Identifikasi Jumlah Dan Jenis Kesalahan Pra Analitik
Identifikasi Jumlah Dan Jenis Kesalahan Pra Analitik
Niniek Yusida
1
2
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ……………………………………………………………....…… i
Halaman Pengesahan ………………………………………………………...……..ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………...…....iii
Daftar Tabel …………………………………………………………….….............iv
Intisari……………………………………………………………………………….v
Abstract……………………………………………………………………………..vi
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………….……2
BAB II BAHAN DAN METODE……………………………………………..........4
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………..……5
BABIV.SIMPULAN………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..….15
3
DAFTAR TABEL
Halaman
INTISARI
ABSTRACT
In the laboratory's quality control process there are three stages, pre analytical,
analytical and post analytical. Pre-analytical phase is an important component of the
laboratory. Pre-analytic phase are grouped in the stage of sample collection, sample
handling and management, and patient factors. The purpose of this study was to
display the identification number and types of data pre-analytical errors in the
laboratory of Dr. Moewardi Hospital. It is expected that data can be used as a
reference in quality evaluation and laboratory performance.
The study design is retrospective cohort. Data taken from secondary data on
the Laboratory Information System (LIS) Laboratory of Clinical Pathology Hospital
Dr. Moewardi beginning September 1, 2011 to October 31, 2011, to all patients
undergoing examination at the Laboratory of Clinical Pathology Hospital Dr.
Moeward. Results were presented as descriptive data and in tabular form.
The data of pre-analytical errors clinical pathology laboratory of Dr.
Moewardi Surakarta Hospital in the period 1 September to 31 October 2011, pre-
analytical errors of 928 (0.59%), of the total 157 621 testing is done during a period
of two months. There are 96 (10.34%) frozen samples, 34 (3.66%) lysis of samples,
72 (7.65%) less sample volume, 10 (1.08%) anti-coagulant composition is not
suitable, 1 (0 , 12%) samples BGA (Blood Gas Analysis) is not appropriate, 2
(0.22%) blood contamination on urine examination, and 531 (57.22%).This data
errors are expected to be a reference for the evaluation and improvement of
laboratory performance in order to reduce the risk of error in the results of laboratory
tests.
BAB I
PENDAHULUAN
laboratorium saat ini. Penggunaan hasil tes laboratorium klinis dalam pengambilan
keputusan diagnostik telah menjadi bagian integral dari kedokteran klinis. Hasil dari
diagnostik, dan dalam memantau efek terapi pada kedokteran klinis modern. Sekitar
dua-pertiga dari keputusan klinis yang penting di rumah sakit berdasarkan pada hasil
tes laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat waktu dan akurat
menjadi landasan yang efektif terhadap penegakan diagnosis dan pengobatan pasien.
dalam beberapa tahun terakhir (Mc Comb et al., 1979 dan Monroe et al.,1979).
masih terjadi dalam proses pra-analitis, analitis dan pasca-analitis dari pengujian
meminimalkan kesalahan yang terjadi pada laboratorium pada setiap tahapan proses
pengujian.
penting, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik. Pada umumnya yang
sering diawasi dalam pengendalian mutu hanya tahap analitik dan pasca analitik,
7
sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian. Kesalahan pada proses pra-
77,1% diikuti oleh postanalitik, 15% dan analitik 7,9% (Goswami et al., 2010).
Tahap pra analitik adalah semua proses yang terjadi sebelum sampel diproses
dalam autoanalyzer. Termasuk permintaan tes-tes yang tidak tepat, tulisan tangan
spesimen. Tahap pasca analitik yaitu tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
sampel, dan faktor pasien (Narayanan, 2000 dan Guder, 1999). Kesalahan pada tahap
tersebut dapat dihindari dan dapat dicegah dengan melakukan kontrol kualitas secara benar ,
1. Prosedur Penyimpanan
2. Prosedur sentrifugasi
8
3. Transportasi sampel
C. Faktor pasien
1. Variabel fisiologis
2. Kondisi patologis
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi frekuensi dan jenis
yang paling penting dalam proses pengujian analitis dan untuk merencanakan strategi
korektif.
BAB II
laboratorium yang menyediakan tes untuk kimia klinik, hematologi, serologi dan
sekresi. Unit laboratorium melakukan sekitar 750 ribu tes per bulan yang dikerjakan
dengan sejumlah instrumen, 6 staf , analis dan PPDS. Beberapa instrumen terhubung
Data diambil dari data sekunder pada Laboratory Information system (LIS)
Oktober 2011 (2 bulan). Hasil olah data disampaikan secara deskriptif dalam bentuk
tabel.
BAB III
Dari hasil rekap data didapatkan jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan
adalah sejumlah 24.242 pasien( 12.151 pasien rawat inap, dan 12.091 pasien rawat
jalan). Total jumlah kesalahan praanalitik yang terdata, lebih banyak terjadi pada
pasien rawat inap daripada pasien rawat jalan (pada tabel 1). Jumlah tes yang
dilakukan pada unit kerja hematologi, kimia klinik,serologi dan sekresi adalah :
24.463 tes,121.193 tes, 8.903 tes, 3.061 tes, secara berurutan (pada tabel 1). Tabel 1
berdasarkan unit pemeriksaan dan jenis pasien rawat inap dan rawat jalan.
