Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN PADA KADER TENTANG DETEKSI DINI


GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS HANDAP HERANG CIAMIS

CIAMIS, 14 DESEMBER 2019

PJJ CIAMIS
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
STIKES JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal pengabdian masyarakat deteksi dini gangguan jiwa di
puskesmas handapherang ciamis
Penulis mengucapkan terima kasih pada Ibu Dosen yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya, meski penyusunan tugas ini jauh dari
sempurna tetapi penulis berharap ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis mohon maaf atas kekurangan dan keterbatasan dari tugas ini.

PJJ Ciamis, 2019


DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA
DENGAN PENGGUNAAN M2M (METODE DUA MENIT)
DI PELAYANAN PRIMER

1. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah kondisi dimana proses fisiologis atau mental seseorang
kurang berfungsi dengan baik sehingga mengganggu dalam fungsi sehari-hari.
Gangguan ini juga sering disebut gangguan psikiatri atau gangguan mental dan dalam
masyarakat umum kadang disebut sebagai gangguan saraf. Gangguan jiwa yang
dimiliki oleh seseorang bisa memiliki bermacam-macam gejala, baik yang tampak
jelas maupun yang hanya terdapat dalam pikirannya. Mulai dari perilaku menghindar
dari lingkungan, tidak mau berhubungan atau berbicara dengan orang lain dan tidak
mau makan hingga yang mengamuk dengan tanpa sebab yang jelas. Mulai dari diam
saja hingga yang berbicara dengan tidak jelas. Ada pula yang dapat diajak bicara
hingga yang tidak perhatian sama sekali dengan lingkungannya. Dampak gangguan
jiwa antara lain gangguan dalam aktifitas sehari-hari, gangguan hubungan
interpersonal dan gangguan fungsi dan peran sosial (Lestari, Choirriyah, & Mathafi,
2014).
Ganguan jiwa bukan suatu keadaan yang mudah untuk ditentukan
penyebabnya. Banyak faktor yang saling berkaitan yang dapat menimbulkan ganguan
jiwa pada seseorang. Faktor kejiwaan (kepribadian), pola pikir dan kemampuan untuk
mengatasi masalah, adanya gangguan otak adanya gangguan bicara, adanya kondisi
salah asuh, tidak diterima di masyarakat, serta adanya masalah dan kegagalan dalam
kehidupan mungkin menjadi faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya gangguan
jiwa. Faktor-faktor diatas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi dapat menjadi satu kesatuan
yang secara bersama-sama menimbulkan gangguan jiwa. Karena banyak sekali faktor
yang dapat mencetus gangguan jiwa (Lestari, Choirriyah, & Mathafi, 2014).
Menurut data dari Word Health Organisation (WHO) 2011, masalah gangguan
kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius,
bahkan berdasarkan data dari study word Bank di beberapa negara menunjukkan 8,1%
dari kesehatan global masyarakat (Global Burden Disease) disebabkan oleh masalah
gangguan jiwa yang menunjukan dampak lebih besar dari TBC (7,2%), kanker (5,8%),
jantung (4,4%), dan malaria (2,6%) (Arini, 2013). World Health Organization
memperkirakan bahwa bahwa pada tahun 2020 depresi akan menjadi penyebab utama
dari ketidakmampuan seorang individu di seluruh dunia dan gangguan psikiatrik akan
menyumbang sekitar 15% dari angka kesakitan global. Amerika sendiri telah
kehilangan setiap tahunnya uang sejumlah 80 milyar dollar akibat ketidakproduktifan
yang dikarenakan menderita gangguan psikiatrik. Dua pertiga dari pasien gangguan
psikiatrik ditemukan di pusat pelayanan kesehatan primer. Sekitar 30% pasien - pasien
yang datang ke pelayanan kesehatan primer merupakan pasien gangguan psikiatrik
yang memenuhi diagnosis menurut DSM-IV.
Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa pasien gangguan psikiatrik
pertama kali datang ke pelayanan primer disebabkan karena gejala-gejala yang
dialaminya seringkali berupa keluhan yang berhubungan dengan kondisi medis umum.
Hal lain adalah stigma yang melekat pada penyedia layanan psikiatri sehingga
membuat pasien lebih senang untuk bertemu dengan dokter umum terlebih dahulu di
pusat pelayanan primer. Penelitian sebelumnya mengenai gangguan jiwa yang pernah
dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa, Dirjen Yanmed, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, pimpinan dr. Rudy Salan SpKJ (alm), di Puskesmas Kecamatan
Tambora (1985), memberikan hasil ditemukannya gangguan jiwa sejumlah 28,73%
pasien dewasa, dan 34,39% pasien anak. sayangnya kondisi psikiatrik yang seringkali
ber- tumpang tindih dengan gejala fisik ini tidak terdiagnosis dengan baik di
lapangan karena berbagai faktor.
Pasien gangguan psikiatrik yang tidak terdiagnosis merugikan pasien sendiri.
Hal ini memerlukan penanganan yang baik karena ketepatan diagnosis dan
kecepatan penanganan akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
sebaliknya. Amerika Serikat telah memberlakukan suatu pedoman untuk melakukan
suatu penapisan kondisi gangguan psikiatrik di pelayanan primer. Hal ini akan
meningkatkan deteksi gangguan psikiatrik di pelayanan primer dan
meningkatkan cakupan terapi gangguan psikiatrik di pela- yanan kesehatan primer.
Penelitian sebelumnya mengatakan terdapat empat diagnosis yang paling sering
ditemukan di pelayanan primer dan juga yang paling sering terlewatkan, yaitu depresi,
kecemasan, penyalahgunaan zat dan gangguan kognitif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas
adalah beban kerja (jumlah pasien) yang besar dibandingkan dengan dokter yang
bertugas, keter- batasan waktu pelayanan, mutasi dokter Puskesmas yang terlalu cepat,
sehingga dokter pengganti yang belum terlatih mengalami kesulitan. Pernah dilakukan
konsultasi kesehatan jiwa oleh psikiater pembina secara rutin di setiap kecamatan untuk
meningkatkan ketrampilan dokter Puskesmas dalam melakukan pelayanan kesehatan
jiwa; keluhannya tetap saja merasa terlalu lama bila harus melakukan wawancara
psikiatrik. Karena itu dikembangkan metode dua menit dalam pelayanan kesehatan untuk
dapat menyaring kasus-kasus jiwa di Puskesmas dalam waktu dua menit.

