Anda di halaman 1dari 9

Idea Nursing Journal Marlina

ISSN : 2087-2879
MOBILISASI PADA PASIEN FRAKTUR MELALUI PENDEKATAN
KONSEPTUAL MODEL DOROTHEA E. OREM
Mobilisation Patient Fraktur with Concepts Models
Dorothea E. Orem
Marlina
1
Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
2
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing, Fakulty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh.
Email: Marlina_psik@yahoo.co.id

ABSTRAK
Mobilisasi merupakan kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan. Pada pasien fraktur dapat terjadi
diskontinuitas jaringan tulang yang ditandai dengan nyeri, krepitasi, gangguan mobilisasi, sehingga pasien
harus segera dimobilisasikan. Fenomena sekarang masih banyak pasien post fraktur yang tidak melalukan
mobilitas sehingga menimbulkan gejala sisa. Menurut kondeptual model Dorothea E Orem self care defisit
semua pasien memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri, perawat bekerja hanya untuk
memandirikan pasien sesuai dengan tingkat ketergantungan bukan menempatkan pasien pada posisi
dependent. Orem mengatakan ada tiga tingkatan derajat ketergantungan pasien, ketergantungan penuh,
parsial dan supportif sehingga penulisan ini didapatkan bahwa pasien dapat melakukan aktifitas
kemandiriannya sesuai dengan derajat ketergantungan.

Kata kunci: fraktur, mobilisasi, self care defisit Orem

ABSTRACT
Mobilisation is patient can exercise dan move. Patient fracture is discontinuity bone tissue was clinical
manifestation, pain, crepitation, mobilisation problem. Fenomena now many patient nothing exercise became
scar tissue. The nurse give mobilisation theraphy for patient. Dorothea E Orem is all person have increased
self care, the working for patient otonomy validation compensatory system nothing patien dependent
position. Dorothea E Orem labels her self care deficit theory of nursing as general theory composed of the
following three related theories; wholly compensatory system, partly compensatory system and supportive-
educative system.patient can be able to perform his daily based the level of depending.

Keywords: fracture, mobilisation, self care devicit Orem.

PENDAHULUAN adalah teori yang dikembangkan oleh


Keperawatan merupakan suatu bentuk Dorothea E. Orem tentang self care. Teori
pelayanan professional yang komperehensif self care ini merupakan suatu cara
baik bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual pendekatan yang dinamis bagi perawat
kepada individu, keluarga, masyarakat baik untuk meningkatkan kemampuan klien
sehat maupun sakit melalui kiat-kiat dalam perawatan dirinya memandirikan
keperawatan dengan menggunakan klien sesuai dengan tingkat ketergantungan
pendekatan proses keperawatan (Lokakarya bukan menempatkan klien pada posisi
PPNI,1983). Pelayanan keperawatan ini dependent, Self care yang diberikan salah
akan berkembang bila didukung oleh satunya adalah mobilisasi. Kebutuhan
pengembangan teori-teori keperawatan mobilisasi merupakan sesuatu yang vital
mengacu kepada suatu karakteristik teori- bagi makhluk hidup untuk kelangsungan
teori keperawatan yang ada, diharapkan kehidupannya. Hal ini bukan monopoli
perawat dapat memberikan pelayanan lebih manusia, tetapi oleh jasat renik sekalipun
komperehensif dan praktek-praktek termasuk mikroorganisme, masing-masing
keperawatan akan semakin berkembang mempunyai cara dalam memenuhi
(Ismani, 2001). kebutuhan hidupnya, mikroba menggunakan
pseudopodianya, sementara manusia
satu teori keperawatan yang menggunakan beberapa sistem seperti sistem
menunjang perkembangan keperawatan

