PJJ CIAMIS
PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN
STIKES JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal pengabdian masyarakat deteksi dini gangguan jiwa di
puskesmas handapherang ciamis
Penulis mengucapkan terima kasih pada Ibu Dosen yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya, meski penyusunan tugas ini jauh dari
sempurna tetapi penulis berharap ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis mohon maaf atas kekurangan dan keterbatasan dari tugas ini.
1. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah kondisi dimana proses fisiologis atau mental seseorang
kurang berfungsi dengan baik sehingga mengganggu dalam fungsi sehari-hari.
Gangguan ini juga sering disebut gangguan psikiatri atau gangguan mental dan dalam
masyarakat umum kadang disebut sebagai gangguan saraf. Gangguan jiwa yang
dimiliki oleh seseorang bisa memiliki bermacam-macam gejala, baik yang tampak
jelas maupun yang hanya terdapat dalam pikirannya. Mulai dari perilaku menghindar
dari lingkungan, tidak mau berhubungan atau berbicara dengan orang lain dan tidak
mau makan hingga yang mengamuk dengan tanpa sebab yang jelas. Mulai dari diam
saja hingga yang berbicara dengan tidak jelas. Ada pula yang dapat diajak bicara
hingga yang tidak perhatian sama sekali dengan lingkungannya. Dampak gangguan
jiwa antara lain gangguan dalam aktifitas sehari-hari, gangguan hubungan
interpersonal dan gangguan fungsi dan peran sosial (Lestari, Choirriyah, & Mathafi,
2014).
Ganguan jiwa bukan suatu keadaan yang mudah untuk ditentukan
penyebabnya. Banyak faktor yang saling berkaitan yang dapat menimbulkan ganguan
jiwa pada seseorang. Faktor kejiwaan (kepribadian), pola pikir dan kemampuan untuk
mengatasi masalah, adanya gangguan otak adanya gangguan bicara, adanya kondisi
salah asuh, tidak diterima di masyarakat, serta adanya masalah dan kegagalan dalam
kehidupan mungkin menjadi faktor-faktor yang dapat menimbulkan adanya gangguan
jiwa. Faktor-faktor diatas tidak dapat berdiri sendiri, tetapi dapat menjadi satu kesatuan
yang secara bersama-sama menimbulkan gangguan jiwa. Karena banyak sekali faktor
yang dapat mencetus gangguan jiwa (Lestari, Choirriyah, & Mathafi, 2014).
Menurut data dari Word Health Organisation (WHO) 2011, masalah gangguan
kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius,
bahkan berdasarkan data dari study word Bank di beberapa negara menunjukkan 8,1%
dari kesehatan global masyarakat (Global Burden Disease) disebabkan oleh masalah
gangguan jiwa yang menunjukan dampak lebih besar dari TBC (7,2%), kanker (5,8%),
jantung (4,4%), dan malaria (2,6%) (Arini, 2013). World Health Organization
memperkirakan bahwa bahwa pada tahun 2020 depresi akan menjadi penyebab utama
dari ketidakmampuan seorang individu di seluruh dunia dan gangguan psikiatrik akan
menyumbang sekitar 15% dari angka kesakitan global. Amerika sendiri telah
kehilangan setiap tahunnya uang sejumlah 80 milyar dollar akibat ketidakproduktifan
yang dikarenakan menderita gangguan psikiatrik. Dua pertiga dari pasien gangguan
psikiatrik ditemukan di pusat pelayanan kesehatan primer. Sekitar 30% pasien - pasien
yang datang ke pelayanan kesehatan primer merupakan pasien gangguan psikiatrik
yang memenuhi diagnosis menurut DSM-IV.
Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa pasien gangguan psikiatrik
pertama kali datang ke pelayanan primer disebabkan karena gejala-gejala yang
dialaminya seringkali berupa keluhan yang berhubungan dengan kondisi medis umum.
Hal lain adalah stigma yang melekat pada penyedia layanan psikiatri sehingga
membuat pasien lebih senang untuk bertemu dengan dokter umum terlebih dahulu di
pusat pelayanan primer. Penelitian sebelumnya mengenai gangguan jiwa yang pernah
dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Jiwa, Dirjen Yanmed, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, pimpinan dr. Rudy Salan SpKJ (alm), di Puskesmas Kecamatan
Tambora (1985), memberikan hasil ditemukannya gangguan jiwa sejumlah 28,73%
pasien dewasa, dan 34,39% pasien anak. sayangnya kondisi psikiatrik yang seringkali
ber- tumpang tindih dengan gejala fisik ini tidak terdiagnosis dengan baik di
lapangan karena berbagai faktor.
Pasien gangguan psikiatrik yang tidak terdiagnosis merugikan pasien sendiri.
