAR PUSTAKA

Agbim et al., (2013). The Relative Importance of Spirituality in Entrepreneurship


Development Among Graduates of Nigerian Tertiary Institutions.
International Journal of Business and Management Invention, 2(4), 2013,
25-35.
Ahmad Faithi Al-Sa’di, Ayman Bahjat Abdallah, Samer Eid Dahiyat. (2017). "The
Mediating Role of Product and Process Innovations on the Relationship
Between Knowledge Management and Operational Performance in
Manufacturing Companies in Jordan", Business Process Management
Journal, Vol. 23 No. 2, pp. 349-376.
Alavi and Leidner. (2001). Knowledge Management and Knowledge Management
Systems: Conceptual Foundations and Research Issues. MIS Quarterly, 25,
107-136.
Alegre. (2012). “Tourist Characteristics That Influence Shopping Participation And
Expenditures” Jurnal International Journal Of Culture, Tourism And
Hospitality Research,vol. 6,no. 3, pp. 223-237.
Andreeva and Kianto. (2011). Knowledge Processes, Knowledge-Intensity and
Innovation: A Moderated Mediation Analysis. Journal of Knowledge
Management, 15(6), 1016-1034.
Bowen et al., (2010). Innovation or Customer Orientation? An Empirical
Investigation. European Journal of Marketing, 38(9-10), 1065-1090.
Cainelli et al., (2004). The Impact of Innovation on Economic Performance in
Services. Service Industries Journal, 24(1), 116 130.
Chen and Huang. (2009). “The Moderating Effect of Knowledge Sharing on the
Relationship Between Manufacturing Activities and Business
Performance”. Knowledge Management Research & Practice, Volume 8,
Issue 4, 285-306.
Dahiyat and Al-Zu'bi. (2012). The Role of Knowledge Acquisition in Facilitating
Customer Involvement in Product Development: Examining the Mediation
Effect of Absorptive Capacity. International Journal of Learning and
Change, 2012 Vol.6 No.3/4, pp.171 – 206.
Darroch and McNaughton. (2002). "Examining the Link Between Knowledge
Management Practices and Types of Innovation", Journal of Intellectual
Capital, Vol. 3 No. 3, pp. 210-222.
Darroch. (2005). "Knowledge Management, Innovation and Firm Performance",
Journal of Knowledge Management, Vol. 9 No. 3, pp. 101-115.
Donate and Sánchez de Pablo. (2015). The Role of Knowledge Oriented
Leadership in Knowledge Management Practices and Innovation. Journal
of Business Research, 2015, vol. 68, issue 2, 360-370.
Evangelista and Vezzani. (2010). "The Economic Impact of Technological and
Organizational Innovations. A Firm-Level Analysis," Research Policy,
Elsevier, vol. 39(10), pages 1253-1263, December.
Gold et al., (2001). Knowledge Management: An Organizational Capabilities
Perspective. Journal of Management Information Systems 18(1):185-214.
Hair et al., (2010). Multivariate Data Analyisis Seventh Edition. Pearson Prentice
Hall.
Hassan et al., (2013). Knowledge Management Strategies, Innovation, and
Organisational Performance: An Empirical Study of the Iraqi Mts. Journal
of Advances in Management Research, 10(1), 58-71.
Heizer dan Render. (2011). Principles of Operations Management. 8th Edition,
Prentice Hall, Upper Saddle River.
Hermawan dan Kristaung. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis (Pedoman Praktis
Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi). Jakarta: LPFEB Universitas
Trisakti).
Ho. (2008). Knowledge Sharing in Academic Institutions: a Study of Multimedia
University Malaysia. Electronic Journal of Knowledge Management.
Huang and Li. (2009). The Mediating Effect of Knowledge Management on Social
Interaction and Innovation Performance. International Journal of
Manpower , 30 , 2 8 5–301 .
Hubeis. (2012). Komunikasi Profesional Perangkat Pengembangan Diri. Bogor:
IPB Press.
Jay Heizer et al., (2006). Operation Management. Edisi Ketiga. Alih Bahasa
Murtadi, Erlangga. Jakarta.
Kafetzopoulos and Psomas. (2015). The Impact of Innovation Capability on the
Performance of Manufacturing Companies the Greek Case. Journal of
Manufacturing Technology Management 26(1):104-130.
Khammarnia. (2015). Barriers to Implementation of Evidence-Based Practice in
Zahedan Teaching Hospitals, Iran, 2014. Nursing Research and Practice,
2015.
Kör and Maden. (2013). The Relationship between Knowledge Management and
Innovation in Turkish Service and High-Tech Firms, International Journal
of Business and Social Science, 4(4), 293-304.
Kotler and Amstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran,Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Kotler and Keller. (2012). Marketing Management, 14th, Person Education.
Lee and Lee. (2007). “Capability, Processes, and Performance of Knowledge
Management: A structural Approach”. Human Factors and Ergonomics in
Manufacturing . Vol. 17 No. 1, hal: 21-41.