26
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

persarafan, otot dan tulang yang saling Tujuan Umum: Untuk memahami
bekerja sama secara sinergis (Black, 2005). aplikasi konsep mobilisasi dalam asuhan
Mobilisasi merupakan kemampuan keperawatan pada pasien dengan fraktur
yang dimiliki oleh setiap orang untuk melalui pendekatan konseptual model
bergerak dalam lingkungan sekitarnya untuk Dorothea E. Orem. Tujuan Khusus:
kepentingan pemenuhan kebutuhan sehari- Memahami konseptual model self care
hari (Activities of Daily Living/ADL ) serta meliputi: self care, self care devicit dan
pemenuhan terhadap peran yang theories nursing system. (1) Membuat proses
diembannya dengan kemampuan tersebut keperawatan lebih lanjut tentang konsep
seseorang dapat melakukan aktifitas fisik mobilisasi dalam asuhan keperawatan pada
yang bersifat kebutuhan dasar, olah raga pasien dengan fraktur melalui pendekatan
serta mampu berpartisipasi dalam kegiatan konseptual model Dorothea E. Orem, (2)
baik dilingkungan keluarga, kelompok Menganalisis aplikasi konsep mobilisasi
maupun sosial kemasyarakatan. Tercapainya dalam asuhan keperawatan pada pasien
keadaan tersebut diperlukan fungsi-fungsi dengan fraktur melalui pendekatan konsep
sistem tubuh yang adekuat, sehingga tidak model Dorothe E. Orem
terjadi keterbatasan baik fisik maupun Mobilisasi adalah: kemampuan yang
psikologis (Kozier, 1997). dimiliki oleh individu untuk
Fraktur adalah Terputusnya kontinuitas bergerak/melakukan aktivitas didalam
jaringan tulang baik total, partial yang dapat lingkungan sekitarnya, dari pengertian
mengenai tulang panjang dan sendi jaringan tersebut, adanya kemampuan yang dimiliki
otot dan pembuluh darah trauma yang oleh individu agar dapat melakukan aktivitas
disebabkan oleh stress pada tulang, jatuh sehari-hari (ADL) dalam memenuhi
dari ketinggian, kecelakaan kerja, cedera kebutuhan dasarnya seperti makan, minum,
saat olah raga, fraktur degeneratif mandi dan berpakaian tanpa harus
(osteoporosis, kanker, tumor tulang) dan memerlukan bantuan orang lain. Demikian
ditandai dengan Look: tanda yang dapat juga kegiatan lain yang menyangkut
dilihat, adanya deformitas berupa penonjolsn pekerjaan yang ditekuninya serta peran
ysng abnormal, bengkak, warna kulit merah, sosial kemasyarakatan yang diembankan
adanya ekimosis, angulasi,rotasi dan dapat dilaksanakan secara adekuat. Hal ini
pemendekan, Feel: nyeri, Move: krepitasi dapat dicapai bilamana terjadi keseimbangan
dan terasa nyeri saat digerakkan, gangguan fisiologis dari beberapa fungsi sistem
fungsi pergerakan (Lewis, 2007). terutama struktur tulang dan sendi sebagai
Fenomena diruang rawat saat sering tempat melekatnya otot dan tendon serta
dijumpai dilapangan adalah perawat tidak dukungan sistem syaraf baik syaraf pusat
memperhatikan konsep mobilisasi dalam maupun perifer (Black,2005).
memberikan asuhan keperawatan melalui Fraktur adalah Terputusnya kontinuitas
pendekatan self care sesuai dengan teori jaringan tulang baik total, partial yang dapat
Orem, tetapi belum ada data statistik atau mengenai tulang panjang dan sendi jaringan
research berkaitan dengan hal tersebut, hal otot dan pembuluh darah trauma yang
ini dapat dilihat bahwa perawat dalan hal disebabkan oleh stress pada tulang, jatuh
merawat pasien post operasi fraktur selalu dari ketinggian, kecelakaan kerja, cedera
berfokus pada program medikasi atau saat olah raga, fraktur degeneratif
kolaborasi. Aktifitas sehari-hari pasien (osteoporosis, kanker, tumor tulang) dan
dirumah sakit seperti kekamar mandi dan ditandai dengan Look: tanda yang dapat
berpakaian, makan, minum, sering dibantu dilihat, adanya deformitas berupa penonjolsn
oleh perawat dan keluarga ysng abnormal, bengkak, warna kulit merah,
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis adanya ekimosis, angulasi,rotasi dan
tertarik untuk membahas Aplikasi Konsep pemendekan, Feel: nyeri, Move: krepitasi
Mobilisasi Dalam Asuhan Keperawatan dan terasa nyeri saat digerakkan, gangguan
Pada Pasien Dengan Fraktur Melalui fungsi pergerakan (Lewis, 2007).
Pendekatan Konseptual Model Dorothea E. Program pengobatan yang diterapkan
Orem. pada klien frkatur adalah pemasangan traksi,
mengharuskan bedrest (immobilisasi), agar