2. Tujuan Instruksional
2.1 Tujuan Instruksional Umum
Memberikan informasi atau setelah kegiatan penyuluhan tentang deteksi dini
gangguan jiwa dengan penggunaan M2M (metode dua menit), diharapkan kader
lebih mengerti dan mengetahui tentang tanda dan gejala gangguan jiwa pada
seseorang.
2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan kader pasien mampu :
a. Menyebutkan pengertian sehat jiwa dan gangguan jiwa
b. Menyebutkan tanda dan gejala gangguan jiwa
c. Menyebutkan ciri ciri gangguan jiwa
d. Mengetahui cara mendeteksi dini gangguan jiwa dengan M2M
e. Menyebutkan cara menangani gangguan jiwa di keluarga

3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pengebdian kepada masyarakat ini adalah :
a. Adanya kesadaran masyarakata dalam memahami gangguan jiwa.
b. Adanya peran serta kepedulian masyarakat dalam melaksanakan program
penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
c. Adanya upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
menyeluruh khususnya pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
d. Menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berdasar serta dapat diaplikasikan
ditempat lain.

4. Sasaran
 Topik : Deteksi dini gangguan jiwa dengan M2M (Metode 2 Menit)
 Sub Topik : Pengertian gangguan jiwa
Tanda dan gejala gangguan jiwa
Ciri-Ciri gangguan jiwa
Jenis gangguan jiwa yang sering muncul
Cara mendeteksi gangguan jiwa dengan M2M.
Cara menangani gangguan jiwa di keluarga
 Waktu : 30 menit
 Tanggal : 14 Desember 2019
 Sasaran : Kader Puskesmas Handaperang
 Tempat: Aula Puskesmas Handaperang.

