Kelompok 5 Pemantauan Kesejahteraan Janin
Kelompok 5 Pemantauan Kesejahteraan Janin
Paper
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Obstetri Patologi
Kelompok 5
Riza dwi seni 130103100004
Pratiwi Puji 130103100012
Fitrianita Amin 130103100019
Ayu Insyafi 130103100028
Nona Nove F 130103100032
Fiqih Kartika 130103090048
Kelas VIA
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau
dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal
gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di
atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya
dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
2
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding :
hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari
saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia
kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan
kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti
biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta
harus coba bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila janin tidak merespon
rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera
beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai
dengan usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.Minggu ke-16
sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti
tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
3
dan kehilangan jempolnya, ibu hamil akan merasakan gerakan darting dan cepat.
Itu tanda bayi memuatar kepalanya untuk mencari jempolnya kembali. Jika perut
ibu kurus, kemungkinan besar dapat memegang kaki bayi. Gerakan utama yang
ibu rasakan adalah tonkokan tangan atau tendangan kaki bayi yang mungkin
menyakitkan tulang rusuk ibu hamil tersebut.
4
D. Langkah Yang AkanDilakukan Jika Dirasakan Penurunan Gerakan
Janin
a. Laporan yang menyatakan tidak ada gerakan
b. Riwayat aktifitas janin terdahulu
c. Makan, istirahat selama satu jam
E. Peran Bidan
Hal terpenting dalam pemeriksaan hal ini adalah para wanita
mewaspadai bahwa pola gerakan janin yang konsisten merupakan hal
yang penting. Bidan berperan dalam penyampaian informasi
dankonseling terhadap klien. Informasi mengenai cara memeriksa
gerakanjanin serta manfaatnya adalah hal yang penting untuk klien
ketahui.Oleh karena itu, klien harus melaporkan bila terjadi penurunan
ataubahkan gerakan janin berhenti. Informasi yang disampaikan
harusjelas, yakni bahwa gerakan janin dan laporan yang klien buat
sangatpenting. Hal ini dapat memberdayakan wanita untuk
bertanggungjawab terhadap pengawasan janin mereka sendiri.Apabila
klien merasakan penurunan atau gerakan janin berhenti, makabidan
harus melakukan rujukan
5
menghitung jumlah gerakan janin. Biasakan untuk menghitung gerakannya 2 kali
dalam sehari, pada saat pagi (dimana bayi biasanya tidak terlalu aktif), dan pada
saat malam (biasanya ia justru lebih aktif bergerak). Patokan yang sederhana
adalah dalam 1 jam biasanya ibu hamil akan merasakan 10x gerakan janin.
Jikamoms-soon-to-be tidak merasakan gerakan janin setelah menunggu lebih dari
2 jam, maka ada baiknya kontak dokter untuk memastikan kehamilan baik-baik
saja. Tidak selalu hal tersebut berarti ada sesuatu yang “bahaya” terjadi, tapi
konfirmasi dengan dokter adalah pilihan yang bijaksana.
Seiring berjalannya waktu, dengan bertambahnya usia kehamilan, maka
gerakan janin akan lebih sering dan lebih jelas terasa, bahkan kadang gerakannya
dapat terlihat dari luar.
a. “Akrobat” dirahim yang luas memasuki trimester kedua, tepatnya pada
bulan keempat atau kelima, embrio mulai aktif bergerak dan
menendang dinding perut Ibu dibantu oleh adanya cairan ketuban
didalam rahim yang memudahkan janin mengambang kesana kemari,
hanya dihubungkan dengan tali pusar ke ari-ari (uri,plasenta) yang
menempel di dinding rahim Ibunya.
b. Gerakannya mulai terasa Seiring pertumbuhan usia kehamilan, rahim
mulai sempit, gerakan janin ini akan sangat dirasakan Ibu hamil. Selain
itu, karena rongga bagian atas lebih luas dibanding bagian bawahnya,
janin cenderung meletakkan kakinya diatas agar lebih leluasa bergerak
dan kepalanya menukik kearah rahim
B. DENYUT JANTUNG JANIN
Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanitatidak sedang
bersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai
160 denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah
bantal. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk
mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound
(doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit.
Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka
6
B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala. Pada presentasi
biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian
anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas
sympisis.
7
4) Mencari daerah atau tempat dimana kita akan
mendengarkan.Setelah daerah ditemukan, stetoskop pinard di pakai
bagian yangberlubang luas ditempatkan ke atas tempat atau daerah
dimana kitaakan mendengarkan. Sedangkan bagian yang luasnya
sempitditempatkan pada telinga kita, letakkan tegak lurus.
5) Kepala pemeriksa dimiringkan, perhatian dipusatkan pada
denyutjantung janin. Bila terdengar suatu detak, maka untuk
memastikanapakah yang terdengar itu denyut jantung janin, detak
ini harusdisesuai dengan detak nadi ibu. Bila detakkan itu sama
dengannadi ibu, yang terdengar bukan jantunt janin, tetapi detak
aortaabdominalis dari ibu.