27
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

proses penyembuhan terjadi secara hambatan hidup dan kesejahteraan,


sempurna dan meminimalkan resiko peningkatan dan pengembangan fungsi
terjadinya cacat. Keadaaan ini manusia selama hidup dalam kelompok social
mengakibatkan klien tidak dapat melakukan sesuai dengan potensi dan norma (1)
aktifitas fisiknya guna memenuhi kebutuhan Developmental self care requisites
dasarnya selama menjalani program terapi kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan
yang diterapkan. Tindakan tersebut untuk proses perkembangan kebutuhan
meskipun dari aspek medik menguntungkan, akibat adanya suatu kondisi yang baru,
tetapi dalam jangka panjang berdampak kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu
negative pada klien karena akan kejadian, contohnya penyesuian diri tehadap
menyebabkan terjadinya penurunan fungsi pertambahan usia, penyesuian diri terhadap
fisik, intelektual, emosional serta sosial perubahan bentuk tubuh, (3) Health
(Chefez, 2001). deviation requisites adalah kebutuhan yang
berkaitan dengan adanya penyimpangan
Self Care status kesehatan seperti: kondisi sakit atau
Merupakan praktek seseorang memulai injuri, yang dapat menurunkan kemampuan
dan menunjukkan kepentingannya dalam individu untuk memenuhi kebutuhan self
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan carenya baik secara permanent atau
kesejahteraan, maksudnya tidak ada kontemporer, kebutuhan itu dilakukan
keterbatasan pada seseorang untuk untuk mencari pengobatan yang tepat dan
melakukan perawatan bagi dirinya sendiri, aman, menyadari dampak dari patologi
termasuk memberikan perawatan bagi penyakit, memilih prosedur diagnostik,
kepentingan orang lain. Teori self care terapi dan rehabilitasi yang tepat dan efektif,
menyebutkan bahwa merawat diri dan memodifikasi konsep diri agar dapat
ketergantungan dalam perawatan diri adalah menerima status kesehatannya dan
sesuatu prilaku yang dipelajari setiap mengatasi hal tersebut, belajar hidup dengan
individu untuk mempertahankan hidup, keterbatasan sebagai dampak dari kondisi
kesehatan dan kehidupan yang lebih baik, patologis, efek pengobatan dan diagnostik
individu dapat melakukannya sendiri sesuai serta selalu meningkatkan kemampuan
dengan tingkat ketergantungan dan (Tomey, 2006).
kemampuan yang dimilikinya (Louis. G,
2007). Therapeutik self care demand adalah
Teori self care didasarkan pada jika seseorang tidak mampu memenuhi
beberapa konsep dasar antara lain adalah (1) kebutuhan self carenya maka akan
Self care adalah suatu kegiatan individu dibutuhkan therapeutic self care demand
untuk meningkatkan kehidupan dan yaitu totalitas dari tindakan self care yang
mempertahankan kehidupan yang lebih baik diinisiasikan dan dibentuk untuk memenuhi
(2) Self care agency adalah kemampuan kebutuhan self care dengan menggunakan
seseorang untuk menampilkan aktifitas metode yang valid yang berhubungan
perawatan dirinya. Ini tergantung dua dengan tindakan yang akan dilakukan.
komponen yaitu self care agent (individu Penerapanya yang efektif dilakukan oleh
yang mampu melakukan perawatan dirinya seorang perawat harus dinamis karena
sendiri) dan dependent care agent (orang therapeutic self care demand sangat specifik
lain yang memberikan perawatan diri pada untuk tiap-tiap individu tergantung waktu,
orang lain), (3) Self care requisites/self care tempat dan situasi. (Menamara.C, 2006)
needs adalah aktifitas perawatan diri,
(Tomey, 2006). Self Care Devicit
Ada 3 kategori dalam self care Gambaran konseptual penerima
reguisites: (1) Universal requisites (untuk asuhan keperawatan sebagai seseorang yang
semua orang) yang meliputi keseimbangan tidak mampu melakukan perawatan dirinya
pemasukan air, udara, dan makanan, secara terus menerus atau keperawatan
pengeluaran (eliminasi), pemeliharaan mandiri terhadap hal-hal yang berkaitan
aktifitas dan istirahat serta pemeliharaan dengan kesehatanya.
keseimbangan antara interaksi social,