5. Pelaksanaan Program
Tahap dan Pelaksana
No Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan : Moderator
1.
1) Mengucapkan salam.
2) Memperkenalkan tim.
3) Menyebutkan topik yang
akan diberikan.
Mendengarkan dan
Pendahuluan 4) Menjelaskan tujuan
menjawab salam.
5 menit penyuluhan dan hasil yang
akan diharapkan.
5) Menyampaikan kontrak
waktu dan mekanisme
penyuluhan.

2. Kegiatan inti Pelaksanaan : Penyaji


15 menit 1) Menggali pengetahuan dan Memperhatikan
pengalaman peserta
tentang tanda dan gejala
gangguan jiwa
2) Menjelaskan secara rinci
tentang :
a) Pengertian gangguan
jiwa
b) Tanda ganguan jiwa
c) Gejala gangguan jiwa
d) Jenis gangguan jiwa
yang sering muncul
e) Cara mendeteksi
gangguan jiwa dengan
M2M.
Evaluasi : Moderator
1) Memberikan kesempatan Aktif dalam
bertanya kepada peserta. bertanya dan
2) Memberikan pertanyaan memperhatikan
umpan balik (feed back) penjelasan
kepada peserta.
Penutup
3. Terminasi :
10 menit
1) Memberikan kesimpulan.
2) Mengucapkan terima
kasih. Memperhatikan
3) Mengakhiri pertemuan dan menjawab
dengan mengucapkan salam
salam.

6. Metode Pelaksanaan Program


 Ceramah
 Tanya Jawab

7. Pengorganisasian
Penyaji : Asep Wahyudin Hidayat
Rosmiati
Saryomo
Moderator : Irfan Permana
Observer : Rosy Rosnawanti
u Notulen Flipchart
: Nandita M. Hidayat
Fasilitator : Nur Ayu Yulirocita
Moderator + Notulen
Diny Nur Fauziah Penyaji + Operator
nnnnn

peserta peserta peserta peserta

peserta peserta peserta peserta


Fasilitator
Fasilitator
peserta peserta peserta peserta

peserta peserta peserta peserta

Observer
8. Job Description
Moderator :
1. Membuka dan menutup acara.
2. Memperkenalkan tim.
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
5. Memberikan umpan balik atau feed back
6. Memfasilitasi diskusi.
7. Membuat kesimpulan.
Penyaji:
1. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang dibicarakan.
2. Menyampaikan materi.
Notulen:
Menulis pertanyaan dan jawaban.
Observer :
1. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
2. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
Fasilitator :
1. Memperhatikan kehadiran anggota.
2. Memotivasi anggota.
3. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota.
Operator :
Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan

9. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan SAP.
2) Kesiapan media dan tempat.
3) Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah peserta diundang.
4) Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya.
2) Kegiatan berjalan sesuai dengan SAP.
3) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.
4) Peserta antusias terhadap penyuluhan yang dilakukan.
5) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
3. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu memahami maksud dan tujuan dari diadakannya penyuluhan
tentang deteksi dini gangguan jiwa.
2) Peserta mengetahui pokok masalah yang telah di diskusikan yaitu tanda dan
gejala awal gangguan jiwa
3) Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.

MATERI DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA

A. Pengertian

Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh
seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya
tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001).
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan
(volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).
Secara umum gangguan jiwa dibagi dalam dua golongan besar yaitu psikosa
dan non psikosa (ansietes, depresi,insomnia,alkoholisme dan ketergantungan obat).
Golongan psikosa di tandai dengan dua gejala utama yaitu tidak adanya pemahaman
dari ketidak mampuan menilai realitas. Sedangkan golongan psikosa itu sendiri dibagi
dalam dua sub golongan, yaitu psikosa fungsional dan psikosa organik
Psikosa fungsional adalah gangguan jiwa yang disebabkan karena
terganggunya fungsi sistem penghantar sinyal sel-sel saraf (neurotransmitter) dalam
susunan saraf pusat (otak), tidak terdapat kelainan struktural pada sel-sel saraf otak
tersebut. Sedangkan Psikosa organik adalah gangguan jiwa yang disebabkan karena
adanya kelainan pada struktur susunan saraf pusat (otak) yang disebabkan misalnya
tumor di otak, kelainan pembuluh darah otak, infeksi di otak, keracunan NAPZA, dan
lain sejenisnya, yang termasuk dalam psikosa fungsional adalah Skizofrenia.

