Anda di halaman 1dari 20

Pemeriksaan Kesejahteraan Janin, USG dan CTG

Paper
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Obstetri Patologi

Kelompok 5
Riza dwi seni 130103100004
Pratiwi Puji 130103100012
Fitrianita Amin 130103100019
Ayu Insyafi 130103100028
Nona Nove F 130103100032
Fiqih Kartika 130103090048
Kelas VIA

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG 2011
PENGKAJIAN JANIN

A. PENGKAJIAN AKTIFITAS / GERAKAN JANIN

Pola gerakan janin adalah tanda reliabel tentang kesejahteraan janin,dimana


gerakan janin yang mengikuti pola teratur dari waktu ketikagerakan ini dirasakan.
Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap lazim. Perhitungan gerakan janin
harus dimulai pada usia kehamilan34-36 minggu bagi wanita yang berisiko rendah
mengalami insufisiensiuteroplasenta. Sedangkan pada wanita yang faktor
resikonya telahdiidentifikasi, perhitungan gerakan janin dilakukan pada
usiakehamilan 28 minggu.Gerakan janin normal yaitu sekelompok atau beberapa
kelompoknaktivitas tungkai dan tubuh janin yang menunjukan
normalitas.Gerakan janin pada grimigravida dirasakan pada kehamilan 18minggu,
sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.

Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau
dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal
gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di
atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya
dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).

2
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding :
hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari
saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia
kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan
kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti
biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta
harus coba bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila janin tidak merespon
rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera
beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai
dengan usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.Minggu ke-16
sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti
tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.

 Minggu ke-21 sampai 24.


Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik,
karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.
 Minggu ke-25 sampai 28.
Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil merasakan sensai
seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena
pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.
 Minggu ke-29 sampai 31.
Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu hamil sampai
merasakan rahim kontraksi.
 Minggu ke-32 sampai 24.
Inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini, ibu hamil akan
merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar
dan kuat.
 Minggu ke-36 sampai 40.
Ukuran bayi yang semaik besar dan keterbatasan ruang dalam rahim membuat
gerakan memutar janin makin berkurang frekuensinya. Bila dia mengisap jempol

3
dan kehilangan jempolnya, ibu hamil akan merasakan gerakan darting dan cepat.
Itu tanda bayi memuatar kepalanya untuk mencari jempolnya kembali. Jika perut
ibu kurus, kemungkinan besar dapat memegang kaki bayi. Gerakan utama yang
ibu rasakan adalah tonkokan tangan atau tendangan kaki bayi yang mungkin
menyakitkan tulang rusuk ibu hamil tersebut.

B. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin


a. Kapan gerakan muncul
b. Usia kandungan
c. Kadar glukosa
d. Stimulus suara
e. Status prilaku janin
f. Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan merokok
g. Hipoksia
h. Asidemia
i. Polihidramnion
j. Oligohidramnion

C. Cara menghitung gerakan janin

Pengkajian riwayat meruupakan langkah yang penting. Klien sering melaporkan


penurunan gerakan janin karena mereaka lupa merasakan aktifitas janin selama
periode waktu tertentu dan juga tidak terlalumenaruh perhatian terhadap hal
ini.Anjurkan klien untuk fokus pada aktifitas janin selama periode waktusatu jam,
terutama saat ia sedang beristirahat, dalam kondisi gizi baik,dan asupan cairan
cukup.Apabila klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar,maka
dapat menggunakan metode count to ten ( menghitung sampai10 ) :

1. Jadwalkan satu sesi perhitungan perhari


2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari
3. Catat berapa lama biasanya dibutuhkan untuk merasakan 10 kali gerakan
4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10jam
5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkanwaktu
lebih lama untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan
dalam 10 jam maka hubungi bidan.
Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah
diinterpretasi.