28
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Orem mengidentifikasi 5 (lima) care misalnya penderita koma, dapat


metode yang dapat digunakan dalam membantu keputusan, observasi atau pilihan
menyelesaikan self care deficit :aktifitas tentang self care tetapi tidak dapat
yang dilakukan untuk orang lain, melakukan ambulasi atau pergerakan
memberikan petunjuk dan pengarahan, manipulatif serta tidak mampu membuat
memberikan dukungan fisik dan psikologis, keputusan yang tepat tentang self carenya.
memberikan dan memelihara lingkungan (2) Partly Compensatory system: Suatu
yang mendukung pengembangan personal, situasi antara perawat dan klien mempunyai
pendidikan. andil yang sama dalam melaksanakan self
Perawat dapat membantu individu care defisit, (3) Supportive-Educative
dengan menggunakan beberapa atau semua System: Suatu cara dimana pasien mampu
metode tersebut dalam memenuhi self menolong dirinya melakukan self care
carenya Orem mendefinisikan 5 area sesuai dengan kemampuan.
aktifitas praktek keperawatan, yaitu: Paradigma keperawatan meliputi
membina dan menjaga hubungan perawat manusia, lingkungan, kesehatan dan
klien (individu, kelurga dan kelompok) keperawatan dalan implikasinya model dan
sampai klien pulang, menentukan jika ada teri keperawatan selalu terintegrasi dengan
bagaimana klien dapat ditolong oleh paradigma keperawatan yang masing-
perawat, berespon pada pertanyaan, masing komponen saling terintegrasi antara
keinginan dan kebutuhan klien akan kontak satu dengan yang lainnya.
dengan perawat dan asisten, menetapkan,
memberikan dan meregulasi bantuan Paradigma keperawatan Orem terdiri:
langsung pada klien, koordinasi dan Manusia Orem mengemukakan
integrasi perawatan dengan kegiatan sehari- pandangannya tentang manusia dalam
hari klien, perawat kesehatan lain, kaitannya dengan teori self care sebagai
pemberian pelayanan social dan pendidikan berikut : (a) Individu sebagai kesatuan yang
yang dibutuhkan atau yang sedang diterima. unik yang menjalankan fungsi biologis,
simbolik dan sosial dengan melakukan
Kerangka Konsep Untuk Praktek Keperawatan
aktifitas self care untuk mempertahankan
Self Care
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan (b)
Setiap individu memerlukan self care dan
mempunyai hak untuk memenuhi
Conditioning
Conditioning

factors
factors

Self care Self care


agency demand kebutuhannya sendiri selama masih
defisit mungkin dan pada dasarnya kebutuhan self
care merupakan tanggung jawab individu
Nursing untuk memenuhinya (c) Keadaan normal
agency
dan maturitas yang cukup, individu
bertindak sebagai agent self care untuk
Skema kerangka konsep ( Tomey, 2006)
dirinya, pada bayi orang tua bertindak
sebagai self care dan pada individu yang
Keperawatan dapat diberikan jika ada sakit atau cacat, maka keluarga dan perawat
self care devisit, self care agency dan menjadi agen self care bagi mereka (d)
kebutuhan self care therapeutic, sedangkan Individu mempunyai kemampuan untuk
nursing agency adalah kemampuan berkembang dan belajar dalam memenuhi
seseorang perawat untuk menemukan kebutuhan self carenya, hal ini di pengaruhi
kebutuhan self care therapeutiknya. oleh usia kematangan, kapasitas mental,
sosial budaya masyarakat dan status emosi
Dorothea E. Orem mengidentifikasi 3 individu.
klasifikasi nursing system yaitu: (1) Wholly
Compensatory System: Merupakan suatu Lingkungan Menurut Orem adalah
situasi klien tidak mampu melakukan self segala sesuatu yang berada disekitar pasien
carenya secara mandiri sehingga perlu yang mempengaruhi dan berinteraksi dengan
mendapatkan bantuan dari sering perawat. individu, terdiri dari lingkungan fisik,
Ada 3 kondisi yang termasuk kategori ini kimia, biologi dan sosial yang dapat
yaitu: tidak dapat melakukan tindakan self mempengaruhi individu dalam memenuhi

29
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

kebutuhan self carenya secara optimal.