B. Etiologi
Penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa bermacam-macam atau disebut
multifaktorial, yaitu :
a. Faktor genetik, keturunan
b. Kondisi ibu selama dia mengandung, bila ada gangguan mental, emosional,
atau fisik maka akan mempengaruhi saraf otak janin yang dikandungnya
c. Proses persalinan, bila ada komplikasi maka meningkatkan risiko
d. Penyakit fisik seperti panas tinggi, kejang, atau penyakit berat lainnya mulai
dari lahir sampai usia sekarang
e. Riwayat jatuh, terbentur kepala, kena pukul atau kecelakaan
f. Penggunaan Narkoba/Napza seperti : alkohol, ganja (cannabis). Shabu-shabu,
Extasy, obat penenang, heroin (putaw), dll
g. Riwayat trauma, beban psikologis yang berat, masalah yang sulit diselesaikan,
konflik, keinginan yang tidak tercapai, kemarahan yang terpendam, kesedihan
yang mendalam, kehilangan, kekecewaan, dll

Semuanya itu membuat keseimbangan zat kimia di otak (neurotransmiter)


menjadi berubah dan tidak stabil dan inilah yang memunculkan adanya perubahan
pada : cara berpikir, perasaan, dan perilaku.

C. Tanda tanda gangguan jiwa

Beberapa tanda gangguan jiwa diantaranya adalah :


1. Alam perasaan (affect) tumpul dan mendatar. Gambaran alam perasaan ini dapat
terlihat dari wajahnya yang tidak menunjukkan ekspresi.
2. Menarik diri atau mengasingkan diri (withdrawn). Tidak mau bergaul atau kontak
dengan orang lain, suka melamun (day dreaming).
3. Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal)
meskipun telah dibuktikan secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional,
namun penderita tetap meyakini kebenarannya. Sering berpikir / melamun yang
tidak biasa (delusi).
4. Halusinasi yaitu respon panca indra tanpa ada rangsangan misalnya penderita
mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber
dari suara/bisikan itu.
5. Merasa depresi, sedih atau stress tingkat tinggi secara terus-menerus.
6. Kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau tugas sehari-hari walaupun pekerjaan
tersebut telah dijalani selama bertahun-tahun.
7. Paranoid (cemas / takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu
ditakuti atau dicemaskan.
8. Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan.
9. Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
10. Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.
11. Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
12. Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
13. Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.
14. Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya, misalnya
bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
15. Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat
dan gembira berlebihan.
16. Kontak emosional amat miskin, sukar diajak bicara, pendiam.
17. Sulit dalam berpikir abstrak.
18. Tidak ada atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada upaya
usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba malas
dan selalu terlihat sedih.
D. Ciri-Ciri Gangguan Jiwa
1. Perubahan yang berulang dalam pikiran,
2. Mengalami penurunan daya ingat.
3. Perubahan perilaku yang aneh, dll.
4. Memiliki labilitas emosional.
5. Menarik diri dari interaksi social.
6. Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri.
7. Memiliki keengganan melakukan segala hal.
8. Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang dan tempat