4
D. Langkah Yang AkanDilakukan Jika Dirasakan Penurunan Gerakan
Janin
a. Laporan yang menyatakan tidak ada gerakan
b. Riwayat aktifitas janin terdahulu
c. Makan, istirahat selama satu jam

E. Peran Bidan
Hal terpenting dalam pemeriksaan hal ini adalah para wanita
mewaspadai bahwa pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal
yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi
dankonseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa
gerakanjanin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien
ketahui.Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan
ataubahkan gerakan janin berhenti. Informasi yang disampaikan
harusjelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat
sangatpenting. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk
bertanggungjawab terhadap pengawasan janin mereka sendiri.Apabila
klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, makabidan
harus melakukan rujukan

Bagi sebagian besar wanita -wannabemoms- terutama yang baru pertama


kali hamil, gerakan janin adalah saat-saat yang paling dinantikan. Biasanya
gerakan janin dalam rahim dapat dirasakan pada usia kehamilan 18-20 minggu
(walaupun tiap individu bisa berbeda-beda).
Wanita yang sudah memiliki pengalaman hamil sebelumnya bahkan bisa
merasakan gerakan janin sedini usia kehamilan 15 minggu. Sensasi pertama
memang pasti membingungkan, apakah ini benar gerakan si kecil atau hanyalah
aliran gas dalam perut. Kadang satu hari janin bisa beberapa kali menunjukkan
aktifitasnya, tapi keesokan harinya ia seperti begitu terlelap dalam tidurnya. Pada
minggu-minggu ini (sekitar minggu 18-27), wanita hamil tidak perlu kuatir akan
menghitung jumlah gerakan janin.
Yang perlu mendapat perhatian adalah ketika usia kehamilan sudah
memasuki trimester 3 (setelah 28 minggu), maka ibu hamil perlu belajar

5
menghitung jumlah gerakan janin. Biasakan untuk menghitung gerakannya 2 kali
dalam sehari, pada saat pagi (dimana bayi biasanya tidak terlalu aktif), dan pada
saat malam (biasanya ia justru lebih aktif bergerak). Patokan yang sederhana
adalah dalam 1 jam biasanya ibu hamil akan merasakan 10x gerakan janin.
Jikamoms-soon-to-be tidak merasakan gerakan janin setelah menunggu lebih dari
2 jam, maka ada baiknya kontak dokter untuk memastikan kehamilan baik-baik
saja. Tidak selalu hal tersebut berarti ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi
konfirmasi dengan dokter adalah pilihan yang bijaksana.
Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia kehamilan, maka
gerakan janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa, bahkan kadang gerakannya
dapat terlihat dari luar.
a. “Akrobat” dirahim yang luas memasuki trimester kedua, tepatnya pada
bulan keempat atau kelima, embrio mulai aktif bergerak dan
menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban
didalam rahim yang memudahkan janin mengambang kesana kemari,
hanya dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang
menempel di dinding rahim Ibunya.
b. Gerakannya mulai terasa Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim
mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain
itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya,
janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak
dan kepalanya menukik kearah rahim
B. DENYUT JANTUNG JANIN

Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanitatidak sedang
bersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai
160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah
bantal. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk
mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound
(doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit.
Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka

6
B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi
biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian
anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas
sympisis.

A. Alat Pemeriksa Denyut Jantung Janin


Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksadengan
menggunakan:
1. Auskultasi periodik
Tersedia beberapa instrument untuk mendeteksi denyut jantungjanin
seperti : Fetoskop (18-20 minggu), stetoskop Pinard/Laenec(18-20
minggu), stetoskop ultrasonografi dopler (12 minggu).
2. E lectronic Fetal Monitoring
Ada dua alat pemantauan janin secara elektronik yaitu : alateksternal
(transducer eksternal) dan alat internal (elektroda spiraldan kateter tekanan
intrauterine).

B. Cara Mendengarkan Denyut Jantung Janin


a. Dengan menggunakan stetoskop Pinard :

1) Tempat mendengarkan harus tenang, agar tidak mendapatgangguan


dari suara lain.
2) Ibu hamil diminta berbaring terlentang, kakinya lurus, bagian
yangtidak perlu diperiksa ditutup, pintu atau jendela ditutup.
3) Alat disediakan. Pemeriksaan ini sebagai lanjutan daripemeriksaan
palpasi.