Selain itu adajuga yang disebut juga dengan
lingkungan positif yaitu yang dapat
menunjang individu memenuhi kebutuhan
self carenya dan lingkungan negatif yaitu
yang dapat menghambat pemenuhan
kebutuhan self carenya.
Sehat atau Kesehatan. Sehat Keperawatan menurut Orem adalah
merupakan suatu keadaan yang ditandai kelompok sosial yang memberikan
dengan perkembangan struktur tubuh dan pelayanan kepada orang yang membutuhkan
fungsi mental secara terintegrasi dan seperti orang sakit, lemah, usia tua atau
menyeluruh meliputi: aspek fisik, cacat. Keperawatan merupakan jenis
psikologis, interpersonal dan sosial. Status pelayanan spesifik yang didasari oleh dua
kesehatan ditunjukkan melalui kemampuan nilai yaitu sosial dan keharusan memberikan
individu mencegah terjadinya sakit dan pelayanan. Tujuan keperawatan adalah:
mempertahankan dan meningkatkan status mempertahankan kebutuhan self care sesuai
kesehatan, mengobati penyakit serta kemampuan klien dan meminimalkan dari
mencegah komplikasi. Sehat merupakan self care deficit, meningkatkan kemampuan
tanggung jawab individu, bila individu dapat klien dalam pemenuhan kebutuhan self care,
memenuhi kebutuhan self care secara baik membantu orang lain untuk memberikan
dan optimal maka individu tersebut bantuan self care jika klien tidak mampu
dikatakan sehat. Sehat merupakan hasil dari (Tomey, 2006).
pengalaman individu menghadapi dan Teori Orem Dalam Praktek
mengatasi stimulus yang timbul seperti Keperawatan Dapat dilihat di tabel berikut:
tuntutan kebutuhan, dorongan dan
keinginan.

Tehnologi dalam praktek keperawatan


No Tahapan Asuhan Keperawatan Kegiatan dalam Praktek Keperawatan
1 Tahapan I Diagnosa keperawatan Menjelaskan keperawatan diperlukan: analisa dan
dan persepsi interpretasi membuat keputusan dalam keperawatan,
diharuskan adanya pengumpulan fakta klien mengenai
self care agent, terapetik self care demand serta
adanya hubungan diantaranya sehingga dapat
ditetapkan self care deficit . Pada tahap ini ditentukan
juga tujuan memberikan arahan dalam melakukan
tindakan keperawatan. Orem menjelaskan bahwa
dalam diagnosa keperawatan kemampuan klien dan
keluarga serta minat berkolaborasi dengan team
mempengaruhi penyembuhan.

2 Tahap II Mendesain sistem Diberikan perawatan pada klien membuat nursing


keperawatan dan system secara efisien dan efektif merupakan cara yang
perencanaan. valid untuk membantu klien. Desain tersebut termasuk
peran klien dan perawat dalam self care yang harus
dilakukan untuk memenuhi self care therapetic
demand dan mengatur latihan self care agency,
melindungi kekuatan self care agency yang baru
berkembang. Perencanaan adalah arahan dan cara
untuk mengimplementasikan system keperawatan dan
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan
aktifitas tertentu saat perawat-klien membutuhkan
alat–alat yang siap dipergunakan.