E. Jenis Gangguan Jiwa


Berikut ini beberapa gangguan jiwa yang sering terjadi dan memerlukan
perhatian khusus :
1. Pada anak
a. Gangguan perkembangan, 3 area perkembangan utama yaitu perilaku,
interaksi soial dan komunikasi
Macam gangguan pada anak:
a) Retardasi mental adalah gangguan fungsi intelektual secara signifikan
berada di bawah rata-rata(IQ< 70) dan keterbatasan terkait dalam 2
bidang keterampilan adaptasi atau lebih(komunikasi, perawatan diri)
b) Autisme adalah gangguan yang dicirikan dalam interaksi social dan
komunikasi serta aktivitas dan minat yang terbatas.
c) Gangguan perkembangan spesifik dicirikan dengan keterlambatan
perkembangan yang mengarah kepada kerusakan fungsi pada berbagai
bidang seperti membaca dan bahasa
b. Defisit pehatian dan gangguan perilaku distruktif diantaranya:
a) ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder) dicirikan dengan
tingkat gangguan perhatian impulsifitas dan hiperaktifitas yang tidak
sesuai dengan tahap perkembangan.
b) Gangguan perilaku dicirikan dengan perilaku berulang distruktif dan
kesengajaan untuk tidak patuh.
2. Pada remaja
a. Skizofrenia pada awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam perilaku sehari-
hari isolasi social, sikap yang aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan
mengekspresikan perilaku yang tidak disadarinya.
b. Bunuh diri mempunyai tanda-tanda diantaranya menarik diri secara tiba-tiba
dengan memberontak atau berperilaku keras, menyalah gunkan obat atu
alcohol dan ancaman butuh secara terang terangan secara verbal.
c. Gangguan penyalahgunaan obat (Narkotika)
3. Pada lansia
a) Dimensia adalah suatu gangguan intelektual atau daya ingat yang
umumnya progresif dan ireversibel biasanya terjadi pada usia lebih dari 65
tahun
b) Depresi gejalanya kehilangan minat mudah lelah dan konsentrasi
berkurang dan kurang percaya diri
c) Gangguan kecemasan berupa gangguan manik, fobia, dan gangguan stress
akut
d) Fenomena yang sering dikeluhkan pada lansia adalah lebih banyak
terbangun pada dini hari ngantuk pada siang hari dan tidur sejenak pada
siang hari
Gangguan jiwa membuat seseorang menjadi terganggu fungsi dan
produktivitasnya dan ini bisa mengganggu juga pada keluarga dan masyarakat. Dengan
melakukan deteksi dini dan penanganan yang baik maka gangguan jiwa dapat cepat
dipulihkan dan tidak mejadi makin berat. Deteksi dini gangguan jiwa dapat dilakukan
di puskesmas, rumah sakit, psikiater, psikolog, perawat jiwa dan di rumah sakit jiwa.
Pemeriksaan yang dilakukan adalah wawancara, pemeriksaan lab dan radiologi (bila
diperlukan), tes kesehatan mental dan tes psikologis lainnya. Setelah diagnosis
ditegakkan maka terapi akan segera dimulai dan kesembuhan akan cepat diraih.
Pengobatan untuk gangguan jiwa berlangsung lama dan dibutuhkan konsultasi yang
rutin. Dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan maka gangguan jiwa yang
berat dapat dihindari sehingga bahaya juga bisa dicegah.
.
F. Fungsi Dan Tugas Keluarga
1. Fungsi Keluarga
Gambaran umum tentang fungsi keluarga dalam kesehatan jiwa :
a. Pendewasaan kepribadian dari para anggota keluarga.
b. Pelindung dan pemberi keamanan bagi anggota keluarga.
c. Fungsi sosialisasi, yaitu kemampuan untuk mengadakan hubungan antar anggota
keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat.
2. Tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan :
a. Mengenal adanya penyimpangan awal sedini mungkin.
b. Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan untuk
anggota keluarga.
c. Memberi perawatan bagi anggota keluarga yang sakit, cacat, atau memerlukan
bantuan dan menanggulangi keadaan darurat.
d. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat.
e. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat.

G. Fungsi Keluarga Dalam Upaya Mencegah Gangguan Jiwa


1. Menciptakan lingkungan yang sehat jiwa bagi anggota keluarga.
2. Saling mencintai, menghargai dan mempercayai antar anggota keluarga.
3. Saling membantu dan memberi antar anggota keluarga.
4. Saling terbuka dan tidak ada dikriminasi.
5. Memberi pujian dan punishment sesuai dengan perilaku.
6. Menghadapi ketegangan dengan tenang dan menyelesaikan masalah secara tuntas.
7. Menunjukan empati antar anggota keluarga.
8. Membina hunbungan dengan masyarakat.
9. Menyediakan waktu untuk kebersamaan, seperti : rekreasi bersama antar anggota.