7
4) Mencari daerah atau tempat dimana kita akan
mendengarkan.Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai
bagian yangberlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah
dimana kitaakan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya
sempitditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
5) Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada
denyutjantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk
memastikanapakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak
ini harusdisesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama
dengannadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak
aortaabdominalis dari ibu.
6) Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut
jantungjanin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan
frekuensinya denyut jantung janin itu.

b. Dengan menggunakan doppler

1) Nyalakan doppler, untuk memeriksa apakah doppler dapat


digunakan
2) Usahakan jelly pada abdomen ibu, tepet pada daerah yang
telahditentukan. Kegunaan jelly adalah sebagai kontak kedap
udaraantara kulit abdomen dengan permukaan sensor.
3) Tempatkan sensor pada daerah yang akan didengarkan,kemudian
tekan tombol start untuk mendengarkan denyutjantung janin.
4) Lakukan penyesuaian volume seperlunya denganmenggunakan
tombol pengatur volume.
5) Lihat denyut jantung janin pada angka yang ditujukan
melaluimonitor.

C. Cara Menghitung Denyut Jantung Janin

Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini
dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta
membandingkan dengan rentang normal selama satu menit atau Cara
menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan
4. Contohnya :

8
5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
11 12 11 4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin
baik.
10 14 9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin
asphyxia
8 7 8 - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin
asphyxia.

D. Hal Yang Dapat Diketahui Dalam Pemeriksaan Djj


1) Dari adanya denyut jantung janin:
- Tanda pasti kehamilan
- -Anak hidup2.
2) Dari tempat denyut jantung janin terdengar
- Presentasi janin
- Posisi janin (kedudukan punggung)
- Sikap janin
- Adanya janin kembar
3) Dari sifat denyut jantung janin
- Keadaan janin

E. Bunyi Yang Sering Terdengar Ketika Memeriksa Denyut Jantung Janin


1) Desir tali pusat
Disebabkan semburan darah melalui arteri umbilikalis. Suara ini
terdengar seperti siulan nyaring yang singkron dengan denyutjuantung
janin. Suara ini tidak konstan, kadang-kadang terdengar jelas ketika
diperiksa pada suatu waktu namun pada pemeriksaan di lain tidak
terdengar.
2) Desir uterus
Terdengar sebagai suara hembusan lembut yang singkron
dengandenyut ibu. Bunyi ini biasanya paling jelas terdengar
saatauskultasi segmen bawah uterus. Suara ini dihasilkan oleh
pasasedarah melalui pembuluh-pembuluh uterus yang berdilatasi
dandijumpai tidak saja pada kehamilan tetapi juga pada setiap
keadaanyang menyebabkan aliran darah ke uterus meningkat,
hinggapengaliran darah menjadi luas.

9
3) Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janinmendapat
reaaksi dari luar.
4) Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau
cairan melalui usus ibu.

F. Frekuensi Denyut jantung


1) Bradikardi
Frekuensi denyut jantung janin yang berkurang dari 110denyut/menit.
Keadaan ini dianggap sebagai tanda akhir hipoksiajanin. Penyebabnya:
- Hipoksia janin tahap lanjut
- Obat-obatan beta-adrenergetik (propanolol ; anestik untuk blok
epidural, spinal, kaudal, dan pudendal)
- Hipotensi pada ibu
- Kompresi tali pusat yang lama
- Blok jantung congenital pada janin
2) Takikardia
Frekuensi denyut jantung janin yang lebih dari
160denyut/menit.Keadaan ini dianggap sebagai tanda awal hipoksia
janin. Penyebabnya:
- Hipoksia janin dini
- Demam pada ibu
- Obat-obatan parasimpatik (atropine, hidroksizin)
- Obat-obatan Beta-simpatomimetik(ritrodon,isoksuprin)
- Amnionitis
- Hipertiroid pada ibu
- Anemia pada janin
- Gagal jantung pada janin
- Aritma jantung pada janin

G. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidak
teraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut
normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.
a. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyutdengan
denyut berikutnya.
b. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus
ritmik aqtau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai
limasiklus permenit.