30
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

3 Tahap III Memproduksi dan dinamakan perencanaan dan pengontrolan.


manajemen system Pengaturan system keperawatan dihasilkan ketika
keperawatan perawat berinteraksi dengan klien dan melakukan
kegiatan yang konsisten untuk memenuhi
therapetic self care demand serta mengatur
latihan dan pengembangan self care, dengan cara
: melakukan dan meregulasi tugas self care untuk
klien, mengkoordinasikan tugas self care system
perawatan dengan komponen pelayanan
kesehatan lain, Menuntun, mengarahkan dan
mendukung klien dalam latihannya untuk
meningkatkan self care, Mengarahkan dan
mendukung klien untuk aktivitas belajar,
Membuat karekteristik keputusan akan kecukupan
dan efisiensi self care, pengaturan latihan atau
pengembangan self care agency, Membuat
keputusan tentang hasil dan bantuan perawat
terhadap proses penyembuhan klien dalam system
keperawatan melalui perubahan peran perawat
dan klien.

PEMBAHASAN dalam individu dalam setiap kondisi tertentu


perlu dikembangkan dan diberdayakan
Penerapan konsep mobilisasi yang
sesuai dengan kemampuan yang
dikaitkan dengan konsep self care Dorothea
dimilikinya, dengan demikian individu
E. Orem adalah manusia dipandang sebagai
merasa diperlukan sebagai manusia yang
individu yang merupakan satu kesatuan unik
bermartabat dan akan dihargai potensi/
yang mampu menjalankan fungsi biologis,
kemampuan yang dimilikinya dan merasa
simbolik dan sosial dengan melakukan
dirinya bisa beraktifitas seperti sediakala,
aktifitas secara mandiri. Kemampuan
saat sebelum sakit.
individu menjalankan self carenya sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: Orem mengatakan bahwa lingkungan
umur, status perkembangan, jenis kelamin, pada hakekatnya adalah segala sesuatu yang
lingkungan, pola hidup,dan tersedianya berada disekitar klien baik fisik, biologis
sumber daya yang dimilikinya (Orem, maupun sosial yang selalu berinteraksi dan
2005). Berbekal kemampuan yang dimiliki, mempengaruhi individu dalam memenuhi
individu mampu untuk berkembang dan kebutuhan self carenya. Oleh karena itu
belajar dalam memenuhi kebutuhan self dapat meningkatkan motivasi klien dalam
carenya serta merasa berhak dan melakukan mobilisasi selama dalam
bertanggung jawab dalam pemenuhannya. keterbatasan fisiknya, diperlukan beberapa
Dari pengertian tersebut, Orem memandang factor pendukung antara lain : ketersediaan
bahwa individu yang mengalami fasilitas selama dalam perawatan, kekuatan
keterbatasan dalam melakukan aktifitas fisik klien, perhatian perawat terhadap
akibat dari penyakit yang dideritanya atau kebutuhan dasar klien serta dukungan
akibat program pengobatan yang diterapkan, keluarga atau orang-orang yang berarti bagi
pada hakekatnya bukan hanya sebagai objek klien, hal tersebut sesuai dengan teori Orem
yang hanya menerima intervensi asuhan yang mengatakan bahwa setiap individu
keperawatan semata, tetapi potensi yang ada mempunyai potensi dan motivasi untuk