H. Upaya Perawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa Dalam Keluarga


1. Mengenal adanya gangguan kesehatan sedini mungkin.
2. Mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau bantuan kesehatan.
3. Memberikan perawatan kpd anggota keluarga yang sakit, cacat maupun yang tidak
sakit tapi memerlukan bantuan.
4. Menaggulangi keadaan darurat kesehatan.
5. Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat.
6. Memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat.

I. Upaya Perawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa Di RS


1. keluarga sejak awal perlu dilibatkan dalam penatalaksanaan dan asuhan keperawatan
klien dengan gangguan jiwa.
2. Metode yang digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan jiwa kepada
keluarga adalah :
a. Ceramah dan tanya jawab.
b. Diskusi kelompok.
c. Bermain peran.

J. Upaya Perawatan Pasien Gangguan Jiwa Di Masyarakat


1. Pasien jangan di pasung, karena memasung penderita sama artinya dengan merampas
hak hidupnya.
2. Jika terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera bawa ke puskesmas terdekat.
3. Jangan dijauhi atau dikucilkan.
4. Bekali dengan berbagai keterampilan untuk meningkatkan produktifitas.
5. Membawa penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan kesehatan
K. Deteksi Dini Gangguan Jiwa dengan M2M (Metode 2 Menit)
M2M dipersiapkan sebagai suatu wawancara sederhana setengah terstruktur (brief
semi-structured interview) untuk dipergunakan di pelayanan kesehatan primer/dasar dalam
melakukan deteksi kasus-kasus gangguan jiwa dengan pendekatan eklektik holistik,
digunakan dalam pelayanan kesehatan umum. Disebut metode dua menit, karena
diharapkan dalam tahap-tahap dua menit dapat dicapai target-target tertentu. Hal ini juga
berdasarkan saran dokter Puskesmas yang mengharapkan adanya suatu metode yang
singkat (maksimal dalam dua menit) yang dapat menyaring dengan cepat walaupun secara
kasar ada tidaknya masalah kesehatan jiwa pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas.
Pasien datang ke Puskesmas pertama kali ke loket untuk mendaftarkan diri dan dibuatkan
kartu rawat jalannya dengan identitasnya, setelah itu ke poliklinik. Di Poliklinik diterima
oleh perawat untuk ditanyakan keluhan utamanya; keluhannya bisa keluhan fisik
dan/atau keluhan kejiwaan, bila hanya ada keluhan fisik maka diagnosisnya gangguan
fisik; bila keluhannya berupa keluhan kejiwaan saja maka diagnosisnya gangguan
kejiwaan; bila ada keluhan fisik dan keluhan kejiwaan, dicari tahu hubungan antara kedua
jenis keluhan tersebut, bisa hubungan sebab-akibat atau bisa sebagai komorbiditas; yang
pasti ada masalah kesehatan jiwa. Hal ini bila telah terlatih dapat dilakukan kurang dari
dua menit. Kemudian pasien akan diperiksa oleh dokter, dokter dengan menggunakan
pedoman diagnosis gangguan jiwa di Puskesmas yang disederhanakan dari PPDGJ-III,
juga bila telah terlatih dapat membuat diagnosis kerja dan terapi yang sesuai dalam kurun
waktu kurang dari dua menit. Pasien dipesankan untuk kembali kontrol pada satu minggu
kemudian dan direevaluasi diagnosis dan terapi yang telah diberikan, bila belum ada
kemajuan dijanjikan waktu tersendiri untuk diteliti lebih lanjut, atau bila perlu konseling,
atau bila perlu dikonsulkan ke psikiater pembina. Metode dua menit ini sudah digunakan
dalam pedoman pelayanan kesehatan terpadu di Puskesmas oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Daftar Gangguan Mental yang Dikaitkan dengan Kerangka Waktu yang


Dibutuhkan untuk Menegakan Diagnosisnya menurut Mini International
Neuropsychiatric Interview (MINI)
Versi MINI ICD-10 Kerangka Waktu
Episode Depresif
Distimia
Risiko Bunuh Diri
Episode Manik
Agorafobia
Gangguan Panik
Sosialfobia
Gangguan Obsesif-kompulsif
Gangguan Anxietas Menyeluruh
Gangguan Stres Pasca Trauma
Bulimia Nervosa
Gangguan yang berkaitan dengtan alcohol
Gangguan yang berkaitan dengan zat
Gangguan Psikotik