10
Penyebab variabilitas meningkat:
- Hipoksia ringan dini
- Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitasjanin,
dan aktivitas ibu.
Penyebab variabilitas menurun:
- Hipoksia atau asidosis
- Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
- Prematuritas
- Siklus tidur janin
- Aritma jantung janin

H. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal.
Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau
bentuk yang tidak menyenangkan.
Tiga tipe deselerasi:
- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin
dibawah nilai normal sejalan kontraksi rahimPenyebab: kompresi
kepala sebagai akibat kontraksi rahim,pemeriksaan dalam, tekanan
fundus, pemasangan alatpemantau internal
- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin
di bawah nilai normal fase kontraksi
Penyebab: Insufisiensi uteru plasenta disebabkan oleh
hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin padaibu,
anestesi spinal atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta,
ganguan hipertensi, IUGR, diabetes mellitus danamnionitis.
- Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin
mendadak yang bervariasi dalam durasi, intensitas danwaktu
awitan kontraksi.Penyebab: kompresi tali pusat disebabkan oleh
lilitan talipusat, tali pusat pendek, tali pusat membelit, tali pusat
prolaps.
- Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasitersendiri
yang berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurangdari 10 menit
dari awitan untuk kembali normal.Penyebab: pemeriksaan panggul,
pemasangan elektroda spiral,penurunan janin yang cepat,
penggunaan manuver valsava,prolaps tali pusat, kejang ibu

11
termasuk eklampsi dan epilepsy,hipotensi ibu pada posisi
terlentang.

I.Peran Bidan
Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskanseluruh
prosedur pelaksanaan kepada klien serta menjelaskan manfaatatau
tujuannya. Penjelasan bidan yang melakukan pemantauan janindapat
sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperolehpenjelasan
dari bidan akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam
pemantauan janin ini dibandinghkan dengan klien yang merasatidak
mendapatkan penjelasan yang cukup. Klien biasanya khawatir bila bidan
tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar yang tidak
berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lamauntuk
menemukan denyut jantung dan menemukan titik di mana intesitas denyut
jantung janin maksimum.Bidan harus dapat mengenali tanda-tanda ketidak
normalan denyut jantung janin. Jika bidan menemukan ketidak normalan
denyut jantung janin, bidan harus segera melakukan rujukan ke
pemeriksaan lebih lanjut agar kesejahteraan janin tetap terpantau.

C. NON STRESS TEST (NST)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan


aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama aktokardiografi,
atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan
terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang
menyertai gerakan janin.
Tehnik pemeriksaan NST :

12
1) Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke
kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi.
2) Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu,
nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada
kertas KTG).
3) Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: · Menanyakan
kepada pasien. · Melakukan palpasi abdomen. · Melihat gerakan tajam
pada rekaman tokogram (kertas KTG).
4) Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala
atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-
akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat
khusus untuk keperluan tersebut).
5) Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
6) Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.
Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7.
Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama
pemeriksaan sedikitnya 20 menit.

A. Interpretasi NST
1) Reaktif:
a. Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai
dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
b. Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
c. Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2) Non-reaktif:
a. Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan janin.
b. Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari
160 dpm).
c. Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3) Meragukan:

13
a. Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat
akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
b. Frekuensi dasar djj abnormal.
c. Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik
sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif
disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah,
adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil
NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang
non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST),
selama tidak ada kontraindikasi.