31
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

memenuhi kebutuhan self carenya, maka Pengkajian merupakan tahapan


penerapan mobilisasi pada klien yang pertama dalam proses keperawatan, oleh
mengalami keterbatasan kemampuan fisik karena itu dituntut kentrampilan serta
merupakan upaya untuk mencapai keadaan pengetahuan yang mendalam agar pada saat
yang lebih sejahtera. Pengalaman- melakukan asuhan keperawatan pada tahap
pengalaman dari kemampuan yang telah selanjutnya dapat berhasil dengan baik.
didapatkannya selama dalam perawatan Tahap pengkajian pada klien yang
perlu dipertahankan dan ditingkatkan secara mengalami gangguan mobilisasi meliputi
terus menerus sehingga tercapai kondisi beberapa aspek antara lain aspek fisik/
sehat yang optimal. biologis yang meliputi: kekuatan dan tonus
Bentuk bantuan mobilisasi yang otot terutama anggota gerak (apakah ada
diberikan pada klien yang mengalami atropi, fleksiditas dan kontraktur pada
keterbatasan kemampuan fisik, hendaknya sendi), sirkulasi perifer, kesimetrisan bentuk
selalu mempertimbangkan tingkat anggota gerak, sensasi kulit terhadap
ketergantungan, kebutuhan dan kemampuan rangsangan rasa nyeri dan suhu, kemampuan
klien, serta tingkat kemandirian klien, mempertahankan pusat gravitasi gerak,
dengan fokus keperawatan yang terapetik bladder distention, keseimbangan cairan dan
adalah memberdayakan self care dari elektrolit, eliminasi, aspek psikologi
pasien. Asuhan Keperawatan mandiri terutama tingkat kecemasan klien yang dapat
menurut Orem (2005) sebagaimana dikutip diamati dari respon klien terhadap semua
Oleh George (1995) adalah sebagai berikut: tindakan yang diberikan (marah, agresif,
Total care, yaitu perawat memberikan serta penolakan terhadap tindakan perawat),
bantuan keperawatan self carenya secara tingkat kejenuhan/ tingkat motivasi klien
menyeluruh karena tingkat ketergantungan selama dalam perawatan yang bisa diamati
klien yang tinggi, Partial Care, yaitu dari penurunan motivasi belajar dan apatis
perawat membantu pemenuhan sebagaian terhadap program pendidikan yang
self care yang tidak dapat dilakukan sendiri diberikan. Aspek sosial terutama peran klien
oleh klien, Pasien dapat menolong dirinya baik dalam keluarga, kelompok maupun
sendiri, maka peran perawat hanya masyarakat (Yosept, 2006).
memberikan pendidikan kesehatan dan
penjelasan untuk memotivasi melakukan self Diagnosa keperawatan
carenya. Diagnosa keperawatan ini
Adapun penerapan praktek menjelaskan keperawatan diperlukan serta
keperawatan profesional yang berfokus pada menganalisa dari interpretasi proses
asuahan keperawatan mandiri pada klien manajemen kasus klien, yang memerlukan
yang mengalami gangguan mobilitas fakta-fakta tentang self care agency dan
tergambar dalam sebuah proses keperawatan terapeutik self care demand serta hubungan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: antara keduanya dapat memberikan arahan
dalam tindakan keperawatan. Diagnosa yang
Pengkajian mungkin timbul pada klien yang mengalami
Pengkajian kesehatan pada intinya gangguan mobilitas adalah gangguan
adalah pengumpulan data untuk menentukan mobilitas fisik (perubahan kebutuhan hidup
apakah seseorang mengalami masalah sehari-hari), gangguan berjalan, resiko
(defisit perawatan diri). Menurut Orem gangguan integritas kulit dan cemas
Perawat harus mampu mengumpulkan data terhadap proses penyembuhan (Brunner &
yang sesuai dengan kebutuhan individu. Suddart, 2004; Dochterman. 2004;
Pengkajian individu meliputi: usia, jenis Doengoes. 2000).
kelamin, tinggi badan, berat badan, budaya,
ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan Perencanaan
klien serta mengkaji tingkst kebutuhan akan Proses keperawatan yang berisi
perawatan diri klien serta mengkaji tingkat sejumlah rancangan intervensi yang akan
kebutuhan akan perawatan diri klien (Orem, diterapkan pada klien, pada tahap ini sangat
2005). penting untuk meminta persetujuan dari
klien terhadap intervensi yang telah disusun.

32
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Menurut Orem perencanaan kemandirian dalam mengatasi masalah