Didapatkan kesalahan pra analitik pada unit hematologi, kimia klinik,serologi dan
sekresi sebanyak : 225 tes, 90 tes, 17 tes, 65 tes, secara berurutan. Kesalahan pada
kelompok lain-lain meliputi kesalahan pra analitik yang tidak dapat dikelompokkan
menurut unit kerja, seperti pasien yang tidak sampling untuk pemeriksaan Gula darah
2 jam PP, pengaruh obat, lembar permintaan yang tidak lengkap kesalahan identitas
Tabel 2. menampilkan data jumlah dan jenis kesalahan pra analitik secara total
bahwa total kesalahan pra analitis yang didapatkan adalah 0,59%. Sedangkan
presentase terbesar dari kesalahan pra analitik terjadi pada komponen lain-lain yaitu
57,22%
Tabel 2. Data jumlah dan jenis kesalahan pra analitik secara total
Jenis-jenis kesalahan yang terjadi adalah sampel beku, sampel kurang dan tidak ada
sampel, komposisi antikoagulan tidak sesuai sejumlah : 92 , 19, 104, dan 10 secara
Tabel 4 menampilkan data jenis kesalahan yang terjadi pada unit kimia klinik.
Jenis-jenis kesalahan yang terjadi adalah sampel lisis, sampel beku, serum kurang
atau tidak diambil, sampel untuk pemeriksaan BGA tidak sesuai, sejumlah : 34, 4,
terbesar pada unit kimia klinik adalah volume serum kurang atau sampel yang tidak
diambil.
Tabel 4. Jumlah dan jenis kesalahan pra analitik untuk pemeriksaan kimia klinik
Jenis kesalahan jumlah % dari total % dari total
test(121193) kesalahan (90)
Sampel lisis 34 0.03 37.8
kualitas hasil laboratorium dalam hal kesalahan pra analitik telah dilakukan di
klinik di G.B. Pant Hospital New Delhi, India pada tahun 2010, didapatkan
kesalahan praanalitik sebagai berikut : dari 96.328 tabung diterima selama periode
pengumpulan data, sampel 1469 ditemukan tidak cocok untuk diproses lebih lanjut.
Hal ini meliputi 1,52% dari seluruh sampel yang dikumpulkan di laboratorium.
Penolakan disebabkan oleh alasan berikut: 0,74% ditolak karena hemolisis; 0,47%
adalah spesimen tanpa slip permintaan yang tepat, dan 0,23% memiliki jumlah
preanalitik di laboratorium, pada pasien rawat inap dan rawat selama 6 bulan.
Didapatkan Hasil: di antara total 935.896 941.902 spesimen untuk analisis, 1.048
kesalahan lainnya dalam proses, distribusi kesalahan adalah: pra analitik 84,52%
(1048 kesalahan), analitik 4,35% (54 kesalahan), dan postanalitik 11,13% (138
kesalahan). Dari 1.048 kesalahan pra analitik, 998 (95,2%) berasal unit perawatan.
Kesimpulan: Sebagian besar kesalahan terjadi sebelum sampel dianalisis, baik selama
(Wiwanitkit, 2001)
17
BAB IV
SIMPULAN
periode 1 September - 31 Oktober 2011. Data tersebut dapat dijadikan acuan untuk
dalam pengelolaan laboratorium klinis dan diharapkan dapat menghasilkan hasil tes
yang dapat diandalkan dan sesegera mungkin sehingga dapat mencapai kinerja
laboratorium yang lebih baik. Hal penting lain yang perlu diperhatikan juga adalah
kerjasama antara dokter dan personil luar laboratorium yang merupakan kunci untuk
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah desain laporan
.
18
Daftar Pustaka
1. Goswami, B., Singh, B., Chawla, R., Mallika, V., 2010. Identification of the Types
of Preanalytical Errors in the Clinical Chemistry Laboratory: 1-Year Study at
G.B. Pant Hospital. labmedicine Vol: 41 Number 2 : 89–92.
2. Mc Comb., R.B, Bowers, G.N., Posen, S., 1979. Alkaline Phosphatase.New York,
NY: Plenum Press;527-528.
3. Monroe, B.L., Weinbert, A.G., Rosenfeld, C.R., 1979. The neonatal blood count in
health and disease, I: reference values for neutrophilic cells. J Pediatr.;95:89-
98.
4. Narayanan, S.,2000. The preanalytic phase - An important component of
laboratory medicine. Am J Clin Pathol; 113: 429-52.
5. Guder, W.G., 1999. Preanalytical factors and their influence on analytical quality
specifications. Scand J Clin Lab Invest; 59: 545-50.
6. Wiwanitkit, V., 2001. Types and frequency of pra analitik mistakes in the first Thai
ISO 9002:1994 certified clinical laboratory, a 6 – month monitoring BMC
Clinical Pathology : 1:5