D. KARDIOTOKOGRAFI/ CARDIOTOCOGRAFI (CTG)

Kardiotokografi (terkadang disebut electronic fetal monitoring (EFM))


telah banyak digunakan, tetapi merupakan praktik dengan hasil evaluasi buruk
(Walsh, 1998). Penggunaannya meningkatkan angka seksio sesaria, tetapi sedikit
mengubah insidensi mortalitas perinatal (Walsh, 1998). Penggunaan alat ini tidak
dianjurkan pada wanita dengan prsalinan normal dan hanya boleh digunakan
untuk persalinan dengan penyulit, tetapi bukti-bukti yang mendukung hal ini
masih sangat sedikit (Walsh, 1998). MIDIRS (1996) menyatakan bahwa
penggunaan CTG yang kontinu dapat :
1. Mengurangi mobilitas selama persalinan dan membatasi penggunaan berbagai
posisi alternatif
2. Menambah beban persalinan sehingga lebih banyak analgesia yang digunakan
3. Meningkatkan jumlah intervensi, misalnya pemeriksaan vagina, pengambilan
sampel darah janin.
4. Meningkatkan risiko persalinan dengan alat atau dengan operasi

14
Meskipun demikian, pengambilan keputusan tentang jenis pemantauan
janin yang digunakan dibuat berdasarkan hasil klinis, dan dapat dinilai dari
kemajuan persalinan. Pada masa antenatal. Pemantauan CTG dilakukan bila
terdapat penyimpangan dari kondisi normal ibu atau janin.
Jenis monitor dapat bervariasi, tetapi prinsipnya adalah bahwa jantung
janin dan tekanan uterus dapat dipantau secara abdominal atau di dalam uterus
bisa dipantau secara abdominal. Dapat terjadi pengaruh listrik, sumber utama
terjadinya hal ini adalah penggunaan mesin TENS. Frekuensi jantung janin dan
aktivitas uterus dicetak pada kertas grafik, mengindikasikan frekuens, kekuatan
dan lamanya kontraksi. Perubahan tekanan uterus tidak persis sama dengan
kekuatan dan lamanya kontraksi yang tercetak pada kertas, oleh karena itu
pemantauan rutin aktivitas uterus oleh bidan tidak dapat digantikan dengan CTG
ini. Pada saat janin bergerak, hubungan dapat terputus, dan disertai peningkatan
frekuensi jantung janin. Lama waktu terputusnya hubungan bergantung pada
kondisi ibu dan janin, terkadang minimal 20 menit.

A. Prosedur penggunaan monitor CTG :

1) Dapat persetujuan tindakan


2) Lakukan pemeriksaan abdomen dan auskultasi jantung janin
menggunakan stetoskop Pinard
3) Posisikan ibu pada posisi semi-telentang atau duduk; posisinya dapa
diubah setelah monitor dipasang

15
4) Oleskan jeli pada transducer ultrasonografi
5) Pasang transducer di daerah tempat bunyi jantung janin diperkirakan
dapat didengar, sinyal yang terjadi menunjukkan bahwa posisinya
sudah benar
6) Kencangkan transducer pada posisinya dengan menggunakan sabuk
abdomen
7) Pasang tokodinamometer pada fundus uterus dan kencangkan dengan
sabuk abdomen
8) Mulai cetak pada kertas, catat tanggal, nama ibu dan nomor registrasi,
waktu dan hal lainnya yang berkaitan, seperti tanda tangan bidan
9) Anjurkan ibu mencatat gerakan janin
10) Lepas monitor bila sudah yakin bahwa hasil pemeriksaan
menunjukkan kondisi normal
11) Bersihkan sisa jeli yang ada di perut ibu.
12) Diskusikan hasilnya dengan ibu
13) Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan tindakan yang sesuai
14) Bersihkan alat-alat.

Interpretasi CTG diawali dengan pengetahuan tentang riwaya dan kondisi klinis
ibu saat itu dan keyakinan bahwa monitor tersebut sudah digunakan dengan benar.
Adanya kontraksi uterus harus dicatat frekuenasi, kekuatan dan lamanya.
Gambaran jantung janin dikaji melalui :

1. Nilai dasar : harus berada di natara 110 dan 150 dan merupakan frekuensi
ketika jantung janin kembali normal setelah deselerasi dan akselerasi
2. Variabilitas nilai dasar : variasi frekuensi jantung berkisar antara 5 dan 15 dpm
selama 10 sampai 20 detik, dikaji dengan mengurangi jumlah denyut tertinggi
dengan jumlah terendah
3. Akselerasi : peningkatan frekuensi jantung sebesar 15 dpm dari nilai dasar
selama sedikitnya 15 detik, jalur reaktif mencakup dua akselerasi atau lebih
dalam 20 menit.
4. Deselerasi : frekuensi jantung berdeselerasi dari nilai dasar dan waktu
pemulihan diobservasi dalam kaitannya dengan waktu kontraksi.