menggambarkan hubungan antara perawat- kesehatannya oleh karena itu evaluasi
klien yang membutuhkan kontrak. difokuskan pada: klien mampu
Kesepakatan yang timbul akan membantu mempertahankan kebutuhan self carenya,
dalam membuat perencanaan yang sesuai klien mampu mengatasi deficit self care,
kebutuhan klien. Perencanaan mencakup klien mampu memobilisasi dirinya, klien
informasi tentang masalah yang timbul serta mampu mendemonstrasikan mobilisasi diri
hal- hal yang diharapkan. Perawat perlu di depan perawat.
memperhatikan kebutuhan klien, termasuk
dalam Wholly Compensatory System, Partly PENUTUP
Compensatory System, Supportive Education Mobilisasi merupakan suatu
System. (Menamara. C, 2006). kebutuhan yang mendasar dan utama bagi
setiap individu dan hak bagi setiap individu
Implementasi untuk dapat terpenuhi dengan optimal baik
Implementasi adalah aplikasi dalam keadaan sehat maupun dalam kondisi
intervensi yang telah diterapkan, sesuai sakit, dalam kondisi klien mengalami
dengan perencanaan yang telah dibuat keterbatasan kemampuan bergerak.
menurut Orem implementasi adalah suatu Dukungan dan bantuan dari perawat
kerjasama perawat-klien yang saling professional sangat diperlukan, akan tetapi
melengkapi. Perawat bertindak dengan bantuan yang diberikan seharusnya selalu
berbagai cara untuk meningkatkan mempertimbangkan tingkat ketergantungan
kemampuan klien. Tindakan yang dapat dan potensi yang dimiliki oleh klien
dilakukan adalah meningkatkan self care sehingga asuhan keperawatan yang
klien, memenuhi kebutuhan self care klien diberikan dapat tercapai dengan memegang
dan menurunkan self care deficit prinsip kemandirian klien. Semua individu
(Menamara. C, 2006). memiliki kemampuan untuk menolong
dirinya sendiri sesuai yang dimaksud oleh
Implementasi yang dapat diberikan konseptual model Dorothe E Orem bahwa
antara lain: melakukan tugas self care klien kemandirian ada 3 kategori terdiri: total
dan membantu klien dalam melakukan self care, partial care dan supportif.
care, mengkoordinasikan tindakan self care
sehingga sistem perawatan dapat
dikoordinasikan dengan pelayanan KEPUSTAKAAN
kesehatan lain, membantu klien dan Black, J. (2005). Medical surgical nursing
keluarganya dalam melakukan kegiatan (7nd Ed.). Philadelphia, USA.
sehari-hari sehingga self care klien
terpenuhi, menunjukkan dan mengarahkan Brunner, & Suddarths. (2004). Medical
serta mendorong klien dalam latihan surgical nursing (8th Ed.).
meningkatkan self care, menstimulasi Philadelphia, USA: Lippincott.
ketertarikan klien dalam self care dengan
mengajukan pertanyaan dan membuka ruang Chefez, B. A., Dickstein, R., Laufer, Y., &
diskusi, memonitor klien dan menganjurkan Marcovitz, E. (2001). Journal of
untuk mengevaluasi dirinya terhadap rehabilitation research &
keberhasilan yang telah dicapai selama development. Diperoleh pada tanggal
perawatan, menilai hasil dari bantuan asuhan 2 januari 2008, dari:
keperawatan yang telah diberikan oleh http://www.rehab.research.va.gov/jour
perawat. /01/38/1/pdf/laufer.pdf

Evaluasi Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M.


Evaluasi adalah penilaian terhadap (2004). Nursing intervention
pencapaian hasil tindakan keperawatan yang classification (NIC) (4th Ed.). United
telah dilakukan Orem tidak membahas States of America: Mosby.
evaluasi secara spesifik, tetapi Orem
mengungkapkan bahwa klien membutuhkan
33
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Doengous, M. (2000). Rencana asuhan Menamara, C. (2006). Diperoleh tanggal 10


keperawatan. Jakarta: EGC. Desember 2009, dari: www.library.
strtch.edu/research/subjects/nursingth
George, J. B. (1995). Nursing theories the eoris/orem.htm.
base for professional nursing practice
(4th Ed.). California: Appleton. Orem, E. D. (2005). Nursing concepts of
practice. Phildelphia: Mosby.
Ismani, N. (2001). Etika keperawatan.
Jakarta: Widiya Medika. Tomey, A. M. (2006). Nursing theories and
their work (6th Ed.). Philadelphia,
Kozier, B. (1997). Professional nursing USA.
practice concepts and perspectives
(3rd Ed.). California: Addison-wesley. Yosept, S. (2006). Diperoleh tanggal 22
September 2009, dari:
Lewis. (2007). Medical surgical nursing (7th http://www.hsc.utoledo.edu/org/whl/
Ed.). St. Louis, Missouri: Mosby-Year hrtfail.html.
Book, Inc.

Louis, G. (2007). Diperoleh tanggal 10


Desember 2009, dari:
http://www.sandiego.edu/academics/n
ursing/theory.

34

Anda mungkin juga menyukai