DARURAT
OLEH :
KELOMPOK 5
NAMA KELOMPOK :
1. I Made Ari Putra 18.321.2869
2. Ni Kadek Dian Kusuma Erawati 18.321.2879
3. Ni Komang Muliadnyani 18.321.2889
4. Putu Suci Kristina Dewi 18.321.2898
KELAS : A12 B
Puja dan puji syukur yang tiada terhingga penulis haturkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena atas rahmat dan
karunia-Nya, karya tulis yang berjudul “Komunikasi Dalam Keperawatan Gawat
Darurat” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Gawat Darurat dalam menempuh Pendidikan Program Studi Keperawatan
Program Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali pada
Semester Genap tahun 2021, yang diampu oleh Ibu Ns. A.A. Istri Dalem Hana
Yundari, S.Kep., M.Kep.
Dalam keberhasilan penyusunan karya tulis ini, tentunya tidak luput dari
bantuan beberapa pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya
tulis ini.
Penulis menyadari bahwa, karya tulis ini masih jauh dari yang sempurna.
Oleh kerena itu, segala kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan demi karya-
karya penulis berikutnya. Semoga karya tulis ini ada manfaatnya.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Dalam Keadaan Gawat Darurat......4
2.2 Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat.............................................4
2.3 Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat.........................................5
2.4 SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu).....................6
2.5 Tujuan Komunikasi Terapeutik Dalam Keadaan Gawat Darurat.............7
2.6 Prinsip Komunikasi Terapeutik Dalam Keadaan Gawat Darurat.............7
2.7 Teknik Komunikasi Terapeutik Dalam Keadaan Gawat Daruat..............8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
merasakan puas ataupun tidak puas apabila klien sudah mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diberikan petugas di IGD, baik yang bersifat fisik,
kenyamanan dan keamanan serta komunikasi terpeutik yang baik.
2
1.4 Manfaat Penulisan
Dari makalah ini adapun manfaat yang didapatkan oleh mahasiswa sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami Pengertian Komunikasi Terapeutik
Dalam Keadaan Gawat Darurat
2. Mahasiswa mampu memahami Konsep Dasar Keperawatan Gawat
Darurat
3. Mahasiswa mampu memahami Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat
Darurat
4. Mahasiswa mampu memahami SPGDT (Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu)
5. Mahasiswa mampu memahami saja Tujuan Komunikasi Terapeutik
Dalam Keadaan Gawat Darurat
6. Mahasiswa mampu memahami Prinsip Komunikasi Terapeutik Dalam
Keadaan Gawat Darurat
7. Mahasiswa mampu memahami Teknik Komunikasi Terapeutik Dalam
Keadaan Gawat Darurat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Bisanya di lambangkan
dengan label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac).
c. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat. Bisanya di lambangkan dengan label Biru. Misalnya pasien
dengan Ca stadium akhir.
d. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya. Bisanya di lambangkan dengan label
kuning. Misalnya : pasien Vulnus Lateratum tanpa pendarahan.
e. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Pasien yang tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di
lambangkan dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek.
f. Pasien Meninggal
Label hitam ( Pasien sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir.
Adapun petugas triage di lakukan oleh dokter atau perawat senior yang
berpengalaman dan petugas triage juga bertanggung jawab dalam
operasi,pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu.
5
c. Mudah marah
Hal ini terjadi apabila seseorang dalam kondisi gelisah dan tidak tahu apa
yang harus di perbuat
6
atau rumah sakit satu dengan rumah sakit yang lain sebagai rujukan.
Tindakan ini dilakukan apabila korban membutuhkan penanganan lebih
lanjut tetapi rumah sakit yang pertama tidak bisa memberi pertolongan
sehinga dirujuk ke rumah sakit lain yang bisa menanggani korban
tersebut.
7
k. Motivasi dan hargai pendapat & respon klien
l. Hindari: menyalahkan, memojokkan, dan memberikan sebutan yang
negatif.
8
keperawatan. Klarifikasi diperlukan untuk memperoleh kejelasan dan
kesamaan ide, perasaan, dan persepsi
e. Menyampaikan Hasil Pengamatan
Perawat perlu menyampaikan hasil pengamatan terhadap klien untuk
mengetahui bahwa pesan dapat tersampaikan dengan baik. Perawat
menjelaskan kesan yang didapat dari isyarat nonverbal yang dilakukan
oleh klien. Dengan demikian akan menjadikan klien berkomunikasi
dengan lebih baik dan terfokus pada permasalahan yang sedang
dibicarakan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi terapeutik merupakan cara yang efektif untuk mempengaruhi
tingkah laku manusia dan bermanfaat dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit, sehingga komunikasi harus dikembangkan secara
terus – menerus. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjut. Adapun tujuan dari komunikasi terapeutik
dalam keadaan gawat darurat adalah : Untuk mendorong dan menganjurkan
kerjasama antar perawat dan klien melalui hubungan perawat dan klien.
Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji
masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan dan
Menciptakan kepercayaan antara perawat dengan klien yang mengalami
kondidi kritis atau gawat darurat dalam melakakan tindakan, sehingga klien
cepat tertolong dan tidak terjadi hal yang fatal. Adapun beberapa prinsip
komunikasi terapeutik dalam menangani pasien dengan kedaadan gawat
darurat adalah menciptakan lingkungan terapeutik. Teknik yang harus
diperhatikan dalam melakukan komunikasi pada pasien darurat yaitu
Mendengarkan, Menunjukkan Penerimaan, Mengulang Pernyataan Klien,
Klarifikasi dan Menyampaikan Hasil Pengamatan.
3.2 SARAN
Demikianlah pokok dari makalah yang dapat kami sampaikan, besar
harapan kami tulisan ini dapat bermanfaat untuk khalayak banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penyusun menyadari bahwa tulisan
kami masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih
baik lagi.
1
DAFTAR PUSTAKA