Jenis Kelamin Laki-laki


Perempuan
Status Menikah
Tidak menikah
Pendidikan Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Akademi/PT
Suku/Etnis Jawa
Betawi
Sunda
Cina
Batak
Minang
Lainnya
Agama Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Buddha
Keluhan fisik Metabolisme
Degenerasi
Infeksi
Vaskuler
Trauma
Endokrin
Neoplasma
Toksik
Herediter
Tidak ada
Keluhan Psikosomatik Kardiovaskuler
GI Tract
Respirasi
Dermatologi
Muskuloskeletal
Endokrin
Urogenital
Serebrovaskuler
Tidak ada
Keluhan Kejiwaan Psikotik
Anxietas
Depresif
Manik
Retardasi Mental
NAPZA
Tidak Ada
Lama sakit <1 minggu
<1 bulan
<6 bulan
<5 tahun
>5 tahun
Disabilitas/disfungsi Tidak ada
GF Pekerjaan (1)
GF Sosial (2)
GF perawatan diri (3)
(1)+(2)
(1)+(3)
(2)+(3)

L. Peran Kader
Kader mempunyai tugas dalam penemuan kasus jiwa dan tugas kader pada
masyarakat dilingkungannya yang mengalami gangguan jiwa adalah sebagai berikut:
a. Mengenal gangguan jiwa
b. Memotivasi kepada masyarakat agar mau membawa anggota keluarganya berobat
c. Menyediakan lingkungan yang mendukung kesehatan jiwa.
d. Memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa.
e. Memberikan penkes tentang pengenalan gejala dini pada masyarakat
f. Membantu pihak PKM untuk mensosialisasikan gejala dini gangguan jiwa
g. Segera melaporkan bila ada anggota masyarakat yang menjalani gangguan jiwa
h. Dapat melaksanakan M2M pada anggota masyarakat
i. Mendeteksi keluarga di Kelurahan Siaga Sehat jiwa : sehat, risiko masalah
psikososial dan gangguan jiwa.
j. Menggerakan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia
k. Menggerakan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah psikososial
l. Menggerakan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat
m. Menggerakan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok

dan rehabilitasi
n. Melakukan kunjungan rumah pada pasien ganguan jiwa yang telah mandiri
o. Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN
p. Mendokumentasikan semua kegiatan
BERITA ACARA
PELAKSANAAN PENGABDIAN MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

Pada hari ini, .................. tanggal ..... bulan .......Tahun .......... pukul ........ WIB. Telah dilaksanakan
kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat.

Jenis Kegiatan : ...........................................................................................................................

Tempat :...........................................................................................................................

Waktu :...........................................................................................................................

Jumlah Peserta : ....................................................................................................................

Catatan Kejadian

1. Peserta yang hadir : ...................... orang

2. Peserta yang tidak hadir : ...................... orang


…………………..……………………………………………………………………………………..

…………………..……………………………………………………………………………………..

Lain-lain :

…………………..……………………………………………………………………………………..

…………………..……………………………………………………………………………………..

DemikianBeritaAcarainidibuatdengansebenarnyasesuaidenganketentuan yang berlaku.

Dibuat di : ........................................

Tanggal : ........................................

Mengetahui,

Pimpinan tempat pengmas Ketua Pelaksana

( _______________________ ) (................................................)
LEMBAR PENGESAHAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Judul Kegiatan :
2. Ketua Pelaksanaan :
a. Nama :
b. NIDN :
c. Jabatan Fungsional :
d. Alamat Kantor :

3. Anggota Pelaksana :
a.

b.

c.

d.

4. Waktu Pelaksanaan :
5. Tempat Pelaksanaan :
6. Biaya :

Mengetahui

Ka. LPPM STIKES Jenderal A. Yani Cimahi Ketua Pelaksana

......................................................................... .................................
DAFTAR HADIR
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

“JUDUL PENGMAS”

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

10

11

12

13
14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28
29
30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45
46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

Anda mungkin juga menyukai