E. Ultrasonografi/ USG

16
Ultrasonografi diagnostik telah digunakan pada bidang kebidanan selama
hampir 50 tahun. Ultrasonografi obstetrik merupakan “jendela” untuk melihat
uterus dan janin yang sedang berkembang.

Bagi bidan, ultrasonografi memberi keuntungan sekaligus kerugian.


Keuntungannya antara lain peningkatan dalam pengkajian usia kandungan dan
identifikasi kelainan janin. Ultrasonografi juga merupakan media yang sangat baik
untuk mengkaji perkembangan janin dan bila ada permasalahan dalam
perkembangan janin, ultrasonografi dapat dengan akurat mengidentifikasi
kematian janin, lokasi plasenta, posisi janin, dan jumlah janin jika terdapat
penyimpanga dari nilai normal. Disi lain, kerugian ultrasonografi adalah perkiraan
kesejahteraan janin yang diberikan tidak tepat dan adanya hasil positif palsu.
Selain itu, ultrasonografi dapat membuat kita sangat bergantung pada teknologi ini
serta meningkatkan biaya layanan kesehatan.

A. Keuntungan USG :
1) Non invansif
2) Aman
3) Praktis
4) dan hasil cukup akurat.

B. Fisika Dasar Gelombang Ultrasonik


Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang ultrasonik sangat diperlukan
didalam pemeriksaan USG, antara lain :
1) Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian dan cara pemeriksaan alat
USG.
2) Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan mengenal berbagai
gambaran artefak yang ditimbulkan.

17
3) Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat
diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang
suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Alat diagnostik USG
menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10
MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda
dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.

C. Faktor Lain Yang Menambah Keamanan Penggunaan Usg, Baik Terhadap


Ibu Maupun Janin
1) Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis pulsa, sehingga efek
kumulatif di dalam jar sangat kecil
2) Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan mengabsorpsi
sebagian intensitas gel ultrasonik
3) Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan janin akan menetralisir efek
panas dari gel ultrasonik.
4) Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan janin akan
menghindari terfokusnya intensitas gelombang ultrasonik pada
suatu organ yang lama

D. Indikasi Pemeriksa USG Obstetri

1) Usia kehamilan tidak jelas


2) Tersangka kehamilan multipel
3) Perdarahan dalam kehamilan
4) Tersangka kematian mudiqah (janin)
5) Tersangka kehamilan ektopik
6) Tersangka kehamilan mola
7) Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan lamanya amenorea
8) Presentasi janin tidak jelas
9) Tersangka pertumbuhan janin terhambat
10) Tersangka janin besar
11) Tersangka oligohidramnion/polihidramnion
12) Penentuan profil tersangka biofisik janin
13) Evaluasi letak dan keadaan plasenta
14) Adanya resiko/tersangka cacat bawaan

18
15) Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi,
plasenta manual, dsb
16) Tersangka hamil dengan IUD
17) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
18) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
19) Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis,
biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb

E. Kontraindikasi
1) Tidak terdapat kontraindikasi pemeriksaan USG
2) Periode mudiqah (embrio) berlangsung usia 5 – 10 mg

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.


2. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Bandung.1983. Obstetri Fisiologi. Penerbit: Eleman, Bandung.


3. Mochtar, rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.

19
4. Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi

3.Penerbit: EGC, Jakarta.


5. Hanifa Wiknjosastro, SpOG. (2006). Ilmu Kebidanan
6. Helen Varney. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Ed. 4, Vol. 1
7. Johnson, Ruth dan Taylor, Wendy. 2001. Buku Ajar Praktik Kebdianan. Jakarta :

EGC

20

Anda mungkin juga menyukai