6) Setelah nyata bahwa yang terdengar itu betul-betul denyut
jantungjanin maka dihitung untuk mengetahui teraturnya dan
frekuensinya denyut jantung janin itu.
Menghitung denyut jantung janin yaitu selama satu menit penuh. Hal ini
dikarenakan pada setiap detik itu terdapat perbedaan denyut serta
membandingkan dengan rentang normal selama satu menit atau Cara
menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan
4. Contohnya :
8
5 detik 5 detik 5 detik Kesimpulan
11 12 11 4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin
baik.
10 14 9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur dan janin
asphyxia
8 7 8 - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin
asphyxia.
9
3) Suara akibat gerakan janin
Suara gerakan ini seperti suara pukulan, dikarenakan janinmendapat
reaaksi dari luar.
4) Gerakan usus
Suara ini seperti berkumur-kumur, dihasilkan oleh berjalannya gasatau
cairan melalui usus ibu.
G. Variabilitas
Variabilitas denyut jantung janin digambarkan sebagai ketidak
teraturan irama jantung normal. Variabilitas denyut demi denyut
normal dianggap antara 6 dan 25 denyut/menit.
a. Variabilitas jangka pendek yaitu ketidaksamaan satu denyutdengan
denyut berikutnya.
b. Variabilitas jangka panjang yaitu tampak sebagai siklus
ritmik aqtau gelombang dasar dan biasanya terdapat tiga sampai
limasiklus permenit.
10
Penyebab variabilitas meningkat:
- Hipoksia ringan dini
- Stimulasi janin oleh palpasi rahim, kontraksi rahim, aktivitasjanin,
dan aktivitas ibu.
Penyebab variabilitas menurun:
- Hipoksia atau asidosis
- Depresi system saraf pusat oleh obat-obatan tertentu
- Prematuritas
- Siklus tidur janin
- Aritma jantung janin
H. Deselerasi
Adalah penurunan sementara denyut jantung janin di bawah nilai normal.
Disebabkan oleh respon parasimpatik, dapat dalam bentuk benigna atau
bentuk yang tidak menyenangkan.
Tiga tipe deselerasi:
- Deselerasi dini yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin
dibawah nilai normal sejalan kontraksi rahimPenyebab: kompresi
kepala sebagai akibat kontraksi rahim,pemeriksaan dalam, tekanan
fundus, pemasangan alatpemantau internal
- Deselerasi lambat yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin
di bawah nilai normal fase kontraksi
Penyebab: Insufisiensi uteru plasenta disebabkan oleh
hiperaktivitas atau hipertonisitas rahim, hipontensi supin padaibu,
anestesi spinal atau epidural, plasenta previa, solusio plasenta,
ganguan hipertensi, IUGR, diabetes mellitus danamnionitis.
- Deselerasi variasi yaitu penurunan sementara denyut jantungjanin
mendadak yang bervariasi dalam durasi, intensitas danwaktu
awitan kontraksi.Penyebab: kompresi tali pusat disebabkan oleh
lilitan talipusat, tali pusat pendek, tali pusat membelit, tali pusat
prolaps.
- Deselerasi memanjang didefinisikan sebagai deselerasitersendiri
yang berlangsung 2 menit atau lebih, tetapi kurangdari 10 menit
dari awitan untuk kembali normal.Penyebab: pemeriksaan panggul,
pemasangan elektroda spiral,penurunan janin yang cepat,
penggunaan manuver valsava,prolaps tali pusat, kejang ibu
11
termasuk eklampsi dan epilepsy,hipotensi ibu pada posisi
terlentang.
I.Peran Bidan
Sebelum melakukan pemantauan janin, bidan harus menjelaskanseluruh
prosedur pelaksanaan kepada klien serta menjelaskan manfaatatau
tujuannya. Penjelasan bidan yang melakukan pemantauan janindapat
sangat mempengaruhi perasaan klien. Klien yang memperolehpenjelasan
dari bidan akan bersikap positif tentang pengalamannya dalam
pemantauan janin ini dibandinghkan dengan klien yang merasatidak
mendapatkan penjelasan yang cukup. Klien biasanya khawatir bila bidan
tidak dapat menemukan denyut jantung janin. Pendengar yang tidak
berpengalaman seringkali membutuhkan waktu yang lamauntuk
menemukan denyut jantung dan menemukan titik di mana intesitas denyut
jantung janin maksimum.Bidan harus dapat mengenali tanda-tanda ketidak
normalan denyut jantung janin. Jika bidan menemukan ketidak normalan
denyut jantung janin, bidan harus segera melakukan rujukan ke
pemeriksaan lebih lanjut agar kesejahteraan janin tetap terpantau.
12
1) Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke
kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi.
2) Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu,
nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada
kertas KTG).
3) Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara: · Menanyakan
kepada pasien. · Melakukan palpasi abdomen. · Melihat gerakan tajam
pada rekaman tokogram (kertas KTG).
4) Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin,
dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala
atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-
akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat
khusus untuk keperluan tersebut).
5) Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
6) Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG.
Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm). 7.
Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm). 8. Lama
pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
A. Interpretasi NST
1) Reaktif:
a. Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai
dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
b. Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
c. Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2) Non-reaktif:
a. Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat
akselerasi pada gerakan janin.
b. Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari
160 dpm).
c. Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3) Meragukan:
13
a. Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat
akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
b. Frekuensi dasar djj abnormal.
c. Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik
sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%). Hasil NST yang non-reaktif
disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah,
adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%. Hasil
NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.
Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang
non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST),
selama tidak ada kontraindikasi.
14
Meskipun demikian, pengambilan keputusan tentang jenis pemantauan
janin yang digunakan dibuat berdasarkan hasil klinis, dan dapat dinilai dari
kemajuan persalinan. Pada masa antenatal. Pemantauan CTG dilakukan bila
terdapat penyimpangan dari kondisi normal ibu atau janin.
Jenis monitor dapat bervariasi, tetapi prinsipnya adalah bahwa jantung
janin dan tekanan uterus dapat dipantau secara abdominal atau di dalam uterus
bisa dipantau secara abdominal. Dapat terjadi pengaruh listrik, sumber utama
terjadinya hal ini adalah penggunaan mesin TENS. Frekuensi jantung janin dan
aktivitas uterus dicetak pada kertas grafik, mengindikasikan frekuens, kekuatan
dan lamanya kontraksi. Perubahan tekanan uterus tidak persis sama dengan
kekuatan dan lamanya kontraksi yang tercetak pada kertas, oleh karena itu
pemantauan rutin aktivitas uterus oleh bidan tidak dapat digantikan dengan CTG
ini. Pada saat janin bergerak, hubungan dapat terputus, dan disertai peningkatan
frekuensi jantung janin. Lama waktu terputusnya hubungan bergantung pada
kondisi ibu dan janin, terkadang minimal 20 menit.
15
4) Oleskan jeli pada transducer ultrasonografi
5) Pasang transducer di daerah tempat bunyi jantung janin diperkirakan
dapat didengar, sinyal yang terjadi menunjukkan bahwa posisinya
sudah benar
6) Kencangkan transducer pada posisinya dengan menggunakan sabuk
abdomen
7) Pasang tokodinamometer pada fundus uterus dan kencangkan dengan
sabuk abdomen
8) Mulai cetak pada kertas, catat tanggal, nama ibu dan nomor registrasi,
waktu dan hal lainnya yang berkaitan, seperti tanda tangan bidan
9) Anjurkan ibu mencatat gerakan janin
10) Lepas monitor bila sudah yakin bahwa hasil pemeriksaan
menunjukkan kondisi normal
11) Bersihkan sisa jeli yang ada di perut ibu.
12) Diskusikan hasilnya dengan ibu
13) Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan tindakan yang sesuai
14) Bersihkan alat-alat.
Interpretasi CTG diawali dengan pengetahuan tentang riwaya dan kondisi klinis
ibu saat itu dan keyakinan bahwa monitor tersebut sudah digunakan dengan benar.
Adanya kontraksi uterus harus dicatat frekuenasi, kekuatan dan lamanya.
Gambaran jantung janin dikaji melalui :
1. Nilai dasar : harus berada di natara 110 dan 150 dan merupakan frekuensi
ketika jantung janin kembali normal setelah deselerasi dan akselerasi
2. Variabilitas nilai dasar : variasi frekuensi jantung berkisar antara 5 dan 15 dpm
selama 10 sampai 20 detik, dikaji dengan mengurangi jumlah denyut tertinggi
dengan jumlah terendah
3. Akselerasi : peningkatan frekuensi jantung sebesar 15 dpm dari nilai dasar
selama sedikitnya 15 detik, jalur reaktif mencakup dua akselerasi atau lebih
dalam 20 menit.
4. Deselerasi : frekuensi jantung berdeselerasi dari nilai dasar dan waktu
pemulihan diobservasi dalam kaitannya dengan waktu kontraksi.
E. Ultrasonografi/ USG
16
Ultrasonografi diagnostik telah digunakan pada bidang kebidanan selama
hampir 50 tahun. Ultrasonografi obstetrik merupakan “jendela” untuk melihat
uterus dan janin yang sedang berkembang.
A. Keuntungan USG :
1) Non invansif
2) Aman
3) Praktis
4) dan hasil cukup akurat.
17
3) Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan dalam penggunaan alat
diagnostik USG yang dewasa ini masih perlu dipantau
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara frekuensi gelombang
suara yang dapat didengar oleh telinga manusia. Alat diagnostik USG
menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10
MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda
dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.
18
15) Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti versi luar, versi ekstraksi,
plasenta manual, dsb
16) Tersangka hamil dengan IUD
17) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
18) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
19) Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi seperti amniosintesis,
biopsivili korales, transfusi intrauterine, fetuskopi, dsb
E. Kontraindikasi
1) Tidak terdapat kontraindikasi pemeriksaan USG
2) Periode mudiqah (embrio) berlangsung usia 5 – 10 mg
DAFTAR PUSTAKA
19
4. Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi
EGC
20