Hal ini memerlukan penanganan yang baik karena ketepatan diagnosis dan
kecepatan penanganan akan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
sebaliknya. Amerika Serikat telah memberlakukan suatu pedoman untuk melakukan
suatu penapisan kondisi gangguan psikiatrik di pelayanan primer. Hal ini akan
meningkatkan deteksi gangguan psikiatrik di pelayanan primer dan
meningkatkan cakupan terapi gangguan psikiatrik di pela- yanan kesehatan primer.
Penelitian sebelumnya mengatakan terdapat empat diagnosis yang paling sering
ditemukan di pelayanan primer dan juga yang paling sering terlewatkan, yaitu depresi,
kecemasan, penyalahgunaan zat dan gangguan kognitif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas
adalah beban kerja (jumlah pasien) yang besar dibandingkan dengan dokter yang
bertugas, keter- batasan waktu pelayanan, mutasi dokter Puskesmas yang terlalu cepat,
sehingga dokter pengganti yang belum terlatih mengalami kesulitan. Pernah dilakukan
konsultasi kesehatan jiwa oleh psikiater pembina secara rutin di setiap kecamatan untuk
meningkatkan ketrampilan dokter Puskesmas dalam melakukan pelayanan kesehatan
jiwa; keluhannya tetap saja merasa terlalu lama bila harus melakukan wawancara
psikiatrik. Karena itu dikembangkan metode dua menit dalam pelayanan kesehatan untuk
dapat menyaring kasus-kasus jiwa di Puskesmas dalam waktu dua menit.
2. Tujuan Instruksional
2.1 Tujuan Instruksional Umum
Memberikan informasi atau setelah kegiatan penyuluhan tentang deteksi dini
gangguan jiwa dengan penggunaan M2M (metode dua menit), diharapkan kader
lebih mengerti dan mengetahui tentang tanda dan gejala gangguan jiwa pada
seseorang.
2.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan kader pasien mampu :
a. Menyebutkan pengertian sehat jiwa dan gangguan jiwa
b. Menyebutkan tanda dan gejala gangguan jiwa
c. Menyebutkan ciri ciri gangguan jiwa
d. Mengetahui cara mendeteksi dini gangguan jiwa dengan M2M
e. Menyebutkan cara menangani gangguan jiwa di keluarga
3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pengebdian kepada masyarakat ini adalah :
a. Adanya kesadaran masyarakata dalam memahami gangguan jiwa.
b. Adanya peran serta kepedulian masyarakat dalam melaksanakan program
penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
c. Adanya upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
menyeluruh khususnya pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
d. Menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berdasar serta dapat diaplikasikan
ditempat lain.
4. Sasaran
Topik : Deteksi dini gangguan jiwa dengan M2M (Metode 2 Menit)
Sub Topik : Pengertian gangguan jiwa
Tanda dan gejala gangguan jiwa
Ciri-Ciri gangguan jiwa
Jenis gangguan jiwa yang sering muncul
Cara mendeteksi gangguan jiwa dengan M2M.
Cara menangani gangguan jiwa di keluarga
Waktu : 30 menit
Tanggal : 14 Desember 2019
Sasaran : Kader Puskesmas Handaperang
Tempat: Aula Puskesmas Handaperang.
5. Pelaksanaan Program
Tahap dan Pelaksana
No Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
Waktu
Pembukaan : Moderator
1.
1) Mengucapkan salam.
2) Memperkenalkan tim.
3) Menyebutkan topik yang
akan diberikan.
Mendengarkan dan
Pendahuluan 4) Menjelaskan tujuan
menjawab salam.
5 menit penyuluhan dan hasil yang
akan diharapkan.
5) Menyampaikan kontrak
waktu dan mekanisme
penyuluhan.
7. Pengorganisasian
Penyaji : Asep Wahyudin Hidayat
Rosmiati
Saryomo
Moderator : Irfan Permana
Observer : Rosy Rosnawanti
u Notulen Flipchart
: Nandita M. Hidayat
Fasilitator : Nur Ayu Yulirocita
Moderator + Notulen
Diny Nur Fauziah Penyaji + Operator
nnnnn
Observer
8. Job Description
Moderator :
1. Membuka dan menutup acara.
2. Memperkenalkan tim.
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme acara.
5. Memberikan umpan balik atau feed back
6. Memfasilitasi diskusi.
7. Membuat kesimpulan.
Penyaji:
1. Menggali kemampuan dan pengalaman peserta mengenai topik yang dibicarakan.
2. Menyampaikan materi.
Notulen:
Menulis pertanyaan dan jawaban.
Observer :
1. Mengobservasi jalannya penyuluhan.
2. Mengevaluasi jalannya penyuluhan.
Fasilitator :
1. Memperhatikan kehadiran anggota.
2. Memotivasi anggota.
3. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota.
Operator :
Membantu dalam hal teknis penyajian penyuluhan
9. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan SAP.
2) Kesiapan media dan tempat.
3) Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah peserta diundang.
4) Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya.
2) Kegiatan berjalan sesuai dengan SAP.
3) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.
4) Peserta antusias terhadap penyuluhan yang dilakukan.
5) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
3. Evaluasi hasil
1) Peserta mampu memahami maksud dan tujuan dari diadakannya penyuluhan
tentang deteksi dini gangguan jiwa.
2) Peserta mengetahui pokok masalah yang telah di diskusikan yaitu tanda dan
gejala awal gangguan jiwa
3) Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
A. Pengertian
Gangguan jiwa atau mental illness adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh
seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya
tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001).
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan
(volition),emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007).
Secara umum gangguan jiwa dibagi dalam dua golongan besar yaitu psikosa
dan non psikosa (ansietes, depresi,insomnia,alkoholisme dan ketergantungan obat).
Golongan psikosa di tandai dengan dua gejala utama yaitu tidak adanya pemahaman
dari ketidak mampuan menilai realitas. Sedangkan golongan psikosa itu sendiri dibagi
dalam dua sub golongan, yaitu psikosa fungsional dan psikosa organik
Psikosa fungsional adalah gangguan jiwa yang disebabkan karena
terganggunya fungsi sistem penghantar sinyal sel-sel saraf (neurotransmitter) dalam
susunan saraf pusat (otak), tidak terdapat kelainan struktural pada sel-sel saraf otak
tersebut. Sedangkan Psikosa organik adalah gangguan jiwa yang disebabkan karena
adanya kelainan pada struktur susunan saraf pusat (otak) yang disebabkan misalnya
tumor di otak, kelainan pembuluh darah otak, infeksi di otak, keracunan NAPZA, dan
lain sejenisnya, yang termasuk dalam psikosa fungsional adalah Skizofrenia.
B. Etiologi
Penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa bermacam-macam atau disebut
multifaktorial, yaitu :
a. Faktor genetik, keturunan
b. Kondisi ibu selama dia mengandung, bila ada gangguan mental, emosional,
atau fisik maka akan mempengaruhi saraf otak janin yang dikandungnya
c. Proses persalinan, bila ada komplikasi maka meningkatkan risiko
d. Penyakit fisik seperti panas tinggi, kejang, atau penyakit berat lainnya mulai
dari lahir sampai usia sekarang
e. Riwayat jatuh, terbentur kepala, kena pukul atau kecelakaan
f. Penggunaan Narkoba/Napza seperti : alkohol, ganja (cannabis). Shabu-shabu,
Extasy, obat penenang, heroin (putaw), dll
g. Riwayat trauma, beban psikologis yang berat, masalah yang sulit diselesaikan,
konflik, keinginan yang tidak tercapai, kemarahan yang terpendam, kesedihan
yang mendalam, kehilangan, kekecewaan, dll
L. Peran Kader
Kader mempunyai tugas dalam penemuan kasus jiwa dan tugas kader pada
masyarakat dilingkungannya yang mengalami gangguan jiwa adalah sebagai berikut:
a. Mengenal gangguan jiwa
b. Memotivasi kepada masyarakat agar mau membawa anggota keluarganya berobat
c. Menyediakan lingkungan yang mendukung kesehatan jiwa.
d. Memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa.
e. Memberikan penkes tentang pengenalan gejala dini pada masyarakat
f. Membantu pihak PKM untuk mensosialisasikan gejala dini gangguan jiwa
g. Segera melaporkan bila ada anggota masyarakat yang menjalani gangguan jiwa
h. Dapat melaksanakan M2M pada anggota masyarakat
i. Mendeteksi keluarga di Kelurahan Siaga Sehat jiwa : sehat, risiko masalah
psikososial dan gangguan jiwa.
j. Menggerakan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia
k. Menggerakan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah psikososial
l. Menggerakan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat
m. Menggerakan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok
dan rehabilitasi
n. Melakukan kunjungan rumah pada pasien ganguan jiwa yang telah mandiri
o. Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN
p. Mendokumentasikan semua kegiatan
BERITA ACARA
PELAKSANAAN PENGABDIAN MASYARAKAT
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
Pada hari ini, .................. tanggal ..... bulan .......Tahun .......... pukul ........ WIB. Telah dilaksanakan
kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat.
Tempat :...........................................................................................................................
Waktu :...........................................................................................................................
Catatan Kejadian
…………………..……………………………………………………………………………………..
Lain-lain :
…………………..……………………………………………………………………………………..
…………………..……………………………………………………………………………………..
Dibuat di : ........................................
Tanggal : ........................................
Mengetahui,
( _______________________ ) (................................................)
LEMBAR PENGESAHAN PENGABDIAN MASYARAKAT
1. Judul Kegiatan :
2. Ketua Pelaksanaan :
a. Nama :
b. NIDN :
c. Jabatan Fungsional :
d. Alamat Kantor :
3. Anggota Pelaksana :
a.
b.
c.
d.
4. Waktu Pelaksanaan :
5. Tempat Pelaksanaan :
6. Biaya :
Mengetahui
......................................................................... .................................
DAFTAR HADIR
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
“JUDUL PENGMAS”
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60