Lee et al., (2013). Creativity, Cities and Innovation: Evidence from UK SMEs (10
No.13).
Leung, Chan, & Lee. (2003). "The Dynamic Team Role Behavior – The
Approaches of Investigation", Team Performance Management, Vol. 9 No.
3/4, pp. 84-90.
Lin and Kuo. (2007). "The Mediate Effect of Learning and Knowledge on
Organizational Performance", Industrial Management & Data Systems,
Vol. 107 Iss: 7, pp.1066 – 1083.
Lin and Lee. (2005). Perceptions of Senior Managers Toward Knowledge Sharing
Behaviour, Management Decision, Vol. 42, No. 1,pp. 108-25.
Lin. (2007). Knowledge Sharing and Firm Innovation Capability: An Empirical
Study, International Journal of Manpower, Vol. 28 Iss: 3 pp. 315 – 332.
Liu et al., (2004). “An Empirical Study on the Correlation Between Knowledge
Management Capability and Competitiveness in Taiwan’s industries”,
Technovation , Vol. 24 No. 12, pp. 971-7.
Llore's Montes et al., (2005). Influence of Support Leadership and Teamwork
Cohesion on Organizational Learning, Innovation and Performance: An
Empirical Examination. Technovation 25 (2005) 1159–1172.
Majchrzak et al., (2004). “ Can Absence Make a Team Grow Stronger?” Harvard
Business Review (82:5), 2004, pp. 131-137.
Mazdeh and Hesamamiri. (2014). Knowledge Management Reliability
Assessment: An Empirical Investigation". Aslib Journal of Information
Management, Vol. 67 No. 4, pp. 422-441.
Melita. (2012). The Effect of Working Capital Management on Firms Profitability:
Empirical Evidence from an Emerging Market. Journal of Business &
Economics Research (JBER), 8 (12).
Michael et al., (2009). “Teaching Character Education Across the Curriculum and
the Role of Stakeholders at the Junior Secondary Level in Botswana”. Stud
Home Comm Sci, 3(2): 97-105 (2009).
Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Mohrman et al., (2003). Doing Research that is Useful to Practice: A Model and
Empirical Exploration. Academy of Management Journal. (44). 2. p. 357-
375.
Natalia Kosasih. (2007). Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja
Karyawan: Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel
Jurusan Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen
Petra
Ndlela and Du Toit. (2001). Establishing a Knowledge Management Program for
Competitive Advantage in an Enterprise. International Journal of
Information Management 21, 151-165.
Nielsen. (2007). Survey of Consumer Behaviour and Perceptions.
Nonaka and Takeuchi. (1995). The Knowledge-Creating Company, Oxford
University Press, New York, NY.
Ou et al., (2010). Knowledge Management: Philosophy, Processes, and
Pitfalls. California Management Review 44(4), 129-150.
Plessis. (2007). "The Role of Knowledge Management in Innovation", Journal of
Knowledge Management, Vol. 11 No. 4, pp. 20-29.
Saladin. (2007). Manajemen Pemasaran. Bandung : Penerbit Linda Karya.
Sambamurthy and Subramani. (2005). "Special Issue on Information Technology
and Knowledge Management," MIS Quarterly, (29: 1).
Sarin and McDermott. (2003). “The Effect of Team Leader Characteristics on
Learning, Knowledge Application, and Performance of Cross-Functional
New Product Development Teams”. Decision Sciences 34 (2003): 707-739.
Saunila et al., (2014). The Relationship Between Innovation Capability and
Performance: The Moderating Effect of Measurement. International
Journal of Productivity and Performance Management 63(2):234-249.
Scarbrough. (2003). Does Selection-Sosialization Help to Explain Accountants
Weak Ethical Reasoning? Journal of Business Ethics, Vol.42, No.1 , 71-81.
Sedarmayanti. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Refika Aditama. Jakarta.
Sekaran and Bougie. (2010). Research Methods for Business: A Skill-
Building Approach (5th ed.). Haddington: John Wiley & Sons.
Sekaran. (2015). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Research Methods for
Business). Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV.
Sutarno. (2012). Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tan et al., (2007). Intellectual Capital and Financial Returns of Companies.
Journal of Intellectual Capital 8(1):76-95 .
Tjiptono. (2002). Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Tseng and Lee. (2014). The Effect of Knowledge Management Capability and
Dynamic Capability on Organizational Performance. Journal of Enterprise
Information Management, 27(2), 158–179 .
Vontana. (2009). Innovate We Can! Manajemen inovasi dan Penciptaan Nilai.
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zack et al., (2009). Knowledge Management and Organizational Performance: An
Exploratory Analysis. Journal of Knowledge Management, 13(6), 392–
409.

Anda mungkin juga menyukai