Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Komunikasi Terapeutik pada pasien di Ruangan ICU” ini dapat
terselesaikan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Djoko Priyono S.Kep.,
Ners, M.Kep yang telah memberikan tugas ini sebagai pembelajaran dan penilaian
mata kuliah Komunikasi Keperawatan II.
Penyusun
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan
Pasien yang dirawat di ICU adalah pasien yang mengalami kegagalan atau
disfungsi organ sehingga mengancam jiwa namun masih terdapat kemungkinan
untuk disembuhkan kembali melalui perwatan, pemantauan, dan pengobatan
intensif. Perlakuan terhadap pasien di ruang ICU berbeda dengan pasien di ruang
rawat inap biasa, karena pasien ICU memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
petugas medis.
Terdapat karakteristik komunikasi yang berbeda pada klien tidak sadar,
dimana perawat tidak menemukan feed back (umpan balik), yang merupakan satu
diantara elemen komunikasi. Pada pasien tidak sadar ini, perawat dapat meminta
persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada klien sendiri. Walau pasien
tidak sadar sekali pun, ia tetaplah merupakan seorang pasien yang memiliki hak-
hak sebagai pasien yang harus tetap kita penuhi. Oleh sebab itu, pasien berhak
mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada klien. Perawat dapat
memberitahu maksud tujuan dari tindakan, dan apa yang akan terjadi jika kita tidak
melakukan tindakan tersebut kepadanya.
Anggota keluarga pasien tidak bisa terus-menerus menemani, tarif ICU yang
relatif mahal lingkungan ICU yang penuh dengan peralatan canggih, bunyi alarm,
dan banyaknya alat terpasang di tubuh pasien salah satunya adalah ventilator
menjadi faktor yang menimbulkan kecemasan, penolakan, depresi bahkan takut
kehilangan orang yang mereka cintai. Oleh sebab itu, komunikasi terapeutik perlu
dilakukan oleh perawat untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang
perkembangan penyakit pasien, penyebab atau alasan suatu tindakan tertentu
dilakukan pada pasien, kondisi sesungguhnya mengenai perkembangan penyakit
pasien, kondisi pasien setelah dilakukan tindakan, dan informasi mengenai
peraturan di ruang ICU untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh
keluarga Anggota keluarga pasien tidak dapat mendampingi pasien di dalam ruang
ICU, diperlukan komunikasi terapeutik yang baik antara perawat ICU dukngan
keluarga secara teratur dan konsisten.
3.1 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan yang merupakan calon pemberi pelayanan
kesehatan, sudah seharusnya kita mempelajari teknik-teknik komunikasi terapeutik,
khususnya komunikasi terhadap pasien di ruang ICU. Karena pasien yang berada
di ruang ICU memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap petugas medis, setiap
perubahan yang terjadi harus dianalisis dengan cermat untuk menentukan tindakan
yang tepat. Keluarga pasien juga tidak dapat secara langsung merawat keluarganya
dari dekat karena ketatnya peraturan-peraturan di ruang ICU sehingga sering sekali
terjadi kecemasan pada keluarga pasien apabila komunikasi terapeutik antara
perawat dan keluarga tidak berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, mulai dari
sekarang, seorang calon perawat profesional sudah harus mempelajari teknik-teknik
dalam komunikasi terapeutik di ICU, sehingga nantinya akan memiliki bekal
pemahaman dan keterampilan komunikasi terapeutik yang cukup untuk diterapkan
kepada pasien ataupun keluarga pasien.
DAFTAR PUSTAKA